Petrologi Batuan Beku
Dr.Muhammad Edisar, S.Si MT
Phone: 08121405086
Email: edisar_m@yahoo.com
ROCK AND MINERAL TYPES
Minerals are chemical compounds, sometimes specified by
crystalline structure as well as by composition, which are found in
rocks
Rocks consist of one or more Minerals, and fall into three main
types depending on their origin and previous processing history:
Igneous rocks are ones which have solidified directly from a
molten state, such as volcanic lava.
Sedimentary rocks are ones which have been re-manufactured
from previously existing rocks, usually from the products of
chemical weathering or mechanical erosion, without melting.
Metamorphic rocks are ones which result from processing, by
heat and pressure (but not melting), of previously existing
sedimentary or igneous rocks.
Sediment Lithification
Deposition
Transport
Sedimentary Rocks
Erosion
Metamorphism
Weathering
Igneous Rocks Metamorphic Rocks
Crystallization Melting
Magma
The Rock Cycle
Proportions of Rock Types on
the Earth
igneous & metamorphic rocks = crystalline rocks
Rock Identification is based on:
Composition Texture
What minerals make What is the shape, size
up the rock? and orientation of the
mineral grains that
make up the rock?
Major Difference:
Crystalline vs. Clastic
Struktur tubuh bumi:
- Litosfer
- Astenosfer
- Mesosfer
- Inti bumi
Komposisi Kerak
a. Kerak benua
Kerak benua bagian atas: Komposisi rata-rata lebih mendekati granodiorit
daripada granit; Komposisi kimia rata-rata SiO2 = 66,4 %
Kerak benua bagian bawah (kondisi anhydrous)
- Batuan metamorf fasies granulit asal batuan beku mafik
Kerak benua bagian bawah (kondisi hydrous)
- Batuan metamorf fasies amfibolit asal batuan beku basalt.
b. Kerak samodra
- Batuan sedimen pelagik
- Batuan beku basalt, diabas, gabro
Komposisi Mantel
a. Mantel atas
- Batuan ultramafik
(silikat Mg + Fe3O4 + silikat hidrat)
b. Mantel bawah
- Batuan ultramafik
(silikat Mg)
Magma
Lelehan batuan silikat panas yang terbentuk di alam,
bersifat mobil, dapat mengandung material padat dan
gas. Zat padat terdiri dari sisa batuan asal yang tidak
ikut meleleh atau senolit (xenolith), sisa kristal yang
tidak ikut meleleh atau senokris (xenocryst) dan
kristal-kristal yang terbentuk oleh pembekuan magma
(Jackson, 1982)
Magma terbentuk oleh pelelehan sebagian (partial
melting) batuan induk (parental rocks) di dalam
mantel atau, dalam jumlah yang lebih sedikit, di
bagian bawah kerak (lower crust) (Schmincke, 2004)
Pelelehan batuan dapat terjadi karena perubahan 3 parameter
dasar: tekanan (P), temperatur (T) dan komposisi kimia (X), yaitu:
1.Kenaikan temperatur T pada kondisi P dan X yang konstan
(Increasing Temperature)
2.Penurunan tekanan P pada T dan X yang konstan
(Decompression)
3.Perubahan X pada P dan T yang konstan (terutama penambahan
fluida khususnya H2O dan CO2)
3 model
pembentukan
magma basalt
dari pelelehan
partial peridotit
(Schmincke,
2004)
Magma Source: Partial Melting
Hypothetical Solid Rock:
Intermediate Composition Melting
Mineral Temp
A (Mafic) 1200°C
B (Int) 1000°C
C (Felsic) 800°C
Temperature = 500°C
Magma Source : Partial Melting
Melting
Mineral Temp
A (Mafic) 1200°C
Intermediate Magma
B (Int) 1000°C
(All Minerals Melt)
C (Felsic) 800°C
Temperature = 1400°C
Magma Source : Partial Melting
Melting
Mineral Temp
A (Mafic) 1200°C
B (Int) 1000°C
C (Felsic) 800°C
Temperature = 900°C Magma
Magma Separates Felsic
Melting
Mineral Temp
A (Mafic) 1200°C
B (Int) 1000°C
C (Felsic) 800°C
Remaining Rock: More Mafic Magma
Temperature = 900°C
Partial Melting produces a magma that is
more felsic than the parent rock
Rock Magma from Partial Melting
Ultramafic Mafic
Mafic Intermediate
Intermediate Felsic
Felsic (more) Felsic
Tempat terbentuknya magma
1. Zona subduksi (subduction zone)
- Peleburan mantel atas / baji mantel (mantle wedge),
mantel tersomatisasi
- Pelelehan parsial kerak samudera (fasies amfibolit,
eklogit)
- Pelelehan parsial kerak benua bagian bawah
(anateksis)
2. Zona tumbukan (collision zone)
- Pelelehan parsial kerak benua bagian bawah
(anateksis)
- Pelelehan parsial kerak benua bagian tengah (anateksis)
Tempat terbentuknya magma (2)
3. Rekahan tengah samodra (mid oceanic rift)
- Peleburan mantel atas
4. Rekahan tengah benua (intra continental rift)
- Peleburan mantel atas
5. Kepulauan tengah samudera (mid oceanic island)
- Peleburan mantel atas
(Best, 1982; Wilson, 1989)
Composition: Magma Source
Mafic Intermediate Felsic
Ultramafic mantle
Source: Partial Melting of ultramafic mantle at
Divergent Zones and…
Composition: Magma Source
Mafic Intermediate Felsic
Source: Partial Melting of ultramafic mantle at
Divergent Zones and … Hot Spots
Composition: Magma Source
Mafic Intermediate Felsic
Source: Partial Melting of mantle, ocean crust and continent at
Subduction Zones
Composition: Magma Source
Mafic Intermediate Felsic
Source: Partial melting felsic continent above
Hot Spots & Subduction Zones
Extrusive
(Volcanic)
Surface
Magma
Chamber
Intrusive
(Plutonic)
Proses Kristalisasi Magma
Magma yang naik mendekati permukaan bumi biasanya
mengalami berbagai ubahan kimia dan mineralogi melalui proses-
proses yang disebut diferensiasi, yang menghasilkan bermacam-
macam batuan beku dengan komposisi kimia yang berbeda-beda
Komposisi asal magma disebut sebagai magma induk atau
‘Parental Magma’ atau ‘Primitive Magma’
Diferensiasi (Differentiation): proses-proses yang menghasilkan
magma turunan (derivative magmas) yang berbeda komposisi kimia
dan mineralogi dari Primitive Parental Magma
Secara umum diferensiasi dianggap terjadi dalam reservoir
magma di dalam kerak (kedalaman < 10km), di mana magma dalam
kondisi stagnan, mendingin secara perlahan dan mengkristal
Proses diferensiasi yang paling penting adalah: Kristalisasi
Fraksinasi (fractional crystallization). Proses lainnya antara lain
asimilasi dan magma mixing.
Kristalisasi
Fraksinasi
(fractional
crystallization)
2. Asimilasi
Perubahan komposisi magma,sebagai akibat
adanya reaksi antara magma dengan batuan
dinding yang berkomposisi berbeda.
3. Percampuran magma induk
Magma intermediate, misal andesit sebagai hasil
percampuran antara magma basalt dengan riolit.
Figure 4.25
Igneous
ExtrusiveEnvironments
Igneous Rock.
Produced when lava erupts onto the surface.
The lava freezes on exposure to air or water.
Crystal grains lack time for growth and are mostly
invisible.
Intrusive Igneous Rock.
Produced by the crystallization of magma while still
underground.
The magma freezes because of the gradual loss of
heat to the country rock.
Crystal grains have time to grow and are mostly
visible.
Fine
Grained
Coarse
Grained
Tipe tubuh batuan terobosan
- Sill
Bentuk tabular atau seperti lempengan, bersifat
konkordan
Dapat merupakan bagian tubuh intrusi melapis
Tubuh intrusi yang tipis, dapat terbentuk di tempat yang
dangkal, menerobos batuan sedimen yang relatif tidak terlipat
Sebagian sill berkomposisi batuan basalt yang terbentuk
dari magma yang encer.
Tubuh sill dapat bersifat sederhana, majemuk, atau
terdiferensiasi (bagian dasar tersusun oleh mineral-mineral
berat, ke arah atas dapat tersusun oleh mineral-mineral yang
lebih ringan).
Lakolit (Laccoliths)
➔
Seperti jamur tubuh berbentuk lempengan, dasar
mendatar, atap seperti kubah, menerobos
perlapisan yang melengkung seperti busur,
konkordan sebagian besar bersifat asam atau
menengah.
➔
Diameter 1-8 km, tebal maksimum 1000 m
➔
Di tempat yang dangkal, dapat berubah menjadi
sill.
➔
Komposisi didominasi oleh magma asam
Lakolit
Lakolit di pegunungan Judith, Montana
Lopolit (Lopoliths)
Tubuh berbentuk lempengan atau melensa, permukaan
bagian bawah dan atas cekung ke arah atas (seperti cawan
atau cerutu)
Bersifat basa, konkordan, bagian tengah melesak ke bawah,
di daerah yang sedikit terlipat
Tebal 1/10 – 1/20 lebar, diameter puluhan-ratusan km, tebal
ribuan meter
Bersifat mafik atau ultramafik
Bentuk kerucut dan lempengan dalam bentuk intrusi mafik melapis
Pakolit (Pacoliths)
Masa berbentuk lensa, melengkung, menginjeksi
secara konkordan perlapisan terlipat (antiklin atau
sinklin), intrusi relatif dalam
Pasif
Pakolit
Korok (Dikes)
Tabular, memotong struktur utama (perlapisan atau
foliasi)
Hubungan tegangan dengan
injeksi yang membentuk korok
(Anderson dan Hubbert)
Arah tegangan terkecil
Korok (Dikes)
Tabular, memotong
struktur utama
(perlapisan atau
foliasi)
Ring dike (korok berbentuk cincin)
Kemiringan tajam
Pergerakan magma ke atas, di sepanjang rekahan
silindris dan seperti kerucut, bagian tengah /
pusatnya runtuh
Lebar beberapa km
Ring dike
a. Skema
b. Foto udara semenanjung Ardnamurchan, Skotlandia
c. Peta geologi
Urat
Tabular tipis (lebar beberapa cm)
(Charmichael et al., 1971, Ehler dan Blat, 1981; Best,
1982)
Stock
Batuan beku intrusi yang berbentuk relatif circular,
elongated, vertically oriented dengan ukuran yang
relatif kecil (luas singkapan <100 km2)
Tulungagung, Jawa Timur
Batolit (Batholiths)
Batuan beku intrusi yang berukuran sangat besar,
tidak mempunyai dasar, berkomposisi batuan asam
(granit, granodiorit), singkapan ribuan km2
Sierra Nevada batolit, California
Pluton
Terminologi yang mencakup seluruh tubuh batuan
beku intrusi. Sering dipakai jika sulit untuk
mengklasifikasikan satu tubuh intrusi batuan beku ke
dalam salah satu terminologi tertentu, misalnya
karena bentuk geometrinya tidak diketahui
Volcanic (or extrusive) rocks cool from lava eruptions
Types ofto have
and tend Igneous Rock
a fine-grained texture.
Plutonic (or intrusive) rocks solidify underground and
tend to have a coarse-grained texture.
Fine-grained Coarse-grained
1. Mode atau Modal Composition: komposisi
mineralogi dari suatu batuan beku
2. Norm: normalisasi komposisi kimia batuan
(oksida utama) untuk mengetahui komposisi
mineral normative
Mineral Properties
Olivine Green to yellow-green; vitreous; fractures;
small, equidimensional grains
Plagioclase Usually white or gray;
2 cleavages at 90°;
elongate grains; striations sometimes visible
Pyroxene Greenish black or brownish black;
rather dull luster;
blocky grains
Amphibole Black with shiny, splintery appearance;
two cleavages at 60° and 120°;
elongate grains
Biotite Shiny, black sheets;
one perfect cleavage
Orthoclase Usually white or pink;
2 cleavages at 90°;
equidimensional grains
Muscovite Shiny, silvery sheets;
one perfect cleavage
Quartz Colorless to gray;
vitreous with conchoidal fracture;
irregular grains in intrusive rocks;
equidimensional phenocrysts in extrusive rocks
Types of Minerals
• Essential – Minerals which must be present in
order for a rock to be classified with a certain name
• Accessory – Minerals need not be present in a rock,
but which may be present in small amounts
53
TEKSTUR
Definisi :
Istilah yang dipakai untuk menjelaskan hubungan antar kristal
Pembagian tekstur berdasarkan granularitas :
Fanerit
Cukup besar, dapat ditentukan dengan mata / lensa pembesar
(tubuh intrusi, inti tubuh ekstrusi besar)
- Kasar : > 5 mm
- Sedang : 1-5 mm
- Halus : < 1 – 0,05 mm
Afanit (kristalin, sangat halus :< 0,05 mm)
Ditentukan dengan mikroskop (tubuh intrusi kecil dekat permukaan
bumi, ekstrusi)
Gelasan
Aliran lava, intrusi-intrusi kecil sangat dangkal
Kristal-kristal kasar :
- Pendinginan lambat (kesempatan dalam
penambahan ion-ion, pertumbuhan kristal :
besar)
- Kekentalan magma yang rendah
- Proses pengintian sukar terjadi serta berlangsung
perlahan-lahan
- Jumlah inti kristal yang sedikit : memungkinkan sedikit
kristal tumbuh menjadi besar sebelum kristal di
sampingnya tumbuh
Kristal-kristal dalam basalt yang halus :
- Pengintian yang cepat (inti kristal banyak)
- Kristalisasi cepat (pendinginan cepat pada
permukaan bumi), dihalang-halangi oleh
kekentalan magma yang rendah (encer)
Tekstur gelasan dalam riolit :
- Pendinginan cepat
- Polimerisasi (tetrahedra silika), magma silikaan,
(kecepatan kristalisasi)
- Migrasi ion yang perlahan-lahan : karena
kekentalan magma yang tinggi dapat
menghalang-halangi kristalisasi
Pembagian tekstur berdasarkan kristalinitas :
Holokristalin
Semuanya kristal
Hipokristalin
Sebagian kristal, sebagian gelas gunungapi
Holohialin
Semuanya gelas gunungapi
Pembagian tekstur berdasarkan fabrik / hubungan
antar kristal :
Panidiomorfik granular
Sebagian besar tersusun oleh kristal-kristal
euhedra
Hipidiomorfik granular
Sebagian besar tersusun oleh kristal-kristal
subhedra
Senomorfik / alotriomorfik granular
Sebagian besar tersusun oleh kristal-kristal
anhedra
Kristal euhedra :
Hubungan antar kristal yang dibatasi oleh muka
kristalnya sendiri
Kristal subhedra
Hubungan antar kristal, dengan sebagian muka kristal
dibatasi oleh muka kristal mineral yang lain
Kristal anhedra
Hubungan antar kristal yang semuanya dibatasi oleh
muka kristal mineral lain
Textural classification of
igneous rocks
1. Phaneritic: crystals visible with naked eye
Plutonic or intrusive rocks
2. Aphanitic: crystal too small for naked eye
Volcanic or extrusive rocks
3. Porphyritic: two different, dominant grain sizes
Large crystals = phenocrysts; small crystals = groundmass
4. Fragmental: composed of disagregated igneous
material
Pyroclastic rocks
• Porphyritic - bimodal size distribution, with large
Porphyritic
grains surroundedSize Distribution
by numerous small grains or glass
• Phenocrysts - Large crystals formed by relatively slow
cooling below the earth’s surface
• Groundmass - Small crystals or glass, formed by
more rapid cooling
62
Pegmatitic: very large xtals (cm to 10s of cm); i.e., slowly
cooled
Forms veins or layers within plutonic body
Glassy: non-crystalline; cools very fast (e.g., obsidian)
Volcanic rocks
Vesicular: vesicles (holes, pores, cavities) form as gases expand
Volcanic rocks
Coarse Grained Fine Grained
Keluarga batuan faneritik
Granit biotit dari Sibolga, Sumatera Utara, berumur
Perm (280-230 juta tahun yang lalu).
Keluarga batuan faneritik
Granit biotit, dari pulau Natuna, berumur Perm-Yura
(141-280) juta tahun yang lalu.
Keluarga batuan faneritik
Granit biotit berlapis, dari pantai Trikora, pulau Bintan,
kabupaten Kepulauan Riau, berumur Trias-Jura (248-131
juta tahun yang lalu)
Keluarga batuan faneritik
Mikrogranit dari Sibolga, Sumatera Utara, berumur
Perm (280-230 juta tahun yang lalu).
Keluarga batuan faneritik
Aplit, dari Bourder County, Colorado, berumur Pra-
Kambrium (>500 juta tahun yang lalu)
Keluarga batuan faneritik
Pegmatit, dari Portland, Middlesex County, Connecticut,
berumur Devon Atas (360-345 juta tahun yang lalu).
Porphyritic
Masa dasar
(Groundmass)
Fenokris
(Phenocrysts)
Glassy
Vesicular
Made of rock fragments
rather than crystals
STRUKTUR BATUAN BEKU
Definisi :
Istilah yang dipakai untuk menjelaskan hubungan
antar kumpulan mineral / material penyusun batuan
Macam-macam struktur :
• Perlapisan bersusun (intrusi melapis)
• Skoriaan
• Vesikuler
• Amigdaloidal
• Trasitik
• Perlitik
• Kekar tiang dan lembaran
• Lava bantal
Struktur Perlapisan dalam batuan beku
Granit biotit berlapis, dari pantai Trikora, pulau Bintan,
kabupaten Kepulauan Riau, berumur Trias-Jura (248-131
juta tahun yang lalu)
Columnar Joints
Aso Caldera
Volcanic Rocks
Japan
KLASIFIKASI DAN PENAMAAN
BATUAN BEKU NON FRAGMENTAL
Terutama Berdasarkan:
• Tekstur: biasanya dipakai pertama kali
karena memberikan bukti ttg genesa dan
dapat dipakai untuk klasifikasi yang umum
• Komposisi: utamanya komposisi
mineralogi tapi bisa juga kimia
KLASIFIKASI BATUAN BEKU
Berdasarkan cara terjadinya :
• Batuan pluton
• Batuan hipabisal
• Batuan gunungapi
BATUAN PLUTON
• Membeku di tempat yang dalam (abisal), tubuh
intrusi besar (batolit, stok dan pluton-pluton besar
lain), membeku perlahan-lahan
• Berbutir sangat kasar, medium-kasar; secara lokal
ditemukan tekstur porfiritik; non porfiritik, subhedra
atau anhedra
BATUAN HIPABISAL
• Mengristal di bawah kondisi yang terpengaruh antara
batuan pluton dan batuan gunungapi, intrusi dangkal
kecil, dekat permukaan bumi (hipabisal), pada kerak
benua bagian atas, korok, sill, sumbat gunungapi, leher
gunungapi atau tubuh yang lebih besar (lakolit) pada
tempat yang dangkal, dapat mendingin cukup cepat
• Pada umumnya berbutir fanerik halus, porfiritik, porfiritik
(masadasar halus, tanpa gelas volkanik
• Bagian tepi intrusi dalam yang mendingin cepat dan
menerobos batuan yang dingin dapat mempunyai sifat
batuan hipabisal
BATUAN GUNUNGAPI
Membeku cepat, pada atau amat dekat dengan
permukaan bumi, afanitik dengan sedikit atau tanpa
campuran gelas, sangat halus-gelasan; klastik
Kristalisasi fenokris cenderung terjadi pada kisaran suhu
yang tinggi, sehingga muncul mineral-mineral yang
terbentuk pada suhu tinggi, P rendah (sanidin dan
plagioklas suhu tinggi)
Fenokris biotit, hornblenda, kuarsa
Ada dua fase pendinginan : fase intertelurik di tempat yang
dalam (fenokris) dan fase efusif (masadasar afanitik),
yaang menghasilkan tekstur porfiritik
Compositional terms for
igneous rocks minerals
• Mineral felsik
- Warna putih, abu-abu, merah muda, rapat jenis rendah
- Kuarsa, feldspar, feldspatoid
• Mineral mafik
- Warna gelap, hijau, coklat, hitam, rapat jenis tinggi
( > 3,80)
- Piroksen, amfibol, olivin, biotit
Felsic: feldspar + silica
~55-70% silica, K-feldspar > 1/3 of feldspars present
light-colored silicate minerals — Continental crust
Intermediate: between felsic and mafic
~55-65% silica, plag > 2/3 of feldspars present
Na-rich plag predominates over Ca-rich plag
Mafic: magnesium + ferric iron
~45-50% silica; Ca-rich plag dominant feldspar
dark silicate minerals — Oceanic crust
Ultramafic: >90% mafic minerals, silica < 45%, few or no
feldspars
Mantle-derived
KLASIFIKASI BATUAN BEKU
Berdasarkan komposisi mineralogi :
• Batuan felsik
- Mineral mafik tidak melimpah – sedikit (< 40 %)
• Batuan mafik
- Mineral mafik melimpah ( 40 – 70 %)
• Batuan ultramafik
- Mineral mafik sangat melimpah (> 90 %)
KLASIFIKASI BATUAN BEKU BERDASARKAN
KEJENUHAN SILIKA
Berdasarkan kejenuhan silika :
Batuan sangat jenuh silika (silica-oversaturated)
- Kuarsa
Batuan jenuh silika (silica-saturated)
- Mineral jenuh silika
Batuan tidak jenuh silika (silica-undersaturated)
- Feldspatoid, + olivin, + korundum
Olivin (Mg2SiO4) + SiO2 piroksen (2 MgSiO3)
Feldspatoid (KAlSiO2O6) + SiO2 feldspar (KAlSi3O8)
• Mineral jenuh silika
- Semua feldspar, piroksen / miskin Ti, amfibol,mika,
olivin / kaya Fe, magnetit, ilmenit
• Mineral tidak jenuh silika
- Leusit, nefelin, olivin / kaya Mg, piroksen / kaya Ti,
korundum
KLASIFIKASI KIMIA BATUAN BEKU
Berdasarkan kandungan silika (SiO2) :
• Asam
- SiO2 : > 66 %
- Granit, sienit, diorit kuarsa, trasit
• Menengah
- SiO2 : 52 – 66 %
- Diorit, granodiorit, andesit
• Basa
- SiO2 : 45 – 52 %
- Gabro, basalt
• Ultrabasa
- SiO2 : < 45 %
- Peridotit, dunit
Classification of common igneous rocks
Composition Phaneritic Aphanitic Color index
(% dark minerals)
Felsic Granite Rhyolite 10
Syenite Trachyte 15
Monzonite Latite
20
Intermediate Granodiorite Dacite 20
Diorite Andesite 25
Mafic Gabbro Basalt 50
Ultramafic Peridotite 95
(a) The rock must contain a total of
Q
at least 10% of the minerals below. Quartzolite
Renormalize to 100% 90 90
Quartz-rich
Granitoid
60 60
Plutonic rocks
ite
n
Gra
To
Grano-
na
Granite
ar
diorite
lite
ldsp
li Fe
Alka
Alkali Fs. 20 20 Qtz. Diorite/
Quartz Syenite Quartz Qtz. Gabbro
Quartz Quartz
Alkali Fs. Syenite Monzonite Monzodiorite
5 5 Diorite/Gabbro/
Syenite Syenite Monzodiorite
10 35 Monzonite 65 90 Anorthosite
A (Foid)-bearing (Foid)-bearing (Foid)-bearing P
Syenite Monzonite Monzodiorite
10 10 (Foid)-bearing
Diorite/Gabbro
(Foid)-bearing
(Fo
Alkali Fs. Syenite
id)
ro
(Foid) (Foid)
bb
Sy
Monzosyenite Monzodiorite
Ga
en
ite
id)
(Fo
A classification of the phaneritic igneous rocks. a.
60 60
Phaneritic rocks with more than 10% (quartz + feldspar + (Foid)olites
feldspathoids). After IUGS.
F
Plagioclase
A classification of the phaneritic igneous
Gabbroic Anorthosite
rocks. b. Gabbroic rocks. c. Ultramafic
90
rocks rocks. After IUGS.
Ultramafic
Olivine rocks
Olivine Dunite
gabbro 90
Peridotites
We
ite
hr
Plagioclase-bearing ultramafic rocks
urg
lite
Lherzolite
Pyroxene Olivine rzb
Ha
(b) 40
Orthopyroxenite Olivine Websterite Pyroxenites
10
(c) 10
Websterite
Clinopyroxenite
Orthopyroxene Clinopyroxene
Q
60 60
Volcanic rocks Rhyolite Dacite
20 20
Trachyte Latite Andesite/Basalt
35 65
A (foid)-bearing (foid)-bearing (foid)-bearing P
Trachyte Latite Andesite/Basalt
10 10
Phonolite Tephrite
A classification and nomenclature of volcanic
rocks. After IUGS.
60 60
(Foid)ites
F
A chemical classification of volcanics based on total alkalis vs. silica. After Le Bas et al. (1986) J.
Petrol., 27, 745-750. Oxford University Press.
Mafic Intermediate Felsic
Gabbro Diorite Granodiorite Granite
Coarse
Fine
Basalt Andesite Dacite Rhyolite