Qutaibah bin Muslim: Perbedaan antara revisi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 19: | Baris 19: | ||
== Keluarga == |
== Keluarga == |
||
Dalam ''al-Ma'arif'' karya [[Ibnu Qutaibah]], Qutaibah memiliki anak-anak yang bernama Muslim bin Qutaibah, [[Qathan bin Qutaibah]], Katsir, Al-Hajjaj, Abdurrahman, [[Salm bin Qutaibah al-Bahili|Salm]], Shalih, Umar, Yusuf dan lainnya.<ref>{{ar}} [https://shamela.ws/book/12129/529#p10 Kitab al-Ma'arif, Ibnu Qutaibah, hlm 407]</ref> Ibu dari Salm, Qathan, Umar, dan Yusuf adalah [[umm walad|ummu walad]]. Al-Hajjaj, Abdurrahman, Muslim, Katsir, dan Shalih lahir dari pernikahan Qutaibah dengan Az-Za'um binti Iyas bin Sa'id{{efn|Dalam ''Jamharah Ansab Al-Arab'', namanya bukan Sa'id tetapi Syu'bah.}} bin [[Hani' bin Qabishah]] seperti yang disebutkan dalam ''[[Ansab al-Asyraf]]'' karya [[Al-Baladzuri]].<ref>{{ar}} [http://islamport.com/w/nsb/Web/481/1771.htm]</ref> Sementara dalam sumber lain, ''Jamharah Ansab Al-Arab'' karya [[Ibnu Hazm]], ibu dari Salm bukanlah ummu walad tetapi Az-Za'um binti Iyas. Az-Za'um juga merupakan ibu dari Al-Hajjaj bin Qutaibah.<ref>{{ar}} [http://islamport.com/w/nsb/Web/480/135.htm]</ref> |
Dalam ''al-Ma'arif'' karya [[Ibnu Qutaibah]], Qutaibah memiliki anak-anak yang bernama Muslim bin Qutaibah, [[Qathan bin Qutaibah]], Katsir, Al-Hajjaj, Abdurrahman, [[Salm bin Qutaibah al-Bahili|Salm]], Shalih, Umar, Yusuf dan lainnya.<ref>{{ar}} [https://shamela.ws/book/12129/529#p10 Kitab al-Ma'arif, Ibnu Qutaibah, hlm 407]</ref> Ibu dari Salm, Qathan, Umar, dan Yusuf adalah [[umm walad|ummu walad]]. Al-Hajjaj, Abdurrahman, Muslim, Katsir, dan Shalih lahir dari pernikahan Qutaibah dengan Az-Za'um binti Iyas bin Sa'id{{efn|Dalam ''Jamharah Ansab Al-Arab'', namanya bukan Sa'id tetapi Syu'bah.}} bin [[Hani' bin Qabishah]] seperti yang disebutkan dalam ''[[Ansab al-Asyraf]]'' karya [[Al-Baladzuri]].<ref>{{ar}} [http://islamport.com/w/nsb/Web/481/1771.htm Ansab al-Asyraf, Al-Baladzuri]</ref> Sementara dalam sumber lain, ''Jamharah Ansab Al-Arab'' karya [[Ibnu Hazm]], ibu dari Salm bukanlah ummu walad tetapi Az-Za'um binti Iyas. Az-Za'um juga merupakan ibu dari Al-Hajjaj bin Qutaibah.{{efn|Sebelum Qutaibah, Az-Za'um pernah menikah dengan Ubaidillah bin Ziyad bin Zhabyan, kemudian Abdurrahman bin Al-Mundzir bin Al-Jarud, dan kemudian Muhammad bin Al-Muhallab bin Abi Shufrah.}}<ref>{{ar}} [http://islamport.com/w/nsb/Web/480/135.htm Jamharah Ansab Al-Arab, Ibnu Hazm]</ref> |
||
Di kemudian hari keturunannya memegang jabatan yang berpengaruh: Qathan menjabat sebagai gubernur Bukhara, dan Salm menjabat sebagai gubernur [[Bashrah]] dan [[Ray, Iran|Ray]]. Cucunya, terutama yang banyak berasal dari putra Salm, mendapatkan jabatan tinggi di bawah [[Daulah Abbasiyah]] hingga memasuki abad ke-9.{{sfn|Bosworth|1986|p=542}}{{sfn|Crone|1980|pp=137–138}} |
Di kemudian hari keturunannya memegang jabatan yang berpengaruh: Qathan menjabat sebagai gubernur Bukhara, dan Salm menjabat sebagai gubernur [[Bashrah]] dan [[Ray, Iran|Ray]]. Cucunya, terutama yang banyak berasal dari putra Salm, mendapatkan jabatan tinggi di bawah [[Daulah Abbasiyah]] hingga memasuki abad ke-9.{{sfn|Bosworth|1986|p=542}}{{sfn|Crone|1980|pp=137–138}} |
Revisi per 1 April 2023 09.36
Qutaibah bin Muslim al-Bahili (bahasa Arab: قتيبة بن مسلم الباهلي) adalah seorang gubernur Khurasan pada masa Dinasti Umayyah di bawah kekhalifahan Walid bin Abdul Malik yang dikenal berhasil menaklukan wilayah Uni Soviet hingga China. Qutaibah dikenal sebagai gubernur Khurasan yang memiliki loyalitas tinggi terhadap Dinasti Umayyah dan berjasa atas penyebaran agama Islam khususnya di wilayah Asia Tengah yang saat itu didominasi oleh kepercayaan Zoroaster atau Majusi, Budha, Maniisme, dan Nestorianisme.[1][2]
Silsilah
Qutaibah bin Muslim bin Amr bin Al-Hushain bin Rabi'ah bin Khalid bin Usaid al-Khair bin Qudha'i bin Hilal bin Salamah bin Tsa'labah bin Wa'il bin Ma'an bin Malik bin A'shur al-Bahili.[3] Kunyahnya adalah Abu Muslim dan Abu Hafsh.[4]
Biografi singkat
Qutaibah bin Muslim lahir di Irak pada tahun 49 H/669 M. Ia merupakan anak dari Muslim bin Amru dan berasal dari kabilah Bahilah, yaitu kelompok masyarakat yang paling rendah. Sedari muda ia telah belajar Al-Quran dan ilmu fiqih, serta mempelajari teknik berkuda dan strategi berperang. Ia tumbuh besar ketika Irak sedang menghadapi banyak pemberontakan. Sebagai bentuk pengabdian terhadap Islam dan penyebaran dakwah, pemerintah Irak menguatkan barisan dengan melatih penduduknya untuk berperang.[1]
Karier dan Masa kepemimpinan
Meskipun berasal dari kalangan rendah, Qutaibah dikenal sebagai sosok pemberani dan cerdas. Karena kepiawaiannya dalam berperang dan jiwa kepemimpinannya dinilai baik, para pembesar mulai mengenal namanya. Salah satu pembesar yang terpukau atas keahliannnya adalah panglima Muhallab bin Abi Shafrah, dan disampaikanlah kabar ini kepada Hajjaj bin Yusuf, seorang yang dipercaya Khalifah Walid bin Abdul Malik sebagai tangan kanannya. Hajjaj menunjuk beberapa orang sebagai gubernur di wilayah kekuasaan Dinasti Umayyah, diantaranya Qutaibah bin Muslim sebagai guberunur Khurasan (86 H), dan Musa bin Nushair sebagai gubernur Afrika. Selama kepemimpinan Qutaibah ia berhasil memperluas daerah kekuasaan hingga ke China dan Turkistan.[5]
Dia menjabat sebagai Gubernur Khurasan sejak 705 M–715 M dan berhasil menaklukan Transoxiana setelah melewati sungai Amu Darya atau Oxus, yaitu sungai yang membatasi Iran dan Turan, di mana masyarakatnya berbicara dalam bahasa Persia dan Turki. Transoxiana saat ini meliputi Uzbekistan, Tajikistan, Kirgizstan, Turkmenistan, dan Kazakhstan. Beberapa daerah yang tercatat berhasil ditaklukan selama masa kepemimpinannya adalah Balkh, ibukota Tukharistan (705), Bukhara dan Sogdiana (706-709), hingga Samarkand dan Khawarezmia (710-712).[2]
Masa Pengkhianatan
Sebelum Walid bin Abdul Malik meninggal, Qutaibah termasuk salah satu orang yang paling mendukung agar anak pertama Walid bin Abdul Malik, yaitu Abdul Aziz bin Al Walid, menjadi penerus ayahnya dalam kepemimpinan. Namun, sesuai wasiat dari Khalifah Abdul Malik sebelum wafat, bahwa yang akan menggantikan Walid bin Abdul Malik haruslah Sulaiman bin Abdul Malik, adik kandungnya sendiri. Ketika Sulaiman maju menjadi khalifah, dia mengganti semua gubernur yang sudah sangat berjasa pada masa pemerintahan Al Walid, seperti Hajjaj bin Yusuf, Musa bin Nushair dan Thariq bin Ziyad.[6] Karena kekhawatiran Qutaibah bahwa Sulaiman juga akan menggantikan posisinya sebagai gubernur oleh Yazid bin Muhallab, maka dia mengutus seorang kurir untuk membawa tiga surat kepada Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik. Surat itu berisi ucapan selamat, peran penting Qutaibah selama dibawah kepemimpinan Walid bin Abdul Malik, serta ancaman bila ia digantikan oleh Yazid bin Muhallab sebagai gubernur Khurasan.[7]
Qutaibah meninggal pada tahun 715[5] ditangan para pendukungnya yang berbelok menjadi pemberontak. Hal ini disebabkan Qutaibah mendorong penduduknya untuk melakukan perlawanan terhadap Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik.[7] Ia dibunuh oleh Waki bin Abi Sud at-Tamimi yang kemudian menggantikannya sebagai gubernur Khurasan.[7]
Keluarga
Dalam al-Ma'arif karya Ibnu Qutaibah, Qutaibah memiliki anak-anak yang bernama Muslim bin Qutaibah, Qathan bin Qutaibah, Katsir, Al-Hajjaj, Abdurrahman, Salm, Shalih, Umar, Yusuf dan lainnya.[8] Ibu dari Salm, Qathan, Umar, dan Yusuf adalah ummu walad. Al-Hajjaj, Abdurrahman, Muslim, Katsir, dan Shalih lahir dari pernikahan Qutaibah dengan Az-Za'um binti Iyas bin Sa'id[a] bin Hani' bin Qabishah seperti yang disebutkan dalam Ansab al-Asyraf karya Al-Baladzuri.[9] Sementara dalam sumber lain, Jamharah Ansab Al-Arab karya Ibnu Hazm, ibu dari Salm bukanlah ummu walad tetapi Az-Za'um binti Iyas. Az-Za'um juga merupakan ibu dari Al-Hajjaj bin Qutaibah.[b][10]
Di kemudian hari keturunannya memegang jabatan yang berpengaruh: Qathan menjabat sebagai gubernur Bukhara, dan Salm menjabat sebagai gubernur Bashrah dan Ray. Cucunya, terutama yang banyak berasal dari putra Salm, mendapatkan jabatan tinggi di bawah Daulah Abbasiyah hingga memasuki abad ke-9.[11][12]
Makam Qutaibah
Makamnya diketahui berada di lembah Fergana, Uzbekistan timur, dekat kota Andijan.[13][14]
Catatan
Referensi
- ^ a b Ramdhani, Iqbal (2018-12-26). "Qutaibah bin Muslim, Penakluk Daratan China | Muslim Obsession". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-18. Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ a b "Bagaimana Islam Menyebar di Xinjiang?". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-22. Diakses tanggal 2020-02-22.
- ^ Ibnu Hazm al-Andalusi. Jamharat Ansab Al-Arab. hlm. 246.
- ^ (Arab) Musawa'ah al-Hadith - Qutaibah bin Muslim bin Amr bin al-Hushain bin Rabi'ah bin Khalid Diarsipkan 2023-03-28 di Wayback Machine.
- ^ a b "Qutaybah ibn Muslim | Arab general". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-18. Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ "Dinasti Umayyah (15): Dinamika Politik di Masa Al Walid bin Abdul Malik – Gana Islamika". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-18. Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ a b c "Dinasti Umayyah (16): Sulaiman bin Abdul Malik Memecat Para Gubernur Al Walid – Gana Islamika". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-18. Diakses tanggal 2020-02-18.
- ^ (Arab) Kitab al-Ma'arif, Ibnu Qutaibah, hlm 407
- ^ (Arab) Ansab al-Asyraf, Al-Baladzuri
- ^ (Arab) Jamharah Ansab Al-Arab, Ibnu Hazm
- ^ Bosworth 1986, hlm. 542.
- ^ Crone 1980, hlm. 137–138.
- ^ Rihlah ila Uzbekistan.. Qalab Asia an-Nabidh bil A'raq Watsaqafat, Ammar As-Sanjari, Al-Bayan al-Imaratiyah, tanggal: 29 Desember 2006 (رحلة إلى أوزبكستان.. قلب آسيا النابض بالأعراق والثقافات، عمار السنجري، البيان الاماراتية، التاريخ: 29 ديسمبر 2006)
- ^ Ibnu Syakir, Fawat al-Wafayat, jilid 15, hlm 194
Sumber
- Bosworth, C. E. (1986). "Ḳutayba b. Muslim". Dalam Bosworth, C. E.; van Donzel, E.; Lewis, B.; Pellat, Ch. Encyclopaedia of Islam. Volume V: Khe–Mahi (edisi ke-2). Leiden: E. J. Brill. hlm. 541–542. ISBN 978-90-04-07819-2.
- Crone, Patricia (1980). Slaves on Horses: The Evolution of the Islamic Polity. Cambridge and New York: Cambridge University Press. ISBN 0-521-52940-9.