Kabupaten Kotawaringin Barat
Kabupaten Kotawaringin Barat | |
---|---|
Julukan: Manis | |
Koordinat: 2°24′00″S 111°44′00″E / 2.4°S 111.73333°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Kalimantan Tengah |
Tanggal berdiri | 3 Oktober 1959 |
Dasar hukum | - |
Hari jadi | 03 Oktober 1959 |
Ibu kota | Pangkalan Bun |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Budi Santosa (Pj.) |
• Wakil Bupati | lowong |
• Sekretaris Daerah | Rody Iskandar |
• Ketua DPRD | Rusdi Gozali |
Luas | |
• Total | 10.759,00 km2 (4,154,07 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 285.584 |
• Kepadatan | 27/km2 (69/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia (resmi), Melayu Kotawaringin, Dayak, Banjar, Jawa |
• IPM | 74,92 (2023) tinggi [4] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 532 |
Pelat kendaraan | KH |
Kode Kemendagri | 62.01 |
DAU | Rp 684.692.066.000,- (2020) |
Semboyan daerah | Marunting Batu Aji "Menuju Kejayaan" |
Fauna resmi | Orangutan Kalimantan |
Situs web | www |
Kabupaten Kotawaringin Barat adalah sebuah kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. ibu kota kabupaten ini berada di Pangkalan Bun, bagian dari Kecamatan Arut Selatan. Semboyan Kotawaringin Barat adalah Marunting Batu Aji yang artinya "Menuju Kejayaan". Kabupaten ini memiliki luas wilayah 10.759,00 km² dan memiliki penduduk sebanyak 270.400 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2020), dengan kepadatan 25 jiwa/km².[3] Dan pada akhir 2023, jumlah penduduk Kotawaringin Barat sebanyak 285.584 jiwa.[2]
Asal nama
[sunting | sunting sumber]Kotawaringin Barat berasal dari Kata “Kutawaringin” dan "Barat". Kuta berarti Gapura, Waringin berarti Pohon Beringin yang bermakna Pengayoman, sedangkan Barat berasal dari pembagian tempat. Secara keseluruhan Kotawaringin Barat berarti “Gapura Pengayoman di Sebelah Barat”.[5]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Masa Sebelum Masehi
[sunting | sunting sumber]Kawasan Kotawaringin Barat telah dihuni sejak tahun 2500 SM oleh ras Proto-Melayu yang mendatangai Pulau Kalimantan. Kemudian pada tahun 1500 SM, ras Melayu Deutero mendatangi Pulau Kalimantan.
Masa Kerajaan Majapahit
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1400, Patih Gajah Mada dari Majapahit menaklukkan Kotawaringin (Lama).
Masa Kerajaan Kotawaringin
[sunting | sunting sumber]- 1637: Berdirinya Kerajaan Kotawaringin dengan raja pertama Pangeran Dipati Anta-Kasuma, putera Sultan Banjar IV Mustain Billah.
- 1806: Pemindahan ibu kota kerajaan Kotawaringin dari Kotawaringin Lama (Astana Alnursary) ke Pangkalan Bun (Istana Kuning).
Masa Hindia Belanda
[sunting | sunting sumber]Pada tanggal 12 Juni 1936, Pemerintah Hindia Belanda menetapkan Tanjung Puting sebagai cagar alam dan suaka margasatwa.
Masa Indonesia
[sunting | sunting sumber]Pada tanggal 19 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengadakan rapat yang memutuskan pembentukan delapan provinsi di Indonesia. Salah satunya ialah Provinsi Kalimantan.[6] Pasukan payung Indonesia melakukan penerjunan pertama di Desa Sambi, Arut Utara, Kotawaringin Barat pada 17 Oktober 1947. Pada tanggal 7 Desember 1956, Kotawaringin menjadi bagian dari wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Kemudian pada tanggal 23 Mei 1957, wilayah Kotawaringin dan Dayak Besar membentuk provinsi Kalimantan Tengah. Pada tanggal 12 Mei 1984, Menteri Kehutanan Republik Indonesia. menetapkan Taman Nasional Tanjung Puting.
Pembentukan Kotawaringin Barat diawali dengan terbentuknya Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan Keputusan Mendagri Nomor: Up.34/41/24, tanggal 28 Desember 1957 dan SK. Nomor: Des.52/12/2.206, tanggal 22 Desember 1959 Tentang Pembagian Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Kotawaringin Barat.[5]
Kemudian melalui Undang-undang Nomor 5 Tahun 2003 yang diterbitkan pada tanggal 10 April 2003, sebagian wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat dimekarkan menjadi Kabupaten Lamandau dan Kabupaten Sukamara. Kabupaten Lamandau beribu kota di Nanga Bulik, sedangkan Kabupaten Sukamara berbu kota di Kecamatan Sukamara.[5]
Pada tanggal 3 Oktober 1959 secara resmi ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Kotawaringin Barat dan sekarang tahun 2024 telah berusia yang ke-65 tahun.[5]
Geografi
[sunting | sunting sumber]Kabupaten Kotawaringin Barat secara astronomis berada pada posisi 1°26' hingga 3°33' Lintang Selatan dan 111°20' hingga 112°6' Bujur Timur. Secara administratif, Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki luas wilayah sebesar 10.759 km².[7]
Batas wilayah
[sunting | sunting sumber]Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat berbatasan dengan Kabupaten Sukamara dan Kabupaten Lamandau di sebelah barat. Lalu di sebelah selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat berbatasan dengan Laut Jawa. Kabupaten Kotawaringin Barat juga berbatasan dengan Kabupaten Lamandau di sebelah utara. Sementara di sebelah timur, Kabupaten Kotawaringin Barat berbatasan dengan Kabupaten Seruyan.[8]
Topografi
[sunting | sunting sumber]Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat yang mudah tergenang dan berawa-rawa terletak di sekitar aliran Sungai Kumai, Sungai Arut, dan Sungai Lamandau. Daerah ini membawa endapan yang bersifat organik dan asam.[9]
Wilayah daratan dengan ketinggian 0 – 7 mdpl mempunyai areal yang cukup luas dan lokasinya tersebar meliputi area seluas 215.644,74 Ha atau 21,86% dari luas wilayah. Wilayah ini mempunyai sifat datar dan dipengaruhi pasang surut. Wilayah dengan ketinggian 100 – 500 mdpl juga cukup luas yaitu 142.631,43 Ha atau 14,46% dan lokasinya juga menyebar. Wilayah dengan ketinggian di atas 500 mdpl memiliki luas sebesar 145.327,20 Ha atau 14,73% dari luas wilayah. Pada daerah ini sebagian besar merupakan daerah perbukitan hingga pegunungan dengan kelerengan lebih dari 40% dan memiliki potensi erosi yang signifikan.[7]
Iklim
[sunting | sunting sumber]Sama halnya dengan wilayah lain di Kalimantan Tengah, Kabupaten Kotawaringin Barat beriklim hutan hujan tropis (Af) dengan curah hujan yang cenderung tinggi sepanjang tahunnya. Suhu udara di wilayah kabupaten ini pun cenderung konstan antara 22°–34 °C. Tingkat kelembapan relatif pun cenderung tinggi berkisar antara 70% hingga 90%.
Data iklim Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 30.1 (86.2) |
30.6 (87.1) |
30.5 (86.9) |
30.4 (86.7) |
30.7 (87.3) |
30.5 (86.9) |
30.2 (86.4) |
30.6 (87.1) |
31 (88) |
30.7 (87.3) |
30.2 (86.4) |
29.7 (85.5) |
30.43 (86.82) |
Rata-rata harian °C (°F) | 26.8 (80.2) |
27.1 (80.8) |
27.1 (80.8) |
27.1 (80.8) |
27.4 (81.3) |
27.2 (81) |
27 (81) |
27.3 (81.1) |
27.6 (81.7) |
27.3 (81.1) |
26.9 (80.4) |
26.6 (79.9) |
27.12 (80.84) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 23.5 (74.3) |
23.6 (74.5) |
23.7 (74.7) |
23.8 (74.8) |
24.1 (75.4) |
23.9 (75) |
23.8 (74.8) |
24 (75) |
24.2 (75.6) |
23.9 (75) |
23.6 (74.5) |
23.5 (74.3) |
23.8 (74.83) |
Curah hujan mm (inci) | 273 (10.75) |
241 (9.49) |
292 (11.5) |
300 (11.81) |
221 (8.7) |
194 (7.64) |
148 (5.83) |
122 (4.8) |
137 (5.39) |
237 (9.33) |
286 (11.26) |
314 (12.36) |
2.765 (108,86) |
Rata-rata hari hujan | 15 | 12 | 14 | 15 | 11 | 9 | 8 | 6 | 7 | 11 | 14 | 16 | 138 |
% kelembapan | 77 | 79 | 81 | 80 | 77 | 73 | 72 | 70 | 72 | 75 | 81 | 82 | 76.6 |
Rata-rata sinar matahari harian | 7.1 | 7.7 | 7.3 | 7.4 | 7.6 | 7.7 | 7.9 | 8.4 | 8.7 | 7.4 | 7.2 | 6.8 | 7.6 |
Sumber #1: Climate-Data.org[10] | |||||||||||||
Sumber #2: BMKG[11] & Weatherbase[12] |
Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Daftar Bupati
[sunting | sunting sumber]No. | Foto | Nama | Awal Jabatan | Akhir Jabatan | Wakil Bupati | Keterangan | Ref. |
---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Christophel Mihing | 3 Oktober 1959 | 3 Maret 1960 | Kepala Daerah Tingkat II Kotawaringin Barat pertama | |||
2 | J.C. Rangkap | 3 Maret 1960 | 3 Februari 1962 | ||||
3 | Drs. F.A.D. Patianom | 3 Februari 1962 | 3 Februari 1965 | ||||
Jabatan lowong?? | 3 Februari 1965 | 1968 | |||||
4 | H. Agoes Iberahim | 1968 | 1969 | Penjabat bupati | |||
5 | Letkol. Inf. H. M. Rafii | 1969 | 1974 | Periode pertama | |||
1974 | 1979 | Periode kedua | |||||
6 | Letkol. Czi. H. Mas Soetarso | 1979 | Juni 1983 | ||||
7 | Drs. Donnis A. Singaraja | Juni 1983 | Desember 1983 | Penjabat bupati selama 6 bulan | |||
8 | Kol. Inf. N. Imam Maestoer | Januari 1984 | 1989 | ||||
9 | Letkol. Inf. Darman | 1989 | 1994 | ||||
Jabatan lowong?? | 1994 | 1996 | |||||
10 | Kol. H. Jahja Al Idrus | 13 Oktober 1996 | 16 Juni 1998 | ||||
11 | Drs. Sukirman | 16 Juni 1998 | 23 Juli 1998 | Penjabat bupati | |||
23 Juli 1998 | 25 Oktober 1999 | Penjabat sementara bupati | |||||
12 | Matlim Alang | 25 Oktober 1999 | 27 Januari 2000 | Penjabat bupati | |||
13 | Ir. H. Abdul Razak | 27 Januari 2000 | 8 Februari 2005 | Bupati definitif | |||
14 | Ir. H. Achmad Diran | 28 Februari 2005 | 4 April 2005 | Penjabat sementara bupati | |||
15 | Drs. Suchaimi Muda | 4 April 2005 | 3 Agustus 2005 | Penjabat sementara bupati | |||
16 | H. Ujang Iskandar, S.T. | 3 Agustus 2005 | 3 Agustus 2010 | Drs. H. Sukirman | |||
Jabatan lowong | 4 Agustus 2010 | 30 September 2010 | |||||
17 | Agustin Teras Narang, S.H. | 1 Oktober 2010 | 29 Desember 2011 | Penjabat bupati | [13] | ||
H. Ujang Iskandar, S.T. | 29 Desember 2011 | 28 Agustus 2015 | Bambang Purwanto, S.S.T., M.H. | Dilantik oleh Mendagri saat itu Gamawan Fauzi, kemudian mundur karena akan mengikuti Pilgub Kalteng 2015 | [14] [15] | ||
18 | Bambang Purwanto, S.S.T., M.H. | 29 Agustus 2015 | 8 Oktober 2015 | Pelaksana tugas (plt.) bupati | [16] | ||
8 Oktober 2015 | 27 Oktober 2016 | Bupati definitif | [17] | ||||
19 | Drs. Nurul Edy, M.Si. | 27 Oktober 2016 | 30 Desember 2016 | Pelaksana tugas (plt.) bupati | [18] | ||
30 Desember 2016 | 21 Mei 2017 | Penjabat bupati | [19] | ||||
20 | Hj. Nurhidayah, S.H., M.H. | 22 Mei 2017 | 22 Mei 2022[20] | Ahmadi Riansyah | Bupati perempuan pertama | [21] | |
21 | Anang Dirjo | 22 Mei 2022 | 22 Mei 2023 | Penjabat bupati | [22] | ||
22 | Dr. Ir. Juni Gultom, S.T, M.TP | 22 Mei 2023 | 24 Mei 2023 | Pelaksana harian bupati | [23] | ||
23 | Dr. Drs. H. Budi Santosa, M.Si. | 24 Mei 2023 | Masih menjabat | Penjabat bupati | [24] |
Dewan Perwakilan
[sunting | sunting sumber]Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Barat dalam dua periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | ||
---|---|---|---|
2014-2019[25] | 2019-2024[26] | ||
PKB | 2 | 2 | |
Gerindra | 7 | 5 | |
PDI-P | 5 | 6 | |
Golkar | 6 | 6 | |
NasDem | 3 | 4 | |
Berkarya | (baru) 1 | ||
PKS | 1 | 1 | |
PPP | 1 | 1 | |
PAN | 3 | 2 | |
Demokrat | 2 | 2 | |
Jumlah Anggota | 30 | 30 | |
Jumlah Partai | 9 | 10 |
Kecamatan
[sunting | sunting sumber]Kabupaten Kotawaringin Barat terdiri dari 6 kecamatan, 13 kelurahan, dan 81 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 244.292 jiwa dengan luas wilayah 10.759,00 km² dan sebaran penduduk 23 jiwa/km².[27][28]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kotawaringin Barat, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Jumlah Desa |
Status | Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|
62.01.02 | Arut Selatan | 7 | 13 | Desa | |
Kelurahan | |||||
62.01.04 | Arut Utara | 1 | 10 | Desa | |
Kelurahan | |||||
62.01.03 | Kotawaringin Lama | 2 | 15 | Desa | |
Kelurahan | |||||
62.01.01 | Kumai | 3 | 15 | Desa | |
Kelurahan | |||||
62.01.06 | Pangkalan Banteng | 17 | Desa | ||
62.01.05 | Pangkalan Lada | 11 | Desa | ||
TOTAL | 13 | 81 |
Demografi
[sunting | sunting sumber]Suku bangsa
[sunting | sunting sumber]Kondisi sosial budaya masyaraakt Kotawaringin Barat termasuk heretorgen, termasuk perbedaan etnis dan budaya. Meskipun tidak ada data resmi, keragaman etnis Kotawaringin Barat dominan dipengaruhi oleh suku Melayu, juga dipengaruhi budaya suku Dayak. Suku lain yang ada di sini umumnya adalah orang Jawa, Madura, Banjar, Sunda dan lainnya.
Berbagai tradisi setempat yang masih dilestarikan hingga sekarang seperti upacara adat "Nyanggar" dan "Babarasih Banua", tradisi penduduk di pesisir sebagai upacara adat permohonan kepada Tuhan, agar diberikan keamanan atas wilayah mereka.[29] Desa Pasir Panjang, di kecamatan Arut Selatan, masuk ke dalam 75 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023. Di lokasi initerdapat rumah Betang suku Dayak, makam adat Kaharingan, dan pagelaran adat tradional Dayak.[30]
Agama
[sunting | sunting sumber]Penduduk Kotawaringin Barat menganut agama yang beragam, dengan mayoritas beragama Islam. Data Badan Pusat Statistik 2023 mencatat, banyaknya penduduk kabupaten ini yang beragama Islam sebanyak 91,75%. Kemudian penduduk yang beragama Kekristenan sebanyak 6,81%, dengan rincian Protestan sebanyak 4,65%, dan Katolik sebanyak 2,16%. Sebagian lagi menganut agama Hindu atau Kaharingan sebanyak 1,16%, dan selebihnya menganut agama Buddha sebanyak 0,27% serta penganut keyakinan sebanyak 0,01%. Untuk banyaknya sarana rumah ibadah tahun 2022, yakni terdapat 236 masjid, 607 mushola, 86 gereja Protestan, 23 gereja Katolik, 10 dan 3 Vihara.[3]
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]- Universitas Antakusuma
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun
- Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nur Ahadiyah (STITNA)
Transportasi
[sunting | sunting sumber]Kabupaten Kotawaringin Barat adalah pintu gerbang Pulau Kalimantan di bagian Barat. Karenanya, Kotawaringin Barat termasuk salah satu daerah yang memang disiapkan untuk menerima wisatawan baik domestik maupuan mancanegara. Kabupaten yang beribu kota di Pangkalan Bun ini memiliki jaringan transportasi baik udara, laut, sungai, maupun darat yang cukup baik.
Terdapat Bandar Udara Iskandar di Pangkalan Bun yang melayani penerbangan di antaranya dari Semarang, Jakarta, Ketapang, dan Pontianak. Jarak bandar udara ini dengan Kota Pangkalan Bun hanyalah sekira 10 km saja. Bagi Anda yang berasal dari Surabaya dan Semarang, terdapat jalur transportasi laut di Kumai berupa pelabuhan bernama Pelabuhan Panglima Utar. Transportasi laut dari Pelabuhan Tanjung Mas Semarang dan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dilayani oleh Pelni dan Perusahan Pelayaran Swasta, seperti PT Pelayaran Meratus. [31]
Pariwisata
[sunting | sunting sumber]Objek Wisata
[sunting | sunting sumber]Wilayah ini memiliki beragam objek wisata yang layak untuk dikunjungi, misalnya:
- Taman Nasional Tanjung Puting
- Pantai Tanjung Keluang
- Kawasan Wisata Bugamraya atau Pantai Kubu
- Istana Kuning Kesultanan Kutaringin di Pangkalan Bun
- Astana Alnursari di Kotawaringin Lama
- Masjid Kyai Gede di Kotawaringin Lama
- Monumen Palagan Sambi
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Geografi Kotawaringin Barat di situs BKPMD Kobar". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-29. Diakses tanggal 2021-05-07.
- ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023". www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 24 Maret 2024.
- ^ a b c "Kabupaten Kotawaringin Barat Dalam Angka 2023" (pdf). www.kobarkab.bps.go.id. hlm. 5, 46, 120–121. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-28. Diakses tanggal 20 September 2023.
- ^ "[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) (Tahun), 2021-2023". www.kalteng.bps.go.id. Diakses tanggal 24 Maret 2024.
- ^ a b c d "Profil Kotawaringin Barat di situs BKPMD Kobar". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-29. Diakses tanggal 2021-05-07.
- ^ Zulkarnain (2021). Kabinet Parlementer Indonesia Tahun 1950-1959 (PDF). Yogyakarta: UNY Press. hlm. 3. ISBN 978-602-498-332-1.
- ^ a b "Profil Kabupaten Kotawaringin Barat" (PDF). Kementerian PU. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-01-11. Diakses tanggal 6 Maret 2022.
- ^ Hartatik, dkk. (2021). Sulistyanto, Bambang, ed. Toleransi dan Keberagaman dari Leluhur di Kotawaringin. Banjarbaru: Balai Arkeologi Provinsi Kalimantan Selatan. hlm. 6. ISBN 978-602-99149-5-5.
- ^ Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat 2017-2022 (PDF). Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat. 2018. hlm. 13. Ringkasan (PDF).
- ^ "Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 6 Maret 2022.
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 81 & 146. Diakses tanggal 6 September 2024.
- ^ "Pangkalan Buun, Indonesia". weatherbase. Diakses tanggal 6 Maret 2022.
- ^ "Gubernur Kalteng Jabat Bupati Kobar". antaranews.com. 2 Oktober 2010. Diakses tanggal 16 November 2016.
- ^ "Kronologi Sengketa Pilkada Kotawaringin Barat 2010 yang Menyeret BW". metrotvnews.com. 23 Januari 2015. Diakses tanggal 16 November 2016.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Ujang Resmi Mundur Sebagai Bupati". borneonews.co.id. 28 Juli 2015. Diakses tanggal 16 November 2016.
- ^ "Bambang Purwanto Resmi Plt Bupati Kobar". borneonews.co.id. 29 Agustus 2015. Diakses tanggal 16 November 2016.
- ^ "Bambang Purwanto Resmi Dilantik". kotawaringinbaratkab.go.id. 9 Oktober 2015. Diakses tanggal 16 November 2016.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Akhirnya! Nurul Edy Gantikan Bambang Jabat Sebagai Plt Bupati Kobar". antaranews.com. 27 Oktober 2016. Diakses tanggal 16 November 2016.
- ^ "Nurul Edy Resmi jadi Pejabat Bupati Kobar". borneonews.co.id. 30 Desember 2016. Diakses tanggal 1 Januari 2017.
- ^ adminkominfo (25 Mei 2022). "Usai Purna Tugas, Hj Nurhidayah Langsung Serahkan Mobil Dinas KH 1 GU Kepada Pemkab Kobar". Kabupaten Kotawaringin Barat. Diakses tanggal 28 Mei 2022.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Bupati Kotawaringin Barat Resmi Dilantik". borneonews.co.id. 22 Mei 2017. Diakses tanggal 22 Mei 2017.
- ^ Widia Natalia (22 Mei 2022). "Gubernur Sugianto Sabran Resmi Lantik Anang Dirjo dan Lisda Arriyana Menjadi Pj. Bupati Kobar dan Pj. Bupati Barsel". Provinsi Kalimantan Tengah. Diakses tanggal 28 Mei 2022.
- ^ Saksena, Indar (2023-05-22). "Pelantikan 2 Pj Bupati Ditunda, Pemprov Tunjuk Sekda Kabupaten Sebagai Plh". Prokalteng. Diakses tanggal 2023-06-13.
- ^ Febriyana, Wahyu. "Penjabat Bupati Barito Selatan dan Penjabat Bupati Kotawaringin Barat, Resmi Dilantik Gubernur Kalteng Sugianto Sabran". mmckalteng. Diakses tanggal 2023-06-13.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kobar 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kobar 2019-2024
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ "Upacara Adat Nyanggar - Babarasih Banua". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-06. Diakses tanggal 20 September 2023.
- ^ Asyari, M Husein (23 Maret 2023). "Desa Pasir Panjang Masuk 75 Besar ADWI 2023". kalteng.antaranews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-11. Diakses tanggal 20 September 2023.
- ^ "Kompas Travel". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-10. Diakses tanggal 2013-07-20.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Situs web resmi Kabupaten Kotawaringin Barat
- (Indonesia) Informasi pembangunan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kotawaringin Barat
- (Indonesia) Kabupaten Kotawaringin Barat, Harian Kompas, 8 Oktober 2002
- (Indonesia) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kotawaringin Barat
- (Indonesia) Kotawaringin Lama: Wisata Budaya yang Terlupakan. Sinar Harapan, 2003 Diarsipkan 2007-09-30 di Wayback Machine.