Isi
Isi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan produk kimia yang cepat selama satu abad ini telah berhasil
Sebagian besar toksin berasal dari bahan kimia hasil aktivitas manusia
tidak dapat dihindarkan, karena dalam setiap kegiatan kita pasti danya
dapat menjadi korban dari efek bahan kimia tersebut. Paparan dari toksik
terhadap manusia baik secara spontan dalam dosis besar maupun secara
hati, ginjal, paru-paru, mata, kulit, sistem reproduksi, maupun sistem saraf
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB 2
PEMBAHASAN
3
A. Pengertian Toksikologi
Secara sederhana dan ringkas, toksikologi dapat didefinisikan
sebagai kajian tentang hakikat dan mekanisme efek berbahaya (efek toksik)
berbagai bahan kimia terhadap makhluk hidup dan system biologik lainnya.
(Harmful action) bahan bahan kimia (beracun) pada jaringan atau tubuh.
Sementara Racun sendiri mempunyai dua pengertian, yaitu :
1. Menurut Taylor, Racun adalah Setiap bahan/zat yang dalam
zat yang bekerja pada tubuh secara kimia dan fisiologis yang
hingga dua m2 untuk orang dewasa. Area yang luas ini, bersama dengan
paparan eksternal kulit berarti bahwa itu adalah situs umum dari kontak
sekitar sepertiga dari semua melaporkan kerja eksposur zat beracun adalah
melalui kulit, dan nomor jauh lebih besar yang memproduksi relatif gejala
pekerjaan dan masalah konsumen dengan bahan kimia industri dan produk
konsumen.
Penderitaan kulit yang paling umum akibat paparan zat-zat beracun
dan yang paling kondisi kulit yang umum dari paparan kerja adalah
dua kategori umum dermatitis kontak : iritan dan dermatitis kontak alergi
dermatitis.
disebabkan oleh kontak dengan zat korosif yang menunjukkan ekstrim pH,
melarutkan lipid kulit. Dalam kasus ekstrim paparan, sel-sel kulit yang
rusak dan Hasil bekas luka permanen. Kondisi ini dikenal sebagai luka
keasaman ekstrim, atau asam nitrat pekat, yang denatures kulit protein,
dapat menyebabkan luka bakar kimia yang buruk. Tindakan oksidan yang
Bahan kimia lain yang menyebabkan luka bakar kimia termasuk amonia,
kapur (CaO), klorin, etilen oksida, hidrogen halida, metil bromida, oksida
individu menjadi peka terhadap bahan kimia yang oleh paparan awal,
dermatitis kulit.
Dermatitis kontak alergi adalah hipersensitivitas tipe IV yang
melibatkan sel T dan makrofag bukannya antibodi. Ini adalah respon yang
tertunda yang terjadi satu atau dua hari setelah paparan, dan sering hanya
Secara harfiah puluhan zat telah terlibat sebagai agen penyebab dermatitis
radiasi, terutama sinar matahari dan radiasi ultraviolet di daerah UVB dari
290 sampai 320 nm. Karena radiasi UVB adalah jauh lebih efektif dalam
menyebabkan gejala fototoksik dari baik radiasi ( 320-400 nm) UVA atau
cahaya tampak (400-700 nm), referensi akan dibuat untuk itu dalam diskusi
menyerap energi foton. Juga menjabat sebagai kromofor dalam kulit asam
amino tirosin, yang secara efektif menyerap UVB dan melindungi orang
dari efek sinar matahari. Tingkat melanin berbeda dalam masyarakat, yang
tinggi pada individu darkerskinned dan sangat rendah pada mereka dengan
kulit yang lebih ringan. Produksi melanin (suntan) dapat dipromosikan oleh
fotooksidasi pada kulit. Karena zat dirilis dari sel kulit terpapar UVB yang
Perasaan sakit, dapat menyebabkan juga. Gejala kronis paparan UVB yang
untuk membentuk lesi kanker. Ini termasuk baik basal dan karsinoma sel
400 sampai 410 nm (band Soret) dan bereaksi dengan molekul O2 untuk
yang lebih beracun dari zat asalnya misalnya pada berbagai zat penyebab
terjadinya kanker.
Pengeluaran atau ekskresi proses tersebut dengan dilakukannya
melalui air seni (urin) dan feses, sebagian melalui udara pernafasan dan
8
keringat. Pada hewan percobaan diketahui adanya ekskresi melalui air susu.
meskipun air raksa atau arsen yang dijumpai pada rambut umumnya masih
bisa terjadi secara akut atau kronik. Efek akut terjadi pada pemajanan
bahan kimia dalam waktu singkat (kurang dari 2 minggu) pada kadar yang
nitrogen dioksida, ozon dan fosgen berpengaruh pada saluran nafas dan
saraf tepi. Sistem Saraf Pusat (SSP) terdiri atas otak dan sumsum tulang
SSP yang membawa impuls menuju dan dari otak sumsum tulang belakang.
bagian tubuh dengan membawa impuls dari reseptor sensorik ke SSP dan
mengaluarkan perintah dari SSP ke kelenjar atau otot yang tepat (Frank,
1995).
tepat dari sistem saraf pusat untuk menimbulkan respon yang diinginkan
neuron (nekrosis), dan neuron yang hilang itu tidak dapat diganti.
(Akhyar, 2008). Beberapa zat kimia yang dapat merusak saraf antara
lain :
a) Metyl Mercury (CH3Hg)
b) Karbon Disulfida (CS2)
c) Carbon Monoksida (CO)
d) Sianida
e) Kanamisin
f) Methanol
g) Mangan (Darmono, 1995).
2008).
Metil-merkuri di dalam air dan sedimen dimakan oleh
yang lebih tua dan besar mempunyai potensi yang lebih besar
seksual dan fertilitas kaum laki-laki dan perempuan sekaligus efek yang
sistem pada kedua jenis kelamin tersebut dikendalikan oleh suatu zat kimia
yang disebut hormon. Hormon adalah zat kimia yang disekresi oleh
kelenjar dalam tubuh dan mengendalikan sel-sel lain dalam tubuh. Sekresi
perkembangan janin.
Dalam kondisi normal, pada manusia, diperkirakan satu dari lima
pasangan tidak dapat memiliki anak (mandul), lebih dari sepertiga embrio
reproduksi laki-laki dan perempuan. Ada tiga target utama dari toksikan
dan zat kimia, terutama obat kemoterapi kanker. Toksikan reproduktif juga
dan meningkatnya angka cacat / defek lahir. Zat kimia yang menyebabkan
dari lahir sampai saatnya maturasi seksual. Efek buruk perkembangan dapat
sistem organ atau perkembangan sel-sel jenis tertentu. Pada manusia, fase
pembuahan.
dapat dilihat pada insidensi talidomid yang tragis di tahun 1960-an. Saat
itu, talidomid diberikan pada ibu hamil sebagai obat mual. Obat ini
15
memang tidak memiliki efek yang merugikan orang dewasa, tetapi sifatnya
lahir tanpa lengan dan / atau kaki atau bahkan sangat tidak berbentuk.
hamil, janin, bayi yang masih menyusui, dan anak kecil termasuk dalam
kelompok berisiko tinggi yang lebih rentan terhadap efek buruk zat kimia
fungsional yang berbeda dengan anak yang lebih tua serta orang dewasa.
Secara umum dapat dikatakan bahwa zat kimia baik yang organik
maupun yang anorganik lebih mudah diabsorpsi oleh bayi daripada oleh
kimia karena ginjal belum matur dan kurang dapat mengekskresikan zat
Dengan demikian, dosis yang sama dari suatu zat kimia per unit
bayi daripada dalam tubuh anak yang lebih besar atau orang dewasa
khusus untuk melindungi kelompok populasi yang sensitif ini dari semua
gangguan menstruasi
abortus spontan
Hidrokarbon-
BAB 3
A. Kesimpulan
Toksikologi adalah studi mengenai efek-efek yang tidak diinginkan dari zat-
penilaian secara kuantitatif tentang organ-organ tubuh yang sering terpajang serta
Efek merugikan/ toksik pada sistem biologis dapat disebabkan oleh bahan
kimia yang mengalami biotransformasi dan dosis serta susunannya cocok untuk
Respon terhadap bahan toksik tersebut antara lain tergantung kepada sifat
fisik dan kimia, situasi paparan, kerentanan sistem biologis, sehingga bila ingin
timbul dan dosis yang dibutuhkan serta keterangan mengenai paparan dan
sasarannya.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bias lebih baik lagi, atas