Fisika Vektor
Fisika Vektor
Fisika Vektor
DAR 2/Profesional/184/002/2018
2018
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ………………………………………...…. 1
URAIAN …………………………………………...………… 2
VEKTOR ………………………………......………… 2
TUGAS …………………………………….………………… 37
RANGKUMAN ………………………....…………………… 44
REFERENSI …………………………...……..……………… 44
- iv -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
-v-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
A. Pendahuluan
Para guru peserta PPG dalam jabatan, selamat berjumpa dan selamat
datang untuk mendalami materi Vektor dan Gerak Lurus! Semoga Bapak dan Ibu
guru tetap sehat dan semangat sehingga dapat menguasai materi ini dengan baik
agar dapat membantu para murid mendalami materi fisika secara mendalam.
Semua besaran di dalam ilmu fisika dapat dikelompokkan ke dalam dua
kelompok besaran yaitu besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar adalah
besaran yang hanya memiliki nilai, sedangkan besaran vektor adalah besaran
yang memiliki nilai dan arah. Di dalam Modul ini Saudara diajak untuk
mendalami konsep dan operasi pada vektor. Pembahasan tentang vector dimulai
dari mengingatkan kembali pengertian vector, kemudian dilanjutkan dengan
penjumlahan vektor, perkalian vektor dan diakhiri dengan vektor satuan.
Penguasaan tentang vektor merupakan prasyarat untuk mempelajarii fisika
karena hampir semua kajian di dalam fisika melibatkan vektor.
Selain untuk mempelajari vektor, modul ini juga berisi materi yang
disusun untuk membantu Saudara mendalami salah satu materi klasik di dalam
fisika yaitu Gerak Lurus. Gerak Lurus merupakan kajian di dalam fisika yang
telah menjadi kajian para ilmuwan sejak ratusan tahun sebelum masehi. Kajian
tentang Gerak Lurus, selain membantu kita memahami fenomena yang menjadi
bagian dalam kehidupan kita sehari-hari, juga membantu kita mengembangkan
kemampuan-kemampuan dasar untuk mempelajari bidang-bidang lain di dalam
fisika. Pembahasan tentang Gerak Lurus diawali dengan pembahasan mengenai
konsep-konsep dasar yang terdiri dari: posisi, gerak, jarak dan peprindahan.
Pembahasan tentang Gerak Lurus dilanjutkan dengan analisis gerak benda yang
tidak mengalami percepatan yang dikenal dengan Gerak Lurus Beraturan (GLB)
kemudain gerak benda yang mengalami percepatan tetap yang dikenal sebagai
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). Termasuk ke dalam pembahasan
tentang Gerak Lurus adalah analisis grafik berbagai keadaan gerak.
Selain berisi teks yang dicetak, modul pembelajaran Gerak Lurus juga
disertai media pembelajaran. Apabila Saudara mempelajari modul ini melalui
media cetak dan tidak tersambung dengan jaringan atau di luar jaringan (luring),
-1-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
B. Capaian pembelajaran
Menguasai konsep teoretis fisika klasik dan fisika modern secara mendalam.
C. Sub CP
1. Menerapkan prinsip penjumlahan vektor
2. Menganalisis hasil percobaan gerak lurus yang disajikan secara multirepresentasi
D. Uraian Materi
I. VEKTOR
1. Pengertian Vektor
Salah satu ukuran yang dipergunakan untuk mengukur pertumbuhan anak adalah
tinggi badan. Setiap bulan anak balita diukur tingginya dan dicatat. Data tersebut
sangat penting karena menjadi indikator apakah anak tersebut bertumbuh secara
normal atau tidak. Perhatikan bahwa data tinggi badan cukup dinyatakan dengan
angka dan satuan. Marilah kita bayangkan keadaan lain yaitu ketika kita secara
kebetulan ditanyai oleh seseorang tentang lokasi suatu tempat yang sudah kita
ketahui. Jawaban yang kita berikan hanya akan membantu penanya apabila berisi
jarak dan arah, misalnya: “Silahkan lurus ke sana (sambil menunjuk arah) sampai
pertigaan kemudian belok ke kiri sekitar 100 meter”. Perhatian bahwa informasi
yang kita berikan tidak hanya berisi angka dan satuan tetapi juga memuat informasi
-2-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
arah.
Di dalam ilmu fisika, besaran yang hanya memiliki nilai seperti tinggi badan,
disebut besaran skalar, sedangkan besaran nyang memiliki nilai dan arah disebut
besaran vektor. Jadi dapat dirumuskan bahwa besaran vektor adalah besaran yang
memiliki besar dan arah. Contoh yang diberikan di atas adalah contoh dalam
kehidupan sehari-hari, sedangkan contoh vektor dalam fisika adalah adalah:
perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, dan gaya.
2. Penggambaran (presentasi) dan penulisan (Notasi) vektor
Sebuah vektor digambarkan dengan sebuah anak panah. Terdapat empat aspek
penting yang perlu diperhatikan dalam menggambarkan vektor, yaitu: titik
pangkal atau dikenal pula titik tangkap, titik ujung, panjang anak panah, dan
arah anak panah.
Titik pangkal atau titik tangkap adalah titik tempat besaran yang diwakili oleh
vector tersebut bermula. Apabila vektor yang digambarkan mewakili gaya maka
titik pangkal menyatakan titik tempat bekerjanya gaya, namun apabila vektor yang
digambarkan menyatakan perpindahan maka titik pangkal vektor perpindahan itu
mewakili titik dimulainya perpindahan.
Titik ujung vektor tidak memiliki makna khusus, titik ujung digambar setekah
dikatahui titik pangkal, panjang dan arah vektor.
Panjang anak panah mewakili nilai vektor. Vektor yang lebih panjang memiliki
nilai lebih besar. Apabila panjang suatu vektor dua kali panjang vektor yang lain
maka nilai vektor tersebut dua kali nilai vektor yang lainnya. Arah anak panah
mewakili arah vektor.
Gambar 2.1 menunjukkan sebuah vektor yang berpangkal di titik A dan berujung
dititik B. Pada gambar tersebut ditunjukkan pula bahwa arah vektor adalah ke
kanan.
-3-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
⃗
Gambar 2.1 : Gambar sebuah vektor 𝒓
Vektor berlawanan
Dua buah vektor dikatakan berlawanan apabila nilainya sama tetapi arahnya
berlawanan.
-4-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
Vektor ⃗⃗⃗
𝑝 berlawanan dengan vektor 𝑞 , maka dapat ditulis 𝑝 = −𝑞
⃗⃗⃗⃗⃗
atau 𝑞 = −𝑝
⃗⃗⃗⃗⃗
Animasi Vektor
3. Penjumlahan vektor
Karena selain memiliki nilai juga memiliki arah, penjumlahan vektor dan penerapan
operasi-operasi aljabar lainya memiliki aturan tertentu. Pada bagian ini dibahas
aturan penjumlahan vektor.
Penjumlahan vektor dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu:
1. Metode jajaran genjang
2. Metode segitiga
3. Metode poligon (segi banyak)
4. Metode uraian/analitis
-5-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
Besarnya vektor 𝑟 :
|𝑟| = √𝑝2 + 𝑞 2 + 2𝑝𝑞 cos 𝜃 2.1
-6-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
-7-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
𝑝 px py
𝑞 qx qx
𝑠 sx sx
𝑟=𝑝+𝑞 +𝑟 rx = px +qx + sx ry = py +qy + sy
Besar vektor 𝑟 :
-8-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
Contoh 1
1. Empat buah vektor digambarkan sebagai berikut :
Kompponen X Komponen Y
Vektor Besar (m) Arah(0)
(m) (m)
𝑎 10 0 10 0
𝑏⃗ 15 45 10,61 10,61
𝑐 18 135 12,73 -12,73
𝑑 20 210 -17,32 -10
Jumlah rx =16,02 Ry = -12,12
Panjang vektor r = √𝑟𝑥2 + 𝑟𝑦2 = √16,022 + (−12,12)2 = √256,64 + 146,89 =20,09
-9-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
4. Perkalian Vektor
Terdapat dua macam operasi perkalian vektor yaitu :
1. Perkalian skalar dengan vektor
2. Perkalian vektor dengan vektor.
a. Perkalian titik (dot product)
b. Perkalian silang (cross product)
𝑟= 2𝑝
𝑟= -2𝑝
𝑝
𝑞
𝜃
𝑝 .𝑞 = r
- 10 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
𝑟
𝑞
Ɵ
𝑝
Nilai r didefinisikan sebagai
r = p.q sin Ɵ
- 11 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
5. Vektor Satuan
Vektor satuan adalah sebuah vektor yang didefinisikan sebagai satu satuan
vektor. Jika digunakan sistem koordinat Cartesian (koordinat tegak) tiga dimensi,
yaitu sumbu x dan sumbu y dan sumbu Z, vektor satuan pada sumbu x adalah i,
vektor satuan pada sumbu y adalah j dan pada sumbu z adalah k. Nilai dari satuan
vektor-vektor tersebut besarnya adalah satu satuan .
Z
k
j Y
i
X
i.j =j.k=i.k=0
Sifat-sifat perkalian silang vektor satuan
- 12 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
- 13 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
dibahas adalah Gerak Lurus, maka sistem koordinat Cartesisn yang dipergunakan
adalah sistem satu dimensi: bisa sumby X, atau sumbu Y, atau bisa pula sumbu Z.
Y, m
B 4
A -2
-3
Suatu benda dinyatakan berpindah tempat apabila posisi benda tersebut berubah
terhadap acuan tertentu. Apabila suatu benda berpindah, maka ada dua besaran
yang terlibat di dalam fenomena tersebut yaitu jarak dan perpindahan.
- 14 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
- 15 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
- 16 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
Perpindahan suatu benda harus memuat panjang dan arah dari perpindahan itu.
Jarak dan perpindahan merupakan dua besaran yang kelihatannya memiliki makna
sama, akan tetapi sebetulnya dua konsep itu memiliki definisi dan makna yang
berbeda.
Para fisikawan selalu berusaha mendeskripsikan keadaan suatu benda dengan suatu
besaran tertentu. Kecepatan merupakan besaran yang mendeskripsikan keadaan
gerak benda. Dengan mencermati besaran kecepatan suatu benda pada suatu saat
tertentu dapat diketahui apakah suatu benda bergerak atau tidak dan bergeraknya
ke mana (kalau sedang bergerak). Selain itu apabila pencermatan terhadap
kecepatan benda dilakukan dalam selang waktu tertentu maka dapat diketahui
apakah benda yang diamati bergerak makin cepat atau makin lambat.
Kecepatan rata-rata
Kecepatan rata-rata adalah perpindahan per satuan waktu atau dinyatakan dalam
persaman berikut ini:
- 17 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢
⃗
∆𝒙
⃗𝒗 = …………………………………………………………………………………… (2.1)
𝒕
Karena perpindahan merupakan besaran vektor dan waktu adalah besaran skalar,
maka kecepatan merupakan besaran vektor, memiliki besar dan arah.
⃗
∆𝒙 (𝟏𝟎𝟎 − 𝟐𝟓)𝒎 𝟕𝟓 𝒎
⃗ =
𝒗 = = = 𝟐𝟓 𝒎/𝒔
∆𝒕 𝟑𝒔 𝟑𝒔
A B
m
0 25 50 75 100 125
0
Perhatian bahwa ketika bergerak dari A ke B, nilai kecepatan
pengendara motor adalah 25 m/s dan arahnya ke kanan, sedangkan
ketika orang tersebut bergerak dari B ke A nilai kecepatannya 15 m/s
dan arahnya ke kiri.
- 18 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
Dua kecepatan di atas memberi informasi kepada kita mengenai arah, ke kanan atau
ke kiri yang ditunjukan oleh tanda bilangan positif atau negatif, dan nilai. Nilai
kecepatan menyatakan seberapa cepat benda itu bergerak. Nilai kecepatan yang
besar berarti dalam waktu singkat menempuh jarak yang panjang/jauh sedangkan
nilai kecepatan yang kecil menunjukkan bahwa jarak yang ditempuhnya dalam
selang waktu yang sama lebih pendek.
Istilah yang sering dipakai untuk menyatakan nilai kecepatan adalah kelajuan.
Karena hanya menyatakan nilai dari kecepatan dan tidak memiliki arah, maka
kelajuan merupapan besaran vektor. Dalam bahasa Inggris, kejaluan disebut speed,
sedangkan kecepatan disebut velocity.
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
𝐾𝑒𝑙𝑎𝑗𝑢𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
Pada kendaraan bermotor terdapau suatu alat bernama speedometer, alat tersebut
berfungsi untuk mengukur kelajuan sesaat kendaraan yang sedang bergerak. Alat
tersebut mengukur nilai kecepatan, yang menyetakan seberapa cepat kendaraan
bergerak, tetapi tidak menyatakan arah dari gerak kendaraan.
Kecepatan sesaat adalah kecepatan suatu benda pada suatu waktu tertentu (vt),
indeks t pada v menyatakan waktu ketika kecepatan itu terjadi.
- 19 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
……………………………………………….. (2.2)
Apabila dalam suatu kurun waktu tertentu benda bergerak dengan kecepatan
tetap, maka benda itu disebut mengalami Gerak Lurus Beraturan (GLB).
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa benda yang bergerak lurus
beraturan adalah benda yang bergerak dengan kecepatan tetap.
∆𝑥
𝑣=
𝑡
atau ∆𝑥 = 𝑣 𝑡
∆𝑥 adalah perpindahan yang dilakukan oleh benda, apabila posisi awal benda
adalah 𝑥0 maka posisi 𝑥 setelah mengalami perpindahan adalah:
- 20 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
Pada persamaan posisi di atas, posisi yang dinyatakan oleh 𝑥 adalah besaran
vektor. Tanda positif atau negatif menyatakan posisi terhadap titik asal. Pada
sumbu horizontal, x positif berarti posisi benda berada di sebelah kanan titik
asal dan x negatif menyatakan bahwa benda berada di sebelah kiri titik asal.
Percepatan
Dalam realitas banyak benda yang mula-mula diam kemudian bergerak atau
sebaliknya benda yang mula-mula bergerak kemudian berhenti. Adapula benda
yang mula-mula bergerak lambat menjadi cepat atau sebaliknya. Benda-benda
tersebut mengalami perubahan kecepatan. Di dalam peristiwa yang kita temui
sehari-hari, sangat jarang ada benda yang terus menerus bergerak dengan kecepatan
tetap.
⃗
∆𝑣 ⃗⃗⃗⃗2 −𝑣
𝑣 ⃗1
𝑎= = ……………………………………………. (2.5)
∆𝑡 ∆𝑡
∆𝑣
𝑎=
∆𝑡
- 21 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
⃗
∆𝑣
𝑎 = lim ………………………….. (2.7)
∆𝑡→0 ∆𝑡
⃗
𝑑𝑣
𝑎= …………………………………….. (2.8)
𝑑𝑡
Tanda positif atau negatif dari percepatan tidak serta merta dapat diartikan membuat
gerak benda menjadi semakin cepat (mempercepat) atau mengakibatkan gerak
benda semakin lambat (memperlambat). Untuk mengambil kesimpulan gerak benda
dipercapat atau diperlambat harus dilihat pula arah kecepatan benda tersebut.
Apabila arah kecepatan sama dengan arah percepatan maka gerak benda semakin
cepat atau dipercepat, sedangkan apabila arah percepatan berlawanan dengan narah
kecepatan maka gerak benda diperlambat atau benda pengalami perlambatan.
Benda yang dalam geraknya mengalami percepatan tetap disebut benda itu
mengalami Gerak Lurus Berubah Beraturan. Pernyataan berubah beraturan
menunjuk pada kecepatan yang berubah secara teratur.
𝑣𝑡 − 𝑣0
𝑎=
𝑡
Atau dapat ditulis pula menjadi
𝑣𝑡 = 𝑣0 + 𝑎𝑡 ……………………………………. (2.9)
- 22 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
Kecepatan rata-rata benda yang bergerak lurus berubah beraturan dengan kecepatan
mula-mula 𝑣0 dan berubah menjadi 𝑣𝑡 setelah 𝑡 sekon adalah:
𝑣0 + 𝑣𝑡
𝑣=
2
Apabia varibel kecepatan pada persaman di atas diganti dengan kecepatan rata-rata
pada benda yang bergerak lurus berubah beraturan, persamaan di atas menjadi:
𝑣0 + 𝑣𝑡
𝑥 = 𝑥0 + ( )𝑡
2
𝑣0 𝑣𝑡
𝑥 = 𝑥0 + ( 𝑡 + 𝑡)
2 2
𝑣0 (𝑣0 + 𝑎𝑡)
𝑥 = 𝑥0 + 𝑡+ 𝑡
2 2
𝑣0 𝑣0 𝑎
𝑥 = 𝑥0 + 𝑡+ 𝑡 + 𝑡2
2 2 2
1
𝑥 = 𝑥0 + 𝑣0 𝑡 + 𝑎𝑡 2 ………………………………………. (2.10)
2
- 23 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
Gerak Vertikal
Di dalam kajian tentang Gerak Lurus terdapat satu pembahasan khusus yaitu
tentang gerak vertikal di dalam ruang yang hanya dipengaruhi oleh gaya gravitasi
bumi. Pembahasan ini merupakan penerapan dari analisis tentang Gerak Lurus yang
telah dibahas di muka. Gerak vertikal yang dibahas di sini adalah gerak yang
mengalami percepatan tetap karena pengaruh gaya gravitasi bumi yang arahnya
selalu ke pusat bumi dan nilainya tetap (dalam suatu rentang ketinggian tertentu).
Akan dibahas dua fenomena gerak vertikal yaitu benda bergerak ke atas dan benda
bergerak ke bawah.
𝑣𝑡 = ⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ 𝑣0 − 𝑔𝑡
Contoh 1:
Sebuah bola tenis dilontarkan tegak lurus ke atas dengan kecepatan 15 m/s.
Kecepatan bola pada saat 1 sekon setelah dilemparkan adalah
- 24 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
𝒎 𝒎
⃗⃗⃗⃗
𝒗𝟏 = 𝟏𝟓 − 𝟗, 𝟖 𝟐 (𝟏) = 𝟓, 𝟐 𝒎/𝒔
𝒔 𝒔
Hasil perhitungan menunjukan bahwa nilai kecepatan bola pada saat 1 sekon
setelah dilontarkan adalah 5,2 m/s dan bernilai positif yang berarti bola sedang
bergerak ke atas.
Sementara itu kecepatan bola pada saat 2 sekon setelah dilontarkan adalah
𝒎 𝒎
⃗⃗⃗⃗
𝒗𝟏 = 𝟏𝟓 − 𝟗, 𝟖 𝟐 (𝟐) = −𝟒, 𝟔 𝒎/𝒔
𝒔 𝒔
Hasil perhitungan menunjukan bahwa nilai kecepatan bola pada saat21 sekon
setelah dilontarkan adalah 4,6 m/s dan bernilai negatif yang berarti bola sedang
bergerak ke bawah.
Kecepatan benda baik sedang bergerak ke atas atau ke bawah dihitung dengan
persaman yang sama. Arah gerak benda dibaca/diketahui dari tanda bilangan
kecepatan: positif berarti benda bergerak ke atas dan positif berarti benda
bergerak ke bawah.
⃗ 𝑡 = ℎ0 + 𝑣0 𝑡 − 1/2𝑔𝑡 2
ℎ
- 25 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
Pada kasus bola di atas, apabila bola dilontarkan ke atas dari ketinggian 1 m
(ketinggian mula-mula 1 m) maka dapat dicari posisi bola pada saat 1 sekon
dan 2 sekon sejak dilontarkan.
Perlu diperhatikan bahwa posisi benda pada saat 1 sekon dengan 2 sekon sangat
kecil bila dibandingkan ndengan nilai kecepatan benda, bukan berarti bahwa
jarak yang ditempuh dari 1 sekon ke 2 sekon pendek, benda sudah menempuh
jarak yang jauh karena menurut perhitungan kecepatan di atas, pada saat 1
sekon benda sedang naik dan pada saat 2 sekon benda sedang turun.
Representasi Grafik
a. Grafik GLB
1. Grafik posisi vs waktu benda bergerak lurus beraturan
x (m)
X0 (m)
t(s)
- 26 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
v (m)
Kecepatan benda yang
bergerak lurus beraturan
tetap
t(s)
b. Grafik GLBB
a (m/s2)
t(s)
v (m/s)
Percepatan benda yang
bergerak lurus berubah
beraturan berubah secara
teratur. Pada grafik di
samping benda bergerak
v0 (m/s) dengan kecepatan awal v0
t(s)
- 27 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
- 28 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
Penyelesaian:
a. Kecepatan rata-rata dari t = 0 s sampai dengan t = 5 s
∆𝒙 𝒙𝟐 −𝒙𝟏
̅=
Kecepatan rata-rata 𝒗 =
∆𝒕 𝒕𝟐 −𝒕𝟏
- 29 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
𝟎−(−𝟐𝟓) 𝟐𝟓 𝒎
̅=
Maka: 𝒗 = =𝟓
𝟓−𝟎 𝟓 𝒔
- 30 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
- 31 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
- 32 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
- 33 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
𝒙 = 𝟓 + 𝟑, 𝟏𝟐𝟓 𝒕𝟐
𝒙 = 𝟓 + 𝟑, 𝟏𝟐𝟓 (𝟓)𝟐
𝒙 = 𝟖𝟑, 𝟏𝟐𝟓 𝒎
Jadi obyek A berada pada posisi xA = 83,125 m
f. Berapakah jarak antara obyek A dan obyek B pada saat t = 2 s? (skor maks:
15)
Jarak antara obyek A dan Boyek B adalah peredaan posisi A dan B adalah
ΔX = (XA- XB)
XA dihitung dengan persamaan posisi:
𝑿𝑨 = 𝟓 + 𝟑, 𝟏𝟐𝟓(𝟐)𝟐 = 𝟏𝟓, 𝟓 𝒎
XA = 17,5 m
XB =
XB dihitung dengan cara terlebih dulu menentukan persamaan posisi obyek B.
𝟏
𝒙𝑩 = 𝒙𝟎𝑩 + 𝒗𝟎𝑩 + 𝒂𝒕𝟐
𝟐
𝒗𝟎𝑩 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒄𝒆𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒂𝒘𝒂𝒍 𝑩, 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒈𝒓𝒂𝒇𝒊𝒌 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒌𝒆𝒄𝒆𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒂𝒘𝒂𝒍 𝑩 𝒚𝒂𝒊𝒕𝒖
𝒎
𝒌𝒆𝒄𝒆𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒕 = 𝟎 𝒔 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝟏𝟎
𝒔
X0B adalah posisi awal B, yaitu posisi B pada saat t = 0 s, dari keterangan
soal diketahui bahwa B berada pada x = 0 m pada saat t = 0 s, jadi x0B = 0
- 34 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
3. Sebuah bola dilemparkan vertikal ke atas dengan kecepatan awal 29,4 m/s
dari suatu tempat yang tingginya 5 m di atas permukaan tanah. Bola
bergerak ke atas kemudian kembali ke permukaan tanah.
a. Nyatakanlah persamaan kecepatan bola? (skor maks: 5)
Persamaan kecepatan bola:
𝒗 = 𝒗𝟎 + 𝒂𝒕
Dalam peristiwa ini, v0 yaitu kecepatan awal adalah 29,4 m/s arahnya
ke atas dan percepatan a adalah percepatan gravitasi yang nilainya 9,8
m/s2 arahnya ke bawah.
Maka persamaan kecepatan bola adalah:
𝒗 = 𝟐𝟗, 𝟒 − 𝟗, 𝟖 𝒕
b. Berapakah kecepatan bola pada saat t = 2s? (skor maks: 5)
Kecepatan bola pada saat t = 2 s dihitung dengan menggunakan
persamaan kecepatan:
𝒎
𝒗 = 𝟐𝟗, 𝟒 − 𝟗, 𝟖 (𝟐) = 𝟗, 𝟖
𝒔
c. Kapankah bola mencapai permukaan tanah? (skor maks: 10)
Bola mencapai permukaan tanah berarti posisi bola Y = 0 m
Dipergunakan persamaan posisi
𝟏
𝒚 = 𝒚𝟎 + 𝒗𝟎 𝒕 − 𝟐 (𝟗, 𝟖)𝒕𝟐 (y0= 5m)
𝒚 = 5 + 29,4 t – 4,9 t2
t dicari dengan menggunakan rumus ABC
𝟒, 𝟗𝒕𝟐 − 𝟐𝟗, 𝟒 𝒕 − 𝟓 = 𝟎
−(−𝟐𝟗, 𝟒) ± √(−𝟐𝟗, 𝟒)𝟐 − 𝟒 ∗ 𝟒, 𝟗 ∗ (−𝟓)
𝒕𝟏,𝟐 =
𝟐 ∗ (𝟒, 𝟗)
- 35 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
t (s) 0 1 2 3 4
v (m/s) 29,4 19,6 9,8 0 -9,8
Grafik:
- 36 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
H. Daftar pustaka
Giancoli, Douglas C. 1998. Fisika. Edisi 5. Jakarta: Erlangga.
Serway, Raymon A. 1996. Physics for Scientists and Engineers
with Modern Physics. Fourth Edition. Philadelphia:
Saunders Golden Sunburst Series.
Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik.
Diterjemahkan oleh Lea Prasetio dan Rahmad W. Adi.
Jakarta: Erlangga.
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A. 2002. Fisika Universitas.
Edisi 10. Diterjemahkan oleh T.R. Sandin dan A. Lewis
Ford. Jakarta: Erlangga.
- 44 -