Artificial Intelligence
Artificial Intelligence
Artificial Intelligence
Kemampuan AI berasal dari kombinasi sistem algoritma dan teknik seperti machine
learning, deep learning, dan natural language processing untuk membuat program yang dapat
mengambil keputusan, memahami bahasa, dan melakukan tugas tanpa bantuan manusia.
Seiring berjalannya waktu, teknologi AI ini memiliki peran dan tugasnya tersendiri di kehidupan
sehari-hari terutama dalam dunia bisnis. Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan ini belajar
dari pengalaman manusia untuk melakukan tugas-tugas manusia pada umumnya.
Jadi secara sederhana, Artificial Intelligence juga dapat dikatakan sebagai simulasi dari
kecerdasan manusia yang diproses oleh sebuah mesin dengan bantuan teknologi.
Sistem kecerdasan buatan ini juga bekerja dengan cara menyerap sejumlah data pelatihan
berlabel yang cukup besar serta menganalisis data untuk korelasi dan pengenalan pola yang
kemudian digunakan untuk membuat prediksi mengenai status masa depan.
Untuk menciptakan semua itu, sistem Artificial Intelligence memerlukan dasar perangkat keras
dan perangkat lunak yang khusus untuk menulis dan melatih algoritma pembelajaran mesin
(machine learning). Model belajar pemrograman AI berfokus pada tiga keterampilan kognitif,
yaitu pembelajaran, penalaran, dan koreksi diri.
Weak AI atau sering disebut narrow AI biasanya digunakan dalam aplikasi praktis seperti asisten
virtual atau sistem rekomendasi.
2. Strong AI
Strong AI adalah sistem AI yang memiliki kemampuan intelektual manusia secara umum, seperti
kemampuan untuk memahami bahasa, memecahkan masalah, dan membuat keputusan seperti
seorang manusia berdasarkan data yang telah dikupulkan.
Namun, tahukah Anda apa saja komponen dasar dari Artificial Intelligence?
1. Pembelajaran (Learning)
Komponen yang pertama adalah learning. Di sini AI harus mampu belajar dari data dan
pengalaman untuk membuat keputusan yang cerdas. Melalui algoritma dan model machine
learning, AI dapat mengenali pola, membuat prediksi, dan belajar dari kesalahan.
2. Penalaran (Reasoning)
Selanjutnya AI harus dapat melakukan penalaran logis untuk mencari solusi atau alasan di balik
suatu keputusan. Kemampuan ini mencakup deduksi (mengambil kesimpulan dari premis yang
diberikan) dan induksi (mencari pola umum dari data yang ada).
4. Persepsi (Perception)
AI harus dapat memahami dan menginterpretasikan informasi dari lingkungan
fisiknya. Perception dari AI saat ini sangat canggih karena sudah melibatkan penggunaan sensor
dan teknologi pengenalan pola untuk mengidentifikasi objek, suara, gambar, atau bahkan emosi
manusia.
5. Bahasa (Language)
Terkahir, AI perlu dapat memahami dan menggunakan bahasa manusia untuk berkomunikasi. Di
sini AI melibatkan pemrosesan bahasa alami, di mana AI dapat memahami teks, berbicara, atau
menulis, serta memahami makna dan konteks pesan yang diberikan.
Berikut manfaat dari adanya Teknologi Artificial Intelligence pada era ini.
Berbeda halnya jika pengetahuan terletak pada suatu sistem komputer atau big data, pengetahuan
tersebut dapat disalin dan dipindahkan dengan mudah ke komputer lain.
1. Ketergantungan
AI tentu saja sangat tergantung pada data yang diinput untuk melatih model-nya. Jika data yang
digunakan cacat atau tidak representatif, maka hasil rekomendasi atau kesimpulan dari AI
mungkin tidak akurat bahkan cenderung menghasilkan bias informasi.
2. Keterbatasan
Secanggih apaun teknologi AI saat ini, kemampuannya tetap belum mampu menyentuh aspek
kreativitas dan sisi emosional manusia, sehingga belum bisa menggantikan proses interaksi
manusia secara menyeluruh.
3. Keamanan
Berhubung AI tidak bergantung pada siapa yang menggunakannya maka kecerdasan buatan ini
tidak memiliki “keberpihakan moral” sehingga berpeluang digunakan untuk tujuan jahat, seperti
penipuan atau peretasan data.
1. Melihat Peta
Saat ingin pergi ke suatu tempat, kita akan berusaha mengetahui seperti apa kondisi lalu lintas
untuk memudahkan perjalanan. Salah satu contoh penerapan Artificial Intelligence adalah
membantu kita memantau kondisi lalu lintas secara real-time.
Ada beberapa aplikasi peta di HP seperti Waze dan Google Maps. Artificial
Intelligence diterapkan di aplikasi tersebut untuk membuat rekomendasi jalur yang paling cocok
untuk dilalui pengguna. Pada akhirnya, membantu pengguna menghindari kemacetan bahkan
kecelakaan.
2. Membuka Smartphone
Tahukah Anda, saat membuka HP atau Smartphone menggunakan face ID maupun biometrik,
Anda sedang menggunakan sistem Artificial Intelligence.
Berkat penerapan sistem kecerdasan buatan, membuka smartphone jauh lebih mudah. Cukup
menempelkan jari atau berhadapan dengan smartphone dan kunci layar terbuka secara otomatis.
Di beberapa Smartphone, kurang lebih 30.000 titik infrared yang ditempatkan di wajah
penggunanya. Kemudian direkam dan dianalisis menggunakan machine learning untuk
membandingkan hasil dengan data wajah pengguna yang telah disimpan sebelumnya.
Voice Assistant sering dilakukan dengan mengajukan pertanyaan atau memberi perintah,
kemudian alat tersebut menggunakan NLP (Natural Language Processingi) dan generator yang
ditenagai oleh AI untuk melakukan perintah dan memberikan jawabannya.