Makalah Vektor Kelas 11
Makalah Vektor Kelas 11
Makalah Vektor Kelas 11
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia- Nya
sehingga makalah yang membahas tentang Besaran vektor ini dapat terselesaikan.
Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kelemahan dan
kekurangannya. Terutama di sebabkan oleh kekurangan ilmu pengetahuan. Namun, berkat
bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat di selesaikan walaupun masih
terdapat banyak kekurangannya.
Tak lupa pula kami ucapkan, banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang
senantiasa membantu dan mendukung kami dalam pembentukan makalah ini. kami
menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati, kami harapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan makalah kami selanjutnya.
Jika ada jarum yang patah jangan di simpan di dalam laci. Jika ada kata yang salah jangan
disimpan di dalam hati. Semoga Allah SWT, Meridho segala usaha kami ini dan mendapat
perlindungan di sisi-Nya sehingga dapat memberi manfaat bagi kita semua sebagaimana
yang di harapkan. Aamiin Ya Robbal Alamiin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Memasuki abad 20, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sangatlah pesat.
Berbagai Piranti sederhana maupun elektronik telah berhasil dibuat untuk memudahkan
pekerjaan manusia. Keberhasilan demi keberhasilan yang diraih manusia, tidak lepas atau
bahkan sangat bergantung dari keberadaan suatu ilmu, yakni ilmu Fisika.
Fisika memiliki kaitan erat dengan matematika. Hal ini karena matematika mampu
menyediakan kerangka logika di mana hukum-hukum fisika dapat diformulasikan secara
tepat. Definisi, teori, dan model fisika selalu dinyatakan menggunakan hubungan
matematis.
Sebagai ilmu dasar, fisika memiliki pengaruh pada banyak ilmu sains lainnya. Salah
satu contohnya pada ilmu kimia. Fisika banyak mempelajari partikel renik semacam
elektron. Bahasan tersebut ternyata juga dipelajari dan dimanfaatkan pada ilmu kimia.
Bahkan topik mekanika kuantum yang diterapkan pada ilmu kimia telah melahirkan bidang
baru yang dinamakan kimia kuantum (quantum chemistry).
Selain itu, ilmu fisika yang diterapkan pada bidang ilmu lain ikut berperan dalam
melahirkan bidang studi baru yang menarik. Di antaranya adalah biofisika (fisika pada ilmu
biologi), geofisika (fisika pada ilmu bumi), fisika medis (fisika pada ilmu kedokteran), dan
yang lebih baru adalah ekonofisika (fisika pada ilmu ekonomi).
Fisika adalah ilmu yang mempelajari keteraturan alam semesta dan sebisa mungkin
memanfaatkan keteraturan ini untuk dua hal, yaitu menemukan keteraturan lainnya di alam
semesta yang belum ditemukan dan memanfaatkan keteraturan yang telah ditemukan
untuk menjadi bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tanpa ada penemuan tentang
keteraturan lensa, maka tidak mungkin di temukan planet-planet, tanpa ditemukannya
planet-planet, tidak mungkin ditemukan Hukum-hukum Kepler, tanpa ditemukan Hukum
Kepler, maka tidak mungkin ditemukan hal-hal penting lainnya di tata surya, dan hal-hal ini
masih terus berlanjut, keteraturan yang telah ditemukan akan menjadi dasar untuk
menemukan keteraturan-keteraturan lainnya.
Dengan demikian, Vektor merupakan pengetahuan yang sangat penting. Hal itulah
yang melatar belakangi kami untuk menyusun makalah ini, agar nantinya dapat memahami
dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.
Besaran Skalar adalah besaran yang memiliki besar namun tidak memiliki arah.
Besaran-besaran dalam fisika yang sudah kita kenal seperti massa, panjang, waktu , dan
yang lainnya dinyatakan dengan suku angka yang biasanya diikuti dengan suatu satuan.
Sebagai contoh, massa suatu benda sama dengan 4 kg. Besaran-besaran seperti itu tidaklah
mempunyai arah, sehingga disebut dengan besaran skalar. Dikatakan tidak mempunyai
arah, karena besaran-besaran tersebut bernilai sama ke semua arah/orientasi. Perhitungan
pada besaran skalar meliputi operasi-operasi matematik seperti penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian. Sedangkan besaran Vektor merupakan besaran yang memiliki
besar dan arah (Kamajaya,2007:50). Seperti contoh saat mobil bergerak 100 km/jam ke
timur, 100km/jam ke utara, dan lain sebagainya. Kecepatan merupakan salah Satu besaran
vektor, jadi harus dinyatakan oleh nilai dan arahnya.
Setiap vektor dapat diuraikan menjadi 2 vektor yang saling tegak lurus
(Kanginan,2002:77). Pada koordinat kartesian, vektor dapat diuraikan ke arah sumbu x,
sumbu y dan sumbu z jika 3 dimensi. Vektor-vektor hasil penguraian inilah yang disebut
dengan vektor komponen. Vektor yang terletak di sumbu x, disebut dengan vektor
komponen sumbu x, dan vektor yang terletak di sumbu y disebut dengan vektor komponen
sumbu y. Besar dari vektor komponen tergantung dari vektor bersangkutan, tetapi arahnya
selalu diketahui dan konstan.
Vektor satuan (unit vector) adalah vektor yang besarnya satu
satuan(Istiyono,2004:32). Vektor satuan berfungsi untuk menyatakan arah dari vektor
dalam ruang, dimana vektor satuan arahnya sejajar sumbu koordinat, dan pertambahannya
juga sejajar sumbu koordinat. Dalam koordinat kartesian xyz, vektor satuan biasanya
dilambangkan dengan vektor satuan i untuk sumbu x positif, vektor satuan j untuk sumbu y
positif dan vektor satuan k, untuk 3 dimensi. Jika dituliskan, vektor satuan pada koordinat
kartesian dinyatakan dengan , , atau A, B, C . Dengan demikian, jelaslah perbedaan vektor
komponen dan vektor satuan.
2.3 Menentukan Vektor Resultan
Hasil penjumlahan ataupun hasil pengurangan dari dua vektor atau lebih disebut
resultan vektor. Untuk menentukan vektor resultan, terdapat 2 metode, yakni metode grafis
dan metode analitis. Metode grafis dapat dibagi menjadi 3 metode yakni metode segitiga,
metode jajar genjang dan metode poligon. Metode analitis juga dapat dibagi menjadi 3,
yakni metode sinus, metode kosinus dan metode vektor komponen. Metode vektor yang
lazim digunakan adalah metode jajar genjang untuk menentukan resultan 2 buah vektor dan
metode vektor komponen untuk menentukan resultan banyak vektor.
2.3.1 Metode Jajar Genjang
Seperti yang sudah diulas sebelumnya, metode jajar genjang digunakan untuk
menentukan resultan 2 buah vektor. Jadi satu lukisan, yang nantinya akan berbentuk seperti
jajar genjang, hanya dapat melukiskan 2 buah vektor. Aturan menentukan vektor resultan
dengan metode jajar genjang adalah sebagai berikut.
1. Lukislah vektor F1 dan F2 dengan titik tangkap berimpit di titik O
3. Diagonal jajar genjang merupakan resultan atau hasil penggabungan vektor F 1 dan vektor F2
Gambar. 2.3 Metode Jajar Genjang
Jika ada tiga vektor atau lebih, Anda tidak mungkin menjumlahkan vektor-vektor tersebut
dengan metode jajar genjang atau metode segitiga. Oleh karena itu harus digunakan
metode segi banyak (poligon). Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah gambar berikut:
Gambar. 2.6 Metode Poligon
Pada gambar di atas terdapat tiga buah vektor yang akan dicari resultannya. Adapun
resultan ketiga vektor tersebut seperti tampak pada gambar 2.7 berikut:
Untuk menentukan arah resultan vektor, terhadap salah satu vektor penyusunnya,
dapat digunakan persamaan sisnus.
Perkalian titik dua buah vektor merupakan perkalian skalar dari dua vektor tersebut.
Hal ini disebabkan karena hasil kali titik dari dua buah vektor menghasilkan bilangan skalar .
Hasil perkalian titik dari dua buah vektor A dan B misalnya kita sebut C dapat dinyatakan
dengan suatu persamaan berikut
Contoh soal :
Jawab :
R=A+B+C
= (3i+j)+(-2i)+(i+2j)
= 2i + 3j
¿ 3
Tg θ = ¿ j∨ ¿ i∨¿ ¿ ¿ = = 1,5 Jadi, θ =arc tg (1,5) = 56,3°
2
3. Dalam suatu kejadian seorang pemanah menarik anak panah dari busurnya sebenarnya arah
gerak anak panah merupakan penjumlahan vektor gaya tarik tali dari kedua ujung busur
tersebut.
3. Pesawat terbang yang ingin terbang dan tinggal landas menggunakan metode vektor,
sehingga ketika turun tidak langsung jatuh ke bawah, tapi melalui arah vektor yang
disesuaikan. Dengan demikian orang-orang yang berada didalamnya pun tidak jatuh atau
terombang-ambing.
Gambar 2.19 pesawat
4. Metode vektor juga diaplikasikan terhadap orang yang sedang bermain layang-layang.
Sehingga arah layang-layang yang sedang terbang tidak lurus terhadap orang yang
memegang tali layangan. Dengan demikian orang tersebut dapat melihat layangan lebih
jelas karena ada pengaruh vektor.
6. Pada saat seorang anak bermain jungkat-jungkit, pada bidang miring menggunakan gaya
vektor, sehingga anak tersebut tidak jatuh dari bidang miring itu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Perbedaan besaran scalar dan besaran vektor adalah, besaran vektor memiliki arah
sedangkan besaran scalar tidak memiliki arah.
2. Perbedaan vektor satuan dan vektor komponen adalah vektor satuan merupakan vektor
yang bernilai satu satuan pada koordinat kartesian, sedangkan vektor komponen adalah
vektor uraian atau proyeksi tegak lurus suatu vektor pada sumbu xyz koordinat kartesian.
3. Cara menentukan vektor resultan ada 2 cara, yakni metode jajar genjang untuk 2 vektor,
dan metode vektor komponen untuk 2 atau lebih vektor.
4. Untuk menentukan arah resultan vektor terhadap salah satu vektor penyusunnya dapat
menggunakan persamaan sisnus, Perkalian titik dua buah vektor jika hasil kali titik dari dua
buah vektor menghasilkan bilangan skalar, dan Perkalian silang dari dua buah vektor yang
akan menghasilkan sebuah vektor baru.
5. Vektor merupakan salah suatu metode yang bermanfaat bagi kehidupan sehari – hari,
seperti : Bermain layang - layang, bermain jungkat - jungkit, panahan, terjun payung, perahu
menyeberangi sungai berarus.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah perlunya pengaplikasian dari
pengetahuan tentang vektor ini di masyarakat luas, untuk memudahkan pekerjaan
masyarakat, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan taraf hidup bangsa dan
negara.