Tugas Makalah Compounding, Dispensing Dan Informasi Obat Kasus 17 "Luka Bakar Matahari"
Tugas Makalah Compounding, Dispensing Dan Informasi Obat Kasus 17 "Luka Bakar Matahari"
Dosen Pengampu :
Dr. apt. Titik Sunarni, M. Si
Disusun
Kelas A-kelompok 17
A. Latar Belakang
Luka bakar merupakan kerusakan kulit tubuh yang disebabkan oleh
trauma panas atau trauma dingin (frost bite). Penyebabnya adalah api, air panas,
listrik, kimia, radiasi dan trauma dingin (frost bite). Kerusakan ini dapat
menyertakan jaringan bawah kulit. Luka bakar memiliki angka kejadian dan
prevalensi yang tinggi, mempunyai resiko morbiditas dan mortalitas yang tinggi,
memerlukan sumber daya yang banyak dan memerlukan biaya yang besar
(Menkes, 2019).
Luka bakar merupakan salah satu kejadian yang sering terjadi pada
masyarakat. Kontaminasi pada kulit mati adalah medium yang baik untuk
pertumbuhan bakteri sehingga mempermudah terjadinya infeksi. Penyebab utama
komplikasi dan kematian pada pasien luka bakar adalah infeksi. Kulit adalah salah
satu organ terbesar dalam tubuh yang melakukan banyak fungsi vital termasuk
homeostasis cairan, termoregulasi, fungsi imunologis, neurosensori dan
metabolisme (Schommer and Gallo, 2013).
Sunburn adalah eritema atau vesikel pada kulit dengan riwayat pajanan
sinar matahari khususnya RUV. Radiasi ultraviolet dapat dipancarkan oleh
matahari, tanning bed, lampu fototerapi, dan yang lainnya. Sunburn yang tidak
terlalu berat dapat sembuh secara spontan, namun pada kasus yang berat walaupun
jarang terjadi sunburn dapat menyebabkan dehidrasi dan infeksi sekunder. Angka
kesakitan dan angka kematian tergantung dari durasi pajanan kulit terhadap
matahari dan potensi perkembangan menjadi keganasan pada kulit (Roy and
Rasmi, 2018)
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud luka bakar matahari?
b. Apa patofisiologi luka bakar matahari?
c. Bagaimana tata laksana untuk mengatasi luka bakar matahari?
d. Bagaimana contoh kasus mengenai luka bakar matahari?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui patofisiologi luka bakar matahari
b. Untuk mengetahui tata laksana dalam mengatasi luka bakar matahari
c. Untuk mengetahui contoh kasus mengenai luka bakar matahari
BAB II
PEMBAHASAN
C. Patofisiologi
Patofisiologi paparan radiasi matahari memiliki efek menguntungkan
merangsang sintesis kulit vitamin D dan memberikan kehangatan bercahaya.
Sayangnya, ketika kulit terkena radiasi berlebihan dalam kisaran ultraviolet, efek
merusak dapat terjadi. Yang paling mencolok adalah sengatan matahari akut atau
eritema matahari (Walker, 2003)
Cedera utama yang bertanggung jawab atas sengatan matahari adalah
kerusakan langsung pada DNA oleh UVR, yang mengakibatkan peradangan dan
apoptosis sel-sel kulit (Matsumura, 2004) Peradangan akibat sengatan matahari
menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah kulit, menghasilkan eritema yang
khas. Dalam satu jam paparan UVR, sel mast melepaskan mediator yang telah
terbentuk sebelumnya termasuk histamin, serotonin, dan faktor nekrosis tumor,
yang menyebabkan sintesis prostaglandin dan leukotriene (Walker, 2003)
Pelepasan sitokin juga berkontribusi pada reaksi inflamasi, yang
menyebabkan infiltrasi neutrofil dan limfosit T (Terui, 2001) Dalam 2 jam setelah
paparan sinar UV, kerusakan sel-sel kulit epidermis terlihat. Baik keratinosit
epidermis ("sel terbakar sinar matahari") dan sel Langerhans mengalami
perubahan apoptosis sebagai akibat dari kerusakan DNA yang diinduksi UVR
(Van, 2005). Eritema biasanya terjadi 3-4 jam setelah paparan, dengan tingkat
puncak pada 24 jam (Kramer, 1999)
Kulit Ketika terjadi Sunburn
Paparan UVR yang kurang intens atau berdurasi lebih pendek
menghasilkan peningkatan pigmentasi kulit, yang dikenal sebagai penyamakan,
yang memberikan perlindungan terhadap kerusakan akibat UVR lebih lanjut
(Narbut, 2007) Peningkatan pigmentasi kulit terjadi dalam 2 fase:
- penggelapan pigmen langsung dan
- penyamakan tertunda.
Penggelapan pigmen langsung terjadi selama paparan UVR dan hasil dari
perubahan melanin yang ada (oksidasi, redistribusi). Ini mungkin memudar
dengan cepat atau bertahan selama beberapa hari. Penyamakan tertunda hasil dari
peningkatan sintesis melanin epidermal dan membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk menjadi terlihat (24-72 jam). Dengan paparan berulang terhadap UVR, kulit
menebal, terutama karena hiperplasia epidermal dengan penebalan stratum
korneum. Paparan UVR juga menekan imunitas yang diperantarai sel kulit, yang
mungkin berkontribusi terhadap kanker kulit nonmelanoma dan infeksi tertentu
(Walker, 2003).
Kalsifikasi sensitifitas kulit terhadap sinar matahari atau Skin
Phototypes (SPT) berdasarkan respon terhadap sinar matahari (Azevedo et al.,
2018) terdapat 6 tipe yaitu:
✓ Tipe I : Selalu terbakar, tanpa tanning, putih pucat
✓ Tipe II : Mudah terbakar, kadang tanning, putih pucat
✓ Tipe III : Kadang terbakar, tanning ringan/moderat, putih
✓ Tipe IV : Terbakar minimal sekali, selalu tanning, sedikit coklat
✓ Tipe V : Tak pernah terbakar, selalu tanning, coklat
✓ Tipe VI : Tak pernah terbakar, selalu tanning, coklat tua
Seperti disebutkan di atas, individu dengan fototipe kulit Tipe I hingga III
berisiko lebih tinggi mengalami sengatan matahari. Ini karena pigmen melanin
yang berkurang di kulit untuk menghalangi radiasi UV (Conant et al., 2018).
D. Tanda dan Gejala
Eritema atau bercak kemerahan UV-B terjadi sekitar 6 jam setelah paparan
dan memuncak selama durasi 12 – 24 jam. Ini merupakan pertanda kulit terbakar
matahari. Namun, serangan eritema dapat muncul lebih awal dan lebih parah
dengan peningkatan paparan. Eritema disertai rasa nyeri dan pada kasus yang
parah, memunculkan rasa tidak nyaman, melepuh, serta edema (pembengkakan)
umumnya pada tangan, kaki, dan wajah. Selain itu, gejala lainnya badan
menggigil, demam, mual, takikardia (jantung berdetak lebih dari 100 kali per
menit), serta hipotensi (tekanan darah rendah).
Gejala utama sunburn diawali dengan kemerahan (eritema), lalu diikuti
dengan tingkat rasa sakit dengan tingkat keparahannya proporsional atau
berbanding lurus dengan durasi dan intensitas eksposur atau pajanan. Gejala
lainnya dapat berupa edema, gatal, pengelupasan kulit, ruam, mual, demam,
menggigil, dan sinkop atau penurunan kesadaran. Selain itu juga, dapat merasakan
panas akibat dari reaksi luka akibat pajanan, disebabkan oleh konsentrasi darah
dalam proses penyembuhan memberi perasaan hangat pada daerah yang terkena
(Roy and Rasmi, 2018).
E. Etiologi
Radiasi ultraviolet dari sinar matahari langsung merupakan penyebab
tersering terjadinya sunburn. Sinar matahari adalah spektrum elektromagnetik
dengan cakupan panjang gelombang yang luas. Hampir setengah dari radiasi sinar
matahari yang mencapai permukaan bumi dapat terlihat. Untuk sampai di
permukaan bumi, sinar matahari harus melewati atmosfer. Pada saat sinar
matahari melewati lapisan atmosfer bumi, semua radiasi sinar UVC dan 90% sinar
UVB diserap oleh lapisan ozon, uap air, oksigen, dan karbon dioksida yang
terkandung dalam atmosfer. Radiasi UVA adalah yang paling sedikit terpengaruh
oleh atmosfer. Maka dari itu, radiasi ultraviolet yang mencapai permukaan bumi
sebagian besar adalah UVA dan sedikit UVB. UVA bisa penetrasi hingga ke kulit
bagian dalam dan merupakan tipe radiasi ultraviolet yang menyebabkan keriput
dan penuaan pada kulit. UVB adalah tipe radiasi ultraviolet yang dapat
menyebabkan sunburn. Kedua jenis radiasi tersebut dapat memicu terjadinya
kanker kulit.
F. Tatalaksana pengobatan
Terdapat beberapa tatalaksana mayor dalam mengatasi Sunburn yaitu
dengan mendinginkan kulit, aplikasi obat-obatan topikal, menjaga keseimbangan
cairan, mengatasi vesikel, dan melindungi kulit yang mengalami sunburn.
1. Penatalaksaan awal yang dapat dilakukan yaitu mendinginkan kulit. Hal ini
dapat dilakukan dengan pemaparan kulit terhadap benda-benda dingin.
2. Penatalaksaan berikutnya adalah aplikasi obat-obat topikal, untuk mencegah
iritasi kulit semakin parah. Penggunaan aloe vera misalnya, dalam hal ini
biarkan sedikit menempel dan melapisi kulit yang terbakar. Dapat juga
dilakukan dengan mengobati peradangan dengan krim kortison. Krim kortison
mengandung sedikit dosis steroid yang bisa bekerja untuk mengurangi
peradangan.
3. Penatalaksaan ketiga yaitu menjaga keseimbangan cairan kulit, dapat
dilakukan dengan cara minum banyak air. Sunburn bisa menyebabkan
dehidrasi, jadi penting untuk mengimbangi ini dengan minum banyak air saat
penyembuhan.
4. Penatalaksaan yang keempat adalah tatalaksana yang perlu menjadi perhatian
khusus karena pasien suka melakukan tindakan yang tidak sesuai. Talaksana
yang dimaksud adalah mengatasi vesikel perlu diperhatikan ukurannya. Jika
sunburn berat, maka pada awal kejadian akan muncul vesikel. Bila vesikel
kecil, lepuh dibiarkan saja. Vesikel akan menghilang dalam beberapa hari.
Jangan dipecahkan karena hal ini dapat menyebabkan infeksi dan jaringan
parut. Namun jika sebesar pula, lebih baik dipecahkan, dilakukan secara steril
dengan jarum ditusukkan lubang kecil di pinggir lepuh untuk drainase cairan
di dalam lepuh hingga kering. Selalu cuci sebelum dan sesudah menyentuh
luka.
5. Penatalaksaan yang terakhir adalah melindungi kulit yang terpajan sinar
matahari jika pergi ke luar rumah atau kantor. Aspek yang paling penting dari
perawatan sunburn adalah menghindari pajanan sinar matahari saat
penyembuhan dan mencegah terjadinya keadaan yang lebih buruk (Roy and
Rasmi, 2018).
G. Kasus
KASUS I
Seorang pasien Tn. R berusia 32 tahun datang ke apotek untuk membeli
obat dengan keluhan kemerahan pada wajah, dan seluruh badan disertai rasa perih.
Keluhan tersebut dialami sudah 1 minggu yang lalu setelah pasien melakukan
pekerjaan di bawah sinar matahari langsung tapa memakai baju panjang, dan
pasien mengatakan ini baru pertama kalinya. Riwayat pasien tidak memiliki alergi
obat dan makanan, selama mengalami keluhan tersebut pasien belum pernah
menggunakan obat apapun. Apakah ada terapi untuk menghilangkan kemerahan
dan mengembalikan ke kulit semula? Bagaimana rekomendasi dan saran yang
harus dilakukan kepada pasien sebagai apoteker di apotek?
Jawab:
Penyelesaian kasus tersebut menggunakan metode SBAR (Sittiation,
Background, Assesment, Recommendation)
Kemerahan pada wajah, dan badan disertai rasa perih.
S
A ➢ Kemerahan
- Hipersensitiv, inflamasi
- Iritatif dengan benda asing
- Vasokonstriksi pada pembuluh darah (pembuluh darah
akan membesar mengakibatkan kemerahan)
➢ Radang/ inflamasi
- Kulit perih dan panas
- Sistem imun merespon benda-benda atau kondisi yang
dianggap bahaya bagi kulit dan tubuh
R FARMAKOLOGI NON-FARMAKOLOGI
A • Kemerahan
- Hipersensitiv, inflamasi
- Vasokonstriksi pada pembuluh darah (pembuluh darah
akan membesar mengakibatkan kemerahan)
• Kering
- Karena paparan sinar matahari
• Kulit panas
- Inflamasi
• Demam
- Sistem imun merespon kondisi yang dianggap bahaya bagi
kulit dan tubuh
R FARMAKOLOGI NON-FARMAKOLOGI
• Pemberian aloe vera gel • Mandi menggunakan air dingin
• Kandungan : Ekstrak atau suhu ruangan
aloevera • Jangan menggosok kulit kering
• Indikasi : Melembapkan dengan handuk
kulit • Menghindari paparan sinar
• Pemberian paracetamol matahari terlalu lama
tablet 500mg 3x1 • Menggunakan baju berlengan
• Kandungan : Paracetamol panjang
500mg • Menggunakan pelembab atau
• Indikasi : Antipiretik sunscreen sebelum melakukan
aktivitas
• Menghindari penggunaan krim
yang berminyak, hal tsb dapat
menghalangi pendinginan
• Gunakan penggunaan produk
yang mengandung Aloe vera
• Konsumsi air putih lebih banyak
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang dapat disebabkan
oleh panas (api, cairan/lemak panas, uap panas), radiasi, listrik, kimia. Luka
bakar merupakan jenis trauma yang merusak dan merubah berbagai sistem
tubuh. Sunburn adalah eritema atau vesikel pada kulit dengan riwayat pajanan
sinar matahari khususnya RUV. Radiasi ultraviolet dapat dipancarkan oleh
matahari, tanning bed, lampu fototerapi, dan yang lainnya.
2. Patofisiologi paparan radiasi matahari memiliki efek menguntungkan
merangsang sintesis kulit vitamin D dan memberikan kehangatan bercahaya.
Efek merugikan ketika kulit terkena radiasi berlebihan dalam kisaran ultraviolet,
efek merusak dapat terjadi. Yang paling mencolok adalah sengatan matahari
akut atau eritema matahari. Cedera utama yang bertanggung jawab atas sengatan
matahari adalah kerusakan langsung pada DNA oleh UVR, yang mengakibatkan
peradangan dan apoptosis sel-sel kulit.
3. Penatalaksaan awal yang dapat dilakukan yaitu mendinginkan kulit. Hal ini
dapat dilakukan dengan pemaparan kulit terhadap benda-benda dingin.
Penatalaksaan berikutnya adalah aplikasi obat-obat topikal, untuk mencegah
iritasi kulit semakin parah. Penggunaan aloe vera misalnya dan dapat
menggunakan krim kortison untuk peradangan. Penatalaksaan ketiga yaitu
menjaga keseimbangan cairan kulit, dapat dilakukan dengan cara minum banyak
air. Penatalaksaan keempat adalah mengatasi vesikel perlu diperhatikan
ukurannya. Jika sunburn berat, maka pada awal kejadian akan muncul vesikel.
Bila vesikel kecil, lepuh dibiarkan saja. Vesikel akan menghilang dalam
beberapa hari. Jangan dipecahkan karena hal ini dapat menyebabkan infeksi dan
jaringan parut. Namun jika sebesar pula, lebih baik dipecahkan, dilakukan secara
steril dengan jarum ditusukkan lubang kecil di pinggir lepuh untuk drainase
cairan di dalam lepuh hingga kering. Selalu cuci sebelum dan sesudah
menyentuh luka. Penatalaksaan yang terakhir dengan melindungi kulit yang
terpajan sinar matahari jika pergi ke luar rumah atau kantor.
4. Pada kasus 1 dengan pasien mengalami luka bakar akibat paparan sinar matahari
langsung saat bekerja dengan keluhan kemerahan pada wajah, dan seluruh badan
disertai rasa perih dapat diberikan krim pelindung sinar matahari, methil
prednisolon tablet untuk mengatasi peradangan, dan pelembab seperti aloe vera
gel.
5. Pada kasus 2 dengan pasien mengalami luka bakar akibat paparan sinar matahari
keluhan kulit wajahnya merah, panas dan mengering, dan terkadang demam
(38oC) dapat diberikan aloe vera gel untuk melembabkan kulit dan tablet
paracetamol untuk mengatasi demam.
DAFTAR PUSTAKA
Azevedo, M., Bandeira, L., Luza, C., Lemos, A., & Bandeira, F. (2018). Vitamin D
deficiency, skin phototype, sun index, and metabolic risk among patients with
high rates of sun exposure living in the tropics. Journal of Clinical and Aesthetic
Dermatology.
Canadian Cancer Society. Canadian cancer statistics 2015: special topic: predictions of
the future burden of cancer in canada. Canada: Government of Canada; 2015. 7.
Chu DH. 2013. Overview of biology, development, and structure of the skin. In: In: Wolf
KW, et al. Fitzpatrick’s dermatology in General Medicine, 8thed. Mc Graw Hill
Medical 3:7:58-75
Conant, L., Beck, K. M., & Liao, W. (2018). A Rapid and Cost-Effective Device for
Testing Minimal Erythema Dose. Dermatology and Therapy.
https://doi.org/10.1007/s13555-018-0255-0