Seni Teater Mancanegara
Seni Teater Mancanegara
Seni Teater Mancanegara
MANCANEGARA
Oleh:
Rezeki Kamalia, S.Pd
PENGERTIAN
SENI TEATER MANCANEGARA
Teater non tradisional atau teater modern, adalah jenis teater yang
tumbuh dan berkembang di tengah keramaian kota dengan adanya pengaruh
dari teori Barat. Cerita yang dipentaskan bersumber dari sebuah karya sastra
atau peristiwa seharihari. Naskahnya terdiri dari peranan central, pembentukan
watak dan karakter tokoh, serta alur cerita. Para pemain harus meminimalisir
improvisasi dengan maksud agar bangun ceritanya standar, sehingga meskipun
dilakukan pementasan berulangulang kali, cerita tetap sama. Peran sutradara
sangatlah penting dalam teater modern, karena merupakan tokoh central yg
memiliki hak tunggal dalam hal menginterpretasikan naskah cerita yang ingin
ditampilkan dan dipersembahkan kepada penonton. Beberapa contoh dari
teater modern ini antara lain:
Drama
Teater
Sinetron
Film.
CIRI KHAS SENI TEATER
1. Panggung tertata rapi dengan jenis peralatan yang lebih
kompleks dibandingkan dengan teater tradisional.
2. Umumnya pementasan teater modern dilaksanakn di sebuah
gedung tertutup, yang memisahkan antara panggung pemain
dan penonton.
3. Terdapat pengaturan akan jalur cerita yang dipentaskan.
4. Jumlah peserta lebih banyak dibandingkan teater tradisional.
5. Tidak banyak interaksi yang dilakukan antara penonton dengan
pemain.
6. Gedung-gedung pertunjukan modern memiliki efek-efek khusus
dan teknologi baru yang memungkinkan pencapaian artistik
secara maksimal
7. Orang datang ke gedung pertunjukan tidak hanya untuk
menonton teater melainkan juga untuk menikmati musik, hiburan,
pendidikan, dan mempelajari hal-hal baru.
8. Wilayah jelajah artistik dibuka selebar-lebarnya untuk
kemungkinan perkembangan bentuk pertunjukan teater.
9. Ada pegangan cerita tertulis berupa naskah Teater
10.Unsur cerita modern berkaitan dengan peristiwa sezaman.
STRUKTUR
SENI TEATER MANCANEGARA
1. Plot merupakan jalinan cerita
2. Penokohan dan perwatakan
3. Penulis lakon sudah menggambarkan perwatakan tokohnya. Dalam keterkaitan
penokohan dan perwatakan terdapat tokoh protagonist, tokoh antagonis dan
tokoh pembantu.
4. Dialog
5. Ciri khas suatu drama adalah naskah yang berbentuk percakapan atau dialog
yang berbentuk lisan dan komunikatif dan bukan ragam bahasa tulis.
6. Setting biasanya disebut latar cerita. Setting meliputi tiga dimensi, yaitu tempat,
ruang dan waktu.
7. Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung dalam drama. Tema
berhubungan dengan premisdrama yang berhubungan dengan nada dasar dan
sudut pandang pengarang.
8. Amanat atau pesan pengarang
TEKNIK DASAR DALAM
SENI TEATER MANCANEGARA
1. Teknik Dasar Olah Tubuh.
Olah tubuh yaitu pengolahan atau praktik pelatihan tubuh
agar tubuh memiliki stamina, memiliki kelenturan serta
daya repleks tubuh.
a. Stamina atau kekuatan tubuh.
Kekuatan tubuh adalah cara bagaimana melatih tubuh agar
tubuh memiliki ketahanan fisik dan pernafasan yang sehat.
b. Treching/peregangan.
Perengangan adalah pelatihan atau pengolahan bagian tubuh
seperti otot - otot tubuh agar dapat memperoleh tubuh
yang lentur dan dapat memiliki daya gerak repleks.
c. Keseimbagan tubuh.
Latihan keseimbangan tubuh bertujuan untuk memberi kita
kemampuan otak yang dapat menguasai tubuhnya.
Tumpuan latihan keseimbangan ini penekanannya ada
pada kekuatan kaki.
2. Teknik Dasar Olah Vokal/Suara
Olah suara merupakan praktik pengolahan atau latihan
untuk elemen-elemen yang berhubungan dengan suara
melalui teknik pernafasan dan pengucapan agar dapat
memiliki artikulasi yang jelas, intonasi suara yang baik,
dinamikan suara, dan kekuatan atau power suara.
a. Artikulasi, diartikan dengan kejelasan dalam pengucapan kata atau
kalimat dengan tujuan agar apa yang dikatakan atau diucapkan
menjadi jelas dengan apa yang diterima oleh pendengarnya.
b. Intonasi, adalah irama dari suara dengan penekanan dalam
mengucapkan kalimat atau kata sehingga pengucapanya tidak
meonoton atau terkesan datar.
c. Dinamika, adalah tempo pengucapan kalimat atau kata melalui
suara dengan teknik cepat, lambat, atau sedang.
d. Power/kekuatan suara, adalah lemah - lantang/kerasanya suara
yang dihasilkan dari pengucapan suatu kata atau kalimat.
3. Teknik Dasar Olah Rasa.
Olah rasa adalah suatu proses latihan yang menempatkan
perasaan sebagai objek utama dari pengolahan atau latihan .
Olah rasa juga memiliki fungsi lain seperti kejujuran rohani dan
pembebasan rohani dari hal-hal yang mengikat dan membatasi
yang diharapkan dapat membantu sikap perasaan untuk
melahirkan ide-ide dan kreativitas seni peran.
a. Teknik konsentrasi.
Konsentrasi ialah gerbang atau faktor utama yang menentukan
kelangsungan mengatur dan mngendalikan fenomena
psikologis seorang aktor dalam mengusasi perannya. Dengan
latihan ini maka seorang aktor akan dapat mengasingkan
dirinya dari kehidupan nyata yang selanjudnya beralih pada
cipta, rasa, dan karsanya pada satu pusat perhatian.
b. Teknik pengindraan.
Kemampuan peralatan tubuh (indra) dalam merespon atau
bereaksi terhadap berbagai hal terutama yang berhubungan
dengan sifat-sifat pancaindra. Semua panca indra yang
berkaitan dengan olah rasa ditujukan untuk membangun
kepekaan rasa yang nantinya hadir sebagai rangsangan emosi
dalam teknik seni peran.
c. Teknik kepekaan rasa.
Rasa atau sukma adalah kekuatan dari " Dalam " dari pada
aktor yang kemudian ditampilkan kepada penonton
melalui media - media : mimik (air muka), gesture (gerak
- gerik tubuh ), emosi suara ( dialog), laku dramatik dan
karakter atau perwatakan.Media-media tersebut secara
langsung atau tidak langsung mutlak dapat dihadirkan
karena ada dorongan perasaan yang
melatarbelakanginya. Dorongan perasaan tersebut
diantaranya melalui pelatihan kepekaan emosi: rasa
sedih, takut, marah, gembira, dan rasa benci.
d. Teknik Imajinasi.
Imajinasi adalah kemampuan dalam menciptakan daya
khayal sebagai hasil kepekaan ingatan emosi dari
kehidupan sehari-hari, perumpamaan (metaforik)
terhadap binatang, tumbuhan, unsur alam atau hasil
sebuah perenungan mendalam yang mampu
menciptakan khayalan positif..
4. Teknik Ruang
adalah tempat bermain peran atau akting dengan lingkup
peralatan dan sett dekorasi yagn dihadirkan di atas
pentas. Ruang ini oleh pemain haruslah diisi dan
dihidupkan manjadi satu kesatuan yang utuh, sehingga
mendukung peran yang diperankan.
a. Bloking berhubungan dengan latihan untuk mendukung elemen
artistik, dimana para pemain harus mempunyai kepekaan ruang
(penguasaan panggung) yang artinya pada calon aktor harus berlaith
memposisikan diri pada wilayah pentas, apabila pentas di isi olah
lebih dari 1 orang pemain.
b. Movement (bergerak/pergerakan/perpindahan) tempat. Pergerakan
atau perpindahan tempat bagi seorang pemain dapat dilakukan ke
depan, ke samping, ke belakang, mendekat atau menjauh asalkan
perpindahan yang dilakukan pemain tidak menutup aau menghalangi
pergerakan pemain yang lainnya.
c. Businees atau bisnis adalah usaha pemain dalam mumbunuh dari rasa
membosankan, kejenuhan, kebingungan atau kekakuan dalam berbuat sesuatu dalam
mengisi kekosongan waktu yang terjadi ketika berada di atas pentas. Dengan kata lain
bahwa businees adalah suatu tindakan atau upaya menanggapi peran yang dibawakan
dengan bantuan handprop ( impropisasi tangan ) atau peralatan tangan (benda yang
digunakan), seperti memainkan topi, memainkan tongkat, memainkan dasi, dan lainnya
sesuai dengan properti yang digunakan pada fisik atau properti lain yang tidak
digunakan pada fisik pemain seperti benda-benda atau properti pentas yang berada di
atas pentas.
d. Leveling merupakan pengaturan tinggi rendah pemain dalam ruang pentas. Pengaturan
tinggi rendah pemain, baik personal maupun gruping selalu dilakukan bahwa pemain
yang berada di belakang pemain lainnya hendaknya memiliki kesadaran harus lebih
tinggi dan pemian yang berada di depan pemain lainnya harus membarikan level rendah
agar keduanya tampak menggantungkan untuk terlihat oleh penonton..
CONTOH
SENI TEATER MANCANEGARA
1. Teater Yunani
2. Teater Romawi
3. Teater Modern
4. Teater Kontemporer
Kode
Absen
SBSTM21