Kamis, 10 Januari 2019

ALIBABA DAN STRATEGINYA

MAKALAH ALIBABA DAN STRATEGI BISNISNYA

ALIBABA DAN STRATEGI BISNISNYA
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia
Description: Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8LaR1n1caI_I2jLHKuNTk_trl17C15QQDZ4JSQrY_xKNYGM-QvcQjSf1RN1_LazV2bg_IBrpt2HvlwjIb5IrLxbQf2JCoaPgqhYOcCWCXnbIkakeAeRSxdWDddANlzyi8RS3D_wba2glM/s320/Logo_Polnes_2015-sekarang.png

Disusun Oleh:
Michael Reinold (18652046)

Program Studi D4 Manajemen Pemasaran
Jurusan Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Samarinda
Samarinda
2018











KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, nikmat serta karunia-Nya yang tak ternilai dan tak dapat dihitung sehingga saya bisa menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul “Alibaba dan Strateginya” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Makalah ini berisikan mengenai penggunaan website Alibaba yaitu penyedia jasa layanan secara online.
Adapun, penyusunan makalah ini kiranya masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saya menghaturkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini. Saya pun berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya kepada saya agar di kemudian hari saya bisa membuat makalah yang lebih sempurna lagi.
Akhir kata saya harap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.









Samarinda, 11 Januari 2019



Penyusun













DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR........................................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah........................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian................................................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian.............................................................................................. 5

1. Teoritis/Akademis   5

2. Praktis         5

BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................................. 6

A. Pengertian E-Business........................................................................................ 6

B. Pengertian E-Commerce..................................................................................... 6

C. Model-model E-Commerce................................................................................ 7

BAB III PEMBAHASAN.................................................................................................... 9

A. Alibaba.com........................................................................................................ 9

B. Asal Usul Nama dan Logo Alibaba.com.......................................................... 10


C. Kekuatan dan Kelemahan Alibaba................................................................... 12

1. Kekuatan     12

2. Kelemahan  12

D. Keunggulan Taobao dan Tmall......................................................................... 12

1. Taobao        12

2. Tmall           13

3. Keunggulan Taobao dan Tmall       14

E. Faktor-faktor pendukung Indonesia sebagai kesempatan besar bagi perusahaan

E-Commerce   14

F. Perilaku konsumen di Indonesia terhadap belanja online................................. 15

BAB IV PENUTUP............................................................................................................ 18

A. Kesimpulan....................................................................................................... 18

B. Saran................................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 19



ii


BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Indonesia dalam transaksi perdagangan nasional maupun internasional telah berkembang dengan sangat pesat. Bukan lagi hanya dengan melalui pertemuan di toko, melainkan juga melalui pertemuan di dunia maya atau virtual (online). Hal ini memudahkan transaksi jual beli bagi penjual dan pembeli baik di dalam maupun luar negeri. Pengusaha Indonesia harus memiliki keunggulan komparatif agar dapat bersaing baik di lokal maupun internasional (luar negeri).

Penggunaan teknologi internet diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar terhadap dunia bisnis yang semakin kompetitif. Salah satu jenis implementasi teknologi dalam hal meningkatkan persaingan bisnis dan penjualan produk-produk adalah dengan menggunakan electronic commerce (e-Commerce) yang dapat membantu memasarkan berbagai macam produk atau jasa, baik dalam bentuk fisik maupun digital.

Perkembangan teknologi informasi meyebabkan terjadinya perubahan kultur masyarakat sehari-hari. Media elektronik menjadi salah satu media andalan untuk melakukan komunikasi dan bisnis yang memanfaatkan internet tersebut. Walaupun masih banyak pelaku bisnis yang belum mengenal betul tentang internet tersebut tetapi karena desakan bisnis yang semakin mengarah ke media maka banyak para pelaku bisnis mulai menggunakannya, seiring dengan meningkatnya pengguna internet baik yang menggunakan komputer ataupun notebook, serta pengakses internet melalui ponsel.

Desakan bisnis yang semakin mengarah ke media elektronik, berbelanja online sudah bukan menjadi kegiatan yang aneh. Orang akan semakin terbiasa melakukan tranksaksi memanfaatkan jaringan internet mulai membeli buku, membeli peralatan elektronik, pesan tiket, dan aktivitas lainnya. Prosesnya cepat dan efisien. Potensi pertumbuhan bisnis e-commerce di Indonesia diperkirakan cukup besar seiring dengan lonjakan penggunaan internet.



Menurut Matthew Driver, presiden Master Card untuk wilayah Asia Tenggara, Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan pasar e-commerce yang terbesar di Asia-Pacific. Di bawah ini adalah jumlah estimasi penjualan e-commerce untuk wilayah Asia-Pacific.
Sedangkan gambar di bawah ini menunjukkan estimasi pada penjualan e-commerce B2C di beberapa negara Asia. Walaupun jumlah penjualan di Indonesia masih rendah dibanding negara lainnya, namun melihat perkembangan Indonesia yang cukup pesat, tidak menutup kemungkinan Indonesia akan menyaingi negara Asia lain yang sudah lebih dulu menghasilkan penjualan e-commerce di atas Indonesia.









Berdasarkan data dari Bolton Consulting Group (BCG), pada tahun 2013 golongan kelas menengah di Indonesia sudah mencapai angka 74 juta orang dan diprediksi pada tahun 2020, angka ini naik menjadi 141 juta orang atau sekitar 54% dari total penduduk di Indonesia. Melihat dari data ini, sudah jelas dan bisa dipastikan bahwa potensi pasar e-commerce di Indonesia sangatlah besar. Dengan meningkatnya golongan kelas menengah, orang-orang tidak akan segan untuk mengkonsumsi uang mereka untuk membeli berbagai macam barang yang mereka inginkan.

Saat ini, internet telah menjadi salah satu media pemasaran dan penjualan yang murah, cepat dan memiliki jangkauan yang luas hingga menembus batas-batas negara. Seiring bermunculannya berbagai onlineshop yang menawarkan produk melalui website yang dirancang untuk dapat melakukan transaksi secara online, dan lahirlah istilah E-commerce. E-commerce di Indonesia masih memiliki potensi untuk berkembang pesat.

Hal ini didukung oleh beberapa faktor, yakni:

a.       Akses internet semakin murah dan cepat, yang akan meningkatkan jumlah pengguna internet

b.      Dukungan dari sektor perbankan yang menyediakan fasilitas internet banking maupun sms banking, yang akan mempercepat proses transaksi

c.       Biaya web hosting yang semakin murah

d.      Semakin  mudah  dan  murahnya  membangun  situs  e-commerce  yang didukung

dengan tersedianya berbagai software open source

Selain hal-hal yang disebutkan di atas, perkembangan e-commerce di Indonesia tentu harus didukung juga oleh adanya peraturan yang dapat melindungi konsumen dari kerugian yang disebabkan penipuan, hack credit card, dan berbagai potensi kerugian lainnya. Dengan demikian konsumen dapat berbelanja online secara aman dan nyaman.

Akan tetapi, survei terbaru Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan bahwa peggunaan internet di Indonesia mencapai 63 juta pengguna. Tapi dari jumlah tersebut, hanya 22,8% (sekitar 14 juta pengguna) yang melakukan belanja online dalam tiga bulan terakhir pada periode April hingga Juli 2012. Ada beberapa faktor yang menyebabkan masih rendahnya penetrasi belanja online di kalangan pengguna internet. Faktor utama ialah pengguna internet masih takut dengan maraknya penipuan yang kerap terjadi. Hasil survei APJII, diketahui 77,2% yang tidak belanja online diantaranya 34,6% beralasan takut terjadi penipuan,

3



21,5% tidak bisa melihat barang secara langsung, 13,8% menganggap harga barang mahal. Sedangkan sisanya pengguna internet beralasan, antara lain: belum berminat, kualitas belum terjamin, tidak tahu caranya, dan tidak praktis.

Aktivitas belanja online di Indonesia masih belum terlalu tinggi, bukan berarti belum mengenal teknologi alias gaptek (gagap teknologi) atau kendala teknis, tapi hanya karena masalah mental barrier. Meski penetrasi belanja online belum mencapai 50% dari pengguna internet, tapi tetap memberikan peluang bisnis bagi pedagang offline untuk melebarkan bisnisnya ke internet.

Online shopping sebagaimana fenomena yang terdapat di berbagai bidang di masa kini dan mendatang merupakan topik yang menarik untuk dikaji dan diteliti. Dari berbagai e-commerce yang tak henti-hentinya beredar di berbagai penjuru dunia di sekitar kita, strategi dalam membangun kesuksesan bisnis e-commerce menjadi hal yang semakin menarik untuk dikaji dari masa ke masa. Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan sedikit informasi bagi pelaku bisnis atau yang akan memulai bisnis online untuk mencapai kesuksesan dalam berbisnis secara online.

Berdasarkan uraian di atas sangatlah penting pelaku bisnis atau yang akan memulai bisnis online untuk mengetahui kondisi pasar dan persaingan dalam transaksi e-commerce.


B.  Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1.      Apakah Alibaba.com?

2.      Bagaimana asal usul nama dan logo Alibaba?

3.      Bagaimana E-commerce Ecosystem di Alibaba Group?

4.      Apa sajakah kekuatan dan kelemahan Alibaba?

5.      Apa sajakah keunggulan Taobao dan Tmall?


C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:

1.      Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung Indonesia sebagai kesempatan besar bagi perusahaan e-commerce.

2.      Untuk mengetahui perilaku konsumen di Indonesia terhadap belanja online.



4


D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

1.      Teoritis/Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang e-commerce sekaligus diharapkan dapat menjadi referensi tambahan bagi yang tertarik untuk meneliti permasalahan ini lebih lanjut.

2.      Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi masyarakat, konsumen, pemerintah, serta pihak-pihak lain di Indonesia untuk meningkatkan pengetahuan tentang e-commerce di internet.






















BAB II

LANDASAN TEORI


A. Pengertian E-Business

Menurut Chaffey (2009: 13),

Electronic business (e-business) is all electronically mediated information exchanges, both within an organization and with external stakeholders supporting the range of business processes.”

Definisi tersebut dapat diartikan bisnis elektronik adalah semua pertukaran

informasi  yang  dimediasi  secara  elektronik,  baik  di  dalam  suatu  organisasi  dan

dengan para eksternal stakeholders yang mendukung berbagai proses bisnis.

E-business adalah  kegiatan  bisnis  yang  dilakukan  secara  otomatis  dengan

memanfaatkan   teknologi   elektronik    seperti   komputer   dan   internet.   E-business

memungkinkan suatu perusahaan untuk berhubungan dengan sistem pemrosesan data

internal  dan  eksternal  secara  lebih  efisien  dan  fleksibel.  Dari  proses  pemesanan

barang, konfirmasi pembayaran, hingga konfirmasi bahwa pengiriman barang tersebut

sudah sampai kepada customer dilakukan secara elektronik.


B.  Pengertian E-Commerce

Menurut Chaffey (2009: 10),

Electronic commerce (e-commerce) is often thought simply to refer to buying and selling using the Internet; people immediately think of consumer retail purchases from companies such as Amazon. But e-commerce involves much more than electronically mediated financial transactions between organizations and customers. E-commerce should be considered as all electronically mediated transactions between an organization and any third party it deals with. By this definition, non-financial transactions such as customer requests for further information would also be considered to be part of e-commerce.”


Definisi tersebut dapat diartikan, perdagangan elektronik sering merujuk pada

pembelian  dan  penjualan  menggunakan  Internet;  orang  langsung  berpikir  tentang

pembelian   konsumen   ritel   dari   perusahaan   seperti   Amazon.   Tapi    e-commerce

melibatkan lebih dari transaksi keuangan  yang dimediasi secara elektronik antara

organisasi dan pelanggan. E-commerce seharusnya dipertimbangkan sebagai semua

transaksi yang dimediasi secara elektronik antara organisasi dan pihak ketiga yang

berkaitan. Dengan definisi ini, transaksi non-keuangan seperti permintaan pelanggan

untuk informasi lebih lanjut juga dianggap sebagai bagian dari e-commerce. "





Berdasarkan Wikipedia.org, bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, perdagangan elektronik (bahasa Inggris: electronic commerce atau e-commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www (World Wide Web), atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventory otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.

E-commerce merupakan bagian dari e-business, cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekadar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan, dan lain-lain. Selain teknologi jaringan www,

e-commerce juga memerlukan teknologi basis data atau pangkalan data (database), surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk perdagangan elektronik ini.

Kegiatan e-commerce ini dianggap sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (Supply Chain Management), pemasaran elektronik (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange/EDI), dan lain-lain.


C. Model-model E-Commerce

E-procurement adalah salah satu pengembangan e-commerce yang mulai berkembang pada akhir abad-20 ini dan tidak diragukan lagi akan terus berkembang dengan pesat pada permulaan abad-21 ini.

Ada 4 model pokok yang berkembang dalam revolusi internet ini, yaitu :

1.      Business-to-Business (B2B)

Adalah model perusahaan yang menjual barang atau jasa pada perusahaan lain. Ini diperkirakan sedang berkembang dengan cepat dari segi volume dan nilai perdagangan, jauh melebihi model-model yang lain.

2.      Business-to-Cunsumer (B2C)

Ini adalah model perusahaan yang menjual barang atau jasa pada pasar atau publik.


Contoh: Amazon.com Inc. (www.amazon.com) yang menjual buku, yang mempunyai koleksi tidak kurang dari 4,5 juta judul buku.

3.      Consumer-to-Consumer (C2C)

Ini adalah model perorangan yang menjual barang atau jasa kepada perorangan juga.

Contoh: eBay Inc (www.ebay.com), suatu perusahaan yang menyelenggarakan lelang melalui internet. Melalui perusahaan ini, perorangan dapat menjual atau membeli dari perorangan lain melalui internet.

4.      Consumer-to-Business (C2B)

Ini adalah model perorangan yang menjual barang atau jasa kepada perusahaan.

Contoh: Priceline (www.priceline.com), dimana konsumen menawarkan harga tertentu dimana ia menginginkan membeli berbagai barang dan jasa,

termasuk tiket pesawat terbang dan hotel.



Dalam perkembangannya, perlu dibedakan antara B2B E-Commerce dan B2B Exchange. Keduanya memang menggunakan teknologi internet, namun mempunyai cara dan pasar yang berbeda, seperti dijelaskan di bawah ini.

1.      B2B E-Commerce.

Bentuk ini menawarkan penjualan atau pembelian dalam bentuk maya tetapi oleh satu perusahaan pada perusahaan lain saja. Jadi tidak terbuka dan tidak dapat diikuti oleh banyak perusahaan.

2.      B2B Exchange.

Sedangkan bentuk ini ialah padanan dari stock exchange misalnya, dimana transaksi terbuka untuk semua perusahaan yang mau melakukannya. Jadi B2B Exchange adalah suatu jaringan dimana banyak pembeli dan banyak

penjual dapat bertemu di ruang perdagangan maya.

Mengenai cara pembayaran, sesuai dengan cara transaksinya sendiri, yang juga secara maya (virtual), yakni dalam bentuk L/C, money transfer, credit card, atau instrumen lain.











BAB III

PEMBAHASAN


A. Alibaba.com
Alibaba merupakan perusahaan e-commerce terbesar di China saat ini. Perusahaan yang berpusat di Hangzhou, China ini didirikan oleh Jack Ma pada tahun 1999. Alibaba menyediakan layanan penjualan melalui portal web dengan metode Costumer to Customer, Business to Customer, dan Business to Business. Alibaba juga menyediakan layanan pembayaran elektronik, mesin pencari belanja dan layanan komputasi awan data-centric. Kelompok ini dimulai pada tahun 1999 ketika Jack Ma mendirikan situs Alibaba.com, portal Business to Business untuk menghubungkan produsen Cina dengan pembeli di luar negeri. Pada tahun 2012, dua portal Alibaba menangani 1,1 triliun yuan ($170 miliar) dalam penjualan. Salah satu toko online terbaik di Indonesia yaitu Lazada sudah dibeli sahamnya oleh Alibaba senilai $1 miliar atau sekitar Rp. 13.2 Triliun.



B.  Asal Usul Nama dan Logo Alibaba.com
Sebuah logo memiliki arti penting bagi sebuah perusahaan ataupun bisnis. Selain sebagai identitas, tentu juga sebagai pembeda dari perusahaan lain. Logo-logo perusahaan ada yang berbentuk sederhana saja, ada pula yang rumit bahkan memiliki makna tersembunyi.

Berikut ini adalah asal usul dan makna dari nama Alibaba. Jack Ma mendapatkan nama Alibaba karena terinspirasi dari cerita Alibaba and The Fourty Thieves yaitu cerita yang diambil dari kumpulan cerita-cerita Arab yaitu kisah 1001 malam. Ternyata Jack Ma yang dulunya adalah seorang guru bahasa Inggris ini menyukai nama Alibaba karena dalam cerita tersebut Alibaba digambarkan sebagai sosok yang baik, orang yang pandai dalam berbisnis, dan suka membantu orang-orang di kampungnya. Nah, dari sanalah Jack Ma terinspirasi akan nama Alibaba dan menjadikannya nama untuk bisnisnya tersebut.

Ada hal menarik saat Jack Ma "menguji coba" nama tersebut. Saat wawancara untuk program CNN Talk Asia tahun 2006 lalu, Jack Ma mengungkapkan bahwa ia sempat melakukan uji coba pada nama tersebut. Saat ia di sebuah coffee shop di San Fransisco, Jack Ma menanyai pelayan di sana apakah familiar dengan nama "Alibaba". Ternyata pelayan coffee shop tersebut familiar dengan nama tersebut. Karena penasaran, akhirnya Jack Ma memutuskan untuk menanyai secara acak orang-orang yang lewat di jalanan, apakah mereka tahu nama Alibaba. Ternyata semua orang tahu dengan nama tersebut, tak peduli apa pun latar belakangnya, semua orang mengenal nama Alibaba. Sobat tahu ide dari nama Alibaba ini adalah bahwa konsumen dapat menemukan "harta karun" dalam websitenya. Mungkin maksudnya di sini adalah






konsumen yang masuk ke website Alibaba bisa menemukan rangkaian produk-produk yang bernilai dan berharga.

Sementara itu, logo Alibaba juga memiliki arti dan makna tersembunyi di dalamnya. Logo Alibaba yang begitu dominan warna orange ini menggambarkan antusiasme dan semangat. Sementara itu, pada huruf a yang digambarkan seperti karakter wajah orang tersenyum menghadap sebelah kiri itu maksudnya adalah harapan perusahaan akan kepuasan konsumen yang ditunjukkan dengan gambar orang tersenyum. Jika kita telisik lagi, idenya sama dengan logo Amazon.com yang juga memiliki karakter orang tersenyum yang tersembunyi pada gambar panah huruf a-z yang sekilas terlihat mirip orang yang tersenyum. Huruf a-z ini juga dapat diartikan sebagai amazon menyediakan produk lengkap dari a-z.












C.                Kekuatan dan Kelemahan Alibaba

1.      Kekuatan
§    Scale of operations / Scale of the dominance

§    Market Share

§    Visionary Leader

§    Good relationship with partners / Offers a wide ecosystem for all participants

– consumers, merchants, third-party service providers and others.

2.      Kelemahan
§    Way too many sellers

§    Very high discounts

§    Political Issues


D.    Keunggulan Taobao dan Tmall

1.      Taobao
Taobao adalah situs China untuk belanja online mirip dengan eBay, Amazon dan Rakuten yang dioperasikan di China oleh Alibaba Group.

Didirikan oleh Alibaba Group pada 10 Mei 2003, Taobao Marketplace memfasilitasi Costumer to Costumer (C2C) ritel dengan menyediakan platform untuk usaha kecil dan pengusaha individu untuk membuka toko online yang terutama melayani konsumen di China seperti (Daratan China, Hong Kong, Macau dan Taiwan) dan juga di luar negeri. Dengan sekitar 760 juta daftar produk pada Maret 2013, Taobao Marketplace adalah salah satu dari 10 situs web yang paling banyak dikunjungi di dunia




2.   Tmall
Tmall dikhusukan untuk barang-barang dari brand-brand terkenal dan memiliki kualitas lebih baik tentunya dan harga yang sedikit lebih mahal.

Raksasa e-commerce Amazon, memutuskan untuk bergabung dengan Tmall Alibaba ketimbang berkompetisi dengan mereka. Pada minggu ini, Alibaba membuka digital storefront di Tmall. Dengan skema ini, Amazon akan membiarkan Alibaba memotong hasil penjualan di Amazon.

Tmall sendiri adalah salah satu kunci sukses Alibaba. Marketplace ini menyediakan digital storefront untuk beberapa retailer besar di seluruh dunia dan menjadi gateway komersial untuk menciptakan pertumbuhan kelas menengah Tiongkok. Beberapa perusahaan besar di AS, seperti Nike, Apple, sudah membuka storefront di Tmall.



3.      Keunggulan Taobao dan Tmall

·         Harga sangat murah

·           Lengkapnya variasi barang yang ditawarkan

·           Kemudahan dalam segi pembayaran, yakni Alipay & wechat payment

·           Garansi barang dipastikan selalu datang

·         Jika barang yang kita terima rusak atau tidak sesuai dengan gambar atau ukiran yang tidak pas maka kita dapat menukarnya tanpa tambahan biaya apapun.

·           Technology yang digunakan sudah canggih:
v    mengetik

v   memfilter dengan kualitas maupun harga

v   memfoto barang dan memasukkan di mesin pencari

Alipay menjadi kekuatan untuk Taobao dan Tmall sehingga sangat digemari oleh masyarakat Tiongkok, untuk membeli sesuatu yang diinginkan tidak perlu repot-repot berbelanja keluar atau bahkan tidak perlu repot untuk mentrasnfer sejumlah uang melalui ATM, yang diperlukan adalah duduk manis dan dengan gadget maka semua bisa dengan mudah dilakukan, sudah berbulan-bulan tidak pernah membawa uang cash maupun dompet kemana-mana karena semua kebutuhan dapat dilakukan dengan alipay.

Dan hampir setiap supermarket di China telah menggunakan sistem pembayaran dengan Alipay dan hampir semua masyarakat terutama yang tinggal diperkotaan memiliki Alipay dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Lain lagi dengan Wechat Payment,salah satu sosial media paling popular di China pada tahun 2014 perusahaannya Tencent telah meluncurkan fitur terbaru dari Wechat yaitu Wechat Payment dan merupakan salah satu jenis transaksi baru dikalangan masyarakat China dan terjamin keamananya karena menggunakan sistem password setiap kali bertransaksi.


E.                 Faktor-faktor pendukung Indonesia sebagai kesempatan besar bagi perusahaan E-Commerce

Indonesia merupakan negara berkembang dimana masyarakatnya sangat terbuka dengan teknologi baru dan produk-produknya di dunia. Hal ditambah lagi

jumlah pemakai internet di Indonesia dari tahun ke tahun meningkat sangat pesat. Hal ini merupakan tantangan sekaligus kesempatan yang besar untuk perusahaan E-Commerce dapat berkembang dengan baik pula di Indonesia. Inilah faktor-faktor yang mendukung Indonesia sebagai kesempatan besar bagi perusahaan E-Commerce.

·         Indonesia terdiri dari 240 juta orang.

·         8% GDP growth.

·         150 juta jiwa di Indonesia merupakan konsumen Middle-Class.

·         Diperkirakan pemakai internet di Indonesia pada tahun 2016 akan mencapai 160 juta jiwa.

·         9.3% perdagangan dunia memanfaatkan E-Commerce.

·         Smartphone dengan harga murah + Online Engagement.

Dua hal penting lainnya mengenai E-Commerce pada negara berkembang adalah Smartphone dengan harga murah + Online Engagement. Menjamurnya smartphone dengan fasilitas internet yang menawarkan fitur sosial media online, artinya semakin banyak masyarakat dari kelas menengah (Middle-Class) mengerti dan teredukasi mengenai perdagangan via internet sehingga perusahaan e-commerce pun memiliki kesempatan yang besar untuk berkembang pesat di Indonesia.




F . Perilaku konsumen di Indonesia terhadap belanja online

Penyebab pertama orang Indonesia sampai saat ini masih ada yang belum pernah belanja online adalah rendahnya penetrasi kartu debit dan kredit.


Berdasarkan data dari Euromonitor International di tahun 2013, ada 92 juta atau lebih dari 40% akun bank yang terhubung ke kartu kredit dan debit dari total penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta. Jika dibandingkan dengan penetrasi mobile phone, angka ini masih rendah karena sekitar 85% orang Indonesia memiliki mobile phone yang mana setiap bulannya mereka menghabiskan 661 halaman untuk browsing.

Penyebab kedua kenapa orang Indonesia belum pernah belanja online adalah ketidakpercayaan. Data riset dari Nielsen menyatakan bahwa 60% orang Indonesia masih takut untuk memberikan informasi kartu kredit mereka di internet untuk belanja online, lebih besar dari negara-negara di Asia Tenggara kecuali Filipina. Walaupun jumlahnya masih rendah dibanding negara dengan total penduduk besar lainnya, jumlah pengguna kartu kredit di Indonesia sudah mulai bertumbuh, pada tahun ini diharapkan pengguna kartu kredit di Indonesia akan mencapai angka 16.5 juta. Berbeda dengan kartu kredit, jumlah kartu debit di Indonesia jauh lebih unggul yaitu hampir mencapai 80 juta pada tahun 2013 kemarin.

Ini adalah permasalahan yang harus dipecahkan perusahaan e-commerce dari sisi infrastruktur dan juga sistem pembayarannya. Perusahaan e-commerce harus bisa meyakinkan calon customer mereka agar mereka mau berbelanja secara online khususnya untuk target pasar anak muda yang pada umumnya sangat mengetahui perkembangan teknologi. Jika suatu perusahaan e-commerce bisa memberikan rasa kenyamanan dalam berbelanja online dan menyediakan sistem pembayaran yang bisa





diterima banyak orang, diharapkan akan semakin banyak orang Indonesia yang tidak akan ragu lagi untuk berbelanja, baik menggunakan kartu kredit ataupun debit mereka.

Indonesia memiliki berbagai macam bank yang termasuk mempersulit perusahaan e-commerce untuk menerima sistem pembayaran. Untuk mengatasi hal ini, beberapa perusahaan e-commerce perlu menawarkan sistem pembayaran dari berbagai macam bank. Dengan begini, masalah pembayaran akan terpecahkan.






























BAB IV

PENUTUP


A. Kesimpulan

Dengan dipaparkannya faktor-faktor pendukung Indonesia sebagai kesempatan besar bagi perusahaan e-commerce di bagian Pembahasan, serta perilaku konsumen di Indonesia terhadap belanja online, maka dapat disimpulkan bahwa peluang berkembangnya E-Commerce di Indonesia masih sangat besar.

Dengan bertemunya Presiden Jokowi bersama CEO Alibaba, Jack Ma di kantor Alibaba di China pada hari Jumat, 2 September 2016, menegaskan pada masyarakat Indonesia untuk terus berusaha mengembangkan diri di dunia e-commerce. Jack Ma menerima tawaran untuk menjadi penasihat ekonomi pemerintah Indonesia untuk meningkatkan perdagangan e-commerce Indonesia hingga ke dunia internasional. Menurut dia, usaha kecil dan menangah di Indonesia sebenarnya banyak menghasilkan produk berkualitas. Sayangnya, banyak yang belum mengetahui bagaimana strategi penjualan produk-produk tersebut ke berbagai negara.


B.  Saran

Berikut ini beberapa saran yang dapat dikemukakan oleh penulis supaya E-

Commerce di Indonesia dapat berkembang lebih pesat:

a.       Pelaku bisnis E-Commerce Indonesia harus dapat memberikan penawaran harga yang lebih bersaing kepada pelanggannya.

b.      Senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan secara umum, dengan mempercepat proses layanan, mempermudah pelanggan mendapatkan akses layanan, melengkapi jenis pelayanan yang diberikan, dan lain-lain.

c.       Terus melakukan perbaikan (improvement) terhadap karyawan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas pada pelanggan, antara lain: memberikan pelatihan (training) pada karyawan secara berkala, melakukan inspeksi sewaktu-waktu, dan lain-lain.

d.      Pelaku bisnis E-Commerce Indonesia harus menerapkan ketentuan-ketentuan hukum nasional dan internasional dalam pengangkutan/pengiriman barang-barang komoditi, sehingga mengurangi risiko terjerat sengketa dengan freight forwarder / courier service / ekpedisi terhadap kerusakan barang atau kehilangan barang yang dikirimkan tersebut.




DAFTAR PUSTAKA


Aprillia Ika (2015), Kejutan! Amazon ‘Kawin’ dengan Alibaba Tmall, sumber: https://telset.id/97919/kejutan-amazon-kawin-dengan-alibaba-tmall/ (diakses 11 November 2016).

Chaffey, Dave (2009), E-Business and E-Commerce Management, Strategy, Implementation and Practice, Fourth Edition, England: Pearson Education.

Fariz Ilman (2015). Lazada.co.id: “Perkembangan & Trend E-Commerce Di Indonesia”, Indonesia: A Massive Opportunity, sumber http://blog.lazada.co.id/lazada-co-id-perkembangan-pesat-trend-e-commerce-di-indonesia/ (diakses 9 Oktober 2016).

Lorena Triasisca (2012), E-commerce dan E-business, sumber: https://renaisca.wordpress.com/makalah-pti-2/makalah-pti/bab-ii-pembahasan/e-commerce-dan-e-business/ (diakses 2 Oktober 2016).

Octianaeni (2013), Definisi E-business dan Perbedaannya dengan E-Commerce, sumber: http://octianaeni.blogspot.co.id/2013/10/definisi-e-business-dan-perbedaannya.html (diakses 2 Oktober 2016).

Wyndo Mitra (2014), Data Statistik Mengenai Pertumbuhan Pangsa Pasar E-Commerce di Indonesia Saat Ini, sumber: http://startupbisnis.com/data-statistik-mengenai-pertumbuhan-pangsa-pasar-e-commerce-di-indonesia-saat-ini/ (diakses 1 Oktober 2016).