MAKALAH
ALIBABA DAN STRATEGI BISNISNYA
ALIBABA
DAN STRATEGI BISNISNYA
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia
Disusun Oleh:
Michael Reinold (18652046)
Program Studi D4 Manajemen Pemasaran
Jurusan Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Samarinda
Samarinda
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas
segala limpahan rahmat, nikmat serta karunia-Nya yang tak ternilai dan tak
dapat dihitung sehingga saya bisa menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Makalah yang berjudul “Alibaba dan Strateginya” ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal
dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Makalah ini berisikan mengenai penggunaan website
Alibaba yaitu penyedia jasa layanan secara online.
Adapun, penyusunan makalah ini kiranya masih
jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saya menghaturkan permohonan maaf apabila
terdapat kesalahan dalam makalah ini. Saya pun berharap pembaca makalah ini
dapat memberikan kritik dan sarannya kepada saya agar di kemudian hari saya
bisa membuat makalah yang lebih sempurna lagi.
Akhir kata saya harap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Samarinda, 11 Januari 2019
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
A. Latar
Belakang Masalah..................................................................................... 1
B.
Identifikasi Masalah........................................................................................... 4
C.
Tujuan Penelitian................................................................................................ 4
D.
Manfaat Penelitian.............................................................................................. 5
1. Teoritis/Akademis 5
2. Praktis 5
BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................................. 6
A.
Pengertian E-Business........................................................................................ 6
B.
Pengertian E-Commerce..................................................................................... 6
C.
Model-model E-Commerce................................................................................ 7
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................................... 9
A.
Alibaba.com........................................................................................................ 9
B. Asal
Usul Nama dan Logo Alibaba.com.......................................................... 10
C.
Kekuatan dan Kelemahan Alibaba................................................................... 12
1. Kekuatan 12
2. Kelemahan 12
D.
Keunggulan Taobao dan Tmall......................................................................... 12
1. Taobao 12
2. Tmall 13
3. Keunggulan Taobao dan Tmall 14
E. Faktor-faktor pendukung Indonesia sebagai
kesempatan besar bagi perusahaan
E-Commerce 14
F.
Perilaku konsumen di Indonesia terhadap belanja online................................. 15
BAB IV PENUTUP............................................................................................................ 18
A.
Kesimpulan....................................................................................................... 18
B. Saran................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 19
ii
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Indonesia dalam transaksi perdagangan nasional maupun internasional
telah berkembang dengan sangat pesat. Bukan lagi hanya dengan melalui pertemuan
di toko, melainkan juga melalui pertemuan di dunia maya atau virtual (online). Hal ini memudahkan
transaksi jual beli bagi penjual dan pembeli baik di dalam maupun luar negeri.
Pengusaha Indonesia harus memiliki keunggulan komparatif agar dapat bersaing
baik di lokal maupun internasional (luar negeri).
Penggunaan teknologi internet
diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar terhadap dunia bisnis yang
semakin kompetitif. Salah satu jenis implementasi teknologi dalam hal
meningkatkan persaingan bisnis dan penjualan produk-produk adalah dengan
menggunakan electronic commerce (e-Commerce) yang dapat membantu
memasarkan berbagai macam produk atau jasa, baik dalam bentuk fisik maupun
digital.
Perkembangan teknologi
informasi meyebabkan terjadinya perubahan kultur masyarakat sehari-hari. Media
elektronik menjadi salah satu media andalan untuk melakukan komunikasi dan
bisnis yang memanfaatkan internet tersebut. Walaupun masih banyak pelaku bisnis
yang belum mengenal betul tentang internet tersebut tetapi karena desakan
bisnis yang semakin mengarah ke media maka banyak para pelaku bisnis mulai
menggunakannya, seiring dengan meningkatnya pengguna internet baik yang
menggunakan komputer ataupun notebook,
serta pengakses internet melalui ponsel.
Desakan bisnis yang semakin
mengarah ke media elektronik, berbelanja online
sudah bukan menjadi kegiatan yang aneh. Orang akan semakin terbiasa melakukan
tranksaksi memanfaatkan jaringan internet mulai membeli buku, membeli peralatan
elektronik, pesan tiket, dan aktivitas lainnya. Prosesnya cepat dan efisien.
Potensi pertumbuhan bisnis e-commerce
di Indonesia diperkirakan cukup besar seiring dengan lonjakan penggunaan
internet.
Menurut Matthew Driver, presiden Master Card untuk wilayah Asia Tenggara, Indonesia adalah salah
satu negara dengan pertumbuhan pasar e-commerce
yang terbesar di Asia-Pacific. Di bawah ini adalah jumlah estimasi penjualan e-commerce untuk wilayah Asia-Pacific.
Sedangkan
gambar di bawah ini menunjukkan estimasi pada penjualan e-commerce B2C di beberapa negara Asia. Walaupun jumlah penjualan
di Indonesia masih rendah dibanding
negara lainnya, namun melihat perkembangan Indonesia yang cukup pesat, tidak
menutup kemungkinan Indonesia akan menyaingi negara Asia lain yang sudah lebih
dulu menghasilkan penjualan e-commerce
di atas Indonesia.
Berdasarkan data dari Bolton Consulting Group (BCG), pada
tahun 2013 golongan kelas menengah di Indonesia sudah mencapai angka 74 juta
orang dan diprediksi pada tahun 2020, angka ini naik menjadi 141 juta orang
atau sekitar 54% dari total penduduk di Indonesia. Melihat dari data ini, sudah
jelas dan bisa dipastikan bahwa potensi pasar e-commerce di Indonesia sangatlah besar. Dengan meningkatnya
golongan kelas menengah, orang-orang tidak akan segan untuk mengkonsumsi uang
mereka untuk membeli berbagai macam barang yang mereka inginkan.
Saat ini, internet telah
menjadi salah satu media pemasaran dan penjualan yang murah, cepat dan memiliki
jangkauan yang luas hingga menembus batas-batas negara. Seiring bermunculannya
berbagai onlineshop yang menawarkan
produk melalui website yang dirancang untuk dapat melakukan transaksi secara online, dan lahirlah istilah E-commerce. E-commerce di Indonesia masih memiliki potensi untuk berkembang
pesat.
Hal ini didukung oleh beberapa faktor, yakni:
a.
Akses internet semakin murah dan cepat, yang akan meningkatkan
jumlah pengguna internet
b.
Dukungan dari sektor perbankan yang menyediakan fasilitas internet banking maupun sms banking, yang akan mempercepat
proses transaksi
c. Biaya web
hosting yang semakin murah
d. Semakin
mudah dan murahnya
membangun situs e-commerce yang didukung
dengan tersedianya berbagai software open source
Selain hal-hal yang disebutkan di atas, perkembangan e-commerce di Indonesia tentu harus
didukung juga oleh adanya peraturan yang dapat melindungi konsumen dari
kerugian yang disebabkan penipuan, hack
credit card, dan berbagai potensi kerugian lainnya. Dengan demikian
konsumen dapat berbelanja online secara aman dan nyaman.
Akan tetapi, survei terbaru Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII) menunjukkan bahwa peggunaan internet di Indonesia mencapai 63
juta pengguna. Tapi dari jumlah tersebut, hanya 22,8% (sekitar 14 juta
pengguna) yang melakukan belanja online
dalam tiga bulan terakhir pada periode April hingga Juli 2012. Ada beberapa
faktor yang menyebabkan masih rendahnya penetrasi belanja online di kalangan
pengguna internet. Faktor utama ialah pengguna internet masih takut dengan
maraknya penipuan yang kerap terjadi. Hasil survei APJII, diketahui 77,2% yang
tidak belanja online diantaranya
34,6% beralasan takut terjadi penipuan,
3
21,5% tidak bisa melihat barang secara
langsung, 13,8% menganggap harga barang mahal. Sedangkan sisanya pengguna
internet beralasan, antara lain: belum berminat, kualitas belum terjamin, tidak
tahu caranya, dan tidak praktis.
Aktivitas belanja online
di Indonesia masih belum terlalu tinggi, bukan berarti belum mengenal teknologi
alias gaptek (gagap teknologi) atau kendala teknis, tapi hanya karena masalah
mental barrier. Meski penetrasi
belanja online belum mencapai 50%
dari pengguna internet, tapi tetap memberikan peluang bisnis bagi pedagang offline untuk melebarkan bisnisnya ke
internet.
Online shopping sebagaimana fenomena yang
terdapat di berbagai bidang di masa
kini dan mendatang merupakan topik yang menarik untuk dikaji dan diteliti. Dari
berbagai e-commerce yang tak
henti-hentinya beredar di berbagai penjuru dunia di sekitar kita, strategi
dalam membangun kesuksesan bisnis e-commerce
menjadi hal yang semakin menarik untuk dikaji dari masa ke masa. Tujuan dari
makalah ini adalah untuk memberikan sedikit informasi bagi pelaku bisnis atau
yang akan memulai bisnis online untuk
mencapai kesuksesan dalam berbisnis secara online.
Berdasarkan uraian di atas
sangatlah penting pelaku bisnis atau yang akan memulai bisnis online untuk mengetahui kondisi pasar
dan persaingan dalam transaksi e-commerce.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah tersebut diatas, maka penulis mengidentifikasi beberapa masalah sebagai
berikut:
1. Apakah Alibaba.com?
2. Bagaimana asal usul nama dan logo Alibaba?
3. Bagaimana E-commerce
Ecosystem di Alibaba Group?
4. Apa sajakah kekuatan dan kelemahan Alibaba?
5. Apa sajakah keunggulan Taobao dan Tmall?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan
yang akan dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung Indonesia sebagai
kesempatan besar bagi perusahaan e-commerce.
2. Untuk mengetahui perilaku konsumen di Indonesia
terhadap belanja online.
4
Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Teoritis/Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang e-commerce sekaligus diharapkan dapat
menjadi referensi tambahan bagi yang tertarik untuk meneliti permasalahan ini
lebih lanjut.
2. Praktis
Hasil
penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi masyarakat, konsumen,
pemerintah, serta pihak-pihak lain di Indonesia untuk meningkatkan pengetahuan
tentang e-commerce di internet.
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian E-Business
Menurut Chaffey (2009: 13),
“Electronic business (e-business) is all electronically mediated information
exchanges, both within an organization
and with external stakeholders supporting the range of business processes.”
Definisi tersebut dapat diartikan bisnis
elektronik adalah semua pertukaran
informasi
yang dimediasi secara
elektronik, baik di
dalam suatu organisasi
dan
dengan para eksternal stakeholders yang mendukung berbagai proses bisnis.
E-business
adalah kegiatan
bisnis yang dilakukan
secara otomatis dengan
memanfaatkan teknologi elektronik seperti komputer dan internet. E-business
memungkinkan suatu perusahaan untuk berhubungan
dengan sistem pemrosesan data
internal
dan eksternal secara
lebih efisien dan
fleksibel. Dari proses
pemesanan
barang, konfirmasi pembayaran, hingga
konfirmasi bahwa pengiriman barang tersebut
sudah sampai kepada customer dilakukan secara
elektronik.
B. Pengertian E-Commerce
Menurut Chaffey (2009: 10),
“Electronic commerce (e-commerce) is often thought simply to refer to buying
and selling using the Internet;
people immediately think of consumer retail purchases from companies such as
Amazon. But e-commerce involves much more than electronically mediated
financial transactions between organizations and customers. E-commerce should
be considered as all electronically mediated transactions between an
organization and any third party it deals with. By this definition, non-financial
transactions such as customer requests for further information would also be
considered to be part of e-commerce.”
Definisi tersebut dapat diartikan, perdagangan
elektronik sering merujuk pada
pembelian
dan penjualan menggunakan
Internet; orang langsung
berpikir tentang
pembelian konsumen ritel dari perusahaan seperti Amazon. Tapi e-commerce
melibatkan lebih dari transaksi keuangan yang dimediasi secara elektronik antara
organisasi dan pelanggan. E-commerce seharusnya dipertimbangkan sebagai semua
transaksi yang dimediasi secara elektronik
antara organisasi dan pihak ketiga yang
berkaitan. Dengan definisi ini, transaksi
non-keuangan seperti permintaan pelanggan
untuk informasi lebih lanjut juga dianggap
sebagai bagian dari e-commerce.
"
Berdasarkan Wikipedia.org,
bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, perdagangan
elektronik (bahasa Inggris: electronic commerce atau e-commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www (World
Wide Web), atau jaringan komputer lainnya. E-commerce
dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem
manajemen inventory otomatis, dan
sistem pengumpulan data otomatis.
E-commerce merupakan bagian dari e-business, cakupan e-business lebih luas, tidak
hanya sekadar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis,
pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan, dan lain-lain. Selain teknologi jaringan
www,
e-commerce
juga
memerlukan teknologi basis data atau pangkalan data (database), surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya
sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk perdagangan elektronik ini.
Kegiatan e-commerce ini dianggap sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business)
yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara
elektronik, SCM (Supply Chain Management),
pemasaran elektronik (e-marketing),
atau pemasaran online (online marketing),
pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange/EDI), dan lain-lain.
C.
Model-model E-Commerce
E-procurement adalah salah satu pengembangan e-commerce yang mulai berkembang pada akhir abad-20 ini dan
tidak diragukan lagi akan terus berkembang dengan pesat pada permulaan abad-21
ini.
Ada 4 model pokok yang berkembang
dalam revolusi internet ini, yaitu :
1.
Business-to-Business (B2B)
Adalah model perusahaan yang
menjual barang atau jasa pada perusahaan lain. Ini diperkirakan sedang
berkembang dengan cepat dari segi volume dan nilai perdagangan, jauh melebihi
model-model yang lain.
2.
Business-to-Cunsumer (B2C)
Ini adalah model perusahaan yang menjual barang atau
jasa pada pasar atau publik.
Contoh: Amazon.com Inc. (www.amazon.com) yang menjual buku, yang
mempunyai koleksi tidak kurang dari 4,5 juta judul buku.
3.
Consumer-to-Consumer (C2C)
Ini adalah model perorangan yang menjual barang atau
jasa kepada perorangan juga.
Contoh: eBay Inc (www.ebay.com), suatu perusahaan yang
menyelenggarakan lelang melalui internet. Melalui perusahaan ini, perorangan
dapat menjual atau membeli dari perorangan lain melalui internet.
4.
Consumer-to-Business (C2B)
Ini adalah model perorangan yang menjual barang atau
jasa kepada perusahaan.
Contoh: Priceline (www.priceline.com), dimana konsumen menawarkan
harga tertentu dimana ia menginginkan membeli berbagai barang dan jasa,
termasuk tiket pesawat terbang
dan hotel.
Dalam
perkembangannya, perlu dibedakan antara B2B E-Commerce
dan B2B Exchange. Keduanya memang
menggunakan teknologi internet, namun mempunyai cara dan pasar yang berbeda, seperti dijelaskan di bawah ini.
1.
B2B E-Commerce.
Bentuk ini menawarkan penjualan
atau pembelian dalam bentuk maya tetapi oleh satu perusahaan pada perusahaan
lain saja. Jadi tidak terbuka dan tidak dapat diikuti oleh banyak perusahaan.
2.
B2B Exchange.
Sedangkan bentuk ini ialah
padanan dari stock exchange misalnya,
dimana transaksi terbuka untuk semua perusahaan yang mau melakukannya. Jadi B2B
Exchange adalah suatu jaringan dimana
banyak pembeli dan banyak
penjual dapat bertemu di ruang
perdagangan maya.
Mengenai cara
pembayaran, sesuai dengan cara transaksinya sendiri, yang juga secara maya (virtual), yakni dalam bentuk L/C, money
transfer, credit card, atau
instrumen lain.
PEMBAHASAN
A.
Alibaba.com
Alibaba merupakan perusahaan e-commerce terbesar di China saat ini.
Perusahaan yang berpusat di Hangzhou, China ini didirikan oleh Jack Ma pada
tahun 1999. Alibaba menyediakan layanan penjualan
melalui portal web dengan metode Costumer to Customer, Business to Customer, dan Business to Business. Alibaba juga menyediakan layanan pembayaran
elektronik, mesin pencari belanja dan layanan komputasi awan data-centric. Kelompok ini dimulai pada
tahun 1999 ketika Jack Ma mendirikan situs Alibaba.com, portal Business to Business untuk menghubungkan
produsen Cina dengan pembeli di luar negeri. Pada tahun 2012, dua portal
Alibaba menangani 1,1 triliun yuan ($170 miliar) dalam penjualan. Salah satu
toko online terbaik di Indonesia
yaitu Lazada sudah dibeli sahamnya oleh Alibaba senilai $1 miliar atau sekitar
Rp. 13.2 Triliun.
B. Asal Usul Nama dan Logo Alibaba.com
Sebuah logo memiliki arti
penting bagi sebuah perusahaan ataupun bisnis. Selain sebagai identitas, tentu
juga sebagai pembeda dari perusahaan lain. Logo-logo perusahaan ada yang
berbentuk sederhana saja, ada pula yang rumit bahkan memiliki makna
tersembunyi.
Berikut ini adalah asal usul
dan makna dari nama Alibaba. Jack Ma mendapatkan nama Alibaba karena
terinspirasi dari cerita Alibaba and The
Fourty Thieves yaitu cerita yang
diambil dari kumpulan cerita-cerita Arab yaitu kisah 1001 malam. Ternyata Jack Ma yang dulunya adalah seorang guru bahasa
Inggris ini menyukai nama Alibaba karena dalam cerita tersebut Alibaba digambarkan
sebagai sosok yang baik, orang yang pandai dalam berbisnis, dan suka membantu
orang-orang di kampungnya. Nah, dari sanalah Jack Ma terinspirasi akan nama
Alibaba dan menjadikannya nama untuk bisnisnya tersebut.
Ada hal menarik saat Jack Ma "menguji coba" nama
tersebut. Saat wawancara untuk program CNN Talk Asia tahun 2006 lalu, Jack Ma
mengungkapkan bahwa ia sempat melakukan uji coba pada nama tersebut. Saat ia di
sebuah coffee shop di San Fransisco, Jack Ma menanyai pelayan di sana apakah
familiar dengan nama "Alibaba". Ternyata pelayan coffee shop tersebut
familiar dengan nama tersebut. Karena penasaran, akhirnya Jack Ma memutuskan
untuk menanyai secara acak orang-orang yang lewat di jalanan, apakah mereka
tahu nama Alibaba. Ternyata semua orang tahu dengan nama tersebut, tak peduli
apa pun latar belakangnya, semua orang mengenal nama Alibaba. Sobat tahu ide
dari nama Alibaba ini adalah bahwa konsumen dapat menemukan "harta
karun" dalam websitenya. Mungkin maksudnya di sini adalah
konsumen
yang masuk ke website Alibaba bisa menemukan rangkaian produk-produk yang
bernilai dan berharga.
Sementara itu, logo Alibaba juga memiliki arti dan makna
tersembunyi di dalamnya. Logo Alibaba yang begitu dominan warna orange ini
menggambarkan antusiasme dan semangat. Sementara itu, pada huruf a yang
digambarkan seperti karakter wajah orang tersenyum menghadap sebelah kiri itu
maksudnya adalah harapan perusahaan akan kepuasan konsumen yang ditunjukkan
dengan gambar orang tersenyum. Jika kita telisik lagi, idenya sama dengan logo
Amazon.com yang juga memiliki karakter orang tersenyum yang tersembunyi pada
gambar panah huruf a-z yang sekilas terlihat mirip orang yang tersenyum. Huruf
a-z ini juga dapat diartikan sebagai amazon menyediakan produk lengkap dari a-z.
1.
Kekuatan
§ Scale of operations / Scale of the dominance
§ Market Share
§ Visionary Leader
§ Good relationship with partners / Offers a wide
ecosystem for all participants
– consumers, merchants, third-party service
providers and others.
2.
Kelemahan
§ Way too many sellers
§ Very high discounts
§ Political Issues
D.
Keunggulan Taobao dan Tmall
1.
Taobao
Taobao adalah situs China untuk
belanja online mirip dengan eBay,
Amazon dan Rakuten yang dioperasikan di China oleh Alibaba Group.
Didirikan oleh Alibaba Group pada 10 Mei 2003, Taobao
Marketplace memfasilitasi Costumer to Costumer (C2C) ritel dengan
menyediakan platform untuk usaha kecil dan pengusaha individu untuk membuka
toko online yang terutama melayani
konsumen di China seperti (Daratan China, Hong Kong, Macau dan Taiwan) dan juga
di luar negeri. Dengan sekitar 760 juta daftar produk pada Maret 2013, Taobao Marketplace adalah salah satu dari 10
situs web yang paling banyak dikunjungi di dunia
Tmall dikhusukan untuk
barang-barang dari brand-brand terkenal dan memiliki kualitas lebih baik
tentunya dan harga yang sedikit lebih mahal.
Raksasa e-commerce Amazon, memutuskan untuk
bergabung dengan Tmall Alibaba ketimbang berkompetisi dengan mereka. Pada
minggu ini, Alibaba membuka digital
storefront di Tmall. Dengan skema ini, Amazon akan membiarkan Alibaba memotong hasil penjualan di Amazon.
Tmall sendiri
adalah salah satu kunci sukses Alibaba. Marketplace
ini menyediakan digital storefront
untuk beberapa retailer besar di
seluruh dunia dan menjadi gateway
komersial untuk menciptakan pertumbuhan kelas menengah Tiongkok. Beberapa
perusahaan besar di AS, seperti Nike, Apple, sudah membuka storefront di Tmall.
3.
Keunggulan Taobao dan Tmall
·
Harga sangat murah
·
Lengkapnya variasi barang yang ditawarkan
·
Kemudahan dalam segi pembayaran, yakni Alipay & wechat
payment
·
Garansi barang dipastikan selalu datang
·
Jika barang yang kita terima rusak atau tidak sesuai
dengan gambar atau ukiran yang tidak pas maka kita dapat menukarnya tanpa
tambahan biaya apapun.
·
Technology yang digunakan sudah canggih:
v mengetik
v memfilter dengan kualitas maupun
harga
v memfoto barang dan memasukkan di
mesin pencari
Alipay menjadi
kekuatan untuk Taobao dan Tmall sehingga sangat digemari oleh masyarakat
Tiongkok, untuk membeli sesuatu yang diinginkan tidak perlu repot-repot
berbelanja keluar atau bahkan tidak perlu repot untuk mentrasnfer sejumlah uang
melalui ATM, yang diperlukan adalah duduk manis dan dengan gadget maka semua
bisa dengan mudah dilakukan, sudah berbulan-bulan tidak pernah membawa uang
cash maupun dompet kemana-mana karena semua kebutuhan dapat dilakukan dengan
alipay.
Dan hampir
setiap supermarket di China telah
menggunakan sistem pembayaran dengan Alipay dan hampir semua masyarakat
terutama yang tinggal diperkotaan memiliki Alipay dan menggunakannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Lain lagi
dengan Wechat Payment,salah satu sosial media paling popular di China pada
tahun 2014 perusahaannya Tencent telah meluncurkan fitur terbaru dari Wechat
yaitu Wechat Payment dan merupakan salah satu jenis transaksi baru dikalangan
masyarakat China dan terjamin keamananya karena menggunakan sistem password setiap kali bertransaksi.
E.
Faktor-faktor pendukung
Indonesia sebagai kesempatan besar bagi perusahaan E-Commerce
Indonesia
merupakan negara berkembang dimana masyarakatnya sangat terbuka dengan
teknologi baru dan produk-produknya di dunia. Hal ditambah lagi
jumlah pemakai internet di Indonesia dari tahun ke tahun
meningkat sangat pesat. Hal ini merupakan tantangan sekaligus kesempatan yang
besar untuk perusahaan E-Commerce dapat
berkembang dengan baik pula di Indonesia. Inilah faktor-faktor yang mendukung Indonesia sebagai kesempatan
besar bagi perusahaan E-Commerce.
·
Indonesia
terdiri dari 240 juta orang.
·
8% GDP growth.
·
150 juta
jiwa di Indonesia merupakan konsumen Middle-Class.
·
Diperkirakan pemakai internet di Indonesia pada tahun 2016 akan
mencapai 160 juta jiwa.
·
9.3%
perdagangan dunia memanfaatkan E-Commerce.
·
Smartphone dengan harga murah + Online Engagement.
Dua hal penting lainnya mengenai E-Commerce pada negara berkembang adalah Smartphone dengan harga murah + Online
Engagement. Menjamurnya smartphone dengan fasilitas internet yang
menawarkan fitur sosial media online,
artinya semakin banyak masyarakat dari kelas menengah (Middle-Class) mengerti dan teredukasi mengenai perdagangan via
internet sehingga perusahaan e-commerce
pun memiliki kesempatan yang besar untuk berkembang pesat di Indonesia.
F .
Perilaku konsumen di Indonesia terhadap belanja online
Penyebab pertama orang Indonesia sampai saat ini
masih ada yang belum pernah belanja online adalah rendahnya penetrasi kartu debit dan kredit.
Berdasarkan data dari Euromonitor International di tahun 2013,
ada 92 juta atau lebih dari 40% akun bank yang terhubung ke kartu kredit dan
debit dari total penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta. Jika dibandingkan
dengan penetrasi mobile phone, angka
ini masih rendah karena sekitar 85% orang Indonesia memiliki mobile phone yang mana setiap bulannya mereka menghabiskan 661 halaman untuk browsing.
Penyebab kedua kenapa orang Indonesia belum pernah
belanja online adalah ketidakpercayaan. Data riset dari
Nielsen menyatakan bahwa 60% orang Indonesia masih takut untuk memberikan
informasi kartu kredit mereka di internet untuk belanja online, lebih besar dari negara-negara di Asia Tenggara kecuali
Filipina. Walaupun jumlahnya masih rendah dibanding negara dengan total
penduduk besar lainnya, jumlah pengguna kartu kredit di Indonesia sudah mulai
bertumbuh, pada tahun ini diharapkan pengguna kartu kredit di Indonesia akan
mencapai angka 16.5 juta. Berbeda dengan kartu kredit, jumlah kartu
debit di Indonesia jauh lebih unggul yaitu hampir mencapai 80 juta pada tahun 2013
kemarin.
Ini adalah
permasalahan yang harus dipecahkan perusahaan e-commerce dari sisi infrastruktur dan juga sistem pembayarannya.
Perusahaan e-commerce harus bisa
meyakinkan calon customer mereka agar
mereka mau berbelanja secara online
khususnya untuk target pasar anak muda yang pada umumnya sangat mengetahui
perkembangan teknologi. Jika suatu perusahaan e-commerce bisa memberikan rasa kenyamanan dalam berbelanja online dan menyediakan sistem pembayaran
yang bisa
diterima banyak orang, diharapkan akan semakin banyak orang
Indonesia yang tidak akan ragu lagi untuk berbelanja, baik menggunakan kartu
kredit ataupun debit mereka.
Indonesia memiliki berbagai macam bank yang termasuk
mempersulit perusahaan e-commerce
untuk menerima sistem pembayaran. Untuk mengatasi hal ini, beberapa perusahaan e-commerce perlu menawarkan sistem
pembayaran dari berbagai macam bank. Dengan begini, masalah pembayaran akan
terpecahkan.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dengan dipaparkannya
faktor-faktor pendukung Indonesia sebagai kesempatan besar bagi perusahaan e-commerce di bagian Pembahasan, serta
perilaku konsumen di Indonesia terhadap belanja online, maka dapat disimpulkan bahwa peluang berkembangnya E-Commerce di Indonesia masih sangat
besar.
Dengan bertemunya Presiden Jokowi bersama CEO Alibaba, Jack Ma di
kantor Alibaba di China pada hari Jumat, 2 September 2016, menegaskan pada
masyarakat Indonesia untuk terus berusaha mengembangkan diri di dunia e-commerce. Jack
Ma menerima tawaran untuk menjadi penasihat ekonomi pemerintah Indonesia untuk
meningkatkan perdagangan e-commerce
Indonesia hingga ke dunia internasional. Menurut dia, usaha kecil dan menangah
di Indonesia sebenarnya banyak menghasilkan produk berkualitas. Sayangnya,
banyak yang belum mengetahui bagaimana strategi penjualan produk-produk
tersebut ke berbagai negara.
B. Saran
Berikut ini beberapa saran yang
dapat dikemukakan oleh penulis supaya E-
Commerce
di Indonesia dapat berkembang
lebih pesat:
a.
Pelaku bisnis E-Commerce
Indonesia harus dapat memberikan penawaran harga yang lebih bersaing kepada
pelanggannya.
b.
Senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan secara umum, dengan
mempercepat proses layanan, mempermudah pelanggan mendapatkan akses layanan,
melengkapi jenis pelayanan yang diberikan, dan lain-lain.
c.
Terus melakukan perbaikan (improvement)
terhadap karyawan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas pada pelanggan,
antara lain: memberikan pelatihan (training)
pada karyawan secara berkala, melakukan inspeksi sewaktu-waktu, dan lain-lain.
d.
Pelaku bisnis E-Commerce
Indonesia harus menerapkan ketentuan-ketentuan hukum nasional dan internasional
dalam pengangkutan/pengiriman barang-barang komoditi, sehingga mengurangi
risiko terjerat sengketa dengan freight
forwarder / courier service /
ekpedisi terhadap kerusakan barang atau kehilangan barang yang dikirimkan tersebut.
Aprillia Ika (2015), Kejutan!
Amazon ‘Kawin’ dengan Alibaba Tmall, sumber: https://telset.id/97919/kejutan-amazon-kawin-dengan-alibaba-tmall/
(diakses 11 November 2016).
Chaffey, Dave (2009), E-Business and E-Commerce Management,
Strategy, Implementation and
Practice, Fourth Edition, England: Pearson Education.
Fariz Ilman
(2015). Lazada.co.id: “Perkembangan & Trend E-Commerce Di Indonesia”,
Indonesia: A Massive Opportunity, sumber http://blog.lazada.co.id/lazada-co-id-perkembangan-pesat-trend-e-commerce-di-indonesia/
(diakses 9 Oktober 2016).
Lorena Triasisca (2012), E-commerce
dan E-business, sumber: https://renaisca.wordpress.com/makalah-pti-2/makalah-pti/bab-ii-pembahasan/e-commerce-dan-e-business/ (diakses 2 Oktober 2016).
Octianaeni (2013), Definisi E-business dan Perbedaannya dengan
E-Commerce, sumber: http://octianaeni.blogspot.co.id/2013/10/definisi-e-business-dan-perbedaannya.html (diakses 2
Oktober 2016).
Wyndo Mitra (2014), Data Statistik Mengenai Pertumbuhan Pangsa Pasar
E-Commerce di Indonesia Saat Ini,
sumber: http://startupbisnis.com/data-statistik-mengenai-pertumbuhan-pangsa-pasar-e-commerce-di-indonesia-saat-ini/
(diakses 1 Oktober 2016).