Konsumen & Makanan Instan Salatiga
Konsumen & Makanan Instan Salatiga
MAKANAN INSTAN
(Studi Kasus di Pasar Raya Kota Salatiga)
Oleh
Tri Widodo
Dosen Tetap STIE AMA Salatiga
Abstract
Fast food is the food is packaged , easy to prepare , practical , or treated in a
simple way . The food is generally produced by the food processing industry with high
technology and provide a variety of additives to preserve and provide flavor to the
product . Fast food is usually in the form of side dishes in packs , instant noodles,
nuggets, or even corn flakes as food for breakfast.
World Health Organization ( WHO ) and the Food and Agricultural
Organization ( FAO ) states that the potential threat of food residues on human health
are divided into 3 categories , namely : 1) toxicological aspects, 2) microbiological
aspects, 3) imunopatologis aspects.
Some of the negative effects of fast food are as follows : Increase the Risk of
Heart Attack, Making Addicted, Enhance Weight Loss, Increases Cancer Risk, Trigger
Diabetes, High Blood Pressure Triggering. Based on survey results, consumers
generally a little more knowing that instant food or fast food often called the impact on
health is not good , but for various reasons and considerations so forced and also must
consume the fast food. It required the cooperation of all parties to avoid or at least
minimize the impact of fast food or instant food on the health of consumers.
Cooperation is required on the part of the consumer, the consumer must be
selective and carefully selecting and sorting , where healthy food is consumed and
where to eat less healthy or even harmful to health . Parties participating
manufacturers must keep maintaining the health of the consumer , be careful in
producing processed foods , should choose materials that are not harmful to health ,
must comply with the rules in force , not only concerned with their interests so that
consumer interests are ignored . Goods sold are not worthy to be discarded or removed
and not sold.
Salatiga government should also play an active role in this regard . Tak ing into
account the interests of consumers and also the interests of producers . Always keep an
eye on the circulation of goods in the market , especially Pasar Raya I, always keep an
eye on the manufacturer , control products are sold .
10
Among M akarti Vol.6 No.12, Desember 2013
A. PENDAHULUAN
11
Respon Konsumen Terhadap Produk M akanan Instan (Studi Kasus Di Pasar Raya Kota Salatiga)
(Tri Widodo)
adalah sejauh manakah bahan-bahan aditif tersebut terkonsumsi dan terakumulasi
dalam tubuh, bagaimana dampaknya bagi kesehatan? Dan bagaimana tindakan
konsumen terutama ibu- ibu rumah tangga dalam memilih, mengolah makanan yang
aman, higienis, cukup gizi dan menyehatkan anggota keluarganya?
B. RUMUSAN MASALAH
12
Among M akarti Vol.6 No.12, Desember 2013
D. TINJAUAN PUSTAKA
1. Respon
2. Respon Konsume n
13
Respon Konsumen Terhadap Produk M akanan Instan (Studi Kasus Di Pasar Raya Kota Salatiga)
(Tri Widodo)
puas dengan segala strategi pemasaran yang perusahaan tawarkan atau masih
banyak kekurangan yang harus diperbaiki.
Makanan instan adalah jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis,
atau diolah dengan cara sederhana. Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh
industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan memberikan berbagai
zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk tersebut.
Makanan instan biasanya berupa lauk pauk dalam kemasan, mie instan, nugget,
atau juga corn flakes sebagai makanan untuk sarapan.
14
Among M akarti Vol.6 No.12, Desember 2013
1. Mengganggu kesehatan bagi tubuh, khususnya bagi tubuh yang sedang
mengalami proses pertumbuhan.
2. Ketergantungan produk-produk instan.
3. Menjadikan diri malas atau tidak aktif.
4. Sempitnya dalam menciptakan kreatifitas makanan sehat.
5. Efek dalam jangka panjang bagi tubuh yang mengkonsumsi makanan dan
terdapat kandungan pengawet atau bahan kimia yang berlebihan.
4. Pengambilan Keputusan Konsumen
E. METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah untuk mengkaji lebih dalam
mengenai berbagai variabel dan faktor yang mempengaruhi respon konsumen
makanan instan, di dalam penelitian ini adalah desain kualitatif. Desain
penelitian kualitatif ini adalah untuk memperoleh suatu informasi secara
mendalam tetapi tidak meluas, dan pada akhirnya untuk memperoleh
pengetahuan ilmiah yang bersifat spesifik, konkrit dan fokus. (Rusidi, 2006).
Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.
Menurut Rusidi (1993) penelitian studi kasus ini merupakan salah satu
penelitian yang bertujuan untuk mempelajari latar belakang, keadaan sekarang,
dan interaksi lingkungan dari suatu unit sosial secara lebih mendalam.
16
Among M akarti Vol.6 No.12, Desember 2013
2. Konsumen yang kebetulan ditemui sedang membeli atau mengkonsumsi
makanan instan sebanyak 13 orang
3. Konsumen yang ditemui di lokasi pasar 7 orang;
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder,
dimana data primer diperoleh langsung dari objek penelitian melalui observasi
(pengamatan), pendengaran dan juga wawancara mendalam (indepth interview),
sedangkan data sekunder diperoleh dengan mempelajari literatur dan pustaka-
pustaka yang berhubungan dengan objek dan permasalahan penelitian.
a. Observasi
b. Wawancara
17
Respon Konsumen Terhadap Produk M akanan Instan (Studi Kasus Di Pasar Raya Kota Salatiga)
(Tri Widodo)
membina rapor dengan informan adalah melalui kunjungan yang berulang
kali hingga dikenal secara baik oleh pedagang serta menjelaskan maksud dan
tujuan wawancara tersebut.
Pengumpulan
data
Penyajian data
Ada empat jalur kegiatan untuk melakukan analisis yang terjadi secara
bersama untuk memperoleh data, empat komponen pokok tersebut adalah : a.
pengumpulan data; data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan
dokumentasi dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua bagian yaitu
deskriptif dan reflektif. Catatan deskriptif adalah catatan alami, (catatan tentang
apa yang dilihat, didengar, disaksikan dan dialami sendiri oleh peneliti tanpa
adanya pendapat dan penafsiran dari peneliti terhadap fenomena yang dialami).
18
Among M akarti Vol.6 No.12, Desember 2013
PKL yang tersebar di ruas-ruas jalan di Salatiga sebesar 2.535 orang. Sebagian
besar dari mereka adalah pengusaha kecil yang riil hidup dan menghidupi
Salatiga. Oleh Dinas Pasar dan PKL dan sesuai dengan regulasi yang ada,
keberadaan para pedagang ini terus diberdayakan agar perekonomian Kota
Salatiga dapat ikut berkembang. Keberadaan pasar tradisional sebagai penaung
mereka juga harus tetap dilindungi untuk tetap menggerakkan roda
perekonomian. Hal ini penting untuk meningkatkan kesejahteraan warga Kota
Salatiga. Selain pasar tradisional Kota Salatiga juga memiliki 20 pasar modern
serta satu buah mall. Ini menunjukkan bahwa pola hidup masyarakat di Salatiga
dan gaya hidup cukup tergantung dari keberadaan pasar atau penjual makanan
instan atau siap saji.
2. Pola Hidup dan Pe rilaku Masyarakat
Gaya hidup modern yang banyak dijalani masyarakat tanpa sadar telah
mengganggu aspek-aspek kesehatan. Pola makan yang seimbang seharusnya
mengkonsumsi 80% makanan ber-alkali (buah, sayur, putih telur, susu) dan
cukup 20% saja makanan ber-acid (nasi, roti, ikan, daging). Tetapi kebanyakan
kita justru lebih banyak mengkonsumsi makanan ber-asid, dan itu tidak bagus
bagi kesehatan. Lebih memilih makanan instant dan siap saji membuat tubuh
kita terlalu banyak mengkonsumsi lemak, kolesterol, zat pengawet, zat pewarna,
makan makanan yang terpolusi, bahkan alkohol. Pola makan yang seperti itu
menyebabkan penumpukan kolesterol, penyumbatan pembuluh darah,
pengentalan darah, gangguan liver, ginjal, pancreas, dan banyak gangguan
lainnya.
19
Respon Konsumen Terhadap Produk M akanan Instan (Studi Kasus Di Pasar Raya Kota Salatiga)
(Tri Widodo)
yang berusia 29 tahun dengan 2 orang anak dan kesibukan sehari – harinya
adalah sebagai guru SMP dan menjadi guru bimbingan belajar (Les privat),serta
disisi lain yaitu kewajibannya sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT).
Lain halnya dengan pernyataan ibu Yuli, seorang ibu rumah tangga yang
tidak ada pekerjaan sampingan, ibu Yuli mempunyai 3 orang anak, setiap bulan
dia harus menyediakan 1 dos makanan instan yang berisi 50 bungkus makanan
dari bahan mie, hal ini dikarenakan hampir setiap hari minimal salah satu dari
anaknya harus makan makanan tersebut, ibu Yuli Apabila anaknya yang
terakhir sudah merasa bosan dengan hal tersebut, maka ia mengubah menu untuk
sarapan seperti dengan sosis atau dengan menggunakan nugget. Kemudian
mereka melakukan aktifitas sehari – harinya.
Menjelang makan siang, apabila sang ibu belum sampai di rumah, kerap
kali sang ayah memasakkan makanan untuk makan siang anak-anak, yang tentu
saja makanan siap saji yang sudah di sediakan dalam a lmari makanan. Kadang –
kadang juga untuk makan siang ini mereka membeli makanan di luar. Namun
sangat disayangkan mereka trauma dimana pada saat itu, sang suami membeli
makanan dari rumah makan, namun beberapa saat kemudian setelah mereka
20
Among M akarti Vol.6 No.12, Desember 2013
makan, langsung mulas – mulas. Dengan hal itu pula maka mereka sangat jarang
untuk membeli makanan luar, mereka memilih mengkonsumsi makanan siap saji
ketimbang makanan rumah makan.
21
Respon Konsumen Terhadap Produk M akanan Instan (Studi Kasus Di Pasar Raya Kota Salatiga)
(Tri Widodo)
2) aspek mikrobiologis, mikroba dalam bahan makanan yang dapat
mengganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan,
3) aspek imunopatologis, keberadaan residu yang dapat menurunkan
kekebalan tubuh.
Dampak negatif zat aditif terhadap kesehatan dapat secara langsung
maupun tidak langsung, dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Dampak negatif zat aditif berlebihan
Disamping bahaya dari zat aditif makanan siap saji diatas, bahaya
lain yang dihadapi oleh konsumen/pengguna makanan siap saji adalah efek
samping bahan pengemas. Unsur-unsur bahan pengemas yang berbahaya
bagi kesehatan konsumen karena terdapatnya zat plastik berbahaya seperti
PVC yang dapat menghambat produksi hormon testosteron (Atterwill dan
Flack, 1992) kemasan kaleng disinyalir mengandung timbal (Pb) dan VCM
(Vinyl Chlorid Monomer) yang bersifat karsinogenik yaitu memacu sel
kanker (Media Indonesia, 2003), dan styrofoam bersifat mutagenik
(mengubah gen) dan karsinogenik (Kompas, 2013).
22
Among M akarti Vol.6 No.12, Desember 2013
Dampak negatif makanan cepat saji yang lain terhadap kesehatan
sangat besar. Makanan cepat saji dapat memicu pertumbuhan sel tubuh yang
tidak normal, seperti kanker dan lain- lain. Makanan cepat saji dapat
membuat pertumbuhan tubuh yang abnormal. Beberapa dampak negatif
makanan cepat saji adalah sebagai berikut:
2. Secara eksternal
Produsen; diperlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap
penggunaan zat aditif pada bahan pangan yang diproduksikan, memberikan
informasi yang jelas komposisi makanan termasuk zat aditif yang
ditambahkan
Pemerintah; melakukan pengawasan dan menindak tegas produsen yang
melanggar aturan yang berlaku. Meneruskan kegiatan PMT-AS (Program
Makanan Tambahan-Anak Sekolah) dengan memanfaatkan sumber makanan
lokal.
24
Among M akarti Vol.6 No.12, Desember 2013
Pola Hidup Sehat
Pola hidup sehat adalah gaya hidup yang memperhatikan segala aspek
kondisi kesehatan. Mulai dari aspek makanan, minuman, nutrisi yang
dikonsumsi dan perilaku kita sehari- hari. Baik itu dalam sebuah rutinitas
olahraga yang tentu akan menjaga kondisi kesehatan dan juga akan
menghindarkan dari segala hal yang bisa jadi penyebab penyakit bagi tubuh kita.
Seperti itulah kurang lebih pengertian pola hidup sehat.
Kesehatan adalah dambaan kita semua. Untuk hidup sehat tentunya kita akan
menjalankan sebuah aktifitas rutin dengan memperhatikan gaya hidup sehat.
Kekayaan lahir dan batin tidak akan ada artinya bila kita masih terjebak dalam
kondisi atau situasi sakit baik itu karena virus penyakit atau pun karena tingkah
polah kita yang tidak memperhatikan kondisi badan.
Dengan selalu memperhatikan pola hidup sehat semoga kita bisa selalu
dalam keadaan sehat. Bisa menjalani kehidupan ini dengan penuh makna
bersama keluarga atau lingkungan sekitar kita.
25
Respon Konsumen Terhadap Produk M akanan Instan (Studi Kasus Di Pasar Raya Kota Salatiga)
(Tri Widodo)
produk tersebut. Makanan siap saji biasanya berupa lauk pauk dalam kemasan, mie
instan, nugget, atau juga corn flakes sebagai makanan untuk sarapan.
World Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization
(FAO) menyatakan bahwa ancaman potensial dari residu bahan makanan terhadap
kesehatan manusia dibagi dalam 3 katagori yaitu :
1) aspek toksikologis, katagori residu bahan makanan yang dapat bersifat racun
terhadap organ-organ tubuh,
2) aspek mikrobiologis, mikroba dalam bahan makanan yang dapat mengganggu
keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan,
3) aspek imunopatologis, keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan
tubuh.
Pemerintah Kota Salatiga juga harus berperan aktif dalam hal ini.
Memperhatikan kepentingan konsumen dan juga kepentingan produsen. Selalu
mengawasi peredaran barang di Pasar khususnya Pasar Raya I, selalu mengawasi
produsen, mengontrol produk-produk yang dijajakan.
26
Among M akarti Vol.6 No.12, Desember 2013
Adapun saran yang bias disampaikan antara lain :
1. Perlu adanya kesadaran, tekad dan disiplin yang kuat baik dari individu itu
sendiri dengan selalu mengkonsumsi makanan sehat.
2. Peranan keluarga, terutama ibu yang selalu menyediakan makanan sehat atau
makanan tradisional.
3. Peranan pemerintah untuk terus mengawasi dan mengontrol para produsen
melalui lembaga- lembaga terkait.
DAFTAR PUSTAKA
http://dinaspasar.sltg.go.id/peningkatan-pengawasan-peredaran-barang-dan-jasa-di-
pasar/
http://www.boyolalipos.com/2010/ratusan- makanan-kedaluarsa-ditemukan-di-salatiga-
80517
http://mam02paciran.sch.id/index.php?option=com_content&view=article&id=183:bah
aya&catid=36:artikel&Itemid=104
http://www.solopos.com/2012/08/18/mui-banyak-makanan-tak-layak-konsumsi-
beredar-42147
Jauch and Glueck. 1995. Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan, Erlangga.
Jakarta.
Miftah Toha, 1988. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, CV Rajawali.
Jakarta.
Swastha, Basu, Sukotjo, Ibnu. 1993. Pengartar Bisnis Modern. Liberty. Jogjakarta.
27
Respon Konsumen Terhadap Produk M akanan Instan (Studi Kasus Di Pasar Raya Kota Salatiga)
(Tri Widodo)
Suparmoko, M. 1999. Metode Penelitian Praktis. Penerbit BPFE-Yogyakarta.
Yogyakarta
Sumber http://ichamor.blogspot.com/2009/08/mie-makanan-beracun.html
Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
28
Among M akarti Vol.6 No.12, Desember 2013