RECOUNT TEXT
Family Holiday In Padang (Liburan Keluarga Di Padang)
Last year, my big family and I went to my uncle’s hometown in Padang. My uncle’s house was
in Bukit Tinggi. We departed from Bengkulu on Saturday afternoon and arrived at Kota Padang
on Sunday at 1 p.m. The first thing that we did when we arrived in Kota Padang was visiting
Masjid Raya Sumatera Barat. We took a pray in that huge mosque and after that we took some
picture in that place with the mosque as the background. We finished our sightseeing in the
mosque area at 2 p.m and after that we headed to the center of Kota Padang to look for lunch.
After several minutes, we decided to stop at a Warung Bakso Urat. After finishing our lunch, we
continued our trip to Bukit Tinggi.
We arrived at my uncle house in Baso subdistrict at 10 in the evening. It was away too late from
our schedule because there was an extreme traffic jam on our way to Baso. Our grandmother was
waiting in front of the house when we arrived. We parked the car in front of the house and I
brought all of our belongings down from the car and took them to our room. After that we all had
dinner together because our grandmother had prepared so many kinds of delicious food in the
kitchen. After finishing our dinner, we went to bed because we were all very tired.
In the morning, I and all of my cousins went out for jogging. We walked around the
neighborhood. We saw an empty mosque in the neighborhood and also some empty houses.
None of us was brave enough to get close to those buildings because they seemed creepy. We
kept on walking until we reached the main road. We took some pictures in front of the street
portal. After that we went back to my uncle’s house.
When we arrived at my uncle’s house, we had breakfast together and after that one by one of us
took a bath because there were only three bathrooms in the house. When we were all ready, we
went to a tourism place close to my uncle’s house named Sungai Janiah. The place was 5
minutes away from my uncle’s house. We had to buy a ticket to enter the place. Inside the place,
there was a very large pond. We saw so many giant fish in the pond. We bought some fish food
from a merchant inside the location and threw it into the pond so that the giant fish would get
closer to us. We took some picture in the location with the pond and the giant fish as the
background. There were also so many monkeys in that place.
From the tourism place of Sungai Janiah, we went to the center of Bukit Tinggi where we saw
the famous Jam gadang. We took some pictures in front of Jam Gadang. I bought a toy from a
merchant at Jam Gadang. I decided to buy it because the toy was a skeleton of a bird that could
show the simple concept of flying machine and I was very interested to learn about it. After a
couple of minutes wandering around Jam Gadang, we went to a traditional shop of Nasi Kapau.
The shop was located in a market near Jam Gadang. It was very unique, because in that location
we could find so many shops providing the same menu but they were owned by different people,
and the concept of the market made it look like it was one huge restaurant. After that we went
back to our uncle’s house.
The next day, we prepared ourself in the morning because we were going to have a very long
journey to some tourism locations which were located far away from Bukit Tinggi. Our first
destination was Lembah Harau. This place looked like the Grand Canyon in America with a huge
stone mountain around. There was also a waterfall in the center of the place where so many
visitors took some pictures. The valley is very beautiful, I felt like I was in another planet
because the scenery was similar to the one that I saw in Star Wars movie. We went to a spot
where we could capture the beauty of the valley and took a family photo in that place.
Our next destination was Danau Maninjau. In order to have a wide view over the lake, my uncle
decided to take us to Lawang Park which located on the mountain next to the lake. The view was
very beautiful. I took some selfie in that place. I was very happy because I think my photo was
very awesome and I believed that my friends in Bengkulu would be envy when they saw it.
When we were in Lawang Park, we also saw some paragliding passing by on the sky. I wanted to
try it so much, but my mother said that we had to go to our next destination. I was a little upset,
but i didn’t say it.
Our last destination was Istana Pagaruyung or Istano Baso. We arrived in the location at 4 p.m. I
was not really excited because I was still upset of what happened before. The palace is very huge
and it represented the typical design of buildings in Padang with pointed roof. I took some
pictures inside the palace and after that I sat in front of the palace until all of my family finished
their sightseeing because I was very tired. We returned home at 6 p.m.
TERJEMAHAN CONTOH PERSONAL RECOUNT TEXT
Liburan Keluarga Di Padang
Tahun lalu, keluarga besar saya dan saya pergi ke kampung halaman paman saya di Padang.
Rumah paman saya berada di Bukit Tinggi. Kami berangkat dari Bengkulu pada hari Sabtu sore
dan sampai di Kota Padang pada hari Minggu jam 1 siang. Hal pertama yang kami lakukan saat
kami sampai di Kota Padang adalah mengunjungi Masjid Raya Sumatera Barat. Kami
melaksanakan sholat di masjid besar itu dan setelah itu kami mengambil beberapa poto di tempat
itu dengan masjid itu sebagai latar belakang nya. Kami selesai bertamasya di kawasan masjid itu
pada jam 2 siang dan setelah nya kami mengarah ke pusat Kota Padang untuk mencari makan
siang. Setelah beberapa menit, kami memutuskan untuk berhenti di sebuah Warung Bakso Urat.
Setelah menyelesaikan makan siang kami, kami melanjutkan perjalanan kami ke Bukit Tinggi.
Kami sampai di rumah paman saya di kecamatan Baso pada jam 10 malam. Itu sangat jauh
terlambat dari jadwal kami karena ada kemacetan lalu lintas yang parah dalam perjalan kami
menuju Baso. Nenek kami telah menunggu di depan rumah saat kami sampai. Kami memarkir
mobil di depan rumah dan saya menurunkan semua barang bawaan kami dari mobil dan
membawa nya ke kamar kami. Setelah itu kami semua makan malam bersama karena nenek
kami telah menyiapkan begitu banyak jenis makanan lezat di dapur. Setelah menyelesaikan
makan malam kami, kami masuk ke kamar karena kami semua sangat kelelahan.
Pada pagi hari nya, saya dan semua saudara sepupu saya berjalan-jalan santai di luar rumah.
Kami berjalan mengelilingi lingkungan itu. Kami melihat sebuah masjid yang kosong di
lingkungan itu dan juga beberapa rumah kosong. Tidak ada satupun dari kami yang cukup berani
untuk mendekati bangunan-bangunan itu karena mereka terlihat menyeramkan. Kami terus
berjalan hingga kami sampai di jalan utama. Kami mengambil beberapa poto di dapan gapura
jalan. Setelah itu kami kambali ke rumah paman saya.
Saat kami sampai di rumah paman saya, kami sarapan bersama dan setelah itu satu persatu dari
kami mandi karena hanya ada tiga kamar mandi di rumah itu. Saat kami semua sudah siap, kami
pergi ke sebuah tempat wisata yang dekat dengan rumah paman saya yang bernama Sungai
Janiah. Tempat itu berjarak 5 menit dari rumah paman saya. Kami harus membeli tiket untuk
masuk kedalam tempat itu. Di dalam tempat itu, ada sebuah kolam yang sangat besar. Kami
melihat begitu banyak ikan berukuran besar di kolam itu. Kami membeli sedikit makanan ikan
dari pedagang yang berada di dalam lokasi tersebut dan melemparkannya kedalam kolam supaya
ikan raksasa itu mau mendekat kearah kami. Kami mengambil beberapa poto di tempat itu
dengan kolam dan ikan raksasa sebagai latar belakang nya. Ada banyak monyet juga di tempat
itu.
Dari tempat wisata Sungai Janiah, kami pergi ke pusat kota Bukit Tinggi dimana kami
menyaksikan Jam Gadang yang terkenal itu. Kami mengambil beberapa poto di depan Jam
Gadang. Saya membeli sebuah mainan dari pedagang di sektaran Jam Gadang. Saya
memutuskan untuk membeli nya karena mainan itu adalah kerangka burung yang bisa
menunjukkan konsep sederhana dari mesin terbang dan saya sangat tertarik untuk mempelajari
tentang hal itu. Setelah beberapa menit berkeluyuran di sekitar Jam Gadang, kami pergi ke
sebuah warung tradisional Nasi Kapau. Warung itu terletak di sebuah pasar di dekat Jam
Gadang. Itu sangatlah unik, karena di tempat itu kita bisa menemukan begitu banyak warung
yang menyediakan menu yang sama namun mereka dimiliki oleh orang yang berbeda-beda, dan
konsep pasar tersebut membuatnya terlihat seperti itu merupakan sebuah restoran yang sangat
besar. Setelah itu kami kembali ke rumah paman saya.
Keesokan harinya, kami mempersiapkan diri di pagi hari karena kami akan melakukan
perjalanan yang panjang ke beberapa tempat wisata yang letaknya jauh dari Bukit Tinggi.
Destinasi pertama kami adalah Lembah Harau. Tempat ini terlihat seperti Grand Canyon di
Amerika dengan gunung batu besar di sekeliling nya. Ada juga sebuah air terjun di tengah lokasi
itu dimana begitu banyak pengunjung berpoto. Lembah itu sangat indah, saya merasa seolah-olah
saya berada di planet lain karena pemandangannya terlihat mirip dengan yang saya lihat dalam
pilem Star Wars. Kami pergi ke titik dimana kami bisa menangkap keindahan lembah itu dan
mengambil sebuah poto keluarga di tempat itu.
Destinasi kami selanjutnya adalah Danau Maninjau. Untuk mendapatkan sudut pandangan yang
luas terhadap danau itu, paman saya memutuskan untuk membawa kami ke Lawang Park yang
terletak di atas gunung di dekat danau itu. Pemandangannya sangat indah. Saya mengambil
beberapa poto di tempat itu. Saya sangat gembira karena saya pikir poto saya sangat keren dan
saya percaya bahwa teman-teman saya di Bengkulu akan iri saat mereka melihatnya. Saat kami
berada di Lawang Park, kami juga melihat beberapa paragliding melintas di langit. Saya sangat
ingin mencoba nya, namun ibu saya mengatakan bahwa kami harus berangkat ke destinasi kami
selanjutnya. Saya sedikit kecewa, namun saya tidak mengatakannya.
Destinasi terakhir kami adalah Istana Pagaruyung atau Istano Baso. Kami tiba di lokasi itu pada
jam 4 sore. Saya tidak begitu bersemangat karena saya masih sedikit kecewa akan apa yang
terjadi sebelumnya. Tempat itu sangat luas dan bangunannya menunjukkan desain khas dari
bangunan-bangunan di Padang dengan atap yang runcing. Saya mengambil beberapa poto di
dalam istana itu dan setelah itu saya duduk di depan istana itu hingga semua keluarga saya
selesai bertamasya karena saya sangat lelah. Kami kembali ke rumah pada jam 6 sore.
A Trip to Borobudur Temple
Three years ago, I and my classmates visited Borobudur Temple. We went to
Borobudur temple by bus. We left our school at nine o’clock. It took us 24 hours to
arrive there. I arrived there nine o’clock the next day. Along the road, we saw many
vehicles, unique houses, prominent buildings, and some other tourists.
After we arrived at the Borobudur temple, one of my teachers went to buy tickets. After
we waited him for a moment we entered into Borobudur temple area. Then we went up
to the top of the temple. Borobudur temple was built at Budur Village, Magelang, Jawa
Tengah by Syailendra Dynasty. Borobudur Temple is the biggest temple in the world. It
has 504 statues and 1.400 reliefs. From the top of the temple we can see such
beautiful scenery. I and my friends went around the temple together. Finally, after
having some visits, we should go to the hotel to stay and continue our study tour the
next day.
We felt tired that day but we felt so happy to visit Borobudur temple which is well-known
as one of the greatest legacies Indonesia has ever had. I hope the temple can be loved
by all of the visitors and the government.
Perjalanan ke Candi Borobudur
Tiga tahun yang lalu, saya dan teman-teman sekelas saya mengunjungi Candi
Borobudur. Kami pergi ke Candi Borobudur naik bus. Kami meninggalkan sekolah kami
pada pukul sembilan. Kami butuh 24 jam untuk tiba di sana. Saya tiba di sana pukul
Sembilan pada hari berikutnya. Sepanjang jalan, kami melihat banyak kendaraan,
rumah unik, bangunan-bangunan penting, dan beberapa wisatawan lain.
Setelah kami tiba di Candi Borobudur, salah satu guru saya pergi untuk membeli tiket.
Setelah kami menunggu dia sejenak kami masuk ke kawasan candi Borobudur.
Kemudian kami naik ke puncak candi. Candi Borobudur dibangun di desa Budur,
Magelang, Jawa Tengah oleh Dinasti Syailendra. Candi Borobudur adalah candi
terbesar di dunia. Candi ini memiliki 504 patung dan 1.400 relief. Dari puncak candi kita
bisa melihat pemandangan yang indah. Saya dan teman-teman berkeliling candi
bersama. Akhirnya, setelah mengunjungi beberapa tempat, kita harus pergi ke hotel
untuk menginap dan melanjutkan study tour kami hari berikutnya.
Kami merasa lelah hari itu tapi kami merasa sangat senang untuk mengunjungi Candi
Borobudur yang terkenal sebagai salah satu warisan terbesar yang pernah
dimiliki Indonesia. Saya berharap candi dapat dicintai oleh semua pengunjung
dan juga pemerintah.
10 Contoh Recount Text Holiday
Holiday in Lembah Pelangi Waterfall
Last holiday, I and my beloved wife, visited Lembah Pelangi Waterfall in Ngarip District,
Tanggamus Regency, Lampung Province, Indonesia. It was the first time for me to visit
such a wonderful waterfall.
To reach the waterfall location, we should go on foot after having around three hours
trip riding a motorcycle from Bandarlampung, the capital city of Lampung. When we
arrived there, I was amazed by the beautiful scenery of the waterfall. The air was so
fresh at that time and I could not bear to jump into the water immediately. It is quite
windy there and all I could see only green, green, and green. Hearing the sound of
falling water while we were swimming made me feel peaceful and relaxing.
Finally, the day was getting dark and it was time for us to go home. It was such an
unforgettable experience for me. I really enjoyed it.
Liburan di Air Terjun Lembah Pelangi
Pada hari libur yang lalu, saya dan istri saya tercinta, mengunjungi Air Terjun Lembah
Pelangi di Kecamatan Ngarip, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, Indonesia. Ini
adalah pertama kalinya bagi saya mengunjungi air terjun yang indah seperti itu.
Untuk mencapai lokasi air terjun, kami harus berjalan kaki setelah sekitar tiga jam
perjalanan mengendarai sepeda motor dari Bandarlampung, ibukota Lampung. Ketika
kami tiba di sana, saya kagum dengan pemandangan indah air terjuntersebut.
Udaranya begitu segar pada waktu itu dan saya tidak tahan untuk segera melompat ke
dalam ai. Suasananya sangat berangin di sana dan semua yang saya bisa
lihat hanyalah hijau , hijau , dan hijau. Mendengar suara air jatuh sembari berenang
membuat saya merasa damai dan santai.
Akhirnya, hari semakin gelap dan sudah waktunya bagi kami untuk pulang.
Itu adalah pengalaman yang tak terlupakan bagi saya . Saya sangat menikmatinya.
My Vacation with My Beloved People
One day, my sister named Putri said to me that she really wanted to go to the beach. So
I promised her that the next week we would go to Mutun beach in Lampung.
The next week, we prepared everything needed in the morning. We brought some foods
and beverages, such as chocolate wafers, potato chips, water and orange juice. Before
going to the beach, I ask our brother, Bayu, to join us. He agreed to join and we went
there together with our parents. We went there by car. It took 3 hours to arrive there.
Then, we bought tickets in the entrance gate. Before swimming, we changed our
clothes first. We swam there for more than one hour. We felt so tired that we decided to
eat the foods that we had brought. Next, three of us created a very big sand castle,
while my parents were enjoying the beautiful scenery there. After that, we decided to go
home because it was getting dark.
On the way home, we still felt hungry. So we stopped at a restaurant to have dinner. I
ordered sruit, Lampungnese traditional food, while my brother, my sister, and my
parents ordered fried rice. After finished eating, we paid our bills. Then, we went home.
We arrived at home at 9 o’clock. We were tired but we were absolutely happy.
Liburan Saya Bersama Orang-orang Tercinta
Suatu hari, saudara kandung perempuan saya yang bernama Putri mengatakan kepada
saya bahwa dia benar-benar ingin pergi ke pantai. Oleh karenanya, saya berjanji bahwa
minggu depan setelahnya kita akan pergi ke Pantai Mutun di Lampung.
Minggu berikutnya, kami mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan pada pagi
hari. Kami membawa beberapa makanan dan minuman, seperti wafer cokelat, keripik
kentang, air dan jus jeruk. Sebelum pergi ke pantai, saya minta saudara laki-laki kami,
Bayu, untuk bergabung dengan kami. Dia setuju untuk bergabung dan kami pergi ke
sana bersama-sama dengan orang tua kami. Kami pergi ke sana naik mobil. Butuh
waktu 3 jam untuk tiba di sana. Kemudian, kami membeli tiket di gerbang masuk.
Sebelum berenang, kami berganti pakaian terlebih dulu. Kami berenang di sana
selama lebih dari satu jam. Kami merasa begitu lelah sehingga kami memutuskan untuk
makan makanan yang kami bawa. Selanjutnya, kami bertiga membuat istana pasir yang
sangat besar, sementara orang tua saya sedang menikmati pemandangan indah di
sana. Setelah itu, kami memutuskan untuk pulang karena hari mulai gelap.
Dalam perjalanan pulang, kami masih merasa lapar. Jadi kami berhenti di sebuah
restoran untuk makan malam. Sayamemesan sruit, makanan
tradisional masyarakat Lampung, sementara Bayu, Putri, dan orang tua saya
memerintahkan nasi goreng. Setelah selesai makan, kami membayar tagihan kami.
Kemudian, kami pulang. Kami tiba di rumah pada pukul 9malam. Kami lelah tapi kami
benar-benar senang.
My Busy Holiday
On February 8th, 2016, I thought this would be a great holiday for me because that was
Chinese New Year holiday. I didn’t celebrate the Chinese New Year as I’m not Chinese
but I guessed that it was a good time for me to get full refreshing. I was so tired to
studying. However, the unpredictable fact broke everything up.
First like an ordinary daughter, I had to get up early morning to help my mother, of
course after I prayed. Then I did the dishes, cleaned up my room, and did my bed. I was
really in danger if my mom knew that my room was messy. So, I made it as soon as
possible. After finishing everything, my aunts called me in the afternoon. I did not meet
them for a long time so we kept for hours to talk about some up to date gossips. Not
long after that, my neighbor who is also my schoolmate visited me. She asked my help
to finish her homework. At last, the time was running and the homework was
successfully finished. An unpredictable moment happened after that. To my surprised, I
just remembered that I had a lot of homework too. I got confused and regretful why I did
not check it. As the consequence, I did my homework until late night and it was hardly
finished. Since then, I always check my home work before having a holiday.
I did not feel this was holiday instead of I had to work hard and got a long ship with my
homework.
Liburan Saya yang Sibuk
Tanggal 8 Februari, 2016, saya pikir hari itu akan menjadi hari libur yang sangat
menyenangkan bagi saya karena itu adalah hari libur tahun baru China (Imlek). Saya
tidak merayakan Tahun Baru Imlek karena saya bukan orang Cina tapi
sayaberfikir bahwa itu adalah waktu yang tepat bagi saya untuk mendapatkan
refreshing sepanjang hari. Aku sangat lelah untuk belajar. Namun, fakta yang tak
terduga menghancurkan semuanya.
Pertama seperti layaknya seorang anak perempuan, saya harus bangun pagi untuk
membantu ibu, tentu saja setelah saya sholat. Lalu saya mencuci piring, membersihkan
kamar saya, dan merapikan tempat tidur. Aku benar-benar berada dalam bahaya jika
ibu saya tahu bahwa kamar saya berantakan. Jadi, saya mengerjakannya sesegera
mungkin. Setelah menyelesaikan segalanya, bibi saya memanggil saya di sore
hari. Saya sudah lama tidak bertemu dengan mereka sehinggaobrolan kita
berlangsung berjam-jam membicarakan tentang beberapa gosip terkini. Tidak lama
setelah itu, tetangga saya yang juga teman sekolah saya mengunjungi saya. Dia
meminta bantuan saya untuk menyelesaikan PR-nya. Akhirnya, waktupun berlalu dan
pekerjaan rumah berhasil kami selesaikan. Saat yang tak terduga terjadi setelah
itu. Saya sangat terkejut ketika saya baru saja ingat bahwa saya punya banyak
pekerjaan rumah juga. Saya bingung dan menyesal mengapa saya tidak
memeriksanya. Sebagai konsekuensinya, saya mengerjakan pekerjaan rumah saya
sampai larut malam dan itu hampir tidak selesai. Sejak saat itu, saya selalu memeriksa
pekerjaan rumah saya sebelum memiliki liburan.
Saya tidak merasa hari itu adalah liburan, karena saya justru harus bekerja keras untuk
menyelesaikan pekerjaan saya.