Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat: ISSN (P) 2088-3536 ISSN (E) 2528-3375
Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat: ISSN (P) 2088-3536 ISSN (E) 2528-3375
                                     ABSTRACT
    ARTICLEINFO                      Background & Objective: Based on Bondowoso’s Performance Assessment of Public Health Care in 2014
                                     through 2016, there is one aspect of the Performance Assessment of Public Health Care that always belongs
    Article history:                 to the low performance, it is the aspect of health care coverage. The level of health care coverage
    Received 17 November 2018        significantly affect life expectancy. Life expectancy is one indicator in determining backward region. Based
                                     on Presidential Decree No. 131 in 2015 Bondowoso established as a backward region in East Java at the first
                                     place. This study aimed to analyze the correlation between motivation, job satisfaction and organizational
    Accepted 29 December 2018        commitment of program managers with health care coverage at Public Health Care in Bondowoso 2017.
                                     Material and Method: This study used analytic research with cross–sectional approach. Population of this
                                     research were 101 program managers with total sample were 81 respondent. Result: An association between
    * Corresponding author.          motivation (p value = 0.000 <0.05), job satisfaction (p value = 0.000 <0.05) and organizational commitment
    HP.: 081231727799                (p value = 0.007 <0.05) with health care coverage. Conclusion: There is a correlation between Motivation,
    E-mail: ewitcahyo@unej.ac.id     Job satisfaction and Organizational Commitment with Health Care Coverage.
    Address: Jl. Kalimantan I        Keywords: Motivation, Job Satisfaction, Organizational Commitment, Performance Assessment of Public
    No.93, Sumbersari, Kabupaten     Health Care, Health Care Coverage
    Jember, Jawa Timur 68121
    .                                Latar Belakang & Tujuan: Berdasarkan PKP Kabupaten Bondowoso tahun 2014 hingga tahun 2016,
                                     terdapat satu aspek dalam PKP yang selalu tergolong dalam kinerja kurang, yaitu aspek cakupan pelayanan
                                     kesehatan. Tingkat cakupan pelayanan kesehatan secara signifikan sangat mempengaruhi Angka Harapan
                                     Hidup (AHH). Angka Harapan Hidup merupakan salah satu indikator dalam menentukan daerah tertinggal.
                                     Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 131 tahun 2015 Kabupaten Bondowoso ditetapkan sebagai salah
                                     satu Kabupaten tertinggal di Jawa Timur pada urutan pertama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
                                     hubungan motivasi, kepuasan kerja dan komitmen organisasi pemegang program dengan cakupan pelayanan
                                     kesehatan pada Puskesmas di Kabupaten Bondowoso Tahun 2017. Bahan dan Metode: Penelitian ini
                                     bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian sebanyak 101 pemegang program
                                     dengan sampel sebesar 81 responden. Hasil: Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan antara
                                     motivasi (p value = 0,000 < 0,05), kepuasan kerja (p value = 0,000 < 0,05) dan komitmen organisasi (p value
                                     = 0,007 < 0,05) dengan cakupan pelayanan kesehatan. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara motivasi,
                                     kepuasan kerja dan komitmen organisasi dengan cakupan pelayanan kesehatan.
                                     Kata Kunci: Motivasi, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, Penilaian Kinerja Puskesmas, Cakupan
                                     Pelayanan Kesehatan
                                                                          44
                                   Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 9 Nomor 2 (2018) 44-52
serta mutu pelayanan Puskesmas lebih dari 91%.                          dengan kepentingan umum dan menyediakan barang
Kelompok II digunakan untuk Puskesmas dengan tingkat                    maupun jasa kepada masyarakat publik dengan
kinerja cukup yaitu apabila nilai rata–rata manajemen                   pembayaran melalui pajak atau pendapatan lain yang
Puskesmas sebesar 5,5 hingga 8,4 dan tingkat pencapaian                 diatur oleh hukum merupakan sektor publik8. Dalam
cakupan pelayanan kesehatan yaitu upaya kesehatan                       sebuah organisasi sektor publik terdapat beberapa faktor
masyarakat esensial, upaya kesehatan masyarakat                         yang mempengaruhi kinerjanya, faktor–faktor tersebut
pengembangan, upaya kesehatan perorangan serta mutu                     adalah motivasi, budaya organisasi, kompensasi,
pelayanan Puskesmas sebesar 81–90%. Kelompok III                        kepemimpinan, kepuasan kerja, kedisiplinan, lingkungan
digunakan untuk Puskesmas dengan tingkat kinerja kurang                 kerja, dan komitmen organisasi9.
yaitu apabila nilai rata–rata manajemen Puskesmas kurang                      Kabupaten Bondowoso akan mampu terlepas dari
dari 5,5 dan tingkat pencapaian cakupan pelayanan                       Kabupaten tertinggal apabila AHH dapat ditingkatkan.
kesehatan serta mutu pelayanan Puskesmas kurang dari                    Untuk meningkatkan AHH diperlukan adanya perbaikan
80%2.                                                                   kinerja Puskesmas pada cakupan pelayanan kesehatan.
      Berdasarkan PKP Kabupaten Bondowoso tahun 2014                    Oleh karena itu, peneliti merasa perlu untuk meneliti
hingga tahun 2016, terdapat satu aspek dalam PKP yang                   apakah faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu motivasi,
selalu tergolong dalam kinerja kurang, yaitu aspek cakupan              kepuasan kerja dan komitmen organisasi berhubungan
pelayanan kesehatan. Pada tahun 2016, nilai rata–rata                   dengan kinerja Puskesmas pada cakupan pelayan
cakupan pelayanan kesehatan di Kabupaten Bondowoso                      kesehatan.
adalah sebesar 68,98%, dari 25 Puskesmas, 23 Puskesmas
berada pada kelompok III. Puskesmas yang berhasil                       BAHAN DAN METODE
mendapatkan nilai tertinggi adalah Puskesmas Tamanan                    Desain Penelitian
dengan nilai 87,52 kemudian diikuti oleh Puskesmas                           Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini
Curahdami dengan nilai 83,72, sedangkan Puskesmas yang                  adalah penelitian analitik. Sedangkan pendekatan yang
mendapat nilai terendah adalah Puskesmas Tenggarang                     digunakan adalah cross sectional. Lokasi Penelitian
dengan nilai 55,29 serta Puskesmas Kademangan dengan                    dilakukan pada empat Puskesmas di Kabupaten
nilai 48,193.                                                           Bondowoso yaitu Puskesmas Tamanan, Puskesmas
      Tingkat cakupan pelayanan kesehatan secara                        Curahdami, Puskesmas Tenggarang dan Puskesmas
signifikan sangat mempengaruhi Angka Harapan Hidup                      Kademangan. Waktu penelitian dilakukan mulai Desember
(AHH)4. Semakin tinggi tingkat cakupan pelayanan                        2017 hingga Maret 2018.
kesehatan di suatu daerah, maka AHH akan cenderung                      Populasi dan Sampel
meningkat. Kabupaten Bondowoso merupakan kabupaten                           Populasi dalam penelitian ini adalah pemegang
tertinggal pada urutan pertama di Propinsi Jawa Timur 5.                program UKM esensial, UKM pengembangan dan UKP
      Terdapat enam kriteria dan 27 indikator dalam                     pada empat Puskesmas yaitu Puskesmas Tamanan
menetapkan         daerah     tertinggal6.    Permasalahan              sebanyak 29 orang, Puskesmas Curahdami sebanyak 25
ketertinggalan yang terdapat di Kabupaten Bondowoso                     orang, Puskesmas Tenggarang sebanyak 22 orang, dan
adalah kriteria Sumber Daya Manusia dengan indikator                    Puskesmas Kademangan sebanyak 25 orang, sehingga total
target : 1) rata-rata lama sekolah menurut RPJMN selama                 populasi adalah sebanyak 101 orang. Penentuan besar
8,25 tahun pada tahun 2014 sedangkan rata-rata lama                     sampel menggunakan rumus Lemeshow dengan jumlah
sekolah penduduk Kabupaten Bondowoso selama 6,09                        sampel sebanyak 81 responden, sedangkan teknik
tahun atau setara dengan tamatan Sekolah Dasar, 2) target               pengambilan sampel menggunakan simple random
AHH nasional adalah 72 tahun, sedangkan AHH di                          sampling.
Kabupaten Bondowoso hanya selama 63,79 tahun dan 3)                     Pengumpulan Data
target angka melek huruf nasional adalah 95,82%                              Data primer diperoleh melalui hasil wawancara
sedangkan angka melek huruf kabupaten Bondowoso                         menggunakan kuesioner dengan responden, sedangkan data
adalah sebesar 78,95%7.                                                 sekunder diperoleh melalui pengambilan data hasil
      Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi                   penilaian kinerja puskesmas pada setiap puskesmas. Data
sektor publik di Indonesia. Segala hal yang berkenaan                   yang diperoleh dianalisis secara statistik dan ditampilkan
                                                                   45
                                 Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 9 Nomor 2 (2018) 44-52
dalam bentuk tabel dan narasi.                                             kerja tinggi, kepuasan kerja sedang dan kepuasan kerja
Analisis Data                                                              rendah. Kepuasan kerja diukur dengan lima indikator dan
     Analisis univariate dalam penelitian ini adalah                       menggunakan 20 pernyataan, rincian pernyataan tersebut
mengidentifikasi motivasi, kepuasan kerja, komitmen                        adalah sebagai berikut : pekerjaan yang secara menta
organisasi dan cakupan pelayanan kesehatan Puskesmas.                      menantang terdiri dari tiga pernyataan, gaji atau upah yang
Analisis bivariate dalam penelitian ini digunakan untuk                    pantas terdiri dari lima pernyataan, kondisi kerja yang
mengetahui hubungan motivasi dengan cakupan pelayanan                      mendukung terdiri dari empat pernyataan, rekan kerja
kesehatan, hubungan kepuasan kerja dengan cakupan                          yang mendukung terdiri dari empat pernyataan, kesesuaian
pelayanan kesehatan dan hubungan komitmen organisasi                       kepribadian dengan pekerjaan terdiri dari empat
dengan cakupan pelayanan kesehatan. Uji statistik yang                     pernyataan. Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui
dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi                    bahwa aspek pekerjaan yang menantang merupakan aspek
Spearman rho.                                                              dengan kategori rendah terbanyak. Dan aspek gaji atau
                                                                           upah yang pantas serta kondisi kerja mendukung
HASIL                                                                      merupakan aspek dengan kategori sedang terbanyak.
Identifikasi Motivasi                                                      Distribusi kepuasan kerja responden berdasarkan kategori
      Penilaian motivasi responden dalam penelitian ini                    pada setiap Puskesmas dapat dilihat pada tabel berikut:
dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu motivasi tinggi,
motivasi sedang dan motivasi rendah. Motivasi diukur                       Tabel 2. Distribusi Kepuasan Kerja Responden
dengan lima indikator dan menggunakan 24 pernyataan,                                                     Kepuasan Kerja
                                                                            Nama
rincian pernyataan tersebut adalah sebagai berikut:                                              Tinggi      Sedang     Rendah
                                                                            Puskesmas
kebutuhan fisiologi terdiri dari lima pernyataan, kebutuhan                                    n     %      n    %      n     %
akan rasa aman terdiri dari empat pernyataan, kebutuhan                     Tamanan             5    6,2   13    16     5     6,2
sosial terdiri dari lima pernyataan, kebutuhan                              Curahdami           0     0    17    21     3     3,7
mencerminkan harga diri terdiri dari lima pernyataan,                       Tenggarang          6    7,4   10 12,3      2     2,5
kebutuhan akan aktualisasi diri terdiri dari lima pernyataan.               Kademangan          3    3,7   16 19,8      1     1,2
Distribusi motivasi Responden berdasarkan kategori pada                     Total              14 17,3 56 69,1 11 13,6
setiap Puskesmas dapat dilihat pada tabel berikut:                              Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian
                                                                           besar responden termasuk ke dalam kategori kepuasan
       Tabel 1. Distribusi Motivasi Responden                              kerja sedang yaitu sebanyak 56 responden atau sebesar
                              Motivasi                                     69,1%. Diketahui pula bahwa Puskesmas Tenggarang
 Nama
                   Tinggi       Sedang     Rendah                          memiliki nilai kepuasan kerja tinggi terbanyak yaitu
 Puskesmas
                 n      %     n      %    n    %                           sebanyak enam responden atau 7,4%.
 Tamanan         4      4,9   16 19,8      3   3,7                         Identifikasi Komitmen Organisasi
 Curahdami       3      3,7   15 18,5      2   2,5                              Penilaian komitmen organisasi responden dalam
 Tenggarang      9     11,1    6    7,4    3   3,7                         penelitian ini dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu
 Kademangan      2      2,5   15 18,5      3   3,7                         komitmen organisasi tinggi, komitmen organisasi sedang
 Total           18 22,2 52 64,2 11 13,6                                   dan komitmen organisasi rendah. Komitmen organisasi
                                                                           diukur dengan tiga indikator dan menggunakan 15
      Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian                   pernyataan, dimana rincian pernyataan tersebut adalah
besar responden termasuk ke dalam kategori motivasi                        sebagai berikut: affective commitment terdiri dari enam
sedang yaitu sebanyak 52 responden atau sebesar 64,2%.                     pernyataan, continuance commitment terdiri dari empat
Diketahui pula bahwa Puskesmas Tenggarang mempunyai                        pernyataan, normative commitment terdiri dari lima
persentase motivasi tinggi terbanyak yaitu sebesar 11,1%                   pernyataan. Distribusi komitmen organisasi responden
atau sembilan responden.                                                   berdasarkan kategori pada setiap Puskesmas dapat dilihat
Identifikasi Kepuasan Kerja                                                pada tabel berikut:
      Penilaian kepuasan kerja responden dalam penelitian                  Tabel 3. Distribusi Komitmen Organisasi Responden
ini dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu kepuasan                      Nama               Komitmen Organisasi
                                                                      46
                                   Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 9 Nomor 2 (2018) 44-52
 Puskesmas           Tinggi        Sedang      Rendah                   kesehatan perorangan baik yaitu sebanyak 18,2% atau
                     n    %        n    %      n    %                   empat responden, responden yang memiliki nilai motivasi
  Tamanan            9    11,1 7        8,6    7    8,6                 tinggi namun nilai upaya kesehatan perorangannya cukup
  Curahdami          6    7,4      8    10     6    7,4                 adalah sebanyak 9,1% atau dua responden. Kemudian
  Tenggarang         6    7,4      7    8,6    5    6,2                 terdapat responden yang memiliki nilai motivasi sedang
  Kademangan         6    7,4      7    8,6    7    8,6                 dengan nilai upaya kesehatan perorangan yang baik yaitu
  Total              27 33,3 29 35,8 25 30,8                            sebanyak 9,1% atau dua responden, sedangkan responden
      Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian                dengan motivasi sedang namun memiliki nilai upaya
besar responden termasuk ke dalam kategori komitmen                     kesehatan perorangan cukup dan rendah memiliki jumlah
organisasi sedang yaitu sebanyak 29 responden atau                      yang sama yaitu sebanyak 18,2% atau empat responden.
sebesar 36%. Diketahui pula bahwa Puskesmas Tamanan                     Selain itu, terdapat responden dengan nilai motivasi rendah
merupakan Puskesmas dengan nilai komitmen organisasi                    dengan nilai upaya kesehatan perorangan rendah pula yaitu
tinggi paling banyak yaitu sebesar 11,1% atau 9 responden.              sebanyak 27,2% atau enam responden. Hasil analisis
Cakupan Pelayanan Kesehatan                                             dengan menggunakan uji korelasi Spearman rho diperoleh
      Dalam penelitian ini, setiap upaya kesehatan memiliki             nilai p value sebesar 0,000. Dengan nilai α sebesar 0,05
nilai tersendiri, sehingga masing–masing upaya kesehatan                maka nilai p value < α sehingga H0 ditolak yang artinya
tersebut dikategorikan sesuai dengan pedoman penilaian                  ada hubungan antara motivasi dengan cakupan pelayanan
Puskesmas 2016, yaitu dikategorikan baik apabila upaya                  kesehatan Puskesmas.
kesehatan memiliki nilai ≥ 91%, dikategorikan cukup                     Tabel 5. Tabulasi Silang Antar Variabel
apabila upaya kesehatan memiliki nilai 81–90%, dan                          Variabel              UKM E     UKM P                     UKP
                                                                                             B        C  R B C R   B                    C   R
dikategorikan rendah apabila upaya kesehatan memiliki                                        %        %  % % % % %                      %   %
nilai ≤80%. Hasil cakupan pelayanan kesehatan pada                        Motivasi T       23,5    2,9  0 0 12 0 18,1                9,1  0
Puskesmas Tenggarang, Puskesmas Curahdami, Puskesmas                                  S 0          70,7   0       0  36 36    9,1    18,1   18,2
Tamanan dan Puskesmas Kademangan pada tahun 2017                                      R 0          2,9    0       0  0 16     0      0      27,2
dapat dilihat pada tabel berikut ini:                                              Total 23,5      76,5   0       0  48 52    27,2   27,2   45,4
                                                                                 p value                              0,000
      Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa seluruh                                                 UKM E             UKM P             UKP
responden yang memiliki nilai motivasi sedang juga                                      B            C        R    B C R         B     C       R
memiliki nilai upaya kesehatan masyarakat esensial yang                                 %            %        %    % % %         %     %       %
                                                                        Kepuasan T 8,8             0      0       0 16 0      22,7   0      9,1
cukup yaitu sebanyak 70,7% atau 24 responden.                              Kerja S 14,7            76,5   0       0 28 20     4,5    27,2   27,2
Responden dengan motivasi tinggi sebagian besar memiliki                           R 0             0      0       0 4 32      0      0      9,1
upaya kesehatan masyarakat esensial yang baik yaitu                             Total 23,5         76,5   0       0 48 52     27,2   27,2   45,4
sebanyak 23,5% atau delapan responden, sedangkan                              p value                                 0,000
                                                                                                  UKM E             UKM P             UKP
responden dengan motivasi tinggi namun memiliki nilai
                                                                                        B            C    R        B C R         B      C    R
upaya kesehatan masyarakat esensial cukup hanya                                         %            %    %        % % %         %      %    %
sebanyak 2,9% atau satu responden.                                      Komitmen T 17,6            17,6 0         0 12 20     13,6   9,1  9,1
                                                                        Organisasi S 5,9           38,3 0         0 28 12     9,1    4,5  4,5
      Diketahui pula bahwa responden yang memiliki nilai
                                                                                   R 0             20,6 0         0 8 20      4,5    13,6 31,8
motivasi sedang dan memiliki nilai upaya kesehatan                                 Total 23,5      76,5   0       0   48 52 27,2     27,2   45,4
masyarakat pengembangan yang cukup adalah sebanyak                               p value                               0,007
36% atau sembilan responden. Sedangkan responden
dengan nilai motivasi tinggi seluruhnya memiliki nilai                        Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa responden
upaya kesehatan masyarakat pengembangan cukup yaitu                     dengan nilai kepuasan kerja tinggi seluruhnya memiliki
sebanyak 12% atau tiga responden. Kemudian responden                    nilai upaya kesehatan masyarakat esensial baik yaitu
dengan nilai motivasi rendah dan memiliki nilai upaya                   sebanyak 8,8% atau tiga responden. Kemudian responden
kesehatan masyarakat pengembangan rendah yaitu                          dengan nilai kepuasan kerja sedang sebagian besar juga
sebanyak empat responden atau 16%.                                      memiliki nilai upaya kesehatan masyarakat esensial cukup
      Berdasarkan tabel di atas terdapat responden yang                 yaitu sebesar 76,5% atau 26 responden, namun terdapat
memiliki      nilai motivasi tinggi dengan nilai upaya                  pula responden dengan nilai kepuasan kerja sedang dengan
                                                                   47
                               Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 9 Nomor 2 (2018) 44-52
nilai upaya kesehatan masyarakat baik yaitu sebanyak                     sebanyak 12% atau tiga responden dan nilai upaya
14,7% atau lima responden.                                               kesehatan masyarakat pengembangan yang rendah
      Berdasarkan tabel 5 juga diketahui bahwa responden                 sebanyak 20% atau lima responden. Kemudian, responden
dengan nilai kepuasan kerja tinggi seluruhnya mendapat                   dengan nilai komitmen organisasi sedang sebagian besar
nilai upaya kesehatan masyarakat pengembangan cukup                      memiliki nilai upaya kesehatan masyarakat pengembangan
yaitu sebesar 16% atau empat responden, terdapat pula                    yang cukup yaitu sebesar 28% atau tujuh responden,
responden dengan nilai kepuasan kerja sedang namun                       namun terdapat pula responden dengan nilai komitmen
memiliki nilai upaya kesehatan pengembangan rendah                       organisasi sedang yang memiliki nilai upaya kesehatan
yaitu sebesar 20% atau lima responden. Kemudian terdapat                 masyarakat pengembangan rendah yaitu sebesar 12% atau
pula responden dengan nilai kepuasan kerja rendah namun                  tiga responden. Responden dengan nilai komitmen
memiliki nilai upaya kesehatan masyarakat pengembangan                   organisasi rendah sebagian besar memiliki nilai upaya
cukup yaitu sebesar 4% atau satu responden.                              kesehatan masyarakat pengembangan rendah yaitu sebesar
      Diketahui pula bahwa responden dengan nilai                        20% atau lima responden.
kepuasan kerja tinggi sebagian besar memiliki nilai upaya                     Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa responden
kesehatan perorangan yang baik yaitu sebesar 22,7% atau                  dengan nilai komitmen organisasi tinggi dan memiliki nilai
lima responden, terdapat pula responden dengan nilai                     upaya kesehatan perorangan baik adalah sebesar 13,6%
kepuasan kerja tinggi namun nilai upaya kesehatan                        atau tiga responden, responden dengan nilai komitmen
perorangannya rendah yaitu sebanyak 9,1% atau dua                        organisasi tinggi namun memiliki nilai komitmen
responden. Kemudian, responden dengan nilai kepuasan                     organisasi cukup dan rendah sama besarnya yaitu sebanyak
kerja sedang memiliki nilai upaya kesehatan perorangan                   9,1% atau dua responden. Kemudian terdapat responden
cukup dan rendah yang sama besarnya yaitu sebesar 27,3%                  dengan nilai komitmen organisasi sedang yang memiliki
atau enam responden. Responden dengan nilai kepuasan                     nilai upaya kesehatan perorangan baik sebanyak 9,1% atau
kerja rendah seluruhnya memiliki nilai upaya kesehatan                   dua responden, responden dengan nilai komitmen
perorangan yang rendah pula yaitu sebanyak 9,1% atau dua                 organisasi sedang yang memiliki nilai upaya kesehatan
responden. Hasil analisis dengan menggunakan uji korelasi                perorangan cukup dan rendah sama besarnya yaitu
Spearman rho diperoleh nilai p value sebesar 0,000.                      sebanyak 4,5% atau satu responden. Responden dengan
Dengan nilai α sebesar 0,05 maka nilai p value < α                       nilai komitmen organisasi rendah sebagian besar memiliki
sehingga H0 ditolak yang artinya ada hubungan antara                     nilai upaya kesehatan perorangan yang rendah pula yaitu
kepuasan kerja dengan cakupan pelayanan kesehatan                        sebesar 31,8% atau tujuh responden responden dengan nilai
Puskesmas.                                                               komitmen organisasi rendah namun memiliki nilai upaya
      Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa responden                      kesehatan perorangan tinggi yaitu sebanyak 4,5% atau satu
dengan nilai komitmen organisasi tinggi memiliki nilai                   responden, dan responden dengan nilai komitmen
upaya kesehatan masyarakat esensial yang baik dan cukup                  organisasi rendah namun memiliki nilai upaya kesehatan
sama besarnya yaitu sebanyak 17,6% atau enam responden.                  perorangan cukup yaitu sebanyak 13,6% atau tiga
Kemudian, responden dengan nilai komitmen organisasi                     responden.     Hasil analisis dengan menggunakan uji
sedang sebagian besar memiliki nilai upaya kesehatan                     korelasi Spearman rho diperoleh nilai p value sebesar
masyarakat esensial cukup yaitu sebesar 38,3% atau 13                    0,007. Dengan nilai α sebesar 0,05 maka nilai p value < α
responden, terdapat pula responden dengan nilai komitmen                 sehingga H0 ditolak yang artinya ada hubungan antara
organisasi sedang namun memiliki nilai upaya kesehatan                   komitmen organisasi dengan cakupan pelayanan kesehatan
masyarakat esensial baik yaitu sebesar 5,9% atau sebesar                 Puskesmas.
dua responden. Responden dengan nilai komitmen
organisasi rendah seluruhnya memiliki upaya kesehatan
masyarakat cukup yaitu sebesar 20,6 responden atau tujuh                 PEMBAHASAN
responden.                                                               Hubungan Motivasi Dengan Cakupan Pelayanan
      Berdasarkan tabel 5 juga diketahui bahwa responden                 Kesehatan
dengan komitmen organisasi tinggi memiliki nilai upaya                        Berdasarkan hasil penilaian motivasi terhadap 81
kesehatan masyarakat pengembangan yang cukup                             responden 52 responden atau sebesar 64,2% memiliki nilai
                                                                    48
                                   Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 9 Nomor 2 (2018) 44-52
motivasi sedang yang terbagi menjadi 24 responden pada                       Berdasarkan pengakuan responden, lebih dari separuh
UKM esensial, 18 responden pada UKM pengembangan                        responden yaitu sebanyak 55 responden mengatakan bahwa
dan 10 responden pada UKP. Pada penilaian motivasi,                     mereka tidak diikutsertakan dalam pengambilan keputusan
sebagian besar responden merasa kebutuhan fisiologi                     dan sebanyak 52 responden juga mengatakan bahwa atasan
mereka cukup terpenuhi yaitu sebanyak 35 responden,                     mereka tidak memberikan pujian apabila mereka
kemudian sebagian besar responden juga merasa kebutuhan                 menjalankan tugas dengan baik. Maka berdasarkan teori
akan rasa aman mereka cukup terpenuhi yaitu sebanyak 51                 yang dikemukakan oleh Mangkunegara11 dan Hasibuan12
responden, selanjutnya jawaban responden untuk                          untuk memberikan motivasi terhadap karyawan dapat
kebutuhan sosial di dominasi dengan cukup terpenuhi pula                dilakukan dengan menggunakan prinsip pendelegasian
yaitu sebanyak 53 responden, untuk kebutuhan                            wewenang yaitu pemimpin memberikan wewenang pada
mencerminkan harga diri sebagian besar responden yaitu                  karyawan untuk dapat mengambil keputusan terkait
sebanyak 49 responden merasa sudah cukup terpenuhi, dan                 pekerjaan yang dilakukannya sewaktu–waktu selain itu
pada kebutuhan aktualisasi diri sebagian besar responden                dapat pula digunakan prinsip memberi perhatian yaitu
sebanyak 46 responden juga merasa sudah cukup                           pemimpin memberikan perhatian kepada karyawan
terpenuhi. Sehingga dapat diketahui bahwa jenjang                       mengenai apa yang mereka inginkan. Selain itu, dapat pula
kebutuhan dari karyawan Puskesmas sebagian besar masih                  digunakan model sumber daya manusia, yaitu dengan cara
berada pada kategori cukup terpenuhi. Hasil penelitian ini              memberikan tanggung jawab dan kesempatan yang luas
sejalan dengan teori Maslow10 yang menyatakan bahwa                     untuk mengambil keputusan dalam menyelesaikan
seseorang akan termotivasi untuk memenuhi bermacam–                     pekerjaannya.
macam kebutuhan, kebutuhan yang diinginkan oleh
manusia berjenjang dalam lima tingkatan, yaitu kebutuhan                Hubungan Kepuasan Kerja Dengan Cakupan
akan fisiologi, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan                     Pelayanan Kesehatan
sosial, kebutuhan mencerminkan harga diri dan aktualisasi                     Berdasarkan hasil penilaian kepuasan kerja terhadap
diri, seseorang akan termotivasi untuk memenuhi                         81 responden 56 responden atau sebesar 69,1% memiliki
kebutuhan mereka yang paling dasar sebelum pada                         nilai kepuasan kerja sedang yang terbagi menjadi 31
akhirnya termotivasi untuk memenuhi kebutuhan mereka                    responden pada UKM esensial, 12 responden pada UKM
selanjutnya. Pada penelitian ini, kebutuhan paling dasar                pengembangan dan 13 responden pada UKP. Pada
dari karyawan Puskesmas yaitu kebutuhan fisiologis masih                penilaian kepuasan kerja, sebagian besar responden menilai
berada pada kategori cukup terpenuhi, begitu pula pada                  bahwa pekerjaan mereka secara mental belum menantang.
tingkatan selanjutnya, oleh sebab itu, motivasi dari                    Selanjutnya, sebagian besar responden merasa gaji/honor
karyawan Puskesmas sebagian besar hanya berada pada                     yang mereka dapat cukup pantas, selain itu mereka juga
kategori sedang.                                                        merasa bahwa promosi kerja yang didapatkan sudah cukup
      Berdasarkan analisis hubungan yang telah dilakukan                sesuai dengan kemampuan mereka, dan cukup adil
diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara motivasi                 berdasarkan ketentuan yang berlaku, sebagian besar juga
dengan cakupan pelayanan kesehatan. Hasil penelitian ini                merasa bahwa tunjangan yang diterima cukup sesuai
sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Hessel9.                     dengan beban kerja yang dilakukan. Kemudian, dari 81
Menurut teori yang dikemukakan oleh Hessel salah satu                   responden, sebagian besar merasa bahwa kondisi kerja
faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi sektor publik               cukup mendukung, jarak antara rumah dengan tempat
adalah motivasi, dengan demikian cakupan pelayanan                      kerja, fasilitas, dan kondisi lingkungan kerja cukup
kesehatan sebagai salah satu aspek kinerja organisasi                   mendukung bagi karyawan Puskesmas, selanjutnya
sektor publik juga dipengaruhi oleh motivasi. Apabila                   sebagian besar responden merasa bahwa rekan kerja yang
tingkat motivasi karyawan tinggi maka cakupan pelayanan                 mereka miliki sudah mendukung untuk memberikan
kesehatan akan tinggi pula. Oleh sebab itu, jika Puskesmas              bantuan, dukungan dan kenyamanan. Dan yang terakhir,
ingin memiliki kinerja organisasi yang tinggi maka                      sebagian besar responden merasa bahwa apa yang mereka
Puskesmas sebagai suatu organisasi harus memahami                       kerjakan cukup sesuai dengan kepribadian yang mereka
bagaimana cara untuk meningkatkan motivasi secara                       miliki, sehingga sebagian besar karyawan merasa tidak
efektif pada karyawan Puskesmas.                                        terbebani dengan tanggung jawab mereka, cukup mampu
                                                                   49
                                Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 9 Nomor 2 (2018) 44-52
berprestasi, dan memiliki kebebasan untuk menggunakan                     untuk menciptakan kondisi kerja yang mendukung,
pertimbangan sendiri dalam bekerja serta tidak terikat pada               Afandi14 mengatakan bahwa perlu diadakan program yang
satu tanggung jawab yang sama.                                            dapat mendukung peningkatan kepuasan kerja, seperti
      Teori yang dikemukakan oleh Robbins13 menyatakan                    menjaga kebersihan fasilitas Puskesmas dan menyesuaikan
bahwa kepuasan kerja tergantung kesesuaian dan                            kondisi lingkungan kerja di Puskesmas agar membuat para
keseimbangan antara yang diharapkan dengan kenyataan,                     karyawan lebih nyaman dalam bekerja.
dimana faktor penentunya berupa pekerjaan yang secara                     Hubungan Komitmen Organisasi Dengan Cakupan
mental menantang, gaji yang pantas, kondisi kerja yang                    Pelayanan Kesehatan
mendukung, rekan kerja yang mendukung dan kesesuaian                            Berdasarkan hasil penilaian komitmen organisasi
kepribadian dengan pekerjaan, semakin sesuai dan                          terhadap 81 responden 29 responden atau sebesar 36%
seimbang faktor–faktor tersebut, maka kepuasan kerja                      memiliki nilai komitmen organisasi sedang yang terbagi
seseorang akan tinggi, berdasarkan hasil penelitian,                      menjadi 15 responden pada UKM esensial, 10 responden
didapatkan bahwa sebagian besar nilai kepuasan kerja dari                 pada UKM pengembangan dan empat responden pada
karyawan Puskesmas ada dalam kategori sedang, sehingga                    UKP. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, sebagian
penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh                  besar responden memiliki affective commitment yang
Robbins yaitu ketika faktor–faktor penentu tersebut berada                sedang dan tinggi yaitu sebanyak 31 dan 30 responden,
pada kategori sedang maka kepuasan kerja juga akan                        sehingga dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
berada pada kategori sedang.                                              memiliki keterikatan secara emosional dengan organisasi.
      Berdasarkan analisis hubungan yang telah dilakukan                  Dari 81 responden, 32 responden memiliki aspek
diperoleh hasil bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan                   continuance commitment yang sedang. Pada aspek
cakupan pelayanan kesehatan. Hasil penelitian ini sejalan                 normative commitment, sebagian besar responden memiliki
dengan teori yang dikemukakan oleh Hessel9. Menurut                       nilai yang tinggi, sehingga dapat diketahui bahwa
teori yang dikemukakan oleh Hessel salah satu faktor yang                 responden memilih untuk tetap tinggal karena adanya
mempengaruhi kinerja organisasi sektor publik adalah                      perasaan hutang budi. Berdasarkan aspek affective
kepuasan kerja, dengan demikian cakupan pelayanan                         commitment responden memiliki keterikatan emosional
kesehatan sebagai salah satu aspek kinerja organisasi                     yang cukup kuat dengan organisasi. Kemudian,
sektor publik juga dipengaruhi oleh kepuasan kerja.                       berdasarkan aspek continuance commitment dapat
Apabila tingkat motivasi karyawan tinggi maka cakupan                     disimpulkan bahwa responden merasa keluar dari
pelayanan kesehatan akan tinggi pula.                                     organisasi akan sangat merugikan meski mereka tidak
      Untuk meningkatkan kinerja organisasi maka                          ingin berada pada organisasi tersebut, dan berdasarkan
diperlukan peningkatan pada kepuasan kerja karyawan,                      aspek normative commitment responden merasa memiliki
berdasarkan hasil jawaban responden, diketahui bahwa                      hutang budi pada organisasi yang membuat mereka ingin
pekerjaan yang secara mental menantang sebagian besar                     terus bekerja pada organisasi tersebut.
masih belum terpenuhi. Selain itu, sebagian besar                               Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang
responden sebanyak 50 orang menyatakan tidak setuju                       dikemukakan oleh Meyer dan Allen16. yang menyatakan
bahwa fasilitas yang terdapat di Puskesmas selalu terjaga                 bahwa apabila 3 aspek komponen dari komitmen
kebersihannya, sebagian besar pula yaitu sebanyak 48                      organisasi tersebut terpenuhi maka komitmen organisasi
orang menyatakan setuju bahwa kondisi lingkungan kerja                    akan tinggi pula, pada penelitian didapatkan bahwa aspek
membuat mereka kelelahan dalam bekerja. Menurut                           affective berada pada kategori sedang dan tinggi yang
Afandi14 dan Hariandja15 untuk meningkatkan kepuasan                      hampir sama, aspek continuance berada pada kategori
kerja dapat dilakukan perubahan struktur kerja atau                       sedang yang artinya sudah hampir terpenuhi, untuk aspek
mendesain ulang pekerjaan. Meningkatkan kepuasan kerja                    normative berada pada kategori tinggi, sehingga komitmen
dapat dilakukan dengan cara mengadakan rotasi kerja,                      organisasi pada karyawan Puskesmas sebagian besar masih
selain itu bisa juga dilakukan perluasan pekerjaan, dengan                berada pada kategori sedang meskipun rentang nilai
begitu diharapkan karyawan terhindar dari kebosanan                       dengan kategori tinggi dan rendah tidak terlalu jauh, yaitu
dalam bekerja dan karyawan dapat merasakan jenis                          untuk kategori tinggi sebanyak 27 responden, dan kategori
pekerjaan yang lebih variatif dan menantang. Selain itu,                  rendah sebanyak 25 responden.
                                                                     50
                                   Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 9 Nomor 2 (2018) 44-52
      Berdasarkan analisis hubungan yang telah dilakukan                disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara motivasi,
diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara komitmen                 kepuasan kerja dan komitmen organisasi dengan cakupan
organisasi dengan cakupan pelayanan kesehatan. Hasil                    pelayanan kesehatan
analisis hubungan ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Hessel9. Menurut teori yang                            UCAPAN TERIMA KASIH
dikemukakan oleh Hessel salah satu faktor yang                               Ucapan terimakasih disampaikan kepada pembimbing,
mempengaruhi kinerja organisasi sektor publik adalah                    penguji, dan instansi penelitian yang telah membantu
komitmen organisasi, dengan demikian cakupan pelayanan                  mengumpulkan serta menyusun kepada keluarga dan
kesehatan sebagai salah satu aspek kinerja organisasi                   rekan-rekan sejawat yang tiada henti memberikan
sektor publik juga dipengaruhi oleh komitmen organisasi.                dukungan materi maupun non materi sehingga dapat
      Untuk membangun komitmen karyawan menurut                         tersusun penelitian ini.
Dessler17 adalah melalui pendekatan roda komitmen.
Dalam meningkatkan aspek affective commitment yang                      REFERENSI
berkaitan dengan keterikatan emosional karyawan dengan
                                                                             [1] Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
organisasi, maka berdasarkan roda komitmen, yang dapat
                                                                                  Nomor 75 Tahun 2014. Pusat Kesehatan
dilakukan untuk meningkatkan keterikatan emosional                                Masyarakat. 17 Oktober 2014. Jakarta.
karyawan terhadap organisasi adalah melakukan                                [2] Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur. 2014.
komunikasi dua arah, yaitu komunikasi dari atasan pada                            Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014.
bawahan maupun dari bawahan pada atasan melalui rapat                             Surabaya : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur.
resmi, pertemuan informal, surat edaran, laporan tertulis                    [3] Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso. 2017.
dan sebagainya, sehingga timbul perasaan saling percaya.                          Laporan Seksi Pelayanan Kesehatan Bidang
                                                                                  Pelayanan Kesehatan Kabupaten Bondowoso.
      Dalam meningkatkan aspek continuance commitment
                                                                                  Bondowoso : Dinas Kesehatan Kabupaten
yang berkaitan dengan kerugian yang dihadapi karyawan                             Bondowoso.
jika harus meninggalkan organisasi, maka berdasarkan                         [4] Ardianti, A. V. 2015. Faktor-Faktor yang
roda komitmen, yang dapat dilakukan untuk membuat                                 Mempengaruhi Angka Harapan Hidup di
karyawan merasa rugi untuk meninggalkan organisasi                                Kabupaten Jember. Skripsi. Jember : Program
adalah     dengan     memberikan      kesempatan    untuk                         Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Jember.
mengaktualisasikan kemampuan dan keterampilannya                             [5] Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
                                                                                  131 Tahun 2015. Penetapan Daerah Tertinggal
dengan cara membuat program–program pelatihan dan
                                                                                  Tahun 2015- 2019. 4 November 2015. Lembaran
pendidikan bagi individu untuk meningkatkan kualitas                              Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
individu dalam organisasi.                                                        259. Jakarta.
KESIMPULAN                                                                   [6] Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah
      Gambaran dari motivasi pemegang program pada                                Tertinggal. 2016. Petunjuk Pelaksanaan (Juklak)
                                                                                  Identifikasi Masalah-Masalah Ketertinggalan
Puskesmas menunjukkan bahwa sebagian besar responden                              Kabupaten Daerah Tertinggal. Jakarta :
memiliki nilai motivasi sedang, sebagian besar responden                          Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
memiliki nilai kepuasan kerja sedang, serta sebagian besar                        Tertinggal Dan Transmigrasi.
responden memiliki nilai komitmen sedang. Gambaran                           [7] Puspasari, A. Dan A. Y. Koswara. 2016. Arahan
cakupan pelayanan kesehatan untuk Puskesmas Tamanan                               Pengembangan Desa Tertinggal Kabupaten
yaitu UKM esensial kategori cukup, UKM pengembangan                               Bondowoso Berdasarkan Aspek Sosial, Ekonomi,
                                                                                  dan Infrastruktur. Jurnal Teknik ITS. 5(2). 108-
kategori rendah, dan UKP kategori baik, pada Puskesmas
                                                                                  111.
Curahdami yaitu UKM esensial kategori cukup, UKM                             [8] Fitriyani, D. 2014. Balanced Scorecard : Alternatif
pengembangan kategori rendah, UKP kategori cukup, pada                            Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor Publik.
Puskesmas Tenggarang yaitu UKM esensial kategori baik,                            Jurnal Cakrawala Akuntansi. 6(1) : 16-31.
UKM pengembangan kategori cukup, UKP kategori                                [9] Hessel, N. S. T. 2007. Manajemen Publik. Jakarta
rendah, pada Puskesmas Kademangan yaitu UKM esensial                              : Grasindo.
kategori cukup, UKM pengembangan kategori cukup, dan                         [10] Hasibuan, M. S. P. 2007. Manajemen Sumber
                                                                                  Data Manusia. Cetakan Ke Sembilan. Jakarta :
UKP kategori rendah. Berdasarkan hasil analisis statistik
                                                                                  PT. Bumi Aksara.
                                                                   51
                          Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 9 Nomor 2 (2018) 44-52
52