Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 133
HUBUNGAN KARAKTERISTI PASIEN, PERILKU BERSESIKO DAN
IMS DENGAN KEJADIAN HIV/AIDS PADA WANITA USIA SUBUR DI
KLINIK VCT UPT BLUD PUSKESMAS MENINTING TAHUN 2015-2017
RELATIONSHIP BETWEEN PATIENT CHARACTERISTICS, RISK
BEHAVIOR AND STIS WITH HIV / AIDS EVENTS IN FERTILE AGE
WOMEN IN VCT CLINICS UPT BLUD MENINTING HEALTH
CENTERS IN 2015-2017
Saembe Oktaseli, Mutiara Rachmawati, Ati Suliaty
Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram, Indonesia
Korespondensi: mutiara_rachmawati@poltekkesmataram.ac.id
ABSTRACT
HIV / AIDS is one of the global health problems. All over the country is currently threatened
with the spread of a deadly virus. Not only in developed countries, but also in developing
countries like Indonesia, including in NTB. To determine the relationship of patient
characteristics, risk behavior, STIs with HIV/AIDS events in reproductive-aged women in the
UPT BLUD Meninting Health Center in 2015-2017. This research is observational analytic
with a Case-control design. The population in this study were 312 women of childbearing age
who came to HIV testing. The sampling technique uses simple random sampling so that the
number of 42 cases of HIV positive and 270 HIV negative as control cases. Data analysis using
univariate and bivariate. Of the 312 women of childbearing age who came for HIV testing, the
variables associated with the incidence of HIV were age (p = 0.018), education (p = 0.011),
employment (p = 0.026), marital status (p = 0.000), risky behavior (p = 0.000), and STI status
(0.017). To prevent the occurrence of HIV, the authors suggest using condoms when doing risky
sexual behavior, it is also recommended for STI examinations to prevent HIV transmission.
Keywords : Data on patient status in VCT clinics, women of childbearing age, HIV incidence
ABSTRAK
HIV/AIDS merupakan salah satu masalah kesehatan global. Di seluruh negara saat ini sedang
terancam dengan penyebaran virus yang mematikan. Tidak hanya di negara maju, tetapi juga di
negara berkembang seperti Indonesia, termasuk di NTB. Penelitian ini Untuk
mengetahuiHubunganKarakteristi Pasien, Perilaku Beresiko, IMS dengan Kejadian HIV/AIDS
pada Wanita Usia Subur di UPT BLUD Puskesmas Meninting Tahun 2015-2017
Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain Case control. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur yang datang tes HIV sebanyak 312 orang. tehnik
pengambilan sampel menggunakan simple rondom sampling sehingga jumlah sampel kasus 42
HIV positif dan 270 HIV negatif sebagai kasus kontrol. Analisis datamenggunakan univaria dan
bivariat. Dari 312 wanitausiasubur yang datangtes HIV, variable yang berhubungandengan
kejadian HIV adalah umur (p=0.018), pendidikan (p=0.011), pekerjaan (p=0.026), status kawin
(p=0.000), perilaku beresiko (p=0.000), dan status IMS (0.017). Untuk mencegah terjadinya
HIV, maka penulis menyarankan untuk mengunakan kondom pada saat melakukan prilaku
seks beresiko, juga disarankan untuk pemeriksaan IMS untuk mencegah penularan HIV.
Kata Kunci : Data status pasien di klinik VCT, Wanita Usia Subur, Kejadian HIV
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 134
PENDAHULUAN
Sejak kasus pertama kali di Indonesia kasus), petani, buruh (136 kasus ), IRT (
terjadi pada tahun 1987, Provinsi pertama 618 kasus ). Sedangkan menurut faktor
kali ditemukan adanya kasus HIV dan resiko, tidak diketahui (1%), IDU (3%),
AIDS adalah di Provinsi Bali, sedangkan Heterosex (77%), homosex (32%), bisex
yang terakhir melaporkan adalah Provinsi (0%), prinatal (4%), lain lain(3%)(Data dan
Sulawesi Barat pada tahun 2011. Kejadia Informasi Profil Kesehatan RI, 2016).
HIV/AIDS di Indonesia tahun 2015 Di NTB jumlah kasus HIV terjadi
meningkat pada tahun 2016. Pada tahun penurunan pada tahun 2015 ke tahun 2016.
2015 jumlah kejadian HIV sebanyak 30,935 Pada tahun 2015 kasus kejadian HIV
kasus dan AIDS sebanyak 6,081 kasus dan terdapat 194 kasus dan pada tahun 2016
meningkat pada tahun 2016 jumlah kejadian jumlah kasus HIV terdapat 175 kasus.
HIV menjadi 41,250 kasus dan AIDS Sedangkan kejadian AIDS pada tahun 2015
menjadi 7,491 kasus dari diseluruh provinsi terdapat 89 kasus dan pada tahun 2016
di Indonesia. Kejdian tertinggi HIV pada terdapat 75 kasus. Jadi dari hasil data tahun
tahun 2016 adalah propinsi Jawa Tengan 2015 sampai 2016 terjadi penurunan angka
sebanyak 6.513 kasus, DKI Jakarta 6.019 kejadian HIV/AIDS di NTB (Profil
kasus, Jawa Barat sebanyak 5.466 kasus dan Kesehatan NTB, 2016 ).
yang terendah pada provinsi Gorontalo Di wilayah Puskesmas Lombok Barat
sebanyak 7 kasusu HIV (Data dan Informasi didapatkan jumlah kasus HIV terjadi
Profil Kesehatan RI, 2016). peningkatan. Pada tahun 2015 kasus HIV
Data kasus HIV/AIDS tahun 2016 di sebanyak 78 kasus dan AIDS sebanyak 79
Indonesia yang terbanyak pada golongan kasus, sedangankan pada tahun 2016
usia 30-39 tahun (37%), usia 20-29 tahun kejadian HIV sebanyak 93 kasus dan AIDS
(27%). Usia 40-49 (19%), usia 50-59 tahun sebanyak 98 kasus. ( Data Profil Kesehatan
(8%), usia >60 tahun (4%), usia 1-19 tahun Lombok Barat, 2016)
(5%), usia <1 tahun (0%). Pada kelompok Data kasus HIV pada tahun 2015,
jenis kelaminadalah pada laki-laki (68%), terdapat pada golongan jenis kelamin,
perempuan (32%). Pada kelompok Perempuan sebanyak (40 orang ), laki-laki
pekerjaan, karyawan (722 kasus), supir ( 80 (38 orang). Menurut pekerjaan, IRT (14
kasus), narapidana ( 16 kasus), PNS (99 orang), karyawan swasta (8 orang), WPS
kasus), tenaga medis ( 56 kasus), anak (18 orang). Faktor resiko, heterosex (49
sekolah ( 91 kasus ), wiraswasta ( 757 kasus), Homosex (68 kasus), ibu ke anak (3
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 135
kasus), jarum suntik (6 kasus). Sedangkan perilaku beresiko, dan infeksi menular
pada tahun 2016, terdapat pada golongan seksual dengan kejadian HIV/AIDS di
jenis kelamin, Perempuan sebanyak (45 Klinik VCT Puskesmas Cikarang,
orang ), laki-laki (41 orang). Menurut Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten
pekerjaan, IRT(20 orang), karyawan swasta Bekasi didapatkan hasil bahwa HIV/AIDS
(19orang), WPS (24 orang). Faktor resiko, paling banyak terjadi pada usia produktif
heterosex (59 kasus), Homosex (11kasus), yang berkisar antara 20-24 tahun dengan
ibu ke anak(3 ksus), jarum sunti (8 kasus). persentase sebanyak 12,9 % dikarenakan
(Data Profil Kesehatan Lombok Barat,2016) faktor perilaku beresiko seperti
UPT BLUD Puskesmas Meninting berhubungan seksual yang tidak aman
merupakan pusat konseling HIV dari klinik (Vaginal Seks) dan mengalami infeksi
VCT lainnya di NTB. Menurut data menular seksual (tidak datang memeriksa)
Puskesmas UPT BLUD Meninting sebanyak 22,2%.
kunjungan VCT dari tahun ke tahun terus Sedangkan pada penelitian Tuti
meningkat pada tahun 2015 jumlah Suliawati, tahun 2014 faktor-fator beresiko
kunjungan pemeriksaan HIV/AIDS dengan kejadian HIV dan AIDS. kasus HIV
sebanyak 97 orang dengan positif HIV dan AID kejadiannya terbanyak pada
sebanyak 8 orang dan AIDS 3 orang,kasus golongan usia 21-30 tahun (43,42%), dan
Infeksi Menular Seksual (IMS) sebanyak 44 usia 31-40 tahun (34,21%), kejadian
orang, kemudian meningkat pada tahun HIV/AIDS pada tingkat pendidkan
2016 dengan jumlah kunjungan 117 orang terbanyak pada perguruan tinggi (68,42%),
dan yang mengalami positif HIV sebanyak Sedangkan kejadian HIV/AIDS pada kasus
30 orang, AIDS 7 orang, Infeksi Menular PMS sebanyak (52,8%), pada pengunaan
Seksual (IMS) sebanyak 50 orang .(Rigeter nakoba jarum suntik (8,2% ).
Klini VCT UPT BLUD Puskesmas Hal ini sesuai dengan laporan
Meninting tahun 2016) Kemenkes RI (2016) bahwa infeksi
Faktor-faktor penyebab kejadian HIV HIV/AIDS tertinggi khususnya pada wanita
yang berperan penting dalam pengaruh terjadi pada kelompok umur wanita usia
kejadian peningkatan dan penurunan subur yakni 15-49 tahun (89,,4%).
HIV/AIDS di masyarakat. Berdasarkan Konseling dan Testing Sukarela yang
Penelitian Eulis Mar'atul Kamila (2014) dikenal sebagai Voluntari Counselling and
mengenai hubungan karakteristik pasien, Testing (VCT) merupakan salah satu
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 136
strategi kesehatan masyarakat dan sebagai METODE
pintu masuk ke seluruh layanan kesehatan Penelitian ini menggunakan penlitian
HIV/AIDS berkelanjutan. Klinik VCT observasional analitik dengan Casecontrol
berfungsi unuk kegiatan konseling yang me yang merupakan rancangan penelitian yang
nyediakan dukungan psikologis, informasi membandingkan antara kelompok kasus
dan pengetaahuan HIV/AIDS, mencegah dengan kelompok kontrol untuk mengetahui
penularan HIV, mempromosikan perubahan proporsi kejadian berdasarkaan riwayat ada
perilaku yang bertanggung jawab, tidaknya paparan dengan cara melihat data
pengobatan ARV dan memastikan register dan status kunjungan pasien yang
pencegahan masalah terkait dengan melakukan tes HIV dan IMS di Klinik VCT
HIV/AIDS(Depkes RI,2008). UPT BLUD Puskesmas Meninting tahun
Di Indonsia jumlah klinik VCT pada 2015-2017 sebanyak 879 orang. Besar
tahun 2016 terdapat 3.204 klini VCT yang sampel yang digunakan sebanyak 42 HIV
terdapat di beberapa provinsi yaitu dari 31 positif sebagai kasus dan 270 HIV negatif
provinsi di Indonesia, salah satunya adalah sebagai kontrol. Teknik pengambilan
provinsi NTB yang memiliki 25 Klini VCT sampel kasus dan kontrol mengunakan
(Kemenkes RI, 2016 ) simple rondom sampling. Penelitian
Nusa Tenggara Baratmemiliki 25 mengunakan tingkat kemaknaan P=0,05
klinik VCT yang bertujuan sebagai yaitu Hasil pe\rhitungan bila p value lebih
pencegahan penularan dan pengobatan kecil dari α 0,05 maka H0 ditolak bila p
HIV/AIDS, yaitu terdapat pada kabupaten value lebih besar dari α 0,05 maka H0
Dompu 1 Klinik VCT, Kota Mataram 10 diterima.
Klinik VCT, Lobar 1 Klinik VCT, Loteng 6
Variabel independen dalam penelitian
Klinik VCT, Lotim 7 Klinik VCT. (Dikes
ini adalah karakteristik pasien (umur,
NTB, 2016)
pendidikan, status perkawinan, pekerjaan),
Berdasarkan latar belakang masalah
prilaku beresiko, infeksi menular seksual
yang telah dipaparkan, maka penelitian
dan sbagai variabel dependen adalah
tertarik meneliti hubungan karakteristik
kejadian HIV/AIDS pada wanita usia subur.
Pasien, perilaku berisiko dan infeksi
Analisis univariat bertujuan untuk
menular seksual dengan kejadian
menjelaskan atau mendeskripsikan
HIV/AIDS pada wanita usia subur di klinik
karakteristik setiap variabel penelitian.
VCT UPT BLUD Puskesmas Meninting
Sedangkan, Analisa Bivariate bertujuan
tahun 2015-2016.
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 137
untuk melihat hubungan antara variabel pada wanita usia subur di Klinik VCT UPT
independen dan varabel dependen. BLUD Puskesmas Meninting pada tahun
2015-2017 terbanyak pada umur 20-35
HASIL DAN PEMBAHASAN tahun sebanyak 220 orang (70,5%), dan
data pasien yang paling sedikit pada
Tabel 1. Pasien Berdasarkan Kejadian
kelompok umur 15-19 tahun sebanyak 11
HIV pada Wanita Usia Subur di Klinik
VCT UPT BLUD Puskesmas Meninting orang (3.5%).
tahun 2015-2017
Tabel 3. Distribusi Frekuensi
Kejadian HIV n %
Karakteristik Pendidikan Pasien
Positif 42 13.5 Berdasarkan Kejadian HIV pada Wanita
Usia Subur di Klinik VCT UPT BLUD
Negatif 270 86.5
Puskesmas Meninting tahun 2015-2017
Total 312 100.0
Pendidikan N %
pasien
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa
Tidak Sekolah 21 6.7
dari 312 yang datang tes HIV di Klini VCT SD 56 17.9
UPT BLUD Puskesmas Meniting pada SMP 90 28.8
SMA 125 40.1
tahun 2015-2017 sebesar 42 orang (13,5%)
Perguruan Tinggi 20 6.4
HIV positif dan HIV negatif sebesar 270 Total 312 100.0
orang (86,5%)
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Usia
bahwa pasien yang datang tes HIV pada
Subur di Klinik VCT Karakteristik
Umur Pasien Berdasarkan Kejadian HIV wanita usia subur di Klinik VCT UPT
pada Wanita UPT BLUD Puskesmas BLUD Puskesmas Meninting pada tahun
Meninting tahun 2015-2017
2015-2017, data pendidikan pasien terakhir
Umur Pasien yang ditempuh oleh pasien yang paling
N %
15-19 11 3.5 terbanyak adalah kelompok pendidika SMA
20-35 220 70.5 sebanyak 125 orang (40,1%), dan data
36-49 81 26.0
pendidikan yang terendah terdapat pada
Total 312 100.0
kelompok pendidikan perguruan tinggi
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan sebanyak 20 orang (6.4%).
bahwa data pasien yang datang tes HIV
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 138
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Klinik VCT UPT BLUD Puskesmas
Karakteristik Pekerjaan Pasien Meninting pada tahun 2015-2017 terbanyak
Berdasarkan Kejadian HIV pada Wanita
pada kelompok status kawin sebanyak 255
Usia Subur di Klinik VCT UPT BLUD
Puskesmas Meninting tahun 2015-2017 orang (81.7%), dan data status kawin paling
sedikit pada status belum kawin sebanyak
Pekerjaan 28 orang (9.0%).
Pasien N %
Tidak beresiko 236 75.6
Beresiko 76 24.4 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pasien
Total 312 100.0 Perilaku Beresiko Berdasarkan kejadian
HIV pada Wanita Usia Subur di Klin
VCT UPT BLUD Puskesmas Meninting
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan Tahun 2015-2017
bahwa pasien yang datang tes HIV pada
wanita usia subur di Klinik VCT UPT
Perilaku Beresiko N %
BLUD Puskesmas Meninting pada tahun
Tidak melakukan 129 41.3
2015-2017, Pada kelompok pekerjaan
Hubungan sex tidak
terbanyak pada pekerjaan tidak beresiko 136 43.6
terlindungi
sebanyak 236 orang (75.6%), dibandingkan Hubungan sex tidak
35 11.2
dengan pekerjaan beresiko sebanyak 76 aman
(24.4%). Berganti-ganti
11 3.5
pasangan
Berganti-ganti alat
Tabel 5. Distribusi Frekuensi 1 3
suntik
Karakteristik Status Perkawinan
Total 312 100.0
berdasarkan kejadian HIV paeda Wanita
Usia Subur di Klinik VCT UPT BLUD
Puskesmas Meninting tahun 2015-2017 Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat dari
data pasien yang datang tes HIV di klinik
Status Perkawinan N %
VCT UPT BLUD Puskesmas Meninting
Belum kawin 28 9.0
Kawin 255 81.7 pada tahun 2015-2017 yang melakukan
Cerai 29 9.3 perilaku beresiko paling banyak pada
Total 312 100.0
kelompok hubungan seks tidak terlindungi
136 orang (43.6%), dan perilaku beresiko
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan
paling sedikit pada kelompok berganti alat
bahwa data status perkawinan pasien yang
suntik sebanyak 1 orang (3%).
datang tes HIV pada wanita usia subur di
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 139
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pasien BLUD Puskesmas Meninting, hasil analisa
Status IMS Berdasarkan Kejadian HIV didapatkan 42orang mengalami HIV positif
pada Wanita Usia Subur di Klinik
dan mengalami HIV positif terbanyak pada
VCTUPT BLUD Puskesmas Meninting
Tahun 2015-2017 umur 20-35 tahun sebanyak 35 orang
(11.2%), dan paling sedikit pada umur 15-
Status IMS N %
19 tahun sebanyak 3 orang (1.0%).
IMS 140 44.9
Sedangkan hasil pemeriksaan 270 orang
Tidak IMS 172 55.1
HIV negatif dan terbanyak pada umur 20-35
Total 312 100.0
tahun sebanyak 185 orang (59.3%), dan
terkecil pada umur 15-19 tahun sebanyak 8
Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan
orang (2.6%).
bahwa data status IMS pasien yang datang
tes HIV pada wanita usia subur di Klinik Berdasarkan Uji Chi-Square
VCT UPT BLUD Puskesmas Meninting menunjukkan hasil p value = 0.018< 0.05,
pada tahun 2015-2017 data Status pasien sehingga dapat disimpulkn bahwa, bahwa
IMS terbanyak pada golongan yang terdapat hubungan yang signifikan antara
mengalami IMS sebanyak 140 orang umurwanita usia subur dengan kejadian
(44,9%). Dibandingkan dengan yang tidak HIV.
mengalami IMS sebanyak 172 (55.1%).
Tabel 9. Analisis Hubungan
Karakteristik Pendidikan dengan
Tabel 8. Analisis Hubungan
Kejadian HIV pada Wanita usia Subur
Karakteristik Umur Pasien dengan
di Klin VCT UPT BLUD Puskesmas
Kejadian HIV pada Wanita Usia Subur
Meninting Tahun 2015-2017
di Klinik VCT UPT BLUD Puskesmas
Meninting Tahun 2015-2017
Kejadian HIV P
Karakteristik Positif Negatif Total Value
Kejadian HIV Total
Karakteristik p Pendidikan N % N % N %
Positif Negatif value Tidak Sekolah 7 2.2 14 4.5 21 6.7 0.002
Umur N % n % N % SD 9 2.9 45 14.4 54 17.3
15-19 3 1.0 8 2.6 11 3.5 0.018 SMP 15 4.8 75 24.0 90 28.8
20-35 35 11.2 185 59.3 220 70.5 SMA 9 2.9 116 37.2 125 40.1
36-49 4 1.3 77 24.7 81 26,0 Perguruan
2 6 20 6.4 22 7.1
Total 42 13.5 270 86.5 312 100.0 Tinggi
Total 42 13.5 270 86.5 312 100.0
Berdasarkan Tabel 8, dari 312 orang
yang datang tes HIV di klini VCT UPT
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 140
Berdasarkan Tabel 9, dari 312 Berdasarkan Tabel 10, dari 312
orang yang datang tes HIV di klini VCT orang yang datang tes HIV di klini VCT
UPT BLUD Puskesmas Meninting, hasil UPT BLUD Puskesmas Meninting, hasil
analisa didapatkan 42 orang mengalami analisa didapatkan 42 orang mengalami
HIV positif dan terbanyak pada kelompok HIV positif dan terbanyak pada kelompok
pendidikan SMP sebanyak 15 orang tidak beresiko sebanyak 26 orang (8.3%)
(4.8%),dan terkecil pada pendidkan dan terkecil pada kelompok beresiko
pergurua tinggi 2 orang (6%). Sedangkan sebanayak 16 orang (5.1%). Sedangkan
hasil pemeriksaan 270 orang HIV negatif hasil pemeriksaan 270 orang HIV negatif
dan terbanyak pada kelompok pendidikan dan terbanyak pada kelompok tidak
SMA sebanyak 116 orang (37.2%), dan beresiko sebanyak 210 orang (67.3%) dan
yang terkecil pada pendidkan tidak sekolah terkecil pada kelompok beresiko sebanayak
sebanyak 14 orang (4.5%) 60 orang (19.2%).
Berdasarkan Uji Chi-Square Berdasarkan Uji Chi-Square
menunjukkan hasil p value = 0.002< 0.05, menunjukkan hasil p value = 0.026 <0.05,
sehingga dapat disimpulkn bahwa, bahwa sehingga dapat disimpulkn bahwa, bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara terdapat hubungan yang signifikan antara
pendidikan wanita usia subur dengan pekerjaan wanita usia subur dengan
kejadian HIV. kejadian HIV.
Tabel 10. Analisis Hubungan Tabel 11. Analisis Hubungan Status
Karakteristik Pekerjaan, dengan Perkawin dengan Kejadian HIV pada
Kejadian HIV pada Wanita Usia Subur Wanita Usia Subur di Klin VCT UPT
di Klin VCT UPT BLUD Puskesmas BLUD Puskesmas Meninting Tahun
Meninting Tahun 2015-2017 2015-2017
Kejadian HIV P Karakteristik Kejadian HIV P
Karakteristik Value Positif Negatif Total Value
Status
Positif Negatif Perkawinan N% n % N %
Pekerjaan N % N % N % belum kawin 9 2.9 19 6.1 28 9.0 0.000
Tidak Kawin 23 7.4 232 74.4 255 81.7
26 8.3 210 67.3 236 75.6 0.026
beresiko Cerai 10 3.2 19 6.1 29 9.3
Beresiko 16 5.1 60 19.2 76 24.4 Total 42 13.5 270 86.5 312 100.0
Total 42 13.5 270 86.5 312 100.0
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 141
Berdasarkan Tabel 11, dari 312 Hubungan
seks tidak 12 3.8 23 7.4 35 11.2
orang yang datang tes HIV di klini VCT aman
UPT BLUD Puskesmas Meninting, hasil Berganti-
ganti 6 1.9 5 1.6 11 3.5
analisa didapatkan 42 orang mengalami
pasangan
HIV positif dan terbanyak pada kelompok Berganti-
ganti alat 1 3 0 0 1 3
status kawin sebanyak 23 orang (7.4%), dan
suntik
terkecil pada status belum kawin sebanyak Total 42 13.5 270 86.5 312 100.0
9 orang (2.9%). Sedangkan pada hasil
pemeriksaan 270 orang menglami HIV
Berdasarkan Tabel 12, dari 312
negatif dan terbanyak pada kelompok
orang yang datang tes HIV di klini VCT
status kawin sebanyak 232 orang (74.4%),
UPT BLUD Puskesmas Meninting, hasil
dan terkecil pada status cerai dan status
analisa didapatkan 42 orang mengalami
belum kawin sebnyak 19 orang (6.1%).
HIV positif dan terbanyak pada kelompok
Berdasarkan Uji Chi-Square perilaku beresiko hubungan seks tidak
menunjukkan hasil p value= 0.000< 0.05, terlindungi sebanyak 19 orang (6.1%), dan
sehingga dapat disimpulkn bahwa, terdapat yang terkecil pada kelompok berganti-ganti
hubungan yang signifikan antara status alat suntik sebanyak 1 orang (2.4%).
perkawinan wanita usia subur dengan Sedangkan pada hasil pemeriksaan 270
kejadian HIV. orang menglami HIV negatif dan perilaku
beresiko terbanyak pada kelompok
Tabel 12. Analisis Hubungan
Perilaku Beresiko dengan Kejadian HIV hubungan seks tidak terlinsungi sebanyak
pada Wanita Usia Subur di Klin VCT
117 orang (37.5%), dan terkecil pada
UPT BLUD Puskesmas Meninting Tahun
2015-2017 hubungan seks tidak aman sebanyak 23
orang (7.4%).
Kejadian HIV
Berdasarkan Uji Chi-Square
Perilaku P
Beresiko Positif Negatif Total Value menunjukkan hasil p value= 0.000< 0.05,
N % N % N % sehingga dapat disimpulkn bahwa, bahwa
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
4 1.3 125 40.1 129 41.3 0.000
melakukan
perilaku beresiko wanita usia subur dengan
Hubungan
Seks tidak 19 6.1 117 37.5 136 43.6 kejadian HIV.
terlindungi
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 142
Tabel 13. Analisis Hubungan Status
IMS dengan Kejadian HIVpada Wanita Berdasarkan hasil penelitian di atas maka
Usia Subur diKlin VCT UPT BLUD
peneliti akan membahas sesuai tujuan
Puskesmas Meninting Tahun 2015-2017
peneliti adalah sebagai berikut :
Kejadian HIV
1. Karakteristika pasien
Status Positif Negatif Total
IMDS P a. Umur
n % n % N % Value Terdapat hasilpenelitian
menunjukkan, dari data pasien yang
IMS 26 8.3 114 36.5 140 44.9 0.017
datang tes HIV pada wanita usia subur
Tidak 16 5.1 156 50.0 di Klinik VCT UPT BLUD
172 55.1
IMS Puskesmas Meninting pada tahun
2015-2017 terbanyak pada umur 20-
Total 42 13.5 270 86.5 312 100.0
35 tahun sebanyak 220 orang
(70,5%), dan data pasien yang paling
Berdasarkan Tabel 13, dari 312 orang sedikit pada kelompok umur 15-19
yang datang tes HIV di klini VCT UPT tahun sebanyak 11 orang (3.5%).
BLUD Puskesmas Meninting, hasil analisa
didapatkan 42 orang mengalami HIV positif Usia remaja dan usia produktif sangat
dan terbanyak pada kelompok IMS beresiko terhadap penularan
sebanyak 26 orang (8.3%) dan tidak IMS HIV/AIDS. Infeksi HIV/AIDS
sebnyak 16 orang (5.1%). Sedangkan pada sebagian besar (80%) diderita oleh
hasil pemeriksaan 270 orang mengalami kelompok usia produktif ( 25-44
HIV negatif dan mengalami IMS sebanyak tahun).
114 orang (36.5%), dan tidak IMS dilakukan oleh Eulis Mar Atul (2014).
sebanyak 156 orang (50.0%). Hubungan Karakteristik Pasien,
Perilaku Beresiko, dan IMS dengan
Berdasarkan Uji Chi-Square
Kejadian HIV/AIDS di Klini VCT
menunjukkan hasil p value = 0.017< 0.05,
Puskesmas Cikarang, Kecamatan
sehingga dapat disimpulkn bahwa, bahwa
Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi
terdapat hubungan yang signifikan antara
tahun 2013. Dari hasil analisis bivariat
pendidikan wanita usia subur dengan
dapat dilihat persentase pasien yang
kejadian HIV.
masuk kelompok umur < 20 tahun
dan mengalami kejadian HIV positif
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 143
yaitu sebesar 12.1%, sedangkan kelompok pendidikan tinggi sebanyak
pasien dengan umur 20-24 tahun 13 responden (15.9%),
mengalami HIV positif sebanyak Menurut anissa H. (2013), pendidikan
12.9%, umur 25-30 tahun yang menentukan bahwa seseorang yang
mengalami kejadian HIV positif berpendidikan tinggi akan lebih
sebesar 13,8%, dan umur > 20 tahun rendah keterentanannya terhadap
yang mengalami HIV positif sebesar resiko terinfeksi HIV dan AIDS
11.0%. dibandingkan mereka yang
b. Pendidikan berpendidikan di sekolh rendah
Terdapat hasil penelitian maupun putus sekolah.
menunjukkan , dari 312 orang pasien c. Pekerjaan
yang datang tes HIV pada wanita usia Terdapat hasil penelitian
subur di Klinik VCT UPT BLUD menunjukkan, dari 312 pasien yang
Puskesmas Meninting pada tahun datang tes HIV pada wanita usia subur
2015-2017, data pendidikan pasien di Klinik VCT UPT BLUD
terakhir yang ditempuh oleh pasien Puskesmas Meninting pada tahun
yang paling terbanyak adalah 2015-2017, Pada golongan pekerjaan
golongan pendidika SMA sebanyak terbanyak pada pekerjaan tidak
125 orang (40,1%), dan data beresiko sebanyak 236 orang (75.6%),
pendidikan yang terendah terdapat sedangkan pekerjaan beresiko
pada golongan pendidikan tidak sebanyak 76 (24.4%).
sekolah sebanyak 21 orang (6.7%). Hasil penelitian ini sama dengan hasil
Penelitian ini sama dengan hasil penelitian Annisa (2014), tentang
penelitian Fitri Handayani (2014). "Analisis Karakteristi dan Fator-
Dengan judul identivikasi perilaku Faktor yang mempengaruhi Stigma
seksual dengan kejdian HIV di Pengidap HIV (ODHIV) di Kota
kabupaten Sidoarjo. Hasil Yogyakarta. Dimana hasil penelitian
penelitiannya didapatkan hasil dalam terbanyak terjadi pada status Bekerja
kelompok pendidikan sedang sebanyak 90.2% dan tidak bekerja
sebanyak 47 responden (58.5%), pada 9.8%.
kelompok rendah sebanyak 17 Dalam pekerjaan terdapat pekerjaan
responden (20.7%), dan pada yang tidak bersiko dan beresiko.
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 144
Pekerjaan yang tidak membawa resiko Marum, et al. (2003) dalam tulisannya
tinggi seperti ibu rumah tangga, menyebutkan bahwa pajanan yang
pedagang, pengusahan, dan lain-lain. lebih sering dari suami terinfeksi HIV
Sedangkan pekerjaan beresiko yang kepada istri yang berstatus HIV
menyebabkan resiko tinggi penularan negatif yang ditularkan melalui
HIV/AIDS seperti, Wanita Pegawe hubungan seksual akan meningkatkan
Seksual, wanita penjaja seks, PSK, risiko istri terinfeksi HIV (Marum, et
dan lain-lain (Meliyana,2014) al., 2003).
d. Status perkawinan Hal ini sesuai dengan teori bahwa ada
Terdapat hasil penelitian hubungannya jumlah pasangan
menunjukkan berdasarkan hasil dengan kejadian HIV. Di mana
penelitian yang dilakukan, dari 312 semakin banyak pasangan seksual
pasien yang datang tes HIV pada maka semakin banyak pula peluang
wanita usia subur di Klinik VCT UPT tertularnya virus HIV dalam tubuh ke
BLUD Puskesmas Meninting pada tubuh yang lain. Sehingga virus ini
tahun 2015-2017 terbanyak pada juga berdampak pada ibu rumah
kelompok status kawin sebanyak 255 tangga yang memiliki suami dengan
orang (81.7%), dan data status risiko tinggi. Sesuai dengan Depkes
perkawinan paling sedikit dengan RI dalam laporan KPA (2008) bahwa
kelompok status status cerai sebanyak Frekuensi melakukan hubungan
29 orang (9.0%) dan belum kawin seksual selain dengan istri atau kontak
sebanyak 28 orang (9.0%) seksual komersial termasuk dalam
Hasil penelitian ini juga sejalan perilaku berisiko. Semakin sering
dengan hasil penelitian melakukan hubungan seksual dengan
Darmawansyah (2011), tentang berganti pasangan akan
"Gambaran Kasus HIV/AIDS Pada memperbanyak peluang tertularnya
Ibu Rumah Tangga". Didapatkan virus dalam tubuh ke tubuh yang lain.
hubungan antara status perkawinan Karena Virus HIV dapat ditularkan
baik kawin maupun tidak kawin yakni pada saat hubungan seksual.
sebanyak (79,2%) dan (53,7%) 2. Perilaku beresiko
terhadap pemanfaatan klinik VCT Terdapat hasil penelitian menunjukkan
pada kelompok berisiko. berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, dari 312 pasien yang datang
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 145
tes HIV pada wanita usia subur di Klinik kondom pada kegiatan seks beresiko
VCT UPT BLUD Puskesmas Meninting mampu pencegahan penularan HIV,
pada tahun 2015-2017. Hasil analisa terlihat dari semakin rendah kasus
menunjukkan, dapat dilihat persentase penularan infeksi menular seksual
perilaku beresiko pasien yang terbanyak termasuh HIV.
pada kelompok hubungan seks tidak Hasil penelitian ini sama dengan
terlindungi sebanyak 136 orang (43.6%) penelitian yang dilakukan oleh Fufa
dan kecil pada kelompok berganti alat Nandarasari (2012), tentang
suntik sebanyak 1 orang (3%). Dari hasil "Menunjukkan hasil penelitian
menujukkan presentase perilaku beresiko responden yang tidak pernah
yang mengalami kejadian HIV/AIDS menggunakan kondom ketika
yang terbanyak dialami pada kelompok berhubungan dengan selain istri
paien dengan perilaku hubungan seks sebanyak 39 orang (62.9%). Responden
tidak terlindungi dengan presentase yang kadag-kadang mengunaan kondom
sebanyak. ketika berhubungan dengan selain istri
Perilaku beresiko terkena HIV/AIDS sebanyak 17 orang (27.4%), responden
merupakan orang yang mempunyai yang selalu menggunakan kondom ketika
kemungkinan terkena infeksi HIV/AIDS berhubungan dengan selain istri
atau menularkan HIV/AIDS pada orang sebanyak 6 orang (9.7%).
lain bila dia sendiri mengidap 3. Status IMS
HIV/AIDS, karena prilakunya. Mereka Terdapat hasil penelitian menunjukkan
yang memiliki prilaku beresiko tinggi berdasarkan hasil penelitian yang
adalah berganti-ganti pasangan, dilakukan, dari 312 pasien yang datang
perempuan atau laki tuna susila, tes HIV pada wanita usia subur di Klinik
hubungan seks yang tidak wajar, Tidak VCT UPT BLUD Puskesmas Meninting
menggunakan kondomMenggunakan pada tahun 2015-2017. Dari persentase
narkotika, Homoseksual. pasien paling banyak kelompok IMS
Berdasarkan distribusi prilaku seksual sebanyak 172 orang (55.1%), Penelitian
beresiko dilihat dari kebiasaan responden Eulis Maratun (2014). Dengan judul
dengaan mengunakan kondom, salah karakteritik pasien, perilaku beresiko,
satu penunggulangan HIV adalah dan IMS dengan Kejadian HIV/AIDS di
pengupayakan peningkatan penggunaan Puskesmas Cikarang, Kabupaten
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 146
Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi Puskesmas Meninting, hasil analisa
tahun 2013. Dari hasil penelitian didapatkan 42 orang mengalami HIV
menunjukkan bahwa didapatkan hasil positif dan kelompok terbanyak pada
pasien yang terjadi HIV positif IMS umur 20-35 tahun sebanyak 35 orang
sebanyak 120 orang (85.1%), sedangkan (11.2%). Sedangkan dengan kejadian
kejafdian HIV positif dengan IMS HIV negatif sebanyak 270 orang, dan
negatif lebih besar sebanyak 338 orang kelompok terbanyak pada umur 20-35
(90.4%). tahun sebanyak 185 orang (59.3%).
Penelitian ini sama dengan penelitin Berdasarkan Uji Chi-Square
yang dilakukan Anissa (2014), tentang menunjukkan hasil p volue = 0.018 <
"Analisis Karakteristik Dan Faktor Yang 0.05, sehingga dapat disimpulkn
Mempengaruhi Pengidap HIV Di Kota bahwa, terdapat hubungan yang
Yogyakarta". Dari hasil penelitian signifikan antara umur wanita usia
didapatkan IMS positif sebanayak 27 subur dengan kejadian HIV.
responden (84.4%), sedangkan yang Penelitian ini tidak sama dengan hasil
negatif sebanyak 5 responden (15.6%). penelitian Eulis Maratul tahun 2014,
Menurut Laksana 2010 peradangan pada dimana hasil penelitian terbanyak
ulkus pada penderita IMS meningkatkan terjadi HIV pada umur 20-24 tahun
kerentanan terhadap infeksi HIV, karena sebanyak 27 orang. Hasil Uji Chi-
rusaknya barier mukosa memudahkan Square menunjukkan hasil p volue =
masuknya virus HIV ke dalam 0.9 > 0.05, sehingga dapat
pembunuh darah. IMS bisanya tidak disimpulkan bahwa tidak terdapat
memiliki gejala terutama pada wanita hubungan yang signifikan antara umur
sehingga kadang-kadang orang engan dengan kejadian HIV.
untuk memeriksa IMS karena tidak ada Hal ini dikarenakan Umur yang muda
keluhan yang dialaminya ( FHI 1997 ) menyebabkan mereka belum
4. Hubungan Karakteristik Pasien memikirkan efek dari penyakit HIV
dengan kejadian HIV pada wanita yang menyebabkan daya tahan
Usia subur menurun, dikarenakan masa terjadi
a. Umur transmisi dan penjalaran virus pada
Hasil analisis dari sampel 312 orang kurun waktu 5-10 tahun. Sehingga
wanita usia subur yang datang tes mereka belum memikirkan kondisi
HIV di klini VCT UPT BLUD lain setelah mereka dinyatakan positif
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 147
HIV, maka semakin berfikir ulang signifikan antara pendidikan wanita
untuk melakukan setiap pemeriksaan ( usia subur dengan kejadian HIV.
Safitri, 2012 ). Penelitian ini sama dengan hasil
Umur merupakan salah satu sifat penelitian Annisa (2014), tentang
karakteristik tentang orang yang "Analisis Karakteristi dan Fator-
dalam studi epidemiologi merupakan Faktor yang mempengaruhi Stigma
variabel yang cukup penting karena Pengidap HIV (ODHIV) di Kota
cukup banyak penyakit ditemukan Yogyakarta. Dimanahasil penelitian
dengan berbagai variasi frekuensi terbanyak terjadi pada pendidikan
yang disebabkan oleh umur. Umur sedang sebanyak 25.6% dengan hasil
juga mempunyai hubungan yang erat Uji Chi-Square menunjukkan hasil p
dengan keterpaparan. Umur juga volue = 0.015 > 0.05, sehingga dapat
mempunyai hubungan dengan disimpulkan bahwa terdapat
besarnya risiko pada penyakit hubungan yang signifikan antara
tertentu, seperti halnya penyakit pendidikan dengan stigma pengidap
HIV/AIDS. HIV.
b. Pendidikan Pendidikan merupakan proses
Hasil analisis sampel wanita usia pengembangan kepribadian dan
subur yang datang tes HIV dari 312 intelektual seseorang yang
orang, hasil HIV positif sebanyak 42 dilaksanakan secara sadar dan
orang dan HIV negatif sebanyak 270 bertanggung jawab. Semakin tinggi
orang dapat dilihat persentase tingkat pendidikan seseorang,
terbanyak pada kelompok pasien biasanya tingkat pengetahuannya
dengan pendidikan SMP sebanyak 15 relatif baik sehingga gaya hidup dan
orang (4.8%), sedangkan dengan perilakunya cenderung ke arah
kejadian HIV negatif sebanyak perilaku hidup sehat dan positif
116orang (37.2 %). (Gobel, 2008).
Berdasarkan Uji Chi-Square Pendidikan berperan dalam tindakan
menunjukkan hasil p volue = 0.011< yang akan dilakukan oleh seseorang
0.05, sehingga dapat disimpulkan, termasuk dalam upaya pencegahan
bahwa terdapat hubungan yang HIV/AIDS. Suatu studi yang perna
dilakukan bahwa yang berpendidikan
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 148
tinggi akan lebih rendah terkena HIV akibat sering berganti-
kerentanannya terhadap resiko ganti pasangan seks.
penularan HIV/AIDS dibandingkan Menurut penelitian yang dilakukan
dengan mereka yang berpendidikan oleh Made Darmansyah (2013),
rendah maupun putus sekolah tentang hubungan antara umur,
(Annisa. H, 2013) pendidikan, dan pekerjaan istri
c. Pekerjaan dengan terjadinya HIV pada ibu hamil
Hasil analisis sampel wanita usia di Bali. Dimana hasil penelitian
subur yang datang tes HIV sebanyak terbanyak pada pekerjaan tida
312 orang, hasil HIV positif sebanyak beresiko sebanyak 23 orang,
42 orang dan HIV negatif sebanyak sedangkan pada pekerjaan beresiko
270 orang dapat dilihat persentase sebanyak 2 org.
terbanyak pada kelompok pasien d. Status perkawinan
dengan pekerjaan tidak beresiko Hasil analisis smapel wanita usia
sebanyak 26 orang (8.3%), sedangkan subur yang datang tes HIV sebanyak
mengalami kejadian HIV negatif 312 orang, hasil HIV positif sebanyak
terbanyak pada kelompok pekerjaan 42 orang dan HIV negatif sebanyak
tidak beresiko sebanyak 210 orang 270 orang dapat dilihat persentase
(67.3%). terbanyak pada kelompok pasien
Berdasarkan hasil Uji Chi-Square dengan status kawin dan mengalami
menunjukkan hasil p value = 0.026< kejadian HIV positif sebanyak 23
0.05, sehingga dapat disimpulkan orang (7.4%), sedangkan dengan
bahwa, terdapat hubungan yang kejadian HIV negatif lebih besar
signifikan antara pekerjaan wanita sebanyak 232 orang (74.4%).
usia subur dengan kejadian HIV. Berdasarkan Uji Chi-Square
Tetapi pekerjaan tidak bersiko lebih menunjukkan hasil p volue = 0.000 <
beresiko terkena penularan HIV/AIDS 0.05, sehingga dapat disimpulkn
seperti pekerjaan ibu rumah tangga, bahwa, terdapat hubungan yang
penularannya berasal dari suami yang signifikan antara status perkawinan
positif terkena HIV akibat sring wanita usia subur dengan kejadian
be`rganti-ganti pasangan seks, atau HIV.
sebalinya karena perempuan yang Penelitian ini sama dengan penelitian
yang dilakukan Eulis (2014), tentang
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 149
"Hubungan Karakteristik Penelitian lain oleh Gohs et al. (2011)
Pasien,Perilaku Beresiko Dan IMS di India, juga melaporkan bahwa
Dengan Kejadian HIV/AIDS Di perempuan yang pasangannya
Puksemas Cikarang, Kecamatan memiliki pasangan seks lain berisiko
Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi 3,40 kali untuk tertular HIV dibanding
Tahun 2013". Hasil penelitian uji yang pasangannya tidak memiliki
statistik menunjukkan ada hubungan pasangan seks lain.
kejadian antar status perkawinan Status perkawinan menunjukkan
dengan kejadian HIV. Nilai OR 8.1 apakah seseorang telah menikah atau
dan 5.1 dapat diinpretasikan bahwa belum menikah. Pernikahan Pada
pasien yang belum kawin memiliki prinsip dasarnya adalah meningkatkan
kecendrungan untuk mengalami hubungan sesorang untuk lebih
kejadian HIV positif 8.1 kali lebih terikat. Keterikatan tersebut salah
tinggi dibandikan status kawin (nilai satunya dalam hubungan seksual yang
P=0.000). sedangkan pasien status berhubungan dengan fungsi
cerai sebesar 5.1 kali lebih besar reproduksi yaitu menghasilkan
dengan kedain HIV positif pada status keturunan. Namun status perkawinan
kawin (nilai p=0.006). telah menikah terkadang lebih
Hasil ini berbeda dengan penelitian meningkatkan seseorang untuk
ini yang menunjukkan kejadian HIV berprilaku seksual dengan banyak
pada satutus belum kawin dan cerai pasangan.(Mandal,2008)
lebih besar dari status kawin sebanyak Perkawinan dan kesetiaan perempuan
23 orang. tidak cukup untuk melindungi mereka
Hal ini sejalan dengan beberapa dari infeksi HIV di banyak negara.
penelitian lain, seperti yang dilakukan Contohnya Wilayah Zimbabwe,
oleh Msuyaet al. (2006) di Tanzania, Durban dan Suweo ( Afrika Selatan)
menunjukkan bahwa mereka yang yang dilaporkan 66% populasinya
tahu kalau pasangan mereka memiliki hanya memiliki satu pasangan hidup,
pasangan seks lain berisiko 15,11 kali 79 % tidak melakukan hubungan seks
untuk terinfeksi HIV dibanding paling kurang sampai mereka berusia
dengan yang pasangannya memang 17 tahun (kira-kira hampir sama
tidak memiliki pasangan lain. dengan rata-rata hubungan seksual
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 150
pertama di kebanyakan negara di wanita usia subur dengan kejadian
dunia). Namun, 40% perempuan HIV.
muda disana telah terinfeksi HIV Pencegahan penyakit HIV-AIDS antara
meskipun mereka tetap setia dengan lain: Menghindari hubungan seksual
satu pasangan saja. Di kolumbia, 72 denganngan penderita HIV-AIDS,
% perempuan dinyatakan positif mencegah berganti-ganti pasangan
terinfeksi HIV dan di India dilaporkan hubungan seksual, menghindari
proporsi yang signifikan kasus baru hubungan seksual dengan pecandu
adalah perempuan yang telah menikah narkotika obat suntik, melarang orang
dan terinfeksi oleh suami mereka berisiko tinggi untuk melakukan donor
yang sering melakukan hubungan seks darah, memastikan sterilisasi alat suntik
komersial ( UNAIDS, 2005) (Widoyono, 2011). Berdasarkan
5. Hubungan Perilaku Beresiko distribusi perilaku seksual berisiko
dengan Kejadian HIV pada Wanita dilihat dari kebiasaan responden
Usia Subur menggunakan kondom, salah satu
Hasil analisis sampel wanita usia subur kegiatan penanggulangan HIV adalah
yang datang tes HIV sebanyak 312 mengupayakan peningkatan
orang, hasil HIV positif sebanyak 42 penggunaan kondom pada setiap
orang dan HIV negatif sebanyak 270 kegiatan seks berisiko. Surve di banyak
orang, persentase terbanyak pasien Negara menunjukkan semakin tinggi
yang HIV negatif yang memilki penggunaan kondom pada kegiatan
perilaku beresiko pada kelompok seks berisiko mampu mencegah
pasien tidak melakukan sebanyak 125 penularan HIV, terlihat dari semakin
orang (40.1%) dan pasien yang rendah kasus penularan infeksi menular
mengalami HIV positif pada seksual, termasuk HIV.
hubungaan seks tidak terlindungi Hasil penelitian yang dilakukan oleh
sebanyak 19 orang (6.1%). Niniek (2010), tentang Analisis
Berdasarkan Uji Chi-Square Hubungan Pengetahuan Pencegahan
menunjukkan hasil p value = 0.000 HIV/AIDS Dan Prilaku Seks Tidak
<0.05, sehingga dapat disimpulkan, Aman pada Remaja 15-24 Tahun di
bahwa terdapat hubungan yang Indonesia. hasil menunjukkan bahwa
signifikan antara perilaku beresiko terbanyak pada kelompok prilaku seks
tidak aman sebanyak 9.4% dan perilaku
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 151
seks aman sebanyak 90.6%. hasil uji atau selain dengan istri. Pencegahan
statistic nilai P=0,000, jadi kesimpulan HIV dalam hubungan terletak pada
terdapat hubungan yang bermakna laki-laki di mana penggunaan kondom
antara prilaku seks tidak aman dengan lebih ditentukan oleh laki-laki.
remaja yang sikap terhadap penderita 6. Hubungan Status IMS dengan
HIV/AIDS. Kejadian HIV pada Wanita Usia
Dari hasil penelitian yang dilakukan Subur
oleh Irwan (2012), salah satu faktor Dari hasil analisis sampel wanita usa
tentang konsistensi penggunaan subur yang datang tes HIV sebanyak 312
kondom oleh wanita pekerja orang, hasil HIV positif sebanyak 42
seks/pelanggannya di Kota Semarang. orang dan HIV negatif sebanyak 270
responden yang pengetahuan yang orang, persentase terbanyak pasien yang
tentang PMS dan HIV/AIDS yang tidak HIV positif yang termasuk dalam
menggunakan kondom sebanyak kelompok dengan beresiko pada
67,3%, dan yang menggunakan kelompok pasien dengan status IMS
kondom sebanyak 32.7%. Dalam Uji sebanyak 26 orang (8.3%), dan pasien
nalitik menunjukkan hasil p value = yang mengalami kejadian HIV negatif
0.001<0.05, sehingga dapat terbanyak pada kelompok pasien tidak
disimpulkan, bahwa terdapat hubungan IMS sebanyak 156 orang (50.0%).
faktor-fator dengan penggunaan Berdasarkan Uji Chi-Square
kondom pada WPS/pelanggan. menunjukkan hasil p value =0.017< 0.05,
Hal ini sesuai dengan teori bahwa sehingga dapat disimpulkn bahwa,
kondom bisa mencegah terjadinya bahwa terdapat hubungan yang
penularan penyakit HIV. Di mana signifikan antara pendidikan wanita usia
semakin sering seseorang melakukan subur dengan kejadian HIV
hubungan seksual selain dengan istri Hasil penelitian sama dengan hasil
dengan tidak menggunakan kondom penelitian yang dilakukan oleh Mar'atul
maka akan memberi peluang risiko (2014) dengan judul hubungan
tertularnya virus HIV lebih cepat. karakteristik pasien, perilaku beresiko
Terkadang berbagai alasan digunakan dan IMS dengan kejadian HIV/AIDS di
untuk menolak memakai kondom Puskesmas Cikarang, Kecamatan
ketika mereka berhubungandengan istri Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi tahun
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 152
2013. Menunjukkan hasil penelitian usia subur dengan kejadian HIV (p
terdapat hubungan yang bermakna antara value =0,002), pekerjaan pada wanita
status IMS dengan kkejadian HIV/AIDS usia subur dengan kejadian HIV (p
dengan hasil P Value = 0.011. value =0,026), status perkawinan pada
Hubungan HIV/AIDS sangat erat karena wanita usia subur dengan kejadian HIV
IMS, terutama yang dengan lesi (p value =0,000).
merupakan pintu masuk transmisi HIV 2. Terdsapat hubungan antara perilaku
melalui jalur seksual. Pasien yang tidak beresiko pada wanita usia subur dengan
melakukan pemeriksaan IMS akan kejadian HIV di Klinik VCT UPT
mempunyai resiko lebih tinggi untuk BLUD Puskesmas Meninting Tahun
mengalami kejadian HIV positif 2015-2017, sebanyak (p value =0,000)
dibandingkan dengan responden yang 3. Terdsapat hubungan antara status IMS
memeriksakan IMS. Ini dapat terjadi pada wanita usia subur dengan kejadian
karena orang yang tidak memeriksa IMS HIV di Klinik VCT UPT BLUD
tidak tahu bahwa kemingkinan mereka Puskesmas Meninting Tahun 2015-
sebenarnya telah terinfeksi penyakit IMS 2017, sebanyak (p value =0,017)
sehingga melakukan perilaku beresiko
tanpa mengaman yang pada akhirnya DAFTAR RUJUKAN
merugikan mereka karena bisa saja Andersen Brooks, R. 2014. A Behavioral
tertular HIV. Pelukaan pada kelamin Model Of Families Use Of Health
karena adanya IMS dapat mempermudah Services. 25. Center For Health
seseorang HIV saat berhubungan seks Administrasi Studies, Research
tanpa pengaman. Series. Diakses dari: www.
Ssa.uchicago.edu.2014
SIMPULAN
A. Aziz. (2014). Metode Penelitian
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
Selembang Medika : Jakarta
1. Terdsapat hubungan antara
Buku Register Klinik VCT Klinik VCT
karakteristik pasien di Klinik VCT UPT
UPT BLUD Puskesmas Meninting
BLUD Puskesmas Meninting Tahun
Tahun 2015-2017, Provinsi NTB.
2015-2017 meliputi umur pada wanita
Dirjen PP dan PL.,(2008). Pedoman
usia subur dengan kejadian HIV, (p
Pelayanan Konseling Dan Testing
value =0,018), pendidikan pada wanita
Secara Sukarela (Voluntary).
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 153
Depkes RI., 2007. Komisi Mahubessy, Yunita. 2012. Konsep dasar
Penanggulangan AIDS – Statistik HVI/AIDS.
Kasus sampai dengan September http://yunitamahube.blogspot.com/20
2007. 12/11/normal-0-false-false-false-en-
Data & Profil Kesehatan RI. 2016. Laporan us-x-none.html.Diakses hari Kamis
Triwulan Situasi Perkembangan tanggal 25 Desember 2014.
HIV/AIDS di Indonesia 2016. Jakarta. Muliana. (2016). Efidiomologi Penyakit
Data & Profil Departemen Kesehatan. 2016. Menular. Jakarta: Trans Info Media
Laporan HIV/AIDS diNTB2016. Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi
Data profil Departem Keshatan Lombok Penelitian Kesehatan. Rhineka Cipta,
Barat.(2016). Laporan Kasus Jakarta.
HIV/AIDS Lombok Barat 2016. Notoatmojo, S. 1993. Pengantar Pendidikan
Dikes Lobar Kesehatan dan ilmu perilaku
Eulis Mar'atul Kamilah. 2014. Hubungan kesehatan. Andi Offset: Jakarta
Karakteristik Pasien, Prilaku beresiko, Nasrudin. 2007. Pengembangan
dan Infeksi Menular Seksual Dengan Pengetahuan Penyakit Infeksi HIV
Kejadian HIV/AIDS di Klinik VCT Dan AIDS. Surabaya: AUP
Puskesmas Cikarang tahun 203. Afrika, Nurhalina. (2012). Faktor-Faktor
Bekasi. Fakultas Kesehatan yang Berhubungan dengan Kejadian
Masyarakat. Universitas Indonesia Infeksi Gonore pada Wanita penjaga
H.M.S. Noer. 2014. Buku Ajar Ilmu Seks Komersial 16 Kabupaten.
Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi Ketiga. Depok:PKM UI
Jakarta: Balai penerbit FKUI Simanjuntak, Erledis. 2010. Analisis Faktor
Indonesian Business Coalition on AID, Resiko Penularan HIV/AIDS di Kota
2013. Development Jobs Indonesia. Medan. Tesis Program Doktor Ilmu
http://www.devjobs- Lingkungan Di PPS UNSRI.
indonesia.blogspot.in. Diakses pada Palembang
tanggal 21 Desember 2014 Sugiono.(2014). Etode Menelitian
Kemenkes R.I (2012). Pedoman Nasional Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Kualintatif dan R&D.
ke Bayi. Jakarta: kementrian Bandung:Alfabeta
kesehatan RI
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 154
Sarwono.(2011). Psikologis remaja. Jakarta
: PT Raja Grafindo Persada
Sarafino,E.P. (1994). Health Fisiology
(2.Ed).New York: Willey
WHO. 2013. Global Summary Of The AIDS
Epidemic.http://www.who.in/hiv/data.
Diakses pada tanggal 21Desember
2014
Wold Health Organization. (2013).
Pencegahan dan pengandalian infeksi.
Geneva: WHO Press