JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
     VOLUME 5                             Nomor 02 Juli 2014                         Artikel Penelitian
    PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT UMUM DENGAN ANALISIS ABC
         INDEKS KRITIS DI IFRSI SITI KHADIJAH PALEMBANG
   CONTROL OF GENERAL MEDICINE SUPPLY USING CRITICAL INDEX ABC
 ANALYSIS AT DEPARTMENT OF PHARMACY SITI KHADIJAH ISLAMIC HOSPITAL
                            PALEMBANG
                        Asri Tri Wahyuni1, Iwan Stia Budi2, Suci Destriatania2
                        1
                          Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya,
                   2
                       Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya,
                                         e-mail: asritriw@yahoo.com
                                                ABSTRACT
Background : Department of Pharmacy Siti Khadijah Islamic Hospital serves all the needs of outpatient and
inpatient care unit. Control of medicine management at Department of Pharmacy Siti Khadijah Islamic
Hospital is not really good enough. It can be seen from a gap of medicine supply at certain time.
Methods : This research is a descriptive study. The population at this research about 1202 items of general
medicine and the sample about 180 items of general medicine. The critical values of general medicine with
check list form while the secondary data obtained from data report of the Department of Pharmacy Siti
Khadijah Islamic Hospital.
Results : By using the ABC Critical Index Analysis, the results shows that from 180 items of medicine, 37
items are group A, 96 items of medicine classified as group B, and 47 items of medicine are group C. As for
control of inventory of the planning, procurement, storage and distribution to the group A critical index
general medicine done at the Department of Pharmacy Siti Khadijah Islamic Hospital have not been going
well, it can be seen from the inappropriate method of consumption used to calculate the number of medicine
needs, the calculation of the number of procurement and the time of procurement is only based on estimation
and also some items of medicine were still stock out and over stock during the period of January to March
2012.
Conclusion : Department of Pharmacy Siti Khadijah Islamic Hospital needs to apply ABC Critical Index
method in setting priorities for the planning, procurement and supervision of medicine use to make it more
effective and efficient which aims to prevent a stock out or over stock inventory.
Keywords : Control of Inventory, ABC Critical Index
Analysis .
                                                ABSTRAK
Latar Belakang : Instalasi Farmasi RSI Siti Khadijah melayani seluruh kebutuhan obat baik dari poli rawat
jalan maupun rawat inap. Pengendalian terhadap pengelolaan obat di IFRSI Siti Khadijah kurang baik. Hal
ini terlihat masih ada terjadinya kekosongan persediaan obat pada waktu tertentu.
Metode : Jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah obat umum
(reguler) sebanyak 1202 item obat dan sampel sebanyak 180 item obat umum dengan menggunakan simple
random sampling. Nilai kritis obat umum melalui form check list sedangkan data sekunder diperoleh dari
laporan data Instalasi Farmasi RSI Siti Khadijah
Hasil Penelitian : Dengan menggunakan Analisis ABC Indeks Kritis, hasil penelitian menunjukkan bahwa
dari 180 item obat, 37 item merupakan kelompok A, 96 item obat dikelompokkan sebagai kelompok B, dan
47 item obat merupakan kelompok C. Adapun pengendalian persediaan terhadap perencanaan, pengadaan,
serta penyimpanan dan penyaluran untuk kelompok obat umum A indeks kritis yang telah dilakukan di IFRSI
Siti Khadijah belum berjalan dengan baik, hal ini dilihat dari perhitungan jumlah kebutuhan obat dengan
metode konsumsi yang tidak tepat, perhitungan jumlah pengadaan dan waktu pengadaan hanya berdasarkan
perkiraan saja serta masih terjadinya beberapa item obat yang mengalami kekosongan dan kelebihan
persediaan selama periode Januari-Maret 2012.
Kesimpulan : Instalasi Farmasi RSI Siti Khadijah perlu menerapkan metode ABC Indeks Kritis dalam
menetapkan prioritas perencanaan, pengadaan dan pengawasan penggunaan obat sehingga lebih efektif dan
efisien yang tujuannya agar tidak lagi terjadi kekosongan persediaan ataupun kelebihan persediaan. Kata
Kunci : Pengendalian Persediaan, Analisis ABC Indeks Kritis.
                                                     134
                              Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
PENDAHULUAN                                        Pengendalian persediaan obat tidak hanya
                                                   melakukan stock opname. Adapun cara
       Instalasi Farmasi Rumah Sakit (RS)
                                                   pengendalian persediaan obat yaitu dengan
merupakan salah satu revenue center utama di
                                                   membuat analisis yang digunakan untuk
rumah sakit, mengingat lebih dari 90%
pelayanan kesehatan di rumah sakit                 menentukan tingkat kekritisan obat di rumah
menggunakan perbekalan farmasi (obat-              sakit dengan menggunakan bantuan pemakai
obatan, bahan kimia, bahan radiologi, bahan        (user) yaitu analisis ABC indeks kritis.
alat kesehatan habis, alat kedokteran, dan gas     Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
medik) dan 50% dari seluruh pemasukan              menganalisis pengendalian persediaan obat
rumah sakit berasal dari pengelolaan               umum (reguler) dengan menggunakan analisis
                                                   ABC Indeks Kritis di Instalasi Farmasi RSI
perbekalan farmasi.1
                                                   Siti Khadijah.
      Manajemen farmasi tentu tidak terlepas
dari konsep umum manajemen logistik yang
meliputi perencanaan, anggaran, pengadaan,         BAHAN DAN CARA PENELITIAN
penyimpanan & penyaluran, pemeliharaan,                    Penelitian ini merupakan penelitian
penghapusan, dan pengendalian persediaan           deskriptif. Penelitian ini untuk mengetahui
yang teliti.2                                      gambaran pengendalian persediaan obat
       Berdasarkan data dari laporan gudang        umum (reguler) dengan analisis ABC indeks
farmasi terdapat bahwa 10 item obat (5,952%)       kritis di Instalasi Farmasi RSI Siti Khadijah
yang mengalami kekosongan obat dari 168            Palembang Tahun 2012. Populasi dalam
item obat yang merupakan 5 golongan obat           penelitian ini adalah obat umum (reguler) dan
yang paling besar (sering dilayani) di IFRSI       sampel sebanyak 180 item obat umum. Data
Siti Khadijah, dimana 10 item obat yang            yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri
mengalami kekosongan tersebut sangat               dari data primer dan sekunder, dimana
dibutuhkan untuk proses pelayanan obat             pengumpulan data primer didapatkan dari
kepada pasien setiap bulannya (Laporan             hasil observasi terhadap nilai kritis obat umum
Gudang Farmasi RSI Siti Khadijah, 2012).           melalui form check list sedangkan data
       Kekosongan atau kelebihan persediaan        sekunder diperoleh dari telaah dokumen yang
obat dan alkes (alat kesehatan) pada waktu         didapatkan di Instalasi Farmasi RSI Siti
tertentu menunjukkan bahwa pengendalian            Khadijah. Data hasil penelitian disajikan
terhadap pengelolaan obat dan alkes (alat          dalam bentuk tabel dan narasi terhadap
kesehatan) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit        kelompok obat umum (reguler) untuk dapat
kurang baik.3 Maka dari itu IFRS harus             menggambarkan secara jelas kelompok obat
melakukan suatu pengendalian persediaan            yang tergolong obat A, B dan C pemakaian,
yang ketat untuk menghindari terjadinya            investasi, nilai kritis, nilai indeks kritis obat di
kekosongan obat yang dapat menghambat              IFRSI Siti Khadijah Triwulan 1 Tahun 2012
proses pelayanan obat kepada pasien.               beserta pengendalian persediaan terhadap
Pengendalian persediaan di IFRSI Siti              perencanaan, pengadaan serta penyimpanan
Khadijah hanya melakukan stock opname dan          dan penyaluran untuk kelompok obat A indeks
melakukan pengawasan fisik setiap bulannya.        kritis.
          Wahyuni, Budi, Destriatania, Pengendalian Persediaan Obat Umum dengan Analisis ABC ● 135
                                Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
HASIL PENELITIAN
Kelompok Obat Umum (Reguler) ABC Pemakaian
                                    Tabel 1.
Pengelompokkan Obat Umum (Reguler) dengan Analisis ABC Berdasarkan Nilai Pemakaian
                          Periode Januari-Maret 2012
             Kelompok       Jumlah Item Persentase (%)        Jumlah         Persentase (%)
                             Obat        Item Obat           Pemakaian     Jumlah Pemakaian
                A               29           16,11             34.006             69,94
                B              39            21,67              9.842             20,24
                C              112          62,22               4.772              9,9
              Jumlah           180            100              48.620              100
Sumber : Data Sekunder Instalasi Farmasi RSI Siti Khadijah
      Berdasarkan Tabel 1. dapat diketahui               kelompok obat tersebut lebih sering dipakai di
bahwa nilai pemakaian kelompok obat A                    IFRSI Siti Khadijah sehingga harus mendapat
sebesar 69,94% dengan jumlah item obat                   perhatian yang khusus dalam melakukan suatu
sebanyak 29 item obat, yang artinya bahwa                perencanaan     dalam     pengadaan     obat.
Kelompok Obat Umum (Reguler) ABC Investasi
                                     Tabel 2.
 Pengelompokkan Obat Umum (Reguler) Dengan Analisis ABC Berdasarkan Nilai Investasi
                           Periode Januari-Maret 2012
              Kelompok      Jumlah Item Persentase (%)         Jumlah          Persentase (%)
                              Obat        Item Obat           Investasi (Rp)   Jmlh. Investasi
                A               17           9,4             377.054.250          70,11
                B              37            20,6            112.092.219           20,84
                C              126           70               48.650.536,6          9,05
              Jumlah           180             100           537.797.005,6         100
      Sumber : Data Sekunder Instalasi Farmasi RSI Siti Khadijah
      Berdasarkan Tabel 2. dapat diketahui               memerlukan      perhatian   khusus   pada
bahwa nilai investasi kelompok obat A                    pengendalian persediaan agar selalu dapat
sebesar 70,11% dengan jumlah item obat                   terkontrol mengingat bahwa IFRS merupakan
sebanyak 17 item obat, yang artinya bahwa                salah satu revenue center utama di Rumah
kelompok obat tersebut menyerap biaya                    Sakit.
investasi yang paling tinggi, sehingga
Kelompok Obat Umum (Reguler) ABC Kritis
                                     Tabel 3.
  Pengelompokkan Obat Umum (Reguler) dengan Analisis ABC Berdasarkan Nilai Kritis
                           Periode Januari-Maret 2012
              Kelompok       Jumlah Item Persentase (%)        Jumlah          Persentase (%)
                                Obat      Item Obat             Kritis          Jumlah Kritis
                A               114          63,3               1669               69,9
                B                41          22,8                476               19,9
                C                25          13,9                244               10,2
               Jumlah           180          100                 2389              100
      Sumber : Data Primer Penelitian
     Berdasarkan Tabel 3. dapat diketahui                69,9% dengan jumlah item obat sebanyak 114
bahwa nilai kritis kelompok obat A sebesar               item obat, yang artinya bahwa kelompok obat
136 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 5, Nomor 02 Juli 2014
                               Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
tersebut harus tersedia di IFRSI Siti Khadijah         terapetik obat terhadap kesehatan pasien.
mengingat bahwa efek terapi atau manfaat
Kelompok Obat Umum (Reguler) ABC Indeks Kritis
                                     Tabel 4.
       Pengelompokkan Obat Umum (Reguler) dengan Analisis ABC Indeks Kritis
                           Periode Januari-Maret 2012
              Kelompok       Jumlah Item Persentase (%)    Jumlah             Persentase (%)
                              Obat        Item Obat     Investasi (Rp)       Jmlh. Investasi
                A               37            20,6        424.029.377              79
                B               96           53,3         90.423.248,6              17
                C               47           26,1         23.344.380                  4
               Jumlah           180            100        537.797.005,6            100
      Sumber : Data Sekunder Instalasi Farmasi RSI Siti Khadijah
      Berdasarkan Tabel 4. dapat diketahui             sebanyak 37 item obat, yang artinya bahwa
bahwa dengan analisis ABC Indeks Kritis                obat-obat dalam kelompok ini tidak boleh
(penggabungan dari nilai pemakaian, nilai              terjadi kekosongan mengingat dari segi nilai
investasi dan nilai kritis) untuk kelompok A           pemakaian, investasi serta efek terapinya
menyerap biaya yang paling tinggi sebesar              terhadap pasien.
Rp. 424.029.377,00 dengan jumlah item obat
Pengendalian Persediaan Terhadap Perencanaan Untuk Kelompok Obat Umum A Indeks
Kritis
                                        Tabel 5.
  Kesesuaian Perhitungan Perencanaan Jumlah Kebutuhan Obat Umum A Indeks Kritis
                              Periode Januari-Maret 2012
             No     Bulan    Total Item    Jumlah Kesesuaian          %            %
                            Obat Umum A        Item Obat           Kesesuaian Ketidaksesuaian
                            Indeks Kritis
              1    Januari                      1 item obat            2,7          97,3
              2    Februari  37 item obat       1 item obat            2,7          97,3
              3     Maret                       5 item obat           13,5          86,5
                                     Rata-Rata                         6,3          93,7
       Berdasarkan Tabel 5. dapat diketahui            farmasi yang mengatakan bahwa perencanaan
bahwa perhitungan perencanaan jumlah                   jumlah kebutuhan hanya didasarkan atas
kebutuhan obat umum A indeks kritis pada               perkiraan atau jumlah kebutuhan perencanaan
periode januari-maret 2012 didapatkan bahwa            hanya ditambahkan 10%.
rata-rata      ketidaksesuaian     perhitungan
perencanaan jumlah kebutuhan sampai                    Pengendalian    Persediaan  terhadap
mencapai 93,7%, dimana hanya 2,7% yang                 Pengadaan untuk Kelompok Obat Umum
                                                       A Indeks Kritis
sesuai perhitungan jumlah kebutuhan pada
bulan januari dan februari serta bulan maret                  Pengendalian persediaan terhadap
hanya 13,5%. Hal ini berarti bahwa                     pengadaan untuk kelompok obat umum A
perhitungan perencanaan jumlah kebutuhan di            indeks kritis (37 item obat) yaitu untuk
IFRSI Siti Khadijah tidak melakukan                    menyesuaikan perhitungan jumlah pengadaan
perhitungan yang tepat melainkan hanya                 dan waktu pengadaan dengan menggunakan
perkiraan saja, karena didapatkan informasi            EOQ dan ROP dengan jumlah pengadaan dan
dari staff bagian pengelolaan perbekalan               waktu pengadaan di IFRSI Siti Khadijah,
          Wahyuni, Budi, Destriatania, Pengendalian Persediaan Obat Umum dengan Analisis ABC ● 137
                                Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
dalam     melakukan       kesesuaian    hasil          pemakaian sebesar 10% dari keseluruhan
perhitungan jumlah pengadaan dan waktu                 pemakaian obat.4 Adapun dari pendapat Starr
pengadaan akan ada toleransi sebesar 10%               dan Calhoun & Campbel dalam Awaloeddin,5
(Farmakope Indonesia). Berdasarkan hasil               pada prinsipnya bahwa analisis ABC
observasi dan perhitungan dapat diketahui              merupakan        analisa      pengelompokan
bahwa tidak ada satu item obatpun yang                 berdasarkan kriteria investasi dan jumlah
sesuai perhitungan antara perhitungan EOQ              pemakaian.5 Dari data hasil penelitian dapat
dengan jumlah pengadaan di IFRSI Siti                  dilihat bahwa terdapat kesesuaian antara hasil
Khadijah. Sedangkan kesesuaian perhitungan             penelitian dengan teori Martin K. Star dalam
ROP dengan waktu pengadaan IFRSI Siti                  Awaloeddin,5 yang menyatakan bahwa untuk
Khadijah diketahui juga bahwa tidak ada satu           kelompok A yang mempunyai investasi 70-
item obatpun yang sesuai. Rata-rata waktu              80% mempunyai jumlah item sebanyak 20-
pengadaan yang biasanya dilakukan di IFRSI             30%, kelompok B dengan investasi 25%
Siti Khadijah yaitu bervariasi/berbeda-beda            memiliki jumlah item sebesar 15-20%. dan
setiap pengadaannya atau pada saat sisa stok           untuk kelompok C dengan investasi 5-10%
habis langsung dilakukan pengadaan, dimana             dengan jumlah item sebesar 50%.5
kejadian ini dilihat dari kartu stock masing-                 Hasil penelitian juga didukung oleh
masing item obat umum A indeks kritis.                 penelitian Fatra,6 dimana berdasarkan hasil
                                                       penelitian terdahulu menunjukkan bahwa
Pengendalian   Persediaan    terhadap                  didapatkan 6 atau 9,84% item obat antibiotik
Penyimpanan dan Penyaluran untuk                       dengan nilai pemakaian sebanyak 40.530 atau
Kelompok Obat Umum A Indeks Kritis
                                                       69,45% merupakan kelompok A. Kelompok B
       Pengendalian    persediaan    terhadap          terdiri dari 8 atau 13,12% item obat antibiotik
penyimpanan dan penyaluran untuk kelompok              dengan porsi nilai pemakaian sebesar 11.694
                                                       atau 20,04%. Sedangkan untuk kelompok C
obat umum A indeks kritis adalah untuk
                                                       terdiri dari 47 atau 77,04% dengan nilai
melihat     kecukupan    persediaan     dalam
pelayanan kepada pasien yaitu apakah                   pemakaian sebanyak 6.137 atau 10,51%.6
persediaan kelompok obat umum A indeks                        Dari hasil penelitian dapat dilihat untuk
kritis terjadi kekosongan atau over stok               kelompok nilai pemakaian yang tinggi
dengan melihat kartu stock obat di IFRSI Siti          memiliki jumlah item obat yang sedikit dapat
Khadijah Palembang pada triwulan 1 tahun               dilihat pada kelompok A. kelompok B dengan
2012. Berdasarkan hasil observasi yang telah           nilai pemakaian sedang memiliki jumlah item
dilakukan, didapatkan informasi bahwa                  sedang berada diantara kelompok A dan C.
terdapat 31 item obat umum yang mengalami              Sedangkan untuk kelompok C yang memiliki
kekosongan persediaan obat dari 37 item obat           nilai pemakaian rendah memiliki item obat
umum sedangkan yang mengalami over stok                paling banyak dibandingkan dengan kelompok
yaitu sebanyak 1 item obat umum dari 37 item           A dan B. Pihak pengambil keputusan dapat
obat umum.                                             mengambil langkah untuk mengurangi item
                                                       obat pada kelompok C dengan memperhatikan
PEMBAHASAN                                             kandungan obat, misalnya untuk obat-obat
Analisis ABC Pemakaian                                 yang memiliki kandungan yang sama, hal ini
                                                       dilakukan untuk meminimalisir variasi obat
      Kelompok A mempunyai pemakaian
                                                       dan untuk mengantisipasi adanya obat-obat
sebesar 70% dari keseluruhan pemakaian obat,
                                                       yang tidak berjalan.
kelompok B mempunyai pemakaian sebesar
20% dari keseluruhan pemakaian obat dan
untuk kelompok C mempunyai
138 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 5, Nomor 02 Juli 2014
                               Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Analisis ABC Investasi                                     Jika kita bandingkan dari hasil
      Menurut teori dari Martin K. Star            penelitian dengan teori maka akan didapatkan
dalam Awaloeddin,5 menyatakan bahwa untuk          kesesuaian yaitu kelompok A dengan nilai
kelompok A yang mempunyai investasi 70-            kritis yang tinggi memiliki nilai item obat
80% mempunyai jumlah item sebanyak 20-             paling      banyak     yaitu    sebesar     70%
30%, kelompok B dengan investasi 25%               dibandingkan dengan kelompok B dan C.
memiliki jumlah item sebesar 15-20%. dan           Pengelompokkan obat ini mempertimbangkan
unluk kelompok C dengan investasi 5-10%            nilai kritis obat berdasarkan dampaknya
dengan jumlah item sebesar 50%.5                   terhadap       kesehatan      pasien     dengan
      Hasil penelitian juga didukung oleh          mempertimbangkan efisiensi penggunaan
penelitian Fatra,6 dimana berdasarkan hasil        dana yang ada. Melihat pengaruh atau efek
penelitian terdahulu menunjukkan bahwa             obat tersebut terhadap pasien, tentu hal ini
didapatkan kelompok A sebanyak 4 atau              sangat tergantung dari informan yang
6,56% item obat yang investasinya tertinggi        melakukan pengelompokkan obat tersebut,
yaitu 72,48%, kelompok B dengan jumlah             sehingga sangat mungkin untuk item obat
item obat sebanyak 8 mempunyai persentase          yang sama karena informannya berbeda maka
sebesar 13,11% dengan nilai investasi sebesar      kelompok obatnya pun menjadi berbeda pula.
Rp 28.773.300,00 atau sebesar 20,42% dan
kelompok C dengan investasi rendah yaitu Rp        Analisis ABC Indeks Kritis
10.060.583,00 atau 7,01% dengan 49 item                   Kelompok A dengan NIK 9.5 – 12,
obat atau 80,33% dari total item obat              sebanyak 37 item obat atau sebesar 20,6% dari
antibiotik yang ada.6                              total item obat umum. Obat-obat dalam
       Jika kita bandingkan dari hasil             kelompok ini tidak boleh terjadi kekosongan
penelitian dengan teori maka akan didapatkan       mengingat efek terapinya terhadap pasien.
kesesuaian yaitu kelompok A dengan nilai           Pemesanan dapat dilakukan dalam jumlah
investasi yang tinggi memiliki nilai item obat     sedikit tetapi frekuensi pemesanan lebih
paling sedikit dibandingkan dengan kelompok        sering dan karena nilai investasinya yang
B dan C. Kelompok B dengan investasi               cukup      besar   berpotensi      memberikan
sedang maka jumlah item obat pun sedang,           keuntungan yang besar pula untuk Rumah
berada diantara kelompok A dan C, sedangkan        Sakit, maka kelompok ini diperlukan
untuk kelompok C yang memiliki nilai               pemantauan yang ketat, pencatatan yang
investasi rendah maka jumlah item obat pun         akurat dan lengkap oleh pengambil keputusan
akan semakin banyak. Dapat diartikan bahwa         yang berpengaruh, misalnya oleh kepala
                                                   instalasi dan penanggung jawab perencanaan
semakin tinggi nilai investasi obat, maka
semakin kecil jumlah item obat dan untuk           dan pengadaan obat umum.1 Menurut Heizer
nilai investasi rendah jumlah item obat akan       and Reinder dalam Awaloeddin,5 mengatakan
semakin besar.                                     bahwa hasil analisis ABC Indeks Kritis harus
                                                   diikuti kebijaksanaan dalam manajemen
Analisis ABC Kritis                                persediaan dengan perencanaan, untuk
       Kelompok A mempunyai nilai kritis           kelompok A harus mendapat perhatian lebih
sebesar 70% dari keseluruhan jumlah nilai          besar dari pada item/kelompok yang lain.5
kritis obat, kelompok B mempunyai nilai            Sedangkan menurut Calhoun and Campbel
kritis sebesar 20% dari keseluruhan jumlah         dalam Awaloeddin,5 model pengadaan yang
nilai kritis obat dan untuk kelompok C             tepat untuk mengendalikan kelompok obat A
mempunyai nilai kritis sebesar 10% dari            pada analisis ABC Indeks Kritis adalah
keseluruhan jumlah nilai kritis obat.4             dengan model EOQ (Economic Order
                                                   Quantity) dan ROP (Reorder Point).5
          Wahyuni, Budi, Destriatania, Pengendalian Persediaan Obat Umum dengan Analisis ABC ● 139
                                Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Pengendalian    Persediaan   terhadap                  pada siklus manajemen berikutnya sehingga
Perencanaan untuk Kelompok Obat Umum                   akibatnya terjadi kekosongan persediaan atau
A Indeks Kritis                                        over stock.
       Perencanaan     merupakan       proses
                                                       Pengendalian    Persediaan Terhadap
kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan
                                                       Pengadaan untuk Kelompok Obat Umum
harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan            A Indeks Kritis
kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari
kekosongan obat dengan menggunakan                            Dalam       pengendalian     persediaan
metode yang dapat dipertanggung jawabkan               terhadap pengadaan untuk kelompok obat
dan dasar-dasar perencanaan yang telah                 umum A indeks kritis yaitu tidak ada satu item
ditentukan      antara    lain     konsumsi,           obatpun yang sesuai perhitungan antara
epidemiologi, kombinasi metode konsumsi                perhitungan jumlah pengadaan dan waktu
dan epidemiologi disesuaikan dengan                    pengadaan dengan menggunakan EOQ dan
anggaran yang tersedia. Tujuan perencanaan             ROP dengan jumlah pengadaan dan waktu
adalah untuk menetapkan jenis dan jumlah               pengadaan di IFRSI Siti Khadijah.
obat yang tepat sesuai dengan jumlah                          Di Instalasi Farmasi RSI Siti Khadijah
kebutuhan pelayanan. Dalam merencanakan                selama ini tidak pernah dilakukan pemesanan
kebutuhan obat perlu dilakukan perhitungan             dengan menggunakan model EOQ dan ROP.
secara tepat.7                                         Pemesanan yang dilakukan oleh Bagian
      Setelah dilakukan observasi dan                  Pengelolaan Perbekalan Farmasi (Pengadaan)
perhitungan didapatkan informasi bahwa pada            yaitu setiap 2 (dua) kali seminggu pada hari
bulan     Januari   didapatkan    kesesuaian           senin dan kamis. Seharusnya jumlah
perhitungan     jumlah    kebutuhan     yang           pengadaan dalam periode tertentu dilakukan
direncanakan dengan metode konsumsi                    berdasarkan       perencanaan      kebutuhan,
dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan              sedangkan jumlah kali pesan dilakukan
di IFRSI Siti Khadijah sebanyak 1 item obat            berdasarkan EOQ dan waktu pesan
umum (2,7%) dari 37 item obat umum. Pada               berdasarkan ROP.
bulan Februari didapatkan kesesuaian                          Menurut Calhoun and Campbel dalam
perhitungan hanya sebanyak 1 item obat                 Awaloeddin,5 model pengadaan yang tepat
umum (2,7%) dari 37 item obat umum dan                 untuk mengendalikan kelompok obat A pada
pada bulan Maret didapatkan kesesuaian                 analisis ABC Indeks Kritis adalah dengan
perhitungan sebanyak 5 item obat umum                  model EOQ (Economic Order Quantity) dan
(13,5%) dari 37 item obat umum. Akan tetapi,           ROP (Reorder Point).5 Mengingat bahwa
tingkat kesesuaian perhitungan jumlah                  obat-obat dalam kelompok ini tidak boleh
kebutuhan pada bulan Januari, Februari dan             terjadi kekosongan karena efek terapinya
Maret untuk 37 item obat umum sangat rendah            terhadap pasien.1
yaitu rata-rata 6,3%. Sehingga secara umum                    Kelompok obat umum A indeks kritis
jumlah perencanaan RSI Siti Khadijah lebih             agar selalu tersedia dalam pelayanan maka
kecil     dibandingkan     dengan     jumlah           diperlukan pengendalian persediaan dengan
perhitungan metode konsumsi                            menggunakan metode EOQ dan ROP.
      Sehingga dapat disimpulkan bahwa                 Economic Order Quantity (EOQ) merupakan
dalam perencanaan pemesanan jumlah                     metode untuk menetapkan berapa jumlah
kebutuhan obat hanya didasarkan atas                   pesanan/order yang paling ekonomis dengan
perkiraan tanpa melakukan perhitungan                  memperhatikan faktor biaya pemesanan dan
dengan metode konsumsi yang secara tepat.              penyimpanan. Selain itu dengan penerapan
Perencanaan yang tidak tepat akan berdampak            ROP        perlu     diperhitungkan      untuk
                                                       mengendalikan persediaan obat, agar tidak
140 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 5, Nomor 02 Juli 2014
                             Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
terjadi kekosongan stok dan pembelian cito.8       mengefisienkan    biaya     dan      dapat
Menurut Indrajit dalam Maimun menyatakan           meningkatkan pendapatan rumah sakit.
bahwa dengan adanya ROP mempunyai arti
penting dalam pengendalian persediaan,             Pengendalian   Persediaan    terhadap
sehingga diharapkan tidak terjadi kekosongan       Penyimpanan dan Penyaluran Untuk
stok antibiotik ataupun kelebihan stok obat.9      Kelompok Obat Umum A Indeks Kritis
       Pemesanan di IFRSI Siti Khadijah                   Pengendalian       persediaan    terhadap
belum dilakukan secara efisien. Misalnya pada      penyimpanan dan penyaluran untuk kelompok
item obat Combivent Nebulizer Inj,                 obat umum A indeks kritis (37 item obat)
berdasarkan perhitungan EOQ seharusnya             bertujuan untuk melihat kecukupan persediaan
jumlah pesanan dalam perkali pesan adalah 24       dalam pelayanan kepada pasien yaitu apakah
ampul dengan investasi sebesar Rp. 251.088         persediaan kelompok obat umum A indeks
(24 ampul x harga satuan) sedangkan IFRSI          kritis terjadi kekosongan atau over stok
Siti Khadijah dalam satu kali pesan adalah         dengan melihat kartu stock obat di IFRSI Siti
900 ampul dengan nilai investasi sebesar Rp.       Khadijah Palembang pada triwulan 1 tahun
9.415.800 (900 ampul x harga satuan). Hal ini      2012. Setelah dilakukan observasi melalui
berarti nilai investasi pemesanan RSI Siti         kartu stock obat umum didapatkan informasi
Khadijah jauh lebih besar dibandingkan             bahwa terdapat 31 item obat umum yang
dengan perhitungan EOQ, dimana hal ini akan        mengalami kekosongan persediaan obat yang
mengakibatkan biaya akan bertambah antara          mengalami over stok 1 item obat.
lain bunga bank, biaya penyimpanan, dll.                  Obat-obat dalam kelompok ini tidak
       Adapun dari segi perhitungan ROP,           boleh terjadi kekosongan mengingat efek
misalnya dalam pengadaan Catapres 150 mcg          terapinya terhadap pasien.1 Kekosongan atau
Inj seharusnya dilakukan pada saat persediaan      kelebihan persediaan obat dan alkes (alat
mencapai ROP yaitu 1 ampul, akan tetapi            kesehatan) pada waktu tertentu menunjukkan
                                                   bahwa pengendalian terhadap pengelolaan
IFRSI Siti Khadijah memesan pada saat sisa
                                                   obat dan alkes (alat kesehatan) di Instalasi
persediaan 20 ampul, yang artinya dalam hal
                                                   Farmasi Rumah Sakit kurang baik. 3
ini pembayaran yang dilakukan dengan               Sedangkan menurut teori lain menyatakan
perhitungan ROP berbeda 20 hari dengan             bahwa kekurangan atau kelebihan persediaan
pengadaan yang dilakukan oleh IFRSI Siti           merupakan gejala yang kurang baik.
Khadijah. Sebaliknya pada item obat Cefat          Kekurangan       dapat      berakibat     larinya
500 mg cap, menurut perhitungan ROP                pelanggan, sedangkan kelebihan persediaan
                                                   dapat berakibat pemborosan atau tidak
pemesanan dilakukan pada saat jumlah
                                                   efisien.10
minimal sebanyak 9 kapsul sedangkan
                                                          Jika kita bandingkan dari hasil
pengadaan yang dilakukan di IFRSI Siti
                                                   penelitian dengan teori, dapat disimpulkan
Khadijah pada saat persediaan 0, hal ini akan
                                                   bahwa pengendalian terhadap pengelolaan
mengakibatkan ada kekosongan barang
                                                   obat di IFRSI Siti Khadijah kurang baik,
sampai barang diterima sehingga dapat              karena masih mengalami kekosongan
mengurangi pendapatan rumah sakit, yang            persediaan obat (31 item obat) dan mengalami
pada akhirnya akan mengakibatkan percepatan        over stok (1 item obat) umum. Banyaknya
pembayaran dan berkurangnya pendapatan             kekosongan persediaan di IFRSI Siti Khadijah
rumah sakit.                                       dapat dilihat dari data perencanaan, dimana
       Oleh karena itu pihak pengambil             pada      umumnya        jumlah     perencanaan
keputusan sebaiknya dapat melakukan                kebutuhan lebih kecil/kurang dibandingkan
perhitungan metode EOQ dan ROP yang                dengan perhitungan yang sebenarnya dan juga
tujuannya agar persediaan obat dapat               berdasarkan data ROP banyaknya barang
          Wahyuni, Budi, Destriatania, Pengendalian Persediaan Obat Umum dengan Analisis ABC ● 141
                                Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
yang dipesan itu pada saat barang          sudah       waktu     pengadaan       hanya     berdasarkan
kosong tanpa berdasarkan stok            minimal       perkiraan saja serta masih terjadinya beberapa
(ROP).                                                 item obat yang mengalami kekosongan dan
                                                       over stok selama periode Januari-Maret 2012
KESIMPULAN DAN SARAN                                   sehingga hal ini perlu menerapkan metode
      Berdasarkan      hasil   penelitian     dan      ABC Indeks Kritis dalam menetapkan
pembahasan yang di kemukakan diatas, maka              prioritas perencanaan,             pengadaandan
dapat diambil kesimpulan, bahwa secara                 pengawasan penggunaan obat, serta perlu
umum pengendalian persediaan            terhadap       melakukan perhitungan        jumlah kebutuhan
perencanaan, pengadaan, serta penyimpanan              dengan       metode konsumsi yang tepat dan
                                                       perhitungan model EOQ dan ROP sehingga
dan penyaluran obat yang telah dilakukan di
Instalasi Farmasi         RSI Siti      Khadijah       lebih efektif dan efisien yang tujuannya agar
Palembang belum berjalan dengan baik, hal              tidak      lagi terjadi kekosongan persediaan
ini terlihat dari perhitungan jumlah kebutuhan         ataupun over stok dengan menggunakan
obat dengan metode konsumsi yang tidak                 sistem komputerisasi.
tepat, perhitungan jumlah         pengadaan dan
DAFTAR PUSTAKA                                            Indonesia.             Depok.           Dari
                                                          http://repository.ui.ac.id/. 2001. [30 Maret
1. Suciati, S & Adisasmito, B.B.W. Analisis               2012].
   Perencanaan Berdasarkan ABC Indeks                  6. Fatra, Alta. Analisis Perencanaan dan
   Kritis Di Instalasi Farmasi. Jurnal                    Pengadaan Persediaan Obat Antibiotik
   Manajemen Pelayanan Kesehatan,vol 09,                  Melalui Metode ABC Indeks Kritis Di
   no.01, Maret, halaman 19-26.                           Instalasi Farmasi Rumah Sakit Daerah
   Dari:http://septinsaputri.blog.upi.edu/files/          Basemah Kota Pagar Alam Tahun 2010.
   2009/10/Jurnal-Manajemen-Pelayanan-                    [Skripsi]. Fakultas Kesehatan Masyarakat
   Kesehatan.pdf . 2006. [1 April 2012].                  Universitas Sriwijaya, Indralaya. 2010.
2. Aditama, T.Y. Manajemen                             7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
   Administrasi Rumah Sakit Edisi Kedua.                  1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar
   Jakarta : UI Press. 2000.                              Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.
3. Fachrudin,      H.P.       Analisis    Sistem          Jakarta : Depkes RI ; 2004.
   Pengendalian Obat dan Alkes Kebutuhan               8. Anshari, Muhammad. Aplikasi Manajemen
   Dasar Ruangan Rawat Inap di Instalasi                  Pengelolaan Obat dan Makanan.
   Farmasi RSD Ciawi Kabupaten Bogor                      Yogjakarta : Nuha Medika. 2009.
   Tahun 2006. [Tesis]. Program Pascasarjana
                                                       9. Maimun,       Ali.     Perencanaan     Obat
   Fakultas        Kesehatan         Masyarakat           Antibiotik Berdasarkan Kombinasi Metode
   Universitas Indonesia, Depok. Dari                     Konsumsi Dengan Analisis Abc Dan
   http://repository.ui.ac.id/ . 2006. [30 Maret          Reorder Point Terhadap Nilai Persediaan
   2012].                                                 Dan Turn Over Ratio Di Instalasi Farmasi
4. Junaidi, P. Modul Kuliah Manajemen                     Rs Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal.
   Logistik dan Farmasi Rumah Sakit.                      [Tesis]. Program Pasca Sarjana Universitas
   Fakultas Kesehatan Masyarakat.
                                                          Diponegoro,           Semarang.         Dari
   Universitas Indonesia. Depok. 2000.
                                                          eprints.undip.ac.id/16382/1/Ali_Maimun.p
5. Awaloeddin, Arfan. Penggunaan Analisis                 df . 2008. [3 April 2012].
   ABC Untuk Pengendalian Obat Antibiotik              10. Rangkuti, Freddy. Manajemen Persediaan
   Di Instalasi Farmasi Studi Kasus di                    Aplikasi Di Bidang Bisnis. Jakarta : PT.
   Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru.
                                                          Raja Grafindo Persada. 2007.
   [Tesis]. Program Pascasarjana Fakultas
   KesehatanMasyarakatUniversitas
142 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 5, Nomor 02 Juli 2014