FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UNMET NEED KB
PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)
Yellyta Ulsafitri1 Raisa Nabila Fastin
1. Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI SUMBAR Bukittinggi
Bukittinggi, 26136, Indonesia
*)
e-mail: doankyeyen@ymail.com
Abstract
Abstract : One of the causes of the increase in the number of population in Indonesia is still high incidence of unmet
need. Bukittinggi city have a number of unmet need is high at 14.6% and national standards for unmet need only
5.0%. This study aims to determine the factors which is related with the incidence of unmet need. Design of this
research is analytic survey. The data analysis is the analysis of univariate and bivariate. The study population wis all
spouses of fertile age (EFA), which amounted to 2231 people and a sample of 96 people. The sampling technique
used is Cluster Sampling, measured variables such as age, knowledge, support her husband, and information from
health workers, and the methods of analysis used is a computerized program. The result showed that there is no
significant relationship between age and unmet need, the value of p = 0.500. There is a significant relationship
between the knowledge of the unmet need, the value of p = 0.001. There is a significant relationship between
husband support on the incidence of unmet need, the value of p = 0.001. There is a significant relationship between
information from health workers with unmet need, the value of p = 0.00. For that respondents expected more wisely
and known the side effects if not using family planning and health personnel further improve family planning
services in order to reduce the rate of unmet need family planning.
Keywords: Age, Knowledge, Support Husband, Information Of Health Workers, Unmet Need Family Planning
1. Pendahuluan tantangan mega-demografi disamping struktur
kependudukan usia kerja mencapai 64% sehingga
Peningkatan jumlah penduduk merupakan masalah penduduk pencari kerja bertambah besar,
besar bagi negara di dunia khususnya negara pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban,
berkembang. Indonesia merupakan negara dengan mobilitas penduduk yang timpang dan disparitas
jumlah penduduk terbesar keempat setelah Cina, penduduk miskin (Data Badan Pusat Statistik,2012).
India dan Amerika Serikat. Berdasarkan data sensus
tahun 2010, jumlah penduduk di Indonesia sebesar Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan
237 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk menghambat laju pembangunan di berbagai bidang,
1,49 persen, dan data sensus tahun 2012 oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat
menunjukkan penduduk Indonesia berjumlah 244,2 kelahiran perlu ditingkatkan. Tingginya pertumbuhan
juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk masih penduduk ini dapat diatasi salah satunya dengan
tetap sebesar 1,49 persen miskin (Data Badan Pusat pengaturan kehamilan dengan program Keluarga
Statistik,2012). Berencana (KB). Pemerintah telah berupaya untuk
mensosialisasikan program KB ini pada masyarakat,
Melihat data tersebut, dikhawatirkan jumlah namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia
penduduk akan semakin banyak dan terjadi ledakan Subur (PUS) atau yang belum menggunakan
penduduk di tahun 2030 menjadi sebesar 296 juta kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan
jiwa. Hal ini tentu akan menjadi sebuah masalah yang kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need
besar, mengingat ledakan penduduk ini masuk pada (Sariestya, 2014).
Unmet need adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang Menurut Lawrence Green terdapat 3 faktor yang
tidak menginginkan anak, menginginkan anak dengan mempengaruhi perilaku seseorang yaitu : 1.Faktor
jarak 2 tahun atau lebih tetapi tidak menggunakan alat predisposisi yaitu factor yang mempermudah
kontrasepsi. Kelompok unmet need merupakan terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan,
sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam sikap, tradisi, nilai-nilai, pengalaman, 2.Faktor
pelayanan program KB (Sariestya,2014). pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau
fasilitas, dan 3.Faktor penguat yaitu factor yang
BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet memperkuat atau mendorong seseorang dalam
need ini karena merupakan salah satu faktor penyebab berperilaku (Notoadmodjo,2005). Faktor pendorong
75 persen kematian ibu di Indonesia dan juga di itu bisa dari suami, keluarga, teman ataupun
dunia. Kematian ibu di Indonesia diperkirakan dukungan dari tenaga kesehatan. Sementara itu,
meningkat dari 228/100.000 kelahiran hidup pada Westoff dan Ochoa menyatakan bahwa “unmet need
tahun 2007 menjadi 359/100.000 kelahiran hidup dapat dilihat pada tahapan transisi fertilitas suatu
pada tahun 2012, bila unmet need tidak segera Negara. Dua faktor penting yang menentukan
ditangani, maka angka ini akan semakin tinggi. penurunan unmet need adalah perubahan prevalensi
Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB kontrasepsi dan perubahan perilaku reproduksi”.
berpeluang besar untuk hamil dan mengalami
komplikasi dalam masa kehamilan, persalinan dan Faktor yang berpengaruh terhadap unmet need di
nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy, jarak Indonesia disebabkan oleh faktor demografi dan
hamil terlalu dekat, melahirkan terlalu banyak sosial ekonomi. Beberapa penelitian telah
maupun komplikasi penyakit selama kehamilan, mengungkap faktor penyebab unmet need diantaranya
penyulit saat persalinan dan komplikasi masa nifas kurangnya pengetahuan tentang KB, kurangnya
(Sariestya,2014). dukungan suami dan budaya yang masih dipegang
teguh oleh pasangan usia subur. Penelitian dan studi
Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa
Provinsi di Indonesia yang mempunyai unmet need faktor unmet need yaitu dukungan suami dan paparan
yang tinggi, pada tahun 2007 unmet need di Provinsi informasi. Studi di India mengemukakan bahwa
Sumatera Barat mencapai 11,2% dan pada tahun 2010 agama, dukungan suami dan pekerjaan (status
unmet need di Provinsi ini naik menjadi 12,4% yang ekonomi) menjadi faktor unmet need.
terdiri dari: ingin anak tunda (IAT) 5,3% dan tidak
ingin anak lagi (TIAL) 7,1%. Angka unmet need di Dari hasil wawancara yang dilakukan pada 7 orang
Provinsi ini jauh berada diatas standar nasional yaitu wanita usia subur yang tidak merupakan akseptor KB
5,0% (Emi,2013). di kelurahan Tarok Dipo, Kecamatan Guguk Panjang
Kota Bukittinggi mengenai alasan mereka tidak
Kota Bukittinggi merupakan salah satu kota di menggunakan kontrasepsi, 5 orang diantara mereka
Provinsi Sumatera Barat yang mempunyai unmet menyatakan bahwa tidak terlalu mengetahui
need yang cukup tinggi, berkisar 14,6% yang terdiri keuntungan dan kerugian masing-masing alat
dari : Kecamatan Guguk Panjang 16,17%, Kecamatan kontrasepsi sehingga mereka takut menggunakannya,
MKS 15,26%, dan Kecamatan ABTB 10,85%. Dari kurangannya dukungan suami dan keluarga yang
data tersebut dapat dilihat bahwa dari 3 Kecamatan di masih berpegang teguh dengan adat istiadat, dan juga
Kota Bukittinggi, Kecamatan yang mempunyai angka kurangnya informasi dari tenaga kesehatan
unmet need paling tinggi yaitu Kecamatan Guguk merupakan alasan mereka tidak menggunakan KB,
Panjang (Data KPPKB Kota Bukittinggi tahun 2014). lalu 2 orang lainnya mengatakan bahwa mereka tidak
menggunakan KB karena alasan kesalahan pemakaian
Kecamatan Guguk Panjang memiliki 7 Kelurahan, alat kontrasepsi sebelumnya sehingga menimbulkan
kelurahan yang mempunyai angka unmet need paling efek pada kesehatan.
tinggi adalah kelurahan Tarok Dipo yaitu 298 orang
yang terdiri dari ingin anak tunda (IAT) 116 orang, Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk
tidak ingin anak lagi (TIAL) 182 orang dengan melakukan penelitian ini dengan judul “Faktor-
jumlah PUS 2231 orang (Data KPPKB Kota Faktor Yang Berhubungan Dengan Unmet Need
Bukittinggi tahun 2014). KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Di
Kelurahan Tarok Dipo Kecamatan Guguk Metode Pengumpulan Data
Panjang Kota Bukittinggi Tahun 2015” Data yang diperoleh dari responden dengan
menggunakan kuesioner, sebelumnya peneliti
2. Metodelogi Penelitian menjelaskan pada responden cara pengisian.
Desain penelitian yang digunakan adalah survey Teknik Pengolahan
analitik yaitu melakukan survey untuk mempelajari Pemeriksaan Data (Editing) mengecek jumlah
bagaimana dan mengapa fenomena itu terjadi, dengan responden dan meneliti kelengkapan pengisian
menggunakan rancangan cross sectional untuk kuesioner, apakah setiap pertanyaan telah dijawab
mempelajari korelasi antara faktor – faktor dengan semua oleh responden untuk dibaca secara relevan.
efek melalui pendekatan, observasi dan pengumpulan Pemberian Kode (Coding) 1) Kuesioner Umur Resiko
data pada saat bersamaan. Tinggi=1,Resiko Rendah=0, 2) Kuesioner
Pengetahuan Rendah = 0 Tinggi = 1, 3) Kuesioner
Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik sampling Dukungan Suami. Ada = 1 Tidak Ada = 0, 4)
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan Kuesioner Informasi Dari Tenaga Kesehatan Ada = 1
Pasangan Usia Subur yang ada di Kelurahan Tarok Tidak Ada = 0. Memasukan Data. Pembersihan
Dipo Bukittinggi tahun 2014 yang berjumlah 2231 (Cleaning).
orang.
Analisa Data
Sampel Data Univariat
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang Variabel Umur 1) Resiko tinggi = < 20 dan >35
diteliti (Arikunto,2010). Sampel adalah populasi yang tahun, 2) Resiko rendah = 20-35 tahun. Variabel
diambil dari pasangan usia subur yang berada di Pengetahuan 1)Tinggi : ≥75%, 2) Rendah: <75%.
Kelurahan Tarok Dipo Bukittinggi Tahun 2015. Variabel Dukungan Suami 1) Ada: ≥4,31 2) Tidak:
<4,31. Variabel Informasi Dari Tenaga Kesehatan 1)
Teknik Sampling Ada: bila ≥ 2,6 2) Tidak: bila < 2,6. Variabel Unmet
Pengambilan sampel dilakukan secara acak (random need KB 1) Ya: Jika tidak menggunakan KB 2)
sampling) dengan menggunakan teknik Cluster Tidak: Jika menggunakan KB
Sampling yang berjumlah 96 responden.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara 3. Hasil dan Pembahasan
dan dengan alat ukur kuisioner yang diberikan kepada
responden. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Umur Terhadap Kejadian Unmet Need KB
Kriteria inklusi 1) Pasangan Usia Subur yang pada Pasangan Usia Subur (PUS) di
berdomisili di Kelurahan Tarok Dipo Bukittinggi 2) Kelurahan Tarok Dipo Tahun 2015
Pasangan Usia Subur yang bersedia menjadi No Umur Frekuensi %
responden dan bersedia untuk di wawancarai 3) 1 Resiko Tinggi 53 55,2
Pasangan Usia Subur yang bisa baca tulis. Kriteria Resiko
ekslusi 1) Pasangan usia subur yang tidak ada 2 RendahRendah 43 44,8
dirumah setelah melakukan 2 kali kunjungan 2) Total 96 100
Pasangan usia subur yang pindah rumah 3) Pasangan
usia subur yang sedang sakit
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa dari 96
responden, lebih dari separuh 53 (55,2%) termasuk
Tempat dan Waktu Penelitian
dalam kategori umur resiko rendah.
Penelitian ini akan dilakukan di Kelurahan Tarok
Dipo Bukittinggi. Penelitian ini direncanakan mulai Asumsi peneliti pada responden dengan resiko rendah
23 Maret sampai 25 April Tahun 2015. yang tidak menggunakan KB disebabkan oleh tidak
adanya dukungan dari suami dan kurangnya
informasi dari tenaga kesehatan tentang KB,
sedangkan pada responden yang termasuk resiko
tinggi dan tidak menggunakan KB disebabkan karena Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa dari 96
responden merasa sudah tua dan tidak akan mungkin responden, lebih dari separuh 56 (58,3%) tidak
untuk hamil lagi. mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan tentang
KB.
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pengetahuan Terhadap Kejadian Unmet Need Asumsi peneliti bahwa responden yang tidak
KB di Kelurahan Tarok Dipo Tahun 2015 mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan
No Pengetahuan Frekuensi % disebabkan karena responden sendiri tidak tertarik
1 Tinggi 30 31,3 untuk mencari informasi tentang KB kepada tenaga
2 Rendah 66 68,8 kesehatan.
Total 96 100
Tabel 5 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan
kejadian Unmet Need KB pada Pasangan Usia
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari 96
Subur (PUS) di Kelurahan Tarok Dipo Tahun
responden, lebih dari separuh 66 (68,8%) mempunyai 2015
pengetahuan rendah tentang KB. No Unmet Frekuensi %
Need KB
Asumsi peneliti yang memiliki pengetahuan tinggi di
1 Ya 67 69,8
sebabkan karena responden mendapatkan informasi
2 tidak 29 30,2
dari tenaga kesehatan tentang keuntungan KB dan
media masa lainnya seperti Televisi maupun media Total 96 100
cetak.
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa dari 96
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan responden, lebih dari separuh 67 (69,8%) adalah
Dukungan Suami Terhadap Kejadian Unmet unmet need KB.
Need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) di
Kelurahan Tarok Dipo Tahun 2015 Asumsi peneliti dari hasil pengisian kuesioner yang di
No Dukungan Suami Frekuensi % lakukan pada waktu penelitian, responden tidak
1 Ada 31 32,3 menggunakan KB karena sebagian besar responden
2 Tidak 65 67,7 tidak mengetahui tujuan dan manfaat dari kontrasepsi
Total 96 100 tersebut dan juga karena kurangnya dukungan dari
keluarga.
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa dari 96
responden, lebih dari separuh 65 (67,7%) tidak Analisa Bivariat
mendapatkan dukungan dari suami terhadap
pemakaian KB. Tabel 6 Hubungan Umur Dengan Kejadian Unmet Need
KB di Kelurahan Tarok Dipo Tahun 2015
Umur Unmet Need Total OR P
Asumsi peneliti tentang responden yang tidak (95 Valu
Tidak Ya
mendapatkan dukungan suami terhadap Keluarga F % F % F % %CI e
Berencana bisa disebabkan karena suami )
menginginkan anak dalam jumlah tertentu, pendapat Resiko 14 26,4 39 73,6 53 100 0,67 0,50
Rendah 0 0
negatif bahwa memakai KB tertentu dapat Resiko 15 34,9 28 65,1 43 100
mengganggu hubungan seksual, dan lainnya Tinggi
Total 29 30,2 67 69,8 96 100
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Informasi dari Tenaga Kesehatan Terhadap Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa dari 53 orang
Kejadian Unmet Need di Kelurahan Tarok responden yang mempunyai umur dengan resiko
Dipo Tahun 2015 rendah diantaranya terdapat 14 orang responden
No IDTN Frekuensi % (26,4%) yang tidak Unmet Need, dan 39 orang
1 Ada 40 41,7 responden (73,6%) adalah unmet need KB,
2 Tidak 56 58,3 sedangkan dari 43 orang responden yang mempunyai
Total 96 100 umur dengan resiko tinggi diantaranya 15 orang
(34,9%) yang tidak Unmet Need dan 28 orang Tabel 8 Hubungan Dukungan Suami dengan Kejadian
responden (65,1%) adalah unmet need KB. Unmed Need KB di Kelurahan Tarok Dipo
Tahun 2015.
Hasil analisa statistik dengan chi-square diperoleh Dukun Unmet Need Total OR P
gan Tidak Ya (95 Valu
nilai p = 0,500 (p >0,05 ) artinya tidak terdapat suami F % F % F % %CI e
hubungan yang signifikan antara umur responden )
dengan kejadian unmet need KB di Kelurahan Tarok 10 15,4 55 84,6 65 100 0,11 0,00
Dipo Kota Bukittinggi. Tidak 5 1
19 61,3 12 38,7 31 100
Ada
Asumsi peneliti pada responden dengan resiko rendah Total 29 30,2 67 69,8 96 100
yang tidak menggunakan KB disebabkan oleh tidak
adanya dukungan dari suami dan kurangnya
Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa dari 65 orang
informasi dari tenaga kesehatan tentang KB,
responden yang tidak mendapatkan dukungan suami
sedangkan pada responden yang termasuk resiko
diantaranya terdapat 10 orang responden (15,4%)
tinggi dan tidak menggunakan KB disebabkan karena
yang tidak unmet need, dan 55 orang responden
responden merasa sudah tua dan tidak akan mungkin
(84,6%) adalah unmet need KB, sedangkan dari 31
untuk hamil lagi
orang responden yang mendapatkan dukungan suami
Tabel 7 Hubungan pengetahuan Responden dengan diantaranya 19 orang (61,3%) tidak Unmet need dan
Kejadian Unmet Need KB di Kelurahan Tarok 12 orang responden (38,7%) adalah unmet need KB.
Dipo Tahun 2015
Penget Unmet Need Total OR P Hasil analisa statistik dengan chi-square diperoeh
ahuan Tidak Ya (95 Valu nilai p = 0,001 (p<0,05 ) artinya terdapat hubungan
F % F % F % %CI e yang signifikan antara dukungan suami dengan
)
9 13,6 57 86,4 66 100 0,07 0,00
kejadian unmet need KB di Kelurahan Tarok Dipo
Rendah 9 1 Kota Bukittinggi.
20 66,7 10 33,3 30 100
Tinggi Asumsi peneliti tentang responden yang tidak
Total 29 30,2 67 69,8 96 100 mendapatkan dukungan dari suami dan tidak
menggunakan KB disebabkan karena responden takut
Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa dari 66 orang menggunakan KB tanpa mendapatkan persetujuan
responden yang mempunyai pengetahuan rendah dari suami. sebagaimana kita ketahui bahwa apapun
diantaranya terdapat 9 orang responden (13,6%) yang yang dilakukan oleh istri apabila tidak mendapatkan
tidak unmet need, dan 57 orang responden (86,4%) restu atau persetujuan dari suami maka haram
adalah unmet need KB, sedangkan dari 30 orang hukumnya.
responden yang berpengetahuan tinggi diantaranya 20
orang (66,7%) tidak Unmet Need dan 10 orang
responden (33,3%) adalah unmet need KB. Tabel 9 Hubungan Informasi Dari Tenaga Kesehatan
dengan Kejadian Unmed Need KB di
Kelurahan Tarok Dipo Tahun 2015
Hasil analisa statistik dengan chi-square diperoleh
Inform Unmet Need Total OR P
nilai p = 0,001 (p <0,05 ) artinya terdapat asi dari Tidak Ya (95 Valu
hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tenaga F % F % F % %CI e
responden dengan kejadian unmet need KB di kesehat )
Kelurahan Tarok Dipo kota Bukittinggi. an
8 14,3 48 85,7 56 100 0,15 0,00
Tidak 1 1
Asumsi peneliti, responden yang memiliki 21 52,5 19 47,5 40 100
pengetahuan rendah dan tidak menggunakan KB di Ada
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang KB, Total 29 30,2 67 69,8 96 100
tidak mendapatkan informasi tentang KB baik
melalui tenaga kesehatan maupun media masa. Selain Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa dari 56 orang
itu pengalaman hidup responden juga mempengaruhi responden yang mendapatkan informasi dari tenaga
pengetahuan responden. kesehatan diantaranya terdapat 8 orang responden
(14,3%) yang tidak Unmet need, dan 48 orang Untuk mengembangkan kemampuan peneliti dalam
responden (85,7%) adalah Unmet need KB, menyusun laporan penelitian dan menambah
sedangkan dari 40 orang responden yang wawasan, pengetahuan, dan pengalaman peneliti
mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan dalam melakukan penelitian.
diantaranya terdapat 21 orang responden (52,5%)
yang tidak Unmet need, dan 19 orang responden Bagi Peneliti Selanjutnya
(47,5%) adalah Unmet need KB. Sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya
terkait dengan kejadian unmet need KB dengan
Hasil analisa statistik dengan chi-square diperoleh desain penelitian yang berbeda, dapat memperbesar
nilai p = 0,001 (p < 0,05 ) artinya terdapat ruang lingkup dan juga mencari variable lain yang
hubungan yang signifikan antara informasi dari lebih berpengaruh trehadap kejadian unmet need KB
tenaga kesehatan dengan kejadian Unmet need KB di agar dapat mendapatkan hasil yang lebih baik.
Kelurahan Tarok Dipo Kota Bukittinggi.
Bagi Tenaga Kesehatan
Asumsi peneliti tentang responden yang mendapatkan Sebagai salah satu bahan masukan bagi tenaga
informasi dari tenaga kesehatan dan tidak kesehatan khususnya bidan untuk lebih meningkatkan
menggunakan KB disebabkan karena responden tidak pelayanan dalam Keluarga Berencana seperti
mendapatkan izin dari suaminya dan keluarganya melakukan penyuluhan rutin tentang KB sehingga
untuk menggunakan KB. dapat mengurangi angka unmet need di Kota
Bukittinggi. Dari hasil penelitian yang dilakukan
4. Kesimpulan dan Saran sebaiknya tenaga kesehatan tidak hanya memberikan
penyuluhan kepada istri saja tetapi juga kepada
Kesimpulan suami, karena dukungan suami juga termasuk alasan
a. Lebih dari separuh responden 53 (55,2%) berumur istri untuk menggunakan KB.
20-35 tahun atau yang termasuk kategori resiko
rendah.
b. Lebih dari separuh responden 66 (68,8%) Daftar Pustaka
memiliki pengetahuan rendah tentang KB.
c. Lebih dari separuh responden 65 (67,7%) tidak
mendapatkan dukungan suami terhadap 1. Prawirohardjo,Sarwono.2010.Belajar Buku
penggunaan KB. Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
d. Lebih dari separuh responden 56 (58,3%) tidak PT.Bina Pustaka Sarwono
mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan
tentang penggunaan KB. 2. Sulistyawati,Ari.2011.Pelayanan Keluarga
e. Lebih dari separuh responden 67 (69,7%) adalah Berencana.Jakarta: Salemba Medika
unmet need KB.
f. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara 3. Suyanto, Jihad Asep, 2014.Cara Cepat Belajar
umur responden dengan kejadian unmet need KB Menulis Karya Ilmiah, Yogyakarta: Multi
dengan niai p = 0,500. Presindo
g. Terdapat hubungan yang signifikan antara
pengetahuan responden dengan kejadian unmet 4. Dahlan,Sopiyudin. 2009. Penelitian. Diagnostik,
need KB dengan niai p = 0,001 Jakarta: Salemba Medika
h. Terdapat hubungan yang signifikan antara
dukungan suami dengan kejadian unmet need KB 5. Notoatmodjo, 2003.Pendidikan dan Perilaku
dengan niai p = 0,001. Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta
i. Terdapat hubungan yang signifikan antara
informasi dari tenaga kesehatan dengan kejadian
unmet need KB dengan niai p = 0,001 6. Arikunto, 2010 Prosedur Penelitian, Jakarta:
Rineka Cipta
Saran
Bagi Peneliti 7. Emi, 2011 http://Pasca.Unand.Ac.Id/Id/Wp
Content/Uploads/2011/09/Faktor Penyebab -
Unmet-Need-Suatu-Studi.Pdf Diakses 1 Februari
2015
8. Sariestya,2014.http://Pustaka.Unpad.Ac.Id/Wp-
Content/Uploads/2014/10/Artikel-Unmet-
Need.Pdf Diakses 3 Februari 2015
9. WHO,2014http://www.who.int/reproductivehealth
/topics/family_planning/unmet_need_fp/en/Diaks
es 4 Februari 2015
10. Ashfor,2003http://www.prb.org/pdf/unmetneedfa
mplan-eng.pdf Diakses 4 Februari 2015
11. Daud,2013http://Fkm.Unej.Ac.Id/Files/Semnas%2
02013/Faktor_Yang_Berhubungan_Dengan_Unm
et_Need_Kb_Pada_Pasangan_Usia_Subur_Pus_D
i_Wilayah_Kerja_Puskesmas_Temindung_Tahun
_2013.Pdf Diakses 7 Februari 2015
12. Mirawati,2013http://simtakp.uui.ac.id/dockti/Mira
wati-mira.pdf Diakses 15 Februari 2015
13. Hatmadji,2010http://repository.usu.ac.id/bitstream
/123456789/41284/4/Chapter%20II.pdf Diakses
17 Februari 201