1.
Morphine has an apparent volume of distribution of 220 L/70 kg and a half-life of
elimination of 3 hours. In a 70 kg man, what is its approximate rate of clearance?Cl =
Vd x Ke t1/2 = 0.693/Ke *
2. An orally active drug has the following properties: bioavailability = 0.80, Vd = 40L/70
kg half-time of elimination = 12 hours, half-time of absorption = 1 hour minimum
effective concentration (MEC) = 10 µg/ml, toxic concentration of 25 µg/ml Which of the
following dose schedules would be effective and non-toxic in a 70 kg patient? Css =
1.44 x Dm x F x t1/2e T x Vd *
3. A seven year old girl weighing 31 kg appears in the emergency room suffering from
asthma. The decision is made to initiate treatment with the drug theophylline. The
desired steady-state concentration is 15 µg/ml. The apparent volume of distribution
(Vd) for theophylline is 0.5 L/kg, and its oral bioavailability is 0.60. Which of the
following would be the most appropriate intravenous loading dose?DL = Css x Vd *
4. A patient comes into the emergency room with a severe infection and requires
immediate therapy with an antibiotic. The patient weighs 70 kg. The volume of
distribution of the antibiotic is 100 L/70 kg, its bioavailability is 0.5, and the desired
steady state concentration is 10 µg/ml. What would be an appropriate oral loading
dose?D1 = (Vd x Css)/F *
5. Explain pharmacokinetics and biopharmacy as a bridge between doctors and
pharmacists? *
1. Morfin memiliki volume distribusi yang jelas sebesar 220 L / 70 kg dan waktu paruh eliminasi 3 jam.
Pada pria 70 kg, berapa perkiraan laju klirnya? Cl = Vd x Ke t1 / 2 = 0.693 / Ke *
Cl= Vd x Ke1/2
Vd = 220 L
Ket1/2 =0,693 : 180 menit
= 0.00385
Cl= 220L x 0.00385
= 0,847 L/menit
= 847 ml/menit
Laju clearens morfin sebesar 847 ml/menit
2. Obat aktif secara oral memiliki sifat-sifat berikut: bioavailabilitas = 0,80, Vd = 40L / 70 kg separuh
waktu eliminasi = 12 jam, setengah waktu penyerapan = konsentrasi efektif minimum 1 jam (MEC) = 10
ug / ml, konsentrasi toksik 25 ug / ml Manakah dari jadwal dosis berikut ini yang efektif dan tidak
beracun pada 70 kg pasien? Css = 1,44 x Dm x F x t1 / 2e T x Vd *
Dik = Dosis Muatan = 1000 mg
F = 0,8
T1/2 = 12 jam
T = 24 jam
Vd = 40
1,44 x 100 0 mg x 0,8 x 12 jam
Css =
24 × 40
13.824
=
960
= 14,4 ug / ml
Dosis 14,4 ug / ml merupakan dosis terapi di atas konsentrasi efektif minimum 1 jam (MEC) = 10 ug / ml,
dan di bawah konsentrasi toksik 25 ug / ml
3. Seorang gadis berusia tujuh tahun dengan berat 31 kg muncul di ruang gawat darurat menderita
asma. Keputusan dibuat untuk memulai pengobatan dengan obat theophilin. Konsentrasi kondisi tunak
yang diinginkan adalah 15 ug / ml. Volume distribusi (Vd) yang nyata untuk teofilin adalah 0,5 L / kg, dan
ketersediaan hayati oralnya 0,60. Manakah dari berikut ini yang akan menjadi dosis pemuatan intravena
yang paling tepat? DL = Css x Vd *
Dik = Css = 15 ug/ml
Vd = 0,5 L/kg
BB = 31 kg
Jawab =
DL = Css x Vd
Vd = 0,5 L / kg x 31 kg = 15.5 L
Dl= 15.5 L x 15 ug / ml = 232.5
4. Seorang pasien datang ke ruang gawat darurat dengan infeksi parah dan membutuhkan terapi segera
dengan antibiotik. Pasien memiliki berat 70 kg. Volume distribusi antibiotik adalah 100 L / 70 kg,
bioavailabilitasnya adalah 0,5, dan konsentrasi steady state yang diinginkan adalah 10 μg / ml. Apa yang
akan menjadi dosis pemuatan oral yang tepat? D1 = (Vd x Css) / F *
Dik = Vd =100L/70 kg
F= 0.5
Css =10 μg / ml
D1 = (Vd x Css) / F
(100 .000 ml x 10 μg/ml)
= = 2.000.000 ug = 2 g
0,5
5. Jelaskan farmakokinetik dan biofarmasi sebagai jembatan antara dokter dan apoteker? *
Ilmu Biofarmasi dan farmakokinetik perlu dipelajari oleh mereka yang bertanggung jawab dalam
pendistribusian obat yaitu farmasi dan dokter. Biofarmasi adalah cabang ilmu farmasi yang mempelajari
hubungan antara sifat-sifat fisiko kimia dari bahan baku obat dan bentuk sediaan dengan efek terapi
sesudah pemberian obat tersebut kepada pasien. Sementara farmakokinetik adalah cabang ilmu dari
farmakologi yang mempelajari tentang perjalanan obat mulai sejak diminum hingga keluar melalui organ
ekskresi di tubuh manusia.
Melihat bentuk sediaan sebagai suatu “drug delivery system” maka setiap obat perlu dilihat
bioavaibilitasnya. Dengan mempelajari farmakokinetik dan biofarmasi maka dapat ditentukan
bioavaibilitas. Dilihat dari pembelajaran farmasi, Ilmu Biofarmasi dan farmakokinetik sudah dipelajari
walaupun tidak semua laboratorium belum mempunyai wewenang untuk melakukan uji bioavaibilitas.
Dan dari pembelajaran fakultas kedokteran, sudah ada farmakokinetik pada pelajaran farmakologi.
Tetapi, mereka belum mempelajari dan menyadari pentingnya ilmu biofarmasi padahal tugas seorang
dokter adalah menuliskan resep dan yang menentukan produk obat yang tepat untuk dipakai. Maka perlu
dilakukan pengembangan pembelajaran karena ilmu biofarmasi dan farmakokinetik adalah jembatan bagi
farmasi dan dokter untuk pengembangan obat agar dapat menentukan biavaibilitas obat secara tepat.
