0% found this document useful (0 votes)
38 views8 pages

04 15 Lantif Hakam Muhtarom r2

The document discusses adding straight tie wire as an additional material to concrete with a water-cement ratio of 0.4. The percentages of addition tested were 0%, 0.5%, 0.75%, and 1.0% of the total specimen weight. Testing found the compressive strength, elastic modulus, split tensile strength, and flexural strength were highest at 0.75% addition of tie wire. Specifically, the maximum compressive strength was 16.56 MPa, elastic modulus was 15184.56 MPa, split tensile strength was 1.165 MPa, and flexural strength was 1.950 MPa. In conclusion, the addition of straight tie wire to concrete can increase its compressive

Uploaded by

ayu annisa
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
38 views8 pages

04 15 Lantif Hakam Muhtarom r2

The document discusses adding straight tie wire as an additional material to concrete with a water-cement ratio of 0.4. The percentages of addition tested were 0%, 0.5%, 0.75%, and 1.0% of the total specimen weight. Testing found the compressive strength, elastic modulus, split tensile strength, and flexural strength were highest at 0.75% addition of tie wire. Specifically, the maximum compressive strength was 16.56 MPa, elastic modulus was 15184.56 MPa, split tensile strength was 1.165 MPa, and flexural strength was 1.950 MPa. In conclusion, the addition of straight tie wire to concrete can increase its compressive

Uploaded by

ayu annisa
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 8

Volume 3 No.

1
Maret 2021
KINERJA SERAT KAWAT BENDRAT SEBAGAI BAHAN
TAMBAH BETON FAS 0.4
Lantif Anggrahita Pratama 1, Ahmad Hakam Rifqi Mundias2, Muhtarom Riyadi 3
1,2,3
Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Jakarta, Jl. Prof. DR. G.A. Siwabessy, Kukusan, Kecamatan
Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424
e-mail:ahrmundias111@gmail.com, lantifangga121@gmail.com, muhtard37@gmail.com

ABSTRACT
Concrete is the most important part of a construction building. The purpose of this study was to examine
how the comparison of physical and mechanical properties and optimum levels of the addition of straight
tie wire as an added material with a water-cement ratio of 0.4. The percentage of addition of straight tie
wire: 0%, 0.5%, 0.75%, 1.0%, of the total weight of the specimen with a tie-wire length of 8 cm. The test
specimens for compressive strength, modulus of elasticity, and split tensile are in the form of a cylinder
with a diameter of 15 cm and a height of 30 cm, and the specimen for flexural strength is a block with a
length of 50 cm, a width of 10 cm and a height of 10 cm. The results show that the maximum compressive
strength test on tie wire occurred at a percentage of 0.75% of 16.56 MPa. The maximum modulus of
elasticity in tie wire occurred at a percentage of 0.75% of 15184.56 MPa. The maximum split tensile
strength of tie wire occurred in a percentage of 0.75% of 1.165 MPa, and the maximum flexural strength
of tie wire occurs at a percentage of 0.75% of 1.950 MPa. The research results concluded that the
addition of a straight tie-wire to the concrete mixture could increase the compressive strength, split
tensile strength, tensile strength, and elastic modulus of concrete.
Keywords: Compressive Strength; Tensile Strength; Flexural Strength; Modulus Elasticity

ABSTRAK
Beton adalah bagian terpenting dari suatu bangunan konstruksi. Tujuan dari penelitian ini untuk
meneliti bagaimana perbandingan sifat fisik dan mekanik serta kadar optimum terhadap
penambahan kawat bendrat berbentuk lurus sebagai bahan tambah dengan fas 0,4. Persentase
penambahan kawat bendrat berbentuk lurus : 0%, 0,5%, 0,75%, 1,0%, dari berat total benda uji dengan
panjang kawat bendrat sepanjang 8 cm. Benda uji kuat tekan, modulus elastisitas dan tarik belah berupa
silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dan benda uji kuat lentur berupa balok dengan panjang
50 cm, lebar 10 cm dan tinggi 10 cm. Hasil maksimum pengujian beton serat kawat bendrat terjadi pada
presentase 0,75% dengan hasil kuat tekan sebesar 16,56 MPa, modulus elastisitas sebesar 15184,56
MPa, kuat tarik belah sebesar 1,165 MPa dan kuat lentur maksimal sebesar 1,950 MPa. Dengan hasil
penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa penambahan kawat bendrat berbentuk lurus
pada campuran beton dapat meningkatkan kuat tekan, kuat tarik belah, kuat tarik lentur serta modulus
elastisitas beton.
Kata kunci: Kawat Bendrat; Kuat Tarik Belah; Kuat Tarik Lentur; Kuat Tekan; Modulus
Elastisitas

seperti penambahan fly ash untuk


mengurangi jumlah semen dalam
PENDAHULUAN
beton (Madi, Jandsem Heo 2018),
Dengan seiring dengan perkembangan berbagai penambahan bahan kimia
jaman, teknologi beton terus untuk meningkatkan kekuatan beton,
berkembang. Untuk mendapatkan mempercepat peningkatan kekuatan
kualitas beton yang lebih baik dari beton, ataupun meningkatkan
sebelumnya berbagai penelitian workability dari beton hingga
penambahan material serta kombinasi penambahan serat baja dalam
dari komposisi material beton campuran beton.
dilakukan. Berbagai cara dilakukan

33
Lantif, dkk., Kinerja Serat Kawat…

Kelemahan kuat tarik beton Beton Serat


mempengaruhi sifat mekanis lainnya Beton serat terdiri dari beton biasa dan
seperti kuat lentur. Sedangkan dalam bahan lain yang berupa serat. Pada
hal kuat tariknya material baja umumnya serat tersebut berupa batang-
memiliki sifat yang baik. Untuk batang dengan diameter antara 5 sampai
meningkatkan kuat tarik beton, kita 500 µm (mikro meter) dan panjang
bisa menggunakan baja sebagai salah sekitar 25 mm sampai 100 mm. Bahan
satu bahan dalam campuran beton. serat dapat berupa: serat asbestos, serat
Tidak hanya terbatas dalam kuat tarik tumbuh-tumbuhan (rami, bambu, ijuk),
saja, kuat lentur pun mengalami serat plastik (polypropylene), atau
peningkatan kekuatan karena memiliki potongan kawat baja (Tjokrodimuljo
perilaku tarik saat menahan beban 1996, 122). Jika serat yang dipakai
lentur. memiliki modulus elastisitas lebih
tinggi daripada beton, misalnya kawat
Penelitian ini menggunakan kawat baja, maka beton serat akan
bendrat sebagai salah satu campuran mempunyai kuat tekan, kuat tarik,
untuk komposisi beton karena mudah maupun modulus elastisitas yang
didapatkan di Indonesia dan harganya sedikit lebih tinggi dari beton biasa
relatif tidak mahal dibandingkan (Tjokrodimuljo, 1996: 122).
dengan jenis kawat baja lainnya, Berdasarkan penelitian yang dilakukan
sehingga diharapkan hasil penelitian oleh Suhendro (2000) membuktikan
ini dapat diaplikasikan di lapangan. bahwa sifat–sifat kurang baik dari
Literatur mengenai beton dengan serat beton, yaitu getas, tidak mampu
kawat bendrat sudah cukup banyak menahan tegangan tarik, dan
dilakukan, dimana rata-rata ketahanan yang rendah terhadap beban
memberikan hasil dengan peningkatan impact dapat diperbaiki dengan
kekuatan beton, salah satunya dalam menambahkan fiber lokal yang terbuat
Jurnal Statik Sipil Leonardus (2019). dari potongan kawat pada adukan
Oleh karena itu, untuk memperkuat beton. Dibuktikan pula bahwa tingkat
penelitian yang sudah dilakukan perbaikan yang diperoleh dengan fiber
terhadap beton serat kawat bendrat, lokal tidak banyak berbeda dengan
dalam penelitian ini akan dibahas hasil – hasil yang dilaporkan di luar
sifat-sifat fisik dan mekanik beton negeri dengan menggunakan steel
dengan penambahan serat kawat fiber.
bendrat, secara khusus akan dibahas Beton memiliki kekuatan tekan tinggi,
tentang kuat tekan, kuat tarik belah, namun kekuatan tariknya rendah.
kuat tarik lentur dan modulus Apabila bahan serat ditambahkan
elastisitas beton dengan perbandingan dalam campuran beton, kekuatan tarik
kawat bendrat terhadap berat total beton dapat diperbaiki.
benda uji. Serat untuk campuran beton
dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
Tujuan dari penelitian ini adalah yang 1. Serat metal, misalnya serat
pertama untuk mendapatkan sifat fisik besi dan serat stainless steel.
dan mekanik beton serta untuk 2. Serat polymeric, misalnya
mendapatkan kadar optimum prosentase serat polypropylene dan serat
kawat bendrat sebagai bahan tambah nilon.
pada campuran beton terhadap kuat 3. Serat mineral, misalnya
tekan, kuat tarik belah, kuat tarik lentur fiberglass.
dan modulus elastisitas. 4. Serat alam, misalnya serabut
kelapa dan serabut nanas.

34
Lantif, dkk., Kinerja Serat Kawat…

Modulus Elastisitas Beton


Interaksi serat dan pasta semen Modulus Elastisitas adalah
merupakan sifat dasar yang perbandingan antara besarnya tegangan
mempengaruhi kinerja dari beton pada satu satuan regangan. Modulus
komposit. Pemahaman dari interaksi elastisitas beton tidak pasti dan nilainya
ini diperlukan untuk memperkirakan tergantung pada kekuatan beton, umur
sifat-sifat kompositnya. Parameter beton, jenis pembebanan, dan
utama yang mempengaruhi interaksi karakteristik serta perbandingan antara
serat dan pasta semen antara lain: semen dan agregat.
1. Kondisi pasta semen Rumus menghitung modulus elastisitas
2. Bentuk dan jenis serat eksperimen (ASTM C 469-02), yaitu:
3. Volume fraksi serat
(S2 − S1)
Ec =
Kuat Tekan Beton (Ɛ2 − 0,000050)
Menurut SNI 03-1974-2011, kuat tekan
beton merupakan besarnya beban per Dimana:
satuan luas, yang menyebabkan benda Ec = Modulus Elastisitas Beton (MPa)
uji beton hancur bila dibebani dengan S1 = Tegangan pada regangan
gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh S1 = 0.000050 (MPa)
mesin tekan. Alat yang digunakan pada S2 = 40 % tegangan max (MPa)
pengujian ini adalah mesin uji tekan Ɛ2 = Regangan longitudinal pada saat
(Compression Test Machine). Kuat tekan tegangan S2
beton dapat dihitung dengan rumus:
𝑃 Sedangkan secara teoritis,
𝑓𝑐′ = modulus elastisitas beton (Ec) dapat
𝐴
Keterangan: dihitung dengan rumus (SNI 03-2847-
fc’= kuat tekan beton (MPa) 2002):
P = beban tekan (N) Ec = 0,043 √𝑓 ′ 𝑐 . (𝑊𝑐 1,5 )
A = luas permukaan benda uji (mm2)
Dimana:
Kuat Tarik Belah Beton Ec = Modulus Elastisitas Beton(MPa)
Menurut SNI 03-2491-2002, nilai kuat f’c = Kuat tekan beton umur 28 hari
tarik tidak langsung dari benda uji beton (MPa)
berbentuk silinder yang diperoleh dari Wc = Berat satuan beton (kg/m3)
hasil pembebanan benda uji tersebut
yang diletakkan mendatar sejajar dengan Kuat Lentur Beton
permukaan meja penekan mesin uji Kuat lentur beton adalah kemampuan
tekan. Besarnya nilai kuat tarik belah balok beton yang diletakan pada dua
beton (tegangan rekah beton) dapat perletakan untuk menahan gaya dengan
dihitung dengan rumus: arah tegak lurus sumbu benda uji, yang
2𝑃 diberikan padanya, sampai benda uji
𝑓𝑐𝑡 =
𝜋𝐷𝐿 patah dan dinyatakan dalam Mega Pascal
Keterangan: (MPa) gaya tiap satuan luas (SNI 03-
fct = kuat tarik belah beton (MPa) 4431-2011). Pada saat pengujian kuat
P = beban maksimum (N) lentur beton akan terjadi defleksi pada
D = diameter silinder (mm) bidang balok beton. Menurut Nugraha
L = panjang silinder (mm) dan Antoni (2007), kuat lentur beton
dihitung sesuai dengan lokasi
keruntuhan pada benda uji.

35
Lantif, dkk., Kinerja Serat Kawat…

Besarnya kuat lentur beton (modulus of 3. Untuk benda uji yang patahnya di luar
rapture) dapat dihitung dengan 1/3 lebar pusat pada bagian tarik
menggunakan rumus sebagai berikut: beton dan jarak antara titik
1. Apabila keruntuhan terjadi pada pembebanan dan titik patah lebih dari
bagian tengah bentang 5% bentang, hasil pengujian tidak
𝑃𝐿 dipergunakan.
𝑓𝑟 = 2
𝑏𝑑
Keterangan:
fr = modulus of rapture (MPa)
P = beban maksimum (N)
L = panjang bentang (mm)
b = lebar spesimen (mm)
d = tinggi spesimen (mm)
Gambar 3. Patah di luar 1/3
bentang tengah dan garis patah
pada >5% dari bentang
Sumber: SNI 4431-2011

METODE PENELITIAN
Gambar 1. Patah pada 1/3 bentang Bagan Alir Penelitian
tengah. Alur penelitian dapat dilihat pada
Sumber : SNI 4431-2011 gambar 4.

2. Apabila keruntuhan terjadi pada Bahan


bagian tarik di luar tengah bentang Bahan yang digunakan pada penelitian
3𝑃𝑎 ini yaitu agregat halus (pasir alam),
𝑓𝑟 = agregat kasar (batu pecah), semen (tipe 1
𝑏𝑑 2
Keterangan: PCC), air dan kawat bendrat (diameter 1
fr = modulus of rapture (MPa) mm yang dipotong sepanjang 8 cm).
P = beban maksimum (N)
b = lebar spesimen (mm) Pengujian Material
d = tinggi spesimen (mm) Setelah semua bahan telah disiapkan,
a = jarak rata-rata dari garis keruntuhan kemudian dilakukan pengujian material.
dan titik perletakan terdekat diukur Material yang digunakan adalah agregat
pada bagian tarik spesimen (mm) 2.7 halus (pasir alam), agregat kasar (batu
pecah) dan kawat bendrat (diameter 1
mm yang sudah dipotong sepanjang 8).
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah material yang
digunakan sudah memenuhi standar SNI
03-1750-1990. Adapun jenis
pemeriksaan yang dilakukan sebagai
berikut.
1. Berat jenis dan penyerapan Air
Gambar 2. Patah di luar 1/3 2. Berat isi
bentang tengah dan garis patah 3. Analisa ayak
pada <5% dari bentang 4. Kadar lumpur
Sumber: SNI 4431-2011 5. Kadar air

36
Lantif, dkk., Kinerja Serat Kawat…

Pembuatan Benda Uji


Pembuatan benda uji dilakukan dengan
pengadukan menggunakan mesin molen
dimana setiap satu kali pengadukan
digunakan untuk membuat 1 variasi
dengan jumlah benda uji per variasi
sebanyak 17 sampel (15 silinder, 2
balok). Benda uji silinder berukuran
diameter 15 cm dan tinggi 30 cm,
digunakan untuk pengujian kuat tekan,
kuat tarik dan modulus elastisitas. Untuk
benda uji balok berukuran panjang 50
cm, lebar 10 cm dan tinggi 10 cm,
digunakan untuk pengujian kuat lentur.
Setelah diaduk, beton segar dimasukkan
ke dalam cetakan kemudian buka
cetakan setelah kurang lebih 24 jam.
Setelah dilepas dari cetakan, kemudian
dilakukan perawatan beton dengan cara
direndam.

Pengujian Benda Uji


Setelah benda uji mencapai umur
pengujian, benda uji diangkat dari bak
rendam dan didiamkan di tempat yang
kering untuk mengeringkan benda uji.
Setelah benda uji kering, dilakukan
pengujian kuat tekan, kuat tarik, kuat
lentur dan modulus elastisitas
menggunakan mesin tekan. Untuk
Gambar 4. Bagan Alir Penelitian pengujian kuat tarik, beton diposisikan
tertidur dan ditambahkan batang besi di
Rancang Campuran bagian atasnya. Untuk pengujian kuat
Rancang campuran yang digunakan pada lentur, beton diletakan diatas dua titik
penelitian ini menggunakan metode tumpu dengan posisi tertidur kemudian
perbandingan berat dengan ditekan dengan satu titik tumpu bagian
perbandingan 1 : 2 : 2, yang kemudian tengah atas. Adapun untuk pengujian
didapatkan proporsi campuran per modulus elastisitas, posisi beton sama
variasi sebagai berikut: seperti dalam pengujian kuat tekan yaitu
posisi tegak namun ditambahkan alat
Tabel 1. Rancang Campuran Compressometer dan extensometer pada
Berat (17 Benda Uji) silinder beton. Untuk lebih jelasnya
Bahan
(Kg) dapat dilihat pada gambar 7.
PC 41.94 Setelah didapatkan data-data hasil
Pasir 83.87
Kerikil 83.87
pengujian, dilakukan analisa dan
Air 16.77 pembahasan terhadap data-data tersebut.
0% Kawat Bendrat 0
0.5% Kawat Bendrat 1.13
0.75% Kawat Bendrat 1.70
1% Kawat Bendrat 2.26 HASIL dan PEMBAHASAN

37
Lantif, dkk., Kinerja Serat Kawat…

Pengujian Bahan Pengujian Berat Isi


Pengujian bahan dilakukan terhadap Pengujian berat isi dilakukan setelah
agregat kasar dan agregat halus. nilai slump sudah sesuai target.
Pengujian bahan dilakukan di Pengujian berat isi dilakukan untuk
Laboratorium Bahan Teknik Sipil mengetahui perubahan berat isi beton
Politeknik Negeri Jakarta. segar setelah ditambahkan kawat
Pengujian dilakukan untuk mengetahui bendrat.
karakteristik agregat yang digunakan. Dari hasil pengujian yang tertera,
Hasil pengujian agregat tertera pada diketahui bahwa berat isi beton segar
tabel berikut. mengalami penurunan pada variasi 0,5%
Tabel 2. Hasil Pengujian Agregat dan terus mengalami peningkatan pada
Sifat Agregat
Agregat Agregat variasi 0,75% dan 1% dengan perubahan
Halus Kasar
Maks 40
yang tidak signifikan. Hal ini terjadi
Gradasi Zona 2 mm karena berat jenis dari kawat bendrat
Berat Jenis 1.960 2.680 (7850 kg/m3) lebih besar dari berat jenis
Penyerapan Air 8.835 7.683
(%)
beton (2200 kg/m3).
Berat Isi Lepas
871.244 1123.602
(kg/m³) Pengujian Kuat Tekan
Berat Isi Padat 1047.784 1252.997
Voids (%) 55.467 57.997
Pengujian kuat tekan beton dilakukan
Modulus Halus 2.200 8.536 pada umur 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28
Butir hari dengan menggunakan benda uji
Kadar Lumpur (%) 0.953 0.310
Kadar Air 0% dan
silinder. Hasil uji kuat tekan beton dapat
0.5% (%) 23.780 5.74 dilihat pada gambar 3 dan tabel 2.
Kadar Air 0.75% 26.080 5.45 Berdasarkan pengujian kuat tekan yang
(%)
Kadar Air 1% (%) 23.317 5.39
telah dilakukan, didapatkan hasil uji kuat
tekan rata-rata umur 28 hari variasi 0%,
0,5%, 0,75%, 1% secara berturut-turut
Pengujian Slump sebesar 14 Mpa, 14,24 Mpa, 16,56 Mpa
Pengujian Slump dilakukan setelah dan 13,51 Mpa. Diketahui dengan
pengadukan telah selesai. Tujuan ditambahkannya kawat bendrat, kuat
pengujian ini yaitu. untuk mengetahui tekan mengalami peningkatan dengan
tingkat kemudahan pengerjaan peningkatan optimum tercapai pada
(workability) pada beton. variasi 0,75% yaitu sebesar 16,56 Mpa
Dari hasil pengujian, didapatkan nilai sehingga beton mengalami peningkatan
slump pada variasi 0,5% sebesar 145 kuat tekan sebesar 18,28% dari beton
mm, pada variasi 0,75% sebesar 130 normal (tanpa kawat bendrat). Adapun
mm dan pada variasi 1% sebesar 125 kuat tekan pada beton variasi 1%
mm. Dari grafik 5.3, dapat disimpulkan mengalami penurunan dari nilai
bahwa nilai slump menurun seiring optimum. Hal ini disebabkan karena
dengan penambahan serat sehingga berlebihnya jumlah serat pada campuran
tingkat (workability) beton akan beton mengakibabkan beton menjadi
mengalami penurunan. Adapun hal ini sulit untuk homogen dan void yang
terjadi karena penambahan serat kawat dihasilkan pada beton juga semakin
bendrat memperkuat ikatan antar banyak.
material sehingga nilai slump beton
segar menurun. Pengujian Kuat Tarik
Pengujian kuat tarik beton dilakukan
pada umur 28 hari dengan
menggunakan benda uji silinder. Hasil

38
Lantif, dkk., Kinerja Serat Kawat…

uji kuat tarik dapat dilihat pada tabel 3 yang dihasilkan pada beton semakin
dan gambar 4. banyak.
Berdasarkan pengujian kuat tarik beton
pada tabel dan grafik, didapatkan hasil Pengujian Modulus Elastisitas
uji kuat tarik rata-rata umur 28 hari Pengujian modulus elastisitas beton
variasi 0%, 0,5%, 0,75%, 1% secara dilakukan pada umur 28 hari dengan
berturut-turut sebesar 0,995 Mpa, 1,004 menggunakan benda uji berbentuk
Mpa, 1,165 Mpa dan 1,136 Mpa. silinder bersamaan dengan pengujian
Diketahui dengan ditambahkannya kuat tekan umur 28 hari. Hasil uji
kawat bendrat, kuat tarik mengalami modulus elastisitas dapat dilihat pada
peningkatan dengan peningkatan tabel 5 dan gambar 6.
optimum tercapai pada variasi 0,75% Berdasarkan pengujian modulus
yaitu sebesar 1,165 Mpa sehingga beton elastisitas pada beton, didapatkan hasil
mengalami peningkatan kuat tarik pada umur 28 hari variasi 0%, 0,5%,
sebesar 21,99% dari beton normal 0,75%, 1% secara berturut-turut sebesar
(tanpa kawat bendrat). Adapun kuat tarik 11129,057 Mpa, 12166,51 Mpa,
pada beton variasi 1% mengalami 15184,56 Mpa dan 13864,16 Mpa.
penurunan dari nilai optimum. Hal ini Sedangkan untuk nilai modulus
disebabkan karena berlebihnya jumlah elastisitas berdasarkan perhitungan
serat pada campuran beton yang secara teoritis (garis merah) didapatkan
mengakibatkan beton menjadi sulit hasil bereturut-turut sebesar 15906,331
untuk homogen dan void yang dihasilkan Mpa, 15948,06 Mpa, 18133,66 Mpa,
beton semakin banyak. 16590,57 Mpa. Sehingga dapat
diketahui berdasarkan hasil pengujian
Pengujian Kuat Lentur maupun dari perhitungan teoritis, dengan
Pengujian kuat lentur beton dilakukan ditambahkannya kawat bendrat kedalam
pada umur 28 hari menggunakan benda campuran beton, modulus elastisitas
uji balok. Hasil uji kuat lentur dapat mengalami peningkatan dengan
dilihat pada table 4 dan gambar 5. peningkatan optimum tercapai pada
Berdasarkan pengujian kuat lentur beton variasi 0,75% yaitu sebesar 15184,560
pada tabel dan grafik, didapatkan hasil Mpa sehingga beton mengalami
uji kuat lentur rata-rata umur 28 hari peningkatan modulus elastisitas sebesar
variasi 0%, 0,5%, 0,75%, 1% secara 36,44% dari beton normal (tanpa kawat
berturut-turut sebesar 1,560 Mpa, 1,560 bendrat). Dari grafik gambar 6, dapat
Mpa, 1,950 Mpa dan 1,755 Mpa. diketahui bahwa nilai modulus elastisitas
Diketahui dengan ditambahkannya dengan pengujian dan perhitungan
kawat bendrat, kuat lentur mengalami teoritis memiliki nilai yang mendekati
peningkatan dengan peningkatan dengan nilai optimum berada pada
optimum tercapai pada variasi 0,75% variasi 0,75% yaitu 18133,66 Mpa untuk
yaitu sebesar 1,950 Mpa sehingga beton perhitungan teoritis dan 15184,56 Mpa
mengalami peningkatan kuat lentur untuk hasil pengujian.
sebesar 25% dari beton normal (tanpa
kawat bendrat). Adapun kuat lentur pada
KESIMPULAN
beton variasi 1% mengalami penurunan
dari nilai optimum. Sama seperti kuat Hasil pengujian kuat tekan maksimal
tarik dan kuat tekan, hal ini disebabkan pada kawat bendrat terjadi pada
karena berlebihnya jumlah serat pada presentase 0,75% sebesar 16,56 MPa,
campuran beton mengakibabkan beton modulus elastisitas maksimal pada
menjadi sulit untuk homogen dan void kawat bendrat terjadi pada presentase
0,75% sebesar 15184,56 MPa, kuat tarik

39
Lantif, dkk., Kinerja Serat Kawat…

belah maksimal pada kawat bendrat Benda Uji Silinder SNI 03-1974-
terjadi pada presentase 0,75% sebesar 2011, Bandung: BSN, 2011.
1,165 MPa dan kuat lentur maksimal [5] Badan Standarisasi Nasional, Tata
pada kawat bendrat terjadi pada Cara Perhitungan Struktur Beton
presentase 0,75% sebesar 1,950 MPa. Untuk Bangunan Gedung Dengan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, Standar SNI 03-2847-2002,
maka dapat disimpulkan bahwa Bandung: BSN, 2002.
penambahan kawat bendrat berbentuk [6] Badan Standarisasi Nasional,
lurus pada campuran beton dapat Metode Uji Kekuatan Tarik Belah
meningkatkan kuat tekan, kuat tarik Spesimen Beton Silinder SNI 03-
belah, kuat tarik lentur serta modulus 2491-2002, Bandung: BSN, 2002.
elastisitas beton. Dan dari hasil [7] Badan Standarisasi Nasional, Cara
pengujian yang sudah dilakukan Uji Kuat Lentur Beton Normal
terhadap kekuatan beton (kuat tekan, Dengan Dua Titik Pembebanan
kuat tarik belah, kuat tarik lentur, dan SNI 03-4431-2011, Bandung:
modulus elastisitas) dengan kawat BSN, 2011.
bendrat sebagai bahan tambah, [8] Tjokrodimuljo, Teknologi Beton,
didapatkan variasi yang optimum pada Yogyakarta: Nafiri, 1996.
variasi 0,75%. Beton mengalami [9] Madi, Jandsem Heo, Optimasi
peningkatan kekuatan karena Penggunaan Fly Ash Dengan
penambahan serat kawat bendrat pada Kadar Semen Minimum Pada
beton akan memperkuat ikatan antar Beton Mutu Tinggi, Malang: ITN,
material pada beton. Adapun kekuatan 2018.
pada beton persentase 1% mengalami [10] Leonardus, Pemeriksaan Kuat
penurunan terhadap persentase 0,75% Tekan dan Kuat Tarik Lentur
karena jumlah kawat bendrat pada Beton Serat Kawat Bendrat Yang
campuran beton terlalu banyak sehingga Ditekuk Dengan Variasi Sudut
beton menjadi sulit untuk homogen dan Berbeda, Jurnal Sipil Statik,
void yang dihasilkan pada beton juga 2019.
semakin banyak. [11] Association of Standard Testing
Materials, Test Method for Static
DAFTAR PUSTAKA Modulus of Elasticity and
Poisson’s Ratio of Concrete in
[1] P. N. Faizah, Perbandingan Compression, ASTM C469-02,
Pengaruh Penambahan Serat United States.
Bendrat Lurus (Straight Dengan [12] Badan Standarisasi Nasional,
Serat Bendrat Berkait (Hooked) Agregat Beton, Mutu dan Cara Uji
Terhadap Perilaku Beton Dengan SNI 03-1750-1990, Bandung:
Beban Tekan Berulang, Lampung: BSN, 1990.
Universitas Lampung, 2017.
[2] Sudarmoko, Indeks Tahanan
Lentur Beton Serat, vol. 17, no.
gabungan, 1993.
[3] B. Suhendro, Beton Fiber Konsep,
Aplikasi, dan Permasalahannya,
Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada, 2000.
[4] Badan Standarisasi Nasional, Cara
Uji Kuat Tekan Beton Dengan

40

You might also like