JURNAL KEGIATAN IBS
Stase Keperawatan Medikal Bedah
Disusun untuk memenuhi tugas stase KMB
Program Pendidikan Profesi Ners
Disusun Oleh :
RATIH WULAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
Jl.Ganesa 1 Purwosari Telp./Faks.( 0291 ) 437218 Kudus
2019
1
LEMBAR PENGESAHAN
Jurnal Tindakan Keperawatan Pada Tn.S Dengan Appendixitis
Di IBS RSUD Kelet
Untuk memenuhi stase KMB ( Keperawatan Medikal Bedah )
Disusun Oleh:
Nama : RATIH WULAN
NIM :
Tanggal disahkan : ..............................
Perseptor Pembimbing/akademik
Kistiya Ari Wijaya,S.Kep.Ns. ..……………………………...
2
JURNAL KEGIATAN IBS
DI RUANG IBS RSUD KELET
PROVINSI JAWA TENGAH
STASE MEDIKAL BEDAH
Oleh :
ENDAH SUSILOWATI
NIM : : E62019040139
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AJARAN 201
3
HALAMAN PERSETUJUAN
Jurnal Kegiatan IBS Ny M dengan operasi soft tissue tumor di ruang IBS
RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 ini telah diperiksa dan disetujui oleh
perseptor dan pembimbing akademi untuk memenuhi tugas stase Medikal Bedah
Program Studi Ners kelas khusus universitas muhamadiyah kudus tahun 2019
Nama : ENDAH SUSILOWATI
Nim : E62019040139
Disetujui Oleh
Perseptor Ruang IBS Pembimbing akademi
Kistya Ari Wijaya.S.Kep,Ners Sukesih S.Kep,Ners .M.Kep
4
Nama perawat : Endah susilowati
Tanggal pengkajian : Selasa , 5 November 2019
Tempat pengkajian : Ruang IBS, RSUD Kelet
I. Identitas Klien
Nama : Ny .M
Umur : 33 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Tempur kidul 04/01
Tanggal Masuk RS : 4 November 2019
No.RM : 084362
Diagnose Medis : STT dipunggung kanan
Tindakan medis : Eksterpasi soft tissue tumor
II. Pengkajian
DS : Pasien mengeluh kepala sedikit pusing, mengantuk, tidak sesak
nafas, pasien menanyakan apakah setelah kembali ke ruangan
sudah diijinkan makan dan minum.
DO : Dilakukan tindakan appendixtomy dengan general anestesi.
Pasca menjalani pembedahan, pasien post general anestesi
dipindahkan ke ruang pemulihan (recovery room ) untuk
dilakukan observasi dengan menggunakan parameter Aldrette
Score.
Kondisi pasca operasi: keadaan umum lemah, TD : 125/80
mmHg, N : 86x/mnt, respirasi 16 x/mnt, suhu 37’C.Pasien
mengatakan tidak merasa pusing, tidak mengantuk, tidak mual
dan muntah yang merupakan indikasi pasien dapat dipindahkan
ke ruang perawatan. Pasien keluar dari RR setelah 30 menit
pasca operasi.
5
Hasil pemeriksaan Aldrette score
ASPEK KRITERIA NILAI
Aktivitas motorik - 4 anggota gerak 4
(2)
- 2 anggota gerak
(1)
- 0 anggota gerak
(0)
Pernafasan - Mampu bernafas 2
dan batuk bebas
(2)
- Dyspnea,nafas
dangkal/terbatas
(1)
- Apnea (0)
Tekanan darah - Tensi 20 mmHg 2
pre op (2)
- Tensi 20-50 mmHg
pre Op (1)
- Tensi 50 mmHg
pre Op (0)
Kesadaran - Sadar penuh (2) 2
- Bangun waktu
dipanggil (1)
- Tidak ada respon
(0)
Warna kulit - Normal (2)
- Pucat Kelabu (1)
- Sianosis (0)
Jumlah Skor 12
6
III. Tindakan/hal yang dipelajari sesuai pengkajian
1.Keperawatan Pre Op
Keperawatan pre op adalah periode awal dari keperawatan
perioperatif.Selama periode ini proses keperawatan diarahkan untuk
persiapan operasi meliputi inform consent persetujuan tindakan
pembedahan ,pastikan gelang identitas pasien sesuai nama dan no
rm ,inform consent tindakan anestesi,bila ada gigi
palsu ,soflens ,lipstik ,aksesoris segera dilepas dan dibersihkan ,
lakukan mandi keramas ,persiapan kulit dan oral hiegiene ,puasa 8
jam sebelum tindakan op
2.Keperawatan Operatif
Keperawatan operatif adalah periode dimana pasien menjalani
proses pembedahan di ruang operasi ,meliputi 3 tahapan yaitu :
1.Sign in
Dilakukan sebelum induksi anestesi dihadiri minimal oleh
perawat dan ahli anestesi ,inform consent sudah ditanda tangani oleh
pasien atau keluarga pasien,lokasi opearsi diberi tanda ,mesin dan
obat anestesi telah di cek dan lengkap ,pulse oximeter sudah
taerpasang dan berfungsi,alergi obat pasien diketahui,peralatan dan
bantuan sudan tersedia termasuk darah dan plasma ,ada akses intra
vena yang adekuat
2.Time Out
Dilakukan sebelum insisi dihadiri minimal oleh perawat ,ahli
anestesi dan dokter operator ,seluruh anggota tim telah menyebutkan
nama dan peran masing-masing,pastikan nama pasien ,nama
prosedur ,dan dimana insisi akan dilakukan ,pemberian antibiotik 60
menit sebelum operasi bila mendapatkan,estimasi lama
opeasi ,antisipasi kehilangan darah disiapkan
3. Sign Out
Dilakukan sebelum pasien meninggalkan kamar operasi ,dihadiri oleh
perawat ,ahli anesthesi dan operator.Tim keperawatan secara lisan
7
mengkorfirmasi dihadapan tim ,nama prosedur
Eksterpasi,kelengkapan hitungan instrument ,pdond, dan jarum sudah
sesuai ,label spesimen .
3. Keperawatan Post Operatif
Keperawatan post operatif adalah periode akhir dari
keperawatan perioperatif. Selama periode ini proses keperawatan
diarahkan pada menstabilkan kondisi pasien pada keadaan
equilibrium fisilologis pasien, menghilangkan nyeri dan
pencegahan komplikasi.Pengkajian yang cermat dan intervensi
segera membantu pasien kembali pada fungsi optimalnya dengan
cepat,aman dan nyaman.Perawatan post operatif dilakukan di
ruang Recovery Room. Recovery Room (RR) adalah suatu
ruangan yang terletak di dekat kamar bedah, dekat dengan
perawat bedah, ahli anestesi dan ahli bedah sendiri, sehingga
apabila timbul keadaan gawat pasca bedah, klien dapat segera
diberi pertolongan.
Bila pengaruh obat bius sudah tidak berbahaya lagi, klien
bangun waktu dipanggil ( nilai Aldrette score > 8 ) barulah klien
dipindahkan ke kamarnya semula ( bangsal perawatan ).
1. Syarat Ruangan :
a. Tenang,bersih dan bebas dari peralatan yang tidak dibutuhkan
b. Warna ruangan lembut dan menyenangkan
c. Pencahayaan tidak langsung
d. Plafon kedap suara
e. Peralatan yang mengontrol atau menghilangkan suara (ex :
karet pelindung tempat tidur supaya tidak mengeluarkan suara
saat terbentur)
f. Tersedia peralatan sendiri : alat bantu pernafasan,
oksigen ,laringoskop, set trakeostomi, peralatan bronkial,
kateter , ventilator mekanis dan peralatan suction.
g. Peralatan kebutuhan sirkulasi : aparatus tekanan darah,
peralatan parenteral, plasma ekspander,set
intravena,defibrilator, kateter vena, dan tourniquet.
h. Balutan bedah
8
i. Tempat tidur yang dapat diakses dengan mudah, aman dan
dapat digerakkan dengan mudah.
j. Suhu ruangan berkisar antara 20-22°C dengan ventilasi
ruangan yang baik
2. Tugas Perawat di Recovery Room
a. Selama 2 jam pertama, periksalah nadi dan pernafasan setiap
15 menit,lalu setiap 30 menit selama 2 jam berikutnya.
Setelah itu bila keadaan tetap baik, pemeriksaan dapat
diperlambat. Bila tidak ada petunjuk khusus, lakukan setiap 30
menit.
b. Laporkan pula bila ada tanda – tanda syok, perdarahan dan
mengigil. Infus, kateter dan drain yang terpasang perlu juga
diperhatikan. Jagalah agar saluran pernafasan tetap lancar.
Klien yang muntah dimiringkan kepalanya, kemudian
bersihkan hidung dan mulutnya dari sisa muntahan. Bila perlu
suction sisa muntahan dari tenggorokan.
c. Klien yang belum sadar jangan diberi bantal agar tidak
menyumbat saluran pernafasan. Bila perlu, pasang bantal di
bawah punggung, sehingga kepala berada dalam sikap kepala
berada dalam sikap mendongak. Pada klien dengan
laparatomi, tekuk sedkit lututnya agar perut menjadi lemas
dan tidak meregangkan jahitan luka. Usahakan agar klien
bersikap tenang dan riles.
d. Tidak perlu segan untuk melaporkan semua gejala yang
perawat anggap perlu untuk mendapatkan perhatian,
termasuk gejala yang “tampaknya “ tidak berbahaya.
Tujuan perawatan pasca anestesi/ pembedahan di ruang
pemulihan :
a. Mempertahankan jalan nafas, dengan mengatur posisi,
memasang suction dan pemasangan mayo/gudel.
b. Mempertahankan ventilasi/oksigenasi, dengan pemberian
bantuan nafas melalui ventilator mekanik atau nasal kanul.
c. Mempertahankan sirkulasi darah, dapat dilakukan dengan
pemberian cairan plasma ekspander.
d. Observasi keadaan umum, observasi vomitusdan drainase.
9
3. Kriteria pasien yang diperbolehkan keluar dari Recovery Room
a. Gejala vital stabil dan fungsi respirasi serta sirkulatori
sempurna.
b. Pasien sudah bangun atau mudah bangun dan bisa
memanggil bila ada keperluan.
c. Komplikasi pasca bedah telah dievaluasi dengan cermat dan
terkendali.
d. Setelah anestesi regional fungsi motor dan sebagian sensori
telah pulih kembali pada daerah yang terkena anestesi.
e. Klien telah mempunyai kontrol suhu yang baik, fungsi
ventilasiyang baik, nyeri dan mual minimal, pengeluaran urin
yang adekuat, dan cairan elektrolitnya seimbang.
f. Pasien – pasien yang sakit akut yang memerlukan supervisi
ketat dipindahkan ke unit intensif.
g. Dengan pemberian Regional Anestesi maka menurut Score
Aldrette < 8, pantau TTV.
IV. Analisis disertai dengan kajian ilmiah dan sesuai data pada klien
Kondisi pasien pasca regional anestesi dalam kondisi
mengantuk, kepala sedkiti pusing, tidak sesaknafas, tampak tenang,
pasien menanyakan apakah setelah kembali ke ruangan sudah
diijinkan makan dan minum?TD : 120/70 mmHg, N : 96x/mnt, respirasi
18 x/mnt, suhu 36,4°C.Kondisi pasien mengantuk tersebut
dikarenakan metode general anesthesi. Anestesi umum (GA) adalah
keadaan yang dihasilkan saat pasien menerima obat untuk amnesia,
analgesia, paralisis otot, dan sedasi. Pasien yang diberi anestesi
dapat dianggap berada dalam keadaan tidak sadarkan diri yang
terkendali dan reversibel. Anestesi memungkinkan pasien untuk
mentoleransi prosedur pembedahan yang jika tidak menimbulkan rasa
sakit yang tak tertahankan, mempotensiasi eksaserbasi fisiologis
ekstrem, dan menghasilkan kenangan yang tidak menyenangkan.
Pasien mengeluh lemes TD : 120/70 mmHg, N : 96x/mnt,
respirasi 20 x/mnt, suhu 36,4°C.
Hasil pemeriksaan Aldrette score setelah 1 jam pasca anestesi
nilainya >8 dan pasien bisa dipindah ke ruang perawatan
biasa.Kriteria penilaian yang digunakan untuk menentukan kesiapan
pasien general anestesi dikeluarkan dari ruang post anestesi care unit
10
adalah Aldrette Score dengan warna kulit normal,kesadaran penuh,
Tensi 20 mmHg pre op, Mampu bernafas dan batuk bebas, 4 anggota
gerak
Diagnosa Medis : Soft Tissue Tumor
No Hari / Tanggal Data Fokus Problem Etiologi
1 Selasa , 5 Ds : - kerusakan luka insisi
November Do : Pasien dilakukan intergritas
2019 operasi laparotomy jaringan
Jam 10.30 siperut kearah
bawahn dengan
panjang luka jahitan
15 cm
menggunakan
bengang dalam Tvio
ma cromic dan
benang luar T silk.
simpul jahitan
tunggal.
TD : 121/72 mmhg
HR : 96 x/m
RR : 24x/m
SPO2 : 99%
B. Tindakan/hal yang dipelajari sesuai pengkajian
Melakukakan Heating luka post op soft tissue tumor
1. PENGERTIAN
Menjahit luka (hecting) adalah tindakan mendekatkan tepi-
tepi luka dan mempertahankan dengan benang atau jahitan
sampai terjadi kontinuitas jaringan.
2. TUJUAN
11
Meningkatkan kualitas pelayanan perawatan luka agar tidak
terjadi infeksi lanjut
Mempercepat proses penyembuhan luka
3. KEBIJAKAN
Sebelum menangani pasien, perawat harus mencuci tangan
hingga bersih
Perawat harus menggunakan sarung tangan steril ketika
melakukan tindakan
Alat yang digunakan harus dalam keadaan steril
Untuk luka yang dalam, jahitan dilakukan sebanyak 2 lapis
Sebelum dilakukannya tindakan medis, keluarga pasien harus
menandatangani surat persetujuan tindakan medis.
4. PROSEDUR
a. Mengucapkan salam pada pasien
1) Mengucapkan salam (selamat pagi.siang/malam) kepada
pasien
2) Menanyakan nama pasien yang akan dilakukan tindakan
b. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan prosedur
1) Memperkenalkan diri kepada pasien
2) Menjelaskan tujuan dilakukannya tindakan ini yaitu agar
tidak terjadi infeksi lebih lanjut dan mempercepat
penyembuhan luka
c. Tanda tangan informed consent apabila pasien setuju maupun
menolak tindakan yang akan dilakukan,
d. Melakukan tindakan
1) Mempersiapkan Alat
Tromol steril yang berisi:
Sarung tangan steril
Duk steril
Set alat bedah minor yang terdiri dari:
Pinset anatomi
Pinset cirurgi
Nald Folder
Gunting
Arteri Klem
12
Duklem
Benang jahit
Jarum jahit
Kassa steril
Cairan normal saline (NaCl 0,9%)
Cairan antiseptic
Korentang steril dan tempatnya
Obat anestesi
Plester
Gunting plester
Kom steril
Tempat sampah medis
Disposable syringe
Larutan H2O2/perhidrol
2) Pelaksanaan Tindakan
Cuci tangan dan keringkan, kemudian memakai sarung
tangan bersih
Memeriksa peralatan tindakan
Bersihkan luka dengan cairan antiseptic
Ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril
Jaringan di sekitar luka dianestesi local (Lidocaine,
Pehacaine)
Bila perlu bersihkan luka dengan cairan normal saline
(NaCl 0,9%)
Bila luka kotor dan dalam gunakan larutan H2O2/ perhidrol
10%
Pasang duk steril
Gunakan jarum untuk menjahit kulit, masukkan benang ke
lubang jarum, pada penggunaan jarum melengkung
(curved needle) dari arah dalam ke luar
Pegang jarum dengan menggunakan klem kemudian
mulai menjahit luka
Jika luka dalam sampai jaringan otot, makan di jahit lapis
demi lapis (jenis benang disesuaikan dengan jaringan
yang robek. Contoh catgut, chromic, side, dll
Ikat benang dengan membentuk simpul
13
Potong benang, sisakan sepanjang 1 mm (untuk jahitan
dalam) dan 0,65 cm (jahitan luar)
Lanjutkan jahitan luka sampai terjadi penutupan luka
Oleskan normal salin/disinfektan pada jahitan
Tutup dengan kasa steril
Pasang plester/hipafix
Pertimbangkan pemberian ATS profilaksis pada kondisi di
bawah ini:
Indikasi:
Luka lebih dari 1 cm
Luka tembak
Frost bite
Luka bakar
Luka kontaminasi
Luka yang sudah lebih dari 6 jam belum tertangani
Crush injury
Terdapat jaringan nekrotik
Luka dengan tepi ireguler
Dosis ATS profilaksis yang digunakan adalah 1500 IU
untuk jenis serum harus dilakukan skin test, sedangkan
jenis Human Immunoglobulin (Tetagam) tanpa harus
dilakukan skin test.
DOSIS ANAK = DOSIS DEWASA.
3) Mengakhiri prosedur dengan baik
Merapikan pasien dan menanyakan respons pasien
terhadap tindakan yang kita lakukan
Melepas sarung tangan dan membersihkan alat
Mencuci tangan
e. Mendokumentasikan tindakan dalam rekam medis
C. Analisa disertai kajian ilmiah
Post operasi adalah dimulai masuknya pasien keruang
pasca anestesi dan berakhir saat penyembuhan pasien selesai
(Kozier & Erb, 2009). Post Operasi adalah masa setelah dilakukan
pembedahan yang dimulai saat pasien dipindahkan ke ruang
14
pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah &
Hidayat, 2008). Tahap pasca-operasi dimulai dari memindahkan
pasien dari ruangan bedah ke unit pasca- operasi dan berakhir
saat pasien pulang.
Tindakan post operasi dilakukan dalam 2 tahap, yaitu periode
pemulihan segera dan pemulihan berkelanjutan setelah fase
pasca operasi, untuk klien yang menjalani bedah sehari pemulihan
normalnya terjadi dalam 1 sampai 2 jam dan penyembuhan dilakukan
di rumah,untuk klien yang dirawat di rumah sakit pemulihan terjadi
selama beberapa jam dan penyembuhan berlangsung selama 1 hari
atau lebih tergantung pada luasnya pembedahan dan respon klien,
setelah pembedahan perawatan klien dapat menjadi kompleks
akibat fisiologis yang mungkin terjadi,untuk mengkaji kondisi post
operasi ini perawat mengandalkan pengkajian keperawatan
preoperative.. Pengetahuan yang dimiliki klien tentang prosedur
pembedahan dan hal-hal yang terjadi selama pembedahan
berlangsung, informasi ini membantu perawat mendeteksi adanya
perubahan, Intervensi keperawatan post operasi diarahkan untuk
mencegah timbulnya komplikasi sehingga klien dapat kembali pada
tingkat fungsi yang setinggi mungkin (Potter & Perry, 2009)
Dalam tindakan post operasi tidak luput juga melakukan hecting,
hecting merupakan tindakan mendekatkan tepi-tepi luka dan
mempertahankan dengan benang atau jahitan sampai terjadi
kontinuitas jaringan. Dengan tilakukan hecting membuat Mempercepat
proses penyembuhan luka terutama luka post operasi soft tissue
tumor
15
V. Penggunan Referensi Terbaru
American Society of Anesthesiologists (ASA). Continuum of Depth of
Sedation Definition of General Anesthesia and Levels of
Sedation/Analgesia. October 27, 2004. Amended October 21, 2009.
ASA Web site. Available
at http://www.asahq.org/publicationsAndServices/standards/20.pdf.
Accessed: December 1, 2009. ( diakses tanggal 11 Mei 2018 )
Potter, Patricia A. dan Anne G. Perry. (2009). Fundamental Keperawatan Buku 1.
Ed. 7. Jakarta: Salemba Medika
Hidayat, A. A.& Uliyah Musrifatul. (2011). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia:
Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
16