0% found this document useful (0 votes)
64 views13 pages

Factors Influencing Audit Opinions

This document summarizes a study that analyzed factors influencing going concern audit opinions for manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2017 to 2021. The study found that liquidity has a significant negative effect on going concern opinions, while leverage and audit lag have a significant positive effect. Profitability, firm size, and audit quality did not have a significant effect. The results explained 69.6% of the variance in going concern opinions, with 30.4% influenced by other variables not tested. The study aimed to provide insight on going concern opinions during economic difficulties like the COVID-19 pandemic.

Uploaded by

Ayak Pietra
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
64 views13 pages

Factors Influencing Audit Opinions

This document summarizes a study that analyzed factors influencing going concern audit opinions for manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2017 to 2021. The study found that liquidity has a significant negative effect on going concern opinions, while leverage and audit lag have a significant positive effect. Profitability, firm size, and audit quality did not have a significant effect. The results explained 69.6% of the variance in going concern opinions, with 30.4% influenced by other variables not tested. The study aimed to provide insight on going concern opinions during economic difficulties like the COVID-19 pandemic.

Uploaded by

Ayak Pietra
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 13

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 12, Nomor 3, Tahun 2023, Halaman 1-13

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN (Online): 2337-3806

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT GOING


CONCERN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2017 – 2021)

Tamara Purnama T Sitanggang


Mutiara Tresna Parasetya 1

Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro


Jl.Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone: +622476486851

ABSTRACT
This study aims to analyze and describe the effect of Profitability, Liquidity, Leverage,
Company Size, Audit Quality, and Audit Lag on Going concern Audit Opinions in
Manufacturing Companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2017 –
2021. One of the issues in Indonesia that is related with a going concern opinion, namely
one of the transportation companies in Indonesia which received an unqualified opinion by
the auditing KAP, but later went bankrupt. The opinion received should indicate that the
company's condition is good, but in reality the company is in a bad condition. This study
uses agency theory to generate the hypothesis to be tested. This study used a purposive
sampling technique with certain criteria in sampling. According to the specified criteria,
obtained 100 research samples for 5 consecutive years and used logistic regression analysis
as a data analysis technique.

The results of the study show that liquidity has a significant negative effect on acceptance of
going concern audit opinions. Leverage and audit lag have a significant positive effect on
acceptance of a going concern audit opinion. Meanwhile profitability, firm size, and audit
quality have no significant effect on the acceptance of going concern audit opinion. The
results obtained from the Nagelkerke R Square test were 69.6%. It can be concluded that
there are 30.4% of other independent variables that influence the acceptance of going
concern audit opinions, outside of the independent variables that have been tested in
research.

Keywords: going concern audit opinion, leverage, liquidity, profitability

PENDAHULUAN
Kelangsungan hidup jangka panjang entitas bisnis menjadi tujuan dalam lingkungan
global. Salah satu hal yang dapat dilakukan manajemen dalam mengupayakan agar
perusahaan bertahan dalam jangka panjang adalah dengan memahami pengelolaan keuangan
yang benar. Menyajikan informasi keuangan perusahaan yang akurat dan terpercaya melalui
laporan keuangan merupakan aspek penting lainnya yang dapat dilakukan dalam menjamin
keberlangsungan dari suatu perusahaan. Laporan keuangan tersebut merupakan bagian dari
media yang dapat dimanfaatkan oleh manajemen perusahaan dalam membagikan dan
mengkomunikasikan informasi terkait kinerja dan keuangan perusahaan kepada
stakeholders, termasuk investor yang sangat mementingkan laporan keuangan karena
keputusannya untuk berinvestasi di suatu perusahaan dipengaruhi oleh kondisi keuangan,
terutama mengenai kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

1
Corresponding author
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 12, Nomor 3, Tahun 2023, Halaman 2

Laporan keuangan perusahaan perlu diaudit dalam upaya melindungi stakeholders


dari peluang terjadinya kesalahan pengambilan keputusan akibat informasi yang tidak
representatif. Auditor bertugas untuk mengevaluasi hal-hal berhubungan dengan kapabilitas
perusahaan dalam menjaga keberlangsungan dan prospek usaha dalam jangka panjang.
Opini audit atas laporan keuangan perusahaan termasuk satu dari beberapa faktor yang
investor tinjau sebagai penilaian kondisi keuangan dan kemampuan perusahaan untuk
melanjutkan operasionalnya. Opini audit going concern sesuai dengan SA No. 570 oleh IAPI
pada tahun 2013 adalah pertimbangan auditor ketika meragukan kemampuan perusahaan
yang diaudit untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Jika auditor menilai
perusahaan dapat melaksanakan operasional dan mempertahankan kelangsungan hidup
bisnisnya, maka probabilitas auditor mencantumkan opini audit going concern perusahaan
tersebut lebih kecil. Opini tersebut dicantumkan pada laporan keuangan tahunan dan laporan
auditor independen setelah paragraf pendapat dari auditor. Bagian ini menjadi salah satu
instrumen penting dalam menentukan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan
kelangsungan bisnisnya.
Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi melakukan delisting saham PT Sigmagold Inti
Perkasa Tbk (TMPI) pada tahun 2019. Pemberitahuan dari bursa menyatakan kewajiban
perusahaan telah berakhir akibat dicabutnya status sebagai perusahaan tercatat. Status ini
telah dicabut karena dua alasan. Alasan pertama adalah perusahaan dihadapkan pada
keadaan atau kejadian dan tidak mampu memperlihatkan pemulihan yang layak serta
memiliki dampak keuangan atau hukum yang signifikan berhubungan dengan kapabilitasnya
untuk mempertahankan usaha. Alasan kedua yaitu paling tidak selama 24 bulan terakhir,
saham emiten hanya diperdagangkan di pasar negosiasi akibat penghentian sementara di
Pasar Reguler dan Pasar Tunai. Oleh karena itu, Bursa Efek Indonesia mengantisipasi tidak
ada lagi emiten di masa mendatang yang kemungkinan harus delisting secara paksa karena
tidak memiliki rencana bisnis jangka panjang ke depan (Averio, 2020).
Pengungkapan opini going concern adalah hal yang sangat rumit untuk dilaksanakan.
Auditor harus memeriksa tidak hanya item dari laporan keuangan, namun juga perlu
mempertimbangkan aspek lain seperti kontinuitas dan keberadaan perusahaan. Salah satu
alasan kesulitan dan ketidakpastian ekonomi yang terjadi di Indonesia adalah pandemi Covid
19. Hal ini tidak diragukan lagi sangat mempengaruhi bisnis terkhusus manajemen dan
auditor yang akan merasa sulit untuk menilai performa perusahaan dan kliennya. Berbagai
indikator yang termuat pada laporan keuangan perlu dipahami dan digunakan auditor sebagai
landasan keputusan dalam pengungkapan opini audit terkait dengan going concern
perusahaan. Beberapa dari indikator yang dapat dimanfaatkan adalah profitabilitas,
likuiditas, leverage, dan ukuran perusahaan. Selain itu, kualitas audit dan lamanya audit lag
juga dapat menjadi pertimbangan auditor dalam mengungkapkan opini audit going concern.
Salah satu sektor yang terkena dampak signifikan dari pandemi Covid 19 adalah
manufaktur. Pandemi Covid 19 menghambat upaya perusahaan untuk memaksimalkan
pendapatan dan menjaga kelangsungan bisnisnya (going concern). Banyak perusahaan di
sektor manufaktur yang tidak dapat menjalankan operasional pabrik pada awal tahun 2020
akibat dari pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah
Indonesia. Meskipun demikian, perusahaan manufaktur juga mampu tetap bertahan dan
tumbuh sebesar 6,91 persen pada kuartal kedua tahun 2021 meskipun berada di bawah
tekanan pandemi Covid 19. Sektor manufaktur dipilih sebagai populasi penelitian karena
sektor manufaktur banyak diminati investor dan perusahaan sektor manufaktur memiliki
pengaruh besar dalam komposisi PDB Indonesia (Kemenperin, 2021). Pemulihan Indonesia
dari keterpurukan ekonomi sebagian besar didorong oleh sektor manufaktur. Sektor
manufaktur telah menjadi penggerak utama dan penopang perekonomian nasional secara
konsisten (Kemenperin, 2021).

2
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 12, Nomor 3, Tahun 2023, Halaman 3

Terdapat inkonsistensi temuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi opini


audit going concern. Berbagai penelitian meneliti variabel serupa seperti Averio (2020) serta
Gama dan Astuti (2014) yang menghasilkan kesimpulan yang berbeda. Penelitian Averio
(2020) menemukan bahwasanya variabel ukuran perusahaan tidak mempengaruhi
penerimaan opini audit going concern oleh perusahaan. Sedangkan penelitian oleh Gama
dan Astuti (2014) menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara negatif
terhadap opini audit going concern.

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Bagian ini mendeskripsikan hubungan antara variabel independen dan variabel


dependen penelitian melalui kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 1
Kerangka Pemikiran

Profitabilitas

Likuiditas
H3+
Leverage Opini audit going
H4- concern
Ukuran Perusahaan

Kualitas Audit

Audit Lag

Pengaruh Profitabilitas terhadap Opini Audit Going concern


Sesuai dengan teori agensi, manajemen akan berusaha menghasilkan nilai
profitabilitas perusahaan yang tinggi. Ini dikarenakan rasio profitabilitas dapat memberikan
gambaran kinerja perusahaan dalam menciptakan keuntungan. Suatu perusahaan dikatakan
dalam posisi keuangan yang baik dan mempunyai kemungkinan rendah menerima opini
audit going concern apabila perusahaan tersebut memiliki nilai profitabilitas tinggi.
Penelitian sebelumnya yaitu Averio (2020), Mulya dan Kustianingsih (2022), serta
Satriani dan Alfia (2020) mengemukakan bahwa angka profitabilitas berpengaruh secara
negatif terhadap penerimaan opini audit going concern.
Hipotesis yang dapat dirumuskan berdasarkan argumen tersebut, yaitu :

H1 : Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going


concern

Pengaruh Likuiditas terhadap Opini Audit Going concern


Manajemen perusahaan akan berusaha mempertahankan angka likuiditas yang baik
karena kesanggupan perusahaan dalam pembayaran utang jangka pendeknya dapat diukur
melalui likuiditas. Rasio ini dapat menggambarkan kondisi perusahaan di masa depan.
Kemampuan perusahaan dalam melanjutkan operasional akan bertambah besar dan
3
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 12, Nomor 3, Tahun 2023, Halaman 4

probabilitas menerima opini audit going concern akan menurun apabila angka likuiditasnya
tinggi.
Penelitian Averio (2020) serta Tjahjani dan Pudjiastuti (2017) menyatakan bahwa
penerimaan opini audit going concern dipengaruhi secara negatif oleh angka likuiditas
perusahaan.
Hipotesis yang dapat dirumuskan berdasarkan argumen tersebut, yaitu :

H2 : Likuiditas berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going


concern

Pengaruh Leverage terhadap Opini Audit Going concern


Rasio leverage dapat dimanfaatkan pihak eksternal sebagai gambaran mengenai
kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan dianggap akan menghadapi kesulitan keuangan
di masa depan apabila proporsi kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya bernilai
besar. Ini menimbulkan kekhawatiran auditor terkait dengan kemampuan perusahaan
menjaga kontinuitas operasional bisnisnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Tjahjani dan Pudjiastuti (2017), Satriani dan Alfia
(2020), serta Simamora dan Hendarjatno (2019) menyimpulkan bahwasanya penerimaan
opini audit going concern dipengaruhi secara positif oleh rasio likuiditas perusahaan.
Hipotesis yang dapat dirumuskan berdasarkan argumen tersebut, yaitu :

H3 : Leverage berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going


concern

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Opini Audit Going concern


Semakin besar nilai aset perusahaan maka akan semakin baik nilai perusahaan di
mata pihak eksternal. Kecenderungan auditor dalam mengungkapkan opini audit going
concern bagi perusahaan dapat dipengaruhi oleh ukuran perusahaan yang dinilai melalui
total asetnya. Perusahaan dengan total aset yang besar menandakan kondisi keuangan yang
lebih baik. Dengan ini, auditor tidak akan memiliki kesangsian terhadap kontinuitas
perusahaan tersebut.
Averio (2020) serta Gama dan Astuti (2014) menyimpulkan bahwasanya terdapat
pengaruh negatif dari ukuran perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern
oleh perusahaan.
Hipotesis yang dapat dirumuskan berdasarkan argumen tersebut, yaitu :

H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit


going concern

Pengaruh Kualitas Audit terhadap Opini Audit Going concern


Kualitas audit dapat memberikan gambaran kualitas laporan keuangan perusahaan
yang kemudian berhubungan dengan kontinuitas suatu perusahaan. Auditor dengan reputasi
yang baik dan cakupan yang luas lebih berpeluang dalam mengungkapkan permasalahan
bisnis klien dan memberikan penilaian berhubungan dengan going concern. Di sisi lain,
manajemen mengharapkan auditor mengungkapkan penilaian yang menyatakan bahwa
perusahaan pada periode audit dan kedepannya dapat mempertahankan kelangsungan
bisnisnya.
Penelitian sebelumnya yaitu Khaddafi (2015) dan Minerva et al. (2020)
menyimpulkan bahwasanya kualitas audit berpengaruh positif terhadap penerimaan opini
audit going concern oleh perusahaan.
Hipotesis yang dapat dirumuskan berdasarkan argumen tersebut, yaitu :
4
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 12, Nomor 3, Tahun 2023, Halaman 5

H5 : Kualitas audit berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going


concern

Pengaruh Audit Lag terhadap Opini Audit Going concern


Teori agensi menyatakan bahwa dalam penyusunan laporan keuangan, manajer akan
berusaha menyusun laporan tepat waktu untuk menghindari keterlambatan auditor dalam
mengungkapkan opini. Ini dikarenakan hal tersebut akan mempengaruhi penerimaan opini
audit going concern oleh perusahaan. Semakin panjang waktu penyelesaian audit maka akan
semakin besar peluang auditor untuk menyatakan permasalahan yang berhubungan dengan
kontinuitas perusahaan.
Penelitian terdahulu seperti Gama dan Astuti (2014) serta Minerva et al. (2020)
mengungkapkan bahwa penerimaan opini audit going concern dipengaruhi secara positif
oleh audit lag.
Hipotesis yang dapat dirumuskan berdasarkan argumen tersebut, yaitu :

H6 : Audit lag berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going


concern

METODE PENELITIAN

Opini Audit Going concern


Opini audit going concern merupakan variabel dependen dalam penelitian ini. Opini
tersebut menjelaskan bahwa perusahaan cenderung tidak dapat melanjutkan operasinya
sesuai dengan pertimbangan auditor. Yang meliputi opini audit going concern sesuai dengan
SPAP - PSA No. 30 SA Seksi 341 adalah laporan berisi opini wajar tanpa pengecualian
dengan bahasa penjelas, opini wajar dengan pengecualian, opini tidak wajar, dan pernyataan
tidak memberikan pendapat, yang memuat bagian atau kalimat penjelasan yang berhubungan
dengan kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usahanya.
Variabel dummy dimanfaatkan dalam penilaian opini audit going concern.
Perusahaan yang menerima opini going concern diberi nilai 1 dan yang tidak menerima opini
going concern diberi nilai 0 (Averio, 2020).

Profitabilitas
Variabel independen profitabilitas dapat dinilai dengan rasio return on asset (ROA)
yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Rasio ini menjelaskan kapabilitas
perusahaan dalam menciptakan laba dari aset yang digunakannya. Nilai return on asset yang
tinggi menjelaskan adanya efisiensi pengelolaan aset dan kinerja perusahaan yang baik.
Return on asset merupakan perbandingan antara laba bersih yang diperoleh perusahaan
terhadap rata-rata total aset dimiliki (Kieso et al., 2008).

Return on Assets = laba bersih setelah pajak/rata-rata total aset

Likuiditas
Kemampuan perusahaan dalam pemenuhan utang jangka pendeknya dapat diukur
dengan nilai likuiditas melalui current ratio. Rasio ini menunjukkan jumlah aset lancar yang
dapat digunakan untuk membayar utang lancar. Kemampuan perusahaan untuk membayar
utang jangka pendeknya akan semakin sulit jika likuiditasnya menurun. Current ratio dapat
diperoleh dengan membagi total aset lancar dengan utang lancar (Kasmir, 2016).

Current Ratio = total aset lancar / utang lancar


5
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 12, Nomor 3, Tahun 2023, Halaman 6

Leverage
Variabel independen leverage dimanfaatkan untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek dan jangka panjangnya, seperti
pembayaran bunga dan pokok utang. Perusahaan dengan angka leverage yang tinggi
menandakan bahwa pendanaan perusahaan didominasi oleh utang. Debt to Asset Ratio
(DAR) dapat dimanfaatkan sebagai proksi pengukuran leverage (Kasmir, 2016).

DAR = (total utang/total aset) x 100%

Ukuran Perusahaan
Variabel ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan yang
kemudian menunjukkan keadaannya. Perusahaan dengan skala besar cenderung lebih
mampu mengelola keuangannya dibanding perusahaan kecil. Ukuran perusahaan dapat
ditentukan dengan menggunakan total aset. Sesuai dengan penelitian Averio (2020) dan Ayu
et al. (2017), total aset digunakan sebagai proksi ukuran perusahaan karena dapat digunakan
untuk mengukur kontinuitas bisnis perusahaan.

Kualitas Audit
Variabel independen kualitas audit diukur salah satunya dengan menggunakan
ukuran KAP yang mengaudit laporan keuangan perusahaan. DeAngelo (1981) menjelaskan
bahwa kantor akuntan besar lebih independen dan dengan demikian akan melakukan audit
dengan kualitas lebih tinggi. KAP yang termasuk Big 4 dikategorikan sebagai KAP besar
sedangkan yang non Big 4 tergolong dalam kategori KAP kecil. Kualitas audit dinilai dengan
variabel dummy di mana KAP Big 4 dinilai 1 sedangkan yang non Big 4 dinilai 0 (Averio,
2020).

Audit Lag
Audit lag merupakan waktu yang terpakai dalam penyelesaian audit laporan
keuangan dengan menghitung selisih antara tanggal akhir periode akuntansi dan tanggal
penerbitan laporan auditor independen. Perusahaan dengan audit lag yang lebih lama
cenderung memiliki permasalahan finansial dan kelangsungan bisnisnya. Ini dapat mengarah
ke penerimaan opini audit going concern dari auditor (Ibrahim & Zulaikha, 2019).

Metode Analisis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis
seperti overall model fit test, hosmer and lemeshow’s goodness of fit test, uji koefisien
determinasi, dan uji regresi logistik. Persamaan model regresi yang dihitung, yaitu :

GCO = α + β1PROF + β2LIQ + β3LEV + β4SIZE + β5QUALITY + β6LAG + ꬳ

Keterangan :
GCO = Opini going concern
α = Konstanta
PROFIT = Profitabilitas
LIQ = Likuiditas
LEV = Leverage
SIZE = Ukuran Perusahaan
QUALITY = Kualitas Audit
LAG = Audit lag
ꬳ = Error
6
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 12, Nomor 3, Tahun 2023, Halaman 7

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Sampel Penelitian

Tabel 1 Sampel Penelitian

No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan manufaktur yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia 195
(BEI) tahun 2017 - 2021
2 Perusahaan tidak mengalami rugi setidaknya 3 tahun dari 5 tahun (139)
penelitian
3 Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan (18)
tidak lengkap
4 Perusahaan yang melakukan delisting selama tahun observasi dan (18)
yang listing setelah tahun 2017
Jumlah sampel per tahun 20
Total observasi 100

Analisis Statistik Deskriptif

Tabel 2 Statistik Deskriptif

N Min Max Mean Std. Dev.


ROA 100 -,37 ,35 -,0205 ,08205
CR 100 ,13 7,83 2,1372 1,67309
DAR 100 ,01 ,92 ,2932 ,22026
Ln Asset 100 25,36 31,65 28,0381 1,55659
LAG 100 63,00 272,00 95,6900 31,85152
Valid N (listwise) 100
Sumber: Pengolahan data sekunder, 2023

Tabel 3 Statistik Deskriptif Variabel Dummy

Variabel Kategori Makna Kategori Frekuensi/ Persentase


Dummy Jumlah (%)
1 Sampel perusahaan yang menerima 34 34%
opini audit yang berfokus pada
masalah terkait potensi
Going
ketidakmampuan perusahaan untuk
concern
terus beroperasi (GCAO)
Audit
0 Sampel perusahaan yang menerima 66 66%
Opinion
opini WTP dan tidak terdapat
penekanan atas suatu hal (Non
GCAO)
1 Sampel perusahaan yang diaudit oleh 40 40%
KAP Big Four
Audit
0 Sampel perusahaan yang diaudit oleh 60 60%
Quality
KAP yang tidak termasuk dalam
salah satu Big Four
7
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 12, Nomor 3, Tahun 2023, Halaman 8

Sumber: Pengolahan data sekunder, 2023


Berdasarkan output yang ditampilkan pada tabel 3, variabel opini audit going
concern yang diproksikan melalui variabel dummy memiliki nilai minimum 0 dan
maksimum 1. Perusahaan yang menerima opini audit going concern memiliki frekuensi
sebesar 34% dari total observasi. Variabel independen profitabilitas melalui rasio Return on
Assets (ROA) memiliki nilai minimum sebesar -0,37 dan maksimum 0,35 dengan mean
sebesar -0,02 dan standar deviasi yaitu 0,082. Variabel likuiditas melalui current ratio
memiliki nilai minimum sebesar 0,13 dan maksimum sebesar 7,83. Mean dari data likuiditas
yaitu 2,14 dengan standar deviasi 1,67. Leverage yang diperoleh dengan rasio Debt to Assets
menunjukkan angka minimum sebesar 0 dengan maksimum 0,92. Standar deviasi variabel
ini adalah 0,22 dengan nilai mean sebesar 0,29. Variabel independen ukuran perusahaan
memiliki rentang nilai 25,36 hingga 31,65. Mean yang diperoleh dari variabel ini adalah
28,04 dengan standar deviasi senilai 1,5. Variabel kualitas audit melalui variabel dummy
memiliki nilai 0 dan 1. Terdapat 40% dari perusahaan sampel yang diaudit oleh KAP Big 4.
Variabel audit lag menunjukkan nilai terendah yaitu 63 hari dan tertinggi yaitu 272 hari.
Nilai mean variabel sebesar 95,7 hari dengan nilai standar deviasinya 31,8 hari.

Pembahasan Hasil Penelitian

Tabel 4 Goodness of Fit Test


Hosmer & Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 5,065 8 ,751
Sumber: Pengolahan data sekunder, 2023

Temuan penelitian pada tabel 4 yang meliputi nilai chi square 5,065 dan tingkat
signifikansi 0,751. Diperoleh kesimpulan bahwa model diterima dan memadai karena nilai
signifikansi menunjukkan angka melebihi 0,05. Dengan ini model dapat digunakan untuk
memproyeksikan data-data dalam penelitian dan analisis selanjutnya dapat dilakukan.

Tabel 5 Overall Model Fit


Coefficients
Iteration -2 LL Const. PROF LIQ LEV SIZE Q LAG
Step 1 1 77,687 3,124 ,283 -,394 1,789 -,191 ,022 -,553
2 63,890 3,347 ,588 -,758 2,933 -,240 ,037 -1,081
3 59,330 4,150 ,632 -1,147 3,957 -,293 ,047 -1,561
4 58,437 5,222 ,646 -1,427 4,547 -,343 ,052 -1,814
5 58,383 5,605 ,635 -1,522 4,676 -,359 ,054 -1,874
6 58,382 5,635 ,634 -1,530 4,682 -,360 ,054 -1,877
7 58,382 5,635 ,634 -1,530 4,682 -,360 ,054 -1,877
a. Method:aEnter
b. Constant is included in the model
c. Initial -2 LL : 128,207
d. Estimation terminated at iteration 7 because parameter estimates changed by < 0,001.
Sumber: Pengolahan data sekunder, 2023

Pengujian dilakukan untuk menguji kesesuaian data penelitian dengan model di


mana kemungkinan hubungan saling ketergantungan antar variabel yang diteliti dihitung
(Ghozali, 2018). Nilai akhir -2 Log Likelihood adalah 58.382 setelah memasukkan variabel
bebas ke dalam model. Terdapat penurunan nilai dari Log Likelihood awal sebesar 69,825.
8
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 12, Nomor 3, Tahun 2023, Halaman 9

Penurunan ini menunjukkan bahwa variabel bebas pada model regresi telah menghasilkan
kesesuaian model dengan data.

Tabel 6 Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
1 58,382a ,503 ,696
a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by
less than ,001.
Sumber: Pengolahan data sekunder, 2023

Hasil tertera pada tabel 6 menjelaskan bahwa 69,6% variabel dependen mampu
dijelaskan oleh variasi variabel independen dalam penelitian ini yakni profitabilitas,
likuiditas, leverage, ukuran perusahaan, kualitas audit, dan audit lag. Sementara itu, variabel
di luar penelitian memberikan pengaruh 30,4% dari variabel dependen.

Tabel 7 Uji Regresi Logistik

Variables in the Equation


95% C.I.for
EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step 1a PROF ,634 4,683 ,018 1 ,892 1,886 ,000 18257,746
LIQ -1,530 ,490 9,756 1 ,002 ,217 ,083 ,566
LEV 4,682 2,163 4,684 1 ,030 107,985 1,556 7494,940
SIZE -,360 ,311 1,341 1 ,247 ,698 ,379 1,283
LAG ,054 ,017 9,570 1 ,002 1,055 1,020 1,092
QUALITY -1,877 1,034 3,299 1 ,069 ,153 ,020 1,160
Constant 5,635 8,236 ,468 1 ,494 280,105
a. Variable(s) entered on step 1: Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan,
Audit Lag, Kualitas Audit.

Sumber: Pengolahan data sekunder, 2023

Dengan tingkat kesalahan sebesar 5%, model regresi berikut terbentuk menggunakan tabel
tersebut:
𝝅
𝑳𝒏 (𝟏−𝝅) = 5,635 + 0,634PROF - 1,530LIQ + 4,682 LEV – 0,360SIZE –
1,877QUALITY + 0,054LAG

Pengaruh Profitabilitas terhadap Opini Audit Going Concern


Hasil penelitian variabel profitabilitas menunjukkan hasil koefisien positif 0,634
dengan signifikansi 0,892. Dengan hasil ini, maka H1 ditolak. Nilai ROA dapat dianggap
sebagai persentase keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan aset perusahaan.
Manajemen sebagai agen akan berusaha untuk menunjukkan profitabilitas yang tinggi agar
menunjukkan kinerja operasional bisnis yang memuaskan. Namun, rasio ini tidak memiliki
pengaruh terhadap opini yang diterima karena opini dapat dipengaruhi juga oleh financial
leverage yang tinggi atau terdapat peningkatan laba tetapi tidak didukung dengan penurunan
kewajiban yang proporsional.
9
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 12, Nomor 3, Tahun 2023, Halaman 10

Hasil penelitian ini serupa dengan Yuliyani dan Erawati (2017) serta Lie et al. (2016)
yang sampai pada kesimpulan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap
opini going concern. Namun, hasil ini inkonsisten terhadap penelitian Averio (2020) serta
Mulya dan Kustianingsih (2022) yang menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh
negatif terhadap opini going concern.

Pengaruh Likuiditas terhadap Opini Audit Going Concern


Likuiditas memiliki tingkat koefisien -1,530 dengan tingkat signifikansi 0,002 yang
menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap opini audit going
concern. Dengan ini, H2 diterima. Teori agensi menyatakan bahwa prinsipal mengutus agen
dalam melakukan operasional perusahaan dan agen diharuskan untuk mengkomunikasikan
hasil operasional perusahaan pada prinsipal. Salah satu pertimbangan adalah kemampuan
perusahaan untuk menjamin kewajiban jangka pendeknya. Buruknya finansial perusahaan
dapat diketahui dengan rendahnya likuiditas. Auditor sering mengeluarkan opini audit going
concern ketika situasi keuangan perusahaan yang sulit dan tingkat likuiditas yang rendah.
Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Averio (2020) serta Tjahjani
dan Pudjiastuti (2017) yang menyimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap
opini audit going concern. Sedangkan temuan Simamora dan Hendarjatno (2019)
menyimpulkan sebaliknya yaitu likuiditas tidak memiliki pengaruh terhadap opini going
concern.

Pengaruh Leverage terhadap Opini Audit Going Concern


Hasil penelitian menunjukkan variabel leverage menghasilkan koefisien nilai sebesar
4,682 pada tingkat signifikansi 0,03. Dengan hasil ini, H3 diterima yang artinya leverage
memiliki pengaruh signifikan positif pada penerimaan opini audit going concern. Salah satu
faktor keuangan yang dapat dimanfaatkan auditor dalam mengevaluasi kinerja manajemen
adalah leverage. Jika sebagian besar aset yang dimanfaatkan perusahaan untuk
melaksanakan aktivitas operasionalnya didanai oleh utang maka perusahaan cenderung
mengandalkan utang untuk menjalankan operasionalnya. Jika kinerja keuangan perusahaan
tidak baik maka kemungkinan besar perusahaan tidak akan mampu membayar utangnya.
Dengan demikian, auditor akan cenderung mengeluarkan opini audit going concern bagi
perusahaan.
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian oleh Averio (2020) serta Simamora dan
Hendarjatno (2019) yang menyimpulkan bahwa leverage memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Namun, simpulan penelitian
tersebut bertentangan dengan penelitian Rahmadona et al. (2019) yang mengungkapkan
bahwa tidak terdapat pengaruh antara leverage dengan penerimaan opini audit going
concern.

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern


Variabel ukuran perusahaan menghasilkan nilai koefisien -0,360 dengan signifikansi
0,247. Dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan secara negatif mempengaruhi penerimaan
opini namun tidak signifikan secara statistik. Dengan ini, H4 ditolak. Ukuran perusahaan
bukanlah penanda utama auditor mengungkapkan opini going concern lantaran tidak selalu
mencerminkan performa perusahaan dalam menciptakan laba atau kemampuannya untuk
mempertahankan bisnisnya. Meskipun perusahaannya kecil, kecil peluangnya diragukan
dapat menjaga kontinuitasnya jika manajemen dan kinerja bisnis dikelola dengan baik untuk
memastikan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang.
Averio (2020) serta Tjahjani dan Pudjiastuti (2017) menyimpulkan bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap opini going concern. Ini sejalan dengan
temuan penelitian. Temuan ini bertentangan dengan temuan Gama dan Astuti (2014) yang
10
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 12, Nomor 3, Tahun 2023, Halaman 11

menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap opini audit going
concern.

Pengaruh Kualitas Audit terhadap Opini Audit Going Concern


Variabel kualitas audit menunjukkan koefisien nilai -1,877 pada signifikansi 0,069.
Dengan ini, H5 ditolak karena hasil menjelaskan bahwa kualitas audit tidak mempengaruhi
penerimaan opini audit going concern. Kantor Akuntan Publik (KAP) Big 4 dan KAP Non
Big 4 memiliki kesempatan yang sama dalam hal mengungkapkan opini audit going concern
karena KAP akan bekerja dengan kompeten dan independen untuk mempertahankan reputasi
yang dimiliki dan menghindari situasi yang dapat merugikannya. Hal tersebut sesuai dengan
teori agensi bahwa auditor bertanggung jawab sebagai pihak independen untuk memberikan
jasa audit yang bermutu karena hasil audit akan membantu pihak eksternal dalam hal
pengambilan keputusan.
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Effendi (2019) serta Kurnia dan Mella
(2018) mengungkapkan kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan
opini audit going concern. Namun, temuan ini berbeda dari penelitian Averio (2020) yang
menemukan bahwa penerimaan opini audit going concern secara signifikan dipengaruhi
secara negatif oleh kualitas audit.

Pengaruh Audit Lag terhadap Opini Audit Going Concern


Hasil penelitian menunjukkan nilai audit lag memiliki tingkat koefisien 0,054 dan
tingkat signifikansi 0,002 yang menunjukkan bahwa variabel ini memiliki pengaruh positif
signifikan. Kesimpulan tersebut mendukung dan menerima H6. Teori agensi menyatakan
bahwa auditor diberi tugas untuk menilai kesesuaian kinerja agen dengan laporan keuangan
yang dilaporkan. Semakin lama auditor menyelesaikan prosedur audit, semakin besar pula
kemungkinan adanya masalah yang perlu ditelaah lebih lanjut dalam perusahaan. Ini
kemudian akan berpengaruh pada penerimaan opini audit going concern oleh perusahaan.
Temuan penelitian ini konsisten dengan temuan Amami dan Triani (2021) serta
Auladi et al. (2019) yang menyimpulkan bahwa audit lag mempengaruhi penerimaan opini
audit going concern secara positif. Penelitian Minerva et al. (2020) tidak sejalan dengan
temuan tersebut karena menunjukkan bahwa opini audit going concern tidak dipengaruhi
oleh audit lag.

KESIMPULAN
Penelitian empiris digunakan dalam studi ini untuk memahami pengaruh
profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan, kualitas audit, dan audit lag pada
opini audit going concern. Perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI dari 2017-2021
menjadi fokus penelitian ini. Sampel untuk studi ini ditetapkan dengan menggunakan
purposive sampling sesuai kriteria yang telah ditentukan.
Hasil dari penelitian yaitu bahwa variabel likuiditas memiliki pengaruh negatif
signifikan terhadap opini audit going concern. Kemudian, variabel leverage dan kualitas
audit memiliki pengaruh positif signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
Terakhir, variabel profitabilitas, ukuran perusahaan, dan kualitas audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
Kesenjangan dan keterbatasan yang dapat ditemukan pada penelitian adalah bahwa
nilai perolehan melalui pengujian Nagelkerke R Square adalah 69,6%. Kesimpulannya
adalah terdapat 30,4% variabel independen lainnya yang mempengaruhi penerimaan opini
audit going concern sebagai variabel dependen selain variabel independen yang
dimanfaatkan pada penelitian ini. Kemudian, penelitian ini hanya menggunakan sektor
manufaktur yang memperoleh kerugian setidaknya 3 tahun dari 5 tahun penelitian. Ini

11
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 12, Nomor 3, Tahun 2023, Halaman 12

menyebabkan sampel yang diperoleh sedikit karena tidak banyak perusahaan manufaktur
yang mengalami rugi setidaknya tiga tahun.
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya berdasarkan beberapa
keterbatasan yang telah ditemukan adalah dengan memperluas populasi penelitian untuk
memperoleh hasil yang lebih valid dengan menggunakan sektor berbeda dicatat pada Bursa
Efek Indonesia seperti pertambangan, industri, dan sebagainya. Selain itu, dimungkinkan
untuk menemukan faktor tambahan yang memiliki pengaruh pada opini audit going concern
melalui penambahan variabel independen yang diteliti menggunakan alternatif pengukuran
yang berbeda. Beberapa variabel yang dapat digunakan termasuk kesulitan keuangan,
ekspansi perusahaan, dan rencana manajemen.

REFERENSI

Amami, I., & Triani, N. N. A. (2021). Pengaruh Audit Delay, Fee Audit, Leverage, Litigasi,
Ukuran dan Umur Perusahaan Terhadap Opini Audit Going concern. Jurnal Akuntansi
AKUNESA, 10(1), 46–56.
Auladi, I. A. T., Azizah, D., Suwaji, D. W., & Harventy, G. (2019). Pengaruh Audit Delay,
Reputasi Auditor terhadap Penerimaan Opini Audit Going concern (Studi Empiris pada
Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2015-2017). Jurnal Akademi Akuntansi, 2(2), 93–103.
Averio, T. (2020). The analysis of influencing factors on the going concern audit opinion –
a study in manufacturing firms in Indonesia. Asian Journal of Accounting Research,
6(2), 152–164. https://doi.org/10.1108/AJAR-09-2020-0078
Ayu, A. S., Handayani, S. R., & Topowijono, T. (2017). Pengaruh likuiditas, leverage,
profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap financial distress studi pada perusahaan
manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2012-2015. Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas Brawijaya, 43(1), 138–
147.
Effendi, B. (2019). Kualitas Audit, Kondisi Keuangan, Ukuran Perusahaan dan Penerimaan
Opini Audit Going concern. Owner: Riset Dan Jurnal Akuntansi, 3(1), 9–15.
Gama, A. P., & Astuti, S. (2014). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENERIMAAN OPINI
AUDITOR DENGAN MODIFIKASI GOING CONCERN (Studi Empiris di Bursa Efek
Indonesia). www.idx.co.id.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi analisis multivariete SPSS 25. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Ibrahim, F. R., & Zulaikha, Z. (2019). Audit Report Lag: Faktor–Faktor Pengaruh Dan
Dampaknya Terhadap Respon Pasar Pada Saham Perusahaan Manufaktur Yang
Beredar (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Indonesia). Diponegoro Journal
of Accounting, 8(4).
Kasmir, K. (2016). Pengantar Manajemen Keuangan Edisi 5. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2008). Akuntansi intermediate. Jakarta:
Erlangga.
Kurnia, P., & Mella, N. F. (2018). Opini Audit Going concern: Kajian Berdasarkan Kualitas
Audit, Kondisi Keuangan, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan
dan Opini Audit Tahun Sebelumnya pada Perusahaan yang Mengalami Financial
Distress pada Perusahaan Manufaktur (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2015). JURNAL RISET AKUNTANSI
DAN KEUANGAN.
Lie, C., Wardani, R. P., & Pikir, T. W. (2016). Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas,
Profitabilitas, dan Rencana Manajemen terhadap Opini Audit Going concern (Studi
12
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 12, Nomor 3, Tahun 2023, Halaman 13

Empiris Perusahaan Manufaktur di BEI). Berkala Akuntansi Dan Keuangan Indonesia,


1.
Minerva, L., Sumeisey, V. S., Stefani, S., Wijaya, S., & Lim, C. A. (2020). Pengaruh
Kualitas Audit, Debt Ratio, Ukuran Perusahaan dan Audit Lag terhadap Opini Audit
Going concern. Owner, 4(1), 254.
Mulya, H., & Kustianingsih. (2022). The Influence of Solvability, Profitability, and Prior
Audit Opinion on Going concern Audit Opinion. In International Journal of Innovative
Science and Research Technology (Vol. 7, Issue 6). www.ijisrt.com1548
Rahmadona, S., Djefris, D., & Sukartini. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini
Audit Going concern. Jurnal Akuntansi Dan Manajemen, 14(1), 15–42.
Satriani, E., & Alfia, Y. D. (2020). Influence of Profitability, Solvability, and Company
Growth on Going concern Audit Opinions. Jurnal AKSI (Akuntansi Dan Sistem
Informasi), 5(2), 120–128. https://doi.org/10.32486/aksi.v5i2.608
Simamora, R. A., & Hendarjatno, H. (2019). The effects of audit client tenure, audit lag,
opinion shopping, liquidity ratio, and leverage to the going concern audit opinion. Asian
Journal of Accounting Research, 4(1), 145–156. https://doi.org/10.1108/AJAR-05-
2019-0038
Tjahjani, F., & Pudjiastuti, W. (2017). The acceptance of audit going concern opinion on
companies listed in indonesia stock exchange.
Yuliyani, N. M. A., & Erawati, N. M. A. (2017). Pengaruh Financial Distress, Profitabilitas,
Leverage Dan Likuiditas Pada Opini Audit Going concern. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 19(2), 1490–1520.

13

You might also like