JURNAL AGROINDUSTRI BERKELANJUTAN VOL. 1 NO.
2 (2022)                                                            245
Analisis Kadar Asam Klorogenat dan Kafein Kopi Robusta, Virhananda et al.
    ANALISIS KADAR ASAM KLOROGENAT DAN KAFEIN
  BERDASARKAN PERBEDAAN LOKASI PENANAMAN DAN
SUHU ROASTING PADA KOPI ROBUSTA (C. canephora Pierre)
       ANALYSIS OF CHLOROGENIC ACID AND CAFFEINE LEVELS BASED ON
   DIFFERENCES IN PLANTING LOCATIONS AND ROASTING TEMPERATURES IN
                 ROBUSTA COFFEE (C. CANEPHORA PIERRE)
Muhammad Rakha Pradipta Virhananda, Erdi Suroso*, Fibra Nurainy, Suharyono, Subeki,
                               Wisnu Satyajaya
                     Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
                                *email korespondensi: erdi.suroso@fp.unila.ac.id
    Tanggal diterima: 20 April 2022      Tanggal disetujui: 7 Agustus 2022   Tanggal terbit: 28 September 2022
                                                    Abstract
Coffee has chemical compounds such as caffeine and chlorogenic acid. The content of chemical compounds
in coffee is influenced by several factors such as maturity level, planting site, and post-harvest handling. The
purpose of this study was to determine differences in the height of the planting location on the levels of
chlorogenic acid compounds and caffeine levels of Robusta coffee as well as to determine the differences in
roasting temperature on the levels of chlorogenic acid and caffeine levels of Robusta coffee. The study was
structured descriptively with 2 factorials. The treatment in this study was the planting location which
consisted of 3 levels, namely K1 (West of Lampung), K2 (Tanggamus), and K3 (Way Kanan) and the Roasting
temperature which consisted of 2 levels, namely T1 (180oC), and T2 (240oC). The results showed that the
lower the altitude of the planting location, the higher the caffeine and chlorogenic acid content of the coffee
beans produced, while the higher the roasting temperature, the lower the caffeine and chlorogenic acid
content of the coffee beans produced.
Keywords: caffeine, chlorogenic acid, robusta coffee
                                                  Abstrak
Kopi memiliki senyawa kimia seperti kafein dan asam klorogenat. Kandungan senyawa kimia dalam kopi
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat kematangan, tempat tanam, dan penanganan pasca panen.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan ketinggian lokasi tanam terhadap kadar senyawa
asam klorogenat dan kadar kafein kopi robusta serta untuk mengetahui perbedaan suhu roasting terhadap
kadar asam klorogenat dan kadar kafein kopi robusta. Penelitian disajikan secara deskriptif dengan
menggunakan 2 faktor. Faktor pertama yaitu perbedaan ketinggian lokasi tanam, yang terdiri K1 (Lampung
Barat), K2 (Tanggamus), dan K3 (Way Kanan). Faktor kedua adalah suhu roasting, yang terdiri dari 2 level
yaitu T1 (180oC), dan T2 (240oC). Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin tinggi lokasi penanaman
maka akan semakin tinggi kandungan kafein dan asam klorogenat biji kopi yang dihasilkan, sedangkan
semakin tinggi suhu penyangraian maka kandungan kafein dan asam klorogenat biji kopi yang dihasilkan
akan semakin rendah.
Kata kunci: asam klorogenat, kafein, kopi robusta
PENDAHULUAN                                                   Indonesia tanaman kopi adalah salah satu
    Kopi merupakan salah satu minuman                         komoditas unggulan utama yang saat ini
yang paling digemari banyak orang.                            turut menyumbangkan devisa terhadap
Tanaman kopi merupakan salah satu                             negara (Hamni dkk., 2013). Lampung me-
komoditas ekspor yang mempunyai nilai                         rupakan provinsi penghasil kopi terbesar
ekonomis relatif tinggi dipasaran dunia. Di                   ke dua di Indonesia setelah Sumatera
                                                                               e-ISSN 2828-674X | p-ISSN 2828-8513
JURNAL AGROINDUSTRI BERKELANJUTAN VOL. 1 NO. 2 (2022)                                                       246
Analisis Kadar Asam Klorogenat dan Kafein Kopi Robusta, Virhananda et al.
Selatan. Menurut Badan Pusat Statistika                      citarasa dan kandungan diantara ketiga
(2018) wilayah penghasil kopi terbesar di                    wilayah penghasil kopi tersebut.
Provinsi Lampung adalah Kabupaten                                  Mutu bubuk kopi ditentukan ber-
Lampung Barat (52.572 ton), Kabupaten                        dasarkan sifat fisik dan kandungan kimia-
Tanggamus (33.482 ton), dan Kabupaten                        nya (Edowai dan Tahoba, 2018). Kopi
Way Kanan (8.722 ton).                                       memiliki senyawa kimia seperti kafein dan
       Dua spesies kopi yang ditanam                         asam klorogenat. Kandungan senyawa
secara komersial untuk perdagangan                           kimia dalam kopi dipengaruhi oleh
internasional yaitu kopi arabika yang                        beberapa faktor seperti tingkat kemata-
menyumbang dua pertiga produksi dunia,                       ngan, tempat tanam, penanganan pasca
dan kopi robusta, dengan seper-tiganya                       panen dan pengolahannya. Menurut
keluaran global (Handayani, 2013). Kopi                      (Sridevi dan Giridhar, 2013) kopi yang
jenis arabika memiliki variasi rasa manis,                   tumbuh pada elevasi lebih tinggi
lembut, kuat dan tajam sedangkan kopi                        mempunyai komponen senyawa kimia
jenis robusta memiliki variasi rasa yang                     lebih banyak dibanding kopi yang tumbuh
netral, rasa yang mirip gandum dan                           pada elevasi lebih rendah. Menurut
sebelum diroasting aroma kacang-                             (Gaibor dkk, 2019) kandungan kafein
kacangan lebih terasa (Apriliyanto dkk.,                     pada kopi robusta roast sebesar 1.7-4.0%
2018).                                                             Kafein adalah senyawa methyl-
       Perbedaan wilayah tempat tumbuh                       xanthine yang merangsang sistem saraf
tanaman kopi akan mempengaruhi                               pusat dan paling sering ditemui di kopi,
kualitas dari biji kopi yang dihasilkan.                     teh, dan minuman ringan. Penggunaan
Menurut (Supriadi dkk., 2016) kondisi                        kafein adalah untuk mengobati kantuk dan
lingkungan tumbuh kopi di setiap daerah                      mengurangi kelelahan fisik. Namun, efek
yang berbeda menghasilkan mutu dan                           samping negatif dari penggunaan kafein
citarasa yang berbeda antara satu dengan                     dapat terjadi dan termasuk kecemasan,
lainnya walaupun dengan spesies yang                         peningkatan tekanan darah, dan penurun-
sama. Umumnya, semakin tinggi daerah                         an keterampilan motorik halus (Lisko dkk,
penanamannya, kopi tumbuh lebih lambat                       2017).
dan menghasilkan buah kopi yang lebih                              Asam klorogenat adalah suatu
padat dan lebih beraroma (Towaha dkk,                        senyawa yang termasuk kedalam kom-
2014). Menurut (BPS, 2018), produktivi-                      ponen fenolik, mempunyai sifat yang larut
tas kopi tertinggi di Provinsi Lampung,                      dalam air dan terbentuk dari esterifikasi
ialah Kabupaten Lampung Barat, Kabupa-                       asam quinic dan asam transcinnamic
ten Tanggamus dan Kabupaten Way                              tertentu seperti asam kafein, asam ferulic,
kanan. Kabupaten Lampung Barat memi-                         dan asam pcoumaric (Farhaty dan
liki ketinggian rata-rata wilayah sebesar                    Muchtaridi, 2016). Biji Kopi hijau Robusta
493 mdpl, Kabupaten Tanggamus memi-                          paling    banyak     mengandung      asam
liki ketinggian rata-rata wilayah 267 mdpl,                  klorogenat dibandingkan dengan biji kopi
dan Kabupaten Way Kanan memiliki                             lainnya (Farah, 2012). Nilai kandungan
ketinggian rata-rata sebesar 102 mdpl                        asam klorogenat pada biji kopi robusta
(BPS, 2021). Oleh karena itu, diperlukan                     mencapai 6.1-11.3 mg per gram biji kopi.
penelitian untuk mengetahui perbedaan                        Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian
                                                                             e-ISSN 2828-674X | p-ISSN 2828-8513
JURNAL AGROINDUSTRI BERKELANJUTAN VOL. 1 NO. 2 (2022)                                                        247
Analisis Kadar Asam Klorogenat dan Kafein Kopi Robusta, Virhananda et al.
ini untuk mengetahui perbedaan kadar                         menjadi bubuk.
senyawa asam klorogenat dan kadar
kafein biji kopi robusta berdasarkan lokasi                  Analisis Kadar Asam Klorogenat
tanam yang berbeda serta mengetahui                                Analisis asam klorogenat diuji
perbedaan       kadar     senyawa     asam                   dengan metode High Performance Liquid
klorogenat dan kadar kafein kopi robusta                     Cromatography (HPLC). Sampel bubuk
berdasarkan suhu yang berbeda.                               kopi disiapkan seberat 2g dan ditambah-
                                                             kan 75 mL metanol adan 75 mL aquades.
BAHAN DAN METODE                                             Larutan dipanaskan selama 1 jam suhu
                                                             mendidih dan didinginkan dalam suhu
Bahan dan Alat                                               ruang. Kemudian, sampel disaring dengan
      Bahan-bahan utama yang digunakan                       catridge filter 0,2µm dan diinjeksikan pada
pada penelitian ini yaitu kopi robusta yang                  HPLC. Kadar asam klorogenat dapat
di peroleh dari Kabupaten Lampung Barat,                     dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Kabupaten Tanggamus, dan Kabupaten                                                        𝑉𝑎𝑠
                                                                              Ks × 𝑉𝑖𝑠 × 𝑉𝑖𝑠
Way Kanan.
                                                                                    𝑀𝑠
      Alat-alat yang digunakan pada
penelitian ini yaitu Dripper, Paper Filter,                  Keterangan :
                                                             Ks : Konsentrasi berdasarkan                deret
Chemex/Chamber Coffee, thermometer,
                                                                   standar
Nor Coffee Roaster, ayakan, timbangan,                       Vis : Volume Inject Standar
cawan porselen, oven, dan desikator.                         Vas : Volume Akhir Sampel
                                                             Ms : Berat Sampel
Metode Penelitian
      Metode penelitian dilakukan dengan                     Analisis Kadar Kafein
2 faktor yaitu lokasi tanam kopi yang                              Kadar kafein diuji dengan metode
terdiri dari K1 (Lampung Barat), K2                          High Performance Liquid Cromatography
(Tanggamus), dan K3 (Way Kanan) dan                          (HPLC). Analisis dilakukan dengan me-
suhu Roasting yang terdiri dari 2 level                      nimbang 5 g sampel halus (30 mesh) ke
yaitu T1 (180oC), dan T2 (240oC) selama                      dalam erlenmeyer, ditambahkan 5 g MgO
10 menit dan dilakukan secara duplo.                         dan 200 ml aquades. Kemudian, erlen-
Produk yang dihasilkan akan dilakukan                        meyer dipanaskan selama 20 menit suhu
analisis kadar asam klorogenat dan                           mendidih sambil diaduk-aduk. Setelah itu,
kafein. Data yang dihasilkan disajikan                       larutan itu didinginkan dalam suhu ruang.
secara deskriptif.                                           Larutan kemudian disaring dengan
                                                             catridge filter 0,2 µm dan diinjeksi ke
                                                             dalam HPLC. Kadar kafein dapat dihitung
Pembuatan bubuk kopi
                                                             dengan rumus sebagai berikut :
     Roasting biji kopi dilakukan dengan
                                                                                         𝑉𝑎𝑠
memasukkan 500g biji kopi hijau (green                                       Ks × 𝑉𝑖𝑠 ×
                                                                                         𝑉𝑖𝑠
bean) dalam roaster yang telah diatur                                              𝑀𝑠
suhunya yaitu 180oC dan 240oC selama
                                                             Keterangan :
10 menit, lalu kopi hasil roasting                           Ks : Konsentrasi berdasarkan                deret
didinginkan selama 5 menit dan dilanjut-                            standar
kan dengan menggiling kopi sampai                            Vis : Volume Inject Standar
                                                                              e-ISSN 2828-674X | p-ISSN 2828-8513
JURNAL AGROINDUSTRI BERKELANJUTAN VOL. 1 NO. 2 (2022)                                                       248
Analisis Kadar Asam Klorogenat dan Kafein Kopi Robusta, Virhananda et al.
Vas : Volume Akhir Sampel                                    Lokasi penanaman dengan intensitas
Ms : Berat Sampel                                            cahaya matahari lebih tinggi akan
                                                             menyebabkan proses fotosintesis yang
HASIL DAN PEMBAHASAN                                         dilakukan maksimal sehingga senyawa
                                                             metabolit sekunder seperti kafein akan
Kadar Kafein                                                 diproduksi secara maksimal pula, dimana
      Kafein adalah senyawa bioaktif yang                    salah satu metabolit sekunder adalah
dapat menstimulus sistem saraf dengan                        kafein (Mintesnot dan Dechassa, 2018).
menggunakan sebagian besar efek bio-                         Menurut Komes and Vojvodi (2014)
logisnya melalui reseptor adenosin.                          kandungan kafein dalam biji kopi terkait
Adenosin adalah neuromodulator peng-                         dengan banyak faktor, termasuk lingkung-
hambat endogen yang memicu perasaan                          an tumbuh tanaman, seperti ketinggian
kantuk, dengan demikian kafein umumnya                       tempat, temperatur, dan curah hujan serta
menginduksi efek stimulasi disistem saraf                    unsur haranya. Menurut penelitian (Num,
pusat (Bae dkk., 2014). Diantara efeknya                     2018) kopi yang ditanam pada ketinggian
adalah peningkatan kinerja kognitif, me-                     diatas 1.600 mdpl memiliki kandungan
ningkatkan konsentrasi, kejelasan pende-                     kafein yang lebih tinggi dibandingkan
ngaran dan waktu retensi visual (Cruz                        pada ketinggian 1200 dan dibawah 1200
dkk., 2017). Hasil uji kadar kafein pada                     mdpl.
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.                         Hasil uji kafein pada tabel 2
                                                             menunjukkan kopi yang diroasting dengan
Tabel 2. Hasil uji kadar kafein biji kopi roast              suhu yang lebih tinggi (dark roast) memili-
    Suhu                 Kadar Kafein (g/Kg)
Penyangraian Lampung
                                                             ki kadar kafein yang lebih rendah (light
                                                Way
                              Tanggmus                       roast). Hal ini selaras dengan hasil peneli-
     (₀C)          Barat                      Kanan
   180              18,5         13,7           12,4         tian (Fuller dkk, 2017) dimana biji kopi
    240             12,0         11,6          9,7           yang diroasting dengan suhu 215oC
                                                             memiliki kandungan kafein yang lebih
      Berdasarkan hasil uji kadar kafein                     tinggi dibandingkan biji kopi yang di-
pada Tabel 2, didapat hasil bahwa dari                       roasting dengan suhu 225oC. Semakin
ketiga lokasi yang diuji, Lampung Barat                      lama waktu penyangraian dan suhu
memiliki kandungan kafein tertinggi, baik                    penyangraian, memberikan efek kadar
dark roast maupun light roast, sedangkan                     kafein yang ada pada kopi semakin kecil
biji kopi yang diperoleh dari Way Kanan                      atau sedikit. Hal ini sama seperti sifat
memiliki kandungan kafein terendah.                          kimia kafein, dimana kafein akan meleleh
Lokasi penanaman akan mempengaruhi                           pada suhu 236°C dan mendidih pada
kandungan kafein biji kopi yang dihasil-                     suhu 178°C di atmosfer. Menurut
kan. Dari ketiga lokasi penanaman yang                       (Purnamayanti, 2017) bahwa penyang-
diujikan, Lampung Barat memiliki keting-                     raian dengan menggunakan suhu tinggi
gian rata-rata wilayah tertinggi yakni                       lebih banyak menguapkan kandungan air
sebesar 493 mdpl, sedangkan tanggamus                        dan senyawa yang mudah menguap
memiliki ketinggian rata-rata wilayah 267                    (kafein, asam asetat, propionat, butirat
mdpl. Way Kanan memiliki ketinggian                          dan volerat) yang terdapat dalam biji kopi
rata-rata sebesar 102 mdpl (BPS, 2021).
                                                                             e-ISSN 2828-674X | p-ISSN 2828-8513
JURNAL AGROINDUSTRI BERKELANJUTAN VOL. 1 NO. 2 (2022)                                                        249
Analisis Kadar Asam Klorogenat dan Kafein Kopi Robusta, Virhananda et al.
dibandingkan dengan penggunaan suhu                          an asam klorogenat ini dapat disebabkan
rendah.                                                      oleh beberapa faktor. Menurut (Belay,
      Semakin rendah kadar kafein, maka                      2009) faktor yang dapat mempengaruhi
semakin rendah pula nilai kepahitan pada                     perbedaan kandungan asam klorogenat
seduhan kopi. Selama proses penyang-                         pada biji kopi yaitu faktor genetic, kultivar,
raian terjadi perubahan komposisi melalui                    praktek pengolahan penanaman oleh
reaksi kimia seperti seperti reaksi Maillard,                petani, iklim, jenis tanah, dan lingkungan
Karamelisasi, dan Pirolisis (Kurniawan,                      sekitar. Perbedaan tingkat ketinggian
2017). Hasil dari reaksi Maillard dan                        (altitude) lokasi tanam juga mempengaruhi
Strecker saat penyangraian menyebabkan                       kadar asam klorogenat dari biji kopi yang
rasa pahit meningkat disebabkan oleh                         dihasilkan.    Menurut     Mintesnot      dan
pelepasan caffeic acid dan pembentukan                       Dechassa (2018), biji kopi yang dihasilkan
lactones dan turunan senyawa fenol                           dari penanaman di dataran tinggi
lainnya yang berpengaruh terhadap flavor                     menghasilkan asam klorogenat dengan
dan aroma kopi (Setyani dkk., 2018).                         konsentrasi yang lebih tinggi pula, hal ini
                                                             disebabkan karena rendahnya suhu di
Kadar Asam Klorogenat                                        lokasi penanaman yang mengakibatkan
      Asam klorogenat merupakan senya-                       proses pematangan buah kopi akan lebih
wa fenolik yang umumnya ditemui pada                         lama, perlambatan proses pematangan
biji kopi ataupun pada kopi dengan                           inilah yang akan menyebabkan terakumu-
konsentrasi yang tinggi mencapai 7-10%.                      lasinya senyawa metabolit sekunder,
Asam klorogenat terbentuk dari ester                         salah satunya ialah asam klorogenat.
asam transkinamat, seperti asam kafeat,                             Berdasarkan uji asam klorogenat
dengan asam quinat dan berperan penting                      didapat hasil bahwa semakin tinggi suhu
pada pengaruh rasa dan aroma dari biji                       penyangraian yang dilakukan maka kadar
kopi ataupun kopi yang dihasilkan                            asam klorogenat akan semakin menurun.
(Ardiansyah dkk., 2018). Hasil uji kadar                     Hal ini sesuai dengan pernyataan
asam klorogenat pada penelitian ini dapat                    (Blumberg dkk, 2010) dimana asam
dilihat pada Tabel 3.                                        klorogenat banyak terurai selama proses
                                                             penyangraian, peningkatan suhu pemang-
Tabel 3. Hasil uji kadar asam klorogenat biji kopi
roast                                                        gangan mengakibatkan degradasi pre-
     Suhu           Kadar Asam Klorogenat (%)                kusor asam klorogenat akan menurunkan
 Penyangraian Lampung                      Way               konsentrasi total asam klorogenat yang
                            Tanggamus
      (₀C)         Barat                 Kanan
      180            43        36,3        34,4              dapat diekstraksi.
      240           32,7       23,3        12,0                     Hasil penelitian Fuller dkk., (2017)
                                                             menyatakan bahwa biji kopi yang di-
      Berdasarkan      Tabel  3   dapat
                                                             roasting dengan suhu 215OC memiliki
disimpulkan bahwa Kabupaten Lampung
                                                             kandungan asam klorogenat yang lebih
Barat memiliki kadar asam klorogenat pa-
                                                             tinggi dibandingkan biji kopi yang di-
ling tinggi, baik sesudah maupun setelah
                                                             roasting dengan suhu 225OC. Semakin
dilakukan penyangraian, diikuti dengan
                                                             lama waktu penyangraian dan suhu
Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten
                                                             penyangraian, memberikan efek kadar
Way Kanan dengan kadar asam
                                                             asam klorogenat yang ada pada kopi
klorogenat terendah. Perbedaan kandung-
                                                                              e-ISSN 2828-674X | p-ISSN 2828-8513
JURNAL AGROINDUSTRI BERKELANJUTAN VOL. 1 NO. 2 (2022)                                                       250
Analisis Kadar Asam Klorogenat dan Kafein Kopi Robusta, Virhananda et al.
semakin kecil atau sedikit. Nilai kandu-                     Penggunaan suhu roasting 180o terhadap
ngan asam klorogenat pada biji kopi                          biji kopi robusta Kabupaten Lampung
robusta mencapai 6.1-11.3 mg/g biji kopi.                    Barat, Kabupaten Tanggamus, Kabupaten
Namun, perbedaan kandungan asam                              Way Kanan dihasilkan kadar senyawa
klorogenat tidak hanya didasarkan pada                       kafein sebesar 18,5%; 13,7%; 12,4% dan
jenis saja, adanya beberapa faktor seperti                   kadar senyawa asam klorogenat sebesar
pemanasan atau penyangraian biji kopi                        43%; 36,3%; 34,4%. Sedangkan penggu-
hijau atau disebut juga “roasted coffee”.                    naan suhu roasting 240o terhadap biji kopi
Selama proses pemanggangan atau                              robusta Kabupaten Lampung Barat,
penyangraian kopi terjadi perubahan                          Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Way
secara fisik ataupun kimia, begitupun                        Kanan dihasilkan kadar senyawa kafein
dengan kandungan didalam biji kopi.                          sebesar 12,0%; 11,6%; 9,7% dan kadar
      Proses roasting pada suhu diatas                       senyawa asam klorogenat sebesar
180-2000C dapat menyebabkan perubah-                         32,7%; 23,3%; 12,0%.
an besar dalam komposisi kimia dan
aktivitas bioligis kopi sebagai akibat dari                  DAFTAR PUSTAKA
hasil reaksi Maillard dan Strecker. Efek                     Ardiansyah, D., Tjota, H., and Kiyat, W. E.,
dari pemanggangan kopi yaitu meningkat-                          2018. Review: Peran Enzim dalam
kan kepahitan kopi karena adanya pele-                           Meningkatkan Kualitas Kopi. JURNAL
pasan asam kafein dan pembentukan                                AGRI-TEK: Jurnal Penelitian Ilmu-
lakton dan derivatif fenol. Tingginya kan-                       Ilmu Eksakta 19(2), 86-91.
dungan asam klorogenat yang dihasilkan                       Apriliyanto, A. M., Purwadi, dan Puruhito,
dapat meningkatkan aktivitas antioksidan                          D. D., 2018. Daya Saing Komoditas
pada kopi.       Asam klorogenat memiliki                         Kopi (Coffea sp.) di Indonesia. Jurnal
kapasitas antioksidan in vitro dan in vivo                        Masepi 3(2), 1-24.
(Skowron dkk, 2016). Asam klorogenat
berperan penting dalam regulasi meta-                        Badan Pusat Statistika, 2018. Produksi
bolisme glukosa dan lipid serta gangguan                        Tanaman Kopi Robusta Perkebunan
lainnya seperti diabtes, penyakit kardio-                       Rakyat menurut Kabupaten/Kota di
vaskular, obesitas, kanker dan steatosis                        Provinsi Lampung. Diakses pada 15
hati.                                                           Maret                            2021:
                                                                https://lampung.bps.go.id/linkTableDi
KESIMPULAN                                                      namis/view/id/165.
      Ketinggian lokasi penanaman biji                       Badan Pusat Statistika, 2021. Kabupaten
kopi robusta kabupaten Lampung Barat                            Way Kanan dalam Angka. BPS. Way
493mdpl dihasilkan kadar senyawa kafein                         Kanan. Hal 18.
tertinggi sebesar 18,5% dan kadar asam
                                                             Badan Pusat Statistika, 2021. Kabupaten
klorogenat    tertinggi sebesar   43%.
                                                                Lampung Barat dalam Angka. BPS.
Sedangkan Ketinggian lokasi penanaman
                                                                Lampung Barat. Hal 11.
biji kopi robusta kabupaten Way Kanan
102mdpl dihasilkan kadar senyawa kafein                      Badan Pusat Statistika, 2021. Kabupaten
terendah sebesar 12,4% dan kadar asam                           Tanggamus dalam Angka. BPS.
klorogenat terendah sebesar 34,4%. dan                          Tanggamus. Hal 11.
                                                                             e-ISSN 2828-674X | p-ISSN 2828-8513
JURNAL AGROINDUSTRI BERKELANJUTAN VOL. 1 NO. 2 (2022)                                                       251
Analisis Kadar Asam Klorogenat dan Kafein Kopi Robusta, Virhananda et al.
Bae, J.H., Park, J.H. Im, S.S. Song, D.K.,                   Gaibor, J., Morales, D. and Carrillo, W.
    2014. Coffee And Health. University                          2020. Research Article Determination
    School     Of      Medicine.   Korea.                        of Caffeine Content in Robusta
    45(2),133-48.                                                Roasted Coffee (Coffea canephora)
                                                                 by RP-UHPLC-PDA. Asian Journal of
Belay, A and Gholap. A.V, 2019.
                                                                 Crop Science. 12(1): 90-96.
    Characterization and Determination of
    Chlorogenic Acids (CGA) in Coffee                        Handayani, A. 2013. Komoditas kopi
    Beans by UV-Vis Spectroscopy.                               robusta (Studi kasus di Wonokerso,
    African Journal of Pure and Applied                         Pringsurat, Temanggung). Jurnal
    Chemistry 3(11), 234-240.                                   Litbang Provinsi Jawa Tengah 11(2),
                                                                201-209.
Blumberg, S., Frank, O. dan Hoffman, T.,
    2010. Quantitative Studies on the                        Hamni, A., Akhyar, G., Suryadiwansa,
    Influence of the Bean Roasting                              Burhanuddin, Y. dan Tarkono, 2013.
    Parameters     and     Hot    Water                         Potensi Pengembangan Teknologi
    Percolation on the Concentrations of                        Proses Produksi Kopi Lampung.
    Bitter Compounds in Coffee Brew, J.                         Jurnal Mechanical 4(1), 45-51.
    Agric. Food Chem. 58(6), 3720-3728.
                                                             Num, S., 2018. Pengaruh Ketinggian
Cruz, R., Baptista, P. and Cunha, S.,                           Tempat      Tumbuh      dan    Jenis
    2017.   Carotenoids     of  Lettuce                         Penyangraian Biji Kopi Terhadap
    (Lactuca sativa L.) Grown on Soil                           Aktivitas Antioksidan dan Cita Rasa
    Enriched with Spent Coffee Grounds.                         Minuman Kopi dengan Metode
    Molecules 17(2), 1535-1547.                                 Penyeduhan Cold Brew. [Skripsi]
                                                                Universitas Andalas. Padang.
Edowai, D. N dan Tahoba, A. E., 2018.
   Proses Produksi dan Uji Mutu Bubuk                        Komes, A., & Vojvodić, A., 2014. Effects of
   Kopi Arabika (Coffea arabica L) Asal                         varieties and growing conditions on
   Kabupaten Dogiyai, Papua. Agriovet                           antioxidant capacity of coffee. In V. R.
   1(1), 1-18.                                                  Preedy (Ed.), J Processing and
                                                                impact on antioxidants in beverages
Farah, A., and Santos, T. S. 2015. The
                                                                Waltham, USA: Elsevier Inc.
    Coffee Plant and Beans. Coffee in
    Health and Disease Prevention. Pp.                       Purnamayanti, N. P. A., Gunadnya, I. B.
    5–10.                                                        P., dan Arda, G., 2017. Pengaruh
                                                                 Suhu dan Lama Penyangraian
Farhaty, N. dan Muchtaridi. 2015.
                                                                 terhadap Karakteristik Fisik dan Mutu
    Tinjauan    Kimia     dan     Aspek
                                                                 Sensori Kopi Arabika (Coffea arabica
    Farmakologi     Senyawa        Asam
                                                                 L). J BETA (Biosistem dan Teknik
    Klorogenat pada Biji Kopi: Review.
                                                                 Pertanian) 5 (2), 39-48.
    Bandung: Universitas Padjadjaran.
                                                             Setyani, S, Subeki, Grace, H A., 2018.
Fuller.M.,dan Rao.N.Z. 2017. The effect of
                                                                 Evaluasi Nilai Cacat dan Cita Rasa
     time, roasting temperature, and grind
                                                                 Kopi Robusta Yang Diproduksi IKM
     size on caffeine and chlorogenic acid
                                                                 Kopi di Kabupaten Tanggamus.
     concentrations in cold brew coffee.
     Scientific Reports. 7:17979.
                                                                             e-ISSN 2828-674X | p-ISSN 2828-8513
JURNAL AGROINDUSTRI BERKELANJUTAN VOL. 1 NO. 2 (2022)                                                        252
Analisis Kadar Asam Klorogenat dan Kafein Kopi Robusta, Virhananda et al.
     Jurnal Teknologi           Hasil     Pertanian          Supriadi, H., Randriani, E., dan Towaha,
     23(2), 103-114.                                             J., 2016. Korelasi antara ketinggian
                                                                 tempat, sifat kimia tanah, dan mutu
Skowron, M. J., Sentkowska, A.,
                                                                 fisik biji kopi arabika di dataran tinggi
   Pyrzyriska, K., Pena, M. P., 2016.
                                                                 Garut. Jurnal Tanaman Industri dan
   Chlorogenic Acids, Caffeine Content
                                                                 Penyegar 3(1), 45–52.
   and Antioxidant Properties Of Green
   Coffee Extract: Influence Of Green                        Towaha, J., Aunillah, A., Purwanto, E. H.,
   Coffee Bean Preparation. Eur Food                            dan Supriadi, H., 2014. Pengaruh
   Technol 242,1403-1409                                        elevasi dan pengolahan terhadap
                                                                kandungan kimia dan cita rasa kopi
Sridevi, V., and Giridhar, P., 2013.
                                                                robusta Lampung. Jurnal Tanaman
    Influence of altitude variation on
    trigonelline content during ontogeny                        Industri dan Penyegar 1(1), 57-62.
    of Coffea canephora fruit. Journal of
    Food Studies 2(1), 62-72.
                                                                              e-ISSN 2828-674X | p-ISSN 2828-8513