Versi online / URL:
Volume 5, Nomor 2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/2347
METODE KEPERAWATAN KOMPLEMENTER HIPNOTERAPI UNTUK
MENURUNKAN EFEK STRESS PASCA TRAUMA TINGKAT SEDANG PADA
FASE REHABILITASI SISTEM PENANGGULANGAN KEGAWATDARURATAN
TERPADU (SPGDT)
Hypnotherapy complementary nursing method can reduce the effects of moderate levels
of post traumatic stress in a rehabilitation phase of integrated emergency management
system
Rani Rakhmawati1 , Kuswantoro Rusca Putra2 , Fa Rizki Bayu Perdana3, Hardiyanto4
1
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
2
Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
3,4
Pascasarjana Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
email : 1)rani.rakhmawati@yahoo.com
ABSTRAK
Bencana di Indonesia mempunyai prevalensi yang cukup tinggi. Efek yang ditimbulkan dari
bencana diantaranya stress pasca trauma yang merupakan gangguan psikologi dari korban bencana.
Sebagai tenaga kesehatan terutama dalam hal ini adalah perawat mempunyai peranan penting dalam
Sistem Penanggulangan Kegawatdaruratan Terpadu (SPGDT), Tujuan dari penulisan karya ini adalah
untuk mengidentifikasi apakah metode hipnoterapi bisa menurunkan efek stress pasca trauma tingkat
sedang. Metode penulisan karya tulis ini adalah dengan deskriptif dan metode pengumpulan datanya
menggunakan metode studi pustaka melalui literatur yang relevan. Sedangkan metode analisis data dan
pemecahan masalah menggunakan metode eksposisi dan analitik serta rumusan masalah kami dapatkan
dengan diskusi kelompok berlandaskan literatur yang relevan dengan topik karya tulis. Hipnoterapi ini
menitikberatkan pada pemberian sugesti- sugesti positif pada klien yang akan menimbulkan perilaku
mekanisme koping konstruktif pada klien. Kesimpulan dari karya tulis ini adalah metode keperawatan
komplementer dengan hipnoterapi sangat efektif untuk menurunkan stress tingkat sedang pada stress
pasca trauma. Disarankan untuk dilakukan pengkajian lebih lanjut terkait faktor-faktor lain yang
mempengaruhi hasil terapi pada hipnoterapi ini.
Kata kunci: Metode Keperawatan komplementer, Hipnoterapi , Efek stress pasca trauma
ABSTRACT
Disaster in Indonesia has a high prevalence. The effects of the disaster such as post traumatic stress
disorder which is the psychology of disaster victims. As health professionals, especially in this case the
nurse has an important role in Sistem Penanggulangan Kegawatdaruratan Terpadu (SPGDT). The
purpose of this paper is to identify whether the method of hypnotherapy can reduce the effects of
moderate levels of post traumatic stress. The writing method of this paper is descriptive and data
collection method is using literature through the relevant literature. While the data analysis and problem
solving is using exposition and analytical method and formulation of the problem we get from a group of
discussion based on the relevant literature to the topic of paper. Hypnotherapy is focused on providing
positive suggestions in client that will lead to constructive behavior on the client’s coping mechanisms.
The conclusion of this paper is hypnotherapy as complementary nursing was very effective for moderate
stage of post traumatic stress disorder. It is recommended to do further study related to other factors that
influence the outcome of hypnotherapy.
Keywords: Complementary nursing therapies, Hypnotherapy, Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).
LATAR BELAKANG mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh
Bencana adalah peristiwa atau faktor alam dan/atau faktor nonalam
rangkaian peristiwa yang mengancam dan maupun faktor manusia sehingga
Metode Keperawatan Komplementer Hipnoterapi untuk Menurunkan Efek Stress Pasca Trauma Tingkat Sedang 1
pada Fase Rehabilitasi Sistem Penanggulangan Kegawatdaruratan Terpadu (SPGDT)
JURNAL KEPERAWATAN,
Rani Rakhmawati1 , Kuswantoro Rusca Putra2 , P-ISSN 2086-3071 E-ISSN 2443-0900
Fa Rizki Bayu Perdana3, Hardiyanto4
mengakibatkan timbulnya
2 Juli 2014: 178 - 184
Versi online / URL:
Volume 5, Nomor 2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/2347
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, dan hipnoterapy.
kerugian harta benda, dan dampak Hipnoterapi adalah salah satu cabang
psikologis (Peraturan pemerintah no.21 ilmu psikologi yang mempelajari manfaat
th.2008). Data bencana dari
BAKORNAS PB menyebutkan bahwa
antara tahun 2003-2005 telah terjadi
1.429 kejadian bencana. Diperkirakan
sekitar 30 hingga 50 persen warga
kabupaten aceh singkil mengalami
gangguan jiwa akibat gempa dan tsunami
2004 (Pudji Hastuti dalam Seumawe,
2008). Korban mengalami masalah
psikologis lebih banyak jumlahnya dari
pada jumlah korban yang menderita
gangguan fisik. Salfrino (1994)
menyebutkan bahwa peristiwa
katastropik (Peristiwa yang terjadi secara
tiba-tiba dalam suatu daerah yang luas)
merupakan salah satu sumber timbulnya
stress.
SPGDT yaitu Sistem Penanggulangan
Kegawat Daruratan Terpadu. SPGDT
adalah suatu tatanan pelaksanaan pelayanan
kedaruratan medik baik trauma dan atau
nontrauma untuk menurunkan morbiditas
dan mortalitas. Sistem Penanggulangan
Kegawat Daruratan Terpadu secara umum
terbagi ke dalam beberapa fase yaitu : Fase
Prevensi dan Mitigasi, Fase Persiapan, Fase
Respon, dan Fase Rehabilitasi. Rehabilitasi
pada wilayah pascabencana selain
melakukan perbaikan pada lingkungan
bencana adalah juga pemulihan sosial
psikologis korban bencana (Peraturan
pemerintah no.21 th.2008).
Terapi komplementer bisa dibilang
belum cukup dikenal oleh masyarakat
karena terapi komplementer lebih dikenal
dengan pengobatan alternatif. Berkaitan
dengan keluarnya Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor
HK.02.02/MENKES/148/1/2010
Tahun 2010 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik perawat , maka
terapi komplementer bisa dilakukan di
sarana pelayanan kesehatan. Terapi
komplementer yang bisa di aplikasikan di
klinik diantaranya akupuntur kesehatan,
aroma terapi, terapi relaksasi, terapi herbal
Metode Keperawatan Komplementer Hipnoterapi untuk Menurunkan Efek Stress Pasca Trauma Tingkat Sedang 3
pada Fase Rehabilitasi Sistem Penanggulangan Kegawatdaruratan Terpadu (SPGDT)
JURNAL KEPERAWATAN,
Rani Rakhmawati1 , Kuswantoro Rusca Putra2 , P-ISSN 2086-3071 E-ISSN 2443-0900
Fa Rizki Bayu Perdana3, Hardiyanto4
sugesti untuk mengatasi masalah pikiran, keperawatan dan sebagai up date ilmu-ilmu
perasaan dan perilaku. Flammer and baru dari segi keperawatan
Bongartz dari Universitas Konstanze di komplementer. Dan bagi mahasiswa untuk
Jerman, melakukan meta analisis dari
berhagai penelitian tentang hipnoterapi
pada tahun 2003. Hasilnya, dari 57
penelitian yang dianalisa, angka
kesuksesan mencapai 64%. Kesuksesan
tersebut adalah hipnoterapi dalam
mengatasi gangguan psikosomatis yang
sifatnya makro atau mikro (misalnya
kecemasan, stress, depresi, emosi tidak
stabil, konflik, dll), tes ansietas, membantu
klien berhenti merokok, dan mengontrol
nyeri pada beberapa pasien dengan
penyakit kronis (Prihantanto, 2009).
Yang menjadi sorotan pokok oleh
penulis adalah fase rehabilitasi mental
dalam SPGDT. Dikarenakan semua korban
bencana baik yang mengalami trauma fisik
atau tidak, pasti mengalami trauma psikis.
Pada sebagian korban selamat dapat terjadi
gangguan mental akut yang timbul
beberapa minggu hingga berbulan-bulan
sesudah bencana. Dan pada fase
rehabillitasi inilah, peran perawat sangat
dibutuhkan untuk mengurangi efek
trauma korban. Berpegang pada tugas
perawat yang harus memberikan
perawatan dengan menggunakan
pendekatan secara holistik (bio, psiko,
sosio,cultural, spiritual), maka
penanganan trauma psikis pada korban
bencana juga merupakan tanggung jawab
perawat (Ehlers et al, 2010; Lynn et al,
2012). Atas dasar inilah penulis memilih
terapi komplementer sebagai sebuah
metode untuk mengurangi efek stress
pasca-trauma pada korban bencana
menggunakan hipnoterapi. Penulisan
karya ini bertujuan untuk
mengidentifikasi metode keperawatan
komplementer dengan hipnoterapi untuk
menurunkan efek stress pasca trauma
tingkat sedang pada fase rehabilitasi
SPGDT. Dengan demikian, penulisan ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi
perawat untuk menambah khasanah
keilmuan dalam misi peningkatan mutu
dan kualitas pelayanan asuhan
4 Juli 2014: 178 - 184
Versi online / URL:
Volume 5, Nomor 2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/2347
mengetahui suatu alternatif materi bertitik tolak dari pernyataan yang
perkuliahan dalam menerapkan konsep
keperawatan holistik.
METODE
Desain penulisan kaya tulis ilmiah ini
adalah deskriptif, yaitu penulis menjelaskan
mengenai dua objek kajian, yaitu mengenai
Metode keperawatan komplementer dengan
hipnoterapi dan efek stress pasca trauma
tingkat sedang, dan memberi suatu
gambaran mengenai adanya hubungan
antara dua objek tersebut. Data yang
dikumpulkan adalah data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif yang digunakan
berupa kata-kata dan data kuantitatif
yang digunakan berupa angka kejadian
penyakit (insidensi), skor hasil penilaian
kegiatan, dan dosis. Sumber data berasal
dari hasil laporan instansi kesehatan,
laporan tokoh masyarakat dan warga
umum, dan dari hasil evaluasi kognitif,
afektif, dan psikomotor pelaksanaan
kegiatan.
Pengumpulan data dilakukan dengan
metode studi pustaka (literatur).
Pengumpulan data berdasarkan atas
informasi digital dan non digital terkait
dengan metode keperawatan
komplementer dengan hipnoterapi dan efek
stress pasca trauma tingkat sedang. Data
tersebut di kumpulkan dari sumber-sumber
pustaka sebagai berikut: Jurnal-jurnal
penelitian, Buku ajar keperawatan dan
informasi dari internet. Dari berbagai
informasi tersebut dilakukan kombinasi
dan komunikasi sehingga ditemukan bentuk
rumusan masalah yang menjadi fokus
pembicaraan.
Proses komunikasi dilakukan dengan
menggunakan dua metode, yaitu :
• Metode deskriptif, yaitu dengan
menganalisis data atau informasi yang
diperoleh dan memberikan prediksi
mengenai masalah yang akan dibahas.
• Metode deduksi, yaitu proses analisa
data atau informasi dengan pemberian
argumentasi melalui berpikir logis dan
Metode Keperawatan Komplementer Hipnoterapi untuk Menurunkan Efek Stress Pasca Trauma Tingkat Sedang 5
pada Fase Rehabilitasi Sistem Penanggulangan Kegawatdaruratan Terpadu (SPGDT)
JURNAL KEPERAWATAN,
Rani Rakhmawati1 , Kuswantoro Rusca Putra2 , P-ISSN 2086-3071 E-ISSN 2443-0900
Fa Rizki Bayu Perdana3, Hardiyanto4
bersifat umum menuju suatu koping konstruktif pada klien.
kebenaran yang bersifat khusus. Hipnoterapi adalah salah satu metode
yang terbukti dan sangat efektif untuk
Metode analisis data pustaka mengatasi stress. Memang ada beberapa
dilakukan dengan dua pendekatan, metode yang selain hipnoterapi yang
yaitu: digunakan untuk mengatasi stress tapi
• Metode eksposisi, yaitu dengan kurang
memaparkan data dan fakta yang
ada dan mencari korelasi antara
data tersebut.
• Metode analitik, yaitu melalui analisis
teori dan data, serta menarik
kesimpulan secara logis dari data
yang diperoleh.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bencana di Indonesia
mempunyai prevalensi yang cukup
tinggi baik itu bencana alam maupun
bencana buatan manusia. Efek yang
ditimbulkan dari bencana itu pun sangat
kompleks diantaranya Stress Pasca
Trauma yang merupakan gangguan
psikologi dari korban bencana. Sebagai
tenaga kesehatan terutama dalam hal ini
adalah perawat mempunyai peranan
penting dalam Sistem Penanggulangan
Kegawatdaruratan Terpadu (SPGDT),
baik pada fase pre Disaster, Disaster
ataupun Pasca Disaster (Bryant et al.
2005). Maka, melalui body of
knowledge- nya yakni dalam hal
keperawatan komplementer, perawat
akan melakukan intervensi berupa
hipnoterapi dalam menurunkan efek
stress pacsa trauma. Terapi keperawatan
komplementer ini dimungkinkan
dilakukan oleh perawat karena secara
legal etik sudah tercantum dalam
Permenkes No.
HK.02.02/MENKES/148/1/2010
dan
sejatinya keperawatan komplementer
telah banyak dilakukan di luar negeri.
Hipnoterapi ini menitikberatkan pada
pemberian sugesti- sugesti positif pada
klien yang harapannya akan
menimbulkan perilaku mekanisme
6 Juli 2014: 178 - 184
Versi online / URL:
Volume 5, Nomor 2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/2347
efektif dan butuh waktu yang lama untuk
disimpulkan bahwa keadaan hipnosis atau
bisa merasakan perubahan yang
disebut sebagai trance merupakan suatu
signifikan. Karena metode yang lain tidak
keadaan dimana manusia sangat fokus
menyentuh akar permasalahan dan hanya
pada suatu tindakan atau aktivitas yang
bermain di level pikiran sadar. Padahal
sedang dilakukan dengan mengabaikan hal-
sumber stress pada seseorang itu tersimpan
hal lain yang bukan prioritasnya. Sehingga,
di pikiran bawah sadar. Dengan Hipnoterapi
apabila ada suatu masalah dapat dengan
pikiran bawah sadar bisa ditembus dan
mudah diselesaikan.
menemukan akar permasalahan yang
Hipnoterapi dilakukan melalui 5
tersimpan di pikiran bawah sadar. Setelah
tahap, yaitu pengkajian, induksi, deeping,
menemukan akar permasalahannya dengan
terapi piikiran, terminasi. Pada tahap
menggunakan teknik tertentu, klien akan
deeping inilah klien dibawa masuk ke alam
dibimbing untuk menyelesaikan akar
bawah sadarnya, kemudian pada tahap
permasalahannya sehingga nantinya tidak
terapi pikiran terapis dapat memberikan
berpengaruh negatif terhadap kehidupan
keyakinan positif untuk menghilangkan
mulai saat ini dan seterusnya (Ehlers et al,
stress pasca trauma yang dialami. Melalui
2010; Lynn et al, 2012)..
tahap-tahap hipnoterapi, klien yang
Penelitian yang dilakukan oleh
mengalami stress pasca trauma tingkat
Prihantanto (2009) menunjukkan hasil yang
sedang akan menurun dan klien dapat
sangat menakjubkan. Biasanya
menjalani kehidupan lanjutnya dengan
penyembuhan stress dibutuhkan waktu
lebih baik (Alladin & Alibhai, 2007; Ehlers
sampai 6 bulan. Namun dengan
et al, 2010; Lynn et al, 2012).
hipnoterapi, hanya membutuhkan waktu
Hipnoterapi cara ini diketahui dapat
2 jam stress bisa dihilangkan. Bahkan
menetralisir ketegangan (stress) kehidupan
ada yang bisa disembuhkan hanya dengan
yang dialami sehari-hari, dan
hitungan menit. Selain itu, berdasarkan bukti
merelaksasikan 3 unsur jiwa raga, yaitu;
ilmiah menurut American Psychological
nafas, gerak, dan nalar. Ketika seseorang
Association (APA), Dictionary of
berada dalam kondisi ini, dan diperiksa
Psychology, edisi 2007 menunjukkan bahwa
dengan mesin EEG (Elektro- Ensefalo-
hipnoterapi dapat bermanfaat mengatasi
Grafi) akan terlihat dominasi gelombang
manajemen rasa nyeri akut, merokok,
Alfa, yaitu gelombang setengah lingkaran
gangguan kepribadian, phobia, trauma, dan
(sinusoid, tumpul) dengan frekuensi 8 – 12
sebagai terapi pendukung dalam beberapa
silkus perdetik. Situasi yang akan dicapai
penyakit lainnya. Akan tetapi,
seseorang dalam keadaan sangat tenang. Ini
penyembuhan melalui metode hipnoterapi
tak lain karena Hipnoterapi tidak saja
ini belum banyak dikenal dan diketahui
memberikan sugesti semata yang
oleh masyarakat di Indonesia.
mempercepat penyembuhan namun juga
Sejak tahun 1958, hipnosis telah
membawa seseorang kedalam kondisi
diakui di Amerika sebagai salah satu
nyaman mereka (trance). Sehingga dalam
metode untuk kepentingan terapi. Di Eropa
kenyamanan para hypnotherapist hebat
dan Amerika, konsep hipnosis sudah
mampu menyembuhkan dalam waktu yang
berubah sama sekali dan telah berkembang
sangat singkat (Bryant et al. 2005; Alladin
sangat pesat. Banyak ilmuwan-ilmuwan
& Alibhai, 2007).
yang meneliti fenomena hipnosis ini mulai
Beberapa kaidah pokok yang bisa
dari Dr. James Braid, Freud, Jung, Dr.
dipakai sebagai pertimbangan dalam sesi
Milton
hypnotherapy adalah: Menggunakan bahasa
H. Erickson, Dr. Dave Elman dan
positif, sesi sesi yang merujuk situasi
sebagainya. Dari hasil penelitian mereka
informal, bahasa dan pengertian yang
digunakan menyesuaikan umur klien.
Metode Keperawatan Komplementer Hipnoterapi untuk Menurunkan Efek Stress Pasca Trauma Tingkat Sedang 7
pada Fase Rehabilitasi Sistem Penanggulangan Kegawatdaruratan Terpadu (SPGDT)
JURNAL KEPERAWATAN,
Rani Rakhmawati1 , Kuswantoro Rusca Putra2 , P-ISSN 2086-3071 E-ISSN 2443-0900
Fa Rizki Bayu Perdana3, Hardiyanto4
Hipnoterapi bisa
8 Juli 2014: 178 - 184
Versi online / URL:
Volume 5, Nomor 2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/2347
dilakukan lebih dari sekali, tergantung dari bisa
seberapa berat masalahnya. Tapi biasanya
untuk masalah stres ringan dengan 1 atau 2
kali terapi, klien sudah bisa bebas dari
stress. Untuk masalah yang berat biasanya
butuh 3x dan maksimal 4x terapi (Bryant et
al. 2005; Alladin & Alibhai, 2007).
Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan hipnoterapi adalah kemampuan
seseorang untuk dihipnosis atau tingkat
hipnotisability nya, harapan terhadap
hipnoterapi, kerjasama dengan
hipnoterapistnya. Sehingga hipnoterapi tidak
hanya bisa dilakukan kepada orang dewasa
saja ttetapi juga bisa dilakukan pada anak-
anak. Namun, hipnoterapi akan lebih efektif
bila diberikan di usia 7 tahun ke atas
terutama karena anak pada usia ini sudah
memahami bahasa verbal dan non verbal.
Penelitian yang dilakukan oleh O Grady dan
Hoffmann (1986), menguji efektivitas
hipnosis dalam penatalaksanaan di bidang
pediatrik (ilmu kedokteran anak). Para
peneliti ini melihat kasus di mana anak-
anak menggunakan hipnosis. Memeriksa
salah satu rumah sakit anak tertentu,
mereka menemukan bahwa 5% dari anak-
anak dirawat menggunakan hipnosis,
ternyata menunjukan hasil yang
menggembirakan untuk mengatasi gejala
penyakit yang mereka punyai. Perubahan
perilaku anak melalui psikoanalisis lebih
efektif bila dikombinasikan dengan
hipnoterapi. Karena perilaku bersumber
pada program pikiran bawah sadar. Sugesti
positif hipnosis bekerja di tataran pikiran
bawah sadar atau mereprogram pikiran
bawah sadar anak sehingga perilaku negatif
bisa bermutasi menjadi perilaku positif
(Alladin & Alibhai, 2007; Ehlers et al,
2010; Lynn et al, 2012).
Stress pasca trauma umumnya terjadi
selama 6 bulan. Gejalanya setiap fase atau
setiap bulannya bisa berbeda-beda. Pada
minggu-minggu awal, stress yang dialami
biasanya masih dalam fase akut. Sehingga
hipnoterapi belum bisa dilakukan pada fase
ini, karena keadaan psikologis klien masih
belum stabil. Idealnya, hipnoterapi baru
Metode Keperawatan Komplementer Hipnoterapi untuk Menurunkan Efek Stress Pasca Trauma Tingkat Sedang 9
pada Fase Rehabilitasi Sistem Penanggulangan Kegawatdaruratan Terpadu (SPGDT)
JURNAL KEPERAWATAN,
Rani Rakhmawati1 , Kuswantoro Rusca Putra2 , P-ISSN 2086-3071 E-ISSN 2443-0900
Fa Rizki Bayu Perdana3, Hardiyanto4
dilakukan setelah fase akut berakhir, permasalahan stress akan diselesaikan
yaitu ketika klien sudah mampu fokus dengan memberikan keyakinan positif
dan bisa diajak bekerjasama. Tingkatan untuk menghilangkan stress pasca trauma
stress yang sesuai untuk hipnoterapi ini yang dialami. Melalui tahap-tahap
adalah pada tingkat sedang karena pada
stress tingkat ini klien bisa bekerjasama
dan keluhan yang dirasakan tidak akan
banyak mempengaruhi fokus klien saat
dilakukan terapi sehingga hipnoterapi
yang dilakukan akan lebih efektif
(Abramowitz et al. 2008; Ponniah et al.
2009).
Klien bisa melakukan hipnoterapi
sendiri di rumah, yaitu self hypnosist.
Jika telah terampil melakukan metode
ini, maka relaksasi akan mudah dicapai
ketika kita mengalami stres. Self –
hypnosis sebenarnya bisa dilakukan
kapan saja, dan dimana saja, oleh siapa
saja (Bryant et al. 2005; Abramowitz et
al. 2008).
Meski begitu pada kasus-kasus
tertentu seperti kekurangan gizi atau
dehidrasi tetap harus diobati dengan
dengan pengobatan medis lainnya.
Hipnoterapi takkan bermanfaat untuk
kasus cacat tubuh, kelainan organ
tertentu dan gangguan-gangguan sejenis
lainnya. Selain itu hasil terapi akan
sangat tergantung pada seberapa
kooperatif sikap pasien, serta berat
ringan kondisi penyakit yang diderita.
Hipnoterapi juga tidak perlu dilakukan
apabila stress yang dialami klien bisa
diselesaikan dengan family therapy,
karena motivasi yang diberikan oleh
keluarga sudah bisa membuat klien
sembuh, kecuali hal itu belum cukup
kuat maka hipnoterrapi bisa dilakukan
(Abramowitz et al. 2008; Ponniah et al.
2009).
KESIMPULAN DAN SARAN
Hipnoterapi sebagai metode
keperawatan komplementer dapat
menurunkan tingkat stress pasca trauma
tingkat sedang secara efektif. Karena
melalui hipnoterapi pikiran bawah sadar
klien akan ditembus dan akar
10 Juli 2014: 178 - 184
Versi online / URL:
Volume 5, Nomor 2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/2347
hipnoterapi, klien yang mengalami stress
Badan Koordinasi Nasional Penanganan
pasca trauma tingkat sedang akan menurun
Bencana, Kementerian Negara
dan klien dapat menjalani kehidupan
Perencanaan Pembangunan Nasional/
lanjutnya dengan lebih baik.
Badan Perencanaan Pembangunan
Hipnoterapi tidak hanya bisa
Nasional. 2006. Rencana Aksi
dilakukan kepada orang dewasa saja tetapi
Nasional pengurangan Risiko
juga bisa dilakukan pada anak-anak. Stress Bencana 2006-2009.
pasca trauma umumnya terjadi selama 6 Bryant, RA, Moulds, ML, Guthrie, RM, &
bulan. Tingkatan stress yang sesuai untuk Nixon, RD. 2005. The Additive
hipnoterapi ini adalah pada tingkat sedang Benefit of Hypnosis and Cognitive-
karena pada stress tingkat ini klien bisa Behavioral Therapy in Treating
bekerjasama dan keluhan yang dirasakan Acute Stress Disorder. Journal of
tidak akan banyak mempengaruhi fokus Consulting and Clinical Psychology,
klien saat dilakukan terapi sehingga Vol. 73, No. 2, pp.
hipnoterapi yang dilakukan akan lebih 334-340
efektif. Klien bisa melakukan hipnoterapi Ehlers, A, Bisson, J, Clark, DM, Creamer,
sendiri di rumah, yaitu self hipnotis Perlu M, Pilling, S, & Yule, W, 2010, Do all
dilakukan pengkajian lanjutan tentang psychological treatments really work
faktor-faktor lain yang mempengaruhi the same I post traumatic stress
keefektifan hasil hipnoterapi ini. Perlu disorder?, Clinical Psychology
dilakukan pengembangan lanjutan terhadap Review, Vol. 30, Issue 2, pp. 269-276.
fase-fase terapi yang dibuat agar tercipta Lynn, SJ, Malakataris, A, Condon, L,
terapi yang benar-benar efektif untuk Maxwell, R, & Cleere, C, 2012, Post-
menurunkan efek stress pasca trauma akibat traumatic stress disorder: cognitive
bencana pada berbagai tingkatan stress. hypnotherapy, mindfulness, and
Dapat memperkenalkan suatu alternatif acceptance treatment approaches,
materi perkuliahan untuk meningkatkan American Journal of Clinical
kemampuan peserta didik dalam Hypnosis, Vol. 54, Issue 4.
menerapkan konsep keperawatan holistik Maramis. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran
terutama pada terapi stress pasca bencana. Jiwa. Surabaya : University Press.
Metode ini dapat dijadikan salah satu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
alternatif untuk rehabilitasi psikologi Nomor 21 Tahun 2008 Tentang
klien akibat stress pasca Penyelenggaraan Penanggulangan
trauma yang dialami. Bencana.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
DAFTAR PUSTAKA HK.02.02/MENKES/148/1/2010 Tahun
2010 tentang Izin Dan
Abramowitz, EG, Barak, Y, Ben-Avi, I, & Penyelenggaraan Praktik Perawat
Knobler, HI, 2008, Hypnotherapy in Ponniah, K & Hollon, SD 2009,
the treatment of chronic combat- Empirically supported psychological
related PTSD patients suffering from treatments for adult acute stress
insomnia: a randomized, zolpidem- disorder and posttraumatic stress
controlled clinical trial, International disorder: a review, Depression and
Journal of Clinical and Experimental Anxiety, Vol. 26, Issue 12, pp. 1086-
Hypnosis, Vol. 56, Issue 3. 1109.
Alladin, A & Alibhai, A, 2007, Cognitive Prihantanto, Suci Riadi. 2009. Lebih Dekat
hypnotherapy for depression: an dan Sehat Dengan Hipnoterapi.
empirical investigation, International http://www.ibhcenter.org/uploads/
Journal of Clinical and Experimental ebook/lebih%20dekat%20dengan%20
Hypnosis, Vol. 55, Issue 2. hypnotherapy.pdf. Diakses tanggal 10
Metode Keperawatan Komplementer Hipnoterapi untuk Menurunkan Efek Stress Pasca Trauma Tingkat Sedang 11
pada Fase Rehabilitasi Sistem Penanggulangan Kegawatdaruratan Terpadu (SPGDT)
JURNAL KEPERAWATAN,
Rani Rakhmawati1 , Kuswantoro Rusca Putra2 , P-ISSN 2086-3071 E-ISSN 2443-0900
Fa Rizki Bayu Perdana3, Hardiyanto4
Mei 2012. 2010. Bersahabat dengan
12 Juli 2014: 178 - 184
Versi online / URL:
Volume 5, Nomor 2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/2347
stress melalui hipnoterapi. http://
www.ibhcenter.org/uploads/ebook/
ebook%20bersahabat%20dgn
%20stress.pdf. Diakses 10 Mei 2012.
Setiawan A. 2010. Mini Book: Stress
Managemen.
http://www.ibhcenter.org/uploads/
ebook/stress%20management%20v1
.pdf. Diakses tanggal 16 Mei 2012.
Seumawe, Shaleh 2008. Gawat, 40%
Warga Singkil Alami Gangguan
Jiwa. http://
/www.modusaceh.com/html/home.html.
Diakses tanggal 10 juni 2012.
Salfrino, P. Health Psychology Bio
psychosocial Interaction. 2nd edition.
United States of America. John Wiley
and Sons, 2004, pp 138-164.
Metode Keperawatan Komplementer Hipnoterapi untuk Menurunkan Efek Stress Pasca Trauma Tingkat Sedang 13
pada Fase Rehabilitasi Sistem Penanggulangan Kegawatdaruratan Terpadu (SPGDT)