Jurnal Publikasi
Jurnal Publikasi
1
PENDAHULUAN menambahkan dan mengganti dengan
makanan atau minuman lain (kecuali obat,
Masa nifas merupakan masa yang dilalui oleh
vitamin dan mineral). Setelah enam bulan bayi
seorang perempuan dimulai setelah
mendapatkan makanan tambahan (makanan
melahirkan hasil konsepsi (bayi dan plasenta)
pendamping ASI/MP-ASI) dan ASI eksklusif
dan berakhir hingga 4-7 hari setelah
tetap diberikan sampai bayi berusia dua tahun
melahirkan. Masa nifas terbagi menjadi
(Yuliani, 2021)
beberapa tahapan. Tahapan pertama masa
segera postpartum yaitu tahapan yang dalam Prevalensi global pemberian ASI eksklusif
waktu 24 jam pertama setelah persalinan. (ASI) masih relatif rendah. Berdasarkan data
Tahapan kedua masa involusi postpartum yaitu World Health Organization (WHO) dalam tiga
tahapan yang terjadi setelah 24 jam atau 3 hari tahun teakhir yaitu tahun 2021 hanya mencapai
setelah persalinan sampai akhir minggu 36%, tahun 2022 sebesar 37,3%, dan tahun
pertama postpartum hingga 7 hari setelah 2023 sebesar 55,7%, hal ini menunjukkan
persalinan. Tahapan ketiga yaitu perawatan cakupan ASI eksklusif di dunia masih rendah
sehari-hari dan konseling KB pada postpartum dibandingkan dengan target Nasional yaitu
yaitu tahapan yang terjadi pada minggu kedua 80% (World Health Organization, 2024)
sampai minggu keenam setelah persalinan Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar
(Fitri, 2023) (Riskesdas) bahwa dalam tiga tahun terakhir
Adaptasi pada masa nifas merupakan masa cakupan ASI di Indonesia tahun 2021
paling rentan terjadinya angka kesakitan. Salah mencapai 27%, tahun 2022 ASI hanya
satu penyebab masa nifas setelah melahirkan mencapai 24,3% dan tahun 2023 ASI hanya
merupakan masa dimana seorang ibu akan mencapai sebesar 23,3%. Data yang dicapai
mengalami masa transisi, yaitu perubahan saat ini masih jauh dari target yang ditetapkan
fisik, psikologis dan sosiokultural. Ibu akan oleh Kementerian Kesehatan Republik
mengalami beberapa perubahan besar dalam Indonesia yaitu sebanyak 80% target
hidupnya, antara lain perubahan identitas, maksimal, sehingga dapat disimpulkan
peran, hubungan, kemampuan, dan perilaku. pencapaian ASI eksklusif di Indonesia masih
Perubahan tersebut memerlukan penyesuaian belum memenuhi target <80% (Safitri et al.,
diri (adaptasi) sehingga ibu dapat mencapai 2021)
status kesehatan yang optimal dan berhasil Cakupan ASI eksklusif di Jawa Barat selama 3
mencapai peran baru menjadi seorang ibu
tahun terakhir persentase capaian ASI
setelah melahirkan adalah menyusui bayinya eksklusif terdapat penurunan dari tahun
(Machmudah, 2018)
sebelumnya, yaitu tahun 2021 sebesar 71,11%,
Menyusui merupakan salah satu tugas tahun 2022 sebesar 69,11%, dan tahun 2022
reproduksi bagi seorang perempuan. Begitu cakupan ASI di Jawa Barat yaitu hanya sebesar
tubuhnya dinyatakan hamil, maka tubuhnya 66,46%. Capaian ASI eksklusif yang
akan dipersiapkan untuk proses menyusui. diterapkan oleh pemerintah yaitu 80% (Badan
Tingginya kadar hormon estrogen dan Pusat Statistik Jawa Barat, 2023)
progesteron pada saat hamil akan Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan
menyebabkan pembesaran payudara, dan Kabupaten Bandung Barat mengenai cakupan
pertumbuhan kelenjar-kelenjar susu. Begitu
ASI eksklusif di Kabupaten Bandung Barat
bayi lahir dan plasenta dilepaskan, kadar
dengan target cakupan ASI eksklusif yaitu
hormon prolaktin dan oksitosin yang tinggi
35%, pada tahun 2021, tahun 2022 bayi yang
akan membantu produksi dan ejeksi ASI itu, mendapatkan ASI hanya 20,7%, sedangkan
dan dimulainya tugas baru bagi seorang ibu tahun 2023 bayi yang mendapatkan ASI hanya
untuk menyusui bayinya (Wulandari & sebesar 18.13% yang artinya capaian ASI pada
Machmudah, 2024) bayi kurang dari target pemerintah yang
Pemberian ASI pada bayi dilakukan sampai seharusnya 80% ibu wajib memberikan ASI
bayi menginjak usia enam bulan (pemberian eksklusif dari usia 0-6 bulan pertama (Dinas
ASI eksklusif) yaitu pemberian ASI saja tanpa Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, 2023)
2
Hambatan dan permasalahan pada ibu tidak payudara, asupan nutrisi dan anatomi
memberikan ASI pada usia bayi 4-7 hari post (Manuaba, 2020)
partum yaitu rendahnya pengetahuan Penyebab ASI tidak keluar adalah dipengaruhi
mengenai cara menyusui yang baik merupakan oleh beberapa factor diantaranya factor
faktor yang secara tidak langsung makanan, ketenangan jiwa dan pikiran,
mempengaruhi proses laktasi, terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi, perawatan
latar belakang sosial budaya. Hal ini berkaitan payudara, anatomis payudara, faktor fisiologi,
dengan kemampuan ibu untuk menerima pola istirahat, faktor isapan anak atau frekuensi
informasi yang nantinya berpengaruh secara penyusuan, berat lahir bayi, umur kehamilan
langsung dalam proses pengeluaran ASI. saat melahirkan dan konsumsi rokok dan
Faktor langsung yang terkait psikologis ibu alcohol (Sulistyawati, 2017). Sebab lain dari
meliputi persepsi ibu mengenai keuntungan sedikitnya produksi ASI. Hal ini disebabkan
dan kerugian menyusui dan pengetahuan
pengaruh hormon oksitosin yang kurang
tentang menyusui membuat ibu memutuskan bekerja sebab kurangnya rangsangan isapan
untuk menghentikan produksi ASI eksklusif bayi yang mengaktifkan kerja hormon
pada bayinya (Yuliani, 2021) oksitosin. Hormon oksitosin bekerja
Rendahnya cakupan ASI eksklusif dapat merangsang otot polos untuk meremas ASI
ditimbulkan oleh berbagai macam faktor, salah yang ada pada alveoli, lobus serta duktus yang
satunya adalah factor produksi ASI yang tidak berisi ASI yang dikeluarkan melalui putting
maksimal, sehingga banyak bayi yang susu (Muhara Sari, 2022).
kebutuhan nutrisinya kurang karena ibu tidak Dampak dari ASI yang tidak lancar membuat
dapat memberikan ASI maksimal yang sesuai ibu berpikir untuk mengambil langkah
dengan kebutuhan nutrisi bayi. Penelitian yang berhenti menyusui dan menggantinya dengan
dilakukan (Apriana, 2023) terdapat beberapa susu formula. Dampak lain dari produksi ASI
faktor yang dapat mempengaruhi kelancaran yang tidak lancar adalah dapat menghambat
produksi ASI diantaranya ketenangan jiwa, proses pemberian ASI secara eksklusif pada
nutrisi dan istirahat. Selain itu, faktor lain yang
bayi sampai usia 6 bulan, sehingga cakupan
dapat mempengaruhi produksi ASI adalah
pemberian ASI tidak terpenuhi. Bayi yang
frekuensi pemberian ASI, semakin sering bayi
tidak diberikan ASI esklusif dapat
menyusu serta menghisap puting maka mempengaruhi tumbuh kembangnya dan
semakin banyak pula produksi ASI yang melindunginya dari berbagai penyakit
dihasilkan. Hisapan bayi pada puting susu dan (Baroroh et al., 2021)
areola akan merangsang ujung-ujung saraf
sensorik, rangsangan ini dilanjutkan ke Salah satu tindakan yang perlu dilakukan
hipotalamus yang menekan pengeluaran faktor untuk memaksimalkan produksi ASI, dapat
yang menghambat sekresi prolaktin namun dilakukan beberapa metode yaitu metode
sebaliknya meningkatkan produksi prolaktin. farmakologi adalah Domperidone,
Hormon prolactin akan merangsang sel-sel Metoklopramid, lactamor. Sedangkan metode
alveoli yang berfungsi untuk membuat susu non farmakologi diantaranya pijat marmet,
selanjutnya hisapan bayi tersebut akan pijat payudara, pemberian jantung pisang,
dilanjutkan ke hipofisis anterior untuk minyak esensial lavender dan pijat oksitosin.
mensekresi oksitosin, elanjutnya oksitosin Metode farmakologi cenderung mahal
akan memacu otot-otot halus yang dikelilingi harganya, sedangkan metode non farmakologi
alveoli untuk berkontraksi mengeluarkan ASI. untuk meningkatkan produksi ASI bisa
Faktor lain yang mempengaruhi produksi ASI melalui pemijatan punggung. Pemijatan
perawatan payudara, anatomi payudara, faktor punggung ini berguna untuk merangsang
fisiologis, pola istirahat, konsumsi rokok dan pengeluaran hormon oksitosin menjadi lebih
lkohol. Faktor lain yang dapat mempengaruhi optimal dan pengeluaran ASI menjadi lancar
produksi ASI adalah persiapan ASI yang ijat oksitosin merupakan salah satu solusi
benar, tekhnik menyusui, perrawatan untuk mengatasi ketidaklancaran produksi
ASI. Pijat Oksitosin adalah pemijatan pada
3
sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi
tulang costae kelima-keenam dan merupakan ASI pada ibu postpartum.
usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan Penelitian yang dilakukan Ainuha et al., (2022)
oksitosin setelah melahirkan (Hasni, 2023) mengatakan usaha untuk merangsang hormone
Pijat oksitosin perlu dilakukan sebagai usaha prolaktin dan hormone oksitosin pada ibu
untuk merangsang hormon prolaktin dan setelah melahirkan selain dengan memompa
oksitosin setelah melahirkan. Pijatan oksitosin ASI dapat dilakukan juga Pijat Oksitosin. Pijat
berfungsi untuk meningkatkan hormon Oksitosin adalah salah satu metode perawatan
oksitosin yang dapat menenangkan ibu, payudara tanpa rasa sakit yang dapat
sehingga ASI pun keluar. Pemilihan pijat menstimulasi kekuatan otot payudara untuk
oksitosin yaitu harganya murah lebih aman dan meningkatkan produksi ASI dan dapat
mudah dilakukan oleh ibu postpartum di membuat payudara menjadi elastis yang dapat
rumah (Wijaya et al., 2018) memudahkan bayi menghisap ASI. Volume
ASI yang diproduksi oleh kelenjar payudara
Pijat oksitosin dilakukan pada saat 4-7 hari
untuk mempercepat produksi ASI secara dini. berbeda berdasarkan factor – factor yang
mempengaruhinya. Produksi ASI yang akan
Langkah-langkah dalam melakukan pijat
dihasilkan ibu pada kelenjar payudara tidak
oksitosin harus diperhatikan dengan baik agar
sama setiap waktunya, apabila penghisapan
pemijatan menghasilkan pengaruh yang
optimal, salah satu langkah yang perlu putting susu cukup adekuat, maka akan
menghasilkan 10-100 ml ASI.
diperhatikan adalah cara pemijatan pada setiap
ibu dengan postur tubuh yang berbeda, seperti Berdasarkan profil Puskesmas Cipongkor
ibu yang gemuk harus dipijat dengan posisi yang beralamat di JL. Raya PLTA Saguling
telapak tangan mengepal sedangkan pada ibu No.2 Kecamatan Cipongkor, Kabupaten
dengan tubuh yang kurus atau normal bisa Bandung Barat. Puskesmas Cipongkor
menggunakan jempol tangan kiri dan kanan memiliki 7 desa yaitu Sarinagen,
atau punggung telunjuk kiri dan kanan. Selain Baranangsiang, Cijambu, Cibenda, Cintaasih,
itu, durasi pemijatan oksitosin pun perlu untuk Karangsari, dan Sirnagalih.
diperhatikan, waktu yang baik untuk dilakukan Berdasarkan data cakupan ASI yang dilihat
pemijatan yaitu selama 3-5 menit (Wijaya et dari profil puskesmas Cipongkor tahun 2022
al., 2018) diketahui dari 7 desa yaitu Sarinagen 79,67%,
Cijambu 83,17%, Cibenda 68,97%, Sirnagalih
Hasil penelitiaan yang dilakukan oleh
77,27% Baranangsiang 70,35%, sedangkan 2
Wulandari & Machmudah, (2024) menyatakan
desa yaitu yang memiliki cakupan ASI yang
dalam penelitianya bahwa pijat oksitosin
rendah diantaranya Cintaasih sebesar 65,79%
selama sehari dua kali yaitu pada pagi dan sore
dan Karangsari hanya 65,00% dengan target
selama tiga hari dengan lama pemijatan sekitar
cakupan sebesar 80%.
15 sampai 20 menit. Hasil studi menunjukkan
bahwa terdapat peningkatan dan hasil dari Upaya puskesmas saat ini sudah memberikan
pemijatan oksitosin terhadap produksi ASI penyuluhan tentang ASI, akan tetapi cakupan
yang pada awalnya ASI belum keluar menjadi ASI masih rendah, di akibatkan karena
bisa keluar. kegagalan pemberian makanan prelaktal,
memberikan tambahan susu formula karena
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Edeh,
ASI tidak keluar, menghentikan pemberian
(2023) menunjukkan bahwa diketahui bahwa
ASI karena ibu atau bayi sakit serta ingin
dari 35 responden (100%), produksi ASI
mencoba susu formula, serta salah satu faktor
sebelum dilakukan pijat oksitosin seluruh
responden dengan produksi ASI kurang predisposisi kegagalan ASI adalah karena
sebanyak 35 responden (100%), sedangkan pengetahuan dan pengalaman ibu yang kurang.
Selain itu, kurangnya dukungan keluarga dan
sesudah dilakukan pijat oksitosin (91%)
pengaruh media massa mengenai iklan susu
produksi ASI lancar. Diketahui hasil uji
formula bayi turut memengaruhi ibu tidak
Wilcoxone Signed Test diperoleh nilai nilai p=
memberikan ASI.
0.000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada
4
Berdasarkan data cakupan produksi ASI Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa
diatas, bahwa puskesmas Cipongkor belum produksi ASI sebelum dilakukan Pijat
pernah diberikan terapi farmakologi atapun Oksitosin Pada Ibu Post Partum Hari Ke 4-7
non farmakologi untuk meningkatkan yaitu 47,03 cc/ml dan sesudah diperoleh nilai
produksi ASI, sehingga dengan penelitian ini mean sebesar 142,50 cc/ml dengan selisih
perlu dilakukan sebagai upaya peningkatan 32,17. Dapat disimpulkan bahwa terdapat
produksi ASI secara dini pada ibu postpartum perbedaan selisih produksi ASI setelah
hari ke 4-7 dengan alasan agar bayi pada hari dilakukan pijat oksitosin.
4-7 tidak rewel karena ASI keluarnya sedikit. PEMBAHASAN
Maka dari itu perlu adanya intervensi agar bayi
mendapatkan kecukupan ASI dengan Produksi ASI Sebelum Dilakukan Pijat
dilakukan pijat oksitosin. Oksitosin Pada Ibu Post Partum
Berdasarkan data diatas peneliti tertarik untuk Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
melakukan penelitian tentang Pengaruh Pijat bahwa produksi ASI sebelum dilakukan Pijat
Oksitosin Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Oksitosin Pada Ibu Post Partum Hari Ke 4-7
Post Partum Hari Ke 4-7 Di Desa Karangsari yaitu 47,03 cc/ml. Hal tersebut produksi ASI
Dan Desa Cintaasih Puskesmas Cipongkor pada ibu post partum sebelum dilakukan pijat
Tahun 2024 oksitosin, ASI yang keluar lebih sedikit yaitu
sebesar 47,03 cc/ml. Produksi ASI yang keluar
METODOLOGI PENELITIAN sedikit pada hari ke 4-7 dipengaruhi oleh
Rancangan jenis dalam penelitian ini frekuensi dalam pemberian ASI yang kurang
menggunakan rancangan Quasy Experiment dilakukan oleh ibu post partum serta tidak
dengan rancangan penelitian pretest-posttest dilakukan sesering mungkin sehingga akan
one group desain. Sampel yaitu ibu post menyebabkan kelenjar payudara untuk tidak
partum yang diambil secara total sampling memproduksi ASI lebih banyak.
sebanyak 30 orang. Instrumen penelitian Hasil penelitian sampai dengan hari ke 7
dengan lembar observasi dan Analisis yang
diketahui minimum 99 dan maksimum 139.
digunakan yaitu distribusi frekuensi dan uji
Hal ini dapat dipengaruhi oleh hormon
wilxocon. prolactin dan hormon oksitosin dalam
HASIL PENELITIAN payudara tersumbat, karena ibu menyusui bayi
dengan cara dijadwal, sehingga rangsangan
Tabel 1 Produksi ASI Sebelum dan Sesudah
dari hisapan mulut bayi dapat mempengaruhi
Dilakukan Pijat Oksitosin Pada Ibu Post
Partum Hari Ke 4-7 rangsangan produksi ASI. Hasil wawancara
pada ibu bahwa ibu memberikan ASI dengan
Produksi N Mean SD Minimum Maximum
ASI cara dijadwal sehingga frekuensi menyusui
Sebelum 30 47,03 11,07 35 75 dapat mengurangi produksi ASI.
Sesudah 30 142,50 12,14 124 164
Secara teori bahwa frekuensi menyusui dapat
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa meningkatkan produksi ASI pada ibu
produksi ASI sebelum dilakukan Pijat menyusui, karena frekuensi menyusui
Oksitosin Pada Ibu Post Partum Hari Ke 4-7 berkaitan dengan kemampuan stimulasi kedua
yaitu 47,03 cc/ml dan produksi ASI sesudah hormon dalam kelenjar payudara yakni
dilakukan Pijat Oksitosin yaitu 142,50 cc/ml hormon prolaktin dan hormon oksitosin. Jadi
Tabel 2 Perbedaan Post Partum Sebelum semakin sering bayi menyusu pada payudara
Dan Sesudah Pijat Oksitosin Terhadap ibu, maka produksi dan pengeluaran ASI akan
Produksi ASI Pada Ibu Post Partum Hari semakin banyak. Sebaiknya ibu menyusui bayi
Ke 4-7 secara tidak dijadwalkan (on demand), karena
bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya.
Hari Ke N Mean Selisih Minimum Maximum p-value
Sebelum 30 47,03 95,47 99 139 Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat
Sesudah 30 142,50 124 164
0,000 kurang baik, karena isapan sangat berpengaruh
pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.
5
Dengan menyusui tdak di jadwal sesuai dengan produksi ASI. Produksi ASI yang akan
kebutuhan bayi akan mencegah banyak dihasilkan ibu pada kelenjar payudaranya
masalah yang timbul. Seperti susui bayi tidaklah sama setiap waktunya. Dikatakan
sesering mungkin tanpa dijadwal paling sedikit bahwa volume ASI akan menurun sesuai
8 kali dalam 24 jam masing-masing payudara dengan waktu. Pada hari-hari pertama
10- 15 menit, susui bayi dengan sati payudara kelahiran bayi, apabila pengisapan puting susu
hingga payudara terasa kosong (Kurniawati, cukup adekuat. Pada keadaan normal, ASI
2022). dapat keluar sekitar 10cc –100cc dan akan
meningkat setiap hari sampai sekitar 150—300
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang telah
ml setiap 24 jam. ASI lebih banyak
dilakukan oleh (Kurni, (2022) yang
mengandung protein, sedangkan kadar
menjelaskan bahwa produksi ASI sebelum
karbohidrat dan kadar lemak lebih rendah
dilakukan pijat oksitosin didapatkan mean
(Cunningham , 2020)
sebesar 48,00-113,55 cc/ml. Produksi ASI
yang kurang dapat dipengaruhi oleh frekuensi Asumsi peneliti bahwa produksi ASI
dalam produksi ASI. Senada dengan hasil dipengaruhi oleh psikis ibu seperti rasa senang,
penelitian yang dilakukan oleh Fitriasnani et bahagia, dan rasa/pikiran positif yang akan
al., (2023) yang menunjukkan hasil mengoptimalkan kerja hormon oksitosin ASI
penelitianya bahwa sebelum diberikan pijat akan lancar keluar. Serta frekuensi menyusui
oksitosin produksi ASInya tidak lancar dapat meningkatkan produksi ASI pada ibu
yaitu sebanyak 12 responden atau sebagian menyusui, karena frekuensi menyusui
kecil (12,5%) produksi ASInya kurang berkaitan dengan kemampuan stimulasi kedua
lancar. hormon dalam kelenjar payudara yakni
hormon prolaktin dan hormon oksitosin. Jadi
Produksi ASI pada hari-hari pertama setelah
semakin sering bayi menyusu pada payudara
melahirkan menjadi kendala dalam
ibu, maka produksi dan pengeluaran ASI akan
memberikan ASI dini. Pemberian ASI di jam-
semakin banyak.
jam pertama kelahiran jika tidak dapat
dilakukan oleh ibu akan menyebabkan proses Produksi ASI Sesudah Dilakukan Piijat
menyusui tertunda, jika proses menyusui Oksitosin Pada Ibu Post Partum
tertunda akan berdampak pada pengeluaran Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
hormone prolaktin sebagai stimulasi produksi bahwa produksi ASI sesudah dilakukan Pijat
ASI pada ibu selama menyusui. Kurangnya
Oksitosin Pada Ibu Post Partum Hari Ke 4-7
pemberian ASI oleh ibu terhadap bayi yaitu 142,50 cc/ml. Hasil penelitian bahwa
menyebabkan masalah ketidakefektifan
produksi ASI setelah dilakukan pijat oksitosin
pemberian ASI. Masalah ketidakefektifan mengalami peningkatan sebesar 145,50 cc/ml,
pemberian ASI jika tidak ditangani akan hal ini dipengaruhi oleh pijatan yang dilakukan
menimbulkan permasalahan pada bayi seperti untuk merangsang hormon oksitosin sehingga
menurunnya daya tahan tubuh, perkembangan produksi ASI meningkat.
tubuh dan otak mengalami permasalahan, serta
dapat mengakibatkan meningkatkan angka Produksi ASI meningkat karena ada pemijatan
kematian bayi. Alternatif untuk merangsang pada tulang belakang yang dimulai dari tulang
hormon prolaktin dan oksitosin pada ibu belakang servikal (cervical verteratae) sampai
setelah melahirkan selain dengan memeras tulang belakang torakalis dua belas dan
ASI, dapat dilakukan juga dengan melakukan merupakan suatu usaha untuk merangsag
perawatan dan pemijatan payudara atau teknik hormon prolaktin dan oksitosin sehingga dapat
marmet, sering menyusui bayi meskipun ASI meningkatkan produksi ASI. Pijatan ini
belum keluar, menyusui dini dan teratur serta berfungsi untuk meningkatkan hormon
diimbangi dengan pijat oksitosin (Sari et al., oksitosin yang dapat menenangkan ibu,
2018) sehingga ASI pun keluar dengan sendirinya.
Pijat oksitosin ini dapat meningkatkan
Produksi ASI adalah memiliki jumlah produksi ASI dengan cara mengurangi
produksi ASI yang lebih banyak dibandingkan tersumbatnya saluran produksi ASI sehingga
6
memperlancar pengeluaran ASI Pelaksanaan penelitian ini yang dilakukan di
(Wahyuningsih, 2018) Desa Karangsari Dan Desa Cintaasih
Puskesmas Cipongkor Tahun 2024 juga
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang telah
melibatkan peran suami dimana suami juga
dilakukan oleh Lubis & Anggraeni, (2021)
diajarkan untuk melakukan pemijatan
yang menunjukkan hasil penelitianya bahwa
oksitosin kepada ibu, dari hasil penelitian
Produksi ASI setelah dilakukan intervensi pijat
bahwa semua responden mendapatkan
oksitosin mayoritas adalah produksi ASI baik
dukungan selama proses menyusui dari suami
sebesar 87,9 % dan produksi ASI yang kurang
dan keluarga, namun tidak pernah dilakukukan
baik menurun menjadi 12,1%. Senada dengan
pijat oksitosin kepada ibu, hal ini disebabkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Fara et al.,
karena ketidaktauan terkait hal tersebut. Maka
(2022) rata-rata produksi ASI setelah tindakan
pada pelaksanaan intervensi suami diajarkan
pijat oksitosin adalah 1 cc atau 100 cc.
untuk melakukan pijat oksitosin langsung
Pemijatan punggung memberikan rasa nyaman kepada ibu, sehingga pemijatan dapat
pada ibu dan akan membantu dalam dilakukan juga secara mandiri oleh suami. Ibu
pengeluaran ASI sehingga nyeri yang merasa senang dan lebih nyaman pemijatan
dirasakan akibat hisapan bayi pada payudara oksitosin langsung dilakukan oleh suami.
dan kontraksi uterus dapat berkurang.
Asumsi peneliti bahwa ibu harus rutin dalam
Pemijatan juga mampu menciptakan rasa
tenang dan nyaman bagi ibu, sehingga mampu melakukan pijat oksitosin yang didukung oleh
suami, sehingga peran aktif suami dapat
mempertahankan produksi ASI sehingga dapat
memperlancar produksi ASI secara penuh,
merangsang oksitosin yang ada pada payudara
karena dengan pemijtan mampu menciptakan
ibu sehingga dapat memperlancar produksi
rasa tenang dan nyaman bagi ibu, sehingga
ASI (Wijaya, 2018)
mampu mempertahankan produksi ASI
Pijat oksitosin adalah pemijatan pada
Perbedaan Post Partum Sebelum Dan
sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai
Sesudah Pijat Oksitosin Terhadap Produksi
tulang costae kelima-keenam untuk
merangsang hormon prolaktin dan oksitosin ASI Pada Ibu Post Partum Hari Ke 4-7
setelah melahirkan. Pijat oksitosin yang Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
dilakukan oleh suami atau tenaga kesehatan bahwa produksi ASI sebelum dilakukan Pijat
yang akan memberikan kenyamanan pada ibu, Oksitosin Pada Ibu Post Partum Hari Ke 4-7
sehingga akan memberikan kenyamanan pada yaitu 47,03 cc/ml dan sesudah diperoleh nilai
bayi yang disusui. Oksitosin diproduksi oleh mean sebesar 142,50 cc/ml dengan selisih
kelenjar pituitary posterior (neurohipofisis). 95,47. Dapat disimpulkan bahwa terdapat
Bayi yang menyusu akan mengirimkan perbedaan selisih produksi ASI setelah
stimulasi ke neurohipofisis untuk dilakukan pijat oksitosin.
memproduksi dan melepaskan oksitosin secara Hasil penelitiaan sejalan dengan yang
bergantian (Setiawandari, 2020) dilakukan oleh Wulandari & Machmudah,
Pijat oksitosin yang dilakukan pada ibu (2024) menyatakan dalam penelitianya bahwa
postpartum dapat meningkatkan produksi ASI pijat oksitosin selama sehari dua kali yaitu
karena dapat memicu pengeluaran hormon pada pagi dan sore selama tiga hari dengan
oksitosin yang sangat penting dalam lama pemijatan sekitar 15 sampai 20 menit.
pengeluaran ASI. Hormon oksitosin akan Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat
menyebabkan sel alveoli kelenjar ASI peningkatan dan hasil dari pemijatan oksitosin
berkontraksi, sehingga ASI akan keluar. Kerja terhadap produksi ASI yang pada awalnya ASI
hormon oksitosin dipengaruhi oleh psikis ibu belum keluar menjadi bisa keluar. Senada hasil
seperti rasa senang, bahagia, dan rasa/pikiran penelitian yang dilakukan oleh Edeh, (2023)
positif yang akan mengoptimalkan kerja menunjukkan bahwa diketahui bahwa dari 35
hormon oksitosin ASI akan lancar keluar responden (100%), produksi ASI sebelum
(Kurni, 2022) dilakukan pijat oksitosin seluruh responden
dengan produksi ASI kurang sebanyak 35
7
responden (100%), sedangkan sesudah Tindakan pemijatan tulang belakang mulai
dilakukan pijat oksitosin (91%) produksi ASI dari nervus ke 5-6 sampai scapula yang akan
lancar. Diketahui hasil uji Wilcoxone Signed mempercepat kerja saraf parasimpatis untuk
Test diperoleh nilai nilai p= 0.000 < 0,05 menyampaikan perintah ke otak bagian
sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh pijat belakang sehingga oksitosin keluar. Pijat
oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu oksitosin dilakukan untuk merangsang refleks
postpartum. oksitosin atau refleks let down dan bisa
dilakukan dengan bantuan keluarga terlebih
Secara teori bahwa produksi ASI, dapat
suami. Pijat oksitosin secara signifikan dapat
dilakukan beberapa metode yaitu metode
mempengaruhi system saraf perifer,
farmakologi adalah Domperidone,
meningkatkan rangsangan dan konduksi
Metoklopramid, lactamor. Sedangkan metode
impuls saraf, melemahkan dan menghentikan
non farmakologi diantaranya pijat marmet,
rasa sakit serta meningkatkan aliran darah ke
pijat payudara, pemberian jantung pisang,
jaringan dan organ serta membuat otot menjadi
minyak esensial lavender dan pijat oksitosin.
fleksibel sehingga merasa nyaman dan rileks
Metode farmakologi cenderung mahal
Setiawandari, 2020)
harganya, sedangkan metode non farmakologi
untuk meningkatkan produksi ASI bisa Asumsi peneliti bahwa setelah dilakukan pijat
melalui pemijatan punggung. Pemijatan oksitosin ini diharapkan ibu akan merasa rileks
punggung ini berguna untuk merangsang sehingga ibu tidak mengalami kondisi stress
pengeluaran hormon oksitosin menjadi lebih yang bisa menghambat refleks oksitosin serta
optimal dan pengeluaran ASI menjadi lancar memberikan kenyamanan pada ibu,
ijat oksitosin merupakan salah satu solusi mengurangi bengkak, mengurangi sumbatan
untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI, merangsang pelepasan hormone
ASI. Pijat Oksitosin adalah pemijatan pada oksitosin, mempertahankan produksi ASI.
sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai SIMPULAN
tulang costae kelima-keenam dan merupakan
usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan Berdasarkan tujuan penelitian yang diuraikan
oksitosin setelah melahirkan (Hasni, 2023) pada bab sebelumnya, maka disimpulkan pada
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Pijat oksitosin dilakukan pada saat 4-7 hari
untuk mempercepat produksi ASI secara dini. 1. Produksi ASI Sebelum Dilakukan Pijat
Langkah-langkah dalam melakukan pijat Oksitosin Pada Ibu Post Partum Hari Ke 4-
oksitosin harus diperhatikan dengan baik agar 7 Di Desa Karangsari Dan Desa Cintaasih
pemijatan menghasilkan pengaruh yang Puskesmas Cipongkor menunjukkan mean
optimal, salah satu langkah yang perlu 47,03 cc/ml
diperhatikan adalah cara pemijatan pada setiap 2. Produksi ASI Sesudah Dilakukan Piijat
ibu dengan postur tubuh yang berbeda, seperti Oksitosin Pada Ibu Post Partum Hari Ke 4-
ibu yang gemuk harus dipijat dengan posisi 7 Di Desa Karangsari Dan Desa Cintaasih
telapak tangan mengepal sedangkan pada ibu Puskesmas Cipongkor menunjukkan mean
dengan tubuh yang kurus atau normal bisa 142,50 cc/ml
menggunakan jempol tangan kiri dan kanan
atau punggung telunjuk kiri dan kanan. Selain 3. Terdapat Perbedaan Post Partum Sebelum
itu, durasi pemijatan oksitosin pun perlu untuk Dan Sesudah Pijat Oksitosin Terhadap
diperhatikan, waktu yang baik untuk dilakukan Produksi ASI Pada Ibu Post Partum Hari Ke
pemijatan yaitu selama 3-5 menit (Wijaya et 4-7 Di Desa Karangsari Dan Desa Cintaasih
al., 2018) Puskesmas Cipongkor
Pijat oksitosin ini bisa dilakukan segera setelah SARAN
ibu melahirkan bayinya dengan durasi 2-5 1. Bagi Puskesmas
menit, Adapun efek dari pijat oksitosin itu
sendiri dapat dilihat reaksinya setelah 6-12 jam Disarankan puskesmas dapat mengajarkan
pemijatan. Pijat oksitosin adalah suatu Teknik Pijat Oksitosin pada keluarga atau
8
suami ibu menyusui yang dapat Edeh. (2023). Pijat Oksitosin Untuk
merangsang hormon oksitosin sehingga Meningkatkan Produksi Air Susu Ibu (Asi)
dapat meningkatkan produksi ASI. Pada Ibu Post Partum Di Tpmb Edeh
Patmawati Kecamatan Pebayuran Kabupaten
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Bekasi Tahun 2023.
Penelitian ini dapat dijadikan sumber
Edeh. Pijat Oksitosin Untuk Meningkatkan
informasi ilmiah dan disarankan agar
Produksi Air Susu Ibu (Asi) Pada Ibu Post
dilakukan penelitian lanjutan tentang
Partum Di Tpmb Edeh Patmawati Kecamatan
metode non farmakologi lainya untuk
Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun 2023.
meningkatkan produksi ASI
Jurnal Kebidanan Indonesia, 2022 Mi;3(1), 1–
3. Bagi Ibu Post Patum Dan Keluarga 10.
Disarankan pada ibu post partum dan Elza Fitri. Pemberian Konseling Pada Ibu
keluarga dapat bekerja sama untuk dapat Nifas Hari Ke 29-42 Menggunakan Abpk Di
melakukan pijat oksitosin di rumah, Pmb Ernita Kota Pekanbaru Tahun 2022.
sehingga dapat meningkatkan produksi Jurnal Kebidanan Terkini (Current Midwifery
ASI. Journal), 2023 Jun 2 (1), 1–6.
DAFTAR PUSTAKA Fara, Y. D., Desni Sagita, Y., & Safitry, E.
Ainuha, Z., Toyibah, A., & Asworoningrum, Penerapan Pijat Oksitosin Dalam Peningkatan
Y. Asi Literature Study Of The Effect Of Produksi Asi. Jurnal Maternitas Aisyah (Jaman
Oxytocin Massage On Increasing Breast Milk Aisyah), 2022. 3(1), 20–26.
Production. Midwife Journal 2022 Fitriasnani, M. E., Prasetyanti, D. K., Lintan,
Jul;3(02)22-30. N., Puspita, M., & Kadiri, U. Upaya Promosi
Apriana, R. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Kesehatan Melalui Pemberian Kombinasi Pijat
Dengan Produksi Asi Ibu Nifas. Simfisis: Oksitosin Dan Pijat Marmet Terhadap
Jurnal Kebidanan Indonesia, 2023 Jul;3(1), Produksi Asi Pada Ibu Postpartum.2023
517–525. Guyton & Hall. Fisiologi Kedokteran. Edisi
Badan Pusat Statistik Jawa Barat. Cakupan Asi 11. EGC Jakarta. 2017
Di Jawa Barat.2023 Hasni. Peningkatan Produksi Asi Pada Ibu
Baroroh, I., Kebidanan, A., & Ibu, H. Post Partum Dengan Hypnobreasfeeding. Cv
Efektivitas Konsumsi Sule Honey Terhadap Adanu Abimata: Indarmayu.2023.
Peningkatan Produksi Asi Bagi Ibu Pekerja Herselowati. Buku Ajar Buku Ajar Asuhan
Yang Menggunakan Metode Pompa Asi ( Kebidanan Dan Menyusi. 1–120.2024.
Mpa) The Effectiveness Of Sule Honey
Jania, T., Windiyani, W., & Kurniawati, A.
Consumption In Increasing Milk Production
Manajemen Non Farmakologi Untuk
For Working Mothers Using Breastfeeding
Meningkatkan Kelancaran Asi Pada Ibu Nifas.
Pump Methods. Jurnal Kebidanan-Issn, 2021
Jurnal Bimtas: Jurnal Kebidanan Umtas, 2022
Mei 7(1) 20-35.
Mei 6(1), 51–55.
Cunningham. Obstetri Williams Panduan
Kurniawati. Buku Saku Air Susu Ibu. In Khd
Ringkas. Edisi 21. EGC. Jakarta.2020
Production (Vol. 42, Issue 4).2022.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat.
Cakupan Asi Eksklusif.2023. Machmudah, M., Khayati, N., Widodo, S.,
Hapsari, E. D., & Haryanti, F. Pijat Oketani
Dwi Kurni, R. Pengaruh Pijat Oksitosin Menurunkan Kadar Hormon Kortisol Pada Ibu
Terhadap Kelancaran Asi Pada Ibu Post Menyusui Di Kota Semarang. Nurscope :
Partum Primipara Di Moty Care Baby, Kids & Jurnal Keperawatan Dan Pemikiran Ilmiah
Mom Ciangsana. Akademi Kebidanan Keris Keperawatan, 2018 Feb 4(2), 66–71.
Husada. Jurnal Kebidanan Indonesia, 2023
Manuaba, IG. Ilmu Kebidanan Penyakit
Jul;3(2), 1–15.
Kndungan Dan Keluarga Berencana.2020.
9
Muhara Sari, Y. Peningkatan Produksi Asi Sulistyawati. Asuhan Nifas Dan
Pada Ibu Nifas Dengan Hypnobreastfeeding Menyusui.2017.
Original Article. 2022 Mei 2(3), 118–125. Wahyuningsih. Asuhan Kebidanan Nifas Dan
Nufus. Efektivitas Pijat Oksitosin Terhadap Menyusui. Jurnal Sains Dan Seni Its, 2018 Sep
Produksi Asi. Jurnal Borneo Cendekia, 2019 6(1), 51–66.
Mei 3(1), 473–484. Wahyuningtyas. Buku Saku Pijat Oksitosin
Rianto. Aplikasi Metodologi Penelitian Dengan Murottal Al-Qur’an Untuk
Kesehatan. Nuha. Medika. Yogyakarta.2020. Meningkatkan Produksi Asipada Ibu Nifas.
Surakarta: Cv Kekata Group.2023
Safitri, V. A., Pangestuti, D. R., & Kartini, A.
Pengaruh Video Edukasi Terhadap Wijaya, M., Bewi, D. W. T., & Rahmiati, L.
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Pemberian Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi
Asi Eksklusif Di Puskesmas Bulu Lor 2021. Asi 4-7 Hari. Jurnal Ilmiah Bidan, 2018 Sep
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 2021 3(3), 27–34.
Agst 20(5), 342–348. World Health Organization. Cakupan Asi Di
Savita. Buku Ajar Nifas Diii Kebidanan Jilid Dunia.2024.
Iii. In Mahakarya Citra Utama Group.2022. Wulandari, A., & Machmudah, M. Penerapan
Setiawandari. Tingkat Produksi Asi Dengan Pijat Oksitosin Terhadap Keberhasilan
Teknik Marmet Dan Pijat Oksitosin (Issue Menyusui Pada Pasien Post Partum. Ners
April). Wijaya Kusuma Press; Malang.2020. Muda, 2024 Jun 5(1), 68.
10