WELLNESS AND HEALTHY MAGAZINE
Volume 2, Issue 2, Agustus 2020, p. 269 – 276
ISSN 2655-9951 (print), ISSN 2656-0062 (online)
Pengaruh pijat oksitosin terhadap peningkatan produksi ASI ibu
postpartum
1*) 2 3 4
Juwariah , Yetty Dwi Fara , Ade Tyas Mayasari , Abdullah
1,2,3,4
Universitas Aisyah Pringsewu
Email: juwariah445@gmail.com
ARTICLE INFO ABSTRACT
Breast milk is the best natural fluid that is needed by babies. Based on
exclusive breast milk coverage in Indonesia on 2018 in the amount of
Keyword: 65,16 percent. The breast milk that came out a little will affect
Oxytocin breastfeeding process which will make exclusive breast milk
Message unsuccesfull. One effort that can be done to expedite breastfeeding in
Breast Milk postpartum mothers is with oxytocin massage. The purpose of this
Postpartum
research is to determine the effect of oxytocin message to the
Pijat
improvement of breastmilk production in postpartum mother in PMB
Oksitosin
Langgeng Sri Asih on 2020. The type of this research uses a Quasi
Air Susu Ibu
Experiment with the expansion of non-equivalent control group
pretestposttest. Population of this research is postpartum mother 3-10
*) corresponding author days in PMB Langgeng Sri Asih which amounted to 26 respondents.
The sampling technique uses total sampling which is divided into 2
Juwariah group, namely 13 treatment group respondent and 13 control group
Mahasiswa Universitas Aisyah Pringsewu, th
Jl. A. Yani. No 1A, Tambahrejo, Kec.
respondent. This research is implemented on February 25 – March
th
Gadingrejo, Kab. Pringsewu, Lampung, 25 2020. Data analysis method uses statistic analysis technique paired
0729 7081587 t-test and independent t-test. The result of this research obtained from
13 respondent carried out oxytocin message the average of milk
production is 24,0 ml while 13 respondent did not do oxcytocin
message the average of milk production is 11,7 ml with significance (p
= 0,001
less than 0,005), The conclusion of this study is that there is an effect of
oxytocin massage on increasing milk production in postpartum
mothers.
This is an open access article under the CC–BY-SA license.
PENDAHULUAN
WHO (world health Organization) merekomendasikan pemberian ASI ekslusif selama 6
bulan, teapi hanya 35,5% bayi di dunia berusia kurang dari 6 bulan yang mendapatlan ASI ekslusif.
Pada sidang kesehatan Dunia ke-65, Negara - negara anggota menetapkan target di tahun 2025
minimal 50% dari jumlah bayi dibawah usia 6 bulan diberi ASi ekslusif (Yantina, 2015).
https://wellness.journalpress.id/wellness Email: wellness.buletin@gmail.com
Rendahnya cakupan pemberian ASI ini berdampak pada kualitas hidup generasi bangsa. Profil
https://wellness.journalpress.id/wellness Email: wellness.buletin@gmail.com
Kesehatan Indonesia Tahun 2018 menunjukkan cakupan bayi mendapatkan ASI ekslusif sebesar
65,16% lebih tinggi dibandingkan cakupan ASI ekslusif tahun 2017 sebesar 61,33% (Kemenkes RI,
2018).
Data Dinas Provinsi Lampung Tahun 2016 menunjukkan cakupan bayi mendapatkan ASI
ekslusif sebesar 56,26%. Angka ini masih di bawah target yang di harapkan yaitu 80% (Dinas
Kesehatan Provinsi Lampung, 2016). Berdasarkan Data cakupan ASI di daerah Kabupaten
Pringsewu hanya sebesar 50,24 (Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu, 2018).
Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya beberapa masalah
baik masalah ibu maupun pada bayi. Dari sisi ibu, kegagalan pemberian ASI Ekslusif dipengaruhi
beberapa faktor (Kristianingsih, A., Mukhlis, H., & Ermawati, E. 2019). Masalah menyusui yang
sering ibu keluhkan yaitu bayi sering menangis atau menolak menyusu yang kemudian diartikan
bahwa ASInya tidak cukup atau produksi ASI hanya sedikit. Sehingga, diambilnya keputusan untuk
menghentikan menyusui (Lestari, 2017).
ASI tidak cukup atau sedikitnya produksi, disebabkan pengaruh hormon oksitosin yang
kurang bekerja (Fikawati., dkk, 2015). Hormon oksitosin bekerja merangsang otot polos untuk
memeras ASI yang ada pada alveoli, lobus, serta duktus yang berisi ASI yang di keluarkan melalui
putting susu (Walyani Dan Purwoastuti, 2015). Pijat oksitosin adalah Salah satu upaya tindakan
alternatif yang dilakukan untuk meningkatkan produksi ASI (Bobak, dalam Lestari 2017). Tindakan
ini di perkuat dengan adanya penelitian terkait yang dilakukan oleh (Asih, 2014) menyimpulkan
bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara pijat oksitosin terhadap produksi ASI.
Selain merangsang reflexs let down manfaat pijat oksitosin adalah memberikan
kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak, mengurangi sumbatan ASI, merangsang pelepasan
hormon oksitosin, mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit (Delima, 2016). Pijat
oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidak lancaran produksi ASI. Pemijatan
pada sepanjang tulang (vertebrae) sampai tulang costae kelima-keenam dan merupakan usaha untuk
merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan (Rahayu, 2019).
Menurut Yantina (2015), melalui pijatan atau rangsangan pada tulang belakang,
neurotransmitter akan merangsang medulla oblongata langsung mengirim pesan ke hypothalamus di
hypofise posterior untuk mengeluarkan oksitosin sehingga menyebabkan payudara mengeluarkan
air susunya. Pijatan di daerah tulang belakang ini juga akan merileksasi ketegangan, menghilangkan
stress, dan hormon oksitosin yang keluar akan membantu pengeluaran air susu ibu di bantu dengan
isapan bayi pada puting susu ibu (Yanti, H., Yohanna, W., & Nurida, E. 2018).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh pilaria dan Sopiatun (2017), Penyebab
rendahnya pemberian ASI Ekslusif di Indonesia salah satunya adalah penurunan produksi ASI pada
hari - hari pertama setelah melahirkan yang disebabkan kurangnya rangsangan hormon oksitosin
dan prolaktin yang berperan dalam kelancaran produksi ASI. Dibutuhkan upaya tindakan alternatif
berupa pijat oksitosin untuk membantu pengeluaran ASI. dari 30 responden sebelum dilakukan pijat
oksitosin produksi ASI tidak cukup sebanyak 24 responden (80%), produksi ASI cukup sebanyak 6
responen (6%). Dan setelah dilakukan pijat oksitosin produksi ASI cukup menjadi 27 responden
(90%), dan produksi ASI tidak cukup sebanyak 3 responden (10%). Hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa adanya pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu post partum.
Data penelitian pra survey pada bulan November 2019 di PMB Langgeng Sri Asih dari 26
ibu post partum, 15 (57,7%) orang ibu mengatakan sudah memberikan susu formula kepada
bayinya sejak lahir karena pengeluaran ASI ibu masih sedikit. Bayi yang sering menangis ibu
beranggapan bahwa ASI ibu tidak cukup dan 11 (42,3%) orang ibu mengatakan ASInya keluar serta
tidak memberikan susu formula.
Berdasarkan latar belakang diatas tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pijat oksitosin terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu postpartum.
Wellness and Healthy Magazine ISSN 2655-9951 (print), ISSN 2656-0062 (online)
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, menggunakan rancangan quasi eksperimen
dengan pendekatan Nonequivalent control group desaign pretest-posttest. sampel dalam penelitian
ini yaitu ibu postpartum 3-10 hari, sebanyak 26 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah
total sampling. Dengan ini terdapat dua kelompok yaitu 13 responden kelompok perlakukan dan 13
responden kelompok tidak perlakuan. Penelitian ini dilakukan pada 25 februari – 25 maret 2020 di
PMB Langgeng Sri Asih Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu Tahun 2020. Analisa data
yang digunakan dalam penelitian ini, analisis univariat dan bivariat. analisis data menggunakan
teknik analisis statistik uji paired t-test dan uji independent t-test.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1
Rata – Rata Poduksi ASI Pada Ibu Postpartum
Kelompok N Mean Median Min-Max SD
Dilakukan
Pre-test 12,2 13,00 13-40 3,395
13
Post-test 24,0 25,00 13-40 7,433
Tidak dilakukan
Pre-test 11,3 10,00 6-18 3,924
13
Post-test 11,7 11,00 7-20 4,171
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 13 responden pada kelompok perlakuan rata -
rata pengeluaran ASI sebelum dilakukan pemijatan oksitosin (pe test) adalah sebanyak 12,2 ml.
setelah dilakukan pemijatan (post test) meningkat sebanyak 24,0 ml. sedangkan pada 13 responden
pada kelompok tidak perlakuan rata - rata pengeluaran ASI sebelum tidak dilakukan pemijatan
oksitosin (pre test) adalah sebanyak 11,3 ml dan setelah tidak dilakukan pemijatan (post test) 11,7
ml.
Tabel 2
Perbedaan Produksi ASI Pada Kelompok Dilakukan Pijat Oksitosin
Kelompok Dilakukan N Mean SD P Value
Pre-test 13 12,2 3,395 0,000
Post-test 24,0 7,433
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat dari 13 responden pada kelompok perlakukan rata -rata
pengeluaran ASI sebelum dilakukan pemijatan oksitosin (pre test) adalah sebanyak 12,2 ml, setelah
dilakukan pemijatan (post test) meningkat sebanyak 24,0 ml. Hasil analisis uji paired t-test p
value
= 0,000 < α (0,005).
Tabel 3
Perbedaan Produksi ASI Pada Kelompok Tidak Dilakukan Pijat Oksitosin
Kelompok Tidak Dilakukan N Mean SD P Value
Pre-test 13 11,3 3,924 0,209
Post-test 11,7 4,171
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa dari 13 responden pada kelompok tidak perlakuan
rata – rata pengeluaran ASI sebelum tidak dilakukan pemijatan oksitosin (pre test) adalah sebanyak
Pengaruh pijat oksitosin terhadap peningkatan produksi ASI ibu postpartum
Pengaruh pijat oksitosin terhadap peningkatan produksi ASI ibu postpartum
11,3 ml, dan setelah tidak dilakukan pemijatan (post test) sebanyak 11,7 ml. Hasil analisis uji
paired t-test p value = 0,209 > α (0,005).
Tabel 4
Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Peningkatan Produksi ASI pada Ibu Postpartum
Variabel N Mean SD P Value
Dilakukan 13 24,0 7,433 0,000
Tidak dilakukan 13 11,7 4,171
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa dari 13 responden kelompok perlakuan rata - rata
pengeluaran ASI sebanyak 24,0 ml dan 13 responden kelompok Tidak dilakukan pijat oksitosin rata
- rata produksi ASI sebesar 11,7 ml, hasil analisis uji independen t-test di peroleh signifikansi
pvalue = 0,000<α (0,05).
Rata – Rata Produksi ASI Pada Ibu Postpartum
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 13 responden pada kelompok perlakuan
rata - rata pengeluaran ASI sebelum dilakukan pemijatan oksitosin (pe test) adalah sebanyak 12,2
ml. setelah dilakukan pemijatan (post test) meningkat sebanyak 24,0 ml. sedangkan pada 13
responden pada kelompok tidak perlakuan rata - rata pengeluaran ASI sebelum tidak dilakukan
pemijatan oksitosin (pre test) adalah sebanyak 11,3 ml dan setelah tidak dilakukan pemijatan (post
test) 11,69 ml.
Produksi ASI pada ibu postpartum yang dilakukan pijat oksitosin dan yang tidak dilakukan
pijat oksitosin memiliki rata - rata yang berbeda. Hal ini sejalan dengan teori Rahayu (2019) bahwa
pijat oksitosin untuk ibu postpatum berfungsi untuk merangsang hormon oksitosin agar dapat
meningkatkan produksi ASI. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Endah, (2011) jumlah
kelompok kolostrum yang di lakukan pijat oksitosin rata - rata 5,333 cc sedangkan kelompok tidak
dilakukan pijat oksitosin rata -rata 0,0289 cc. Pijat oksitosin berpengaruh terhadap jumlah produksi
kolostrum dengan p-value 0,009.
Menurut asumsi peneliti penerapan pijat oksitosin berpengaruh terhadap produksi ASI pada
ibu nifas di PMB langgeng sri asih Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. Selain
meningkatkan poduksi ASI pijat oksitosin dapat meningkatkan rasa nyaman pada ibu.
Perbedaan Produksi ASI Pada Kelompok Dilakukan Pijat Oksitosin
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 13 responden pada kelompok perlakukan
rata - rata pengeluaran ASI sebelum dilakukan pemijatan oksitosin (pre test) adalah sebanyak 12,2
ml, setelah dilakukan pemijatan (post test) meningkat sebanyak 24,0 ml. Hasil analisis uji paired t-
test p value = 0,000 < α (0,005). Kesimpulan terdapat perbedaan yang bermakna antara produksi
ASI pada ibu postpartum sebelum (pre-test) dengan setelah (post-test) kelompok dilakukan pijat
oksitosin.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pilaria (2017), produksi ASI sebelum
dilakukan pijat oksitosin produksi asi tidak cukup sebanyak 24 responden (80%), setelah dilakukan
pijat oksitosin produksi ASI cukup sebanyak 27 responden (90%). didapatkan hasil penelitian
Wellness and Healthy Magazine ISSN 2655-9951 (print), ISSN 2656-0062 (online)
bahwa ada pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu postpartum diwilayah kerja
Puskesmas Pejeruk Tahun 2017 (p value = 0,000).
Menurut Rahayu (2019) Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidak
lancaran Produksi ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang (vertebrae) sampai
tulang costae kelima -keenam dan merupakan usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan
oksitosin setelah melahirkan. Pijat oksitosin di lakukan dalam rangka meningkatkan
ketidaklancaran Produksi ASI. Pijat oksitosin bisa dibantu oleh nenek atau ayah bayi. Pijat oksitosin
ini di lakukan untuk merangsang refleks oksitoin atau reflek let down.
Menurut asumsi peneliti produksi ASI yang dilakukan pijat oksitosin produksi ASI nya lebih
banyak jika dibandingkan dengan ibu yang sebelum dilakukan pijat oksitosin. Pijat oksitosin yang
dilakukan pada ibu nifas dapat membuat rileks dan nyaman, sehingga dapat menggurangi rasa lelah
setelah melahirkan.
Perbedaan Produksi ASI Pada Kelompok yang Tidak Dilakukan Pijat Oksitosin.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 13 responden pada kelompok tidak
perlakuan rata – rata pengeluaran ASI sebelum tidak dilakukan pemijatan oksitosin (pre test) adalah
sebanyak 11,3 ml, dan setelah tidak dilakukan pemijatan (post-test) sebanyak 11,7 ml. Hasil analisis
uji paired t-test p value = 0,209 > α (0,005). Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan yang bermakna
antara produksi ASI pada ibu postpartum sebelum (pre-test) dengan setelah (post-test) kelompok
Tidak dilakukan pijat oksitosin.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Asih (2017), produksi ASI pada ibu
nifas yang tidak melakukan pijat oksitosin dari 16 responden yang memiliki produksi ASI cukup
terdapat 9 orang dan 7 orang memiliki produksi ASI yang kurang. Beberapa faktor yang di
identifikasi dapat mempengaruhi laktasi di antaranya adalah faktor biologis (nutrisi, kondisi
payudara, sistem endokrin, paritas, umur, kehamilan, kebiasaan, istirahat), faktor psikologis, faktor
sosial, faktor ekonomi, tingkat pendidikan, faktor lainnya (perawatan payudara, pijat oksitosin,
teknik marmet).
Menurut asumsi peneliti salah satu yang mempengaruhi peningkatan produksi ASI pada ibu.
melakukan pijat oksitosin untuk membantu kelancaran produksi ASI ibu sehinggakebutuhan ASI
bayi terpenuhi.
Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI pada Ibu Postpartum
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 13 responden kelompok perlakuan rata -
rata pengeluaran ASI sebanyak 24,0 ml dan 13 responden kelompok tidak dilakukan pijat oksitosin
rata - rata produksi ASI sebesar 11,7 ml, hasil analisis uji independen t-test di peroleh signifikansip
value = 0,000 <α (0,05). kesimpulan bahwa ada pengaruh pijat oksitosin terhadap peningkatan
produksi ASI. Menurut Asih (2017), bahwa produksi ASI sangat dipengaruhi oleh kondisi
psikologis ibu menyusui. Saat ibu menyusui merasa nyaman dan relaks pengeluaran okitosin dapat
berlangsung dengan baik. Terdapat titik - titik yang dapat memperlancar ASI diantaranya, titik di
punggung yang segaris dengan payudara. Pijat stimulasi oksitosin untuk ibu menyusui berfungsi
merangsang hormon oksitosin agar dapat memperlancar ASI dan meningkatkan kenyamanan ibu.
Pijat oksitosin adalah merupakan salah satu solusi yang tepat untuk mempercepat dan
memperlancar ASI yaitu dengan pemijatan sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang
Pengaruh pijat oksitosin terhadap peningkatan produksi ASI ibu postpartum
costae 5 - 6. Pijat ini akan memberi rasa nyaman pada ibu setelah mengalami proses perslinan
sehingga tidak menghambat sekresi hormon prolaktin dan oksitosin (Ummah, 2014).
Hasil penelitian oleh delima (2015) di dapatkan hasil bahwa ada efek Pijat oksitosin untuk
meningkatkan produksi ASI ibu menyusui di Puskesmas Plus Mandiangin Bukittinggi. Penelitian
oleh Maita (2016) dengan judul Pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI juga mendapatkan
hasil bahwa ada pengaruh yang signifikan pijat oksitosin terhadap produksi ASI di Pekanbaru.
Penelitian oleh Asih (2017) terdapat pengaruh yang signifikan antara pijat oksitosin terhadap
produksi ASI pada ibu postpartum di BPM Lia Maria Sukarame Bandar Lampung Tahun 2017.
Penelitian oleh Yantina ( 2015) ada pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI (P value 0,001).
Menurut asumsi peneliti bahwa pemberian pijat oksitosin memberikan pengaruh terhadap
peningkatan produksi ASI di PMB Langgeng Sri Asih dan dapat dijadikan tindakan pilihan dalam
mengatasi masalah produksi ASI pada ibu postpartum. Tindakan ini dirasakan dapat membantu
karena Pijat stimulasi oksitosin berfungsi merangsang hormon oksitosin agar dapat merangsang
hormon oksitosin sehingga memperlancar ASI dan meningkatkan kenyamanan ibu (Maesaroh, S.,
Mukhlis, H., & Widyastuti, F. 2019).
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa berdasarkan tujuan seperti yang
telah disebutkan dalam pendahuluan, maka didapatkan :
Rata - Rata produksi ASI 13 responden sebelum (pre test ) kelompok dilakukan yaitu sebesar
12,2 ml, setelah dilakukan (post test) adalah 24,0 ml. Rata - rata produksi ASI sebelum (pre test )
pada kelompok tidak dilakukan dari 13 responden produksi ASInya adalah 11,3 ml dan setelah
(post test) rata-rata produksi ASInya 11,7 ml.
Perbedaan Produksi ASI Kelompok Dilakukan sebelum (pre-test) sebesar 12,2 ml, dan setelah
(post test) sebesar 24,0 ml. Hasil analisis uji paired t-test p value = 0,000 < α (0,005).
Perbedaan Rata – Rata Produksi ASI Kelompok tidak Dilakukan sebelum (pre-test) sebesar
11,3 ml, dan setelah (post test) yaitu sebesar 11,7 ml. Hasil analisis uji paired t-test p value = 0,209
> α (0,005).
Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Peningkatan Produksi ASI pada Ibu Postpartum p-value
0,000 (<ɑ = 0,05). Dari 13 responden kelompok Dilakukan pijat oksitosin rata - rata produksi ASI
sebanyak 24,0 ml dan 13 responden kelompok tidak dilakukan pijat oksitosin rata - rata produksi
ASI sebanyak 11,7 ml.
Saran
Bagi Ibu Postprtum
Di harapkan bagi ibu nifas supaya mengikuti apabila ada penyuluhan atau pelatihan dari
tenaga kesehatan tentang pijat oksitosin yang bermanfaat untuk produksi ASI.
Bagi PMB Langgeng Sri Asih
Di harapkan petugas kesehatan khususnya bidan di PMB melakukan penyuluhan dan
pelatihan pijat oksitosin di kelas ibu ibu hamil khususnya trimester III yang akan menghadapi
persalinan.
Bagi Universitas Aisyah
Wellness and Healthy Magazine ISSN 2655-9951 (print), ISSN 2656-0062 (online)
Di harapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam suatu
penelitian selanjutnya terutama dalam pemberian pijat oksitosin dan dapat dijadikan satu kegiatan
pengabdian masyarakat bagi mahasiswa.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan dua atau lebih
variabel dengan metode penelitian yang berbeda dan jumlah populasi yang lebih banyak sehingga
akan diperoleh hasil yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
Asih, Yusari. 2017. Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Nifas. Jurnal
Keperawatan, Volume XII, No.2, Oktober 2017.
Delima, Mera., dkk. (2016). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Peningkatan Produksi ASI Ibu
Menyusui Di Puskesmas Plus Mandiangin. Jurnal Ipteks Terapan, Research of applied
science and education V9.i4 (282-293).
Dinas Kesehatan. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2016.
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2016/08_La
mpung_2016.pdf .Diakses tanggal 18 oktober 2018.
Dewi, Vivian Nanny Lia, 2014. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Hanum, Sri Mukhodim Faridah.,dkk. 2015. Efektivitas Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI.
Program Studi D III Kebidanan FIKES Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Jogdeo, Bhagyashree Anil,. Nilima R. Bhore. 2013. The Effect Of Back Massage On The Let Doen
Reflex Among Mother Who Had Undergone Cesarean Section. India. International Journal
Of Science and Research(IJSR) Vol 5/Issue 3. Diakses 6 juli 2020
Kiftia, Mariatul. 2014. Pengaruh Terapi Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI pada Ibu Post
Partum. Jurnal Ilmu Keperawatan, 2338-6371.
Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2018.http://www.kemenkesri.go.id/profil_kesehatan_indonesia_2018.pdf. Diakses tanggal 14
Oktober 2018.
Kristianingsih, A., Mukhlis, H., & Ermawati, E. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Perdarahan Post Partum di RSUD Pringsewu. Wellness And Healthy Magazine,
1(2), 139-149. Retrieved from
https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/v1i218wh
Maesaroh, S., Mukhlis, H., & Widyastuti, F. (2019). Efektifitas Terapi Hand Tappyng Terhadap
Kecemasan pada Perempuan yang Sedang Menjalani Persalinan. Wellness And Healthy
Magazine, 1(1), 7 - 14. Retrieved
from https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/w1102
Maita, L. 2016. Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI. Jurnal Penelitian Kesehatan.
SUARA FORIKES. (Journal Of Health Research” Forikes Voice), 7(3), 173-175
Maritalia, Dewi. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Marmi. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Maryunani, Anik. 2015. Asuhan Ibu Nifas & Asuhan Ibu Menyusui.Bogor: In Media.
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Pengaruh pijat oksitosin terhadap peningkatan produksi ASI ibu postpartum
Notoatmodjo, Soekidjo. 2014. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Patel,U, Sharad Gedam. 2013. Effect Of Back Massage On Lactation Among Posnatal Mother.
Internasional Journal Of Medical Research dan Riview, Jan-Mar, 2013/Vol 1/Issue 1,
Bhopal India diakses 5 Juli 2020
Pilaria, Ema., Rita Sopiatun. 2017. Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Pada Ibu
Postpartum Di Wilayah Kerja Puskesmas Pejeruk Kota Mataram Tahun 2017. Jurnal
Kedokteran Yasri 26 (1) : 027-033 (2018).
Rahayu, Anik P. 2019. Panduan Praktikum Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Deepublish.
Sugiono, 2017.Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sulaeman,E., et al. 2016. The Effect Of Oxytocin Massage On The Postpartum Mother On
Breastmil Production In Surakarta Indonesia. International Conference On Health And Well-
Being (ICHWV).
Sutanto, Andina Vita. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui Teori Dalam Praktik
Kebidanan Profesional. Yogyakarta: Pustaka Baru.
Ummah, Fizatul. 2014. Pijat Oksitosin Untuk Mempercepat Pengeluaran ASI Pada Ibu Pasca Salin
Normal Di Dusun Sono Desa Klaten Kecamatan Panceng Gresik.Vol.02, No.XVIII, Juni
2014.
Walyani, Elisabeth Siwi., Endang Purwoastuti. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan
Menyusui. Surakarta: Pustaka Baru Press.
Yanti, H., Yohanna, W., & Nurida, E. (2018). Kelancaran Produksi ASI pada Ibu Post Partum
Ditinjau dari Inisiasi Menyusu Dini dan Isapan Bayi. Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan,
3(1), 39-46. doi:https://doi.org/10.30604/jika.v3i1.74
Yantina, Yuli., Popi Fitriani. 2015. Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Post
Partum Di Wilayah Kerja Puskesmas Raja Basa Indah Bandar Lampung. Jurnal Kebidanan,
1(2), 98-102.
HASIL ANALISIS
WHO (world health Organization) merekomendasikan pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan,
teapi hanya 35,5% bayi di dunia berusia kurang dari 6 bulan yang mendapatlan ASI ekslusif. Pada
sidang kesehatan Dunia ke-65. Negara - negara anggota menetapkan target di tahun 2025 minimal
50% dari jumlah bayi dibawah usia 6 bulan.
Beberapa factor yang menyebabkan terjadinya kegagalan dalam proses menyusui salah satunya
adalah ibu merasa ASI nya tidak cukup atau sedikit. Hal ini dapat dipengaruhi oleh hormon oksitosin
yang kurang bekerja. Hormon oksitosin bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI yang ada
pada alveoli, lobus serta duktus yang berisi ASI yang dikeluarkan melalui putting susu (Walyani dan
Purwoastuti, 2015).
Pijat oksitosin adalah salah satu upaya tindakan alternatif yang dilakukan untuk meningkatkan
produksi ASI (Bobak, dalam Lsetari 2017). Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk
mengatasi ketidaklancaran ASI karena dapat merangsang pelepasan oksitosin.
Menurut Yantina (2015), melalui pijatan atau rangsangan pada tulang belakang,
neurotransmitter akan merangsang medulla oblongata langsung mengirim pesan ke hypothalamus di
hypofise posterior untuk mengeluarkan oksitosin sehingga menyebabkan payudara mengeluarkan air
susunya. Pijatan di daerah tulang belakang ini juga akan merileksasi ketegangan, menghilangkan
stress, dan hormon oksitosin yang keluar akan membantu pengeluaran air susu ibu di bantu dengan
isapan bayi pada puting susu ibu (Yanti, H., Yohanna, W., & Nurida, E. 2018).
Berdasarkan hasil penelitian pada jurnal di atas membuktikan bahwa pijatan oksitosin
berpengaruh terhadap peningkatan produksi ASI. Rasa lelah dan tidak nyaman pasca melahirkan dapat
menjadi salah satu factor penyebab produksi ASI sedikit. Melalui pijatan ini dapat memberikan rasa
nyaman pada ibu setelah mengalami proses persalinan sehingga tidak menghambat sekresi hormon
prolaktin dan oksitosin.
Peran kita sebagai Bidan diharapkan mampu memberikan penyuluhan dan pelatihan pijatan
oksitosin terutama pada ibu hamil di trimester III yang akan menghadapi proses persalinan. Selain
penyuluhan juga mampu memberikan dukungan pada keluarga untuk senantiasa selalu memotivasi ibu
dalam proses menyusui.