0% found this document useful (0 votes)
34 views8 pages

Bab Ii

The document discusses diabetes mellitus, including its definition, clinical manifestations, treatment, and complications. Specifically, it defines diabetes as a chronic hyperglycemic condition caused by insulin secretion disorders or insulin action problems. The clinical manifestations include the classic triad of polyuria, polydipsia, and polyphagia. Treatment involves non-pharmacological therapies like medical nutrition therapy and exercise as well as pharmacological therapies including insulin and oral hypoglycemic drugs. Complications can be microvascular like retinopathy and nephropathy or macrovascular like cardiovascular disease and peripheral vascular disease.

Uploaded by

AdhityaWPutra
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
34 views8 pages

Bab Ii

The document discusses diabetes mellitus, including its definition, clinical manifestations, treatment, and complications. Specifically, it defines diabetes as a chronic hyperglycemic condition caused by insulin secretion disorders or insulin action problems. The clinical manifestations include the classic triad of polyuria, polydipsia, and polyphagia. Treatment involves non-pharmacological therapies like medical nutrition therapy and exercise as well as pharmacological therapies including insulin and oral hypoglycemic drugs. Complications can be microvascular like retinopathy and nephropathy or macrovascular like cardiovascular disease and peripheral vascular disease.

Uploaded by

AdhityaWPutra
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Diabetes mellitus secara defenisi adalah keadaan hiperglikemia kronik.

Hiperglikemia dapat disebabkan oleh beberapa keadaan, diantaranya adalah gangguan

sekresi insulin , gangguan aksi/ kerja dari hormon insulin aau kedua-duanya.1

Diabetes merupakan gangguan metabolisme kronis progresif dengan karakteristik

disebebkan oleh absolute (DM tipe I) atau defisiensi insulin relative (DM tipe II). 1,2

Diabetes merupakan suatu sindrom dengan terganggunya metabolisme karbohidrat,

lemak dan protein yang disebebkan oleh berkurangnya sekresi insulin atau penurunan

sensitivitas jaringan terhadap insulin

8
B. GEJALA KLINIS

9
Manifestasi klinis

 Trias DM: 1). Poliuria karena glukosa di urin menimbulkan efek osmotic yang menarik

H2O bersamanya sehingga menimbulkan dieresis osmotic. Cairan yang berlebihan keluar

dari tubuh menyebabkan dehidrasi yang pada gilirannya dapat menyebabkan kegagalan

sirkulasi perifer karena volume darah turun mencolok. 2). Polidipsia yang disebakan

karena sel-sel kehilangan air karena tubuh mengalami dehidrasi akibat perpindahan

osmotic air dari dalam sel ke cairan ekstrasel yang hipertonik. Sel-sel otak sangat peka

tehadap penciutan, sehingga timbul gangguan fungsi system sarat dengan rasa haus yang

berlebihan pada pasien. 3). Polifagia, karena terjadi defisiensi glukosa intrasel, maka nafsu

makan meningkat sehingga pemasukan makanan berlebihan.

 80 % kelebihan berat badan.

 20 % datang dengan komplikasi, misalnya penyakit jantung iskemik, penyakit

cerebrovascular, gagal ginjal, ulkus pada kaki dan gangguan pada penglihatan.

 Asthenia

 Kesemutan

 Mengantuk

 Sering luka tidak mau sembuh

 Visus menurun

 Gatal-gatal pada kulit

 Gigi mudah goyah2

Pada kasus didapatkan sering haus, lapar dan buang air kecil yang termasuk trias gejala
klinik Diabetes Melitus. (Poliuria,Polidipsia dan Polifagia). Pasien juga mengeluhkan lemas
dan pusing.

10
C. TATALAKSANA
Modalitas yang ada pada penatalaksanaan Diabetes Mellitus terdiri dari :

1. Terapi non farmakologis yang meliputi perubahan gaya hidup dengan melakukan

pengaturan pola makan yang dikenal sebagai terapi gizi medis, meningkatkan

aktivitas jasmani dan edukasi berbagai maslah yang berkaitan denga diabetes

yang dilakukan secara terus menerus.

2. Terapi farmakologis, yang meliputi pemberian obat obat anti diabetes oral dan

injeksi insulin. Tetapi terapi farmakologis ini diberikan jika penerapan terapi non

famakologis yang telah dilakukan tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah

sebagaiman yang diharapkan. Pemberian terapi farmakologis tetap tidak

meninggal kan terapi non farmakologis.

TERAPI NON FARMAKOLOGIS

a. Terapi Gizi Medis

Merupakan salah satu terapi non farmakologis yang sangant direkomendasikan bagi

penyandang Diabetes. Terapi ini adalah melakukan pengaturan pola makan yang

didasarkan pada status gizi diabetes dan melakukan modifikasi diet berdasarkan

kebutuhan individual.

Tujuan dari terapi Gizi medis

Untuk mencapai dan mempertahankan :

1. Kadar glukosa darah mendekati normal

 Glukosa puasa berkisar 90-130 mg/dl

 GD2PP < 180 mg/dl

11
 Kadar Hb A1c <7 %

2. Takanan Darah < 130/80 mmHg

3. Profil lipid

 Kolesterol LDL < 100 mg.dl

 Kolesterol HDL > 40 mg.dl

 Trigliserida < 150 mg/dl

4. Berat badan senormal mungkin

Komposisi bahan nakan terdiri dari makronutrien dan mikronutrien harus diatur

sedemikian mungkin sehingga memenuhi kebutuhan diabeteis secara tepat.

JENIS BAHAN MAKANAN

 Karbohidrat : Diberikan tidak lebih dari 55-65 % dari total kebutuhan energi sehari atau

tidak boleh lebih dari 70 % jika dikombinasi dengan pemberian asam lemak tidak jenuh

rantai tunggal ( MUFA ).

 Protein : Jumlah kebutuhan protein sekitar 10-15 % dari total kalori per hari.

 Lemak : Konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh, jumlah maksimal 10% dari

total kebutuhan kalori per hari.

b. Latihan Jasmani

Prinsip latihan jasmani, yaitu memenuhi hal seperti : Frekuensi, intensitas, durasi dan

jenis.

 Frekuensi : Jumlah olahraga perminggu sebaiknya dilakukan dengan teratur 3-5 kali

per minggu

 Intensitas : Ringan-sedang ( 60-70% Maximum Heart Rate )

 Durasi : 30-60 menit

12
 Jenis : latihan jasmani endurans

Kemampuan kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenabg, dan bersepeda.

TERAPI FARMAKOLOGIS

a. Obat hipoglikemik oral diindikasikan pada diabetes tipe 2

b. Sulfonilurea : Glikazid, Glibenclamid, Talbumid dapat meningkatkan pelepasan insulin

dari sel β pancreas ( dengan menutup saluran K+ , menyebabkan depolarisasi sel ).

c. Biguanid : Metformin

d. Inhibitor α-glukosidase : Akarbosa menghambat pencernaan karbohidrat,

mengurangi absorpsi glukosa di usus.

e. Regulator glukosa setelah makan : Repaglinid menstimulasi pelepasan insulin.

f. Tiazolidinedion : rosglitazon, Pioglitazon.

g. Insulin diberikan melalui subkutan dan digunakan pada semua diabetes tipe 1 dan

sebagian pada pasien diabetes tipe 2.3,4

Pada kasus ini diberikan terapi farmakologis yaitu infuse Ringer laktat 20 tpm, dan

glibenclamid sebagai obat anti hiperglikemi. Glibenclamid berfungsi dapat meningkatkan

pelepasan insulin dari sel β pancreas ( dengan menutup saluran K+ , menyebabkan

depolarisasi sel ). Terapi non farmakologis dilakukan diet dalam pemberian karbohidrat

sebanyak 45 % kebutuhan , protein 10-15 % dari kebutuhan dan lemak jenuh maksimal 10

% dari kebutuhan. Pasien juga berolahraga selama 30 menit tiap hari minimal 3-5 kali

perminggu.

D. KOMPLIKASI
Komplikasi diabetes terjadi akibat gangguan metabolic akut ( hipoglikemia atau

hiperglikemia ) atu pada tahap lanjut, akibat kerusakan mikrovaskular atau

13
makrovaskular, resikonya tergantung pada control terhadap kadar glukosa dan factor

resiko vascular konvensional.

1. Komplikasi mikrovaskular diabetes

a. Penyakit Mata ( Retinopati )

Retinopati terjadi akibat dari penebalan membrane basal kapiler, yang menyebabkan

pembuluh darah mudah bocor ( perdarahan dan eksudat padat ), pembuluh darah tertutup

( iskemia retina dan pembuluh darah baru ) dan edem macula.

b. Nefropati

Keadaan ini terjadi 15-25 tahun setelah diagnosis pada 35-45% pasien dengan diabetes

tipe 1 dan < 20 % pasien dengan diabetes tipe 2.

Lesi awal adlah hiperfiltrasi glomerolus (peningkatan laju filtrasi glomerulus ) yang

menyebabkan penebalan difus pada membrane basal glomerulus. Gambaran klinis

awalnya asimtomatik, kemudian timbul hipertensi, edema, uremia.

c. Neuropati

Keadaan ini terjadi melalui beberapa mekanisme, termasuk kerusakan pad pembuluh

darah kecil member nutirsi pada saraf perifer, dan metabolism gula yang abnormal.

2. Komplikasi makrovaskular pada diabetes mellitus

a. Penyakit kaki

Keadaan ini merupakan akibat penyakit pembuluh darah perifer ( kaki yang dingin dan

nyeri ), neuropati perifer ( kaki hangat, sering hanya dengan nyeri ringan ), dan

peningkatan kecendrungan untuk terinfeksi, sehingga terbentuk ulkus, Infeksi ( selulitis

dan osteomielitis ), Gangren, dan kaki Charcot ( kaki hangat/panas dengan kerusakan

sendi ).

14
b. Hipoglikemia

Merupakan komplikasi yang sering terjadi pada penderita diabetes yang menjalani terapi

dan terkadang pada pada mereka yang menjalani terapi sulfonylurea. Gejala timbul saat

glukosa ≤ 2,2 mmol/L, walaupun banyak penderita diabetes yang terbiasa dengan kadar

glukosa darah yang tinggi baru menunjukkan gejala pada kadar yang lebih tinggi lagi.5-7

15

You might also like