Lompat ke isi

Intan Andaru

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Intan Andaru
Intan Andaru
Lahir(1990-02-20)20 Februari 1990
Banyuwangi, Indonesia Indonesia
KebangsaanIndonesia Indonesia
KewarganegaraanIndonesia Indonesia
AlmamaterFakultas Kedokteran Universitas Airlangga
PekerjaanSastrawan
Dokter
Tahun aktif2012 - sekarang
Suami/istri
Aditya Satrio Faredisto
(m. 2017; c. 2024)
[1]
Anak1
Orang tua
  • Joni Supriyanto (bapak)

dr. Intan Andaru (lahir 20 Februari 1990) adalah sastrawan berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal secara luas melalui karyanya berupa novel, cerita pendek, dan puisi yang dipublikasikan di sejumlah surat kabar. Selain menekuni dunia tulis-menulis, Intan juga berprofesi sebagai dokter yang kemudian mendorongnya menuliskan fiksi dengan mengangkat tema kesehatan. Tahun 2018, Intan Andaru terpilih sebagai salah satu peserta jalur seleksi mandiri dalam Muktamar Sastra di Situbondo. Pada tahun yang sama, dia juga menerima Hibah Perempuan Pekerja Seni Cipta Media Ekspresi.[2]

Latar belakang

Intan Andaru lahir di Banyuwangi, Jawa Timur, 20 Februari 1990. Intan menerbitkan buku pertama berupa kumpulan cerpen tentang penderita HIV/AIDS. Selanjutnya, ia beralih menulis novel. Selain mengangkat tema percintaan dan keluarga, beberapa novel terakhirnya juga mengangkat budaya lokal dan isu sosial. Tahun 2017, pernah diundang sebagai pembicara di ASEAN Literary Festival dan terpilih untuk mengikuti Residensi Penulis ASEAN-Jepang. Tahun 2018, terpilih sebagai penerima hibah perempuan pekerja seni Cipta Media Ekspresi di bidang sastra. Dia sempat bertugas di pedalaman Halmahera-Maluku Utara, ia memilih bekerja sebagai dokter PTT di RSUD Asmat-Papua sambil menyelesaikan riset untuk penulisan novelnya. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Intan menjalani program internship di Ngawi, dan melanjutkan karier sebagai dokter PTT di pelosok Halmahera Selatan. Sempat menjadi inisiator komunitas RAK KACA (Gerakan Suka Membaca) serta pendiri perpustakaan umum di daerah tempatnya menjalani PTT. Sewaktu kuliah, Intan juga aktif di beberapa kegiatan intra maupun ekstrakampus dan pernah menjadi ketua organisasi penyayang anak Swayanaka Indonesia Regional Surabaya. [3]

Bibliografi

  • Namamu dalam Doaku (Diva press, 2015)
  • Teman Hidup (Diva press, 2017)
  • 33 Senja di Halmahera (Gramedia Pustaka Utama, 2017)
  • Kami yang Tersesat pada Seribu Pulau (Basabasi, 2018)
  • Perempuan Bersampur Merah (Gramedia Pustaka Utama, 2019)

Lihat pula

Referensi