Kerajaan Prusia
Kerajaan Prusia Königreich Preußen | |||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1701–1918 | |||||||||||||||
Kerajaan Prusia Pada 1812 Pada Perang Napoleon | |||||||||||||||
Ibu kota | Berlin | ||||||||||||||
Bahasa resmi | Bahasa Jerman | ||||||||||||||
Pemerintahan | Monarki | ||||||||||||||
• 1701 — 1713 | Friedrich I (pertama) | ||||||||||||||
• 1888 — 1918 | Wilhelm II (terakhir) | ||||||||||||||
Perdana Menteri1 | |||||||||||||||
• 1848 | Adolf Heinrich von Arnim-Boitzenburg (pertama) | ||||||||||||||
• 1918 | Maximilian dari Baden (terakhir) | ||||||||||||||
Legislatif | Landtag | ||||||||||||||
Herrenhaus | |||||||||||||||
Abgeordnetenhaus | |||||||||||||||
Sejarah | |||||||||||||||
• Didirikan | 18 Januari 1701 | ||||||||||||||
14 Oktober | |||||||||||||||
9 Juni | |||||||||||||||
5 Desember | |||||||||||||||
18 Januari | |||||||||||||||
9 November 1918 | |||||||||||||||
Luas | |||||||||||||||
1910 [1] | 34.877.987 km2 (13.466.466 sq mi) | ||||||||||||||
Populasi | |||||||||||||||
• 1816 [2] | 10349031 | ||||||||||||||
• 1871 [2] | 24689000 | ||||||||||||||
• 1910 [1] | 34472509 | ||||||||||||||
Mata uang | Reichsthaler (until 1750) Thaler Prusia (1750-1857) Vereinsthaler (1857-1871) Goldmark (1871-1914) Papiermark (dari 1914) | ||||||||||||||
| |||||||||||||||
Bagian dari seri mengenai |
---|
Sejarah Jerman |
Kerajaan Prusia (bahasa Jerman: Königreich Preußen) adalah sebuah kerajaan di Eropa yang berdiri dari tahun 1701 hingga 1918. Kerajaan ini merupakan kekuatan dominan dalam sejarah Eropa dan memainkan peran penting dalam pembentukan Kekaisaran Jerman pada tahun 1871. Dengan ibu kota di Berlin, Prusia dikenal karena tradisi militerisme, efisiensi administratif, dan pengaruhnya dalam politik serta budaya Eropa.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pendirian Kerajaan (1701)
[sunting | sunting sumber]Kerajaan Prusia didirikan pada 18 Januari 1701, ketika Friedrich III, Elektor Brandenburg, memproklamirkan dirinya sebagai Friedrich I, Raja di Prusia (König in Preußen). Wilayah Prusia awalnya adalah Kadipaten Prusia, sebuah wilayah di bawah kendali Polandia, yang kemudian menjadi bagian dari Elektorat Brandenburg melalui Uni Pribadi.
Pengakuan status kerajaan ini diberikan oleh Kaisar Leopold I dari Kekaisaran Romawi Suci sebagai imbalan atas dukungan Friedrich III selama Perang Suksesi Spanyol. Meskipun Friedrich menyandang gelar Raja di Prusia, gelar tersebut menekankan kedaulatan wilayah Prusia Timur yang berada di luar Kekaisaran Romawi Suci.
Masa Friedrich Wilhelm I (1713–1740)
[sunting | sunting sumber]Penerus Friedrich I, Friedrich Wilhelm I, dikenal sebagai "Raja Prajurit" (Soldatenkönig). Ia memperkuat militer Prusia, membentuk pasukan elit yang terkenal sebagai Potsdam Giants. Di bawah pemerintahannya, efisiensi birokrasi dan keuangan menjadi prioritas, menjadikan Prusia salah satu negara dengan kekuatan militer terkuat di Eropa.
Friedrich II "Yang Agung" (1740–1786)
[sunting | sunting sumber]Friedrich II, atau Friedrich Agung (Friedrich der Große), merupakan tokoh utama yang membawa Prusia ke puncak kejayaannya. Di bawah pemerintahannya:
- Prusia memperluas wilayahnya melalui Perang Silesia (1740–1748 dan 1756–1763) melawan Austria.
- Ia memodernisasi sistem pemerintahan, mempromosikan toleransi beragama, dan memajukan budaya serta seni.
- Friedrich mengubah Prusia menjadi kekuatan besar Eropa.
Partisi Polandia dan Ekspansi (1772–1795)
[sunting | sunting sumber]Prusia, bersama Austria dan Rusia, terlibat dalam tiga kali partisi Polandia, yang membuat wilayah Prusia meluas secara signifikan, termasuk memperoleh wilayah Danzig (Gdańsk) dan Poznań.
Era Reformasi (1806–1815)
[sunting | sunting sumber]Setelah kekalahan Prusia dari Napoleon dalam Pertempuran Jena-Auerstedt (1806), Raja Friedrich Wilhelm III melaksanakan reformasi besar-besaran. Tokoh-tokoh seperti Karl von Hardenberg dan Gerhard von Scharnhorst memperkenalkan reformasi militer, sosial, dan administratif. Prusia memainkan peran kunci dalam kekalahan Napoleon, terutama dalam Pertempuran Leipzig (1813) dan Pertempuran Waterloo (1815).
Unifikasi Jerman dan Puncak Kekuasaan (1864–1871)
[sunting | sunting sumber]Di bawah Otto von Bismarck, Kanselir Prusia, kerajaan ini memimpin proses unifikasi Jerman melalui:
- Perang Denmark (1864): Prusia dan Austria melawan Denmark untuk menguasai Schleswig dan Holstein.
- Perang Austria-Prusia (1866): Prusia memenangkan perang dan memperkuat pengaruhnya atas negara-negara Jerman Utara.
- Perang Prancis-Prusia (1870–1871): Kemenangan Prusia atas Prancis membuka jalan bagi pembentukan Kekaisaran Jerman pada 18 Januari 1871. Wilhelm I dari Prusia dinobatkan sebagai Kaisar Jerman di Istana Versailles.
Era Kekaisaran Jerman (1871–1918)
[sunting | sunting sumber]Setelah unifikasi, Prusia menjadi negara terbesar dan terkuat dalam Kekaisaran Jerman. Raja Prusia secara otomatis menjadi Kaisar Jerman, sementara struktur politik dan administratif Prusia tetap utuh. Namun, dominasi Prusia sering memicu ketegangan dengan negara bagian Jerman lainnya.
Keruntuhan Monarki (1918)
[sunting | sunting sumber]Kerajaan Prusia berakhir pada 9 November 1918, saat Revolusi Jerman memaksa Wilhelm II turun takhta. Monarki dihapuskan, dan Prusia menjadi negara bagian Republik Weimar hingga dibubarkan oleh Sekutu pada tahun 1947.
Geografi dan Administrasi
[sunting | sunting sumber]Kerajaan Prusia memiliki wilayah yang luas, mencakup sebagian besar Jerman modern, Polandia, dan wilayah negara-negara Baltik. Wilayah utamanya meliputi:
- Prusia Timur: Wilayah asal kerajaan.
- Prusia Barat: Wilayah yang diperoleh dari Partisi Polandia.
- Brandenburg: Pusat administrasi kerajaan.
- Silesia: Diperoleh setelah Perang Silesia.
Prusia dibagi menjadi provinsi-provinsi yang dikelola oleh gubernur dan presiden administratif.
Militer dan Tradisi
[sunting | sunting sumber]Prusia dikenal karena tradisi militer yang kuat. Sistem militer Prusia menjadi model bagi banyak negara lain, dengan fokus pada disiplin, pelatihan, dan teknologi. Kontribusi Prusia terhadap seni perang modern, termasuk sistem staf umum (Generalstab), sangat berpengaruh.
Budaya dan Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Prusia merupakan pusat kebudayaan dan pendidikan di Eropa. Universitas-universitas seperti Universitas Humboldt di Berlin menjadi pusat ilmu pengetahuan. Raja-raja Prusia, terutama Friedrich Agung, adalah pelindung seni dan filsafat, dengan tokoh seperti Immanuel Kant, Johann Wolfgang von Goethe, dan Georg Wilhelm Friedrich Hegel muncul selama era ini.
Warisan dan Pengaruh
[sunting | sunting sumber]Kerajaan Prusia meninggalkan warisan yang signifikan dalam sejarah dunia, terutama dalam:
- Pembentukan negara modern melalui efisiensi birokrasi.
- Model militer yang menjadi standar internasional.
- Peran dalam unifikasi Jerman.
Meskipun telah tiada, pengaruh Prusia tetap terasa dalam budaya, sejarah, dan politik Jerman modern.
Lihat Pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "German Empire: administrative subdivision and municipalities, 1900 sampai 1910" (dalam bahasa German). Diakses tanggal 2007-05-02.
- ^ a b "Königreich Preußen (1701-1918)" (dalam bahasa German). Diakses tanggal 2007-05-02.
- Clark, Christopher. Iron Kingdom: The Rise and Downfall of Prussia, 1600–1947. Penguin Books, 2006.
- Holborn, Hajo. A History of Modern Germany: 1648–1840. Princeton University Press, 1982.
- Kitchen, Martin. A History of Modern Germany, 1800 to the Present. Wiley-Blackwell, 2012.