Sinisisme naif
Tampilan
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Februari 2023. |
Sinisme naif adalah filosofi pikiran, bias kognitif, dan bentuk egoisme psikologis yang terjadi ketika seseorang secara naif menuduh adanya lebih banyak bias egosentris pada orang lain daripada yang sebenarnya terjadi.
Istilah ini secara resmi diusulkan oleh Justin Kruger dan Thomas Gilovich dan telah dipelajari di berbagai konteks termasuk: negosiasi,[1] keanggotaan kelompok,[2] pernikahan,[2] ekonomi,[3] kebijakan pemerintah[4] dan banyak lagi.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Tsay, Chia-Jung; Shu, Lisa L.; Bazerman, Max H. (2011). "Naïveté and Cynicism in Negotiations and Other Competitive Contexts". The Academy of Management Annals. 5 (1): 495–518. doi:10.1080/19416520.2011.587283.
- ^ a b Kruger, Justin; Gilovich, Thomas (1999). "'Naive cynicism' in everyday theories of responsibility assessment: On biased assumptions of bias". Journal of Personality and Social Psychology. 76 (5): 743–753. doi:10.1037/0022-3514.76.5.743.
- ^ Heath, Joseph (2006). "Business ethics without stakeholders" (PDF). Business Ethics Quarterly. 16 (4): 533–557. doi:10.5840/beq200616448. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2015-11-17. Diakses tanggal 2021-10-14.
- ^ Benforado, Adam; Hanson, Jon (2008). "Naïve Cynicism: Maintaining False Perceptions in Policy Debates". Emory Law Journal. 57 (3): 535. SSRN 1106690 .