Tampilkan postingan dengan label Parenting. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Parenting. Tampilkan semua postingan

21 Mei 2023

Menggunakan Susu Formula? Perhatikan Hal Berikut

Susu formula

Makanan yang terbaik bagi bayi adalah ASI (Air Susu Ibu). Betapapun mahal dan rumitnya proses pembuatan sebuah susu formula, tetap saja tidak menyamai manfaat dan khasiat ASI. Namun ada kalanya seorang ibu tidak dapat memberikan ASI untuk bayinya karena berbagai alasan, seperti ASI yang sedikit, puting susu yang masuk ke dalam, atau karena alasan sibuk bekerja.

Penggunaan susu formula sebagai alternatif ASI:

Susu formula adalah produk yang dirancang khusus untuk memberikan nutrisi penting kepada bayi yang tidak mendapatkan ASI. Susu formula mengandung campuran nutrisi yang mencakup karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Banyak susu formula juga diperkaya dengan zat-zat penting seperti asam folat, zat besi, dan DHA (asam lemak omega-3).

Pilihan untuk menggunakan susu formula sebagai alternatif ASI dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa ibu mungkin tidak bisa memproduksi ASI yang cukup, memiliki masalah kesehatan tertentu, atau harus kembali bekerja setelah masa cuti melahirkan. Selain itu, beberapa bayi mungkin memiliki alergi atau intoleransi terhadap ASI, sehingga memerlukan susu formula khusus yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Namun, penting untuk diingat bahwa susu formula bukanlah pengganti sepenuhnya bagi ASI. ASI tetap memiliki manfaat unik seperti perlindungan terhadap infeksi dan penyakit serta membantu memperkuat ikatan emosional antara ibu dan bayi. Idealnya, pemberian ASI secara eksklusif dianjurkan selama enam bulan pertama kehidupan bayi.

Memilih susu formula yang tepat

Dalam memilih jenis susu formula yang tepat, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan. Pertama, Anda perlu mengetahui berbagai jenis susu formula yang tersedia di pasaran. Ada susu formula biasa yang cocok untuk bayi tanpa kondisi kesehatan khusus, dan ada juga susu formula khusus untuk bayi dengan alergi atau intoleransi tertentu.

Selanjutnya, perhatikan komposisi nutrisi pada susu formula. Pastikan susu formula yang dipilih mengandung nutrisi penting seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral dalam proporsi yang sesuai dengan kebutuhan bayi Anda. Beberapa susu formula juga diperkaya dengan zat-zat penting seperti asam folat, zat besi, atau DHA.

Selain itu, penting untuk menyesuaikan pilihan susu formula dengan kondisi kesehatan bayi. Jika bayi memiliki alergi atau intoleransi terhadap susu sapi, misalnya, Anda dapat memilih susu formula dengan protein hipoalergenik atau susu formula yang tidak mengandung laktosa. Konsultasikan dengan dokter atau petugas kesehatan untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi bayi Anda.

Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, Anda dapat memilih jenis susu formula yang tepat untuk memberikan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan dan kesehatan bayi Anda.

Seberapa sering seharusnya memberi susu formula?

Bayi yang baru lahir hanya butuh sedikit susu formula. Di akhir minggu pertamanya, bayi biasanya akan membutuhkan sekitar 150 ml sampai 200 ml susu formula per kilogram berat badan mereka setiap hari hingga mereka berusia sekitar enam bulan. Angka kebutuhan ini tentunya dapat bervariasi pada tiap-tiap bayi.

Meskipun sebagian besar pola makan bayi tidak berubah, namun keinginan untuk minum atau seberapa banyak mereka ingin minum dapat berubah-ubah. Bayi cenderung minum sedikit-sedikit namun sering, sehingga seringkali mereka tidak menghabiskan susu yang dibuat. Dan juga, ketika ia sudah banyak minum susu (menghabiskan botol), bukan berarti ia akan merasa kenyang untuk waktu yang lama.

Apa saja tanda-tanda bayi yang lapar?

Ada beberapa tanda yang dapat menunjukkan bahwa bayi Anda dalam keadaan lapar atau siap untuk diberikan susu, antara lain:
  • Bergerak-gerak/menggeliat gelisah ketika bangun dari tidur
  • Menggerakkan kepala dan mulut ke sekitar seolah mencari sesuatu
  • Mulut dan lidah terlihat membuat gerakan menghisap atau menghisap sesuatu di dekatnya, biasanya jari-jari mereka.
Usahakan agar memberikan susu sebelum bayi Anda menangis, menangis merupakan tanda akhir (terlambat) bahwa mereka sedang lapar.

Sudah cukupkah susu formula bagi bayi Anda?

Berat badan bayi, dan seberapa banyak ia buang air dapat mengindikasikan bayi Anda sudah tercukupi dengan susu formula atau tidak. Jika memakai popok, bayi yang cukup minum susu formula akan menghabiskan enam popok setiap hari dalam beberapa hari sejak kelahirannya. Kondisi popok tersebut harus basah kuyup dengan air kencingnya yang berwarna kuning jernih atau pucat, atau popoknya berat.

Dalam beberapa hari pertama sejak kelahiran, tinja bayi biasanya bertekstur lengket dan berwarna gelap (disebut sebagai mekonium). Setelah melewati minggu pertamanya, tinja bayi biasanya berwarna kuning pucat atau coklat kekuningan.

Bayi biasanya akan ditimbang sesaat setelah lahir dan ditimbang lagi sekitar satu atau dua minggu kemudian. Jangan cemas ketika bayi kehilangan berat badan hingga 10 persen di hari-hari pertama sejak kelahirannya, hal ini terbilang normal. Pada usia 1-3 bulan, kenaikan berat badan normal sekitar 200 gram per minggu. Lalu pada usia 4-6 bulan, berat badan bayi akan naik 500-600 gram per bulan. Memasuki usia 7-9 bulan, kenaikan berat badan bayi ideal 350-450 gram per bulan. Pada usia 10-12 bulan, kenaikan berat badan sekitar 200 gram per bulan. Data berat badannya ini seharusnya dicatat dan dimasukkan ke dalam buku seperti KMS.

Baca juga: Cara Tepat Menyiapkan Susu Formula Bayi

Tips membuat susu formula di perjalanan?

Ada kalanya Anda mengajak bayi Anda dalam suatu perjalanan atau dengan kata lain tidak sedang berada dirumah, sedangkan bayi membutuhkan susu formula, maka ada beberapa tips yang baik dilakukan:
  • Masukkan takaran bubuk susu formula dalam wadah kecil agar mudah membuatnya. Wadah semacam ini sudah banyak tersedia di pasaran, satu wadah dapat menampung hingga beberapa takaran yang masing-masing takaran berada di ruang terpisah. Ini untuk memudahkan ibu dalam membuat susu formula, tanpa perlu harus membawa kaleng susu atau menakarnya dengan sendok takar di tengah perjalanan.
  • Bawa termos yang berisi air panas.
  • Dan tentu saja botol susu kering yang sudah disterilkan dan dimasukkan ke wadah yang bersih. Bagian-bagian botol harus dalam keadaan terpasang.

Buatlah susu hanya ketika bayi Anda membutuhkannya. Air harus dalam keadaan panas ketika susu formula dibuat, ini berguna untuk membunuh bakteri (jika ada) di dalam susu formula tersebut. Jangan lupa untuk mendinginkannya terlebih dahulu sebelum memberikannya kepada bayi Anda.

Bolehkah menggunakan air kemasan untuk membuat susu formula?

Menggunakan air kemasan untuk membuat susu formula sah-sah saja dilakukan asalkan air tersebut steril, tidak mengandung terlalu banyak Natrium atau Sulfat dan harus direbus terlebih dahulu sebelum digunakan. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan air kemasan untuk membuat susu formula bayi, yakni:

Kandungan Natrium (sering ditulis dengan Na) air kemasan tidak lebih dari 200 mg per liter
Kadar Sulfat (SO atau SO4) air kemasan tidak lebih dari 250 mg per liter.

Adakalanya, menggunakan air kemasan untuk membuat susu formula sangat dianjurkan dalam beberapa kondisi, seperti:
  • Air minum rumah terkontaminasi dengan banjir, atau kawasan sedang dalam keadaan banjir.
  • Bepergian ke daerah lain yang mana kualitas air minum di sana meragukan.

Air kemasan masih perlu direbus sebelum digunakan untuk membuat susu formula. Selalu gunakan air rebusan dengan suhu minimal 70°C, tapi jangan lupa dinginkan terlebih dahulu sebelum memberikannya kepada bayi Anda.

20 Mei 2023

Cara Tepat Menyiapkan Susu Formula Bayi

Susu formula

Sistem kekebalan tubuh bayi masih berkembang dan belum sesempurna orang dewasa, sehingga bayi jauh lebih rentan terkena penyakit atau infeksi. Untuk itulah Anda harus selalu menjaga kebersihan ketika menyiapkan atau membuat susu formula bagi bayi.

Mengapa penting menyiapkan susu formula bayi dengan tepat?

Menyiapkan susu formula bayi dengan tepat sangat penting karena hal tersebut berhubungan langsung dengan kesehatan dan pertumbuhan bayi. Berikut adalah beberapa alasan mengapa penting menyiapkan susu formula bayi dengan tepat:
  • Nutrisi yang tepat
    Susu formula bayi dirancang untuk memberikan nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi yang sedang berkembang. Dengan menyiapkan susu formula dengan benar, bayi akan mendapatkan jumlah dan jenis nutrisi yang tepat sesuai usianya. Hal ini sangat penting untuk mendukung tumbuh kembangnya
  • Mencegah infeksi
    Menyiapkan susu formula dengan tepat juga membantu mencegah risiko infeksi. Botol susu dan peralatan yang digunakan harus steril untuk menghindari kontaminasi bakteri atau mikroorganisme berbahaya lainnya. Mengikuti prosedur yang benar dalam persiapan dan penanganan susu formula membantu menjaga kebersihan dan mencegah infeksi yang dapat memengaruhi kesehatan bayi.
  • Menghindari risiko pencernaan yang tidak nyaman
    Jika susu formula tidak disiapkan dengan benar, seperti menggunakan proporsi air atau bubuk yang tidak tepat, bisa menyebabkan bayi mengalami masalah pencernaan seperti perut kembung, diare, atau sembelit.
  • Pertumbuhan dan perkembangan yang optimal
    Nutrisi yang tepat dan konsisten penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dengan memastikan susu formula disiapkan dengan benar, Anda membantu memenuhi kebutuhan gizi bayi dan mendukung pertumbuhan yang optimal, baik secara fisik maupun kognitif.
  • Kepercayaan dan kenyamanan
    Menyiapkan susu formula dengan tepat juga memberikan kepercayaan dan kenyamanan bagi para orang tua. Dengan mengetahui bahwa mereka memberikan makanan yang sesuai dan aman bagi bayi mereka, orang tua dapat merasa lebih tenang dan yakin bahwa mereka sedang melakukan yang terbaik untuk kesehatan bayi.

Bakteri dalam susu formula

Meskipun pak atau kaleng susu formula disegel dengan baik, namun adakalanya susu formula dapat mengandung bakteri Enterobacter sakazakii, atau bahkan Salmonella. Bakteri-bakteri yang mengancam jiwa ini memang jarang ditemukan di dalam susu formula, namun risiko untuk ditemukannya bakteri ini dalam susu formula tetap ada. Bakteri-bakteri ini masih mampu bertahan hidup pada suhu hingga 60°C.

Bakteri-bakteri ini berkembang biak dengan sangat cepat pada suhu kamar (20-25°C). Bahkan ketika susu disimpan di dalam lemari es, bakteri tetap bertahan dan berkembang biak, meskipun mereka berkembang biak lebih lambat dalam cuaca dingin. Maka dari itu, untuk mengurangi risiko terinfeksi bakteri-bakteri ini, langkah terbaik untuk menyajikan susu formula adalah membuatnya sesaat sebelum diberikan kepada bayi dengan suhu air lebih dari 60°C.

Menggunakan air kemasan untuk membuat susu formula

Jika membuat susu formula menggunakan air kemasan, maka pastikan Anda melihat keterangan kandungan mineral pada kemasannya. Kadar Natrium (sering juga ditulis dengan Na) harus kurang dari 200 mg per liter, dan kadar Sulfat (sering juga ditulis dengan SO atau SO4) tidak boleh melebihi 250 mg per liter. 

Jika bayi mengonsumsi terlalu banyak natrium dan sulfat, dapat timbul beberapa konsekuensi negatif. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi:
  • Gangguan keseimbangan elektrolit
  • Gangguan fungsi ginjal
  • Gangguan pencernaan
  • Risiko dehidrasi

Sayangnya air-air kemasan dalam negeri sering tidak mencantumkan kadar mineral tersebut pada kemasan botolnya. Air kemasan juga harus disterilkan dengan cara direbus sebelum digunakan untuk membuat susu formula.

Mensterilkan peralatan

Seluruh peralatan yang digunakan untuk membuat susu formula harus disterilkan untuk mengurangi kemungkinan bayi terinfeksi bakteri yang dapat menyebabkannya jatuh sakit atau diare. Lepas seluruh bagian botol dan rendam di dalam air mendidih minimal 5 menit di dalam wadah tertutup. Setelah selesai disterilkan, letakkan botol dalam posisi terbalik dan biarkan mengering dengan sendirinya, lalu simpan di wadah tertutup yang steril.

Menyiapkan susu formula

Satu hal yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan susu formula adalah selalu merebus air yang baru. Air yang sudah pernah direbus jangan digunakan untuk direbus kembali.

Berikut langkah-langkah untuk menyiapkan susu formula bagi bayi:
  • Rebus air sampai mendidih lalu biarkan mendidih selama minimal 3 menit sebelum api dimatikan. Lalu dinginkan air namun jangan sampai suhunya kurang dari 70°C. Sebagai perbandingan, 1 liter air biasanya tetap berkisar antara suhu 70°C bila didinginkan di suhu ruangan selama 30 menit, semakin sedikit air yang direbus, semakin cepat waktu pendinginannya.
  • Bersihkan permukaan tempat yang akan Anda gunakan untuk menyiapkan susu formula.
  • Cuci tangan dengan menggunakan air mengalir.
  • Taruh botol pada tempat yang sudah Anda bersihkan.
  • Masukkan air ke dalam botol sesuai kebutuhan, pastikan ukurannya tepat.
  • Masukkan susu formula ke dalam botol sesuai anjuran yang tertera pada kemasan susu formula (misal, dua sendok takar untuk 60 ml air).
  • Tutup rapat dot dengan memutar cincinnya, lalu kocok hingga susu dan air tercampur sempurna.
  • Dinginkan terlebih dahulu susu formula sebelum diberikan kepada bayi. Bisa dengan merendamnya di air dingin yang bersih (jangan merendam sampai ke cincin botol). Bila dirasa sudah cukup, uji terlebih dahulu susu dengan meneteskannya pada pergelangan tangan Anda. Suhu susu formula yang diberikan harus sesuai dengan suhu tubuh, hangat namun tidak panas. 

Hal-hal yang perlu diperhatikan

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait menggunakan atau menyiapkan susu formula bagi bayi:
  • Susu formula yang telah dibuat lebih dari dua jam (masa basi susu formula bisa bervariasi), sebaiknya tidak digunakan lagi.
  • Selalu membuat susu formula sesuai keterangan pada kemasan. Beda susu formula, dapat berbeda pula perbandingan air dan susunya.
  • Jangan melebih-lebihkan atau mengurangi takaran perbandingan antara air dan susu formula. Susu formula yang terlalu kental dapat menyebabkan bayi sembelit, sedangkan susu formula yang terlalu encer dapat menyebabkan bayi kekurangan nutrisi. Selalu perhatikan cara pembuatan susu formula pada kemasan, karena pihak pabrik bisa saja melakukan perubahan-perubahan, meskipun hal ini sangat jarang terjadi.
  • Hanya menggunakan sendok takar yang disertakan dalam kemasan, jangan gunakan sendok takar dari susu kemasan lain, dan pastikan untuk selalu melihat tanggal kadaluarsanya.
  • Jangan menambahkan apapun di dalam susu formula.
  • Jangan memanaskan botol susu di dalam microwave, karena dapat memanaskan dotnya yang akhirnya dapat membakar mulut bayi.

Satu hal yang masih sering menjadi pertanyaan terkait penyiapan susu formula adalah apakah memasukkan air dahulu atau susu dahulu? Tentu saja jawaban yang benar adalah memasukkan air terlebih dahulu. Ini sudah menjadi aturan yang dianjurkan pada kemasan. Mengapa? Penjelasannya cukup sederhana. Sebagai contoh, takaran yang tertera pada kemasan adalah 30 ml air untuk satu sendok takar. Bila diaplikasikan, maka 30 ml air dicampur dengan satu sendok takar susu, maka pencampuran keduanya akan lebih dari 30 ml. Ini sesuai anjuran. Jelas berbeda bukan bila memasukkan susu terlebih dahulu baru kemudian menambahkan air hingga mencapai tanda garis 30 ml? Hasil pencampurannya tetap 30 ml bukan? Yang terjadi adalah susu formula menjadi lebih kental sehingga dapat menyebabkan bayi mengalami sembelit, dehidrasi dan mengganggu pencernaannya. Penting untuk selalu mengikuti aturan pembuatan pada kemasan susu formula.

Article Resources
  • American Academy of Pediatrics. (2018). Infant Formula Feeding. Pediatrics, 142(2), e20181561.
  • Centers for Disease Control and Prevention. (2020). Preparing and Handling Formula.
  • National Health Service (NHS). (2019). Bottle feeding advice.
  • World Health Organization. (2007). How to Prepare Formula for Bottle-Feeding at Home.

11 April 2023

Insomnia pada Anak-Anak: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Insomnia pada anak

Insomnia adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan untuk tidur, atau sulit untuk mempertahankan tidur yang cukup. Pada anak-anak, insomnia dapat diartikan sebagai kesulitan tidur yang terjadi setidaknya 3 kali dalam seminggu selama kurang lebih 3 bulan.

Insomnia pada anak-anak dapat bervariasi dari kesulitan memulai tidur hingga sering terbangun di malam hari dan kesulitan untuk kembali tidur. Jika insomnia pada anak-anak dibiarkan tanpa penanganan, dapat memengaruhi kualitas hidup dan kesehatan anak, termasuk kondisi fisik dan mentalnya, kinerja akademik, dan interaksi sosialnya.

Insomnia pada anak-anak harus segera diatasi, mulai dengan cara-cara sederhana seperti membentuk kebiasaan tidur yang sehat, menjaga lingkungan tidur yang nyaman, maupun melalui pengobatan medis jika diperlukan. Tujuannya adalah untuk membantu anak tidur dengan lebih nyenyak dan nyaman, dan menjaga kesehatan anak secara keseluruhan. 

Tanda anak mengalami insomnia

Berikut ini adalah beberapa tanda-tanda anak mengalami insomnia:
  • Kesulitan tidur di malam hari: Anak-anak yang mengalami insomnia akan kesulitan untuk memulai tidur di malam hari meskipun sudah lama berbaring di atas tempat tidur.
  • Sering bangun tengah malam dan sulit tidur kembali: Anak-anak dengan insomnia sering terbangun di tengah malam dan sulit untuk kembali tidur.
  • Mudah terbangun di pagi hari: Anak-anak yang mengalami insomnia seringkali terbangun terlalu awal di pagi hari dan merasa kurang segar untuk memulai aktivitas harian.
  • Menjadi lebih mudah marah dan menangis: Karena kurang tidur, anak-anak yang mengalami insomnia dapat menjadi lebih mudah marah dan menangis, serta mudah merasa lelah dan lesu.
Tanda-tanda di atas bisa terlihat pada anak-anak yang mengalami insomnia dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga mempengaruhi kualitas tidur dan kesehatan anak secara keseluruhan. Penting untuk segera mengatasi insomnia pada anak-anak untuk mencegah dampak kesehatan yang lebih serius.

Faktor-faktor penyebab insomnia pada anak-anak

Ada 3 faktor yang dapat menyebabkan insomnia pada anak-anak.

A. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan insomnia pada anak-anak antara lain:
  • Suhu ruangan: Suhu ruangan yang terlalu panas atau dingin dapat mengganggu tidur anak-anak. Idealnya, suhu ruangan sekitar 18-20 derajat Celsius.
  • Cahaya: Cahaya yang terlalu terang atau bahkan cahaya kecil seperti dari alat elektronik dapat mengganggu produksi hormon melatonin yang berperan penting dalam mengatur waktu tidur dan bangun. Oleh karena itu, pastikan ruangan tidur cukup gelap.
  • Bising: Bising seperti suara kendaraan atau suara bising dari tetangga dapat mengganggu tidur anak-anak.
  • Tempat tidur dan bantal tidak nyaman: Tempat tidur dan bantal yang tidak nyaman dapat mengganggu tidur anak-anak dan membuat mereka merasa kurang nyaman.
  • Kebisingan keluarga: Kebisingan seperti obrolan atau televisi di dekat kamar anak-anak dapat mengganggu tidur mereka.
  • Elektronik: Penggunaan alat elektronik seperti smartphone, tablet, dan televisi sebelum tidur dapat mengganggu kualitas tidur anak-anak.
Anda harus menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan mendukung untuk anak-anak agar mereka dapat tidur dengan nyenyak dan nyaman.

B. Faktor psikologis

Faktor psikologis yang dapat menyebabkan insomnia pada anak-anak antara lain:
  • Stres dan kecemasan: Anak-anak yang mengalami stres atau kecemasan seperti karena masalah sekolah, keluarga, atau persahabatan dapat mengalami kesulitan untuk tidur.
  • Depresi: Anak-anak yang mengalami depresi dapat mengalami kesulitan tidur, merasa gelisah, atau terbangun di malam hari.
  • Gangguan kecemasan: Anak-anak yang mengalami gangguan kecemasan seperti gangguan kecemasan sosial atau fobia dapat mengalami kesulitan untuk tidur.
  • Trauma atau peristiwa yang menakutkan: Anak-anak yang mengalami trauma atau peristiwa yang menakutkan seperti kecelakaan atau kejadian kekerasan dapat mengalami kesulitan tidur.
  • Gangguan bipolar: Anak-anak yang mengalami gangguan bipolar dapat mengalami kesulitan untuk tidur di malam hari atau bahkan mengalami episode hipomania atau mania.
Orangtua harus mengidentifikasi faktor psikologis yang mungkin menjadi penyebab insomnia pada anak-anak agar pengobatan efektif.

C. Faktor kesehatan

Faktor kesehatan yang dapat menyebabkan insomnia pada anak-anak antara lain:
  • Sakit: Anak-anak yang sakit atau mengalami rasa sakit kronis dapat mengalami kesulitan untuk tidur.
  • Gangguan medis: Beberapa gangguan medis seperti asma, alergi, atau refluks asam dapat menyebabkan kesulitan untuk tidur.
  • Obat-obatan: Beberapa obat-obatan yang dikonsumsi oleh anak-anak dapat mengganggu tidur mereka, seperti obat-obatan pereda nyeri atau obat-obatan untuk ADHD.
  • Gangguan neurologis: Beberapa gangguan neurologis seperti ADHD, autisme, atau epilepsi dapat menyebabkan kesulitan tidur pada anak-anak.
  • Gangguan perkembangan: Beberapa gangguan perkembangan seperti sindrom Down atau gangguan spektrum autisme dapat menyebabkan kesulitan tidur pada anak-anak.
Terapi atau pengobatan yang tepat dapat membantu mengatasi insomnia pada anak-anak yang disebabkan oleh faktor kesehatan.

Dampak insomnia pada anak-anak

Insomnia pada anak-anak dapat memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang pada kesehatan dan kesejahteraan mereka. Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain:
  • Gangguan tumbuh kembang: Tidur yang cukup dan berkualitas penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Anak-anak yang tidak tidur dengan baik dapat mengalami masalah pertumbuhan dan perkembangan, seperti penurunan konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan belajar.
  • Gangguan kesehatan mental: Anak-anak yang mengalami insomnia dapat mengalami masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan perilaku.
  • Gangguan fisik: Anak-anak yang mengalami insomnia dapat mengalami kelelahan, sakit kepala, dan masalah fisik lainnya.
  • Risiko kecelakaan: Anak-anak yang tidak tidur dengan cukup dan berkualitas dapat mengalami masalah kognitif dan fisik yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan.
  • Gangguan sosial: Anak-anak yang mengalami insomnia dapat mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya dan lingkungan sosial mereka karena mereka cenderung menjadi lebih mudah marah dan tidak sabar.
Dampak-dampak tersebut dapat memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan anak-anak secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi insomnia pada anak-anak secepat mungkin agar mereka dapat tidur dengan cukup dan berkualitas serta memperoleh manfaat kesehatan dan kesejahteraan yang diperlukan.

Pengobatan insomnia pada anak

Mengobati insomnia pada anak membutuhkan pendekatan yang berbeda-beda tergantung pada penyebabnya. Beberapa cara mengobati insomnia pada anak meliputi:
  • Terapi perilaku: Terapi perilaku dapat membantu anak-anak mempelajari keterampilan tidur yang sehat dan membantu mengurangi kecemasan atau stres yang dapat memengaruhi tidur mereka. Terapi perilaku mungkin meliputi konseling atau pelatihan untuk membantu anak-anak merelaksasi pikiran dan tubuh mereka sebelum tidur.
  • Terapi obat: Jika terapi perilaku tidak efektif, dokter dapat meresepkan obat tidur yang aman dan efektif untuk anak-anak. Namun, obat-obatan ini hanya direkomendasikan untuk pengobatan jangka pendek dan harus diawasi oleh dokter.
  • Terapi komplementer: Terapi komplementer seperti akupunktur, aromaterapi, atau yoga dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kualitas tidur pada anak-anak. Terapi ini biasanya tidak memiliki efek samping dan dapat menjadi pilihan pengobatan yang baik untuk anak-anak dengan insomnia.
  • Pengobatan untuk kondisi medis yang mendasari: Jika insomnia disebabkan oleh kondisi medis seperti asma atau alergi, pengobatan untuk kondisi ini mungkin membantu memperbaiki tidur anak-anak.
  • Konseling psikologis: Konseling psikologis dapat membantu anak-anak mengatasi stres, kecemasan, atau masalah lain yang dapat mempengaruhi tidur mereka.
Penting untuk diingat bahwa mengobati insomnia pada anak membutuhkan waktu dan ketekunan. Orang tua harus bekerja sama dengan dokter dan ahli kesehatan untuk menemukan strategi pengobatan yang tepat untuk anak-anak mereka.

Saran dalam mengatasi insomnia pada anak-anak

Berikut adalah beberapa saran bagi orangtua yang dapat membantu mengatasi insomnia pada anak-anak:
  • Tetapkan rutinitas tidur yang konsisten: Anak-anak yang memiliki rutinitas tidur yang konsisten cenderung lebih mudah tidur dan tidurnya lebih berkualitas. Tetapkan jadwal tidur yang sama setiap hari dan pastikan anak-anak tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari.
  • Ciptakan lingkungan tidur yang nyaman: Pastikan lingkungan tidur anak-anak nyaman dan tenang, dengan suhu yang tepat dan pencahayaan yang minim. Juga pastikan kasur dan bantal yang digunakan nyaman dan mendukung posisi tidur yang baik.
  • Batasi aktivitas sebelum tidur: Anak-anak harus menghindari aktivitas yang menstimulasi seperti menonton TV atau bermain game sebelum tidur. Sebaliknya, ajak anak-anak untuk melakukan aktivitas yang menenangkan seperti membaca buku atau mendengarkan musik yang menenangkan.
  • Berikan makanan dan minuman yang sesuai: Makanan atau minuman yang dikonsumsi sebelum tidur dapat mempengaruhi kualitas tidur anak-anak. Pastikan makanan atau minuman yang diberikan sesuai dan mudah dicerna oleh anak-anak.
  • Olahraga teratur: Anak-anak yang berolahraga secara teratur cenderung lebih mudah tidur dan tidurnya lebih berkualitas. Namun, hindari olahraga yang intensif sebelum tidur karena dapat meningkatkan level energi dan bisa membuat sulit untuk tidur.
  • Ajarkan teknik relaksasi: Ajarkan teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau visualisasi yang dapat membantu anak-anak rileks dan tidur lebih nyenyak.
Jika semua cara di atas tidak berhasil mengatasi insomnia pada anak-anak, orangtua dapat berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan untuk membantu mengatasi masalah tidur yang mendasarinya. Dokter dapat merekomendasikan terapi atau pengobatan yang sesuai untuk membantu anak-anak tidur lebih nyenyak.

Kesimpulan

Insomnia pada anak-anak merupakan masalah tidur yang serius yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kesehatan anak. Banyak faktor yang dapat menyebabkan insomnia pada anak-anak, termasuk faktor lingkungan, psikologis, dan kesehatan. Dampak insomnia pada anak-anak termasuk kelelahan, gangguan kognitif, masalah perilaku, dan bahkan masalah kesehatan jangka panjang. Namun, ada banyak cara untuk mengatasi insomnia pada anak-anak, termasuk terapi perilaku, terapi obat, terapi komplementer, pengobatan untuk kondisi medis yang mendasari, penciptaan lingkungan tidur yang nyaman, dan konseling psikologis. Dengan bekerja sama dengan dokter dan ahli kesehatan, orang tua dapat membantu anak-anak mereka mengatasi insomnia dan meningkatkan kualitas tidur mereka.

Article Resources
  • Sleep Foundation. Sleep Disorders in Children. Diakses pada 11 April 2023, dari https://www.sleepfoundation.org/children-and-sleep/sleep-disorders-in-children
  • American Academy of Sleep Medicine. Insomnia in Children and Adolescents. Diakses pada 11 April 2023, dari https://jcsm.aasm.org/doi/pdf/10.5664/jcsm.26387
  • National Sleep Foundation. Children and Sleep. Diakses pada 11 April 2023, dari https://www.sleepfoundation.org/children-and-sleep
  • KidsHealth. What to Do if You Can't Sleep. Diakses pada 11 April 2023, dari https://kidshealth.org/en/kids/cant-sleep.html
  • Boston Children’s Hospital. Insomnia. Diakses pada 11 April 2023, dari https://www.childrenshospital.org/conditions/insomnia

31 Maret 2023

Ciri Gejala dan Perawatan Bayi akan Tumbuh Gigi

Tumbuh gigi pada bayi adalah proses alami di mana gigi bayi mulai tumbuh dan menembus gusi. Proses ini dimulai dari usia enam bulan hingga dua atau tiga tahun. Tumbuh gigi adalah tahap yang penting dalam perkembangan bayi, karena gigi merupakan bagian penting dalam proses pencernaan dan bicara.

Metode yang lazim dilakukan untuk mengetahui apakah gigi bayi sudah mulai tumbuh atau tidak, adalah tentu saja dengan melihat ke dalam mulut bayi atau dengan meraba gusinya. Tapi selain metode sederhana ini, sebenarnya ada banyak tanda-tanda lainnya yang dapat menjelaskan bahwa bayi Anda akan tumbuh gigi. Pada artikel ini kami akan menguraikan tentang semua yang perlu Anda ketahui mengenai tumbuh gigi pada bayi.

Pertumbuhan gigi bayi

Tahapan tumbuh gigi pada bayi

Tumbuh gigi pada bayi biasanya dimulai sekitar usia enam bulan, meskipun bisa dimulai dari usia empat bulan atau bahkan terlambat hingga satu tahun. Tahapan tumbuh gigi pada bayi meliputi:
  1. Tahap awal: Gigi pertama yang tumbuh adalah gigi seri bawah (lower central incisors) di bagian depan mulut, diikuti oleh gigi seri atas (upper central incisors) beberapa minggu kemudian.
  2. Tahap tengah: Gigi geraham (molars) mulai tumbuh pada usia 10-16 bulan. Gigi geraham ini penting untuk menghancurkan makanan dan membantu bayi untuk mengunyah.
  3. Tahap akhir: Gigi taring (canines) tumbuh setelah gigi seri dan geraham, biasanya pada usia 16-20 bulan. Gigi terakhir yang tumbuh adalah gigi geraham belakang (second molars) pada usia 20-30 bulan.
Namun, perlu diingat bahwa setiap bayi dapat mengalami tahapan tumbuh gigi yang berbeda-beda, tergantung pada faktor individu seperti faktor genetik dan nutrisi.

Ciri-ciri bayi akan tumbuh gigi

Ada beberapa tanda-tanda yang dapat menunjukkan bahwa bayi akan tumbuh gigi, di antaranya:

1. Gusi bengkak dan merah:

Gusi bayi mungkin akan terlihat bengkak dan berwarna merah muda atau merah. Hal ini disebabkan oleh adanya tekanan gigi yang sedang tumbuh di bawah gusi.

2. Suka menggigit dan mengunyah benda-benda

Saat gigi bayi mulai tumbuh, bayi mungkin merasa tidak nyaman dan ingin mengurangi rasa sakit dengan menggigit atau mengunyah benda-benda.

3. Mengalami perubahan perilaku

Bayi mungkin akan menjadi lebih rewel, sulit tidur, atau lebih sensitif saat gigi mulai tumbuh. Hal ini bisa disebabkan oleh rasa sakit atau ketidaknyamanan yang dirasakan bayi. Berguling-guling di tempat tidur, gelisah atau menangis di tengah malam adalah beberapa tanda yang bayi tunjukkan kepada ibu bahwa ia sedang tumbuh gigi.

4. Mengalami gangguan makan

Saat gigi bayi mulai tumbuh, bayi mungkin akan merasa tidak nyaman saat menyusui atau makan makanan padat. Hal ini bisa disebabkan oleh rasa sakit atau ketidaknyamanan yang dirasakan pada gusi dan rahang.

5. Liur yang berlebihan

Air liur yang berlebihan dapat menjadi satu pertanda yang paling umum bayi akan tumbuh gigi. Hal ini bisa disebabkan oleh rasa sakit pada gusi yang membuat bayi lebih sering mengisap dan mengunyah. 

6. Sering menarik atau memegang telinga

Bayi mungkin akan menarik atau memegang telinga saat gigi mulai tumbuh. Hal ini bisa disebabkan oleh rasa sakit atau tekanan yang dialami oleh gusi dan rahang.

7. Demam ringan

Beberapa bayi dapat mengalami demam ringan saat gigi mulai tumbuh. Hal ini disebabkan oleh respons imun tubuh terhadap tekanan dan peradangan yang terjadi pada gusi.

Selain itu, bayi mungkin mungkin mengalami ruam pada wajah dan leher saat gigi mulai tumbuh. Hal ini bisa disebabkan oleh air liur yang berlebihan dan iritasi pada kulit akibat dari gesekan benda-benda yang digigit bayi.

Mengatasi gejala tumbuh gigi pada bayi

Mendengar atau melihat bayi kita yang sedang tumbuh gigi merupakan hal yang sangat membahagiakan sekaligus menakjubkan. Tapi sadarilah bahwa periode tumbuh gigi ini sebenarnya adalah periode yang cukup menyakitkan bagi bayi.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meredakan gejala tumbuh gigi pada bayi, di antaranya:
  • Berikan benda yang bisa digigit: Memberikan benda yang bisa digigit dan dikunyah bayi, seperti mainan khusus bayi (theeter) atau kain khusus bayi yang sudah dibasahi dengan air dingin dapat membantu mengurangi rasa sakit pada gusi. Pastikan benda terbuat dari bahan yang aman dan tidak mudah pecah, sehingga bayi tidak tersedak.
  • Berikan makanan dingin: Bayi mungkin merasa lebih nyaman dengan makanan yang dingin, seperti buah-buahan yang dipotong kecil dan disimpan di dalam kulkas atau freezer. Hal ini dapat memberikan sensasi dingin pada gusi dan membantu meredakan rasa sakit. Namun jangan memberikan makanan dingin yang terlalu keras.
  • Berikan pijatan lembut pada gusi: Pijatan lembut pada gusi bayi dengan jari yang bersih dapat membantu meredakan rasa sakit pada gusi dan memberikan sensasi nyaman pada bayi.
  • Berikan perhatian dan kasih sayang ekstra: Bayi mungkin akan merasa lebih nyaman dengan perhatian dan kasih sayang dari orang tua atau pengasuh. Menggendong dan memeluk bayi, serta memberikan perhatian khusus pada saat gigi bayi mulai tumbuh, dapat membantu meredakan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang dirasakan bayi.
Jika gejala tumbuh gigi yang dialami bayi terus berlanjut atau memburuk, segera ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Cara-cara yang tidak disarankan bagi orangtua

Di bawah ini adalah beberapa cara yang umumnya tidak disarankan dalam meredakan gejala tumbuh gigi pada bayi kecuali atas saran dokter, yaitu:
  • Memberikan obat penghilang rasa sakit: Obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas seperti aspirin dan ibuprofen tidak boleh diberikan pada bayi yang sedang tumbuh gigi. Beberapa jenis obat ini dapat menyebabkan efek samping serius pada bayi, termasuk kerusakan hati dan ginjal.
  • Menggunakan gel gigi yang mengandung benzocaine: Benzocaine adalah bahan yang umumnya digunakan dalam gel gigi yang diklaim dapat meredakan rasa sakit pada gusi bayi. Namun, bahan ini dapat menyebabkan reaksi alergi atau bahkan menyebabkan bayi sulit bernapas.
  • Memberikan es batu langsung pada gusi: Memberikan es batu langsung pada gusi bayi dapat menyebabkan iritasi dan kerusakan pada jaringan gusi. Sebaiknya gunakan mainan bayi yang dirancang khusus untuk memberikan sensasi dingin pada gusi, atau berikan makanan yang sudah didinginkan.
Berkonsultasilah dengan dokter jika bayi Anda mengalami gejala tumbuh gigi yang parah.

Perawatan untuk gigi bayi yang mulai tumbuh

Setelah gigi bayi mulai tumbuh, perawatan gigi bayi menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk merawat gigi bayi yang baru tumbuh:
  • Membersihkan gigi bayi: Membersihkan gigi bayi dengan menggunakan kain khusus bayi atau sikat gigi bayi yang lembut dapat membantu menghilangkan sisa-sisa makanan dan bakteri pada gigi. Lakukan pembersihan setidaknya dua kali sehari, setelah sarapan dan sebelum tidur.
  • Hindari memberikan makanan yang manis: Memberikan makanan yang manis dapat meningkatkan risiko gigi bayi mengalami kerusakan gigi. Batasi konsumsi gula dan makanan yang manis pada bayi, terutama sebelum tidur.
  • Memberikan ASI atau susu formula: ASI atau susu formula mengandung nutrisi penting yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan gigi bayi. Berikan ASI atau susu formula pada bayi secara teratur.
  • Menghindari cairan yang terlalu dingin: Cairan yang terlalu dingin dapat membuat gigi bayi menjadi sensitif dan menyebabkan rasa sakit pada gigi. Hindari memberikan cairan yang terlalu dingin pada bayi, seperti jus atau minuman dingin.
  • Membawa bayi ke dokter gigi anak: Membawa bayi ke dokter gigi anak secara teratur dapat membantu mengawasi kondisi gigi bayi dan memberikan perawatan yang diperlukan. Dokter gigi anak juga dapat memberikan saran dan informasi tentang perawatan gigi bayi yang tepat.
Dengan perawatan yang tepat, gigi bayi dapat tumbuh dengan sehat dan kuat. Ingatlah bahwa perawatan gigi bayi yang baik tidak hanya bermanfaat untuk gigi bayi, tetapi juga dapat membantu membangun kebiasaan yang baik dalam merawat gigi sejak dini.

Article Resources:
  • American Dental Association (ADA). (n.d.). Infants and Toddlers.
  • Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2021). Children's Oral Health.
  • HealthyChildren.org. (2020). Tooth Care for Children.
  • Mayo Clinic. (2022). Teething: Tips for soothing sore gums.
  • National Institute of Dental and Craniofacial Research (NIDCR). (2019). Infant Oral Health.
  • Gambar: www.deardoctor.com

Diperbarui pada 31 Maret 2023

12 Oktober 2020

Pertanyaan Populer dan Fakta tentang Imunisasi

Imunisasi

Apakah yang dimaksud dengan imunisasi?
Imunisasi adalah upaya aktif untuk menimbulkan antibodi atau kekebalan spesifik / khusus yang efektif mencegah penularan penyakit tertentu dengan cara memberikan vaksin.

Apa saja penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi?
Penyakit yang dapat dicegah degan imunisasi antara lain Hepatitis B, Tuberkulosis, Polio, Difteri, Pertusis (batuk rejan), Tetanus, Campak dan Pneumonia (radang paru) serta Meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan oleh bakteri Haemophylus Influenzae tipe b.

Apa saja imunisasi dasar lengkap yang harus diberikan pada bayi?
Imunisasi Hepatitis B (1 kali), BCG (1 kali) Polio tetes (4 kali), Polio suntik (1 kali), DPT-HB-Hib (3 kali) dan Campak (1 kali)

Apabila bayi sudah diimunisasi lengkap, apakah masih perlu diberikan imunisasi lagi?
Imunisasi lanjutan masih perlu diberikan pada usia 18 bulan atau 1,5 tahun berupa imunisasi DPT-HB-Hib dan Campak masing-masing 1 kali, serta saat sekolah dasar (SD/MI atau yang sederajat) melalui kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yaitu imunisasi Campak dan DT bagi siswa kelas 1 dan imunisasi Td bagi siswa kelas 2 dan 5. Imunisasi tersebut diberikan untuk meningkatkan perlindungan terhadap penyakit Campak, Difteri, Pertusis dan Tetanus.

Benarkah imunisasi aman untuk bayi dan balita?
Benar. Pemberian imunisasi sudah berdasarkan hasil penelitian dan kajian para ahli imunisasi baik dari dalam maupun luar negeri. Vaksin yang diberikan sudah diuji keamanan, khasiat dan mutunya oleh badan resmi negara (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Saat ini 194 negara melaksanakan imunisasi untuk bayi dan balita

Benarkah bayi dan balita yang tidak diimunisasi lengkap rawan tertular penyakit berbahaya?
Benar. Bayi dan balita yang tidak diimunisasi lengkap tidak memiliki kekebalan sempurna terhadap penyakit-penyakit berbahaya sehingga mudah tertular penyakit, menderita sakit berat, menularkan penyakit ke anak-anak lain, bahkan dapat berujung pada kematian dan kecacatan.

Benarkah di semua vaksin terdapat zat-zat berbahaya yang dapat merusak otak?
Isu itu tidak benar. Vaksin yang digunakan dalam program imunisasi dinyatakan aman oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) serta Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Bagaimana jika anak yang berusia 18 bulan (1,5 tahun) belum menerima imunisasi dasarnya?
Anak yang belum lengkap imunisasi dasarnya pada saat berusia 18 bulan (1,5 tahun), maka harus melengkapi terlebih dahulu imunisasi dasarnya kecuali imunisasi Hepatitis B untuk bayi baru lahir dan BCG. Setelah itu dapat diberikan imunisasi lanjutan dengan interval minimal 12 bulan dari dosis ketiga untuk DPT-HB-Hib dan minimal 6 bulan dari dosis pertama untuk campak.

Sesudah diimunisasi, apakah masih mungkin tertular penyakit tersebut?
Meskipun kemungkinannya kecil, bayi atau anak yang telah diimunisasi masih mungkin tertular penyakit tersebut, namun gejalanya jauh lebih ringan dan tidak berbahaya.

Apakah bayi dan anak yang sedang pilek, batuk boleh diimunisasi?
Boleh. Batuk pilek ringan tanpa demam boleh diimunisasi, kecuali bila bayi sangat rewel, imunisasi dapat ditunda 1-2 minggu kemudian.

Apakah bayi atau anak yang sedang minum obat antibiotik boleh diimunisasi?
Boleh. Antibiotik tidak mengganggu potensi vaksin, namun perlu dipertimbangkan apabila bayi atau anak menderita penyakit berat, berikan imunisasi setelah penyakitnya sembuh.

Apabila anak diberikan beberapa suntikan sekaligus apakah tidak berbahaya?
Tidak berbahaya, asalkan imunisasi dilakukan di bagian tubuh yang berbeda (misalnya paha / lengan kiri dan kanan) serta menggunakan alat suntik yang berlainan.

Apabila bayi atau anak sudah pernah sakit Campak, Difteri atau Pertusis (batuk rejan) bolehkah diimunisasi untuk penyakit-penyakit tersebut?
Boleh, karena pemberian imunisasi pada bayi atau anak yang pernah menderita penyakit tersebut dapat menambah kekebalan.

Apakah anak yang menderita Epilepsi boleh diimunisasi?
Boleh. Riwayat kejang atau Epilepsi di dalam keluarga bukan halangan untuk memberikan imunisasi. Orangtua atau pengasuh harus diingatkan bahwa sesudah imunisasi DPT-HB-Hib dan Campak dapat timbul demam, oleh karena itu dianjurkan untuk segera memberikan obat penurun panas. Harus diingatkan pula bahwa setelah imunisasi Campak, demam dapat timbul pada hari ke 5 sampai dengan hari ke 10 setelah imunisasi.

Apakah setelah diimunisasi, bayi atau anak akan selalu menderita demam?
Tidak selalu. Demam merupakan reaksi pertahanan tubuh terhadap imunisasi yang diberikan pada setiap anak, tergantung kondisi kesehatannya. Kalau anak demam, dapat disimpulkan bahwa tubuhnya memiliki reaksi pertahanan tubuh yang bagus dan vaksin yang diberikan tidak percuma. Vaksin mahal pun tidak dapat menjamin seratus persen bahwa anak yang diimunisasi tidak akan demam.

Vaksin yang sering menimbulkan demam adalah DPT-HB-Hib dan Campak. Demam pada DPT-HB-Hib timbul segera setelah imunisasi, sedangkan pada Campak demam timbul pada hari kelima sampai dengan hari kesepuluh setelah imunisasi.

Apakah anak yang menderita alergi boleh diimunisasi?
Pasien yang menderita alergi seperti Asma, Eksim, dan Pilek boleh diimunisasi tetapi kita harus berhati-hati jika anak alergi berat terhadap telur, karena beberapa vaksin mengandung protein telur seperti vaksin Campak.

Apakah benar mutu vaksin di Puskesmas atau Posyandu berbeda dengan di dokter spesialis?
Tidak. Dari segi mutu dan efektivitas vaksin sama walaupun merk berbeda. Semua vaksin yang digunakan di Indonesia sudah diteliti dan mendapatkan jaminan mutu dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

19 Februari 2020

Tuberkulosis (TB) Anak : Gejala dan Pengobatan

TB anak anak

Tuberkulosis (TB) adalah infeksi melalui udara yang mempengaruhi paru-paru. Gejala TB meliputi batuk, kesulitan bernapas, dan demam. TB diobati dengan obat khusus yang diminum selama beberapa bulan.

Apa itu TB?
Tuberkulosis (TB) adalah infeksi melalui udara (airborne infection) yang menyerang paru-paru, tetapi juga dapat mempengaruhi organ lain seperti ginjal, tulang belakang, dan otak. TB disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis).

Ada tiga tahapan  TB:
  • Paparan. Ini tahap dimana seorang anak telah melakukan kontak dengan orang yang menderita TB. Ketika menjalani tes TB, semua hasilnya masih terlihat normal.
  • Infeksi TB laten. Pasien yang mengalami infeksi TB laten memiliki bakteri TB dalam tubuhnya, tetapi bakteri tersebut tidak aktif dan tidak dapat menular ke orang lain. Pasien-pasien ini tidak memiliki gejala TB, tetapi mereka harus minum obat agar tidak terkena penyakit TB.
  • Penyakit TB. Pasien yang memiliki penyakit TB dan memiliki bakteri aktif, memiliki gejala TB, dan dapat menularkan penyakit kepada orang lain. Pasien-pasien ini harus minum obat untuk mengobati penyakitnya.
Infeksi TB laten kurang serius dibandingkan penyakit TB. Jika penyakit TB tidak diobati, maka dapat menyebabkan kecacatan serius dan / atau bahkan kematian. Banyak anak yang terinfeksi M. tuberculosis yang tidak pernah menjadi TB aktif dan tetap dalam tahap TB laten.

Anak-anak mana yang berisiko tinggi terkena TB?
Anak-anak yang berisiko tinggi untuk terkena TB adalah mereka yang:
  • Tinggal serumah dengan orang dewasa yang memiliki TB aktif
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti mengidap HIV, atau sedang menjalani  terapi kortikosteroid atau kemoterapi
  • Tinggal di tempat penampungan
  • Tinggal serumah seseorang yang pernah dipenjara atau tunawisma
  • Lahir di negara dengan angka kejadian TB yang tinggi
  • Tinggal di daerah yang tidak memiliki layanan kesehatan yang layak.

Bagaimana TB menular ke anak-anak?
Sebagian besar anak-anak tertular penyakit TB dari orang dewasa yang memiliki penyakit TB aktif. Bakteri TB menyebar melalui udara ketika seseorang yang terinfeksi TB batuk, bersin, atau berbicara. Jika seorang anak berada di dekatnya, ia mungkin terpapar bakteri TB tersebut.

Anak-anak lebih kecil kemungkinannya daripada orang dewasa untuk menyebarkan bakteri TB kepada orang lain karena bentuk penyakit TB yang ditemukan pada anak-anak kurang menular. Anak-anak di bawah 10 tahun kurang menulari karena batuk mereka cenderung tidak efektif dan sekresi lendir mereka hanya mengandung sedikit bakteri.

Bayi, anak kecil, dan anak-anak yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah adalah yang paling berisiko mengembangkan bentuk penyakit TB yang paling parah, seperti TB meningitis atau penyakit TB diseminata.

Apa saja gejala penyakit TBC pada anak-anak?
Gejala-gejala penyakit TBC pada anak-anak meliputi:
  • Batuk
  • Napas sulit (berat, cepat)
  • Kehilangan selera makan
  • Batuk selama 3 minggu atau lebih (dan mungkin batuk darah)
  • Nyeri dada
  • Pembengkakan kelenjar
  • Lemah dan kurang aktif
  • Penurunan berat badan dan / atau pertumbuhan yang buruk
  • Demam dan / atau keringat malam
  • Iritabilitas.
Anak-anak mungkin menderita penyakit TBC tanpa gejala. Ketika bakteri sudah mencapai paru-paru, sistem kekebalan tubuh menyerang bakteri dan menjaga agar infeksi tidak menyebar.

Bagaimana cara mendiagnosis TB?
Penyakit TB terjadi ketika seorang anak memiliki tanda dan gejala infeksi aktif. Anak-anak yang berisiko tertular TB harus mendapatkan tes TB. Ada dua tes TB untuk infeksi TB: tes kulit dan tes darah.
  • Tes kulit TB. Disebut juga dengan tes Mantoux, bahan uji TB disuntikkan dengan jarum kecil di bawah kulit pada lengan bawah. Dua atau tiga hari kemudian petugas akan memeriksa reaksi kulit terhadap tes tersebut. Jika anak mengalami TB, kulit anak di tempat suntikan akan membengkak dan memerah.
  • Tes darah TB, dilakukan untuk mengukur bagaimana sistem kekebalan seseorang bereaksi terhadap bakteri penyebab TB. Tes darah yang disebut tes pelepasan interferon-gamma (IGRA) juga dapat dilakukan.
Untuk menguji penyakit TB, rontgen dada, dan sampel dahak mungkin juga diperlukan. Diagnosis TB pada anak agak sulit, karena anak-anak cenderung tidak memiliki gejala TB. Juga, sampel dahak sulit didapatkan dari anak-anak.

Bagaimana pengobatan tuberkulosis (TB) pada anak-anak?
Jika seorang anak diduga menderita TB, maka ia harus dirawat oleh ahli TB anak. Anak-anak yang dirawat karena infeksi TB laten atau penyakit TB harus menuntaskan minum obat sesuai petunjuk.
  • Pengobatan infeksi TB laten. Infeksi TB laten pada anak-anak harus dirawat untuk mencegah perkembangan penyakit TB. Isoniazid (Hyzyd®) adalah obat yang menjaga agar infeksi tidak aktif. Isoniazid diminum sehari sekali setiap hari selama setidaknya 6-12 bulan.
  • Pengobatan penyakit TB. Pengobatan untuk penyakit TB membutuhkan 3 hingga 4 jenis obat. Pasien akan minum obat ini selama 6 hingga 12 bulan. Obat harus diminum hingga tuntas, atau pasien bisa kambuh lagi dan menjadi resisten. Pasien TB yang resisten terhadap obat lebih sulit diobati. Pengobatannya dapat berlangsung 18 hingga 24 bulan.
Anak-anak biasanya mulai membaik di beberapa minggu pengobatan awal. Setelah 2 minggu dirawat dengan obat, anak biasanya tidak lagi menular. Pengobatan TB harus dituntaskan sesuai petunjuk dokter.

Bisakah TB dicegah?
Langkah-langkah mencegah TB:
  • menghindari kontak dengan orang yang memiliki penyakit TB aktif
  • menggunakan obat-obatan pencegahan untuk mereka yang berisiko tinggi
  • menggunakan handuk, peralatan makan, dan peralatan pribadi terpisah dari penderita TB aktif
  • menjaga pola hidup sehat.
Demi mencegah penyebaran bakteri TB dan infeksi lainnya, dorong seluruh anggota keluarga untuk selalu mencuci tangan dengan baik, dan apabila mereka bersin atau batuk, gunakan tisu atau siku mereka, bukan telapak tangan.

Article Resources

12 Februari 2020

Gejala dan Pengobatan Anemia Pada Remaja Putri

Anemia zat besi remaja putri

Kekurangan zat besi pada remaja putri adalah umum, mudah didiagnosis dan mudah diobati.

Anemia merupakan kondisi dimana darah tidak memiliki cukup sel darah merah. Sel-sel darah merah ini membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Ada banyak jenis anemia, salah satu jenis anemia yang paling umum terjadi pada remaja putri adalah anemia defisiensi zat besi; kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi untuk memproduksi sel darah merah.

Apa hubungan antara zat besi dan sel darah merah?
Di dalam setiap sel darah merah ada protein yang disebut dengan hemoglobin, yang berfungsi membawa oksigen ke setiap sel di dalam tubuh. Oksigen adalah sumber energi penting bagi setiap sel.

Zat besi adalah bagian dari hemoglobin. Sebagian besar zat besi dalam tubuh ada di hemoglobin (dan protein serupa di otot yang disebut mioglobin).

Zat besi masuk ke dalam tubuh kita melalui makanan dan keluar dari tubuh utamanya saat kita mengeluarkan darah. Pendarahan menyebabkan hilangnya banyak sel darah merah dan zat besi. Itulah sebabnya remaja putri sangat rentan terhadap anemia defisiensi besi ketika mereka sudah mengalami menstruasi bulanan. Setiap bulan mereka akan kehilangan sel darah merah dan zat besi. Jika remaja putri tidak cukup makan makanan yang kaya akan zat besi, maka secara bertahap ia akan mengalami kekurangan zat besi.

Gejala anemia pada remaja putri
Gejala anemia defisiensi zat besi biasanya tidak jelas, kecuali jika kondisinya sudah parah atau berlangsung lama. Jika gejalanya memang muncul, maka yang mungkin terjadi antara lain:
  • kulit pucat
  • lemah
  • terus merasa lelah dan mudah mengantuk
  • pusing
  • sakit kepala ringan
  • telinga sering berdenging.
Untuk pastinya, tes darah akan menentukan diagnosis anemia defisiensi zat besi.

Pengobatan anemia pada remaja putri
Anemia defisiensi zat besi dapat diatasi dengan suplemen zat besi, yang diminum selama beberapa bulan. Dokter akan melakukan tes darah lanjutan untuk memastikan apakah anemia sudah hilang atau setidaknya membaik.

Zat besi paling baik diserap saat diberikan di antara waktu makan. Remaja putri sebaiknya mengonsumsi suplemen zat besi di waktu pertengahan pagi, antara sarapan dan makan siang, atau pertengahan sore, antara makan siang dan makan malam.

Vitamin C memudahkan tubuh menyerap zat besi. Tetapi kalsium membuat penyerapannya menjadi lebih sulit, jadi remaja putri tidak boleh mengonsumsi suplemen zat besinya dengan susu. Yang paling baik adalah suplemen zat besi dikonsumsi bersama makanan atau minuman yang kaya akan vitamin C, seperti buah-buahan, sayuran, dan jus jeruk.

Remaja putri sebaiknya tidak mengonsumsi suplemen zat besi melebihi dosis yang dianjurkan, karena dosis yang lebih tinggi bisa berbahaya. Sebagian orang rentan mengalami kelebihan zat besi.

Makanan penambah zat besi
Selain suplemen, makanan lainnya yang dapat remaja putri konsumsi untuk menambah zat besi, antara lain:
  • daging tanpa lemak, unggas, dan ikan
  • sereal, roti, dan pasta yang diperkaya zat besi
  • buah-buahan kering (aprikot, kismis, prem)
  • sayuran berdaun hijau (bayam, collard green, kale)
  • biji-bijian utuh (beras merah, bibit gandum)
  • kacang-kacangan
  • telur.

Mencegah anemia defisiensi zat besi
Remaja putri yang baru mulai menstruasi juga dapat mencegah anemia defisiensi zat besi dengan mengonsumsi multivitamin yang mengandung zat besi. Rekomendasi harian untuk zat besi adalah delapan miligram (mg) per hari untuk remaja putri usia 9 hingga 13 tahun, dan 15 mg per hari untuk remaja putri usia 14 hingga 18 tahun.

Article Resources

23 Mei 2019

7 Manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

lnisiasi Menyusui Dini

lnisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses menyusui yang dimulai segera setelah lahir. lnisiasi Menyusui Dini dilakukan dengan cara kontak langsung kulit ke kulit antara bayi dengan ibunya segera setelah lahir dan berlangsung minimal satu jam atau proses menyusui pertama selesai (apabila menyusui pertama berlangsung lebih dari satu jam).

7 Manfaat Inisiasi Menyusui Dini

1. IMD menghangatkan bayi
Pada waktu IMD, tubuh bayi menempel di dada ibu, suhu dada ibu yang baru bersalin dapat menghangatkan tubuh bayi secara alami.

2. Menstabilkan irama napas dan detak jantung bayi
Pada waktu IMD, jalinan kasih sayang terbentuk, sehingga bayi merasa aman dan tenang, dan denyut jantung serta irama napas menjadi stabil.

3. IMD memberikan perlindungan alami bagi bayi
Selama IMD, bayi mendapat kolostrum yang penting untuk kelangsungan hidupnya. Kolostrum kaya akan zat kekebalan tubuh terhadap infeksi. Kolostrum juga membantu mematangkan lapisan dan melindungi dinding usus bayi yang masih lemah.

Kolostrum adalah ASI yang keluar pertama kali, yang berwarna kekuningan dan kental. Kolostrum mengandung zat kekebalan, vitamin A, faktor-faktor untuk pertumbuhan, mencegah bayi kuning dan mencegah alergi.

4. IMD membentuk kekebalan bayi
Pada waktu bayi merayap di dada ibu, bayi menjilat-jilat kulit ibu dan menelan bakteri baik (non-patogen) dari kulit ibu. Bakteri baik (non-patogen) ini akan berkembang biak, di kulit, dan usus bayi sehingga menjadi lebih kebal terhadap bakteri penyebab penyakit (patogen) yang akan dihadapi di dunia barunya.

5. IMD mengurangi perdarahan sesudah melahirkan
Pada waktu bayi merayap, kaki bayi yang menendang-nendang perut ibu secara lembut akan merangsang kontraksi rahim, sehingga membantu pengeluaran plasenta (ari-ari) dan mengurangi perdarahan setelah melahirkan.

Isapan bayi pada puting ibu akan merangsang produksi ASI, kontraksi rahim, dan mengurangi perdarahan setelah melahirkan.

6. Meningkatkan ikatan kasih sayang
Kontak kulit bayi dengan kulit ibu meningkatkan ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi. Kontak kulit dalam 1-2 jam pertama ini sangat penting, karena setelah itu bayi tidur.

7. Menurunkan risiko alergi
Bayi yang mendapat ASI melalui IMD sejak awal kelahirannya akan mengalami penurunan risiko terhadap alergi.

Sembilan perilaku bayi selama IMD
Bila diamati, semua bayi mengikuti pola yang sama dalam proses IMD. Sembilan perilaku bayi saat IMD adalah:
  1. Bayi menangis tanda paru-paru mulai berfungsi.
  2. Kemudian bayi akan memasuki tahap relaksasi.
  3. Selanjutnya pada menit ke-1 s/d 5 bayi mulai bangun.
  4. Di menit ke-4 s/d 12 bayi mulai bergerak, gerakan awalnya sedikit, mungkin pada lengan, bahu dan kepala.
  5. Beberapa kali bayi mungkin ingin beristirahat sebelum memulai gerakan berikutnya.
  6. Setelah istirahat, bayi akan mulai bergerak merangkak ke arah payudara. Saat telah menemukan payudara, bayi cenderung beristirahat untuk sementara waktu. Seringkali hal ini dapat keliru sebagai bayi tidak lapar atau ingin makan.
  7. Setelah istirahat, di menit ke-29 s/d 62 bayi akan mulai membiasakan diri dengan payudara, mungkin dengan mengendus, mencium, dan menjilati sebelum akhirnya menempel untuk menyusu. Proses pembiasaan ini dapat memakan waktu 20 menit atau lebih.
  8. Sekitar menit ke-49 s/d 90, untuk pertama kalinya bayi menyusu di payudara selama beberapa waktu.
  9. Kemudian ia akan tertidur hingga 1,5 s/d 2 jam.

Article Resources
  • Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak
    Kemenkes RI 2015

20 September 2018

10 Alasan Mengapa Anak Tidak Mau Makan & 10 Cara Mengatasinya

Anak tidak mau makan

Anak yang tidak mau makan merupakan mimpi buruk bagi orangtua. Mengapa sampai ada anak yang begitu susahnya untuk makan?

Susah makan merupakan masalah perilaku anak-anak dan orangtua. Orangtua bertanggung jawab atas makanan anaknya, seperti halnya tanggung jawab orangtua lainnya kepada anaknya. Maka dari itu, kebiasaan makan yang baik harus diajarkan dan dicontohkan oleh semua anggota keluarga.

Di bawah ini adalah 10 penyebab mengapa anak tidak mau makan dan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.

Penyebab Anak Tidak Mau Makan

Kurang BAB - Ketika perut anak tidak kosong karena tidak BAB, anak bisa kehilangan nafus makan.

Masalah kesehatan gigi dan mulut - Gigi yang sakit dan kebersihan mulut yang buruk adalah salah satu penyebab utama mengapa anak selalu menolak makan. Mulut yang sakit yang disebabkan oleh infeksi seperti sariawan mungkin tidak diceritakan anak pada orangtuanya, oleh karena itu orangtua harus aktif perhatikan kondisi kesehatan gigi dan mulut anaknya.

Penyakit seperti asma dan batuk - Penyakit seperti asma dan batuk menjadi penyebab hilangnya nafsu makan pada anak-anak. Sebagai contoh, anak yang kelelahan bahkan lebih memilih makanan cair ketimbang makanan padat.

Tidak bersama orangtua atau anggota keluarga dekat - Ditinggalkan karena bepergian atau karena kematian, dan perceraian. Pindah rumah dan kehilangan teman juga dapat menyebabkan gangguan emosional yang akan mengurangi nafsu makan.

Tekanan - Tekanan orangtua dalam memberi makan kepada anak, seperti memberi makan secara paksa, memarahi, hingga mengancamnya. Demikian pula tekanan dan bullying di sekolah dapat menjadi sebab hilangnya nafsu makan anak.

Sering makan diluar - Pada sebagian anak, kebiasaan sering makan diluar yaitu makan makanan 'junkfood' yang asal enak dapat membuat anak tidak menyukai makanan buatan sendiri.

Kurangnya aktivitas fisik - Kurang aktivitas fisik akan menurunkan metabolisme dan juga nafsu makan.

Ngemil di antara jam makan - Sehingga anak tidak fokus pada makanan utamanya. Tidak adanya jam makan yang rutin setiap hari juga menjadi penyebab hilangnya nafsu makan anak.

Menu yang berulang dan menu yang sangat bervariasi - Menu yang berulang akan membuat anak bosan dengan makanannya dan terlalu banyak variasi makanan  dapat membuat anak menolak semua makanan.

Sikap cerewet dan pemarah orangtua - Orangtua yang cerewet, dan pemarah juga menjadi penyebab hilangnya nafsu makan anak. Seorang anak akan bereaksi negatif ketika dia merasa tertekan.

Mengatasi anak tidak mau makan

Didik diri Anda dan anak Anda - Didik tentang makanan dan kebiasaan makan yang baik

Konsistensi adalah kuncinya - Jadwalkan jam makan anak secara teratur setiap harinya.

Hindari makan "emosional" - Makanan tidak boleh digunakan sebagai hadiah atau suap atau hukuman.

Anak makan apa yang orang dewasa makan. Jadi ingatlah tidak ada istilahnya 'short-order cooking'. Sertakan berbagai makanan sehat seperti sayuran.

Makan bersama keluarga - makan keluarga bersama-sama, tanpa gangguan TV, gadget, game, dan buku. Bekerja hanya pada waktu kerja, bermain pada waktu main, dan makan waktu makan.

Ucapkan - "Kamu tidak harus menyukainya tetapi kamu perlu mencicipinya." Jika perlu, ucapkan kalimat ini setiap kali anak Anda makan.

Hindari camilan diantara jam makan - Tidak apa-apa merasa lapar di antara jam makan.

Ajak anak ketika membeli buah dan sayuran - Minta anak untuk memilih apa yang ingin dia makan. Hindari pergi ke supermarket di mana rak-raknya penuh dengan makanan tidak bergizi.

Sajikan menu lengkap - Sajikan menu lengkap kepada anak seperti pada anggota keluarga lainnya. Yakinkan dia tentang pentingnya diet seimbang. 

Makan bersama teman - Makan seorang diri akan membosankan. Anak-anak akan makan lahap ketika mereka berkumpul bersama teman-teman makannya.

Article Resources
  • Practo

23 Juli 2018

Gejala dan Pengobatan Demam rematik

Ringkasan
  • Demam rematik dapat terjadi akibat infeksi bakteri Streptokokus yang tidak diobati
  • Jika tidak diobati, demam rematik dapat menyebabkan komplikasi serius seperti penyakit jantung rematik
  • Saat ini tidak ada vaksin untuk demam rematik.

Demam rematik

Demam rematik adalah penyakit yang dapat terjadi setelah seseorang terinfeksi bakteri Streptokokus Grup A. Jika tidak diobati, infeksi seperti radang tenggorokan dapat menyebabkan komplikasi yang tertunda yang disertai peradangan luas di bagian lain tubuh, terutama sendi, jantung, kulit, dan otak.

Demam rematik tergolong penyakit autoimun karena peradangan mungkin disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan terhadap bakteri. Demam rematik tidak mengenal usia, tapi anak-anak usia antara lima hingga 14 tahun adalah yang paling berisiko. Tanpa pengobatan, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti penyakit jantung rematik.

Gejala demam rematik

Hanya sebagian kecil orang yang terinfeksi Streptokokus akan mengalami demam rematik. Sebagian besar gejala demam rematik akan hilang dengan perawatan medis. Gejala demam rematik dapat termasuk:
  • Demam
  • Nyeri dan peradangan sendi
  • Kelemahan
  • Masalah kulit seperti timbul ruam (eritema marginatum) atau benjolan di bawah kulit di sekitar sendi yang terkena
  • Penurunan berat badan tanpa sebab
  • Masalah pada sistem saraf, seperti gerakan tak terkendali dan kedutan (Sydenham’s chorea, juga dikenal sebagai Saint Vitus’ dance)
  • Masalah jantung seperti peradangan jantung (karditis), pembesaran jantung (kardiomegali), denyut jantung cepat (takikardia) atau murmur jantung
  • Sesak napas
  • Sakit dada.

Penyakit jantung rematik

Biasanya, penyakit jantung rematik berkembang setelah serangan demam rematik panjang atau berulang selama masa kanak-kanak. Namun, penyakit jantung rematik juga dapat berkembang hanya karena satu serangan demam rematik. Penyakit jantung rematik bisa merupakan komplikasi permanen demam rematik.

Berbagai struktur jantung dapat rusak oleh peradangan, termasuk otot, lapisan, atau katupnya. Dalam beberapa kasus, penyakit jantung rematik tidak menyebabkan gejala apa pun. Dalam kasus lain, orang itu mungkin mengalami berbagai gejala, termasuk sesak napas, nyeri dada, dan jantung berdebar.

Faktor risiko sosial ekonomi

Demam rematik adalah komplikasi dari infeksi Streptokokus yang tidak diobati. Kondisi sosial ekonomi tertentu membuat infeksi Streptokokus lebih mungkin terjadi. Faktor risiko yang diketahui adalah kemiskinan, kepadatan, dan akses terbatas ke perawatan medis.

Diperkirakan bahwa bakteri Streptokokus juga dapat masuk ke tubuh melalui luka dan lecet kulit. Tingginya insiden penyakit kulit seperti kudis di suatu populasi juga dapat menjelaskan mengapa demam rematik lazim terjadi.

Diagnosis demam rematik

Tidak ada tes khusus untuk mendiagnosis demam rematik. Kisaran tes yang dilakukan termasuk:
  • Pemeriksaan riwayat medis
  • Pemeriksaan fisik
  • Pengambilan sampel usap tenggorokan untuk menguji kehadiran bakteri Streptokokus Grup A
  • Pemeriksaan darah untuk melihat apakah ada peradangan
  • Elektrokardiogram (EKG) untuk memonitor aktivitas listrik jantung
  • Rontgen dada untuk melihat jantung untuk tanda-tanda pembesaran dan masalah paru-paru.

Pengobatan demam rematik

Perawatan untuk demam rematik mungkin termasuk:
  • Opname di rumah sakit
  • Penisilin, biasanya diberikan dalam bentuk suntikan intramuskular
  • Aspirin
  • Kortikosteroid (kortison) jika radang sendi parah atau ada karditis (radang jantung)
  • Terapi antibiotik jangka panjang, yang mungkin termasuk suntikan penisilin setiap bulan hingga lima tahun - ini untuk membantu mengurangi risiko penyakit jantung rematik
  • Dalam kasus penyakit jantung rematik, perawatan atau operasi kateter jantung mungkin diperlukan untuk memperbaiki katup jantung yang rusak.

Prospek jangka panjang

Dengan pengobatan yang cepat dan tepat, prospek jangka panjang untuk seseorang dengan demam rematik sangat baik. Namun, demam rematik tidak menawarkan kekebalan untuk mendapatkannya lagi. Jadi penting bagi setiap orang untuk mencari pengobatan segera untuk setiap infeksi tenggorokan.

Saat ini tidak ada vaksin untuk demam rematik, tetapi para ilmuwan sedang berusaha mengembangkan vaksin Streptokokus. Vaksin yang mencegah infeksi Streptokokus juga diharapkan dapat mencegah demam rematik dan penyakit jantung rematik.

Ringkasan

  • Demam rematik dapat terjadi akibat infeksi bakteri Streptokokus yang tidak diobati
  • Jika tidak diobati, demam rematik dapat menyebabkan komplikasi serius seperti penyakit jantung rematik
  • Saat ini tidak ada vaksin untuk demam rematik.

Article Resources
  • https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/ConditionsAndTreatments/rheumatic-fever

19 Juli 2018

Penyebab Anak Muntah Malam Hari

Anak tidur malam hari

Siapa yang tidak khawatir melihat anaknya terbangun di tengah malam karena sakit perut dan muntah. Muntah di malam hari bisa disebabkan oleh virus atau karena makanan, atau juga bisa disebabkan oleh masalah medis lain yang jauh lebih serius.

Gejala

Muntah bisa sangat menakutkan bagi anak-anak, terutama karena menyebabkan mereka terbangun di tengah malam.

Rasa mual yang kuat menunjukkan bahwa lambungnya sedang bermasalah dan perlu untuk muntah. Laman Medline Plus menjelaskan bahwa muntah adalah tindakan yang kuat dari otot diafragma dalam kontraksi ke bawah yang intens.

Otot sfingter lambung terbuka untuk melepaskan isi perut dengan gerakan ke atas dan ke luar untuk mengeluarkan makanan dan cairan, sehingga terjadilah muntah. Peningkatan saliva dan sedikit peningkatan suhu tubuh juga mungkin terjadi.

Jangka waktu

Muntah sendiri umumnya hanya berlangsung selama beberapa detik, diikuti dengan kemungkinan episode regurgitasi selanjutnya.

Muntah yang disebabkan karena flu perut atau gastroenteritis mungkin akan berlangsung selama 24 jam dan datang dan pergi dalam episode kecil. Kadang-kadang bisa terjadi setelah waktu tidur, atau ketika anak berbaring datar.

Jika ia menderita penyakit yang serius seperti hepatitis, cedera kepala atau ketoasidosis diabetik (glukosa darah tinggi), kondisi ini harus ditangani dan diobati sebelum muntah mereda.

Penyebab

Kondisi tertentu dapat menyebabkan anak muntah pada malam hari. Penyakit refluks asam dapat bergejolak di malam hari, terutama setelah pertama kali berbaring, karena asam dan makanan yang tidak tercerna dapat naik kembali ke esofagus.

Laman Family Doctor menjelaskan bahwa beberapa penyakit dapat menyebabkan sakit perut. Beberapa yang paling umum termasuk gastroenteritis atau flu perut, sakit kepala migrain, cacingan (parasit), radang usus buntu, mabuk perjalanan, hepatitis, keracunan makanan, pankreatitis, maag, cedera kepala, kanker atau ketoasidosis.

Peringatan

Penting untuk terus mengawasi anak ketika ia muntah di malam hari. Anak yang masih kecil bisa tertelan atau tersedak muntahannya ketika ia berbaring atau tertidur.

Muntah terus-menerus yang berlangsung lebih dari dua hari harus dievaluasi oleh dokter. Jika muntah juga disertai dengan diare, demam, sakit perut atau jenis lain dari rasa sakit yang tajam atau tiba-tiba, maka harus mendapatkan perawatan darurat.

Laman Mayo Clinic menyatakan bahwa dehidrasi pada anak dapat menyebabkan syok, kejang, edema serebral, gagal ginjal atau kematian jika tidak ditangani.

Solusi

Jika anak tidur di malam hari dengan perut yang sakit, cobalah baringkan ia dengan posisi sedikit tegak untuk mengurangi asam lambung naik ke esofagus.

Gunakan beberapa bantal disangga tegak untuk mengangkat bagian atas tubuhnya. Berikan ia pil antacid (antasida doen) kunyah atau cairan yang dapat membantu mengatasi mual dan melawan asam lambung.

Secara perlahan berilah ia cairan, terus menerus tetapi dalam jumlah yang kecil, untuk mencegah regurgitasi lebih lanjut. Laman Kid Health merekomendasikan penggunaan larutan elektrolit oral atau meminum cairan yang mengandung elektrolit untuk mencegah dehidrasi pada anak yang muntah.

13 Juli 2018

7 Langkah Tepat Mengelola Asma Anak

Anak asma

Dengan langkah yang tepat, gejala asma anak-anak dapat dikendalikan, sehingga serangan jarang sekali terjadi. Hanya saja ketidaktahuan orangtua mengenai seluk beluk asma yang menjadi masalah selama ini.

Dengan mempelajari asma berarti Anda sudah berada di jalur yang benar untuk mengendalikan asma anak Anda.

Berikut ini adalah langkah-langkah tepat untuk mengelola asma anak:

1. Miliki rencana tindakan dan patuhi

Anak asma harus memiliki rencana tindakan asma. Instruksi dan petunjuk dari dokter harus ada dan jelas, seperti obat-obatan apa yang harus dan kapan dikonsumsi, bagaimana menghindari pemicu, apa yang harus dilakukan di antara serangan, dan bagaimana mengenali dan mengelolanya jika terjadi.

Dengan memiliki dan mengikuti rencana tindakan ini, Anda akan tahu cara merawat asma anak Anda dan kapan harus membawa anak Anda ke dokter.

2. Minum obat sesuai resep 

Sebagian besar anak-anak dengan asma perlu minum obat. Beberapa obat-obatan harian (disebut obat kontrol jangka panjang) digunakan untuk membantu menjaga agar saluran napas mereka tidak teriritasi. Sedangkan obat lainnya hanya digunakan selama serangan untuk membantu membuka saluran napas dengan cepat.

Obat-obatan tersebut umumnya berbentuk nebulizer atau inhaler untuk membantu memasukkan obat ke paru-paru. Juga dapat diberikan dalam bentuk pil atau cairan. Dokter akan memberi tahu obat apa yang anak Anda butuhkan dan cara/kapan meminumnya.

3. Identifikasi dan hindari pemicu

Pemicu adalah hal-hal yang dapat mengganggu saluran napas dan menyebabkan asma kambuh. Pemicu yang umum adalah alergen seperti serbuk sari dan jamur, perubahan cuaca, dan infeksi virus (seperti flu biasa). Menemukan pemicu asma anak Anda gampang-gampang susah, tetapi hasilnya akan sepadan.

Dokter juga dapat membantu - misalnya, dengan melakukan tes alergi pada anak Anda. Ketika Anda tahu apa saja yang memicu asma anak Anda, bantulah mereka agar menghindarinya sebaik mungkin.

4. Vaksinasi flu tahunan

Vaksin flu dianjurkan untuk semua anak, terutama mereka yang menderita asma. Jika anak-anak penderita asma terserang flu, mereka berisiko kambuh dan mengembangkan penyakit yang lebih serius.

5. Gunakan alat

Salah satu cara untuk membantu memprediksi apakah serangan asma akan muncul adalah dengan menggunakan peralatan asma, seperti buku catatan asma dan peak flow meter. Buku catatan ini akan membantu Anda melacak gejala asma anak (ketika itu terjadi), kebutuhan akan obat-obatan, dan banyak lagi. Ini juga akan membantu Anda dalam mempelajari tanda-tanda peringatan dini asma, dan juga akan membantu dokter menilai seberapa baik perawatan bekerja.

Peak flow meter adalah alat genggam untuk mengukur seberapa baik anak Anda dapat menghembuskan udara dari paru-paru. Degan alat ini dapat diketahui apakah saluran udara semakin sempit dan tersumbat, dan apakah anak Anda berisiko terkena serangan.

6. Ketahui tanda-tanda serangan

Setelah anak Anda mengalami beberapa serangan, Anda mungkin sudah dapat menilai kapan serangan akan terjadi lagi. Pastikan Anda juga mengenali gelagat /tingkah anak Anda sebagai peringatan dini akan munculnya serangan asma, sehingga Anda sudah siap dengan obat-obatan atau tindakan yang diperlukan.

7. Ketahui apa yang harus dilakukan untuk serangan yang parah

Ketahui kapan saja saatnya anak harus mendapatkan perawatan medis, atau bahkan ke gawat darurat rumah sakit. Selalu siapkan obat bantuan cepat jika anak Anda membutuhkannya - semua orang yang merawat anak Anda (seperti guru) juga harus tahu kapan dan bagaimana cara memberikan obat.

22 April 2018

Mengapa Bayi Baru Lahir Mengalami Kuning?

Kuning bayi baru lahir

Kuning pada bayi baru lahir dapat dengan mudah diidentifikasi dari warna pada mata (sklera) dan kulit bayi yang berubah menjadi kuning.

Kuning pada dasarnya disebabkan keberadaan bilirubin dalam darah yang berlebihan. Karena bilirubin adalah pigmen berwarna kuning yang terdapat pada sel darah merah, keberadaannya dalam jumlah berlebih dapat membawa perubahan warna kuning di seluruh tubuh.

Memproses dan membuang bilirubin adalah salah satu fungsi hati dan bilirubin terbentuk ketika sel darah merah yang lama rusak.

Penyebab umum kuning bayi baru lahir adalah belum sempurnanya kerja hati sehingga tidak mampu menghilangkan bilirubin dari aliran darah secara efisien.

Apa penyebab ikterus fisiologis?

Salah satu jenis kuning paling umum dari bayi baru lahir adalah ikterus fisiologis.

Bilirubin yang memberikan perubahan warna kuning disebut sebagai bilirubin tak terkonjugasi yang tidak dapat dengan mudah dikeluarkan dari tubuh bayi. Karena itu bilirubin tak terkonjugasi diubah menjadi bilirubin terkonjugasi oleh sistem tubuh yang membuat pemindahannya lebih mudah. Karena hati bayi belum sempurna, hati gagal melakukan pemindahannya dengan cepat dan efisien, sehingga menyebabkan kuning. Tetapi kuning jenis ini tidak memerlukan perawatan khusus.

Seiring bayi yang tumbuh dari hari ke hari, hatinya akan matang. Fungsi pembuangan bilirubin secara otomatis akan dikerjakan oleh hati dan kuning pun hilang. Jika kuning terjadi karena alasan di atas, maka ini disebut sebagai ikterus fisiologis.

Apa penyebab ikterus neonatal?

Jenis kuning pada bayi baru lahir lainnya adalah ikterus neonatal. Ketika ada ketidakcocokan antara tipe darah ibu dan janin maka ikterus neonatal terjadi.  Dalam hal ini, tubuh ibu menghasilkan antibodi dan menyerang sel-sel darah janin sehingga sel-sel darah merahnya rusak. Ini meningkatkan pelepasan bilirubin yang akhirnya menyebabkan ikterus neonatal.

Apa penyebab lain kuning bayi baru lahir?

Penyebab lain kuning bayi baru lahir antara lain:
  • Hemolisis - kerusakan atau penghancuran sel darah merah
  • Terkadang seorang anak dilahirkan dengan sel darah merah berlebihan dan kondisi ini disebut sebagai polisitemia
  • Bayi menelan banyak darah selama persalinan yang kemudian dipecah di usus dan dibuang dalam aliran darah sehingga terjadi peningkatan bilirubin
  • Ikterus neonatal juga sering terjadi pada bayi ibu yang menderita diabetes
  • Sindrom Lucey-Driscoll dan sindrom Crigler-Najjar juga dapat menyebabkan kuning bayi baru lahir
  • Karotenemia juga merupakan kondisi yang menyebabkan perubahan warna kuning pada mata dan kulit bayi baru lahir
  • Pada kasus ibu yang makan banyak sayuran berwarna kuning selama kehamilan, bayi yang dilahirkan dapat mengalami kuning.

Sebagian besar jenis kuning bayi baru lahir tidak memerlukan perawatan khusus dan dengan tindakan pencegahan tertentu kuning dapat dihilangkan.

Apa itu cephalohematoma?

Memar pada kulit kepala disebut sebagai cephalohematoma. Ini kadang terjadi selama proses persalinan. Sebagian besar adalah kumpulan darah beku yang terletak tepat di bawah permukaan kulit. Ketika tubuh melakukan proses alami untuk memecah gumpalan darah ini, bilirubin dalam sel darah merahnya dilepaskan dalam aliran darah, sehingga menyebabkan kuning.

Bisakah menyusui menyebabkan kuning bayi baru lahir?

Kadang-kadang bayi kurang mendapatkan ASI sehingga membuat tubuh bayi kesulitan untuk membuang bilirubin melalui tinja. Ini bisa menyebabkan kuning bayi baru lahir. Dalam kasus seperti ini, disarankan untuk berkonsultasi dengan konsultan laktasi.

Sedangkan pada sebagian bayi lainnya, kuning akibat ASI didiagnosis ketika mereka berusia 7 hingga 11 hari. Ini bukan terjadi akibat kekurangan ASI, melainkan terjadi karena sesuatu di dalam ASI yang mengganggu kapasitas hati untuk mengeluarkan bilirubin. Untuk kasus ini, berhenti menyusui selama satu atau dua hari dapat menyembuhkan kuningnya.

Article Resources
  • http://www.babycenter.com/0_jaundice_89.bc
  • http://www.emedicinehealth.com/newborn_jaundice/page3_em.htm
  • http://www.mayoclinic.com/health/infant-jaundice/DS00107

15 Januari 2018

Mengatasi Sembelit pada Bayi Baru Lahir

Wajah bayi sembelit

Urusan sembelit pada bayi baru lahir tentu adalah hal yang mengkhawatirkan bagi orangtua. Bayi belum mengerti mengenai apa yang sedang mereka alami, mereka hanya tahu bahwa mereka sedang kesakitan. Sebagai orangtua, tentu akan sedih bila bayinya sembelit.

Sembelit pada bayi baru lahir merupakan tantangan bagi orangtua. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan sembelit pada bayi dan ada pula beberapa solusinya yang bisa saja berhasil, bisa juga tidak. Langkah cermat yang perlu dilakukan orangtua adalah mempersempit kemungkinan penyebabnya dan menggunakan proses eliminasi. Bila penyebabnya sudah ditemukan, maka mencari pengobatan yang efektif akan lebih mudah.

Berikut ini adalah beberapa hal bermanfaat yang mungkin Anda cari dan juga solusi yang boleh Anda terapkan untuk mengatasi sembelit pada bayi.

Apakah benar bayi Anda sembelit?

Sebelum memutuskan penyebab sembelit atau pengobatannya, penting untuk memahami terlebih dahulu apakah bayi Anda memang benar-benar sembelit atau tidak. Sebagian besar bayi baru lahir akan buang air besar enam sampai delapan kali setiap hari, tapi jumlah ini bisa berbeda-beda pada tiap-tiap bayi.

Hal yang harus diwaspadai oleh orangtua adalah bila ada perubahan mendadak dari pola usus bayi Anda. Jika Anda melihat bayi Anda tidak buang air besar selama beberapa jam atau ekspresi bayi tegang berlebih saat buang air besar, maka besar kemungkinan ia memang sedang mengalami sembelit. Jika sembelit ini berlanjut, maka perut bayi akan membuncit. Daerah perut tidak hanya akan terlihat membuncit, tapi juga akan terasa kencang saat disentuh. Di tahap awal sembelitnya, bayi mungkin akan buang air besar yang tampak keras atau seperti kerikil.

Gejala lain dari sembelit bayi adalah bahasa tubuh mereka tunjukkan saat ia sedang berusaha buang air besar. Jika wajah sang bayi terlihat memerah, menangis, atau ia terlihat kesulitan buang air besar maka ini memang sembelit.

Periksa susu formulanya

Setelah memastikan bayi Anda memang sembelit, maka penyebabnya sudah bisa Anda cari. Satu hal yang biasanya menjadi tersangka utama penyebab bayi baru lahir sembelit adalah susu formula. Tidak semua bayi mentolerir susu formula. Karena formula banyak variasinya, yang dibuat oleh produsen-produsen yang berbeda pula, jadi sulit untuk mengetahui susu formula yang mana yang reaksinya paling positif bagi bayi Anda.

Jika Anda baru mengganti susu formula bayi Anda dan dia menjadi sembelit, mungkin perlu mengembalikannya ke susu formula yang lama. Juga perhatikan apakah susu formula yang bayi Anda gunakan itu adalah susu sapi atau susu kedelai. Sebagian bayi mentolerir susu formula berbasis kedelai lebih baik.

Bayi yang mendapatkan makanan hanya dari ASI (eksklusif) jarang sekali mengalami sembelit. Namun, begitu telah diberikan makanan lain, tinjanya bisa menjadi lebih keras.

Jus buah membantu mengatasi sembelit

Salah satu solusi teraman untuk mengatasi sembelit bayi adalah jus buah yang sudah 100% dipasteurisasi. Jenis jus yang paling efektif untuk sembelit adalah jus buah prune dan jus apel. Untuk bayi usia kurang dari 3 bulan, larutkan satu sendok makan jus dengan 4 ons air, untuk bayi usia lebih dari 3 bulan, larutkan 1 ons jus dengan 3 ons air, dan untuk bayi usia enam sampai 12 bulan, larutkan 50% air dan 50% jus. Berikan jus secukupnya dan jangan sekali-kali memberinya lebih dari 3 sampai 4 ons jus dalam waktu 24 jam.

Pijat bayi Anda

Solusi lain yang bermanfaat untuk membantu mengatasi sembelit bayi adalah memijat perut bayi dengan lembut. Menggunakan ujung jari Anda, gosok perlahan perutnya dengan gerakan melingkar, berikan sedikit tekanan pada sisi kanannya.

Selain menggunakan teknik pijatan pada perut, Anda juga bisa melatih kaki bayi dengan meraih pergelangan kakinya dengan lembut dan memutarnya seolah-olah dia sedang mengendarai sepeda. Hal ini tidak hanya akan dianggap hiburan oleh sang bayi, tapi juga merupakan cara yang efektif untuk membantu melonggarkan isi perut bayi.

Anda juga mungkin perlu mencoba untuk menyeka anusnya dengan lembut saat mengganti popoknya, karena ini juga dianggap sebagai metode yang efektif untuk merangsang pergerakan usus.

Makanan padat

Seiring pertumbuhan bayi, bayi mendapatkan makanan-makanan baru. Ketika bayi pertama kali diberikan makanan padat, sembelit sangat mungkin terjadi, jadi ibu jangan dulu khawatir, berikan saja ia buah segar.

Akan ada beberapa perubahan dalam pola buang air besarnya ketika sudah diperkenalkan makanan padat. Tinja bayi biasanya akan memiliki bau yang lebih kuat dan warna dan konsistensi yang berbeda. Adalah normal untuk menemukan potongan sayuran dalam tinjanya, karena bahkan sayuran yang dimasak pun pencernaan bayi belum dapat mengolahnya dengan sempurna.

Article Resources
  • http://www.healthguidance.org/entry/15092/1/Newborn-Constipation-Remedies.html
  • http://www.llli.org/faq/bm.html
  • https://www.livestrong.com/article/496884-breast-feeding-and-constipation-in-an-infant/