ORIGINAL ARTICLE
Citrakesumasari., et al. Eating pattern of coronary heart diseases patients
EATING PATTERN OF CORONARY HEART
DISEASES PATIENTS IN WAHIDIN AND LABUANG
BAJI HOSPITAL, MAKASSAR 2009
Citrakesumasari, Aminuddin Syam, Yulfianti Yatim*
Nutritional Division, Public Health Faculty, Hasanuddin University1
*
  Corresponding author: yulfianti.yatim@ymail.com
ABSTRAK
Background: Coronary heart disease (CHD) is ranked the first leading cause of
death in Indonesia. In Makassar Wahidin Hospital recorded the number of patient
visits cardiac clinic is also increased by 10%-15%. Objective: To determine the
relationship between diet and coronary heart disease events in Makassar. Methods:
A descriptive analytic cross sectional design study was conducted in 2009. Patients
were selected by using accidental sampling technique. In the 24-hour food recall
interview, respondents were asked about the type of food (including food ingredients
manufacturer) consumed in the last 24-hour and scored using Diet quality score
(DQS). Data analysis was performed using chi square test (bivariate analysis) and
logistic regression (multivariate analysis). Results: Diet quality score (DQS) were
associated with coronary heart disease events, especially for components of the
health value of food (p = 0.002), the adequacy of micronutrients (p = 0048), and diet
variation (p <0.001). Conclusion: Food Variations especially for sources of protein,
increasing fruit and vegetable consumption and controlled of excess fats and
carbohydrates consumption can prevent coronary heart disease.
Keywords: diet, DQS, coronary heart disease
POLA MAKAN PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUP.
WAHIDIN SUDIROHUSODO DAN RSD. LABUANG BAJI MAKASSAR
Latar belakang: Penyakit jantung koroner (PJK) kini menempati urutan pertama
dalam deretan penyebab utama kematian di Indonesia. Di RSU Wahidin Makassar
tercatat jumlah kunjungan pasien pada poli jantung juga meningkat sebesar 10%.-
15%. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola
makan dengan kejadian penyakit jantung koroner di di Makassar tahun 2009. Metode
penelitian: Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik accidental sampling.
Pada food recall 24 jam, responden ditanyakan mengenai jenis makanan (termasuk
bahan makanan pembuatnya) yang dikonsumsi selama satu hari penuh. Analisis
data dilakukan dengan menggunakan uji chi square (analisis bivariat) dan regresi
logistik (analisis multivariat). Hasil: Diet quality score (DQS) berhubungan dengan
kejadian penyakit jantung koroner terutama untuk komponen nilai kesehatan makanan
(p=0.002), kecukupan mikronutrien (p=0.048), dan variasi makanan (p<0.001).
                                                                                  435
The Indonesian Journal of Medical Science Volume 1 No.8 April 2010 p. 435-441
Simpulan: Variasi makanan khususnya untuk sumber protein, meningkatkan
konsumsi sayur dan buah serta mengontrol konsumsi lemak dan karbohidrat yang
berlebihan dapat mencegah penyakit jantung koroner.
Kata kunci: pola makan, DQS, penyakit jantung koroner
PENDAHULUAN
Penyakit jantung koroner (PJK)                           yang merupakan pasien rawat jalan baru
merupakan penyakit pembunuh nomor                        yang berkunjung ke bagian poli jantung
satu di Amerika dan negara-negara barat,                 pada saat penelitian berlangsung dan
penyakit ini disebabkan karena adanya                    didiagnosis menderita penyakit jantung
penyempitan pada arteri koronaria.                       oleh dokter serta bersedia untuk
Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat                     diwawancarai. Besarnya sampel yang
lebih dari 7 juta orang meninggal akibat                 diperoleh sebanyak 130 orang.
PJK di seluruh dunia dan tahun 2002 dan                  Pengumpulan data
diperkirakan akan meningkat hingga 11
juta tahun 2020.1 Di Indonesia dampak                    Data diperoleh melalui wawancara
PJK menjadi suatu hal yang dianggap                      dengan menggunakan kuesioner.
serius, dalam beberapa tahun ini                         Pengumpulan data dilakukan dengan
cenderung meningkat (tahun 1992                          menanyakan kepada responden
(16,6%), 1995 (17,8%), 2001 (26,8%)).                    mengenai frekuensi mengkonsumsi jenis
Khusus di wilayah Sulawesi Selatan yang                  makanan yang tertera pada daftar
di rawat di rumah sakit pada tahun 1997                  beserta besar porsi yang dikonsumsi
mencapai (6,76%). 2 Di RS. Wahidin                       selama 1 bulan terakhir, ditanyakan pula
Makassar tercatat jumlah kunjungan                       makanan selingan, suplemen, jenis
pasien pada poli jantung juga meningkat                  makanan (termasuk bahan makanan
(10.886 orang tahun 2006 dan 11.478                      pembuatnya) yang di konsumsi selama
orang tahun 2007). Tingginya prevalensi                  satu hari penuh (recall 24 jam). Data
PJK diakibatkan oleh sejumlah faktor                     lainnya diperoleh melalui buku rekam
yang berhubungan dengan pola hidup                       medik pasien berupa hasil pemeriksaan
dan perilaku masyarakat yang cenderung                   laboratorium dan pemeriksaan lainnya
mengalami pergeseran misalnya:                           yang menunjang diagnosa dokter.
merokok, makan makanan berlemak,                         Data yang dikumpulkan diolah dengan
stress dan kurangnya aktivitas fisik.                    manual dan dengan menggunakan
Untuk itu, perlu dilakukan sebuah                        program Microsoft excell dan SPSS 12
penelitian yang ditujukan untuk                          sedangkan recall makanan sehari diolah
memperoleh informasi tentang hubungan                    dengan program wfood untuk
pola makan dengan kejadian PJK.3                         mendapatkan hasil analisis zat-zat gizi.
METODE PENELITIAN                                        Hasil dari analisis ini akan digabungkan
                                                         menjadi sebuah format Diet Quality Score
Populasi penelitian pasien yang                          (DQS). Penyajian data dilakukan dalam
berkunjung di Cardiac Center RSUP Dr.                    bentuk tabel silang antara variabel bebas
Wahidin Sudirohusodo dan bagian poli                     dan variabek terikat disertai dengan
jantung RSUD Labuang Baji Makassar                       penjelasan dan narasi. Untuk
   436
                   Citrakesumasari., et al. Eating pattern of coronary heart diseases patients
mengetahui hasil analisis antara pola          Tabel 1. Karakteristik pasien penyakit
makan (DQS) dengan kejadian penyakit           jantung koroner di RS. Dr. Wahidin
jantung koroner maka data dianalisis           Sudirohusodo dan RS Labuang Baji
secara bivariat (uji statistik chi-square)     Makassar Tahun 2009
dan multivariat (regresi logistik).                                     Penyakit Jantung
HASIL                                                                       Koroner
                                                 Karakteristik
Karakteristik responden                                                                Tidak
                                                                   Ya (n=56)
Umur merupakan salah satu faktor risiko                                             (n=74)
penyakit jantung koroner. Pada tabel 1
dapat diketahui bahwa berdasarkan               Kelompok
kelompok umur, yang menderita PJK               Umur (Thn)
sebagian besar adalah yang berumur >
                                                   < 40             3     5.4     11      14.9
70 tahun yaitu 46.6 %. Persentase
tertinggi yang menderita PJK adalah                40 – 49          7     12.5    10      13.5
Jenis kelamin laki-laki yaitu 60.7%                50 – 59         21     37.5    24      32.4
sedangkan jenis pekerjaan yang
mengalami PJK sebagian besar adalah                60 – 69         18     32.1    21      28.4
petani 100% sedangkan yang tidak PJK               ≥ 70             7     12.5     8      10.8
adalah nelayan, petani dan belum
bekerja yang masing-masing adalah               Jenis Kelamin
100%. Untuk tingkat pendidikan,                    Laki-laki       34     60.7    36      48.6
sebagian besar responden yang
menderita PJK berlatar pendidikan                  Perempuan       22     39.3    38      51.4
diploma (62.5%), sedangkan yang tidak
PJK adalah lulusan SMP (71.4%).                 Jenis
Pola Makan dengan metode food                   Pekerjaan
recall melalui skor kualitas Makanan
- Diet Quality Score (DQS)                         PNS             16     28.6    18      24.3
                                                   TNI/POLRI        0      0       3       4.1
Skor kualitas Makanan (DQS)
merupakan gabungan empat komponen
penilaian yaitu nilai kesehatan makanan,           Pegawai          1     1.8      1       1.4
kecukupan mikronutrien, variasi dan
keseimbangan makanan. Berdasarkan                  Swasta
tabel 2 dapat diketahui responden yang             Pedagang         6     10.7     6       8.1
menderita PJK (61,1%) memiliki nilai
kesehatan makanan yang kurang,                     IRT             14      25     22      29.7
sedangkan (63,8%) responden yang                   Nelayan          0      0       1       1.4
tidak menderita PJK memang memiliki
                                                   Petani           1     1.8      0       0
nilai kesehatan makanan yang cukup.
(55%) responden yang PJK, kecukupan                Pension         19     33.9    21      28.4
mikronutrien kurang sedangkan (76%)                Belum            0      0       3       4.1
responden yang tidak PJK nilai
kecukupan mikronutrien cukup. Untuk                Bekerja
                                                Tingkat
                                                Pendidikan
                                                                                         437
                                                   SD               7     12.5     9      12.2
                                                   SMP              4     7.1     10      13.5
                                                   SMA/MA          19     33.9    26      35.1
                                                   Diploma         10     17.9     6       8.1
                                                   Sarjana         16     28.6    23      31.1
The Indonesian Journal of Medical Science Volume 1 No.8 April 2010 p. 435-441
                                                         variasi makanan (93,5%) responden
                                                         yang PJK variasinya kurang, sedangkan
                                                         yang tidak PJK (84,5%) variasi
                                                         makananmya cukup. Lain halnya dengan
                                                         nilai keseimbangan makanan (50%)
                                                         responden yang PJK keseimbangannya
                                                         kurang sedangkan (59%) justru cukup
                                                         pada responden yang tidak menderita
                                                         PJK. Dari 4 komponen penilaian dalam
                                                         menilai pola makan melalui DQS
                                                         terdapat 3 variabel yang berhubungan
                                                         dengan kejadian penyakit jantung
                                                         koroner yaitu nilai kesehatan makanan
                                                         (p=0,018), kecukupan mikronutrien
                                                         (p=0,001), dan variasi makanan
                                                         (p=0,001).       Analisis multivariat
                                                         memperlihatkan nilai kesehatan
                                                         makanan (p=0,002), kecukupan
                                                         mikronutrien (p=0,048), dan variasi
                                                         makanan (p=0,000) mempunyai
                                                         hubungan independen dengan kejadian
                                                         penyakit jantung koroner.
                                                                                                    Pegawai
                                                                                                  Pola Makan (D
Tabel 2. Hubungan antara diet quality score (DQS) dan kejadian penyakit jantung
koroner di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo danan RSUD Labuang Baji Makassar                           SwastaScore
tahun 2009                                                                                          Pedagang
                                                                                                 Nilai
                                                                                                    IRTKesehatan
                                                                                                    Kurang
                                                                                                    Nelayan
                                                                                                    Cukup
                                                                                                    Petani
                                                                                                 Kecukupan mik
                                                                                                    Pension
                                                                                                    Kurang
                                                                                                    Belum
                                                                                                    Cukup
                                                                                                    Bekerja
                                                                                                 Variasi makana
                                                                                                    Kurang
                                                                                                 Tingkat
                                                                                                   Cukup
                                                                                                 Pendidikan
                                                                                                 Keseimbangan
                                                                                                    SD
                                                                                                    Kurang
                                                                                                    SMP
                                                                                                    Cukup
                                                                                                    SMA/MA
                                                                                                    Diploma
                                                                                                    Sarjana
   438
                    Citrakesumasari., et al. Eating pattern of coronary heart diseases patients
PEMBAHASAN                                       selanjutnya LDL menembus dinding
                                                 pembuluh darah melalui lapisan sel
Dari data responden, diketahui bahwa             endotel masuk ke intima. Makin kecil
sebagian besar responden yang                    ukurannya      atau  makin     tinggi
menderita PJK berjenis kelamin laki-laki         kepadatannya disebut LDL kecil padat
(48,6%), berumur 50- 59 tahun dan e”             (small dense).
70 tahun (46,7%) dengan jenis pekerjaan
petani (100%) dan berlatar pendidikan            Hal tersebut dapat menjelaskan bahwa
dari diploma (62,5%).                            dalam perjalanannya LDL yang telah
                                                 menyusup ke intima akan mengalami
Hubungan Pola makan                  (DQS)       oksidasi tahap pertama sehingga
terhadap kejadian PJK                            terbentuk LDL yang teroksidasi. LDL
Nilai kesehatan makanan berhubungan              yang teroksidasi akan memacu
dengan kejadian penyakit jantung                 terbentuknya zat yang dapat melekatkan
koroner.     Hasil     dari   penelitian         dan menarik monosit menembus lapisan
menunjukkan         sebanyak      61,1%          endotel dan masuk di intima selain itu
responden yang menderita PJK memiliki            mampu mengubah monosit menjadi
nilai kesehatan makanan kurang                   makrofag. Small dense dan oksidasi LDL
sedangkan yang tidak menderita PJK               berkontribusi independen mengakibatkan
63,8% memiliki nilai kesehatan makanan           terjadinya disfungsi endotel, sementara
yang cukup. Pada DQS nilai kesehatan             itu oksidasi LDL yang kedua menjadi
makanan terdiri atas 10 bagian yang              sempurna, dapat mengubah makrofag
memiliki kriteria skoring kemudian               menjadi sel busa yang makin lama makin
digabungkan menjadi satu. Dari hasil             besar membentuk benjolan yang
skoring ke 10 bagian tersebut diketahui          mengakibatkan penyempitan lumen
rata-rata memiliki nilai yang tidak baik,        pembuluh darah.4
yaitu % energi dari lemak dan asam               Untuk dapat menurunkan kolesterol
lemak tinggi, intake sayur dan buah yang         dalam hal ini terjadinya oksidasi LDL
kurang mengakibatkan serat yang masuk            maka buah dan sayuran sangat
kedalam tubuh juga kurang.                       bermanfaat karena mengandung serat
Lemak merupakan salah satu faktor yang           yang dibutuhkan oleh tubuh. Para peneliti
bisa menyebabkan penyakit jantung                juga percaya bahwa sayur dan buah juga
koroner. Protein yang berlebihan                 banyak mengandung phytocemical yang
biasanya tinggi lemak. Lemak yang                adalah antioksi dan. 5 Akan tetapi
terdapat dalam makanan akan diuraikan            konsumsi buah-buahan dan sayur-
menjadi kolesterol, trigliserida, fosfolipid     sayuran kurang optimal, dan konsumsi
dan asam lemak bebas yaitu lemak                 makanan kaya serat masih jauh dari
jenuh, lemak tidak jenuh tunggal dan             yang direkomendasikan. Hal ini
lemak tidak jenuh majemuk. Kolesterol            menyebabkan konsumsi bahan makanan
dan unsur lemak tidak larut dalam darah          yang dibuat dari tepung seperti pasta, roti
sehingga untuk mengangkutnya                     putih, dan nasi menjadi berlebihan. Dari
dibutuhkan kombinasi protein larut dalam         hasil penelitian juga diperoleh konsumsi
air (lipoprotein) yaitu LDL dan HDL.             serat responden secara umum masih
Kolesterol yang berlebihan dalam darah           rendah. Sehingga tidak mampu
akan mudah melekat pada dinding                  menurunkan kolesterol. Padahal menurut
sebelah dalam pembuluh darah,                    Shinnick FL,et.al, semakin banyak serat
                                                                                         439
The Indonesian Journal of Medical Science Volume 1 No.8 April 2010 p. 435-441
yang dikonsumsi setiap hari semakin                      LDL, Dari Institute Linus Pauling
banyak asam empedu dan lemak yang                        dilaporkan 9 penelitian yang melibatkan
dikeluarkan oleh tubuh. Dalam hal ini,                   290.000 orang dewasa yang bebas dari
Serat makanan mampu mengikat asam                        PJK ditindaklanjuti selama kurang lebih
empedu dengan demikian mencegah                          10 tahun, maka kelompok yang diberi
penyerapannya kembali ke usus selain                     vitamin C 700 mg per hari memiliki risiko
itu dapat meningkatkan ekskresinya                       terjadinya PJK 25% lebih rendah
melalui feses, sehingga meningkatkan                     dibandingkan kelompok yang tidak di beri
konversi kolesterol serum darah menjadi                  vitamin C8. Selain itu vitamin C juga dapat
asam empedu yang dapat menurunkan                        menurunkan taraf trigliserida serum
kolesterol darah . Serat larut air yang                  tinggi yang berperan dalam terjadinya
terkandung dalam sayur dan buah                          penyakit jantung.9
mampu menurunkan kadar kolesterol
                                                         Sementara untuk variasi makanan, dari
hingga 5 % atau lebih.6
                                                         hasil penelitian ditemukan bahwa
Kecukupan        mikronutrien      juga                  (93.5%) responden yang PJK variasi
berhubungan dengan kejadian penyakit                     makanannya kurang, sedangkan yang
jantung koroner. Sama halnya dengan                      tidak PJK (84.5%) variasi makananmya
nilai kesehatan makanan, kecukupan                       cukup. Dewasa ini keputusan memilih
mikronutrien juga terdiri dari beberapa                  makanan pada kebanyakan reponden,
bagian, ada 14 bagian yang merupakan                     bukan karena nilai gizinya melainkan
vitamin dan mineral. Untuk menghambat                    citarasa, budaya, dan ketersediaan
terjadinya oksidasi LDL maka diperlukan                  bahan pangan itu sendiri 10.. Jelaslah
juga suatu mekanisme perlindungan                        bahwa kemampuan dalam mengolah
melalui zat-zat antioksidan dalam                        dan menyajikan makanan yang
makanan hanya saja dari hasil penelitian                 bervariasi bagi keluarga masih sangat
dapat diketahui bahwa kecukupan                          kurang. Khususnya variasi makanan
mikronutrien responden yang menderita                    untuk sumber protein, contohnya
PJK pada umumnya tidak mencukupi                         masakan khas Sulawesi Selatan yaitu
>100% RDA. Ternyata penderita penyakit                   coto. Coto yang terbuat dari daging ini
jantung koroner sangat kekurangan                        banyak digemari dan jika diperhatikan
dalam mikronutrien sementara pada                        hanya satu sumber protein didalamnya
mikronutrien tersebut merupakan                          yaitu daging sama halnya dengan bakso
antioksidan yang sangat bermanfaat                       dan makanan fast food.
untuk mencegah penyakit jantung
                                                         Pada penyaringan variabel kandidat
koroner.7
                                                         multivariat, keimbangan makanan tidak
Hal ini didukung oleh teori Linus Pauling                termasuk di dalamnya karena memiliki
yang mengatakan vitamin C dapat                          nilai P>0,25 ini berarti bahwa
menghambat terjadinya aterosklerosis,                    keseimbangan makanan tidak memiliki
vitamin. C memiliki efek untuk mengikat                  hubungan terhadap kejadian penyakit
lipoprotein-a, jenis lemak yang sangat                   jantung      koroner.    Dalam     DQS
mempengaruhi aterosklerosis. Secara                      keseimbangan makanan dibagi dalam 2
teoritis vitamin C dapat mencegah                        bagian yaitu rasio makronutrien dan rasio
bahkan mengecilkan plak aterosklerosis,                  asam lemak. Baik rasio makronutrien
karena sebenarnya yang membentuk                         maupun rasio asam lemak, keduanya
plak adalah lp-a dan bukan kolesterol                    sudah cukup seimbang. Hal ini
   440
                     Citrakesumasari., et al. Eating pattern of coronary heart diseases patients
mengakibatkan adanya energi yang                  jantung koroner terutama untuk
seimbang dari konsumsi energi melalui             komponen nilai kesehatan makanan
makanan dengan energi yang                        (p=0.002), kecukupan mikronutrien
dikeluarkan. Hingga membuat berat                 (p=0.048), dan variasi makanan
badan tubuh tetap ideal, karena jika              (p=0.000).
terjadi kelebihan dapat mengakibatkan
                                                  Analisis pola makan terhadap kejadian
energi tersebut berubah menjadi lemak
                                                  penyakit jantung koroner dengan
tubuh dan menimbulkan kegemukan.
                                                  menggunakan parameter DQS memang
Kegemukan ini dapat menyebabkan
                                                  masih terbilang baru untuk itu masih
gangguan tubuh dan merupakan risiko
                                                  perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
untuk menderita penyakit jantung kronis
                                                  yang khusus mengkaji tentang
salah satunya penyakit jantung koroner.9
                                                  komponen penilaian DQS beserta
                                                  bagian-bagiannya. Selain itu disarankan
                                                  kepada masyarakat untuk lebh banyak
SIMPULAN DAN SARAN                                memperkaya pengetahuan tentang
Dari hasil penelitian dapat diambil               variasi makanan khususnya untuk
kesimpulan bahwa pola makan dalam hal             sumber protein, meningkatkan konsumsi
ini berdasar pada parameter DQS                   sayur dan buah, serta mengontrol
berhubungan dengan kejadian penyakit              konsumsi lemak dan karbohidrat yang
                                                  berlebihan.
DAFTAR RUJUKAN
1.   WHO 1999.World Health Report 1999 :          6.   Suyono A. Serat benteng terhadap aneka
     Geneva WHO                                        penyakit. http://
                                                       www.suyono.wordpress.com Diakses 29
2.   Profil Depkes RI Sul-Sel 1997                     September2008
3.   Anwar TB. Faktor risiko penyakit jantung     7.   Soeharto I. Penyakit jantung koroner
     koroner. e-usu Respiratory. Fakultas              dan serangan jantung. Jakarta 2004.
     Kedokteran Universitas Sumatra Utara.             Gramedia
     2004
                                                  8.   Kabo P. 2008. Mengungkap pengobatan
4.   Andra. Oksidasi LDL Ancaman Nyata di              penyakit jantung koroner. Jakarta : PT
     Balik Progresivitas Aterosklerosis. Gerai         Gramedia Pustaka Utama
     2007; 60 (10).
                                                  9.   Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi.
5.   Bonnie L. 1996. Sepuluh alasan untuk              Jakarta 2005: PT. Gramedia pustaka
     lebih banyak makan seperti seorang                Utama.
     vegetarian. http://www.yahoo.com-find
     diakses 10 januari 2009                      10. Hadju V. Gizi dasar ed 3. Jurusan gizi ,
                                                      FKM Unhas Makassar 2001.
                                                                                          441