0% found this document useful (0 votes)
74 views8 pages

Metabolisme

This document describes a study on the characteristics of patients with coronary heart disease (CHD) hospitalized at Santa Elisabeth Hospital in Medan, Indonesia from 2016-2017. The study aimed to identify characteristics such as age, sex, religion, ethnicity, occupation, place of residence, chief complaints, medical history, blood pressure, blood sugar levels, and cholesterol levels. 85 patient records were analyzed descriptively. The results showed that most patients were aged 60-67 years old, male, Christian, of Batak ethnicity, housewives from Medan, with chest pain as the main complaint. The average hospital stay was 5.45 days, with most discharged home.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
74 views8 pages

Metabolisme

This document describes a study on the characteristics of patients with coronary heart disease (CHD) hospitalized at Santa Elisabeth Hospital in Medan, Indonesia from 2016-2017. The study aimed to identify characteristics such as age, sex, religion, ethnicity, occupation, place of residence, chief complaints, medical history, blood pressure, blood sugar levels, and cholesterol levels. 85 patient records were analyzed descriptively. The results showed that most patients were aged 60-67 years old, male, Christian, of Batak ethnicity, housewives from Medan, with chest pain as the main complaint. The average hospital stay was 5.45 days, with most discharged home.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 8

KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER

YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH


MEDAN TAHUN 2016-2017

Juniarta Helmi F1, Fazidah2, Sri Novita2


1
Mahasiswa Departemen Epidemiologi FKM USU
2
Dosen Departemen Epidemiologi FKM USU

Jl. Universitas No. 21 Kampus USU Medan, 20155


Email: juniartahf3@gmail.com

ABSTRACT
Coronary Heart Disease (CHD) is the first ranked cause of death world wide. The cause of
deaths due to cardiovascular disease, especially coronary heart disease and stroke are expected to
increase to 23.3 million deaths by 2030. Prevalence of CHD in Indonesia in 2013 is 0.5%. At Santa
Elisabeth Medan Hospital the proportion of CHD patients who hospitalized in 2010-2016 is 3,6%
while case fatality rate is12,9%..
This is a descriptive study with case series design. The aims to identify characteristics of
Coronary Heart Disease patients who hospitalized at Santa Elisabeth Medan Hospital in 2010-
2016. Population is all of CHD patients and sample are 85 patient data. Data were analyzed
descriptively. Bivariat analysis is using Chi Square, Mann Whitney and Kruskal Wallis test.
The result shows that the largest proportion of CHD patients was 60-67 years old (25.9%),
male (54.12%), Protestant Christian (69,4%), Bataknese (85.8%), housewife (30.7%), from Medan
(68.2%), with complaints of chest / liver pain (49,4%), with normal diastolic blood pressure
(64.7%), high blood sugar levels (42,4%), average length of stay at hospital is 5,45 days, outpatient
home (67,1%), family expenditure (90,6%). There was a significant difference in proportion
between age by sex, average length of stay at hospital based on the condition when out of hospital.
There was no significant difference in proportion between the average length of stay based on the
source of cost.
It was recommended that patients who have symptomps of CHD to get medical treatment
immediately. For Santa Elisabeth Medan Hospital to complete the medical record such as blood
sugar, total cholesterol, LDL, HDL, and triglycerides.

Keywords: CHD, Patient Characteristics

Pendahuluan
menimbulkan perilaku yang tidak sehat
Permasalahan kesehatan di Indonesia (Notoatmodjo, 2011).
pada saat ini perlu mendapatkan perhatian Berdasarkan data Global
yang sangat besar. Dimana pada saat ini Noncommunicable Diseases (NCD) World
Indonesia dihadapkan pada beban ganda, Health Organization (WHO) tahun 2014
disatu pihak penyakit menular merupakan penyakit tidak menular seperti penyakit
masalah kesehatan masyarakat yang jumlah jantung, stroke, kanker, penyakit saluran
kasusnya masih banyak dan belum dapat penafasan kronik, dan diabetes adalah
diselesaikan. Namun di lain pihak peningkatan penyebab utama kematian di dunia. Pada tahun
kasus penyakit tidak menular semakin tinggi. 2012 sebesar 68% kematian pada semua
Hal ini disebabkan oleh perubahan pola hidup kelompok umur di dunia disebabkan oleh
manusia yang semakin modern antara lain Penyakit Tidak Menular (PTM). Di Negara
seperti konsumsi alkohol, kebiasaan merokok dengan pendapatan menengah ke bawah
dan kurangnya aktifitas fisik, sehingga sebanyak 48% kematian sebelum usia 70 tahun
1
di dunia juga disebabkan oleh PTM. masing-masing 0,7 persen. Sementara
Peningkatan kasus PTM memiliki dampak prevalensi PJK yang belum pernah di
yang buruk, yaitu dapat meghambat diagnosis dokter tetapi pernah mengalami
pembangunan ekonomi negara karena gejala PJK tertinggi di Nusa Tenggara Timur
membutuhkan waktu yang lama dan biaya (4,4%), diikuti Sulawesi Tengah (3,8%),
yang besar untuk menyelesaikannya (WHO, Sulawesi Selatan (2,9%), dan Sulawesi Barat
2014). (2,6%) (Kemenkes, 2014).
Secara global PTM penyebab kematian Prevalensi PJK meningkat seiring
nomor satu setiap tahunnya adalah penyakit dengan bertambahnya umur, tertinggi pada
kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular kelompok umur 65 -74 tahun yaitu 5,6% lalu
adalah penyakit yang disebabkan gangguan menurun sedikit pada kelompok umur ≥ 75
fungsi jantung dan pembuluh darah, seperti tahun (4,9%). Prevalensi PJK pada perempuan
Penyakit Jantung Koroner, Penyakit Gagal sebanyak 2,1%, sedangkan pada laki-laki
Jantung atau Payah Jantung, Hipertensi dan 1,7%. Prevalensi PJK lebih tinggi pada
Stroke (Kemenkes, 2014). Berdasarkan World masyarakat tidak bersekolah dan tidak bekerja.
Health Statistics, kematian akibat penyakit Berdasarkan PJK terdiagnosis dokter
kardiovaskular yaitu sebesar 46,2% pada tahun prevalensi lebih tinggi di perkotaan, namun
2012, dimana sebanyak 42,3% disebabkan berdasarkan yang belum pernah didiagnosis
oleh penyakit jantung koroner (WHO, 2016). mengalami PJK oleh dokter tetapi mengalami
Kematian yang disebabkan oleh penyakit gejala PJK lebih tinggi di pedesaan
kardiovaskular, terutama penyakit jantung (Kemenkes, 2014).
koroner dan stroke diperkirakan akan terus Di Sumatera Utara, prevalensi penyakit
meningkat mencapai 23,3 juta kematian pada jantung koroner yang terdiagnosis dokter
tahun 2030 (Kemenkes, 2014). adalah 0,5%, sedangkan yang belum pernah
Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau didiagnosis menderita PJK oleh dokter tetapi
Penyakit Jantung Iskemik biasa dikenal mengalami gejala seperti penyakit jantung
dengan istilah silent killer karena sering tidak koroner adalah 1,1% (Kemenkes, 2014).
disadari oleh penderitanya sehingga Berdasarkan hasil survei pendahuluan
menyebabkan kematian yang mendadak. PJK yang dilakukan di RS. Santa Elisabeth Kota
merupakan salah satu bentuk utama penyakit Medan diketahui jumlah penderita penyakit
kardiovaskuler (penyakit jantung dan jantung koroner (PJK) yang rawat inap tahun
pembuluh darah), menjadi penyebab kematian 2010-2016 sebanyak 85 orang dengan proporsi
nomor satu di dunia. PJK bukanlah penyakit sebesar 3,6% berdasarkan penyakit
menular, namun berkaitan dengan gaya hidup kardiovaskular. Berdasarkan uraian di atas
(style) masyarakat. Karena itu, penyakit ini maka perlu dilakukan penelitian tentang
berarti berkaitan dengan keadaan sosial karakteristik penderita PJK di RS. Santa
ekonomi masyarakat (Bustan, 2015). Elisabeth Kota Medan tahun 2010-2016.
Menurut Noncommunicable Disease in
the South-East Asia Region tahun 2011 di Perumusan Masalah
benua Asia, kematian yang disebabkan Belum diketahui karakteristik penderita
penyakit kardiovaskuler diperkirakan Penyakit Jantung Koroner yang rawat inap di
meningkat sebesar 15% antara tahun 2010 Rumah Sakit Santa Elisabeth Kota Medan
sampai 2020 (WHO, 2011). tahun 2010-2016.
Berdasarkan data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) (2013) prevalensi PJK Tujuan Penelitian
berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter di Tujuan Umum
Indonesia tahun 2013 sebesar 0,5% sedangkan Penyakit Jantung Koroner yang rawat
yang belum pernah didiagnosis menderita PJK inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tetapi pernah mengalami gejala PJK sebesar tahun 2010-2016.
1,5%. Prevalensi PJK berdasarkan terdiagnosis
dokter tertinggi Sulawesi Tengah (0,8%)
diikuti Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Aceh
2
Tujuan Khusus penyakit jantung koroner dan sarana dalam
a. Mengetahui distribusi proporsi penderita mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
PJK berdasarkan faktor sosiodemografi selama perkuliahan di Fakultas Kesehatan
(umur, jenis kelamin, agama, suku, Masyarakat Universitas Sumatera Utara
pekerjaan, dan tempat tinggal) di RS. Santa (FKM USU).
Elisabeth Medan tahun 2010-2016. c. Sebagai referensi dan sumber informasi
b. Mengetahui distribusi proporsi penderita bagi pihak lain yang ingin melakukan
PJK berdasarkan keluhan utama di RS. penelitian tentang penyakit jantung
Santa Elisabeth Medan tahun 2010-2016. koroner.
c. Mengetahui distribusi proporsi penderita
PJK berdasarkan riwayat penyakit Metode Penelitian
terdahulu di RS. Santa Elisabeth Medan Penelitian ini bersifat deskriptif dengan
tahun 2010-2016. desain case series yang dilaksanakan di
d. Mengetahui distribusi proporsi penderita Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, dan
PJK berdasarkan keadaan medis (tekanan dilaksanakan sejak bulan Maret 2017 sampai
darah, kadar gula darah, dan kadar Agustus 2017. Populasi dalam penelitian ini
kolestrol) di RS. Santa Elisabeth Medan adalah semua data penderita PJK rawat inap di
tahun 2010-2016. Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun
e. Mengetahui lama rawatan rata-rata 2010–2016 yang tercatat dalam kartu status
penderita PJK di RS. Santa Elisabeth dengan jumlah 85 data penderita. Semua
Medan tahun 2010-2016. populasi dijadikan sampel. Jenis data yang
f. Mengetahui distribusi proporsi penderita dikumpulkan adalah data sekunder dari rekam
PJK berdasarkan keadaan sewaktu pulang medik kemudian diolah menggunakan
di RS. Santa Elisabeth Medan tahun 2010- komputer dan dianalisis secara deskriptif
2016. untuk univariat lalu dianalisis dengan Chi-
g. Mengetahui distribusi proporsi penderita Square, Mann-Whitney, dan Kruskal Wallis
PJK berdasarkan sumber biaya di RS. untuk bivariat serta disajikan dalam bentuk
Santa Elisabeth Medan tahun 2010-2016. narasi, tabel distribusi proporsi, diagram bar
h. Mengetahui perbedaan proporsi umur dan diagram pie.
penderita PJK berdasarkan jenis kelamin di
RS. Santa Elisabeth Medan tahun 2010- Hasil dan Pembahasan
2016. Tabel 1 Distribusi Proporsi Penderita PJK
i. Mengetahui perbedaan lama rawatan rata- Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
rata penderita PJK berdasarkan keadaan di RS Elisabeth Medan Tahun 2010-
sewaktu pulang di RS. Santa Elisabeth 2016
Medan tahun 2010-2016. Umur Jenis Kelamin f %
j. Mengetahui perbedaan lama rawatan rata- (tahun) Laki % Perem %
rata penderita PJK berdasarkan sumber -laki puan
biaya di RS. Santa Elisabeth Medan tahun 36-43 tahun 3 6,5 2 5,1 5 5,9
2010-2016. 44-51 tahun 8 17,4 5 12,8 13 15,3
52-59 tahun 15 32,6 5 12,8 20 23,5
60-67 tahun 10 21,7 12 30,8 22 25,9
Manfaat Penelitian
68-75 tahun 9 19,6 10 25,6 19 22,3
a. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi 76-83 tahun 1 2,2 4 10,3 5 5,9
pihak Rumah Sakit Santa Elisabeth Kota 84-92 tahun 0 0 1 2,6 1 1,2
Medan untuk mengetahui distribusi Total 46 100 39 100 85 100
proporsi penderita penyakit jantung
koroner yang rawat inap sehingga dapat Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa
membuat suatu perencanaan untuk proporsi penderita penyakit jantung koroner
tindakan pengobatan yang lebih lanjut. pada laki-laki paling banyak pada kelompok
b. Sebagai suatu pengalaman dan umur 52-59 tahun yaitu sebanyak 15 orang
pengetahuan yang dapat menambah (32,6%). Sementara pada perempuan paling
wawasan penulis tentang permasalahan banyak pada kelompok umur 60-67 tahun yaitu
3
sebanyak 12 orang (30,8%). Namun secara Berdasarkan suku, proporsi suku
keseluruhan, penderita penyakit jantung tertinggi pada suku Batak sebanyak 73 orang
koroner paling banyak pada kelompok umur (85,8%) dan terendah pada suku Melayu dan
60-67 tahun, yaitu sebanyak 22 orang (25,9%). China masing-masing sebanyak 2 orang
Berdasarkan jenis kelamin penderita (2,4%). Pada penelitian ini proporsi penderita
penyakit jantung koroner lebih banyak pada PJK banyak pada suku Batak karena pasien
laki – laki yaitu 46 orang (54,1%) dari pada yang berobat di Rumah Sakit Santa Elisabeth
perempuan yaitu 39 orang (45,9%). Penderita Medan mayoritas adalah suku Batak, baik itu
PJK juga ditemukan pada usia muda (36-43) Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,
sebanyak 5 orang (5,9%) dengan keluhan sesak dan Batak Mandailing.
nafas. Berdasarkan pekerjaan, proporsi
pekerjaan tertinggi pada pekerjaan ibu rumah
Tabel 2 Distribusi Proporsi Penderita tangga sebanyak 26 orang (30,7%), dan
PJK Berdasarkan Agama, Suku, terendah pada pekerjaan PNS/TNI/POLRI
Pekerjaan dan Tempat Tinggal di sebanyak 7 orang (8,2%).
RS Elisabeth Medan Tahun 2010- Berdasarkan tempat tinggal, proporsi
2016 tempat tinggal tertinggi pada tempat tinggal di
Agama f % Kota Medan sebanyak 58 orang (68,2%),
Islam 10 11,7 sedangkan di luar Kota Medan sebanyak 27
Kristen Protestan 59 69,4 orang (31,8%). Hal ini disebabkan RS. Santa
Kristen Katolik 14 16,5 Elisabeth Medan terletak dipusat kota Medan.
Budha 1 1,2
Hindu 1 1,2 Tabel 3 Distribusi Proporsi Penderita
Total 85 100 PJK Berdasarkan Keluhan
Suku f % Utama di RS Elisabeth Medan
Batak 73 85,8 Tahun 2010-2016
Jawa 1 1,2 Keluhan Utama f %
Nias 7 8,2 Nyeri dada/ulu hati 42 49,4
Melayu 2 2,4 Jantung Berdebar-debar 5 5,9
China 2 2,4 Sesak nafas 38 44,7
Total 85 100 Keringat dingin (Demam) 19 22,4
Pekerjaan f % Lemas (Pusing) 26 30,6
PNS/TNI/POLRI 7 8,2 Mual (Muntah) 23 27,1
Wiraswasta 15 17,6
Petani 9 10,6 Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa
Ibu Rumah Tangga 26 30,7 proporsi penderita penyakit jantung koroner
Pensiunan 17 20,0 berdasarkan keluhan utama terbanyak adalah
Lain-lain 11 12,9 nyeri dada/ulu hati sebanyak 42 orang
Total 85 100 (49,4%), sedangkan yang terendah adalah
Tempat Tinggal f % jantung berdebar-debar sebanyak 5 orang
Kota Medan 58 68,2 (5,9%).
Luar Kota Medan 27 31,8 Rasa nyeri di dada merupakan salah
Total 85 100 satu gejala penyakit jantung. Rasa nyeri ini
timbul karena otot jantung tidak mendapatkan
Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa cukup suplai darah sehingga kekurangan
proporsi penderita penyakit jantung koroner oksigen yang disebabkan oleh penyempitan
berdasarkan agama, proporsi agama tertinggi aterosklerotik satu atau lebih arteri koronaria.
pada agama Kristen Protestan sebanyak 59 Rasa nyeri dan tidak nyaman di dada biasanya
orang (69,4%), dan terendah pada agama disertai juga dengan sesak nafas (dyspnea)
Hindu dan Budha masing-masing sebanyak 1 (Kumar, dkk, 2007).
orang (1,2%).

4
Tabel 4 Distribusi Proporsi Penderita Sedang 6 7,1
PJK Berdasarkan Riwayat Tinggi 4 4,7
Penyakit Terdahulu di RS Tidak tercatat 56 65,9
Elisabeth Medan Tahun 2010- Total 85 100
2016 Kadar HDL f %
Riwayat Penyakit f % Normal 13 15,3
Terdahulu Sedang 8 9,4
Hipertensi 7 8,2 Rendah 7 8,2
Diabetes Melitus 7 8,2 Tidak tercatat 57 67,1
Penyakit Jantung 16 18,8 Total 85 100
sebelumnya Kadar Trigliserida f %
Lain-lain 6 7,1 Normal 20 23,5
Lebih dari satu riwayat 13 15,3 Sedang 8 9,4
penyakit terdahulu Tidak tercatat 57 67,1
Tidak tercatat 36 42,4 Total 85 100
Total 85 100
Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa
Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa proporsi penderita penyakit jantung koroner
proporsi penderita penyakit jantung koroner berdasarkan tekanan darah, proporsi tertinggi
berdasarkan riwayat penyakit terdahulu yang pada TDD (80-89 mmHg) atau normal
tercatat terbanyak adalah penyakit jantung sebanyak 55 orang (64,7%) dan terendah pada
sebelumnya sebanyak 16 orang (18,8%) dan penderita TDD(≥90 mmHg) atau hipertensi
paling sedikit adalah dan lain-lain (anemia, sebanyak 33 orang (35,3%).
pembesaran kelenjar, kanker, low back pain, Berdasarkan kadar gula darah puasa
batu ginjal, lever, dan kelenjar getah bening) yang tercatat, proporsi tertinggi pada KGD
yaitu 6 orang (7,1%). Sementara itu terdapat ≥120 mg/dl atau tinggi sebanyak 36 orang
riwayat penyakit yang tidak tercatat sebanyak (42,4%) dan terendah pada <KGD 120 mg/dl
36 orang (42,4%). atau normal sebanyak 32 orang (37,6%),
sedangkan KGD yang tidak tercatat sebanyak
Tabel 5 Distribusi Proporsi Penderita 17 orang (20,0%).
PJK Berdasarkan Keadaan Berdasarkan kadar kolesterol total,
Medis di RS Elisabeth Medan terbanyak pada kadar kolesterol total yang
Tahun 2010-2016 tidak tercatat sebanyak 57 orang (67,1%),
Tekanan Darah f % sementara berdasarkan kadar kolesterol total
Diastolik yang tercatat, proporsi tertinggi pada penderita
Normal 55 64,7 dengan kadar kolesterol total normal sebanyak
Hipertensi 30 35,3 21 orang (24,7%) dan terendah pada penderita
Total 85 100 dengan kadar kolesterol total sedang sebanyak
Kadar Gula Darah f % 3 orang (3,5%).
Normal 32 37,6 Berdasarkan kadar LDL, terbanyak
Tinggi 36 42,4 pada kadar LDL yang tidak tercatat sebanyak
Tidak tercatat 17 20,0 56 orang (65,9%), sementara berdasarkan
Total 85 100 LDL yang tercatat, proporsi tertinggi pada
Kadar Kolesterol Total f % penderita dengan kadar LDL normal sebanyak
Normal 21 24,7 19 orang (22,4%) dan terendah pada penderita
Sedang 3 3,5 dengan kadar LDL tinggi sebanyak 4 orang
Tinggi 4 4,7 (4,7%).
Berdasarkan kadar HDL, terbanyak
Tidak tercatat 57 67,1
pada kadar HDL yang tidak tercatat sebanyak
Total 85 100
57 orang (67,1%), sementara berdasarkan
Kadar LDL f %
kadar HDL yang tercatat, proporsi tertinggi
Normal 19 22,4
5
pada penderita dengan kadar HDL normal Penderita PJK yang meninggal mungkin
sebanyak 13 orang (15,3%) dan terendah pada disebabkan karena penderita memiliki
penderita dengan kadar HDL rendah sebanyak penyakit penyerta lain (komplikasi) dan
7 orang (8,2%). keadaan fisik yang sudah menurun, karena
Berdasarkan kadar Trigliserida, rata-rata penderita PJK yang meninggal
terbanyak pada kadar Trigliserida yang tidak memiliki komplikasi diabetes melitus dan
tercatat sebanyak 57 orang (67,1%), sementara berusia lanjut.
berdasarkan kadar Trigliserida yang tercatat,
proporsi tertinggi pada penderita dengan kadar Tabel 8 Distribusi Proporsi Penderita
Trigliserida normal sebanyak 20 orang PJK Berdasarkan Sumber Biaya
(23,5%) dan terendah pada penderita dengan di RS Elisabeth Medan Tahun
kadar Trigliserida sedang sebanyak 8 orang 2010-2016
(9,4%). Sumber Biaya f %
Biaya Sendiri 77 90,6
Tabel 6 Lama Rawatan Rata-rata Bukan Biaya Sendiri (JKN 8 9,4
Penderita PJK di RS Elisabeth dan jaminan kesehatan lain)
Medan Tahun 2010-2016 Total 85 100
Lama Rawatan Rata-rata
Mean 5,45 Tabel 8 diatas menunjukkan bahwa
SD ( Standard Deviasi) 95% 4,707 proporsi penderita penyakit jantung koroner
Confidence Interval berdasarkan sumber biaya terbanyak biaya
Minimum 1 sendiri yaitu 77 orang (90,6%), sedangkan
Maksimum 29 bukan biaya sendiri sebanyak 8 orang (9,4%).
Tingginya proporsi penderita PJK
Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa yang datang berobat dengan biaya sendiri
lama rawatan rata – rata penderita penyakit karena RS Santa Elisabeth Medan baru
jantung koroner yang dirawat inap di Rumah menerima pasien dengan pelayanan Jaminan
Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2010- Kesehatan Nasional (JKN) dan jaminan
2016 adalah 5,45 hari, dengan lama rawatan kesehatan lainnya sejak Bulan April 2015.
tersingkat (minimum) satu hari dan terlama Sebelumnya, pasien datang berobat dengan
(maksimum) 29 hari. biaya sendiri.

Tabel 7 Distribusi Proporsi Penderita Tabel 9 Distribusi Perbedaan Proporsi


PJK Berdasarkan Keadaan Umur Penderita PJK
Sewaktu Pulang di RS Elisabeth Berdasarkan Jenis Kelamin di
Medan Tahun 2010-2016 RS Elisabeth Medan Tahun
Keadaan Sewaktu Pulang f % 2010-2016
Pulang Berobat Jalan (PBJ) 57 67,1 Jenis Umur Total
Pulang Atas Permintaan 17 20,0 Kelamin < 60 ≥ 60
Sendiri (PAPS) tahun tahun
Meninggal 11 12,9 f % f % f %
Total 85 100 Laki-laki 29 63 17 37 46 100
Perempuan 15 38,5 24 61,5 39 100
Tabel 7 diatas menunjukkan bahwa
proporsi penderita penyakit jantung koroner Tabel 9 diatas menunjukkan bahwa
berdasarkan keadaan sewaktu pulang, proporsi laki-laki yang menderita PJK
terbanyak dalam keadaan pulang berobat jalan tertinggi pada kelompok umur <60 tahun yaitu
sebanyak (PBJ) 57 orang (67,1%) dan paling sebanyak 29 orang (63%). Sementara proporsi
sedikit meninggal sebanyak 11 orang (12,9%). perempuan yang menderita PJK tertinggi pada
Case Fatality Rate (CFR) penderita kelompok umur ≥60 tahun yaitu sebanyak 24
PJK rawat inap di RS.Santa Elisabeth Medan orang (61,5%).
tahun 2010-2016 sebanyak 11 orang (12,9%).
6
Hasil analisis statistik dengan Tabel 10 diatas menunjukkan bahwa
menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai lama rawatan rata-rata 57 orang penderita PJK
p=0,024 (p <0,05), artinya ada perbedaan yang pulang berobat jalan adalah 6,21 (7 hari),
proporsi umur yang bermakna penderita PJK lama rawatan rata-rata 17 orang penderita PJK
antara laki-laki dan wanita di RS Elisabeth pulang atas permintaan sendiri adalah 3,12 (4
Medan Tahun 2010-2016. Berdasarkan analisa hari), lama rawatan rata-rata 11 orang
statistik diketahui bahwa ada perbedaan penderita PJK yang meninggal adalah 5,09 (5
proporsi antara umur <60 tahun dengan ≥60 hari).
tahun berdasarkan jenis kelamin. Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis
Hal ini sesuai dengan teori yang diperoleh nilai p=0,002 (p<0,05), artinya ada
mengatakan bahwa penderita PJK pada laki- perbedaan lama rawatan rata-rata yang
laki lebih tinggi dibandingkan pada wanita bermakna penderita PJK berdasarkan keadaan
sebelum menopause. Tetapi, pada wanita yang sewaktu pulang di RS Elisabeth Medan Tahun
sudah menopause kepekaan untuk terkena 2010-2016.
jantung koroner sama dengan laki-laki, hal ini
disebabkan karena terjadinya penurunan Tabel 11 Distribusi Perbedaan Lama
hormon estrogen. Hormon estrogen sebagai Rawatan Rata-rata Penderita
faktor protektif yang berperan melindungi PJK Berdasarkan Sumber Biaya
perempuan terhadap terjadinya PJK, di RS Elisabeth Medan Tahun
pengaturan faktor metabolisme, seperti lipid, 2010-2016
pertanda inflamasi, sistem trombotik dan Sumber Biaya Lama Rawatan
vasodilatasi. Ketika menopause manfaat Rata-rata
positif estrogen itu menurun dan f Means SD
menyebabkan wanita yang menderita PJK Biaya Sendiri 7 5,45 4,919
meningkat setelah menopause (Rahajoe, Bukan Biaya Sendiri 8 5,38 1,786
2007). (JKN dan jaminan
Selain itu, hal ini juga mungkin kesehatan lain)
disebabkan karena usia harapan hidup
perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan Tabel 11 diatas menunjukkan bahwa
laki-laki. Pada tahun 2014 di Indonesia usia lama rawatan rata-rata 77 orang penderita PJK
harapan hidup perempuan mencapai 72,59 dengan sumber biaya sendiri adalah 5,45 (6
tahun, sementara laki-laki 68,87 tahun. Di hari), lama rawatan rata-rata 8 orang penderita
Sumatera Utara sendiri usia harapan hidup PJK dengan sumber biaya bukan biaya sendiri
perempuan yaitu 70,01 tahun dan laki-laki adalah 5,38 (6 hari).
66,16 tahun (Badan Pusat Statistik, 2017). Berdasarkan hasil uji Mann Whitney
diperoleh nilai p=0,306 (p>0.05), artinya tidak
Tabel 10 Distribusi Perbedaan Lama ada perbedaan lama rawatan rata-rata yang
Rawatan Rata-rata Penderita bermakna penderita PJK berdasarkan sumber
PJK Berdasarkan Keadaan biaya di RS Elisabeth Medan Tahun 2010-
Sewaktu Pulang di RS Elisabeth 2016.
Medan Tahun 2010-2016
Keadaan Sewaktu Lama Rawatan Rata- Kesimpulan dan Saran
Pulang rata 1. Kesimpulan
f Means SD a. Karakteristik penderita PJK berdasarkan
Pulang Berobat 57 6,21 4,757 sosiodemografi dengan proporsi tertinggi
Jalan (PBJ) adalah umur 60-67 tahun (25,9%), laki-
Pulang Atas 17 3,12 2,619 laki (54,1%), agama Kristen Protestan
Permintaan Sendiri (69,4%), suku Batak (85,8%), pekerjaan
(PAPS) Ibu Rumah Tangga (30,7%), dan tempat
Meninggal 11 5,09 5,974 tinggal berada di Kota Medan (68,2%).

7
b. Proporsi penderita PJK berdasarkan darah, kolesterol total, LDL, HDL,
keluhan utama tertinggi adalah nyeri trigliserida.
dada/ulu hati (49,4%).
c. Proporsi penderita PJK berdasarkan Daftar Pustaka
riwayat penyakit terdahulu tertinggi adalah Badan Pusat Statistik, 2017. Angka Harapan
tidak tercatat (42,4%). Hidup Menurut Jenis Kelamin
d. Proporsi penderita PJK berdasarkan dan Provinsi 2010-2014. Jakarta:
keadaan medis yang tercatat tertinggi pada Badan Pusat Statistik
tekanan darah diastolik normal (64,7%),
kadar gula darah tinggi (42,4%), kadar Bustan, M.N., 2015. Manajemen
kolestrol total normal (24,7%), kadar LDL Pengendalian Penyakit Tidak
normal (22,4%) dan, kadar HDL normal Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
(15,3%), kadar trigliserida normal
(23,5%). Kemenkes RI, 2014. Situasi Kesehatan
Terdapat ketidaklengkapan data pada Jantung. Jakarta: Pusat Data dan
kadar gula darah, kadar kolesterol total, Informasi Kementrian Kesehatan RI.
LDL, HDL, trigliserida. Untuk KGD yang
tidak tercatat sebesar 20%, kadar ___________, 2014. Riskesdas 2013. Jakarta:
kolesterol total, HDL, trigliserida yang Lembaga Penerbitan Badan
tidak tercatat masing-masing sebesar Penelitian dan Pengembangan
67,1%, kemudian kadar LDL yang tidak Kesehatan Kementrian Kesehatan
tercatat sebesar 65,9%. RI.
e. Lama rawatan rata-rata penderita PJK
Kumar, V., Cotran, R., Robbins, S., 2007.
adalah 5,45 hari.
Buku Ajar Patologi. Edisi 7, Jakarta
f. Proporsi penderita PJK berdasarkan
: EGC
keadaan sewaktu pulang tertinggi adalah
pulang berobat jalan (67,1%). Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan
g. Proporsi penderita PJK berdasarkan Masyarakat Ilmu dan Seni.
sumber biaya tertinggi adalah biaya sendiri Jakarta: Rineka Cipta
(90,6%).
h. Ada perbedaan proporsi yang bermakna Rahajoe, A,U, 2007. Penyakit Jantung Pada
antara umur penderita PJK berdasarkan Perempuan. Jurnal Kardiologi
jenis kelamin (p=0,024) Indonesia: Vol 28 No.3.
i. Ada perbedaan proporsi yang bermakna
antara lama rawatan rata-rata penderita World Health Organization (WHO), 2014.
PJK berdasarkan keadaan sewaktu pulang Global Status Report on
(p=0,002). Noncommunicable Diseases.
j. Tidak ada perbedaan yang bermakna Switzerland: WHO.
antara lama rawatan rata-rata penderita
PJK berdasarkan sumber biaya (0,306). ______________________________, 2016.
World Health Statistics 2016:
2. Saran Monitoring Health for the SDGs,
a. Kepada setiap pasien yang berobat dengan Sustainable Development Goals.
keluhan nyeridada/ulu hati, jantung Switzerland: WHO.
berdebar-debar, sesak nafas agar segera
memeriksakan diri ke dokter sehingga ______________________________, 2011.
apabila terbukti memiliki penyakit jantung Noncommunicable Disease in the
koroner dapat dilakukan tindakan South-East Asia Region. India:
pengobatan dini. WHO.
b. Kepada pihak RS Santa Elisabeth Medan
supaya bisa melengkapi pencatatan
keadaan medis pasien seperti kadar gula
8

You might also like