0% found this document useful (0 votes)
95 views5 pages

Hubungan Antara Perilaku Merokok Dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner

This document summarizes a study that examined the relationship between smoking behavior and the occurrence of coronary heart disease. The study used a descriptive analytical method and cross-sectional approach, collecting data from 41 coronary heart disease patients and 28 non-patients at a hospital from October to December 2014. The results found a significant relationship between the duration of smoking, the type of smoker, and the type of cigarette smoked, and the occurrence of coronary heart disease. Specifically, long-term smokers who smoked kretek cigarettes were most strongly correlated with heart disease cases.

Uploaded by

helen khairunisa
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
95 views5 pages

Hubungan Antara Perilaku Merokok Dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner

This document summarizes a study that examined the relationship between smoking behavior and the occurrence of coronary heart disease. The study used a descriptive analytical method and cross-sectional approach, collecting data from 41 coronary heart disease patients and 28 non-patients at a hospital from October to December 2014. The results found a significant relationship between the duration of smoking, the type of smoker, and the type of cigarette smoked, and the occurrence of coronary heart disease. Specifically, long-term smokers who smoked kretek cigarettes were most strongly correlated with heart disease cases.

Uploaded by

helen khairunisa
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 5

Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN


KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER

1
Ratnawulan Afriyanti
2
Janry Pangemanan
3
Stella Palar

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
3
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: rwulanafriyanti_11_212@yahoo.com

Abstract: Coronary Heart Disease is an ilness wich has high mortality rate either in developed or in
developing country. In the entire world, a number of patients who suffer this desease still increases each
year. Cigarette, is widely acclaimed to be the cause of death in the world. Thus, the smoking habit is
very dangerous to the health. A bad habit has a power in damaging a persons health, as smoking habit
which can cause a person susceptible to get cardiovascular disease. Smoking is a major risk factor to get
a heart disease which has strong correlation to the case of coronary heart disease. Smoking behaviour
assessed based on the duration of smoking, the types of smoker, and the kind of cigarette. This research
used the analytic descriptive study with a cross-sectional approach. The people being samples in this
research are patients who suffer coronary heart disease in Polyclinic Center of Heart- Blood Vessel and
Brain Unity of RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. The research conducted during October
December 2014. In this research, the researcher used consecutive sampling as the technique in taking
samples. The data got in this research were analyzed by using Chi-Square statistical test. The result of
Chi-Square experiment showed that there is a significant correlation between smoking behavior and
coronary heart disease case based on the duration of smoking (p= 0,010), the type of smoker (p=0,014)
and the kind of cigarette to be smoked (p=0,001). Conclusion: There is a significant correlation
between the duration of smoking, the types of smoker, and the kind of cigarette to be smoked with the
case of coronary heart disease.
Keywords: smoking behavior, coronary heart disease.

Abstrak: Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit dengan angka mortalitas yang tinggi baik di
negara maju maupun negara berkembang. Diseluruh dunia, jumlah pasien penyakit ini terus bertambah
dari tahun ke tahun. Rokok secara luas telah menjadi salah satu penyebab kematian di dunia dan
kebiasaan merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan. Kebiasaan dan rutinitas yang
merugikan memiliki kekuatan untuk merusak kesehatan seseorang seperti kebiasaan merokok yang
merupakan contoh kebiasaan untuk memudahkan seseorang terkena penyakit kardiovaskuler. Merokok
merupakan faktor risiko mayor untuk terjadinya penyakit jantung, dan memiliki hubungan kuat untuk
terjadinya PJK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku merokok dengan
kejadian penyakit jantung koroner. Perilaku merokok dinilai berdasarkan lama merokok, tipe perokok,
dan jenis rokok. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif analitik dengan pendekatan potong
lintang/cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien Penyakit Jantung Koroner di Poli
Klinik Pusat Jantung Pembuluh Darah dan Otak Terpadu RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
periode Oktober 2014 Desember 2014 dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Data
dianalisa dengan menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku merokok dan kejadian penyakit jantung koroner
berdasarkan lama merokok (P = 0,010 ), tipe perokok (P = 0,014) dan jenis rokok yang dihisap (P =
0,001). Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara lama merokok, tipe perokok dan jenis
rokok yang dihisap dengan kejadian penyakit jantung koroner.
Kata kunci: perilaku merokok, penyakit jantung koroner

98
Afriyanti, Pangemanan, Palar: Hubungan antara perilaku...

Penyakit Jantung Koroner (PJK) hubungan antara perilaku merokok dengan


merupakan kondisi yang terjadi akibat kejadian penyakit jantung koroner.
penumpukan plak di arteri jantung sehingga
mengakibatkan suplai darah ke jantung METODE PENELITIAN
menjadi terganggu. Penyakit jantung Penelitian ini menggunakan studi
koroner ialah penyebab utama kematian di deskriptif analitik dengan pendekatan
seluruh dunia, dan 3,8 juta pria serta 3,4 potong lintang/cross-sectional. Sampel
juta perempuan meninggal akibat penyakit dalam penelitian ini adalah pasien Penyakit
tersebut setiap tahun. Penyakit Jantung Jantung Koroner di Poli Klinik Pusat
Koroner juga merupakan penyebab 48% Jantung Pembuluh Darah dan Otak
kematian akibat penyakit kardiovaskuler Terpadu RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
pada tahun 1998 di Amerika Serikat.1 Manado periode Oktober 2014 Desember
World Health Organization (WHO) 2014 dengan teknik pengambilan sampel
mencatat lebih dari 7 juta orang meninggal consecutive sampling. Data dianalisa
di seluruh dunia pada tahun 2002 akibat dengan menggunakan uji statistik Chi-
PJK. Angka ini diperkirakan akan Square.
meningkat hingga 11 juta di tahun 2020.2
PJK sendiri masih menjadi masalah HASIL PENELITIAN
baik di negara maju maupun di negara Dalam kurun waktu Oktober 2014
berkembang. USA setiap tahunnya 550.000 Desember 2014, Peneliti mengumpulkan 41
orang meninggal karena penyakit ini. orang (59,4%) dengan kasus PJK dan 28
Sedangkan di Eropa diperhitungkan orang (40,6%) dengan kasus non PJK yang
20.000-40.000 orang dari satu juta mempunyai kebiasaan merokok
penduduk menderita PJK.3 Penyakit berdasarkan lama merokok, tipe perokok,
jantung koroner kini menjadi penyebab dan jenis rokok yang dihisap. di Poliklinik
utama kematian di dunia, baik pada laki- Pusat Jantung - Pembuluh Darah dan Otak
laki maupun perempuan. Berbagai faktor Terpadu RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
risiko ditengarai mendorong terjadinya Manado.
PJK, sebagian dapat dimodifikasi tetapi Sampel PJK dan Non PJK berdasarkan
sebagian lagi tidak.4 Salah satu faktor risiko umur. Didapatkan sampel PJK dengan
yang bersumber dari perilaku adalah umur 21-40 tahun tidak ditemukan
merokok. Kurang lebih 1,1 milyar sedangkan non PJK berjumlah 4 orang
penduduk dunia adalah perokok. (5,8%). Sampel PJK dengan umur 41-60
World Health Organization tahun berjumlah 23 orang (33,3%)
melaporkan bahwa Indonesia adalah salah sedangkan non PJK sebanyak 17 orang
satu dari lima negara dengan penduduk (26,4%). Sampel PJK dengan umur 61-80
yang perokok terbanyak di dunia.2 tahun berjumlah 18 orang (26,1%) dan non
Prevalensi perokok laki-laki mengalami PJK sebanyak 7 orang (10,1%).
kenaikan dari 51,2% pada tahun 1995
menjadi 54,5%.5 Seiring dengan prevalensi Tabel 1. Distribusi Status PJK Berdasarkan
yang bertambah, penyakit yang terkait Umur
dengan penggunaan tembakau dan perilaku
merokok juga meningkat.6 Teori menurut Umur
Dr. Judith Mackay dan Dr. George A. 21-40 th 41-60 th 61-80 th
Mensah,7 menunjukkan Insiden infark PJK 0 orang 18 orang 18 orang
miokard dan kematian akibat PJK Non PJK 4 orang 23 orang 7 orang
meningkat progresif sesuai dengan jumlah
rokok yang dihisap. Sampel PJK dan Non PJK berdasarkan
Berdasarkan uraian di atas maka lama merokok. Didapatkan sampel PJK
peneliti tertarik untuk mengetahui sudah mempunyai riwayat merokok > 10
tahun berjumlah 38 orang (55,1%), dan
99
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015

yang mempunyai riwayat merokok 10 Sampel PJK dan Non PJK berdasarkan
tahun berjumlah 3 orang (4,3%). Sampel jenis rokok. sampel PJK sebagian besar
non PJK sudah mempunyai riwayat menghisap jenis rokok kretek dengan
merokok > 10 tahun berjumlah 19 orang jumlah 34 orang (49,3%) dan yang
(27,5%), dan yang mempunyai riwayat menghisap jenis rokok putih sebanyak 7
merokok 10 tahun berjumlah 9 orang orang (10,1%). Pada sampel yang non PJK
(13%). Hasil analisis statistik menggunakan sebagian besar menghisap jenis rokok putih
uji Chi-Square diperoleh nilai signifikansi p dengan jumlah 16 orang (23,2%) dan yang
= 0, 010. Berdasarkan nilai tersebut dapat menghisap jenis rokok kretek sebanyak 12
dikatakan bahwa terdapat hubungan yang orang (17,4%). Hasil analisis statistik
bermakna antara lama merokok dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh
pasien PJK dan non PJK di Poliklinik Pusat nilai signifikansi p = 0, 001. Berdasarkan
Jantung - Pembuluh Darah dan Otak nilai tersebut dapat dikatakan bahwa
Terpadu RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou terdapat hubungan jenis rokok dengan
Manado. pasien PJK dan non PJK di Poliklinik Pusat
Jantung - Pembuluh Darah dan Otak
Tabel 2. Distribusi Status PJK Berdasarkan Terpadu RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou
Lama Merokok Manado.

Lama merokok Tabel 4. Distribusi Status PJK Berdasarkan


10 th > 10 th P Jenis rokok
PJK 3 orang 38 orang
0,010
Non PJK 9 orang 19 orang Jenis rokok
Kretek Putih P
Sampel PJK dan Non PJK berdasarkan PJK 34 orang 7 orang 0,00
tipe perokok. sampel PJK sebagian besar Non PJK 12 orang 16 orang 1
adalah perokok berat berjumlah 24 orang
(34,8%), perokok sedang berjumlah 15
BAHASAN
orang (21,7%), dan perokok ringan
Berdasarkan data yang diperoleh,
berjumlah 2 orang (2,9%). Sampel yang
ditemukan sampel PJK terbanyak dengan
non PJK sebagian besar perokok sedang
umur 41-60 tahun, yaitu berjumlah 23
berjumlah 16 orang (23,2%), perokok berat
orang (33,3%). Sesuai teori yang
berjumlah 7 orang (10,1%), dan perokok
dikemukakan oleh Peter Kabo,8 Prevalensi
ringan berjumlah 5 orang (7,2%). Hasil
penyakit jantung koroner di Indonesia
analisis statistik menggunakan uji Chi-
adalah 18,3/100.000 penduduk pada
Square diperoleh nilai signifikansi p = 0,
golongan usia 15-24, meningkat menjadi
014. Berdasarkan nilai tersebut dapat
174,6/100.000 penduduk pada golongan
dikatakan bahwa terdapat hubungan tipe
usia 45-54, dan meningkat tajam menjadi
perokok dengan pasien PJK dan non PJK di
461,9/100.000 penduduk pada usia lebih
Poliklinik Pusat Jantung - Pembuluh Darah
dari 55 tahun.8
dan Otak Terpadu RSUP Prof. Dr. R.D.
Data yang diperoleh berdasarkan lama
Kandou Manado.
merokok, ditemukan sampel PJK sudah
Tabel 3. Distribusi Status PJK Berdasarkan Tipe mempunyai riwayat merokok > 10 tahun
Perokok berjumlah 38 orang (55,1%) dan yang
mempunyai riwayat merokok 10 tahun
Tipe perokok berjumlah 3 orang (4,3%). Sampel non PJK
Ringan Sedang Berat P yang sudah mempunyai riwayat merokok >
PJK 2 Orang 15 orang 24 orang 10 tahun berjumlah 19 orang (27,5%), dan
Non
5 Orang 16 orang 7 orang
0,014 yang mempunyai riwayat merokok 10
PJK tahun berjumlah 9 orang (13%). Teori yang

100
Afriyanti, Pangemanan, Palar: Hubungan antara perilaku...

dikemukakan oleh Fitriani Umar dkk,2 pada pada orang yang merokok kretek.
penelitian di Makassar tahun 2011, bahwa Sebagaimana diketahui bahwa rokok kretek
lama merokok > 10 tahun merupakan salah memiliki kandungan nikotin dan tar yang
satu faktor risiko terjadinya PJK. Semakin cukup tinggi. Di Indonesia ada dua jenis
lama seseorang merokok, semakin besar produk rokok yang dikenal yaitu rokok
kemungkinan untuk menderita PJK dan putih dan rokok kretek. rokok kretek, yakni
semakin lama pula orang tersebut terpapar rokok yang memiliki ciri khas adanya
oleh asap rokok. Penelitian yang dilakukan campuran cengkeh pada tembakau.
oleh Rusni Mato dkk,9 di Makassar pada Sedangkan rokok putih, adalah rokok
tahun 2013 sebelumnya dikemukakan dengan atau tanpa filter dan cengkeh hanya
bahwa risiko kematian akibat penyakit menggunakan tembakau.11
jantung koroner berkurang sebanyak 50%
pada tahun pertama sesudah rokok SIMPULAN
dihentikan dan kembali seperti tidak Berdasarkan hasil penelitian dapat
merokok setelah berhenti merokok 10 disimpulkan bahwa terdapat hubungan
tahun. Menurut BustanDikutip dari 10 lama bermakna antara perilaku merokok
seseorang merokok dapat di klasifikasikan berdasarkan lama merokok, tipe perokok
menjadi kurang dari 10 tahun atau lebih dan jenis rokok dengan kejadian penyakit
dari 10 tahun. Semakin awal seseorang jantung koroner.
merokok, maka semakin sulit untuk
berhenti merokok. Semakin muda usia DAFTAR PUSTAKA
orang merokok, akan semakin besar 1. Burns D, Kumar V. Jantung. In: Kumar V,
pengaruhnya. Cotran R, Robbins S, editors. Buku
Data yang diperoleh berdasarkan tipe Ajar Patologi. 7th Edition. Jakarta:
perokok yang dinilai melalui banyak rokok EGC, 2007.
yang dihisap, sampel dengan penyakit PJK 2. Umar F, Citrakesumasari, Jafar N.
Perilaku merokok dan lingkungan
sebagian besar menghisap rokok > 15
pemukiman pasien rawat jalan penyakit
batang/hari dengan kategori perokok berat jantung koroner di makassar. Media
berjumlah 24 orang (34,8%), sedangkan Gizi Masyarakat Indonesia.
sampel yang non PJK sebagian besar 2011;1(1):21-8.
menghisap rokok 5-14 batang/hari dengan 3. Salim AY, Nurrohmah A. Hubungan
kategori perokok sedang berjumlah 16 olahraga dengan kejadian penyakit
orang (23,2%). Teori Dr. Judith Mackay jantung koroner di RSUD dr.
dan Dr. George A. Mensah mengatakan moewardi. Gaster.2013;10(1):48-56.
insidensi PJK dua kali lebih tinggi pada 4. Rilantono Lily I. Penyakit kardiovaskular.
perokok dan empat kali lebih tinggi pada Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 2012. p. 121.
perokok berat dibandingkan dengan yang
5. Rizkiani M, Widyastuti RH. Hubungan
tidak merokok.7
antara stress dengan perilaku merokok
Data yang diperoleh berdasarkan jenis pada pegawai negeri sipil laki-laki.
rokok yang dihisap, bahwa pasien dengan Jurnal Kesehatan Universitas
penyakit PJK sebagian besar menghisap Diponegoro. 2012.
jenis rokok kretek dengan jumlah 34 orang 6. Prabandari YS, Ng Nawi, Padmawati RS.
(49,3%) dan yang menghisap jenis rokok Kawasan tanpa rokok sebagai
putih sebanyak 7 orang (10,1%). Pada alternative pengendalian tembakau
pasien yang non PJK sebagian besar studi efektivitas penerapan kebijakan
menghisap jenis rokok putih dengan jumlah kampus bebas rokok terhadap perilaku
16 orang (23,2%) dan yang menghisap dan status merokok mahasiswa di
jenis rokok kretek sebanyak 12 orang fakultas kedokteran UGM, yogyakarta.
Manajemen pelayanan kesehatan.
(17,4%). teori yang dikemukakan pada
2009;12:218-25.
penelitian Fitriani Umar dkk,2 bahwa risiko 7. Mackay J, Mensah A George. The Atlas
PJK secara signifikan 3 kali lebih besar
101
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015

of Heart Diseases and Stroke. CDC makassar. STIKES Nani Hasanuddin


WHO, 2004. Makassar. 2013;1(6):1-6.
8. Kabo Peter. Mengungkap pengobatan 10. Anwar TB. Faktor risiko penyakit jantung
penyakit jantung koroner. Jakarta: PT koroner. e-USU Repository. 2004:1-15.
Gramedia Pustaka Utama, 2008. p. 42- 11. Kusuma DA, Yuwono SS, Wulan SN.
3. Studi kadar nikotin dan tar sembilan
9. Savia FF, Mato Rusni, Suarnianti. merk rokok kretek filter yang beredar
Pengaruh merokok terhadap terjadinya di wilayah kabupaten nganjuk. J Tek.
penyakit jantung koroner (PJK) di 2010;5(3):151-5.
RSUP dr. wahidin sudirohusodo

102

You might also like