ORIGINAL ARTICLE
Intisari Sains Medis 2019, Volume 10, Number 3: 482-486
P-ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084
Uji efektivitas ekstrak etanol kulit buah naga merah
(Hylocereus polyrhizus) terhadap Staphylococcus
aureus ATCC 25923 secara in vitro CrossMark
Published by DiscoverSys
Anak Agung Bintang Astridwiyanti,1* Agung Nova Mahendra,2 Ni Wayan Sucindra Dewi2
ABSTRACT
Introduction: Infectious diseases are still one of the main causes of Result: The results of this study show that red dragon fruit peel
high morbidity and mortality in tropical Indonesia. One of the causes ethanolic extract has antibacterial activity against staphylococcus
of this disease is the staphylococcus aureus bacteria. Red dragon fruit aureus ATCC 25923 ith the average diameter of inhibition zone ranging
peel contains potentially antibacterial compounds such as flavonoid, from 8.25 mm – 12.5 mm. The MIC is obtained at concentration of
alkaloid, saponin, tannin dan terpenoid. The purpose of this study is to 25%. Kruskal-Wallis test found a significant comparison with a value
determine the antibacterial activity of ethanolic extract of red dragon of p = 0,000 (p value <0.05). Mann-Whitney test showed that there
fruit peel against staphylococcus aureus ATCC 25923. were significant differences between each concentration, except the
Method: The method used is true experimental post test only control concentration of 50% did not have a significant difference with a
group design. The activity of ethanol extract of red dragon fruit skin concentration of 75%.
was tested in various concentrations (25%, 50%, 75%, and 100%) Conclusion: The minimum inhibitory concentration (MIC) is produced
against staphylococcus aureus ATCC 25923 by measuring the inhibition by extract at a concentration of 25% and the best inhibitory zone
zone diameter and minimum inhibitory concentration (MIC). produced by 100% concentration of red dragon peel ethanol extract.
Keywords: Red dragon peel (hylovereus polyrhizus), ethanolic extract, inhibition zone, MIC, S.aureus
Cite This Article: Astridwiyanti, A.A.B., Mahendra, A.N., Dewi, N.W.S. 2019. Uji efektivitas ekstrak etanol kulit buah naga merah (Hylocereus
polyrhizus) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 secara in vitro. Intisari Sains Medis 10(3): 482-486. DOI: 10.15562/ism.v10i3.425
ABSTRAK
Latar Belakang: Penyakit infeksi masih menjadi salah satu penyebab mengukur diameter zona hambat dan konsentrasi hambat minimal
utama tingginya angka kesakitan dan kematian di Indonesia yang (KHM).
beriklim tropis. Salah satu penyebab penyakit infeksi ini adalah Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan adanya daya hambat ekstrak etanol
bakteri staphylococcus aureus. Kandungan kulit buah naga seperti kulit buah naga merah terhadap staphylococcus aureus ATCC 25923 dengan
flavonoid, alkaloid, saponin, tannin dan terpenoid merupakan rereata diameter zona hambat berkisar antara 8,25 mm sampai 12,5 mm.
senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk konsentrasi hambat minimal didapatkan pada konsentrasi 25%.
untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol kulit buah Uji Kruskal-Wallis didapatkan perbandingan yang bermakna dengan nilai
naga merah (hylocereus polyrhizus) terhadap pertumbuhan bakteri p=0,000 (nilai p<0,05). Uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa terdapat
staphylococcus aureus ATCC 25923. perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi, kecuali konsentrasi
Metode: Metode yang digunakan adalah true experimental post 50% tidak memiliki perbedaan bermakna dengan konsentrasi 75%.
test only control group design. Aktivitas ekstrak etanol kulit buah Simpulan: Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dihasilkan oleh
1
Program Studi Pendidikan Dokter, naga merah diuji dalam berbagai konsentrasi (25%, 50%, 75%, ekstrak dengan konsentrasi 25% dan zona hambat terbaik dihasilkan
Fakultas Kedokteran, Universitas dan 100%) terhadap staphylococcus aureus ATCC 25923 dengan oleh ekstrak dengan konsentrasi 100%.
Udayana
2
Bagian Farmakologi, Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana Kata kunci: Kulit buah naga merah (hylocereus polyrhizus), ekstrak etanol, zona hambat, KHM, S.aureus
Cite Pasal Ini: Astridwiyanti, A.A.B., Mahendra, A.N., Dewi, N.W.S. 2019. Uji efektivitas ekstrak etanol kulit buah naga merah (Hylocereus
*
Korespondensi: polyrhizus) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 secara in vitro. Intisari Sains Medis 10(3): 482-486. DOI: 10.15562/ism.v10i3.425
Anak Agung Bintang Astridwiyanti,
Program Studi Pendidikan Dokter,
Fakultas Kedokteran, Universitas PENDAHULUAN
Udayana
bintangastridwiyanti@gmail.com Penyakit infeksi masih menjadi salah satu penyebab Kematian akibat penyakit infeksi yang meliputi
utama tingginya angka kesakitan dan kematian di infeksi saluran pernapasan akut, diare, campak,
Diterima: 05-03-2019 Indonesia yang beriklim tropis. Penyakit infeksi AIDS, malaria dan tuberkulosis mencapai lebih dari
Disetujui: 11-04-2019 dapat disebabkan oleh mikroba patogen, salah 85% kematian di seluruh dunia. Resistensi terha-
Diterbitkan: 01-12-2019 satunya bakteri staphylococcus aureus.1 dap obat lini pertama pada patogen menyebabkan
482 Open access: http://isainsmedis.id/
ORIGINAL ARTICLE
persentase kejadian penyakit ini berkisar dari nol Pada penelitian lain yang juga menguji kulit
sampai hampir 100%. Dalam beberapa kasus, resis- buah naga merah, diketahui bahwa terdapat efek
tensi terhadap obat lini kedua dan ketiga secara antibakteri yang dapat menghambat pertumbu-
serius merugikan hasil pengobatan. Ditambah lagi han bakteri streptococcus mutans dan p. acnes.
infeksi pathogen resisten yang berasal dari rumah Kandungan terpenoid dan alkaloid pada kulit buah
sakit (nosocomial infection).2 naga merah diketahui dapat mengganggu aktivitas
Resistensi bakteri terhadap obat antibiotik dinding sel bakteri.4,5
merupakan salah satu masalah yang serius, hal
ini dapat dibuktikan dari kasus kematian akibat
BAHAN DAN METODE
infeksi bakteri resisten tercatat sebanyak 13.300
orang, menurut data Centre for Disease Prevention. Penelitian ini menggunakan metode true experi-
Namun, seiring meningkatnya kasus resistensi mental post test only control group design. Uji aktivi-
bakteri ini, tidak diimbangi dengan penemuan tas antibakteri yang digunakan adalah disc diffusion
antibiotik baru.1 (Kirby-Bauer). Zona hambat yang terbentuk pada
S. aureus telah berevolusi seiring perjalanan media agar akan diukur diameternya kemudian
pemakaian obat antibiotik yang menyebabkan dianalisis.
bakteri ini mengalami resistensi terhadap antibio- Alat-alat yang dibutuhkan antara lain, inkuba-
tik yang umumnya digunakan untuk membunuh tor, ose, lampu spritus 500 ml, erlenmeyer, auto-
bakteri ini. Bakteri ini terakhir telah mengalami clave, batang pengaduk, micro pipet, jangka sorong,
resisten terhadap methicillin yang dikenal sebagai korek api, kaca preparat, pinset/ penjepit, dan water
methicillin-resistant staphylococcus aureus (MRSA). bath. Bahan-bahan yang digunakan antara lain,
Pada populasi umum diperkirakan MRSA telah kulit buah naga merah, vancomycin 30 μg, lidi
menginfeksi sekitar 2-3% saat ini. Sekitar tahun kapas steril, akuades, bakteri staphylococcus aureus,
1996-1999, sebanyak 23 rumah sakit di Kanada alkohol 95%, larutan McFarland 0,5, swab kapas
tercatat pathogen s. aureus yang resisten terhadap steril, blank disc, etanol 96%, dan agar Mueller-
methicillin mencapai 6%, dengan kasus MRSA per Hinton (MH) dan cawan petri.
1000 mencapai rerata 4,14 kasus yang dirawat dari
35% pasien dengan infeksi.3 Pembuatan ekstrak kulit buah naga merah
Mikroorganisme yang tergolong ke dalam gram Buah naga merah sebanyak 25 kg yang dipanen
positif ini menimbulkan angka mortalitas seban- langsung dari perkebunan diambil kulitnya. Kulit
yak 50% pada kasus staphylococcal scalded skin buah kemudian dicuci bersih di air mengalir,
syndrome (SSSS), serta infeksi sistemik bakteremia kemudian dipotong kecil-kecil dan disortasi basah.
stafilokokus dengan angka mortalitas sebanyak Setelah itu keringkan di oven dan blender hingga
15-60%, peningkatan insiden nonmenstrual toxic menjadi serbuk simplisia.
shock syndrome sebanyak 40-60%, menstrual toxic Metode maserasi dimulai dengan merendam
shock syndrome sebanyak 95% dan endokarditis simplisia kulit buah naga dengan larutan etanol
sebanyak 25-35%.3 96% sebanyak 6-7 liter selama 3x24 jam, setelah itu
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati dilakukan penyaringan. Hasil penyaringan tersebut
yang beragam, salah satu jenis tumbuhan kaktus ditaruh di rotary vacuum evaporator untuk dipe-
yang belakangan ini sering diperbincangkan di katkan dengan suhu 60-70°C hingga volume hasil
kalangan masyarakat yaitu buah naga. Terdapat ekstraksi berkurang. Setelah itu, hasil evaporasi
beberapa spesies buah naga salah satunya yang diuapkan sehingga diperoleh ekstrak kental. yang
terkenal adalah jenis buah naga merah (hyloce- kemudian diencerkan dengan etanol 96%.
reus polyrhizus). Meskipun pemanfaatan buah
naga masih terbatas pada daging buahnya saja, Pengujian antibakteri ekstrak kulit buah
jika diamati lebih jauh, maka bisa ditemukan naga merah
banyak potensi besar yang dimiliki oleh bagian Metode uji yang digunakan yaitu disc diffusion
lain dari buah naga merah. Salah satu bagian (Kirby-Bauer). Pertama-tama mencelupkan swab
dari buah naga yang dapat dimanfaatkan adalah kapas yang telah steril ke dalam suspensi bakteri,
kulitnya. Bagian dari kulit buah naga adalah peras swab kapas dengan memberikan menekan
30%-35% dari keseluruhan total bagian buah ke dinding tabung suspensi bakteri untuk meng-
naga, namun seringkali hanya dibuang sebagai hindari cairan yang banyak berpindah ke lempeng
sampah. Beberapa penelitian diketahui bahwa uji agar Mueller-Hinton (MH). Selanjutnya swab
kulit buah naga merah memiliki potensi sebagai tersebut diusapkan ke media agar MH secara
antibakteri dan antijamur karena mengandung merata di seluruh permukaannya dan biarkan
beberapa senyawa aktif seperti alkaloid, terpenoid biakan bakteri mengering selama 3-5 menit
dan flavonoid.4 pada suhu ruangan (25°C). Kemudian teteskan
Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(3): 482-486 | doi: 10.15562/ism.v10i3.425 483
ORIGINAL ARTICLE
ekstrak masing-masing pada setiap paper disc konsentrasi 50% dan 75% tidak didaatkan perbe-
menggunakan micropipette sebesar 20 mikron. daan yang bermakna.
Setelah paper disk agak kering, letakkan dalam
cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri.
PEMBAHASAN
Cakram diletakkan di atas media agar dengan
menggunakan pinset. Setiap cawan petri yang Data hasil pengamatan pada table 1 apabila diband-
berukuran diameter 10 cm diletakkan 6 cakram ingkan dengan tabel Greenwood dalam Tammi,
yang masing-masing mengandung: Vancomycin didapatkan ekstrak dengan konsentrasi 25% terma-
(30µg), etanol 96%, ekstrak kulit buah naga merah. suk dalam kategori tidak memiliki respon dengan
Kemudian cawan petri yang telah berisi paper disc rerata diameter zona hambat 8,25 mm.6 Ekstrak
tersebut diletakkan di inkubator dengan suhu dengan konsentrasi 25% ini memiliki zona hambat
37°C (18-24 jam). yang dikatakan sebagai konsentrasi hambat mini-
mum (KHM), dimana dengan konsentrasi 25%
Analisis data telah efektif dalam menghambat laju pertumbuhan
Hasil uji aktivitas antibakteri berupa diameter zona bakteri. Pada ekstrak dengan konsentrasi 50%,
hambat yang telah diukur kemudian dianalisis 75% dan 100% menunjukkan rerata diameter zona
menggunakan bantuan komputer. hambat yang tergolong respon daya hambat lemah.
Penelitian lain yang dilakukan oleh
Wahdaningsih dkk.5 dengan menggunakan ekstrak
HASIL
kulit buah naga (hylocereus polyrhizus) merah
Dari hasil pengukuran didapatkan diameter zona yang difraksinasi menggunakan pelarut n-heksana
hambat yang terbentuk memiliki variasi diameter didapatkan aktivitas antibakteri pada propionibac-
di setiap pengulangan (tabel 1). terium acnes, namun zona hambat tidak terbentuk
Didapatkan perbandingan lurus antara diameter pada bakteri staphylococcus epidermidis di ketiga
zona hambat dengan konsentrasi ekstrak, dimana konsentrasi ekstrak yang diujikan. Perbedaan hasil
semakin besar konsetrasi ekstrak maka diameter antara staphylococcus epidermidis dengan staphylo-
zona hambat staphylococcus aureus ATCC 25923 coccus aureus ATCC 25923 ini dapat terjadi karena
yang terbentuk juga semakin besar. Rata-rata jenis fraksi pelarut yang digunakan berbeda. Pada
diameter zona hambat terbesar terdapat pada penelitian Wahdaningsih dkk.5 kulit buah diek-
konsentrasi ekstrak 100%. Sesuai dengan pene- straksi dengan metode fraksinasi menggunakan
litian yang dilakukan oleh Suhartati, Roziqin dan pelarut n-Heksana, sedangkan pada penelitian ini
Wahdaningsih dkk. terhadap streptococcus pyogenes kulit buah diekstraksi menggunakan pelarut etanol
dan propionibacterium acnes, dimana zona hambat 96%.
terbesar dihasilkan oleh konsentrasi ekstrak terbe- Etanol 96% banyak digunakan sebagai pelarut
sar selama percobaan.5,9 Ekstrak dengan konsen- pada ekstraksi senyawa bioaktif karena sifat etanol
trasi 25%, terlihat sudah dapat menghambat laju yang mudah menembus membran sel sehingga
pertumbuhan bakteri dengan membentuk zona baik digunakan untuk mengekstrak senyawa anti-
hambat yang dikatakan sebagai konsentrasi hambat bakteri seperti tannin, fenol, dan flavonoid. Larutan
minimum (KHM). etanol mampu menarik berbagai senyawa polar dan
Hasil uji Mann-Whitney pada tabel 1 didapatkan nonpolar seperti alkaloid, tannin, steroid, saponin,
perbedaan yang bermakna antar setiap kelom- flavonoid dan terpenoid. Sedangkan pada pelarut
pok perlakuan, namun antara ekstrak dengan n-Heksana komponen yang umumya larut adalah
senyawa non-polar.7 Perbedaan senyawa metabolit
Tabel 1 Z
ona Hambat Staphylococcus aureus ATCC 25923 di setiap yang tertarik antara kedua pelarut tersebut kemun-
kelompok perlakuan gkinan menyebabkan perbedaan hasil respon zona
Diameter zona hambat (mm) hambat yang didapatkan.
Rerata
Perbedaan spesies bakteri juga bisa menyebab-
Jenis Perlakuan I II III IV (mm)
kan perbedaan hasil, pada penelitian ini spesies
P1 : ekstrak konsentrasi 25% 8 9 8 8 8,25a ± 0,500 bakteri yang di gunakan adalah staphylococcus
P2 : ekstrak konsentrasi 50% 11 11 11 10 10,75b ± 0,500 aureus ATCC 25923, sementara pada penelitian
P3 : ekstrak konsentrasi 75% 11 11 11 11 11b Wahdaningsih dkk.5 bakteri yang digunakan
adalah Staphylococcus epidermidis. Meski kedua
P4 : ekstrak konsentrasi 100% 12 13 13 12 12,5c ± 0,577
bakteri tersebut sama-sama tergolong bakteri gram
K1 : Vankomisin 30µg 19 19 19 19 19d positif, namun terdapat perbedaan antara bakteri
K2 : Etanol 96% 0 0 0 0 0e S.epidermidis dan S.aureus. Bakteri S. epidermidis
Keterangan : Superskrip huruf yang berbeda (a, b, c, d, e) pada kolom yang sama menunjukan memerlukan antibakteri yang lebih peka untuk
perbedaan nyata (p<0,05) menghambat pertumbuhannya karena bakteri ini
484 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(3): 482-486 | doi: 10.15562/ism.v10i3.425
ORIGINAL ARTICLE
peptidoglikan pada dinding bakteri, yang menye-
babkan dinding sel bakteri menjadi tidak stabil.
Alkaloid sebagai antibakteri juga telah diteliti pada
alkaloid kelas kelas indolizidine, isoquinoline, uino-
lone, agelasine dan polyamine. Mekanisme alkaloid
yang lain dalam menghambat pertumbuhan bakteri
yaitu dengan dengan menghambat kerja enzim dihy-
drofolate reduktase sehingga sintesa asam nukleat
menjadi terhambat. Pada beberapa penelitian
menunjukkan aktivitas alkaloid kelas aaptamine,
isoquinolone, pyrrolidine and bisindole-imidazole
dalam menghambat enzim sortase.11,12
SIMPULAN
Ekstrak Etanol Kulit Buah Naga Merah (hylocereus
polyrhizus) memiliki potensi dalam menghambat
pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus ATCC
25923 dengan rereata diameter zona hambat berki-
sar antara 8,25 mm sampai 12,5 mm.
Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dihasil-
Gambar 1 Bagan ilustrasi mekanisme kerja senyawa metabolit sekunder kan oleh ekstrak dengan konsentrasi 25%, sedang-
aktif ekstrak etanol kulit buah naga merah (hylocereus polyrhizus) kan zona hambat terbesar dihasilkan oleh ekstrak
dengan konsentrasi 100%. Terdapat perbedaan
merupakan golongan bakteri yang tahan terhadap yang bermakna masing-masing konsentrasi
antibakteri.8 ekstrak terhadap aktivitas penghambatan pertum-
Efek antibakteri pada ekstrak etanol kulit buah buhan staphylococcus aureus ATCC 25923, namun
naga merah, diduga karena terdapat senyawa pada konsentrasi 50% tidak memiliki perbedaan
metabolit sekunder didalamnya, seperti pada pene- bermakna dengan konsentrasi 75%.
litian Suhartati dan Roziqin menunjukkan bahwa
kandungan yang terdapat pada ekstrak etanol kulit
SARAN
buah naga merah adalah senyawa saponin, tannin,
dan alkaloid (Gambar 1).9 Perlu dilaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai
Saponin merupakan glikosida steroid atau trit- kulit buah naga merah sebagai antibakteri terhadap
erpenoid yang ditemukan di berbagai tanaman. pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus secara
Saponin dikenal karena keragaman struktural dan in vivo serta penelitian lebih lanjut mengenai efek
berbagai sifat biologisnya. Senyawa saponin bekerja farmakologis lainnya pada zat aktif spesifik yang
dengan merusak membran sitoplasma sehingga terkandung dalam kulit buah naga merah terhadap
permeabilitas membran sel menjadi berkurang, sel pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus.
kehilangan sitoplasma, transport zat terganggu, dan
metabolism terhambat. Zat yang terdapat di dalam
ETIKA DALAM PENELITIAN
sel dapat keluar dari sel seperti asam amino, nutrisi
dan ion organik enzim, menyebabkan terganggu- Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari
nya pertumbuhan sel bakteri dan pada akhirnya sel komite etik dan penelitian Fakultas Kedokteran/
mengalami kematian.9,10 RSUP Sanglah dengan nomer referensi 769/
Tanin bekerja melalui reaksi dengan membran UN14.2.2/PD/KEP/2018
sel dengan mengganggu komponen penyususun
peptidoglikan serta menghambat sintesis protein
PENDANAAN
pada dinding sel sehingga permeabilitas sel menjadi
terganggu. Efek tannin juga melalui menghambat Penelitian ini tidak mendapatkan dana dari hibah
kerja enzim, dan menghancurkan atau mengham- pemerintah ataupun lembaga swasta.
bat fungsi materi genetik. Tanin dapat menghambat
enzim DNA topoisomerase dan reverse transcrip-
KONFLIK KEPENTINGAN
tase yang menyebabkan sel bakteri tidak terbentuk.9
Alkaloid menghambat pertumbuhan bakteri Penulis menyatakan tidak terdapat konflik kepent-
dengan cara mengganggu komponen penyusun ingan dalam penelitian ini
Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(3): 482-486 | doi: 10.15562/ism.v10i3.425 485
ORIGINAL ARTICLE
DAFTAR PUSTAKA 7. Zakaria S, Syah NH, Firdaus YM. Aktivitas Antibakteri
Dari Fraksi Artocarpus Integer (Thunb.) Merr. Dengan
1. Setiawati A. Peningkatan Resistensi Kultur Bakteri staph- Metode Difusi Agar. Jurnal Industri Hasil Perkebunan.
ylococcus aureus terhadap Amoxicillin Menggunakan 2017;12(2):1-6.
Metode Adaptif Gradual. Jurnal Farmasi Indonesia. 8. Jawetz E, Melnick JL, Adelberg EA, editor. Mikrobiologi
2015;7(3):190-194. Kedokteran: Edisi XXII. Jakarta: Salemba Medika. 2001.
2. WHO (World Health Organization). WHO Global 9. Suhartati R, Roziqin DA. Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Strategy for Containment of Antimicrobial Resistance. Etanol Kulit Buah Naga Merah (hylocereus polyrhi-
2001. zus) Terhadap Bakteri streptococcus pyogenes. Jurnal
3. Wirahjasa N. Panji AS. Pengelolaan Infeksi Akibat methi- Kesehatan Bakti Tunas Husada. 2017;17(2):513-518.
cillin resistent staphylococcus aureus. E-Medika Udayana. 10. Tortora GJ, Funke GR, Case CL. Microbiology: edisi ke-9.
2012;2(3):135-143. San Francisco: Pearson Education. 2007.
4. Hardiana RW. Efektivitas Ekstrak Kulit Buah Naga Merah 11. Cushnie TPT, Cushnie B, Lamb AJ. Alkaloids: An over-
(hylocereus polyrhizus) terhadap Pertumbuhan strepto- view of their antibacterial, antibiotic-enhancing and anti-
coccus mutans dan candida albicans (In Vitro) (Skripsi). virulence activities. International Journal of Antimicrobial
Jember: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Agents. 2014;44:377-386.
2016. 12. Tandio D, Manuaba A. Safety Procedure for Biosafety and
5. Wahdaningsih S, Untari EK, Fauziah Y. Antibakteri Fraksi Controlling a Communicable Disease: Streptococcus Suis.
n-Heksana Kulit hylocereus polyrhizus Terhadap staph- Bali Medical Journal. 2016;5(2): 260-262. DOI:10.15562/
ylococcus epidermidis dan propionibacterium acnes. bmj.v5i2.220.
Pharm Sci Res. 2014;1(3):180-193.
6. Tammi A. Perbandingan Daya Hambat Ekstrak
Daun Salam (syzygium polyanthum [Wight.] Walp.)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri staphylococcus aureus
dan Escherichia coli secara In Vitro (Skripsi). Bandar
Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. This work is licensed under a Creative Commons Attribution
2016.
486 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(3): 482-486 | doi: 10.15562/ism.v10i3.425