MAKALAH ASSESMENT
Peranan Operator Turbine CCR Dalam
Mengoperasikan Turbine di PLTU Banjarsari
MUHAMAD SUGARA
CCR TURBINE
9315155BJ
PLTU BANJARSARI
PT. PEMBANGKIT JAWA BALI SERVICES
2017
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kebutuhan listrik di era modern ini semakin lama semakin meningkat, tak
terkecuali di indonesia. Kebutuhan inilah yang membuat kinerja pembangkit listrik di
indonesia di tuntut untuk selalu dalam kondisi yang aman dan handal agar bisa
memenuhi kebutuhan masyarakat. Dan PLTU di prioritaskan karena biayanya dianggap
murah dan kestabilannya cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
PLTU Banjarsari adalah salah satu salah satu pembangkit listrik utama yang
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik msyarakat terutama didaerah Palembang,
Muara Enim dan Lahat yang terletak di provinsi Sumatera Selatan. Dalam
pengoperasiannya PLTU Banjarsari dapat menghasilkan maksimal 130 MW tiap
unitnya dimana di PLTU Banjarsari ini ada 2 unit pembangkitan. Maka dari itu PT. PJB
services sebagai perusahaan pengelola jasa operasi dan maintenance ditunjuk oleh PT.
BPI untuk mengelolah operasi dan maintenance di PLTU Banjarsari dengan aman,
handal, dan efisien.
PEMBAHASAN
Makalah ini ditulis untuk kepentingan assesment kompetensi karyawan PLTU
Banjarsari yang berisi tentang pekerjaan sehari-hari penulis sesuai dengan deskripsi
pekerjaannya. Ruang Lingkup kerja penulis adalah :
1. Melakukan pencatatan dan mereview kondisi peralatan secara berkala.
2. Mengoperasikan peralatan pembangkit sesuai dengan SOP dan kondisi
jaringan.
3. Melakukan koordinasi dengan operator lokal saat mengoperasikan peralatan
pembangkit bila diperlukan.
4. Menyusun laporan operasi.
Dengan berdasarkan ruang lingkup tersebut, maka job description penulis dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Melakukan pencatatan dan mereview kondisi peralatan secara berkala
1.1 Melakukan shift meeting setiap awal dinas
Shift meeting dilakukan 15 menit sebelum melaksanakan pekerjaan. Yang
dilakukan saat shift meeting adalah mereview kondisi unit dan kegiatan yang telah di
lakukan selama dinas sebelumnya. Shift meeting juga dihadiri oleh perwakilan shift
sebelumnya untuk menyerah terimakan kondisi unit jika ada ketidaknormalan atau
kondisi lain yang dijadikan acuan oleh grup yang akan meneruskan.
1.2 Mengisi log book
Log book merupakan catatan yang berisi tentang kondisi peralatan, kendala
operasi yang sedang terjadi, pelaksanaan corrective maintenance, pelaksanaan FLM,
dan record start stop peralatan yang dilakukan saat itu. Operator CCR haruslah sering
sering mencatat hal sekecil apapun di log book, karena akan menjadi riwayat catatan
permasalahan yang pernah dialami selama ini dan ketika permasalahan yang sama
terjadi, maka akan mudah untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut.
1.3 Mengisi log sheet
Log sheet adalah catatan tentang data data parameter peralatan pembangkit yang
di record oleh operator setiap dua jam sekali. Selain untuk riwayat data parameter,
disamping mencatat data parameter tersebut operator juga bisa memantau
perkembangan grafik parameter, sehingga apabila terjadi perubahan yang signifikan
pada grafik parameter maka operator CCR akan menyadari dan segera mencari tau
faktor perubahan yang signifikan tersebut.
1.4 Membuat SR ( Service Request )
Service request dibuat apabila ada keabnormalan pada equipment pembangkit
meliputi gejala, dampak, resiko, isolasi yang telah dilakukan, dan saran. Dalam SR juga
ditentukan prioritas kerusakan alat apakah normal, urgent, emergency. SR yang telah
ditulis oleh operator akan diproses oleh rendalhar untuk kemudian diterbitkan WO (
work order ) kepada teknisi bersangkutan. Apabila pekerjaan telah selesai maka WO
akan diubah statusnya menjadi ‘close’ dengan quality control dari pihak operator.
2. Mengoperasikan peralatan pembangkit sesuai dengan SOP dan kondisi
jaringan
Agar peralatan yang kita operasikan bisa aman, dan handal, maka operator CCR
wajib mengoperasikan peralatan pembangkit sesuai dengan SOP (Standar Operasi
Prosedur) yang sudah dibuat. Bahkan bila dibutuhkan perbaikan dari SOP SOP yang
sudah ada, maka diadakan riview SOP yang dilaksanakan 2 minggu sekali dan
pembahasan SOP dihadiri dan di setujui oleh seluruh operator, dengan begitu semua
operator diharapkan bisa mengoperasikan peralatan pembangkit sesuai dengan SOP
yang sudah di setujui oleh semua personil. Diantaranya contoh pengoperasian peralatan
pembangkit sesuai dengan SOP adalah sebagai berikut :
Saat akan mengoperasikan FWP (Feed Water Pump) haruslah berkoordinasi
dengan operator lokal turbine untuk memastikan kondisi FWP dalam keadaan ready.
Yang harus di pastikan operator lokal turbine antara lain adalah pelumasan oil (Feed
water oil pump), pendinginan, perapat (sealing) dari condensate dalam keadaan ready,
tidak ada pekerjaan maintenance di FWP, memastikan FWP belum running, dan
memastikan outlet motorized valve full close. Kemudian operator lokal turbine
menginformasikan kepada operator CCR apabila FWP sudah ready. Start stop peralatan
dilakukan dari DCS oleh operator CCR dan berkoordinasi dengan operator lokal untuk
memastikan keamanan peralatan saat sudah beroperasi.
Kemudian saat akan syncrhone, naik beban, dan turun beban haruslah
berkomunikasi dengan dispatcher untuk memastikan keamanan jaringan agar saat
melakukan syncrhone jaringan, naik beban, dan turun beban, bisa dilakukan dengan
aman dan handal.
3. Melakukan koordinasi dengan operator lokal saat mengoperasikan
peralatan pembangkit bila diperlukan.
Koordinasi yang baik antara operator CCR dan operator lokal diperlukan dalam
mengoperasikan peralatan pembangkit agar didapat pengoperasian yang aman dan
handal. Diantaranya saat akan start stop peralatan pembangkit dan pemantauan
parameter tertentu, karena parameter parameter yang terpasang di unit PLTU
Banjarsari masih bnyak yang belum lengkap dan terbalik, misalnya No KKS yang ada
dilokal dengan di DCS tidak ada atau tidak sama sehingga dibutuhkan pemantauan
oleh operator operator lokal. Maka dari itu operator CCR haruslah sering-sering
berkoordinasi dengan operator lokal untuk memantau peralatan yang masih belum
dilengkapi parameter yang memadai.
4. Menyusun laporan operasi
Kewajiban operator CCR yang lain adalah menyusun laporan. Laporan ini
bersifat rutin di susun oleh operator CCR yang sedang bertugas, adapun jenis jenis
laporan yang di susun oleh operator dan penjelasan nya sebagai berikut :
4.1 Laporan via WA
Laporan ini di kirim pada jam jam tertentu yakni jam 06.00; 14.00; 21.00. Laporan
ini adalah uraian singkat berisi tentang semua kegiatan yang berhubungan dengan
peralatan pembangkit, dan berisi status unit pada saat itu juga disertai parameter
parameter tertentu. Kemudian laporan ini nantinya akan di teruskan sampai pada
direksi PT.PJB dan PT BPI.
4.2 Laporan Produksi Harian
Laporan pengusahaan harian adalah laporan yang ditulis dalam format excell
berisi tentang kondisi pembangkit yang lebih terperinci dari mulai kegiatan kegiatan
yang berhubungan dengan peralatan pembangkit, beban unit tiap setengah jam, update
catatan kwh, juga berisi perhitungan parameter kinerja yang akan dihimpun per bulan.
4.3 Laporan Navitas PJBS
Laporan ini bersifat online, jadi kita perlu melakukan upload di website
sesudahmengisi laporan. Nantinya dari laporan ini, akan terpantau status semua unit
milik PJBS di seluruh indonesia. Laporan ini berisi tentang catatan beban per setengah
jam, dan parameter parameter pendukung tertentu.
KESIMPULAN
Diharapkan dengan diadakannya assesment dan pemetaan karyawan ini, akan
memotivasi personel PJBS di unit PLTU Banjarsari untuk meningkatkan lagi skill dan
kompetensinya sesuai yang diharapkan oleh PT.PJB Services sebagai pengelola jasa
operation and maintenance di PLTU Banjarsari dengan aman, handal, dan effisien.
Agar bisa memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat Pulau Sumatera.