03 Remaja SMTR 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 183

REMAJA Umur 13-15

BUKU AJAR th

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : 1. Penciptaan, Penebusan dan Pengudusan
Allah
3. Sub Pokok Bahasan : 1.1. Makna Penciptaan
4. Bahan Bacaan / Alkitab : Kejadian 1 : 1 - 2 : 7
5. Jenjang / Semester : Remaja I / 1
6. Pertemuan Ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 Menit
8. Hari / Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami dan menghayati makna penciptaan, penebusan dan pengudusan
Allah

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menjelaskan pengertian penciptaan
2. Menerangkan dengan kata-kata sendiri proses penciptaan langit dan bumi
menurut Kejadian 1 : 1 - 2 : 7
3. Menjelaskan maksud penciptaan manusia sebagai gambar dan rupa Allah
4. Menjelaskan makna penciptaan bagi remaja Kristen

IV. URAIAN MATERI


1. Pengertian Penciptaan.
Kata “Penciptaan” mengandung pengertian sebuah proses atau cara
menciptakan, merupakan kata bahasa Indonesia yang telah mengalami
afiksasi (penambahan awalan dan akhiran) dari kata dasar “ cipta “ yang
berarti kesanggupan pikiran untuk mengadakan sesuatu yang baru, yakni
segala sesuatu yang dibuat, dijadikan, dengan melalui sebuah proses.
(Bahasa Inggris : Creating).
Penciptaan langit dan bumi seperti tergambar dalam Kejadian 1 : 1 - 2 : 7,
adalah proses mengadakan atau menjadikan langit dan bumi oleh Allah
sang pencipta. Bahwa kesaksian Kejadia 1 dan 2 merupakan suatu
kenyataan bagaimana Allah menjadikan langit dan bumi beserta isinya dari
yang tidak ada menjadi ada (Creatio ex nihilo ) itulah penciptaan.

2. Terjadinya langit dan bumi menurut Kejadian 1 : 1 - 2 : 7


Dikatakan melalui kesaksian Kejadian 1 : 1 – 2 : 7, bahwa Allah
menciptakan langit dan bumi dalam enam hari dan berhenti pada hari yang
ketujuh. Apa yang disaksikan Kejadian 1 menyatakan Allah dengan kuasa
dan kehendak bebasNya membentuk langit dan bumi, bahwa langit dan
bumi tidak ada dengan sendirinya, melainkan diciptakan oleh Allah secara
berurutan mulai dari hari pertama sampai hari keenam Allah menciptakan
- Terang

1
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

- Cakrawala
- Daratan dan Tumbuhan
- Benda-benda penerang
- Burung-burung dan ikan-ikan
- Binatang dan manusia
Semuanya dijadikan Allah dengan berfirman kecuali manusia. Manusia
dibentuk dari debu tanah dan kemudian diberi nafas kehidupan oleh Allah
sehingga manusia menjadi makluk hidup ( Kejdian 2 : 7 ). Inilah gambaran
keteraturan yang Allah kehendaki dalam karya ciptanya.
Segala yang disediakan Allah adalah demi memberikan kemungkinan hidup
bagi manusia sebagai mandataris Allah di dunia.

3. Maksud penciptaan manusia sebagai gambar dan rupa Allah


Manusia adalah ciptaan Allah yang termulia. Manusia-lah yang akan
meneruskan karya kasih dan kehendak Allah. Terkait dengan
keberlangsungan hidup segala ciptaan. Tuhan Allah memberikan tanggung
jawab kepada manusia untuk berkuasa atas alam ciptaan-Nya. Proses
penciptaan manusia yang berbeda dengan ciptaan lain mengarah pada
kehendak Allah menjadikan manusia sebagai patner-Nya. Manusia
dijadikan sebagai gambar dan rupa Allah ( Imago dei ). Gambar dan rupa
Allah menunjuk pada pengertian suatu hubungan khusus antara Allah
sebagai pencipta dan manusia sebagai ciptaan-Nya. Ada kepentingan antara
Allah dan manusia, dalam hal ini Allah sebagai pemberi tanggung jawab
dan manusia adalah pelaksana dari tamggung jawab tersebut. Kuasa yang
Allah berikan kepada manusia bertujuan agar karya cipta Allah tetap
terpelihara untuk sebuah kehidupan yang berkenan bagi Allah Sendiri.

4. Makna penciptaan bagi remaja Kristen


Sebaiknya penciptaan lebih dipahami oleh remaja Kristen sebagai karya
cipta Allah yang tidak dapat dilepas pisahkan dari tanggung jawab manusia
selaku gambar dan rupa Allah.
Keteraturan ciptaan harus dipandang sebagai bagian dari kehendak kasih
Allah untuk memberikan kehidupan yang layak bagi manusia. Itu berarti
manusia berkewajiban menghargai hidup dan karya ciptaan lainnya.
Bagaimana seorang remaja Kristen mampu menjaga dan melestarikan alam
sekaligus mau memberdayakan hidupnya dengan memanfaatkan sumber
daya alam, itulah tanggung jawab yang harus diwujudkan. Disamping itu
penciptaan dapat dimaknai dengan memahami bahwa ciptaan Allah itu baik
karenanya harus dijaga sehingga tidak dirusakkan oleh pengaruh
perkembangan zaman dll. Penciptaan akan semakin bermakna jika hidup
manusia dijadikan alat untuk memuliakan Tuhan. Remaja Kristen memiliki
tanggung jawab untuk mewujudkan relasi dengan Allah sang pencipta
melalui pengembangan potensi dan pemberdayaan sumber daya alam secara
baik dan benar.

V. AKTIVITAS BELAJAR

2
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

1. Metode yang digunakan : Ceramah bervariasi


2. Langkah kegiatan :

Kegiatan Kegiatan Pengasuh Kegiatan Anak Asuh


Pembukaan Doa Pembukaan Pimpin Lagu
Membaca Alkitab,
Menjelaskan materi
Menyimak, membuat
pelajaran
Inti catatan,
Menyampaikan
dan Menjawab
pertanyaan
pertanyaan
Penutup Doa penutup Memimpin lagu

3. Ayat Hafalan :
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat :
4.2. Sumber : Alkitab. LAI
J.L.CH.Abineno. Pokok-Pokok Penting dari iman
Kristen.
Derek Prime. Tanya Jawab tentang Iman Kristen
W.N.Mc Elrath – Billy Mathias. Ensiklopedia
Alkitab praktis.
Petter Salim, M.A. & Yenny Salim,B.Sc.Kamus
Bahasa Indonesia Kontemporer.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian penciptaan ?
2. Jelaskan proses penciptaan langit dan bumi menurut Kejadian 1 : 1- 2 : 7 ?
3. Jelaskan maksud Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa
Allah ?
4. Jelaskan makna penciptaan bagi dirimu ?

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : 1. Penciptaan, Penebusan dan Pengudusan
Allah
3. Sub Pokok Bahasan : 1.2. Makna Penebusan
4. Bahan Bacaan/Alikitab : Mazmur 103 : 1 - 14
5. Jenjang/Semester :R I/1
6. Pertemuan Ke :

3
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 Menit


8. Hari / Tgl :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami dan menghayati makna penciptaan, penebusan dan pengudusan
Allah

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menjelaskan pengertian penebusan
2. Menjelaskan pengertian penebusan menurut Mazmur 103 : 1 - 14
3. Menjelaskan makna penebusan dalam diri Yesus Kristus
4. Memberikan contoh sikap yang benar sebagai orang yang telah ditebus

IV. URAIAN MATERI


1. Pengertian Penebusan
Kata penebusan mempunyai arti proses, cara atau perbuatan menebus.
Berasal dari kata dasar “tebus” yaknii membayar (dengan uang dsb) untuk
membebaskan tawanan, budak dll, memberikan atau berbuat sesuatu untuk
membatalkan tuntutan atas seseorang, seekor binatang atau suatu benda.
“tebus” juga dapat berarti suatu tindakan agar orang atau binatang atau
benda itu bebas atau di kembalikan kepada hubungan keluarga yang
semestinya. Tata cara pelaksanaan tebusan seperti diceritakan dalam
Keluaran 13 : 13 – 15, Imamat 25 : 47 – 54, Rut 4 : 1 -12 atau Yeremias
32 : 6 -12. Sanak saudara atau pemilik yang menebus budak, perempuan
janda, binatang atau bidang tanah yang menjadi haknya disebut sebagai
penebus. Karena itu Tuhan sendiri disimbolkan sebagai penebus bagi semua
orang yang percaya kepadaNya ( Mazmur 19 : 15 ).

2. Penebusan menurut Mazmur 103 : 1 – 14


Gambaran mengenai penebusan sebagaimana ditulis kitab Mazmur 103
berkaitan dengan ajakan pemazmur utnuk memuji Tuhan atas kebaikanNya
terhadap pemazmur sendiri maupun kepada setiap orang percaya.
Penekanannya lebih kepada tindakan Tuhan dalam mengampuni,
menyembuhkan, menebus, memahkotai dan memuaskan manusia, dilatar
belakangi oleh pengalaman pemazmur yaitu Daud, pada saat mengalami
tekanan dan penderitaan. Perbuatan baik yang Tuhan nyatakan kepada Daud
itu juga telah dinyatakanNya kepada Musa dan orang Israel ( Maz 103 : 7 ),
peristiwa pembebasan Israel dari penindasan di tanah Mesir digambarkan
pemazmur sebagai tindakan penebusan dari Allah. Penebusan dalam
konteks Mazmur 103 mengarah pada karya pemyelamatan Allah bagi
manusia atas dasar kasih setiaNya ( ayat 8 ), penebusan Allah dilakukan
kepada manusia berdosa agar manusia dimuliakan (ungkapan memahkotai),
Dia mengingat kepapaan kita ( ayat 14 ) bahwa manusia berasal dari debu
dan akan kembali ke debu ( Band Kejadian 2 : 7, 3 : 19 )

4
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

3. Penebusan dalam Yesus Kristus


Wujud kasih setia Allah telah ternyata dalam diri Yesus Kristus yang kita
akui sebagai Tuhan dan Juruselamat manusia. Bahwa Yesus Kristus telah
diberikan Allah datang kedunia untuk menyelamatkan setiap orang yang
percaya dari kebinasaan karena dosa. Mazmur 103 merupakan sebuah
pengakuan iman terhadap kasih setia Tuhan yang besar kepada manusia
yang dinyatakan melalui karya penyelamatan didalam Yesus Kristus. Belas
kasihan ke-bapaan Allah itu mencapai puncaknya didalam Yesus Kristus
( band Yohanes 3 : 16. I Yohanes 4 : 10 ). Hal ini harus di pahami dalam
kaitan dengan iman, keyakinan orang percaya terhadap belas kasihan Allah
yang mencapai puncaknya pada kayu salib. Kata-kata terakhir Yesus saat
menjelang kematianNya “ya Bapa ampunilah mereka….( Lukas 23 : 34 ).
Merupakan doa Yesus dimana Ia sendiri menghendaki manusia
memperoleh pengampunan untuk hidupnya.

4. Sikap hidup sebagai orang yang telah ditebus


Hidup sebagai orang-orang tertawan, diperbudak tentu sangat tidak
menyenangkan, padahal semua orang menginginkan hidup bebas, merdeka,
tidak ada seorangpun yang akan rela ditindas, tetapi justru yang terjadi
banyak orang percaya menunjukkan cara hidup sebagai orang yang masih
ditawan, diperhamba oleh dosa walaupun sesungguhanya kita telah ditebus
oleh Yesus Kristus,
Pertama, orang yang telah ditebus harus menyadari diri bahwa ia telah
diselamatkan dari dosa, karena itu ia harus selalu mengucap syukur atas
kasih setia Tuhan yang nyata dalam kehidupannya. Setiap orang yang tau
mengucap syukur akan mampu menata hidupnya terutama soal
pengendalian diri sehingga tidak kembali pada perbuatan dosa lagi.
Kedua, sikap setia melakukan kehendak Tuhan dalam hidupnya.
Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas hidup yang telah diselamatkan
melalui penebusan di dalam diri Yesus Kristus. Hal ini penting sebab
manusia adalah ciptaan Allah yang dilengkapi dengan potensi, talenta dan
kemampuan untuk menanggapi tantangan kehidupan. Seharusnya manusia
mencerminkan pribadi yang telah ditebus, dalam ketulusan dan kerelaan
melakukan kebaikan bagi sesama. Kecenderungan melakukan hal-hal untuk
kepentingan diri lebih mendominasi perilaku kita. Mengakibatkan kita tidak
mampu memperhatikan orang lain sebagai bagian dari kita. Karena itu yang
nampak dalam kata dan perbuatan kita adalah kebencian, marah, dendam
dan bukan pengampunan.

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah bervariasi
2. Langkah kegiatan :

Kegiatan Kegiatan Pengasuh Kegiatan Anak Asuh


Pembukaan Doa Pembukaan Pimpin Lagu
Inti Menjelaskan materi Membaca Alkitab,

5
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Menyimak, membuat
pelajaran
catatan,
Menyampaikan
dan Menjawab
pertanyaan
pertanyaan
Penutup Doa penutup Memimpin lagu

3. Ayat Hafalan : Efesus 1 : 7


4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat :
4.2. Sumber : Alkitab. LAI
Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer
Tafsiran Alkitab Kitab Mazmur
Ensiklopedia Alkitab Praktis
Tanya jawab tentang iman Kristen

VI. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian penebusan ?
2. Jelaskan pengertianm penebusan menurut Mazmur 103 : 1 - 14 ?
3. Jelaskan makna penebusan dalam Yesus Kristus ?
4. Tunjukkan contoh sikap hidup yang benar sebagai orang yang telah
ditebus?

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : 1. Penciptaan, Penebusan dan Pengudusan
Allah
3. Sub Pokok Bahasan : 1.3. Makna Pengudusan
4. Bahan Bacaan/Alikitab : Roma 6 : 18 - 23
5. Jenjang/Semester :R I/1
6. Pertemuan Ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 Menit
8. Hari / Tgl :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami dan menghayati makna penciptaan, penebusan dan pengudusan
Allah

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menjelaskan pengertian pengudusan

6
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

2. Menerangkan kembali pandangan Rasul Paulus tentang pengudusan


menurut Roma 6 : 18 - 23
3. Menjelaskan maksud pengudusan
4. Menjelaskan makna pengudusan bagi remaja Kristen

IV. URAIAN MATERI


1. Pengertian Pengudusan.
Pengudusan dan penyucian adalah dua kata yang hampir sama maknanya.
Keduanya berhubungan dengan sebuah proses, usaha yang ada dalam
konsep kekudusan, kesucian. Istilah “Kudus dari kata “kadosy” (Ibrani)
artinya dikhususkan / dipisahkan, berbeda dari yang lain. Kudus merupakan
kata yang menunjukkan sifat Tuhan Allah yang membedakan Dia dari
segala sesuatu ( Imamat 19 : 2, I Petrus 1 : 15 – 16 ). Orang percaya yang
dijadikan kudus oleh Allah itu tidak lagi “dari dunia” ini ( Yoh : 17 : 14 –
19 ).
Pengudusan adalah proses menjadikan seseorang atau sesuatu hal untuk ada
dalam kekudusan. Proses ini harus berlangsung terus menerus hingga
mencapai kesempurnaan. Pengudusan menjadi sarana menuju kekudusan.
Setiap orang dituntut untuk hidup dalam kekudusan. Pengudusan adalah
panggilan supaya umat turut dalam kesempurnaan tubuh dan roh dari Allah
( I Petrus 1 : 16 )
Tujuan pengudusan selalu dikemukakan sebagai sarana menjadi sama
dengan Kristus, yang dimaksud adalah Allah menghendaki orang Kristen
untuk mencontohi Kristus dan menjadi serupa dengan Dia ( I Kor 11 : 1,
Filipi 2 : 5 ). Proses pengudusan yang demikian hanya mungkin terjadi
dalam Kuasa Roh Kudus, di sana ketaatan kita akan terus bertumbuh hingga
menampakkan diri dalam hidup yang benar dan kudus ( Sola Hagiaso ).
2. Pandangan Rasul Paulus tentang pengudusan (Roma 6 : 18 - 23)
Di atas telah dikatakan, bahwa orang percaya dituntut untuk hidup dalam
kekudusan, itu berarti diperlukan upaya pembaharuan hidup secara
berkelanjutan melalui tuntunan Kuasa Roh Kudus. Siapapun tidak bisa
mengelak, jika benar-benar ingin hidup dalam kekudusan dan harus
melewati proses tersebut.
Rasul Paulus dalam konteks Roma 6 : 18 – 23, mengemukakan
pandangannya terkait dengan pengudusan sebagai proses menuju kekudusan
hidup. Bahwa manusia oleh kelemahannya sesungguhnya telah menjadi
hamba kecemaran karena itu harus mengalami pengudusan. Pengudusan
dimaksud, adalah usaha manusia yang secara sungguh menyerahkan
anggota-anggota tubuh menjadi hamba kebenaran sebagai orang-orang yang
telah dimerdekakan dari dosa oleh Allah sehingga memperoleh hidup kekal
di dalam Kristus Yesus.

3. Maksud Pengudusan oleh Allah


Kekudusan terjadi dari pengajaran Allah dan dengan mengikuti jalan-Nya.
Hidup kita akan menjadi suci dengan berpegang pada Firman Allah serta
menaati perintah-Nya. Dalam hal ini Allah telah memberikan Kristus anak-

7
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Nya sebagaii teladan, dan menghendaki agar kita hidup sejalan dan searah
dengan Kristus, sebab serentak dengan itu Allah telah mengaruniakan Roh
Kudus kepada kita supaya kita mengerti kehendak dan menuruti jalan-Nya
dalam Kristus. Artinya kita meneladani Kristus, sehingga kita terus
mengalami pembaharuan dan menjadi sempurna menurut gambar dan rupa
Allah di dalam Kristus.

4. Makna Pengudusan bagi Remaja Kristen


Dengan dasar kesadaran sebagai manusia ciptaan Allah yang termulia,
mestinya remaja gereja memandang pengudusan sebagai bagian dari
rencana penyelamatan Allah bagi dunia, dimana manusia ada didalamnya.
Catatan Firman Allah ini jelas memberikan pemahaman kepada remaja
Kristen. Agar memiliki nilai pengorbanan yang tidak dapat dibandingkan
dengan apapun. Oleh karena itu manusia harus mampu menjawab tuntutan
Allah untuk mengalami proses pengudusan agar menjadi lebih sempurna di
dalam Kristus Yesus sehingga tidak lagi menjadi orang fasik.
Dengan demikian kita tidak dapat menghindar dari pengudusan hidup,
sebab kita terhisap di dalamnya sebagai orang-orang berdosa yang terus
hidup dan berupaya memiliki kebaikan dan kesempurnaan Allah.

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah bervariasi
2. Langkah kegiatan :

Kegiatan Kegiatan Pengasuh Kegiatan Anak Asuh


Pembukaan Doa Pembukaan Pimpin Lagu
Menjelaskan materi Membaca Alkitab,
pelajaran Menyimak, membuat
Inti
Menyampaikan catatan, dan
pertanyaan Menjawab pertanyaan
Penutup Doa penutup Memimpin lagu

3. Ayat Hafalan : Ibrani 12 : 14

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat :
4.2. Sumber : Alkitab. LAI
Ensiklopedia Alkitab Praktis
Tafsiran Alkitab Kitab Roma
Tanya jawab iman Kristen

VI. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian pengudusan ?

8
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

2. Coba terangkan pandangan Rasul Paulus tentang pengudusan menurut


Roma 6 : 18 – 23 ?
3. Jelaskan maksud pengudusan oleh Allah ?
4. Jelaskan makna pengudusan bagi remaja kristen ?

9
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : 2. Umat yang diciptakan, ditebus,
dibaharui dan dikuduskan
3. Sub Pokok Bahasan : 2.1. Kamu adalah umat ciptaan-Ku
4. Bahan Bacaan Alkitab : Yes 45 : 9 - 13, Mzm 8 : 6
5. Jenjang/semester : R - I /1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60- 90 menit
8. Hari/tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Menghayati makna hidup sebagai umat yang diciptakan, ditebus, dibarui dan
dikuduskan

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menjelaskan pengertian manusia sebagai umat ciptaanKu.
2. Menjelaskan peranan manusia sebagai umat ciptaan.
3. Memberikan contoh sikap remaja sebagai umat ciptaan Allah

IV. URAIAN MATERI


1. Pengertian manusia sebagai umat ciptaanKu
Di antara segala ciptaan Allah, penghargaan tertinggi diberikan kepada
manusia, sehingga manusia disebut “makhluk yang mulia”, makhluk yang
utama dan inilah yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain.
Manusia adalah ciptaan dan manusia diciptakan oleh tangan Allah sendiri
menurut gambar dan rupa Allah. Oleh karena itu :
1. Manusia dijadikan sebagai jiwa dan tubuh mencerminkan pertemuan
antara langit dan bumi, khalik dan makhluk; Roh Allah yang dititipkan
kepdanya selama hidup menjadi lambang dari kuasa yang
menghidupkan persekutuan antara pencipta dan ciptaan.
2. Allah menciptakan manusia,laki-laki dan perempuan di mana laki-laki
menjadi lambang khalik yang memanggil, perempuan menjadi lambang
makhluk yang rela menurut panggilan itu.
3. Manusia diberi kedudukan, seorang tuan yang berkuasa tinggi terhadap
makhluk-makhluk lain di bumi, tetapi saat itujuga ia diserahan tugas
untukbekerja sebagaihamba dan pelayan yang rendah
4. Manusia dibanggakan sebagai makhluk yang sempurna karena segala
sifat dan tugas yang saling melengkapi, menjadikan manusia
sebagaimakhluk yan mirip kepada Allah.
Hal ini menjadikan umat Israel mengaku Allah sendirilah yang menciptakan
langit dan bumi termasuk manusia, sehingga umat Israel tetap ada dalam
sebuah puji-pujian.
Dengan demikian pengetahuan ini memberikan penekanan bahwa manusia
sebagai umat ciptaan Allah adalah :

10
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

a) Manusia memahami keberadaan dan kehadirannya di dalam dunia oleh


kehendak dan kebebasan manusia, harus diselaraskan dengan kebebasan
kehendak Allah bagi manusia.
b) Dalam hidupnya, manusia/umat harus menjalankan hidup dan
kehidupannya sebagaimana rencana dan kehendak Allah untuknya.
c) Manusia/umat harus mempertanggungjawabkan segala hal tentang hidup
dan kehidupannya kepada Allah.
d) Manusia memiliki kualitas yang berbeda dengan Allah. Manusia adalah
debu yang dihembusi napas hidup oleh Allah sehingga menjadi makhluk
yang hidup. Oleh sebab itu manusia harus mengandalkan hidupnya
kepada Allah.

2. Peranan manusia sebagai umat ciptaan Allah


Di hadapan Allah semua manusia adalah sama. Karena semua manusia di
hadapan Allah adalah sama, maka siapapun tidak memiliki hak untuk
menguasai manusia lainnya.
Karena itu peranan manusia sebagai umat yang diciptakan Allah antara
lain :
1) Keberadaan manusia mengharuskan manusia untuk selalu terbuka
kepada Allah dan manusia harus bergaul dengan Allah. Artinya
hubungan manusia dengan Allah adalah hubungan ketergantungan.
Ketergantungan akan kuasa dan peranan Allah dalam hidup harus
diaktakan dengan sikap dan tingkah laku yang benar-benar merendahkan
diri untuk tetap mengharapkan pertolongan Allah dalam hidup. Tanpa
Allah manusia binasa. Manusia tidak dapat mengandalkan kemampuan
kualitas dirinya melebihi kuasa Allah. Dalam menghadapi segala
tantangan dan permasalahan hidup, datanglah pada Allah sebagai jalan,
kebenaran dan hidup, terus melakukan gumulan dengan Allah sebagai
Sang Pencipta, Sang Pemberi Hidup dan sumber solusi bukan mencari
jalan keluar pada apapun yang membinasakan.
2) Saling menghormati martabat manusia, sekaligus menghormati martabat
Sang PenciptaNya.
3) Allah memberikan wewenang kepada manusia untuk berkuasa atas
makhluk lalinnya karenannya manusia tidak boleh menjalankan hidup
dan kehidupannya secara terpisah dari Allah. Menjaga kelangsungan
hidup dengan alam ciptaan lain.
4) Manusia diberi tanggung jawab untuk mengusahakan alam menjadi
lingkungan yang baik dan menyenangkan. Manusia tidak diberi hak
untuk merusak dan menghancurkan, karenanya manusia harus selalu
berusaha untuk menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, indah dan
damai.

3. Contoh sikap remaja sebagai umat ciptaan Allah


1) Menyegarkan jiwa dan roh yakni meluangkan waktu bersekutu dengan
Tuhan dalam doa, membaca firmanNya, beribadah dan memuliakan
namaNya.

11
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

2) Menghormati martabat/jati dirinya sebagai anak Tuhan dengan tidak


terlibat dalam pergaulan bebas, narkoba dan seks bebas.
3) Terus berkarya bagi masa depan dengan berusaha menggali dan
menggunakan kemampuan yang ada lewat belajar.
4) Memperlakukan orang lain sebagaimana kita juga ingin diperlakukan,
dengan saling mendukung, memotivasi orang lain lewat kata-kata dan
tindakan yang menyenangkan.
5) Bersama-sama berusaha menciptakan lingkungan yang aman, nyaman,
indah dan berseri demi kelangsungan hidup.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah, Tanya jawab dan diskusi
2. Langkah kegiatan :

Kegiatan Kegiatan Pengasuh Kegiatan Anak Asuh


- Memimpin doa - Remaja berdoa
pembacaan Alkitab - Membaca secara
Pembukaan
- Memandu baca bergiliran
Alkitab

12
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

- Menjelaskan materi - Mendengar penjelasan


hari ini - Memberikan
- Tanya jawab, diskusi respon/jawaban
seputar materi - Mencatat rangkuman
Inti
- Memberikan materi
rangkuman materi - Menjawab pertanyaan
- Memberikan
evaluasi
- Pandu persemba-han - Remaja berdoa dan
yang diawali dengan memberi persembahan
doa - Remaja berdoa
- Memimpin doa - Menyanyi bersama
Penutup
syafaat - Berdoa
- Mengajak menyanyi
- Meminta berkat
Tuhan

3. Ayat Hafalan :
“Jika anda di kenal oleh dunia sebagai milik
Kristus, maka Kristus dapat dikenal oleh dunia
melalui anda”
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal.
4.2. Sumber : Alkitab, Kurikulum Inti, Teologi PL, Di Sini Ku
Temukan, Hidup Baru 1, Pengantar PL

VI. EVALUASI
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar
1. Jelaskan pengertian manusia sebagai umat ciptaanKu !
2. Jelaskan peranan manusia sebagai umat ciptaan !
3. Berikan contoh sikap remaja sebagai ciptaan Allah !

13
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : 2. Umat yang diciptakan, ditebus, dibarui
dan dikuduskan.
2. Sub Pokok Bahasan : 2.2. Kamu adalah umat pilihanKu
3. Bahan Bacaan Alkitab : Ul 32 : 10; Yes 42 : 1 - 6; I Pet 2 : 9 - 10
4. Jenjang/semester :RI/1
5. Pertemuan ke :
6. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 menit
7. Hari/tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Menghayati makna hidup sebagai umat yang diciptakan, ditebus, dibarui dan
dikuduskan

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menjelaskan maksud Allah memilih Israel sebagai umat pilihanNya.
2. Menjelaskan makna tindaan Allah terhadap Israel sebagai umat pilihanNya.
3. Menjelaskan peranan Allah terhadap orang percaya sebagai umat
pilihanNya.
4. Memberikan contoh sikap remaja sebagai umat pilihan Allah.

IV. URAIAN MATERI


1. Maksud Allah memilih Israel sebagai umat pilihanNya :
Israel adalah suatu bangsa yang umumnya dikenal sebagai bangsa pilihan
Allah. Israel disebut sebagai bangsa pilihan Allah bermula dari pemberian
nama Israel kepada yakub dan mulai berproses pada peristiwa-peristiwa
Bapa Leluhur atau nenek moyang Israel yakni Abraham, Isak dan Yakub
dimana Allah menyatakan diri, memanggil, memilih dan mengikat janji
berulang kali kepada mereka. Dan peristiwa pemanggilan leluhur Israel ini
dimengerti sebagai peletakan dasar berdirinya umat Israel dan sebagai awal
sejarah umat Israel serta menjadi pokok dasar kepercayaan umat Allah.
Allah bertindak terhadap BApa leluhur itu, bertindak denagn memakai
manusia di dalam rencanaNYa dan maksud Allah ternyata disalurkan
melalui orang-orang atau tokoh-totkohitu, jadi bangsa Israel sebagai milik
Allah, ssama sekali tidak mempunyai kebaikan apa-apa yang bisa
dibanggakan tetapi justru kepada merekalah panggilan Allah itu dating.
Allah menyatakan diriNya kepada Abraham, Isak dan Yakub dengan
maksud :
1. Sesuai dengan panggilan dan perkenaanNya sendiri bukan karena
sesuatu hak, jasa atau bakat kepada pihak mereka.
2. Untuk membuat mereka menjadi alat di dalam rencana-rencana dan
menjadi pelopor-pelopor umatNya dimasa depan.
3. Dengan menggerakan mereka sehingga mereka menjawab panggilan
sebagai hamba, nabi atau saksi Tuhan di tengah-tengah segala bangsa.

14
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Melalui para Bapa leluhur ini dan dengan perantaraan mereka serta di dalam
kesatuan dengan mereka, Allah memilih segenap umat Israel di mana
Yakub diberi nama Israel. JAdi Allah memilih dengan sukarela, menurut
kedaulatan, kehendak dan pertimbanganNya sendiri, kehendak bebasNya
yang tidak beralasan pada keadan atau sikap orang-orang itu melainkan
semata-mata pada kehendak dan rencanaNya sendiri yakni rencana
keselamatan.

2. Makna tindakan Allah terhadap Israel sebagai umat pilihanNya :


Allah memilih orang-orangNya, memanggil mereka bukanlah untuk
mengecap kenikmatan segala pemberian Allah kepada mereka dan
keluarganya. Tetapi Allah menggerakan orang-orangNya baik jasmani
maupun rohani, tindakan Allah terhadap orang-orang pilihanNya termasuk
kepada Israel sebagai umat pilihanNya mempunyai makna bahwa :
1. Supaya mereka digerakan dan dibangkitkan sebagai manusia baru artinya
bahwa Allah membangkitkan semangat kerelaan, percaya serta taat
kepada Allah.
2. Menuntut suatu sikap baru terhadap tugas di tengah-tengah masyarakat
bangsa-bangsa di segala negeri “penumpangan” mereka sebagai orang
asing. Sikap baru yang dimaskkudkan adalah dengan menuruti jalan
Tuhan, melakukan kebenaran dan keadilan, sehingga keberadaan mereka
inilah yang menjadi tantangan terhadap masyarakat di negeri
penumpangan mereka.
3. Orang-orang atau umat yang digerakannya menjadi hambaNya dan
saksiNya, menjadi hamba yang mau melayani dan rela untuk terus
menjadi saksi karya Allah bagi hidup manusia.

3. Peranan Allah terhadap orang percaya sebagai umat pilihanNya


Bukan hanya kepada bangsa Israel Allah menaruh perhatianNya tetapi Ia
bebas untuk memilih bangsa-bangsa manapun. Ia mempunyai kehendak
bebas dan berdaulat atas semua bangsa untuk itulah ketika umat tetap
percaya dan mengasihi namNya dan perbuatan kuasaNya maka Allah pun
tetap bertindak dan berperan atasnya.
Peranan Allah terbukti dari :
1. Allah memberkati orang-orang Allah dapat memberi berkat menurut
kesukaanNya sendiri dan seorangpun tidak ada yang berhak, tetapi justru
berkat itu dilimpahkanNya pada segala yang hidup termasuk juga atas
mereka yang tidak dipilihNya.
2. Segala tindakan Allah berhubungan dengan rencanaNya yakni
pemeliharaan dan penyelamatan bagi manusia terhadap kekacauan dan
kebinasaan yang menjadi akibat pemberontakannya.
3. Kuasa Allah dinyatakan kepada mereka yang sakit, memberikan
penglihatan kepada mereka yang buta.
4. Memberikan kebebasan dan kelepasan kepada mereka yang tertindas dan
menderita.

15
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

4. Contoh sikap remaja sebagai umat pilihanNya


Remaja harus menyadari dirinya sebagai orang-orang yang telah dipilih
karenanya sikap yang harus ditampilkan adalah :
1. Rajin berdoa dan beribadah
2. Terus memuji dan memuliakan Tuhan lewat talenta yang dianugerahkan
Tuhan
3. Tidak terlibat dalam pergaulan bebas yang menyesatkan
4. Hidup tetap bersih dan menjadi terang bagi orang lain
5. Mempunyai semangat dalam kegiatan-kegiatan gerejawi dan sosial

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah, Tanya jawab dan diskusi
2. Langkah kegiatan :
Kegiatan Kegiatan Pengasuh Kegiatan Anak Asuh
- Memimpin doa - Remaja berdoa
pembacaan Alkitab - Membaca secara
Pembukaan
- Memandu baca bergiliran
Alkitab
- Menjelaskan materi - Mendengar
hari ini penjelasan
- Tanya jawab, diskusi - Memberikan
seputar materi respon/jawaban
Inti
- Memberikan - Mencatat
rangkuman materi rangkuman materi
- Memberikan - Menjawab
evaluasi pertanyaan
- Pandu persemba-han - Remaja berdoa dan
yang di memberi
- awali dengan doa persembahan
- Memimpin doa - Remaja berdoa
Penutup
syafaat - Menyanyi bersama
- Mengajak menyanyi - Berdoa
- Meminta berkat
Tuhan

3. Ayat Hafalan :
“Tetapi kamulah bangsa yang terpiolih, imamat yang
rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah
sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-
perbuatan yang besar dari Dia, yang telaah
memanggilkamu keluar dari kegelapan kepada
terangNya yang ajaib”. (I Pet 2 : 9)
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal.
4.2. Sumber : Alkitab, Kurikulum Inti, Teologi PL, , Pengantar PL

16
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

VI. EVALUASI
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar
1. Jelaskan maksud Allah memilih Israel sebagai umat pilihanNya
2. Jelaskan makna tindakan Allah terhadap Israel sebagai umat pilihanNya
3. Jelaskan peranan Allah terhadap orang percaya sebagai umat pilihanNya
4. Berikan contoh sikap remaja sebagai umat pilihan Allah

17
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : 2. Umat yang diciptakan, ditebus, dibarui
dan dikuduskan
3. Sub Pokok Bahasan : 2.3.Kamu adalah umat yang ditebus
4. Bahan Bacaan / Alkitab : Mazmur 107 : 1 - 3; Yesaya 43 : 1 - 4
5. Jenjang / Semester :R I/1
6. Pertemuan Ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 menit
8. Hari / Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Menghayati makna hidup sebagai umat yang diciptakan, ditebus, dibaharui dan
dikuduskan

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menjelaskan kamu adalah umat yang ditebus
2. Menjelaskan respon manusia sebagai umat yang ditebus
3. Memberikan contoh sikap hidup remaja sebagai umat yang ditebus

IV. URAIAN MATERI


1. Pengertian kamu adalah umat yang ditebus
Istilah “kamu” sebagai umat yang ditebus adalah umat yang telah
mengalami suatu proses kelepasan atau penyelamatan dari Allah ketika
umat itu ada dalam kesesakan dan penderitaan. Berdasarkan Mazmur 107 :
1-3 dan Yesaya 43 : 1-4 menceritakan tentang karya Allah dalam menebus
umat israel ketika mengalami penindasan dan penderitaan, sehingga umat
israel dapat terlepas dari situasi yang parah dan berbahaya. Ditengah-tengah
penindasan dan kesengsaraan mereka, Allah hadir menyatakan kasihNya
dan untuk menyelamatkan umat. Hal ini menunjukan bahwa Allah sangat
peduli dengan keberadaan umatNya, bahkan Allah memberikan berkat dan
janji penyertaanNya. Karena kasih Allah yang nyata dalam kehidupan umat
israel maka mereka mengungkapkan syukur mereka lewat puji-pujian.

2. Respon manusia sebagai umat yang ditebus


Umat memuji Allah karena mereka mengalami kasih setia dan pemeliharaan
Allah lewat seluruh kehidupan mereka ketika dibebaskan dan diselamatkan
dari kondisi yang mengancam hidup mereka, dan Allah menunjukan
kesetiaanNya jauh melampaui apa yang diharapkan umat. Kasih setia Allah
berinti pada pembebasan yang disebut penebusan .
Selaku orang percaya yang telah ditebus oleh Allah dan telah mengalami
kasih setiaNya dalam seluruh kehidupan kita maka tentunya kita harus
mengucap syukur dalam segala hal baik susah maupun senang bahkan harus
memiliki cara hidup yang sesuai dengan kehendak Allah lewat tutur kata
dan perbutan kita sehari-hari sehingga kehidupan kita dapat berguna untuk

18
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

orang lain. Sikap seperti inilah yang menunjukan pada umat yang mengucap
syukur dan berterima kasih kepada Allah.

3. Sikap hidup remaja sebagai umat yang ditebus


- Mengandalkan Tuhan dalam seluruh hidup
- Menghargai hidup sebagai pemberian Tuhan dengan tidak merusaknya
dengan perbuatan-perbuatan yang jahat
- Selalu mengucap syukur dalam segala hal kepada Tuhan
- Berusaha untuk melakukan perbutan-perbuatan yang baik, berguna bagi
kehidupan semua orang

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah bervariasi
2. Langkah kegiatan :

Kegiatan Kegiatan Pengasuh Kegiatan Anak Asuh


- Memimpin doa - Remaja berdoa
pembacaan Alkitab - Membaca secara
Pembukaan
- Memandu baca ber-giliran
Alkitab
- Menjelaskan materi - Mendengar
hari ini penjelasan
- Tanya jawab, dis- - Memberikan
kusi seputar materi respon/jawaban
Inti
- Memberikan - Mencatat
rangkuman materi rangkuman materi
- Memberikan - Menjawab
evaluasi pertanyaan

19
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

- Pandu persemba-han - Remaja berdoa dan


yang diawali dengan memberi
doa persembahan
- Memimpin doa - Remaja berdoa
Penutup
syafaat - Menyanyi bersama
- Mengajak menyanyi - - Berdoa
- Meminta berkat
Tuhan

3. Ayat Hafalan :
“Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari
cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari
nenek moyanmu itu bukan dengan barang yang fana,
bukan pula degan perak atau emas “(I Petrus 1 : 18).
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Papan tulis, spidol, flanel, alat tulis lainnya
4.2. Sumber : Alkitab, kurikulum, buku pengantar dan Theologia
PL

VI. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian kamu adalah umat yang ditebus ?
2. Jelaskan respon manusia sebagai umat yang ditebus ?
3. berikan contoh sikap hidup remaja sebagai umat yang ditebus ?

20
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : 2. Umat yang diciptakan, ditebus, dibarui
dan dikuduskan
3. Sub Pokok Bahasan : 2.4.Kamu adalah umat yang dibarui dan
dikuduskan
4. Bahan Bacaan / Alkitab : Imamat 11 : 44 - 45; I Petrus 1 : 13-19,
Efesus 4 : 17-32, kolose 3 : 5-17
5. Jenjang / Semester :RI/1
6. Pertemuan Ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 menit
8. Hari / Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Menghayati makna hidup sebagai umat yang diciptakan, ditebus, dibaharui dan
dikuduskan

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menjelaskan kamu adalah umat yang dibarui
2. Menjelaskan kamu adalah umat yang dikuduskan
3. Menyebutkan ciri-ciri hidup yang dibarui
4. Menyebutkan ciri-ciri hidup yang dikuduskan
5. Memberikan contoh sikap hidup remaja yang telah dibarui dan dikuduskan

IV. URAIAN MATERI


1. Pengertian kamu adalah umat yang dibaharui
Umat yang dibarui adalah orang-orang percaya yang telah mengalami suatu
proses perubahan dari hidup lama yang bertentangan dengan kehendak
Kristus dan hidup baru sesuai kehendakNya. Tujuan utama kehadiran
Kristus bagi manusia adalah memperbaharui dan menebus manusia,
menjadikan manusia sebagai ciptaan yang baru. Menjadi manusia baru
berarti manusia yng telah memperoleh keselamatan dari Allah, sehingga
mampu menunjukan pola dan sikap hidup yang kudus dan berkenan kepada
Allah bahkan mampu menghadapi segala tantangan hidup Inilah yang
menjadi tanda kehidupan baru yang dianugerahkan Allah kepada manusia.
Dengan hidup didalam Kristus dan dipimpin oleh Roh Kudus, maka segala
kebaikan hidup yang diteladankan oleh Kristus kepada manusia tampak juga
dalam kehidupan orang beriman tersebut, Itu berarti orang beriman yang
hidupnya dipimpin oleh Roh Kudus menampakan buah Roh dalam
kehidupannya sehari-hari (bnd Galatia 5 : 19-23). Untuk itu kita harus
memiliki hidup yang berkualitas yang lebih baik dari hidup yang
sebelumnya dan harus taat dan memberi hidup ini diproses secara terus-
menerus oleh Kristus.

2. Pengertian kamu adalah umat yang dikuduskan

21
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Pengertian dikuduskan berarti dikhususkan (bahasa ibrani = Qadosy) atau


disucikan, berbeda dari yang lain (II tawarikh 29 : 20-22, Imamat 11 : 14, I
Tesalonika 4 :3,7). Jadi umat yang dikuduskan berarti manusia yang
dikhususkan Allah dan mengalami proses perubahan batin yang terjadi
berangsur-angsur yang menghasilkan kemurnian, kebenaran moral dan
pemikiran-pemikiran lahiriah yang baik menurut kehendak Allah. Oleh
sebab itu tidak ada kesucian didalam manusia dan sumber kesucian
hanyalah Allah sendiri, maka manusia tidak dapat menguduskan dirinya
sendiri, pekerjaan itu harus dilakukan oleh Allah
Allah mengambil prakarsa itu didalam orang percaya (Filipi 2 : 13). Untuk
itu kita sebagai orang percaya harus
mempersembahkan seluruh hidup kita kepada Allah dan dikuduskan oleh
Allah serta dipenuhi oleh Roh Kudus. Sesudah terjadi penyerahan yang pasti
dan jelas maka, pekerjaan pengudusan dilangsungkan dan diteruskan. Itulah
pekerjaan Roh Kudus didalam diri orang percaya. Dengan demikian kita
bertumbuh didalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan Yesus
( II Petrus 3 : 8).
3. Ciri ciri hidup yang telah dibaharui
- Berkata benar seorang terhadap yang lain
- Tidak mendendam atau rela mengampuni
- Tidak mencuri dan tekun bekerja keras
- Mengatakan hal-hal yang baik dan sopan bagi banyak orang
- Menjauhkan diri dari berbagai kejahatan yang menyesatkan

4. Ciri-ciri hidup yang telah dikuduskan


- Takut Tuhan
- Memiliki kerendahan hati
- Penguasaan diri terhadap hal-hal yang jahat
- Sabar terhadap orang lain
- Saling mengasihi

5. Contoh sikap hidup remaja yang dibaharui dan dikuduskan


- Tidak terpengaruh dan terjerumus dalam seks bebas, narkoba, miras, judi
dan kekerasan yang merusak tubuh yang adalah kabah Allah
- Berusaha untuk menciptakan kedamaian dan ketentraman dengan orang
lain
- Terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang positif seperti aksi sosial dll.

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah bervariasi
2. Langkah kegiatan :

Kegiatan Kegiatan Pengasuh Kegiatan Anak Asuh


Pembukaan - Memimpin doa - Remaja berdoa
pembacaan Alkitab - Membaca secara

22
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

- Memandu baca bergiliran


Alkitab
- Menjelaskan materi - Mendengar
hari ini penjelasan
- Tanya jawab, dis- - Memberikan
kusi seputar materi respon/jawaban
Inti
- Memberikan - Mencatat rangkuman
rangkuman materi materi
- Memberikan evaluasi - Menjawab
pertanyaan
- Pandu persemba-han - Remaja berdoa dan
yang diawali dengan memberi persem-
doa bahan
- Memimpin doa - Remaja berdoa
Penutup
syafaat - Menyanyi bersama
- Mengajak menyanyi - Berdoa
- Meminta berkat
Tuhan

3. Ayat Hafalan :
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,
sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan
kepada Allah dan yang sempurna “(Roma 12 : 1-2)

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat : Papan tulis, flanel, alat tulis
4.2. Sumber : Alkitab, kurikulum, buku Theologia PB, Buku dasar
yang teguh, ensiklopedia dan referens lainnya

VI. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian kamu adalah umat yang dibaharui ?
2. Jelaskan pengertian kamu adalah umat yang dikuduskan ?
3. Sebutkan ciri-ciri hidup yang dibaharui ?
4. Sebutkan ciri-ciri hidup yang dikuduskan ?
5. Berikan contoh sikap hidup remaja yang telah dibaharui dan dikuduskan ?

23
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : GEREJA
2. Pokok Bahasan : 1. Hakikat Gereja
3. Sub Pokok Bahasan : 1.1. Gereja Yang Ditebus, Dikuduskan dan
Diutus
4. Bahan Bacaan/Alkitab : Yohanes 17 : 6 - 23; II Korintus 5 : 11 - 20;
I Petrus 2 : 5 - 10; Matius 16 : 13 – 19; I
Korintus 12,13,14.
5. Jenjang / Semester :RI/1
6. Pertemuan Ke :
7. Waktu : 60 - 90 menit
8. Hari, tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Hakikat Gereja sebagai umat pilihan Allah yang ditebus,
dikuduskan dan diutus.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan Pengertian Gereja
2. Menjelaskan Pengertian Gereja yang ditebus
3. Menjelaskan Pengertian Gereja yang dikuduskan
4. Menjelaskan Pengertian Gereja yang diutus

IV. URAIAN MATERI


1. Pengertian Gereja
Gereja pada pengertiannya adalah persekutuan orang-orang percaya. Orang-
orang percaya yang dimaksudkan adalah orang-orang yang mengaku dan
menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juruslamat. Dikatakan
demikian karena Yesus Kristus adalah dasar dan kepala atas gereja itu
sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa yang menghadirkan gereja di tengah-
tengah dunia adalah Yesus Kristus, lewat karya penyelamatan-Nya,
sehingga Yesus membawa manusia keluar dari kegelapan dan masuk pada
terang.
Dengan demikian dapat dilihat dari sisi iman Gereja dalam pengertiannya
adalah persekutuan orang-orang percaya kepada Yesus Kristus yang dibawa
keluar dari kegelapan kepada terang yang ajaib. Sehingga gereja tidak boleh
dipahami sebagai bangunan atau gedung tetapi gereja adalah manusia.

2. Pengertian Gereja yang ditebus


Gereja yang ditebus dalam pengertiannya adalah juga menunjukkan pada
orang-orang percaya yang diselamatkan oleh Allah dalam diri Yesus
Kristus. Untuk itu penebusan dalam II Korintus 5:11-20 secara tegas
menguraikan tentang pribadi Yesus yang menyelamatkan orang-orang
berdosa yang percaya kepada-Nya, karena itu manusia yang ditebus mesti
menyadari bahwa:

24
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

1. Dirinya adalah sebagai manusia berdosa


2. Sebagai manusia berdosa kita telah ditebus dalam diri Yesus Kristus
3. Sebagai manusia yang ditebus oleh Yesus, kita mesti menghargai
pengorbanan-Nya dengan cara melakukan perbuatan-perbuatan yang
benar sebagai bukti bahwa kita adalah murid-murid-Nya
Dengan jika kita telah memahami keberadaan manusia sebagai gereja yang
ditebus oleh Yesus Kristus, maka manusia percaya dalam hidupnya mesti
menempatkan Yesus Kristus sebagai dasar dan kepala dalam seluruh
keberadaannya.

3. Pengertian Gereja yang dikuduskan


Pengertian gereja yang kudus oleh Allah, adalah menunjukkan pada
manusia yang telah ditebus oleh Allah menjadi umat kepunyaan Allah
(Yoh. 17:9-10). Untuk itu umat yang dikuduskan Allah mesti memiliki ciri-
ciri hidup yang dapat mengartikan bahwa mereka berbeda dengan
orang/umat yang bukan Kristen.
Ciri-ciri hidup gereja yang dikuduskan, yang dapat membedakan kita
dengan orang lain antara lain:
1. Rendah hati
2. Jujur dalam berkarya dan bekerja
3. Sopan dalam tutur kata
4. Berpikir yang dewasa dalam pengambilan keputusan
5. Bekerja keras tidak menjadi anak-anak harap gampang
6. Rajin beribadah serta selalu mengucap syukur dalam segala hal
Dari keenam ciri-ciri di atas pada prinsipnya menunjukkan pada cara hidup
gereja ditengah-tengah dunia sebagai umat kepunyaan Allah.

4. Pengertian Gereja yang diutus


Gereja yang diutus berdasarkan Markus 16:13-14 menunjukkan pada tugas
pemberitaan Injil. Pada ayat 15 dikatakan bahwa ; Britakanlah Injil kepada
seluruh makhluk. Hal ini menunjukkan pada tanggung jawab yang mesti
dijalankan oleh setiap manusia Kristen yang adalah warga gereja sendiri.
Oleh sebab itu, dapat dipahami bahwa tujuan gereja yang diutus ke tengah-
tengah dunia adalah untuk memberitakan injil. Hal-hal yang berhubungan
dengan pengutusan pembritaan Injil adalah:
1. Menyampaikan Kabar sukacita
2. Membangun persekutuan umat dari pelbagai latar belakang kehidupan
(Sosial, ekonomi, pendidikan dll).
3. Menyakinkan orang tentang kebenaran Injil dalam sikap dan perbuatan.
4. Berani untuk menyatakan kebenaran Allah kepada siapa saja (Kepada
Semua Orang)
5. Rela berkorban
6. Memiliki Iman yang kokoh kepada Yesus Kristus sebagai batu penjuru,
dasar dan kepala atas gereja.
Dari enam pokok di atas lebih jelas pengasuh dapat membaca di dalam, Injil
Matius 16:13-19 dan I Korintus 12:13-14, serta I Petrus 2:5-10. Dalam

25
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

melengkapi kita dalam pemahaman gereja yang di utus. Dengan demikian


kita dapat memotivasikan remaja untuk memahami dan menyadari bahwa
dirinya juga adalah gereja yang ditebus, dikuduskan dan diutus sehingga
mesti ada perubahan hidup secara total di dalam kehidupan gereja.

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah bervariasi
2. Langkah kegiatan :

Kegiatan Kegiatan Pengasuh Kegiatan Anak Asuh


Pembukaan Doa Pembukaan Pimpin Lagu
Menjelaskan materi Membaca Alkitab
pelajaran Menyimak, membuat
Inti
Menyampaikan catatan dan menjawab
Pertanyaan pertanyaan
Penutup Doa Penutup Memimpin Lagu

3. Ayat Hafalan : I Timotius 4:12


4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Papan tulis, dan alat tulis
4.2. Sumber : Alkitab, kurikulum, buku Theologia PB, Buku dasar
yang teguh, ensiklopedia dan referens lainnya

VI. EVALUASI
1. Jelaskan Pengertian Gereja
2. Jelaskan Pengertian Gereja yang ditebus
3. Jelaskan Pengertian Gereja yang dikuduskan
4. Jelaskan Pengertian Gereja yang diutus

26
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : GEREJA
2. Pokok Bahasan : 2. Konsep Eklesiologi GPM
3. Sub Pokok Bahasan : 2.1. Sejarah GPM
4. Bahan Bacaan/Alkitab : Kisah Para Rasul 2:1-13; I Korintus 3 : 6-9
5. Jenjang / Semester :RI/1
6. Pertemuan Ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 menit
8. Hari, tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Remaja mampu menginterpretasikan konsep Ekklesiologi GPM, demi tumbuh-
kembangkannya sikap missioner dalam tugas bergereja

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menjelaskan konsep Ekklesiologi GPM
2. Menceritakan latarbelakang berdirinya GPM
3. Menjelaskan perkembangan GPM sampai sekarang.

IV. URAIAN MATERI :


1. Eklesiologi GPM.
Wawasan Eklesiologi GPM adalah pemahaman (cara pandang) Gereja
Protestan Maluku tentang dirinya sendiri. Untuk memahami eklesiologi
GPM maka kita mesti bertolak dari Tata Gereja GPM dan PIP - RIPP GPM.
Dalam Tata gereja dan PIP - RIPP GPM dikaji Sejarah Gereja Protestan
Maluku. dalam kaitan dengan sejarah dan pengalaman bergereja GPM yang
memperlihatkan bahwa perjalanan sejarah GPM merupakan bagian yang
utuh dari perjalanan sejarah pelaksanaan Amanat Tuhan Yesus Kristus.
Tetapi pada pihak lain menggambarkan perjalanan gereja di tengah-tengah
perjalanan sejarah bangsa-bangsa di dunia, khususnya bangsa dan Negara
Indonesia.
Pola Induk Pelayanan (PIP) adalah landasan konsepsional pelayanan gereja.
Rencana Induk Pengembangan Pelayanan adalah landasan operasional
Pelayanan Gereja. Keduanya merupakan kebijaksanaan yang memberikan
arah dan haluan pelayanan GPM ditengah realisme (kenyataan) wilayah
pelayanan dalam rangka pelaksanaan Amanat Pelayanan Gereja. Dalam
penyusunan PIP-RIPP GPM, telah berlangsung dalam 3 kurun waktu (dasa
warsa) yaitu : Periode tahun 1983–1995; Periode tahun 1995–2005 dan
Periode tahun 2005-2015.
Dalam pelaksanaan PIP-RIPP ini dikaji dan dievaluasi serta diperbaharui
dan ditetapkan pada persidangan Sinode GPM. Dalam pengkajian PIP-RIPP
GPM 1995 - 2005, terjadi pergeseran arah eklesiologi GPM dalam
menghadapi tantangan pelayanan gereja dan masyarakat yang kian luas,
kompleks dan multidimensi. Dalam penyusunan PIP-RIPP GPM maka
Dasar Pelayanan mesti dimulai dari wawasan eklesiologis GPM.

27
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Eklesiologi GPM itu sendiri berbicara tentang :


- Gereja Protestan Maluku adalah jemaat setempat atau umat yang berada
di kawasan kepulauan Maluku, yang dipanggil oleh Allah Bapa,
dikumpulkan dan dipersatukan menjadi satu tubuh Kristus Kepala Gereja
dan Tuhan Penyelamat serta yang terus ditutun, dikuduskan dan
dibaharui oleh Roh Kudus.
- Gereja Protestan Maluku adalah jemaat setempat atau umat yang
dibebaskan, diselamatkan dan diutus Tuhan untuk memberitakan Injil
Kerajaan Allah kepada seluruh makhluk ciptaan Allah.
- Gereja Protestan Maluku adalah jemaat setempat atau umat yang
merupkan persekutuan murid-murid Yesus Kristus yang diutus kedalam
dunia untuk bersekutu, bersaksi dan melayani dunia dengan perkataan
dan perbuatan. Jemaat bukanlah objek dalam pelayanan, tetapi subjek
atau pelaku pelayanan itu sendiri. Gereja adalah orang-orang yang diutus
untuk bersaksi dan melayani dunia, mengikuti pola hidup Yesus.
- Gereja Protestan Maluku adalah jemaat setempat yang mengakui dan
menerima Sistem Presbiterial Sinodal sebagai system kepemimpinan
gereja. Sistem Presbiterial Sinodal bertitik tolak dari jemaat setempat.

2. Sejarah Berdirinya GPM.


Sebelum Gereja Protestan Maluku berdiri sendiri di tahun 1935, kita
mengenal apa yang disebut Gereja Protestan Indonesia di Maluku yang di
pimpin oleh seorang Pendeta. Wilayah Gereja Protestan Indonesia di
Maluku yang di sebut Resort Kependetaan Amboina. Ia meliputi afdeeling
(wilayah-wilayah) yang dapat disamakan dengan wilayah Klasis sekarang.
Gereja Protestan Indonesia sebagai satu gereja yang diurus pemerintah
ketinggalan zaman karena sejak akhir abad ke18, Negara-negara di Barat
mengatakan diri netral terhadap agama.
Sebagai gereja Pemerintah, sifat kepemimpinannya tidak sesuai dengan sifat
kepemimpinan gereja yang benar yaitu sifat kepemimpinan gembala yang
melayani. Kepemimpinan GPI lebih bersifat administrator dan otoriter.
Terhadap corak kepemimpinan ini sejumlah anggota jemaat tidak setuju dan
mengambil prakarsa untuk mengajukan surat permohonan yang berisi protes
kepada GPI di Jakarta. Isi surat ini tidak ditujukan kepada pribadi pendeta
tetapi kepada struktur gereja (tgl. 14 Januari 1932) Terhadap struktur GPI
yang tidak sesuai dengan wujud gerja yang benar ini makin mendorong
keinginan jemaat di Maluku untuk berdirinya gereja sendiri. Untuk
mewujutkan keinginan itu maka jemaat-jemaat di Maluku membentuk suatu
perkumpulan yang di sebut “De Autonome Maluksche Kerk”(Gereja
Maluku Otonom). Tujuan perkumpulan ini adalah memperjuangkan
otonomi penuh dari jemaat-jemaat GPI di Maluku dan mengorganiser
jemaat-jemaat setempat itu menjadi Gereja Maluku.
Pada rapat GPI tahun 1933 di Jakarta ditetapkan pemisahan GPI dari Negara
secara administrasi tetapi pemisahan secara keuangan masih ditangguhkan.
Sebelum rapat tersebut pada tanggal 19 Mei 1933 di Maluku telah terbentuk

28
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

badan Sinode gereja di Maluku yang disebut Proto Sinode dan mengadakan
sidang pada tanggal 24-27 Maret 1933 di Ambon. Pada persidangan pertama
ini dibicarakan dan ditetapkan :
- Nama Gereja Maluku - Gereja Maluku Injili Am (GMIA)
- Tata gereja G M I A.
Sidang Proto Sinode yang ke dua berlangsung pada tanggal 7 Desember
1933 di bicarakan :
1. Usul Problem tata gereja GMIA
2. Usul problem nama GMIA menjadi Gereja Protestan Maluku.
3. Membicarakan surat terbuka AMK (Autonome Maluksche Kerk) dan
komite umum menyangkut bentuk dan tata gereja.
Dalam sidang Proto terakhir 5 September 1935 dibicarakan tentang :
1. Penyerahan kepemimpinan kependetaan GPI Resort Amboina kepada
Pimpinan Badan Pekerja Sinode GPM.
2. Diterima untuk diberlakukan tata gereja GPM yang sudah disahkan oleh
GPI.
3. Acara upacara pelantikan GPM tanggal 6 September 1935.
4. Acara persidangan Sinode pertama pada tanggal 7 September 1935.
Pada upacara pelantikan GPM pada tanggal 6 september 1935, maka secara
resmi GPM terlepas dari pemerintah baik secara adminstratif maupun
keuangan. Dan yang menjadi ketua Sinode GPM yang pertama ialah
Pendeta J.E. Stap dan wakil ketua Pendeta Tutuarima.
Sesuai tata gereja GPM yang menerima system kepemimpinan presbeterial
sinodal maka secara bertingkat kepemimpinan berlangsung dari Jemaat,
Klasis ke Sinode. Pada waktu itu wilayah GPM hanya terbagi atas 7 Klasis
yaitu : Ambon, Lease, Seram Barat, Seram Timur, Banda, Ternate, Ambon
Kota, Enam bidang : Aru, Kei,Tanimbar, Irian Barat dan dua lapangan yaitu
Irian Barat Daya dan Buru Utara. Selama kurun waktu 1935 – 1942 baik
pendeta, ketua resort kependetaan Amboina maupun ketua Sinode GPM
berasal dari gereja di Belanda karena pendidikan mereka dan karena mereka
diangkat oleh GPI. Pada akhir tahun 1942 setelah Jepang menduduki
Indonesia Ketua Sinode ditawan karena berkebangsaan Belanda maka badan
Pekerja Sinode yang berkebangsaan Indonesia mengambil alih
kepemimpinan gereja sampai terpilihnya ketua Sinode pertama orang
Indonesia di Zaman Jepang Yaitu Pendeta S. Marantika.
Sidang Sinode pertama di Zaman Jepang yang di adakan di Ambon pada
tanggal 14 – 20 Pebruari 1942 memutuskan :
- Semua pimpinan Jemaat supaya tetap setia menjalankan tugas di tempat
masing-masing. Kepindahan pendeta(guru-guru) tidak dijalankan
kecuali dirasa sangat perlu mengingat keuangan yang sangat minim.
- Tugas Pekabaran Injil tetap di jalankan di Klasis dan wilayah – wilayah
(afdeeling) mengurus (melayani) lapangan zendingnya masing-masing.
- Mengenai keuangan dikatakan “uang-uang kolekta diserahkan tiap-tiap
bulan menjadi urusan kepala-kepala (ketua) Klasis dan wilayah
(afdeeling), dan sedapat mungkin diberikan untuk kantor Gereja
Protestan Maluku.

29
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Masa pemerintahan Jepang gereja-gereja di Maluku dipersatukan dalam


bentuk kerjasama yang disebut Rengokai. Gereja Protestan Maluku masuk
juga dalam persekutuan tersebut. Banyak persoalan-persoalan yang dihadapi
menyangkut keanggotaan GPM dapat dijernihkan melalui Rengokai itu
walaupun sangat terbatas mengingat situasi perang dimana banyak pekerja
gereja menjadi korban perang. Sesudah zaman Jepang pimpinan gereja
kembali ditangani oleh tenaga-tenaga dari Belanda.
Tahun 1949 unsur-unsur pimpinan Sinode seluruhnya sudah dapat terisi oleh
tenaga-tenaga GPM sendiri. Susunan keanggotaan Badan Pekerja Sinode
tahun 1949 terdiri dari : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan 7
anggota. Dari ke 7 anggota itu 4 diantaranya penatua.
Pergumulan GPM terus berlangsung sepanjang tahun 1950-an.
Hal ini disebabkan karena situasi politik di Indonesia yang belum mapan
dan kesadaran GPM sendiri akan ke tidak mampuannya dalam rangka
menghadirkan diri sebagai gereja Tuhan yang benar-benar bersekutu,
bersaksi dan melayani.
Satu hal penting yang perlu dicatat pada decade ini ialah
pembentukan suatu perkumpulan yang anggotanya terdiri dari anak-anak
dengan maksud dibina menjadi pencinta-pencinta PI (Pekabarab Injil). Dan
yang mengambil inisiatif ialah ibu-ibu yang tergabung dalam “Kaum Ibu
Kristen Bethel” jemaat kota Ambon. Perkumpulan ini diresmikan 26
Desenber 1956, dengan nama resmi “Tunas PI GPM” dan kemudia berubah
menjadi “ Sekolah Minggu Tunas PI”(SM-TPI) karena semua anak-anak
Sekolah Minggu secara otomatis menjadi anggotanya.
Dalam upaya menata kembali pelayanan yang ada dengan melihat
kembali persoalan-persoalan yang dihadapi dan kesadaran akan kelemahan
dan kegagalannya dalam tanggungjawab sebgai gereja Tuhan maka dalam
sidang Sinode tahun 1960 dikeluarkan “Pesan Tobat”
Isi Pesan Tobat merupakan pengakuan akan penyimpangan dari sikap
Kristen yang sejati. Sehubungan dengan itu maka sekalian anggota (warga)
dan pejabat gereja GPM dipanggil untuk menaklukan diri di bawah Firman
Allah dan mewujutkannya dalam seluruh sikap dan perilaku hidup di
tengah-tengah dunia ini. Dengan berpedoman “Pesan Tobat” ini GPM
berusaha membenahi diri secara terus menerus. Pembenahan dilaksanakan
dalam bentuk pembinaan terhadap warga gereja secara keseluruhan melalui
kursus-kursus dan penataran-penataran kepada golongan-golongan pemuda,
wanita, dan pimpinan wadah organisasi. Pembinaan terhadap keluarga
mendapat perhatian yang utama.
Tahun 1966 - 1978 adalah masa penataan organisasi GPM yang
baru dan penyesuaiannya. Dimana dalam keanggotaan Badan Pekerja
Harian Sinode ditempatkan para Visitator yang berfungsi sebagai
komunikator dalam rangka mengatasi kelankaan visitasi dari BPH ke
daerah-daerah pelayanan GPM. Pembenahan dibidang organisasi ini
mempunyai sasaran utama yaitu untuk meningkatkan efisiensi kerja dan
demi kelancaran pelaksanaan tugas pelayanan didalam seluruh daerah GPM.

30
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Tahun 1978 – 1983 adalah masa lanjutan dari proses pembaharuan dibidang
organisasi. Tahun 1978 sidang sinode memutuskan untuk di GPM
dilaksanakan Sidang BPL setiap satu tahun sekali yang dihadiri oleh
anggota BPH dan semua pimpinan Klasis. Tujuan persidangan tersebut
ialah untuk menilai sampai sejauh mana keputusan-keputusan sinode
sebelumnya dilaksanakan. Persidangan BPL I dilaksanakan pada tahun
1979 di Kota Ambon. Tahun 1983 sidang sinode yang ke XXX memutuskan
dan menghasilkan satu dokomen gereja yang disebut Pola Induk Pelayanan
(PIP) dan Rencana Induk Pengembangan Pelayanan sebagai landasan umum
pelayanan GPM selama kurun waktu 1983-1993, memberikan pedoman
serta arah kebijakan dan program, bagi pekerjaan pelayanan dan
pembangunan tubuh Kristus (Ef.4: 11-12) diseluruh perangkat
kepemimpinan Gereja dan kehidupan umat Tuhan dikawasan pelayanan
GPM dan dunia. Rencana Pengembangan Pelayanan ini mengatur Bidang
pelayanan meliputi :
1. Bidang Keesaan dan Kesaksian ( KEKES )
2. Bidang Pelayanan, pendidikan dan Pembangunan (PELPEM)
3. Keuangan dan ekonomi (FINEK)
4. Kerumahtanggaan.
Tahun 1984, berlangsung Sidang Raya DGI X di Ambon pada bulan
Oktober dan mengahsilkan Lima Dokumen Keesaan Greja (LDKG) sebagai
landasan serta sumber begi pembangunan kehidupan Oikumenia yang akstif
dan fungsional di Indonesia.
Tahun 1990 Sidang Sinode memutuskan agar persidangan Sinode
dilaksanakan 5 tahun sekali tidak lagi 4 tahun sekali. Sidang BPL, Klasis
dan Jemaat tetap sekali setahun.
Tahun 1995 - 2005, Dasawarsa ke 2 PIP-RIPP GPM. Pembidangan yang
diatur dalam Rencana Induk Pengembangan Pelayanan adalah sebagai
berikut :
1. Bidang Keesaan dan Pembinaan Umat.
2. Bidang Keuangan dan Ekonomi
3. Bidang Pelayanan Pendidikan dan Pembangunan
4. Bidang Pekabaran Injil dan Komunikasi
5. Bidang Kerumahtanggaan.
Tahun 1995, Sidang Sinode XXXIII : Pembakuan Kurikulum SM/TPI dan
Katekisasi untuk 5 tahun pertama Tahun 1999, Lokakaria Revisi Kurikulum
SM/TPI dan katekisasi GPM.
19 Januari 1999, terjadi kerusuhan diMaluku, dan sangat mempengaruhi
pelayanan gereja. Banyak Jemaat-Jemaat yang mengalami secara langsung
dampak kerusuhan sehingga jemaat itu tergusur.
Sidang Sinode yang semestinya berlangsung ditahun 2000 tidak dapat
dilaksanakan karena situasi kurusuhan di kota Ambon yang sangat memanas
sehingga Sidang Sinode baru dapat dilaksanakan tahun 2001.
Tahun 2001 - sampai sekarang, masa pemulihan dan pembenahan Jemaat-
Jemaat dan Klasis yang mengalami kerusuhan.
Tahun 2005 - 2015 Dasawarsa ke 3, PIP- RIPP GPM.

31
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Cerita
2. Langkah kegiatan :
Strategi Penyajian
Kegiatan Pengasuh Aktif Remaja Aktif
1. Berdoa 1. Ber
2. Menganjurkan re- doa.
maja duduk mem-
bentuk leter U atau 2. Men
setengah lingkaran gatur cara duduk
agar suasana tidak sesuai dengan yang
Pembukaan menjadi kaku. diinginkan
3. Menyampaikan
pertanyaan tentang 3. Men
hal-hal yang berkai- jawab pertanyaan
tan dengan sejarah pengasuh.
GPM untuk
membangkitkan
keinginan remaja
mengetahui lebih
jauh tentang GPM
Pengasuh menjelas- 1. Remaja bertanya
kan tentang : tentang berbagai hal
1. Konsep Eklesiologi yang belum mereka
GPM mengerti.
2. Sejarah berdinya 2. Remaja
Inti GPM menceritakan
3. Perkembangan GPM kembali sejarah
sampai sekarang. berdirniya GPM
3. Remaja
menjelaskan ulang
perkembangan
GPM sampai
sekarang.
Penutup 1. Memberikan 1. Mencatat rangku-
rangkuman untuk man pengasuh
dicatat oleh remaja. 2. Berdoa.
2. Berdoa

3. Ayat Hafalan :
“Aku (Paulus) menanam, Apolos menyiram, tetapi
Allah yang memberi pertumbuhan” (1Kor.3:6).
4. Alat dan Sumber :
1. Alkitab

32
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

2. Tata Gereja GPM dan PIP - RIPP 1995-2005, 2005


- 2015
3. Oikumene dan Buah-Buah Injil di Bumi 1000
Pulau.

VI. EVALUASI
1. Jelaskanlah Konsep Eklesiologi GPM
2. Ceritakanlah latar belakang berdirinya GPM
3. Jelaskanlah perkembangan GPM sampai sekarang.

33
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : GEREJA
2. Pokok Bahasan : 2. Konsep Eklesiologi GPM
3. Sub Pokok Bahasan : 2.2. Pemahaman / Pengakuan Iman GPM
4. Bahan Bacaan/Alkitab : Lukas 4 : 18 - 21; Yohanes 17 : 6 - 11
5. Jenjang / Semester :RI/1
6. Pertemuan Ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 menit
8. Hari, tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Mampu menginterpretasikan konsep Ekklesiologi GPM, demi
tumbuhkembangkan sikap missioner dalam tugas bergereja

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menyebutkan arti pengakuan Iman
2. Menyebutkan alasan-alasan GPM memiliki Pengakuan Iman
3. Menyebutkan Pokok-pokok Pengakuan Iman GPM
4. Menyebutkan contoh-contoh sikap hidup Remaja Gereja yang berorientasi
pada pengakuan iman.

IV. URAIAN MATERI :


1. Pengertian Pengakuan iman
Pengakuan iman adalah jawaban atau respons manusia terhadap Allah
sebagai Pencipta dan Pemelihara hidup, Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
kepala gereja dan Roh kudus yang memberi kekuatan sehingga umat
percaya ( Gereja ) dapat menjalani hidup dan menikmati segala ciptaan
Allah. Itulah sebabnya Gereja Protestan Maluku dalam kahadirannya di
dunia telah dan senantiasa berjalan dalam sejarah bersama menuju
perwujudan Gereja Kristen Yang Esa di Indonesia dan juga di seluruh dunia.
Dalam perjalanan bersama Gereja-gereja di segala tempat dan disepanjang
Zaman, GPM mengikrarkan pengakuan Iman Rasuli, Pengakuan Iman Nicea
Konstantinopel dan Pengakuan Iman Athanasius. Pengakuan iman itu tidak
terlepas dari langkah awal bagi pengakuan iman bersama yang tertuang
dalam Pemahaman Bersama Iman Kristen (PBIK), serta usahanya sendiri
untuk merumuskan Pengakuan Iman Umat di tengah tantangan konteksnya
di kepulauan Maluku.

2. Alasan GPM memiliki Pengakuan Iman


Ada beberapa alasan mendasar yang menggerakan GPM untuk menyusun
pokok-pokok Pengakuan Iman GPM antara lain :
1. Sejak Tahun 1982, Komisi Iman dan Tata Gereja dari Dewan Gereja
Sedunia (DGD) dalam pertemuannya di Lima-Peru, telah menghasilkan
sebuah dokumen yang berjudul Baptisan, Ekaristi (Perjamuan Malam)

34
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

dan Pelayanan/Jabatan. Dokumen Lima ini telah menjadi acuan gereja


Protestan di dunia, untuk menysun pemahaman pengakuan imannya.
2. Dalam upaya untuk memahami tantangan konteks baik kedalam pun
keluar (internal maupun eksternal ) gereja-gereja di Indonesia ( PGI ),
telah menghasilkan Lima Dokumen Keesaan Gereja (LDKG) dalam
sidang raya di Ambon (1984) tetapi dalam prakteknya tidak dapat
berperan secara baik dalam menghadapi berbagai tantangan terhadap
pelayanan.
3. Pada tahun 2000 dalam persidangan XIII PGI di Palangkaraya Lima
Dokumen Keesaan Gereja disempurnakan menjadi Dokumen Keesaan
Gereja
4. Mengacu pada Dokumen oikumenis tersebut GPM sebagai salah satu
gereja mandiri dari Gereja Protestan di Indonesia berusaha untuk
merumuskan Pemahaman Imannya sendiri.
5. Dalam kurun waktu 70 tahun, sejak berdirinya GPM, 6 September 1935,
GPM sadar terhadap keadaan konteksnya yang berubah begitu cepat
dimana ilmu pengetahuan dan teknologi modern telah mengubah
berbagai aspek kehidupan manusia ( gereja). Dalam Persidangan Sinode
ke 34 GPM tahun 2001, dengan menyadari sungguh berbagai tantangan
kontekstual yang dihadapi merekomendasikan Penyusunan Ajaran
Gereja atau Iman Gereja Protestan Maluku. Dalam penugasan tersebut
BPH Sinode membentuk Komisi Penyusun Pemahaman Iman GPM
(2002) dan memutuskan untuk menyusun Pokok – pokok Pemahaman
Iman GPM.
6. Hasil persidangan ke-35 Sinode GPM tahun 2005, telah menetapkan
rumusan Pengakuan Iman GPM itu sebagai suatu Pengakuan Iman resmi
yang harus digunakan untuk merumuskan setiap ajaran gereja.

3. Pokok pokok Pengakuan Iman GPM


Pokok-pokok Pemahaman Iman GPM tersebut disusun atas 3 aspek yang
mendasar yaitu :
a) Alkitabiah artinya seluruh isi iman dirumuskan dengan singkat, padat,
jelas dengan menggunakan kesaksian umat beriman sebagaimana
ternyata dalam Alkitab.
b) Oikumenis artinya seluruh isi iman yang dirumuskan memiliki korelasi
(hubungan) dengan Pengakuan Gereja secara am dan oikumenis, baik
dalam bentuk pengakuan iman, gereja segala abad, maupun dengan
mempertimbangkan pengakuan dan pemahaman iman gereja hasil
perenungan dan interaksi gereja-gereja dalam kehadiran dan
pelayanannya si tengah dunia, manusia dan masyarakat.
c) Kontekstual artinya ialah isi pemahaman ini merupakan upaya
menjawab pertanyaan yang muncul dari konteks yang dirumuskan secara
baru dengan memanfaatkan bentuk, isi serta pranata social, budaya,
ekonomi, politik, sebagaimana dipahami oleh manusia dan masyarakat.
Dialektika (pembicaraan seputar hal-hal diatas) seperti ini pada akhirnya
menggerakan iman Kristen menjadi lebih hidup, relevan dan menjadi

35
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

pilihan yang sesuai bagi manusia dan masyarakat, dalam kancah


juangnya dari waktu ke waktu.
Pemahaman Iman GPM terdiri dari 24 Pokok Pengakuan yaitu:
1. Alkitab.
2. Allah.
3. Yesus Kristus.
4. Roh Kudus.
5. Kerajaan Allah.
6. Gereja.
7. Hubungan Gereja dan Negara .
8. GPM dan Denominasi lain..
9. Gereja dan Agama lain..
10. Gereja dan Pendamaian.
11. Liturgi dan Musik gereja.
12. Pemberitaan Firman dan Sakramen.
13. Doa
14. Dunia dan Manusia
15. Negara, Bangsa dan Masyarakat
16. Pemerintah.
17. Pancasila.
18. Pluralisme.
19. Maluku Sebagai Bagian Integral dari NKRI.
20. Agama dan Kepercayaan Lain.
21. Fatalisme.
22. Pengambilan Keputusan Etis Tentang Langkah-langkah
Mempertahankan Diri..
23. IPTEKS ( Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni.
24. Eskatologi, Futurisme dan Tanda-Tanda Zaman.
Catatan penting yang harus diperhatikan agar dapat menguraikan setiap
pokok pengakuan iman dengan baik ialah setiap Jemaat/pengasuh mesti
memiliki buku Pokok - Pokok Pengakuan Iman GPM.

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah
2. Langkah kegiatan :
Strategi Penyajian
Kegiatan
Pengasuh Aktif Remaja Aktif
1. Berdoa. 1. Berdoa.
2. Mengatur cara duduk 2. Duduk seperti yang
supaya re-maja dapat dianjurkan
me-nyerap materi de- 3. Menjwab pertanyaan
Pembukaan ngan baik. pengasuh
3. Memberikan perta-
nyaan tentang pe-
ngakuan iman yang
mereka ketahui.

36
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

1. Menjelaskan materi 1. Remaja mende-ngar


tentang dan menca-tat
a. Alasan GPM penjelasan pengasuh
memiliki Pema- 2. Menanyakan hal
haman/Pengakuan yang belum jelas.
iman GPM
b. Pokok-Pokok
Inti
Pengakuan Iman
GPM serta artinya.
2. Memberikan ke-
sempatan untuk
remaja bertanya/
memberikan respons
balik.
1. Memberikan 1. Remaja mencatat
Penutup kesimpulan akhir kesimpulan akhir.
2. Berdoa 2. Berdoa.

3. Ayat Hafalan :
“Segala sesuatu yang dikerjakan seseorang
merupakan ungkapan dan penyelesaian dari pikiran
batin. Untuk bekerja secara efektif, dia harus
berpikir mulia” (William Ellery Channing)

4. Alat dan Sumber :


1. Tata gereja GPM
2. Dokumen Keesaan Greja
3. Pokok-Pokok Pengakuan Iman GPM
4. Alkitab

VI. E V A L U A S I :
1. Sebutkanlah arti pengakuan iman.
2. Sebutkanlah alasan mengapa GPM memiliki Pengakuan Iman GPM
3. Sebutkanlah pokok-pokok Pengakuan Iman GPM
4. Sebutkanlah sikap hidup Remaja gereja yang berorientasi pada pengakuan
iman.

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : GEREJA
2. Pokok Bahasan : 2. Konsep Eklesiologi GPM

37
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

3. Sub Pokok Bahasan : 2.3. Jabatan-jabatan Gerejawi


4. Bahan Bacaan/Alkitab : I Korintus 12 : 4 - 11; Roma 12 : 3 - 8 ;
Efesus 4 : 11 - 16; I Timotius 3 : 8 - 13
5. Jenjang / Semester :RI/1
6. Pertemuan Ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 menit
8. Hari, tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Mampu menginterpretasikan Ekklesiologi GPM, demi tumbuh-kembangkan
sikap missioner dalam tugas bergereja

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menjelaskan arti dari pada jabatan gereja
2. Menyebutkan jabatan-jabatan dalam gereja.
3. Membedakan tugas jabatan – jabatan dalam gereja.
4. Mempraktekkan salah satu fungsi jabatan gereja.

IV. URAIAN MATERI


1. Pengertian Jabatan Gereja.
Secara etimologi (arti kata ) Jabatan mempunyai pengertian :
pekerjaan (tugas) atau fungsi yaitu segala sesuatu yang berhubungan
dengan pangkat. Tetapi ketika berbicara tentang jabatan dalam gereja bukan
dalam pengertian pangkat tapi dalam pengertian fungsi yang berkaitan erat
dengan tugas panggilan sebagai pelayan (baca gereja). Dalam tata gereja
Gereja Protestan Maluku mengatur tentang penyelenggara pelayanan gereja
dimana seluruh anggota GPM mempunyai peran dan tanggungjawab dalam
penyelenggaraan pelayanan kehidupan gereja.
Dalam tanggungjawap penyelenggara pelayanan ada sebagian
anggota jemaat (baca GPM) tertentu yang berfungsi secara khusus yang
disebut sebagai pelayan-pelayan khusus. Dan fungsi itu adalah karunia
(pemberian) Kristus sehingga fungsi itu senantiasa dipertanggung-jawabkan
kepada Kristus yang mengaruniakannya (I Pet.2 : 9). Pemberian
karunia pelayanan khusus (baca jabatan ) itu ditandai dengan penumpangan
tangan dalam ibadah jemaat

2. Pelayan-pelayan Khusus dalam Gereja


Pelayan-pelayan (baca jabatan) khusus itu terdiri dari :Pendeta dan
Penginjil; Penatuan dan Diaken
Dalam menyelenggarakan tugas pelayanan GPM tidak mengenal mengenal
tingkatan-tingkatan jabatan tetapi mengenal fungsi-fungsi pengatur
pelayanan gereja sehingga tidak ada yang satu lebih tinggi atau lebih rendah
dari yang lain. Jabatan hanya untuk membedakan fungsi atau tugas antara
satu dengan yang lain. Dengan kata lain jabatan bukan menunjuk pada
kekuasaan tetapi untuk membedakan fungsi atau tugas satu dengan yang

38
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

lain. Dimana tugas itu perlu diatur sedemikian rupa agar dalam
menyelenggarakan tugas-tugas pelayanan semua anggota gereja dapat
terlayani dengan baik dan digerakan untuk mewujudnyatakan persekutuan,
kesaksian dan pelayanan gereja di dunia.

3. Tugas – tugas pelayan (jabatan) khusus


a. Pendeta dan Penginjil.
Tugas Pendeta dan Penginjil (Gembala Jemaat sesuai Ef. 4 : 11) antara
lain :
- Pemberitaan Injil kepada semua orang sampai ke ujung bumi (Matius
28: 20)
- Memelihara persekutuan Jemaat baik dalam hal pengajaran maupun
hidup bersama (tugas gembala, pastoral).
- Pemberitaan Firman (II Tim. 4:2)
- Pelayanan Sakramen (Baptisan dan Perjamuan Kudus)
- Mendoakan Jemaat dan Pemerintah
Mesti disadari bahwa tugas ini mesti dilakukan dengan rendah hati dan
tidak seperti seorang tuan yang memerintah hambanya.

b. Penatua.
Tugas Penatua antara lain :
- Membantu gembala (pendeta/penginjil) dalam memimpin dan
membina jemaat serta turut memelihara ketertiban jemaat.
- Memberitakan Injil
- Turut bertanggujawab atas pelayanan Firman dan Sakramen
c. Diaken.
Tugas Diaken antara lain :
- Pelayanan pengasihan (kemurahan) terhadap jemaat dan dunia
(pelayanan orang sakit, pelayanan diakonal bagi janda dan anak yatim
dan piatu)
- Pemberitaan Injil./Turut bertanggungjawab atas peribadahan Jemaat.
Dalam kenyataan pelayanan tugas- tugas ini akan menjadi lebih luas
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kompleksitas permasalahan
pelayanan yang dihadapi.

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah dan Main Peran
2. Langkah kegiatan :

Kegiatan Strategi Penyajian


Pengasuh Aktif Remaja Aktif
1. Berdoa 1. Remaja Berdoa.
2. Menganjurkan cara 2. Remaja mengatur
Pembukaan duduk remaja ber- cara duduk seperti

39
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

bentuk leter U agar yang dianjurkan.


mereka tidak merasa 3. Remaja menerima
bosan ketika tugas berupa peran
mendengar yang akan dilakoni.
penjelasan.
3. Membagi Peran
kepada Remaja
sesuiai dengan materi
yang ada
Menjelaskan tentang : 1. Remaja bertanya
1. Pengertian Jabatan tentang materi yang
Inti dalam Gereja belum dimengerti
2. Pelayan-pelayan 2. Remaja memainkan
Khusus (Jabatan- peran (memberikan
jabatan) dalam Gereja contoh) sesuai
3. Tugas dari pelayan dengan materi yang
(jabatan) Khusus diterimanya.
1. Memberikan 1. Remaja mencatat
Penutup rangkuman materi rangkuman diberikan
kepada remaja untuk pengasuh.
dicatat. 2. Berdoa.
2. Berdoa.

3. Ayat Hafalan :
“Ada rupa-rupa karunia tetapi satu Roh. Dan ada
rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan” (1Kor. 12 : 4,
5)
4. Alat dan Sumber :
- Alkitab
- Tata Gereja GPM
- Penatua. Jabatan dan Pekerjaan
(DR.J.L.Ch.Abineno)
- Diaken. Jabatan dan Pekerjaan
(DR.J.L.Ch.Abineno)

VI. EVALUASI
1. Sebutkanlah pengertian jabatan gereja
2. Sebutkanlah jabatan-jabatan dalam gereja
3. Jelaskanlah tugas-tugas dari jabatan-jabatan gereja
4. Praktekan ( berikanlah contoh) salah satu fungsi jabatan gereja.

40
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : GEREJA
2. Pokok Bahasan : 2. Konsep Eklesiologi GPM
3. Sub Pokok Bahasan : 2.4. Pembritaan Firman dan Sakramen
4. Bahan Bacaan/Alkitab : Matius 24 : 14; 28 : 19; Markus 16 : 15-20;
Kisah Para Rasul 1 : 8
5. Jenjang / Semester :RI/1
6. Pertemuan Ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 menit
8. Hari, tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Remaja mampu menginterpretasikan konsep Ekklesiologi GPM, demi
tumbuhkembang-kannya sikap missioner dalam tugas bergereja

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menjelaskan pengertian Pemberitaan Firman.
2. Menyebutkan cara-cara Pemberitaan Firman
3. Menyebutkan arti sakramen
4. Menjelaskan jenis – jenis sakramen

IV. URAIAN MATERI


1. Pengertian Pemberitaan Firman.
Pemberitaan Firman adalah tugas dan tanggungjawab seluruh warga gereja,
bukan saja bagi mereka yang punya jabatan khusus. Pemberitaan Firman
adalah Amanat Agung Yesus Kristus yang diberikan kepada setiap orang
percaya. Dan itu merupakan tugas hakiki dari kehidupan Gereja sebagai
persekutuan kenabian, keimaman, kerasulan untuk memanggil ke dalam
pertobatan, untuk memberi hikmat, untuk menuntun kepada keselamatan
oleh iman kepada Yesus Kristus, untuk menyatakan kesalahan, untuk
memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik dalam kebenaran, sehingga
setiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan
baik.Pemberitaan Firman adalah berdasarkan Alkitab. Firman yang
diberitakan adalah Injil Kerajaan Allah. Injil adalah kabar /berita kesukaan
mengenai pertobatan dan pembaharuan yang tersedia bagi manusia
(Mrk.1:15) serta kebebasan, keadilan, kebenaran dan kesejahteraan yang
dikehendaki Tuhan untuk dunia (Luk.4:18-21). Sebagai berita sukacita maka
Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan manusia (Rm.1:16).

2. Cara – cara Pemberitaan Firman.


Bertolak dari pengertian ini maka Pemberitaan Firman (Injil) mengandung
dua aspek yang penting yaitu aspek vertical (hubungan manusia dengan

41
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Allah) yang berkaitan dengan hal pertobatan dan pembaharuan dan aspek
horizontal (hubungan mnusia dengan sesama manusia) yang menyangkut
keadilan, kebebasan, kebenaran dan kesejahteraan.
Mesti disadari bahwa pemberitaan Firman bukanlah pemberitaan yang
bersifat umum, melainkan pemberitaan yang punya sasaran yang jelas.
(Pemberitaan Firman bukan saja dalam pengertia khotbah). Pemberitaan itu
sendiri menuntut respons (jawaban) balik dari apa yang diberitakan.
Pemberitaan Firman dapat dilakukan dalam berbagai cara dan metode dapat
dilakukan secara pribadi tapi juga kelompok (persekutuan) Ada dua cara
yang biasanya dipakai yaitu dengan cara Verbal dan non verbal. Cara verbal
yaitu dengan dan melalui kata-kata (Khotbah, nasehat, bimbingan, didikan,
teguran dsb). Sedangkan non verbal ialah melalui aksi nyata (sikap dan
perilaku, perbuatan/pelayanan tangan - kasih).

3. Pengertian Sakramen
Kata sakramen berasal dari kata Latin Sacramentum yang secara umum
diartikan sebagai tanda lahariah yang nampak, ditetapkan oleh Kristus,
menyatakan dan menjanjikan berkat rohani. Sakramen merupakan upacara
perjanjian yang jika dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip yang
ditetapkan dalam Alkitab maka sakramen itu secara terus menerus
mengingatkan kita kepada dasar agung dari penyelamatan kita yaitu
Kematian dan Kebangkitan Kristus. Dan mengingatkan kita untuk berjalan
sebaik-baiknya pada panggilan kita.

4. Jenis –jenis Sakramen


Hanya ada dua sakramen wajib bagi orang Kristen yaitu Baptisan dan
Perjamuan Kudus. Kedua sakramen ini dikaitkan dengan Sunat dan Paskah,
upacara-upacara wajib dalam PL, dimana sunat dan paskah digenapi oleh
Yesus Kristus dalam kematian dan kebangkitanNya (Kol.2:11,
1Kor.5:7;11;26).

a. Sakramen Baptisan Kudus:


Sakramen Baptisan Kudus adalah tanda dan meterai dari kasih Allah
yang menyelamatkan dan yang memungkinkan manusia untuk
mengambil bagian dalam karya penyelamatan Allah. Akta baptisan yang
dilakukan terhadap anggota jemaat, dibaptis “dalam nama Bapa (Allah)
dan Anak(Yesus Kristus) dan Roh Kudus. Dibabtis dalam nama Bapa
dan Anak dan Roh Kudus artinya dibawa masuk kedalam persekutuan
dengan Bapa dan Anak dan Roh Kudus Arti sentral dari baptisan ialah
partisipasi (turut mengambil bagian) dalam kematian dan kebangkitan
Yesus (Rm.6:3-4). Kepada mereka yang dibaptis dalam nama Bapa dan
Anak dan Roh Kudus dikaruniakan Roh Kudus oleh Allah dalam
Kristus yang memimpin dan membarui. Oleh pekerjaan Roh Kudus
keselamatan yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus,
telah (boleh) kita peroleh dan hayati dalam hidup kita di dunia. Itu berarti
mempersatukan setiap orang yang telah menerima baptisan kudus itu

42
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

dengan kematian dan kebangktan Yesus Kristus yang terjadi satu kali
untuk selama-lamanya bagi setiap orang (Ibr.9:26-28; 1Ptr.3:18). Karena
itu baptisan tidak boleh diulang sebab baptisan dalam nama Bapa, Anak
dan Roh Kudus adalah baptisan yang sah. Memang orang yang telah
dibabtis sering juga hidup didalam dosa (melakukan perbuatan jahat).
Tetapi perlu dingat bahwa bukan baptisannya yang salah tetapi mereka
sendiri. Jadi merekalah yang perlu ditobatkan dan dibaharui. Hati dan
hidup mareka yang mesti dirobah bukan baptisan mereka. Baptisan
dengan tanda percik atau selam dengan dan dalam air itu hanya cara tapi
yang paling penting ialah babtisan itu dilakukan dalam nama Bapa,
Anak dan Roh Kudus tidak ada yang dapat menghapusnya. Gereja kita
melakukan baptisan dengan cara percik karena kita menerima baptisan
anak-anak dan juga dewasa.

b. Sakramen Perjamuan Kudus.


Sakramen Perjamuan Kudus adalah tanda dan meterai yang
membuktikan kasih Allah dalam Yesus Kristus kepada manusia dan
dunia. Perjamuan Kudus mempunyai makna sebagai persekutuan
(koinonia) dengan Tuhan dalam kematian dan kebangkitanNya yang
ditunjukan (dilambangkan) dalam roti dan anggur (1Kor.10:16). Roti
melambangkan tubuh Kristus dan anggur melambangkan darah Tuhan.
Perjamuan kudus memungkinkan setiap orang percaya untuk mengalami
suka cita keselamatan yang telah dikerjakan oleh Kristus dalam
pengharapan penggenapan Kerajaan Allah. Gereja kita dalam satu tahun
melakukan 4 kali pelayanan Perjamuan Kudus. Perjamuan Kudus selain
di gereja juga dilakukan pelayanan di rumah bagi orang sakit dan orang
tua jompo. Pelayanan Perjamuan Kudus didahului dengan ibadah
persiapan (Perhadliran) dimana semua anggota sidi gereja wajib
mengikuti ibadah tersebut sebab dalam ibadah itulah setiap orang
(anggota sidi gerja) menyatakan pengakuan akan kesediaannya kepada
Allah didalam Yesus Kristus untuk terut serta mengambil bagian pada
Perjamuan Kudus yang akan dilakukan pada hari Minggu berikutnya.
Perjamuan Kudus hanya diikuti oleh mereka yang telah diteguhkan
menjadi anggota sidi gereja

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Diskusi
2. Langkah kegiatan :
Strategi Penyajian
Kegiatan
Pengasuh Aktif Remaja Aktif
Pembukaan 1. Berdoa 1. Berdoa
2. Membagi kelompok 2. Membentuk kelom-
dengan jumlah ang- pok dan mengang-kat
gota disesuaikan ketua dan sekretaris
dengan jumlah remaja. kelompok

43
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

1. Menjelaskan materi 1. Remaja mendengar


yang akan didisku- dan mencatat pen-
sikan : jelasan pengasuh
a. Pengertian pem- 2. Mencatat pertanyaan
beritaan Firman dan untuk didiskusikan.
Inti cara-caranya 3. Berdiskusi di
b. Pengertian Sakra- kelompok
men dan jenis-jenis
sakramen
2. Memberikan Per-
tanyaan untuk didis-
kusikan (salah satu-
nya ialah tentang
baptisan ulang dan
baptisan selam dan
percik)
1. Menyimpulkan hasil 1. Mencatat kesimpulan
Penutup diskusi kelompok akhir
2. Berdoa. 2. Berdoa

3. Ayat Hafalan :
“Aku mengutus kamu seperti domba ketengah-tengah
serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular
dan tulus seperti merpati” (Mat.10:16)

4. Alat dan Sumber :


- Alkitab
- Pokok-Pokok Pengakuan Iman GPM
- Ensiklopedi Alkitab Masa Kini
- Dokumen Keesaan Gereja
- Penatua Jabatan dan Pekerjaannya
(DR.J.L.CH.Abineno)

VI. EVALUASI
1. Sebutkanlah pengertian Pemberitaan Firman
2. Jelaskanlah cara-cara Pemberitaan Firman.
3. Sebutkan arti sakramen
4. Jelaskanlah jenis-jenis sakramen.

I. BAHAN PELAJARAN

44
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

1. Program Sajian : GEREJA


2. Pokok Bahasan : 2. Konsep Eklesiologi GPM
3. Sub Pokok Bahasan : 2.5. Persembahan Hidup
4. Bahan Bacaan/Alkitab : Roma 12 : 1 - 2
5. Jenjang / Semester :RI/1
6. Pertemuan Ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 menit
8. Hari, tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Remaja mampu menginterpretasikan konsep Ekklesiologi GPM, demi tumbuh-
kembangkannya sikap missioner dalam tugas bergereja

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menjelaskan arti Persembahan Hidup
2. Menjelaskan makna Persembahan hidup
3. Memberikan contoh Persembahan hidup yang benar sebagai remaja Gereja.

IV. URAIAN MATERI


1. Pengertian Persembahan Hidup.
Ketika kita berbicara tentang persembahan hidup maka terlebih dahulu mesti
dipahami arti persembahan dan hidup. Persembahan secara umum berarti
memberikan, mengatakan (memberitahukan), menyampaikan sesuatu
dengan hormat. Dan hidup disini bukan dalam pengertian lawan dari pada
mati tetapi hidup dalam pengertian jalannya kehidupan atau keperluan guna
menunjang kehidupan .yaitu seluruh eksistensi (keberadaan) manusia,
seluruh pikiran, hati, perkataan, sikap dan perbuatan manusia dalam
kehidupanya sehari-hari. Dengan demikian Persembahan hidup artinya
memberikan seleruh eksitensi manusia dengan hormat. kepada Allah.

2. Makna Persembahan Hidup


Kita mesti tahu bahwa hidup itu adalah pembarian (anugerah) Allah.
Kerena Allah sendiri yang menghembuskan nafas kehidupan kepada
manusia (Kej.2:7). Itu berarti hidup ini kita persembahkan kepada Allah.
Persembahan hidup bukan berarti kita harus mati konyol tapi persembahan
hidup ialah mempersembahkan seluruh diri manusia secara utuh dan total
pada Allah dalam seluruh aspek hidupnya (tidak terbatas pada waktu atau
ruang tertentu saja) yaitu seluruh hati, pikiran, perkataan, perbuatan (sikap
dan perilaku) kita berikan dengan rasa hormat (takut) pada Allah. Dengan
kata lain apapun yang kita lakukan dalam hidup dan karya kita haruslah
yang terbaik pada Allah yang terujudnyata pada sesama manusia kita.
Persembahan hidup orang Kristen secara utuh dan total kepada Allah itu
merupakan persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada
Allah. Kita mesti meresponsi kasih (kemurahan ) Allah dengan memberi
seluruh dirinya secara total dalam seluruh aspek hidupnya (tidak setengah-

45
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

setengah atau asal-asalan) kepada Allah. Dan satu hal yang mesti dipahami
juga bahwa kita yang hidup didalam dan kerena anugerah Allah harus dapat
membedakan manakah kehendak Allah apa yang baik dan yang berkenan
kepada Allah. Hal ini penting agar dalam mempersembahkan hidup kita
tidak keliru dan salah.

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Tanya Jawab
2. Langkah kegiatan :

Startegi Penyajian
Kegiatan
Pengasuh Aktif Remaja Aktif
1. Berdoa 1. Berdoa
2. Mempersipakan 2. Membentuk kelom-
anak-anak (boleh pok (kalau itu ada)
dalam bentuk dan menjawab per-
Pembukaan
perorangan atau tanyaan pengasuh
kelompok) dengan
pertanyaan sesuai
materi
Pengasuh menjelaskan Mencatat penjelasan
tentang : pengasuh.
1. Pengertian Persem-
Inti
bahan hidup
2. Makna Persemba-
han hidup
1. Menyimpulakan hasil 1. Mencatat
Penutup meteri kesimpulan akhir
2. Berdoa 2. Berdoa.

3. Ayat Hafalan :
“Niat yang tulus tampak jelas dalam setiap perkataan
dan perbuatan . Tak bisa ditutupi dengan apapun”
(Anonim)
4. Alat dan Sumber :
- Alkitab.
- Ensiklopedi Alkitab Masa Kini
- Kamus Umum Bahasa Indonesia

VI. EVALUASI
1. Jelaskanlah pengertian Persembahan Hidup.
2. Jelahkanlah makna Persembahan hidup
3. Berikanlah contoh persembahan hidup yang benar sebagai remaja gereja.

46
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program sajian : KONTEKS
2. Pokok Bahasan : 1. Pandangan Tentang Dunia dan Manusia
3. Sub Pokok Bahasan : 1.1. Cerita rakyat Maluku tentang dunia
(suatu Negeri atau Pulau)
4. Bahan Bacaan Alkitab : Mazmur 19 : 6 - 9
5. Jenjang / Semester :R-I/1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 menit
8. Hari, Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami pandangan tentang Dunia dan manusia baik ditinjau dari manusia
baik ditinjau dari Cerita Rakyat Maluku maupun ilmu pengetahuan.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan Remaja Dapat :
1. Menyebutkan contoh cerita rakyat Maluku tentang terjadinya Dunia.
2. Menjelaskan pandangan sendiri berdasarkan Alkitab tentang terjadinya
Dunia.

IV. URAIAN MATERI


Sub pokok bahasan ini merupakan satu topik yang sulit, karena
sebagai orang “beriman”, kita semua telah terbiasa untuk melihat realita hidup
dan berpikir tentang realita itu, hanya berdasarkan apa yang disaksikan dalam
Alkitab. Kecenderungan berpikir seperti inilah yang mengakibatkan sering
dipertentangkan antara cerita tentang Penciptaan langit dan bumi serta manusia
dalam Alkitab, dengan uraian tentang proses terjadinya secara ilmiah atau dari
segi ilmu pengetahuan.
Cerita tentang dunia, tidak saja ditemukan dalam Alkitab ataupun
pandangan umat beragama lainnya (Islam, Budha, Hindu) maupun penguraian
ilmiah tentangnya, tetapi juga ditemukan dalam cerita-cerita rakyat, dari
hamper seluruh suku di duni. Cerita tentang dunia dimilki oleh seluruh suku
bangsa di dunia. Apapun keberagaman cerita-cerita itu, semuanya selalu
mencerminkan bagaimana suatu kelompok manusia memahami realita dunia
itu.
Keberagaman cerita itu tidak sepatutnya dipertentangkan. Masing –
masing memiliki kepentingannya sendiri. Oleh karena itu, dalam menyikapi
keberagaman cerita itu, prinsip yang seharusnya dipegang adalah bahwa semua
cerita rakyat maupun ilmu pengetahuan memberi ketegasan bahwa dunia tidak
ada dengan sendirinya. Ada “kekuatan lain” di atas kenyataan dunia ini.
Kitab kejadian menyaksikan bahwa Allah sendiri adalah pencipta
dunia dan segala sesuatu baik yang berwujud maupun yang tidak terwujud.
Disini Allah di dalam kedaulatan sepenuhnya tanpa dipengaruhi oleh apapun

47
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

menetapkan rencana, kehendak dan tujuan dan penciptanya. Kedaulatan Allah


yang mutlak akan lebih kita pahami lagi melalui pembacaan ayat pertama pada
kitab kejadian. Ayat ini berbunyi : Pada mulanya Allah menciptakan langit dan
bumi (Kej 1 : 1), ayat ini menjadi eredo (pengakuan iman yang teguh dan stabil
tentang otoritas Allah sebagai pencipta dari Israel yang hendak menyatakan
bahwa Allah berkuasa, berdaulat atas dengan segala isinya. Ia tidak terikat pada
tempat dan waktu. Dunia adalah ciptaan Allah artinya ada perbedaan dan jarak
antara Allah dan manusia (Kej 18 : 27 ; Penghot 5 : 1 ; Yes 6 : 5 ; Ayub 42 : 5 –
6 dan Maz 8 : 4), dan ketergantungan dunia kepada Allah. (Mazmur 104 : 27 -
30; 145 : 15 - 21). Terlepas dari Allah dunia tidak dapat berada dengan baik.
Menurut kesaksian Yohanes 17 : 24 dan Efe 1 : 1 : 4, dunia diciptakan
dalam rencana kasih Allah yang hendak menyelamatkan umat manusia dari
kuasa dosa yang mencapai puncaknya dalam diri Yesus Kristus (Kolose 1 : 15).

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah
2. Langkah kegiatan :

Strategi Penyajian
Kegiatan
Pengasuh Aktif Remaja Aktif
- Menyiapkan remaja - Doa Pembukaan
untuk mengikuti
materi yang akan
disajikan.
Pembukaan - Menunjuk salah
seorang remaja
untuk berdoa
membuka kegiatan
belajar mengajar
- Menjelaskan - Mendengar
Inti - Memberi pertanyaan - Menjawab
Pertanyaan
- Menunjuk salah - Doa Penutup
seorang remaja
Penutup untuk berdoa
menutup kegiatan
belajar mengajar.
:
3. Ayat Hafalan :
Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia
telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu
(Yoh 15 : 18)
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Papan flannel, gambar-gambar
4.2. Sumber : Alkitab, KURIN

48
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

VI. EVALUASI
1. Sebutkanlah contoh cerita rakyat Maluku tentang terjadinya Dunia.
2. Jelaskanlah pandangan sendiri berdasarkan Alkitab tentang terjadinya
Dunia.

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program sajian : KONTEKS
2. Pokok Bahasan : 1. Pandangan Tentang Dunia dan Manusia
3. Sub Pokok Bahasan : 1.2. Cerita rakyat Maluku tentang asal usul
manusia
4. Bahan Bacaan Alkitab : Mazmur 8 : 1 - 10
5. Jenjang / Semester :R I/1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 menit
8. Hari, Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami pandangan tentang Dunia dan manusia baik ditinjau dari manusia
baik ditinjau dari Cerita Rakyat Maluku maupun ilmu pengetahuan.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan Remaja Dapat :
1. Menyebutkan contoh cerita rakyat Maluku tentang terjadinya manusia.
2. Menjelaskan pandangan sendiri berdasarkan Alkitab tentang terjadinya
manusia.

IV. URAIAN MATERI


Dari berbagai cerita rakyat Maluku tentang asal-usul manusia, dipilih
cerita rakyat yang berasal dari Seram. Salah satu cerita rakyat Seram yang
cukup terkenal adalah cerita Hainuwele. Cerita Hainuwele ini memiliki
beragam versi. Salah satu versi cerita itu demikian.
Ketika orang Seram masih berdiam di Nunusaku, kehidupan manusia
itu sangat tentram. Kemudian lahirlah Rapie secara irasional. Ia sangat cantik
dan memiliki banyak keistimewaan sehingga banyak pemuda termasukanak
para kapitan ingin memilikinya, sedangkan sebagian lainnya merasa iri pada
keberuntungan Rapie Hainuwele dan keluarganya. Orang tuanya menganjurkan
agar Rapie tidak memilih satupun diatara pemuda itu, untuk menghindari
konflik diantara para kapitan. Tetapi kemudian, Rapie dibunuh pada tarian
Maro. Karena tidak ada yang mau mengaku sebagai pembunuh Rapie

49
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Hanuwele, maka ayahnya memotong-motong tubuhnya dan ditanam secara


terpisah. Beberapa hari kemudian, tumbuhlah tanaman ubi-ubian yang menjadi
makanan pokok orang Seram. Tangan Rapie dibawah ayahnya menghadap
Mulua Satane yang saat itu memerintah umat manusia. Malua Satane sangat
marah. Ia membuat pintu dengan Sembilan lingkaran dan ia duduk pada sebuah
batang pohon disamping pintu itu sambil memegang tangan Hainuwele pada
sisi yang lain dari pintu itu, berkumpul banyak orang. Mulua Satane
mengumumkan bahwa pada hari itu ia akan meninggalkan mereka, tetapi
sebelum hal itu terjadi, orang-orang diperintahkan supaya memasuki pintu yang
dibuatnya tadi untuk menghampiri mereka. Mereka yang berhasil melalui pintu
akan tetap menjadi manusia, sedangkan yang tidak, berubah menjadi binatang.
Sejak itu Mulua Satane berdiam di gunung Solohua.
Salah satu cerita rakyat lainnya (berasal dari Seram), yang
menceritakan tentang asal-usul manusia adalah demikian:
Di saat Upu Ama datang ke dunia ini, dia bersama-sama pohon baru.
Seketika itu pula dunia menjadi terang. Lalu Upu Ama berkeliling di pulau
Seram untuk mencari manusia. Namun upu ama tidak mendapat seorang anak
manusiapun, kecuali bekas kaki binatang-binatang, yaitu babi dan anjing.
Setelah itu Upu Ama kembali kepada adiknya Nutusahunaw di Seram Utara,
tepatnya di desa Besik di dusun Sanawae, yaitu dusun yang dipenuhi dengan
pohon sagu. Suatu ketika, kakak beradik ini melakukan suatu pekerjaan pukul
sagu yang dilahirkan kedalam goti. Setelah itu, mereka membuat tumang
kosong untuk memasukan hasil perasan sagu. Ketika adiknya Nutusahunaw
hendak mengambil goti, goti itu sudah penuh dengan manusia putih.
Nutusahunaw menyampaikan apa yang dilihatnya kepada kakaknya, Upu Ama.
Ama tidak percaya, karena ia sendiri sudah berkeliling. Sesampai di goti, Upu
Ama heran, karena apa yang dikatakan adiknya itu benar, goti itu penuh dengan
manusia putih. Upu Ama melarang adiknya yang hendak membunuh manusia-
manusia putih itu. Mereka berdua mengambil lopa-lopa pinang ketempat itu.
Sesampai di goti, salah seorang manusia putih itu berdiri dan berkata “kaka-
kaka, katong su jadi manusia. Sekarang katong ingin bertanya, katong pung
kampong mana, katong pung pekerjaan apa dan katong makan apa”. Lalu Upu
Ama menjawab mereka “ nanti beta pung adik Nutuisahunaw pergi mengantar
kalian. Kalau lihat pasir putih, kayu putih, atau semua serba putih, disitulah
tempat tinggal kalian.
Contoh cerita rakyat ini, merupakan suatu cermin yang mencerminkan
bagaimana suatu kelompok manusia memahami realita manusia itu. Bahwa
adanya manusia dan dunianya saling memiliki keterhubungan. Manusia Seram
tidak dapat melepaskan diri dari alam mereka yang kaya akan sagu. Alam sagu
itulah sumber penghidupan mereka. Alam itulah yang patut dijaga dan
dikembangkan, demi kelanjutan hidup generasi mereka.
Dari cerita rakyat Seram, seperti tercatat diatas, dapat ditemukan satu
prinsip bahwa bagi orang Seram, ada keterkaitan antara “manusia Seram”
dengan alamnya, sebagaimana sagu yang berasal dari potongan tubuh Rapie
Hainuwele itu.

50
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Manusia dipandang sebagai makhluk ciptaan Allah. Keyakinan dasar


ini mengawali pandangan (Perjanjian Lama) tentang manusia bahwa manusia
diciptakan dengan memiliki tubuh secara fisik. Ia digambarkan sebagai debu
tanah (Kej 2 : 7 ; 3 : 19). Ia menerima hidupnya dari hembusan nafas Allah (Kej
2:7), sebagaimana halnya dengan binatang-binatang (bnd. Kej 7 : 15,22). Tetapi
manusia mempunyai keunggulan di atas bintang-bintang. Dikatakan bahwa ia
dijadikan menurut “gambar dan rupa Allah” (Kej 1:26). Pernyataan ini
menangkat manusia sebagai karya ciptaan Allah yang terbesar, manusia adalah
satu-satunya ciptaan diantara ciptaan-ciptaan lainnya yang dapat memasuki
hubungan persekutuan dengan Allah pencipta.
Manusia disebut sebagai ciptaan Allah karena keberadaan dan
fungsinya di dunia dan terhadap sesame dan dunianya, didasarkan pada relasi
dan tanggung jawabnya terhadap Allah. Dengan demikian sebagai ciptaan Allah
maka identitas manusia menurut kesaksian Alkitab adalah :
Manusia diciptakan dalam relasi dengan sesama, dunia dan Allah
sendiri selaku gambar dan rupa (teladan) Allah. Dalam relasi inilah, manusia
memiliki tanggung jawab terhadap Allah.
Manusia telah jatuh kedalam dosa (pemberontakan terhadap kehendak
Allah), karena ingin sama dengan Allah (ingin beralih fungsi dari manusia
kepada fungsi Allah) sehingga mengabaikan relasi dan tanggung jawab.
Manusia telah diselamatkan Allah dari fungsinya yang telah rusak, dari
gambar dan teladan Allah yang telah punah pada dirinya. Melalui panggilan dan
pemilikan Abraham (Kej 12:1–2), pemilihan umat Israel (Kej 46:1–7) sampai
mencapai puncak tindakannya dalam kehadiran Yesus Kristus ke dunia (Yoh
3:16), Allah berjuang mengembalikan manusia pada fungsinya semula, yakni
manusia bagi Allah dan manusia bagi sesama dan dunia.
Manusia dikaruniai Allah dengan berbagai karunia dan kelengkapan
Roh. Sehingga sebagai ciptaan Allah, manusia adalah ciptaan yang dinamis,
terbuka pada pembaharuan dan penuh pengharapan akan masa depan. Dengan
kelengkapan karunia Roh itulah, manusia sebagai ciptaan Allah adalah manusia
yang saling melengkapi dalam saegala kelebihan dan segala keterbatasannya. Ia
adalah manusia yang memiliki keprihatinannya akan dunia ini, sehingga giat
untuk mengusahakan kesejahteraannya dalam kerangka kesejahteraan bersama
(umum).

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah
2. Langkah kegiatan :

Strategi Penyajian
Kegiatan
Pengasuh Aktif Remaja Aktif
- Menyiapkan remaja - Doa Pembukaan
Pembukaan untuk mengikuti
materi yang akan
disajikan.

51
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

- Menunjuk salah
seorang remaja untuk
berdoa membuka
kegiatan belajar
mengajar

52
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Inti - Menjelaskan - Mendengar


- Memberi pertanyaan - Menjawab Pertanyaan
- Menunjuk salah - Doa Penutup
Penutup seorang remaja untuk
berdoa menutup
kegiatan belajar
mengajar.

3. Ayat Hafalan :
Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi
kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan
dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari
dunia, sebab itulah dunia membenci kamu (Yoh 15 :
19).
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Papan flannel, gambar-gambar
4.2. Sumber : Alkitab, KURIN

VI. EVALUASI
1. Jelaskan contoh cerita rakyat Maluku tentang terjadinya manusia.
2. Jelaskanlah pandangan sendiri berdasarkan Alkitab tentang terjadinya
manusia.

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : KONTEKS
2. Pokok Bahasan : 1. Pandangan tentang dunia dan Manusia
3. Sub Pokok Bahasan : 1.3. Pandangan Ilmu Pengetahuan tentang
Terjadinya Dunia
4. Bahan Bacaan Alkitab : Kejadian 1: 1-13
5. Jenjang/Semester :RI/1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 menit
8. Hari/Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami pandangan tentang dunia dan manusia, baik ditinjau dari cerita
rakyat Maluku maupun pengetahuan.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Setelah penyajian materi Anak Remaja dapat:

53
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

1. Menjelaskan teori Kant-Laplace mengenai terjadinya bumi.


2. Menjelaskan teori Chamberlin dan Maulton tentang terjadinya bumi.
3. Membandingkan teori Kant-Laplace dan teori Chamberlin-Maulton dengan
proses penciptaan bumi menurut Kitab Kejadian.

IV. URAIAN MATERI


Bumi berbentuk bulat dengan garis tengah dari kutub ke kutub
sebesar 7.900 mil, sedangkan bila dihitung berdasarkan garis equator
sebesar 7.923 mil (1 mil = 1,6 km). Luas bumi 510.000.000 km2, yang terbagi
atas luas daratan 149.000.000 km2, dan luas lautan 361.000.000 km2. Berat
bumi adalah 6,6 x 1021 ton.
Bumi diselimuti lapisan gas yang disebut atrnosfer. Tebal atmosfer
ini sampai setinggi 3000 mil terhitung dari permukaan air laut. Atmosfer terdiri
atas tiga lapisan, yaitu troposfer, stratosfer, dan ionosfer. Lapisan troposfer
meliputi bumi setebal 10 mil pada khatulistiwa dan menipis sampai 5 mil pada
kutub-kutub bumi. Lapisan stratosfer mulai dari 10 mil sampai 50 mil di atas
permukaan bumi. Sedangkan lapisan di atas 50 mil disebut sebagai ionosfer
karena pada lapisan ini tekanan udara sangat rendah sehingga semua partikel
yang berada di lapisan ini akan terurai menjadi ion-ionnya.
Bagaimana terjadinya bumi menurut llmu Pengetahuan ? Terdapat
beberapa teori mengenai terjadinya bumi. Kita hanya akan mempelajari dua
teori diantaranya, yakni teori Kant-Laplace dan teori Chamberlin Maulton.
Teori pertama dikenal pula dengan nama teori kabut, sedangkan teori kedua
dikenal pula dengan nama teori planetisimal.

1. Teori Kant Laplace


Imanuel Kant dan Simon Laplace mengembangkan teori mereka
secara terpisah. Tetapi karena teori keduanya memiliki kemiripan besar
maka teori mereka digabung dan disebut teori Kant-Laplace. Menurut
mereka, pada mulanya di alam raya terdapat kabut tebal yang berputar-
putar. Kabut tersebut makin lama makin mendingin, sehingga menyebabkan
gerak putar tersebut semakin cepat. Perputaran ini selanjutnya
mengakibatkan pendataran di bagian kutub-kutubnya dan penimbunan
materi di bagian khatulistiwanya. Bagian khatulistiwa inilah yang
merupakan daerah yang paling tidak stabil sewaktu perputaran semakin
cepat. Di bagian yang tidak stabil tersebut, akan terlepas materi dari masa
asal. Bagian-bagian yang terlepas mengalami kondensasi dan akhirnya
menjadi padat dan ikut berputar mengelilingi massa awal. Massa awal
tersebut akhirnya menjadi matahari, sedangkan bagian yang terlepas tersebut
setelah padat menjadi planet-planet, termasuk bumi.
Dalam perkembangan selanjutnya planet-planet tersebut selain
berputar sendiri menurut porosnya, juga berputar bersama-sama
mengelilingi matahari. Dalam gerak berputarnya, planet-planet tersebut juga
melepaskan materi-materi. Materi yang dilepaskan tersebut disebut sebagai
satelit atau bulan. Planet Yupiter melepaskan 1 bulan, planet Mars
melepaskan 2 bulan, dan planet Bumi melepaskan 1 bulan.

54
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

2. Teori Chamberlin-Maulton
Chamberlin adalah seorang ahli geologi, sedangkan Maulton adalah
seorang astronom. Keduanya berasal dari Amerika Serikat. Chamberlin dan
Maulton menjelaskan bahwa secara garis besar di alam raya terdapat
matahari asal. Kemudian sebuah bintang besar mendekati massa awal
tersebut sehingga terjadi gaya tarik yang kuat antara dari bintang terhadap
matahari. Akibatnya di permukaan matahari terjadi ledakan-ledakan dashyat
yang berupa gas yang dilepaskan keluar dari matahari asal. Gas yang sudah
lepas ini dalam perkembangan selanjutnya mengalami kondensasi dan
akibatnya menjadi massa yang padat, yang disebut planetisimal. Bumi
merupakan salah satu bentuk planetismal tersebut.

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah, Diskusi
2. Langkah kegiatan :

Kegiatan Pengasuh Kegiatan Anak Remaja


Pembukaan Meminta komentar anak Memperhatikan dan
mengenai apa yang memberikan komentar
mereka ketahui tentang
bumi dan bagai-mana
terjadinya bumi.
Inti - Menjelaskan bentuk - Memperhatikan dan
dan ukuran bumi. memberikan komentar
- Menjelaskan teori
Kant-Laplace me- - Berdiskusi dalam
ngenai terjadinya kelompok-kelompok
bumi. kecil
- Menjelaskan teori
Chamberlin dan - Menyajikan hasil
Maulton tentang diskusi kelompok dan
terjadinya bumi (pada memberikan komentar
setiap pen-jelasan terhadap penyajian
pengasuh dapat kelompok lain.
meminta komentar
atau mengajukan
pertanyaan pada anak)
- Membagi anak remaja
dalam kelompok-
kelompok kecil dan
menugaskan untuk
memban-dingkan
kedua teori tersebut
dengan Kej 1:1-9.

55
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

- Meminta setiap
kelompok me-
nyampaikan hasil
diskusinya.

56
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Penutup Mengajukan perta-nyaan Menjawab perta-nyaan


(evaluasi) untuk yang disam-paikan
mengukur penguasaan pengasuh.
anak.

3. Kata-kata bijak :
4. Alat dan Sumber :
Globe (jika ada, kalau tidak dapat diganti dengan
bola)

VI. EVALUASI
1. Jelaskan pandangan Kant dan Laplace tentang proses terjadinya bumi.
2. Jelaskan pandangan Chamberlin dan Maulton tentang terjadinya bumi.
3. Bandingkanlah kedua teori di atas dengan cerita Kitab Kejadian tentang
penciptaan dunia.

I. IDENTITAS
1. Program Sajian : KONTEKS
2. Pokok Bahasan : 1. Pandangan tentang dunia dan Manusia
3. Sub Pokok Bahasan : 1.4. Pandangan Ilmu Pengetahuan tentang
Terjadinya Manusia
4. Bahan Bacaan Alkitab : Maz 139 : 7 - 13
5. Jenjang/Semester :RI/1
6. Pertemuan ke :
7. Waktu : 60 menit
8. Hari/Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN :


Memahami pandangan tentang dunia dan manusia, baik ditinjau dari cerita
rakyat Maluku maupun pengetahuan.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN :


Setelah penyajian materi Anak Remaja dapat :
1. Menjelaskan teori evolusi tentang manusia.
2. Membandingkan teori Evolusi dengan proses penciptaan manusia menurut
Kitab Kejadian.

57
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

IV. URAIAN MATERI:


Dalam bukunya yang berjudul "The Origin of Species by Means of
Natural Selection", Robert Darwin mengemukakan dua teori pokoknya.
Pertama species yang hidup sekarang berasal dari species yang hidup di masa
lampau. Kedua, evolusi terjadi melalui seleksi alam. Menurut Darwin, makhluk
hidup yang ada sekarang mengalami perubahan bentuk secara perlahan, dalam
waktu yang sangat lama. Burung finch di kepulauan Galapagos awalnya hanya
satu species, yakni burung dengan paruh pendek. Tetapi karena mereka hidup di
kepulauan yang berkarang dan gersang, maka terjadi proses adaptasi dengan
lingkungan. Secara perlahan terjadi perubahan-perubahan bentuk dan akhirnya
menjadi 13 spesies burung finch dengan berbagai ragam pola konsumsinya.
Para ahli evolusi kemudian melakukan penelitian-penelitian terhadap
berbagai macam fosil. Dari kajiannya terhadap fosil-fosil di antaranya manusia
Neanderthal, manusia Java, manusia Peking, manusia Cromagnon, dsb, para
ahli evolusi membuat hubungan antara manusia dengan kera. Manusia berasal
dari kera melalui sebuah proses evolusi selama jutaan tahun, begitu pendapat
mereka. Perubahan tersebut terjadi secara bertahap dan memerlukan waktu
yang sangat lama. Awalnya dari kera, kemudian menjadi manusia kera yang
berjalan agak membungkuk, lama kelamaan menjadi manusia yang berjalan
tegak (lihat gambar).

Banyak ahli menentang pendapat itu, di antaranya Wilder Smith,


Bolton Davidheiser, Martin Bowden, Ken Ham, dan Prof. Chargaff. Ahli-ahli
tersebut beranggapan manusia sekarang berasal dari manusia, bukan kera.
Manusia purba (biasa disebut homo erectus) memang berbeda tampilannya dan
pola hidupnya dari manusia sekarang. Tetapi kalau manusia purba didandani
seperti manusia sekarang, diberi pakaian dan topi, tidak seorangpun
menganggapnya aneh. Banyak bukti yang kemudian dapat dipakai untuk
mengungkapkan kesalahan teori evolusi. Salah satunya dari fakta-fakta fosil.
Fosil menurut teori evolusi adalah proses membatunya jasad renik secara
perlahan-lahan dalam waktu yang sangat lama. Ternyata beberapa temuan fosil
menunjukkan bahwa fosil terbentuk dalam waktu yang relatif cepat dan fosil
terjadi akibat suatu peristiwa bencana besar (katastopik). Bahan kimia yang
berperan dalam pembentukan fosil antara lain silicon dioxide (SiO2), calcium-

58
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

carbonate (CaC03), dan iron disulfide (FeS2). Temuan fosil dimaksud antara
lain :
1. Fosil tulang kaki dalam sepatu boot.
Awal tahun 2000-an, ditemukan sepatu boot tempat tulang kaki manusia
yang telah menjadi fosil. Sepatu boot itu sendiri ternyata dibuat oleh PT.
M.L Leddy Shoe Maker di San Angelo Amerika Serikat, pada tahun 1950-
an. Itu berarti bahwa proses terbentuknya fosil tulang kaki tersebut
berlangsung relatif cepat, yakni sekitar 50 tahun.
2. Fosil kerang
Para ahli menemukan beberapa fosil kerang dalam keadaan tertutup. Jika
proses pembentukan fosil terjadi dalam waktu yang lama, maka ketika
kerang mati jasadnya akan membusuk dan cangkangnya menjadi terbuka
atau bagian-bagian cangkangnya terpisah satu dengan yang lain. Tetapi
kenyataan menunjukkan bahwa kebanyakan fosil kerang yang ditemukan,
cangkangnya masih dalam keadaan tertutup. Hal ini menunjukkan bahwa
proses pembentukan fosil kerang tersebut berlangsung dalam waktu yang
relatif cepat.
Penelitian terbaru di bidang genetika mengungkapkan fakta yang lebih
akurat. Ternyata jumlah kromosom manusia dan kera berbeda. Kromosom
kera sama dengan kromosom simpanse yakni 48, sedangkan kromosom
manusia 46. Dengan demikian, manusia jelas bukan berasal dari kera; kera
bukan nenek moyang kita.

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah, Diskusi
2. Langkah kegiatan :

Kegiatan Pengasuh Kegiatan Anak Remaja


Meminta komentar anak Memperhatikan dan
mengenai apa yang memberikan komentar
Pembukaan mereka ketahui tentang
bumi dan bagaimana
terjadinya manusia.
Inti Menjelaskan teori me- Memperhatikan dan
ngenai terjadinya bumi memberikan komentar
(perkembangan manusia).
Penjelasan hanya dibatasi
pada teori Darwin dan Berdiskusi dalam
teori perkem bangan ma- kelompok-kelompok
nusia menurut para ahli kecil
evolusi. (perlihat-kan
gambar perkem-bangan
manusia me-nurut ahli Menyajikan hasil diskusi
evolusi ke-pada anak). kelompok dan
Memba-gi anak remaja memberikan komentar

59
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

dalam kelompok- terhadap penyajian


kelompok kecil dan kelompok lain.
menugas-kan mereka
untuk mendiskusikan
perta-nyaan : “benarkah
manusia berasal dari
Kera”. Meminta setiap
kelompok menyam-paikan
hasil diskusi-nya.
Menegaskan kepada anak
bahwa manusia bukan
berasal dari Kera. Manusia
adalah hasil penciptaan
Tuhan. Hal ini dibukti-kan
melalui hasil penelitian
ahli geneti-ka yang
menunjukkan bahwa
kromosom manusia dan
kera berbeda.
Penutup Mengarahkan anak untuk Bersama pengasuh
membuat rangkuman membuat rangkuman

3. Ayat Hafalan :
“Jika Evolusi benar, bagaimana para ibu masih tetap
hanya memiliki dua(2) tangan? (Ed.Dussault)
4. Alat dan Sumber :
Gambar - gambar kera dan mansia (Gambar
perkembangan manusia menurut para ahli evolusi-
lihat uraian materi)

VI. EVALUASI
1. Jelaskan perkembangan terjadinya manusia menurut ahli evolusi?
2. Benarkah manusia berasal dari kera? Bandingkanlah dengan Kejadian 2:7,
apa pendapat anda?

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : KONTEKS
2. Pokok Bahasan : 2. Lingkungan Hidup
3. Sub Pokok Bahasan : 2.1. Pencemaran Lingkungan dan Reboisasi
4. Bahan Bacaan Alkitab : Kejadian 2 : 8-15, Wahyu 7 : 3
5. Jenjang / Semester : R 1 / 1

60
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 menit
8. Hari, Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Menyadari pentingnya lingkungan hidup untuk berpartisipasi dalam
melestarikannya.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan pandangan Alkitab terhadap hidup!
2. Menentukan terjadinya pendemaran lingkungan!
3. Menyebutkan alas an kita harus mengatasi pencemaran lingkungan!
4. Memiliki sikap yang tepat dalam mengatasi pendemaran lingkungan!

IV. URAIAN MATERI


1. Pandangan Alkitab terhadap lingkungan hidup
Sebelum kita membicarakab pandangan Alkitab terhadap lingkungan hidup,
kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan lingkungan hidup.
Lingkungan hidup adalah semua benda, keadaan dan pengaruh yang
terdapat dalam ruang yang kita tempati dan yang mempengaruhi hal-hal
yang hidup termasuk manusia.
Manusia adalah penanggung jawab utama atas ciptaan Tuhan , manusia
diciptakan segambar Allah (Kejadian 2 : 26 – 27) yang dijadikan penguasa
atas seluruh ciptaanNya (Kejadian 1 : 28 – 30). Kata penguasa tidak boleh
diartikan sebagai penguasa yang dapat berbuat seenaknya. Yang dimaksud
sebenarnya adalah penguasa alam dalam arti pengelola atau yang ditugasi
untuk mengembangkan Ciptaan Tuhan itu.
Perintah Allah untuk mengembangkan alam ini merupakan mandat, artinya
Tuhan memberi tugas kepada manusia atas nama Tuhan untuk
mengembangkan alam.
Apabila manusia menjlankan tugasnya dengan benar, maka seluruh ciptaan
akan berkembang menuju kepada kepenuhannya. Tetapi apabila manusia
menjalankan tugasnya dengan salah, maka seluruh ciptaan akan terkena
dampaknya. Dalam Alkitab, Taman Eden tidak digambarkan sebagai taman
impian yang berada diluar dunia, melainkan sebagai suatu taman yang
dibangun Tuhan di suatu tempat di bumi ini (Kejadian 2 : 8).
Kehidupan manusia di Taman Eden dapat dibayangkan sebagai kehidupan
yang sangat indah dan menyenangkan. Taman Eden menunjuk pada bentuk
kehidupan yang dikehendaki Tuhan ketika Ia menciptakan alam semesta
ini. Tuhan melengkapi kehidupan manusia di Taman Eden dengan
menumbuhkan berbagai macam pohon. Ada pohon yang berfungsi untuk
keindahan (yang menarik) adan ada yang berfungsi untuk dimakan buahnya
(kejadian 2 : 9). Kesuburan Taman Eden itu juga dilengkapi dengan air yang
mengalir membasahi seluruh bumi serta memberi kesuburan. Jadi, Taman
Eden merupakan taman yang mendatangkan berkat bagi sekitarnya. Fungsi

61
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

air itu memberikan kesuburan bagi pohon-pohon dan kehidupan bagi ikan-
ikan.
Di tegah-tengah keindahan Taman Eden itu, Tuhan menempatkan manusia
didalamnya. Penempatan itu bukan sekedar supaya manusia bisa menikmati
kebahagiaan, tetapi juga suatu tugas untuk mengusahakan dan memlihara
taman tersebut. Jadi, jelas bahwa Taman Eden itu bukan milik manusia,
tetapi titipan Tuhan untuk manusia supaya dapat mewujudkan ibadahnya
dengan mempersembahkan kasih pekerjaannya sebagai persembahan yang
harum bagi Tuhan (Kejadian 2 : 15)

2. Penyebab kerusakan lingkungan hidup


Masalah yang terjadi dalam lingkungan hidup tidak lepas dari sifat dan sikap
manusia yang cendrung menuruti hawa nafsu serakahnya. Manusia dengan
sifat superiornya telah dan terus mengekspliotasikan alam dengan seenaknya
sendiri tanpa peduli lingkungan hidupnya. Keprihatinan terhadap
lingkungan hidup, terutama diakibatkan karena keseimbangan lingkungan
hidup sedang terganggu akibat kepadatan penduduk, pendemaran udara,
tanah, air. Semua itu terjadi akibat dari sikap manusia terhadap alam, antara
lain, ingin cepat-cepat berhasil dan makmur lalu memaksa kemampuan
alam. Sikap/ gaya hidup konsumtif yang serakah, tanpa mau memikirkan
hari esok dan mengabaikan kepentingan bersama.
Memang masalah lingkungan hidup merupakan masalah dilematis. Disuatu
pihak ada tuntutan untuk mempertahankan hidup (surfive), namun dipihak
lain usaha tersebut memunculkan permasalahan yang lain, misalnya : paket
teknologi dibidang pertanian menggunakan pupuk buatan pabrik yang akan
menghasilkan panen yang melimpah dalam waktu yang relatif singkat.
Namun, akibatnya tanah menjadi “Fatik” (jenuh), udara dan air tercemar,
bahkan hasil panenpun tercemar. Kebiasaan membuang sampah sembarang
tempat, penggunaan “sprayer”, seperti obat nyamuk, parfum dan penyegar
ruangan yang mengandung bahan kimia aktif, pemakaian kertas yang
berlebihan, penggunaan listrik yang kurang bijak, dan banyak kebiasaan lain
yang mencerminkan sikap yang kurang peduli dengan kerusakan
lingkungan.

3. Alasan kita harus mengatasi kerusakan lingkungan hidup.


- Karena Allah telah memberikan mandat kepada kita untuk
mengusahakan dan memelihara lingkungan kita, manusia adalah
penanggung jawab utama atas ciptaan Allah dan harus dipertanggung
jawabkan kepada Allah (Kejadian 1 : 26-28 ; 2 : 15). Kita adalah alat
ditangan Allah untuk melaksanakan mandatNya.
- Firman Tuhan bagi kita jangan merusakan alam ciptaan Tuhan (Wahyu
7 : 3). Karena bumi dan segala isinya empunya Tuhan (Maz 24 : 1)
- Lingkungan hidup adalah tempat dimana manusia hidup dan berkarya
dan melayani. Untuk itu kalau lingkungan ini terancam rusak maka kita
yang harus mengatasinya.

62
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

4. Sikap yang tepat dalam mengatasi pencemaran lingkungan


Kita harus menjaga, melestarikan, memlihara, mengusahakan dengan penuh
tanggungjawab sehingga lingkungan kita tetap menjadi sungguh amat baik
seperti awal penciptaannya oleh Allah (Kej 1 : 31). Kita harus nmerasa
terpanggil untuk melihat kondisi lingkungan hidup yang semakin kristis
dengan terus menerus melakukan aksi-aksi memperlambat laju kerusakan
lingkungan hidup baik pada tingkat global regional maupun raional dan
lokal yang semuanya dimulai dari lingkungan keluarga dengan jalan :
- Reboisasi/ jalur hijau
- Menggunakan secara maksimum sinar matahari sebagai penerang
- Menggunakan ventilasi/ lubang udara sebaik-baiknya hingga
penggunaan AC dapat ditekan.
- Menggunakan kertas seefektif mungkin
- Menggunakan kendaraan untuk hal-hal yang perlu untuk mengurangi
jumlah pengeluaran toxic dan gas yang berbahaya.
- Tidak ngebut. Mengurangi kecepatan laju kendaraan berarti menghemat
bahan bakar dan juga lebih sedikit karbon dioksida yang dikeluarkan.
- Memakai tissue yang mudah didaur ulang
- Mengurangi penggunaan platik karena plastik sulit didaur ulang
- Membiasakan menggunakan kotak atau wadah yang dapat digunakan
kembali atau wadah yang dibawa sendiri untuk tempat makan/ minum
- Menanm pohon dan tanaman disekitar rumah
- Jika puny taman kita kumpulkan sisa-sisa daun-daunan, sisa-sisa buah-
buahan dan sayur busuk dan buatlah timbunan kompos.

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Diskusi
2. Langkah kegiatan :

Strategi Penyajian
Kegiatan
Pengasuh Aktif Remaja Aktif
- Mencek kehadiran dan - Puji-pujian dan Doa
Pembukaan persiapan remaja
- Motivasi
- Menjelaskan materi - Menyimak penjelasan
pelajaran dengan - Berdiskusi sesuai
pokok-pokok yang pokok-pokok masalah
akan didiskusikan yang disampaikan
Inti
sesuai TKP - Pembahasan hasil
- Memandu dan diskusi
mendampingi anak
dalam diskusi
- Simpulan
Penutup
- Doa dan Puji-pujian

63
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

3. Ayat Hafalan :
“Bumi ini bukanlah warisan nenek moyang, melainkan
titipan anak cucu kita” (Khalil Gibran)
4. Alat dan Sumber :

VI. EVALUASI
1. Jelaskan pandangan Alkitab terhadap lingkungan hidup
2. Tentukanlah sebab-sebab terjadinya pencemaran lingkungan hidup
3. Sebutkan alasan kita harus mengatasi lingkungan hidup
4. Bagaimana sekap yang tepat yang harus kita pilih dalam mengatasi
pencemaran lingkungan hidup

64
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : 4.Hidup kita sebagai saksi
3. Sub Pokok Bahasan : 4.1.Arti hidup sebagai saksi.
4. Bahan Bacaan Alkitab : Mat 28 : 14; Kis 1 : 8
5. Jenjang/semester : R II / 1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 menit
8. Hari/tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Menyadari makna hidp sebagai saksi

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menjelaskan pengertian hidup sebagai saksi Kristus.
2. Menjelaskan makna hidup sebagai saksi Kristus
3. Memberikan contoh sikap hidup sebagai saksi Kristus

IV. URAIAN MATERI


1. Pengertian hidup sebagai saksi Kristus
Sebagai orang yang beriman, mestinya kita menydari bahwa hidup adalah
anugerah Allah yang sangat luar biasa. Itu berarti Allah mempunyai rencana
tersenciri terhadap hidup orangpercaya. Dan sebagai orang yang percaya
kepada Yesus Kristus, mestinya kita menyadari bahwa kita adalah murid-
muridNya yang diutus untuk bersaksi di tengah-tengah dunia dimana kita
ada. Dengan demikian arti hidup sebagai saksi Kristus berdasarkan Matius
28 : 19 dan Kisah 1 : 8 adalah “memberitakan Injil Damai Sejahtera Allah”
berdasarkan apa yang kita lihat dan yang kita alami sesuai dengan iman kita
kepada Yesus Kristus. Untuk itu bila kita telahmengambil keputusan
menjadi murid Kristus yang diutus sebagai saksi maka ada tiga syarat yang
mesti dimiliki oleh setiap saksi Kristus :
1) Harus mengutamakan Yesus melebihi segala-galanya bahkan melebihi
nyawanya sendiri
2) Memikul salib dan mengikut Yesus, dalam pengertian siap sedia
menghadapi berbagai penderitaan yangmungkin dapat terjadi dalam diri
orang yangbersaksi tentang Yesus.
3) Melepaskan diri dari segala milik agar jangan membuat harta benda
menjadi motivasi mereka sebagai saksi Kristus.

2. Makna hidup sebagai saksi Kristus


Makna hidup sebagai saksi Kristus adalah mendapatkan kemampuan untuk
melakukan kebenaran friman Tuhan dalam seluruh aspek kehidupan baik
dalam lingkungan gereja maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
serta disanggupkan untuk menghadapi dan menyelesaikan berbagai
persoalan dan tantangan hidup.

65
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Bila semua orang percaya telah memaknai akan arti dan makna hidupnya
sebagai saksi Kristus di tengah-tengah dunia, maka itu dapat terwujud dalam
berbagai bentuk pelayanan dan kesaksian.

3. Contoh sikakp hidup sebagai saksi Kristus


Contoh sikap hidup sebagai saksi Kristus adalah :
1) Berkata yang jujur dan sopan
2) Berperilaku yang baik
3) Melakukan perbuatan kasih kepada sesama
4) Setia dalam melaksanakn tugas
5) Hidp yang suci/bersih dari berbagai pengaruh hidup
6) Tidak mudah dipengaruhi oleh perkembangan IPTEK
7) Menghindari diri dari pergaulan bebas, narkoba, free seks, dan lain-lain.
Itu berarti bahwa kita dibelajarkan untuk hidup sebagai saksi Kristus dalam
pola dan cara hidup yang benar.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah berfariasi
2. Langkah kegiatan :

Kegiatan Kegiatan Pengasuh Kegiatan Anak Asuh


- Memimpin doa - Remaja berdoa
Pembukaan pembacaan Alkitab - Membaca secara ber-
- Memandu baca Alkitab giliran
- Menjelaskan materi - Mendengar penjelasan
hari ini - Memberikan
- Tanya jawab,diskusi respon/jawaban
Inti seputar materi - Mencatat rangkuman
- Memberikan materi
rangkuman materi - Menjawab pertanyaan
- Memberikan evaluasi
- Pandu persembahan - Remaja berdoa dan
yang di awali dengan memberi persembahan
doa - Remaja berdoa
Penutup
- Memimpin doa syafaat - Menyanyi bersama
- Mengajak menyanyi - Berdoa
- Meminta berkat Tuhan

3. Ayat Hafalan :
“Aku bersyukur kepadaMu oleh karena kejadianku
dasyat dan ajaib ”. (Maz 139 : 14)
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal.
4.2. Sumber : Alkitab, Kurikulum Inti, Melayani dengan efektif,
Penginjilan Masa kini

66
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

VI. EVALUASI
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Jelaskan pengertian hidup sebagai saksi Kristus!
2. Jelaskan makna hidup sebagai saksi Kristus !
3. Berikan contoh sikap hidup sebagai saksi Kristus !

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : 4. Hidup kita sebagai saksi
3. Sub Pokok Bahasan : 4.2. Saksi dalam pikiran dan tutur kata.
4. Bahan Bacaan Alkitab : Yes 44 : 8; Yak 5 : 12; Fil 2 : 5
5. Jenjang/semester : R II / 1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 menit
8. Hari/tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Menyadari makna hidp sebagai saksi

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menjelaskan pengertian saksi dalam pikiran dan tutur kata.
2. Menyebutkan contoh saksi dalam pikiran dan tutur kata

IV. URAIAN MATERI


1. Saksi dalam pikiran dan tutur kata
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna dari semua makhluk ciptaan
Allah. Dikatakan demikian karena manusia diciptakan Allah dengan cara
yang berbeda dari makhluk ciptaan Allah yang lain, secara khusus manusia
memiliki akal, pikiran dan perasaan yang tidak dimiliki oleh ciptaan lainnya.
Untuk itu dalam penampilan hidupnya mesti berbeda dengan makhluk
lainnya. Hal ini dapat dinyatakan dalam pola dan cara hidup manusia,
teristimewa orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus dan yang
menyatakan dirinya sebagai saksi-saksi Kristus. Itu berarti bahwa saksi
dalam pikiran dan tutur kata mesti berorientasi pada pola pelayanan Yesus.
Di mana dalam Mat 11 : 29 Yesus berkata “Aku lemah lembut”. Juga seperti
yang dikatakan oleh Paulus dalam I Tes 2 : 7 kami berlaku ramah di antara
kamu. Ungkapan-ungkapan dimaksud sebenarnya ditujukan kepada semua
orang percaya untuk menampakan dalam hidupnya pola pikir dan tutur kata

67
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

yang positif danlemah lembut (I Tim 3 : 3). Cara berpikir yang negatif dan
perkataan yang kasar sering melukai dan mengilangkan semangat orang
lain, tetapi berpikir yang positif dan perkataan yang lembut menunjukkan
rasa hormat yang dalam dan kepekaan terhadap setiap orang. Juga seperti
yang diungkapkan dalam kitab Yes 44 : 8, Yak 5 : 12, Fil 2 : 5. Ketiga
bagian firman ini juga menjelaskan tentang kesaksian yang baik dan benar
serta diamanatkan oleh Tuhan Yesus dalam pola berpikir dan bentuk
perkataan dalam melaksanakan tugas sebagai saksi. Kelemahan lembutan
tidak boleh dikacaukan dengan kelemahan, sikap lembut tidak sama dengan
ketakutan ataupun kurangnya inisiatif. Seringkali pekerja Kristen harus maju
ke depan dan menjadi berani, tetapi selalu dengan pertimbangan yang besar
akan kata-kata dan tindakannya terhadap orang lain.
Karena itu mesti kita menyadari akan keterpanggilan kita sebagai saksi
Krtistus dalam pikiran dan perkataan. Itu berarti bahwa tugas kita adalah
memberitakan Injil, menginjili orang-orang yang terhilang dan membangun
mereka yang selamat, karena pelayanan kita adalah bagian dari kehidupan
Kristen. Yesus sendiri dapat melaksanakan tugas penginjilan dalam “Three
Fold Ministry” (Pelayanan tiga ganda Mat 9 : 35) secara utuh dan sempurna
kemanapun Ia pergi, yaitu :
1. Mengajar, yaitumenjelaskan tentang Firman Allah guna melenyapkan
ketidaktahuan serta mengubah cara berpikir tentang pengetahuan dan
pengenalan akan Allah secara benar
2. Berkhotbah atau memberitakan Injil Kerajaan Allah,
yangmenyelamatkan danmembebaskan dari dosa.
3. Menyembuhkan, menggambarkan bahwa di dalam pembebasan Allah
melalui Yresus Kristus ada pembebasan fisik dari akibat dosa. Ini
menyangkut pembebasan total dari Allah.
Dengan demikian yang dimaksudkan dengan bersaksi melalui pikiran adalah
menunjukkan pada pola pikir yang positif, mengarah pada kebenaran hidup
yang sesuai dengan Firman Tuhan.
Sedangkan saksi dalam tutur kata adalah memberitakan Injil Yesus Kristus
kepada semua orang dengan kata-kata yang benar dan mendatangkan
sukacita.

2. Contoh saksi dalam pikiran dan tutur kata


Contoh saksi dalam pikiran dan tutur kata adalah:
1. Mengajar
2. Berkhotbah
3. Mendoakan orang sakit
4. Berkata jujur
5. memimpin ibadah remaja dan ibadah anak
Untuk itu ketika kita sanggup melakukan semuanya ini maka kita adalah
termasuk orang-orang yang berbahagia.

V. AKTIFITAS BELAJAR

68
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

1. Metode yang digunakan : Diskusi


2. Langkah kegiatan :

Kegiatan Kegiatan Pengasuh Kegiatan Anak Asuh


- Memimpin doa - Remaja berdoa
Pembukaan pembacaan Alkitab - Membaca secara ber-
- Memandu baca Alkitab giliran
- Menjelaskan materi - Mendengar penjelasan
hari ini - Memberikan
- Tanya jawab,diskusi respon/jawaban
Inti seputar materi - Mencatat rangkuman
- Memberikan materi
rangkuman materi - Menjawab pertanyaan
- Memberikan evaluasi
- Pandu persembahan - Remaja berdoa dan
yang di memberi persembahan
- awali dengan doa - Remaja berdoa
Penutup
- Memimpin doa syafaat - Menyanyi bersama
- Mengajak menyanyi - Berdoa
- Meminta berkat Tuhan

3. Ayat Hafalan :
“Apapun juga yang kamu perbuat,perbuatlah
dengan segenap hatimu, seperti untuk Tuhan dan
bukan untuk manusia”. (Kolose 3 : 23)

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat : Klasikal.
4.2. Sumber : Alkitab, Kurikulum Inti, Melayani dengan efektif,
Penginjilan Masa kini

VI. EVALUASI
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Jelaskan pengertian saksi dalam pikiran!
2. Jelaskan pengertian saksi dalam tutur kata !
3. Sebutkan contoh saksi dalam pikiran dan tutur kata !

69
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : 4. Hidup kita sebagai saksi
3. Sub Pokok Bahasan : 4.3. Saksi dalam sikap dan perbuatan
4. Bahan Bacaan Alkitab : Kis 2 : 41 - 47, 4 : 36 -37
5. Jenjang/semester : R II / 1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 menit
8. Hari/tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Menyadari makna hidup sebagai saksi

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menjelaskan pengertian saksi dalam sikap hidup Kristiani
2. Menjelaskan pengertian saksi melalui perbuatan
3. Menyebutkan contoh sikap hidup sebagai saksi
4. Menyebutkan contoh saksi dalam perbuatan

IV. URAIAN MATERI


1. Saksi dalam sikap dan perbuatan
Sikap hidup dapat diartikan sebagai pandangan hidup atau perbuatan yang
sesuai dengan peneirian. Dengan semikian pengertian saksi melalui sikap
hidup Kristiani adalahpandangan hidup Kristiani berdasarkan iman kepada
Yesus Kristus, hal ini menunjukkan pada sikap hidup yang harus berorientai
pada sikap hidup Yesus dalam pelayananNya. Nampak dalam kesaksian
Alkitab tentang sikap pelayanan yang baik yang ditampilkan oleh Tuhan
Yesus yakni :
1. Kasih, pengertian dan empati, kerendahan hati
2. Berterima kasih, kesabaran, pengampunan, kebaikan
3. Tidak cemburu, bersikap seperti apa adanya
4. Memperhatikan orang yang lemah dan lain-lain.
Melalui sikap hidup seperti ini membuat banyak orang menjadi percaya
kepada Yesus, untuk itu sebagai orang percaya/orang Kristen harus
menyadari bahwa sebagai saksi di tengah dunia yang majemuk kita mesti
menampakan sikap yang 3 M (mengundang, menawar dan melayani).
Dengan pola sikap hidup seperti inilah kita pastimenjadi idola banyak orang.
Apalagi dalamkehidupan,kita hidup sengantidak mementingkan diri sendiri
(Rom 15 : 2)kita hidup dengan kerendahan hati, hidup rukun dan saling
membagi (Kis 2 : 41- 47).

2. Pengertian saksi dalam perbuatan.


Saksi dalamperbuatan adalah menunjukkan pada tindakan kita. Artinya
bahwa kesaksian Kristiani itu tidak hanya sebatas sikap, pikiran dan tutur
kata, tetapi mesti dilengkapi dengan perbuatan-perbuatan yang benar dan

70
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

sempurna seperti yang diuraikan dalam KIs 4:36-37, bagaimana kita melihat
sikap dan tindakan jemaat mula-mula yang hidupnya rukun dan damai.
Kuncinya adalahkarena perbuatan/tindakan mereka selalu mengarah pada
kebenaran firman Tuhan, siap sebagai saksi Kristus nampak dalam
perbuatan, ketaatan melaksaakan firman Tuahn walaupun agak sulit dan
berat. Dengan demikian menjadi saksi dalam perbuatan adalah menjadi
saksi Kristus ang taat kepada perintah-perintahNya dan berbuat baik kepada
sesama.

3. Contoh sikap hidup sebagai saksi adalah :


1. Sopan santun, rendah hati, kesabaran
2. Tidak cemburu, tahu berterma kasih, hidup apa adanya, dan lain-lain.

4. Contoh saksi dalam perbuatan adalah :


- Menolong orang miskin
- Mengunjungi orang sakit
- Tidak berkelahi antar pelajar
- Rajin beribadah
- Suka kerja sama dengan orang lain
- Memberantas narkoba, miras dan free seks, dan lain-lain

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Diskusi (Studi Kasus)
2. Langkah kegiatan :

Kegiatan Kegiatan Pengasuh Kegiatan Anak Asuh


- Memimpin doa - Remaja berdoa
Pembukaan pembacaan Alkitab - Membaca secara ber-
- Memandu baca Alkitab giliran
- Menjelaskan materi - Mendengar penjelasan
hari ini - Memberikan
- Tanya jawab,diskusi respon/jawaban
Inti seputar materi - Mencatat rangkuman
- Memberikan materi
rangkuman materi - Menjawab pertanyaan
- Memberikan evaluasi
- Pandu persembahan - Remaja berdoa dan
yang diawali dengan memberi persembahan
doa - Remaja berdoa
Penutup
- Memimpin doa syafaat - Menyanyi bersama
- Mengajak menyanyi - Berdoa
- Meminta berkat Tuhan

3. Ayat Hafalan :

71
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

“Janganlah kamu ingat apa yang kamu


berikankepada orang lain, tetapi hendaknya kamu
ingat apa yang kamu terima dari Tuhan Yesus”
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal.
4.2. Sumber : Alkitab, Kurikulum Inti, Melayani dengan efektif

VI. EVALUASI
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar
1. Jelaskan pengertian saksi dalam sikap hidup Kristiani !
2. Jelaskan pengertian saksi melalui perbuatan !
3. Sebutkan contoh sikap hidup sebagai saksi !
4. Sebutkan contoh saksi melalui perbuatan !

72
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : 5. Saksi Tuhan dalam Alkitab
3. Sub Pokok Bahasan : 5.1. Israel di hadapan Sanherib (Yesaya Bin
Amos)
4. Bahan Bacaan / Alkitab : 2 Raja-Raja 19 : 20 - 31
5. Jenjang / Semester : R II / 1
6. Pertemuan Ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 Menit
8. Hari / Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Menyadari makna hidup manusia sebagai saksi.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menjelaskan karakter Yesaya Bin Amos dalam 2 Raja-raja 19:20-31.
2. Menjelaskan pesan Firman Tuhan yang disampaikan Yesaya Bin Amos
kepada raja Hizkia.
3. Memberikan contoh sikap hidup sebagai saksi Tuhan dengan belajar dari
Yesaya Bin Amos.

IV. URAIAN MATERI


1. Karakter Yesaya Bin Amos dalam 2 Raja-raja 19:20-31.
Yesaya Bin Amos adalah salah satu nabi yang menjadi saksi Tuhan di Israel
sebagaimana disaksikan Alkitab. Yesaya berarti Tuhan adalah keselamatan.
Dalam zaman Raja Hizkia, Yesaya tampil sebagai saksi Tuhan untuk
memberikan penghiburan dan penguatan bagi Hizkia pada saat ia
diperhadapkan dengan Sanherib Raja Asyur. 2 Raja-raja 19:6 ada
penghiburan dan penguatan dari nabi Yesaya kepada Hizkia supaya jangan
takut terhadap perkataan yang diucapkan oleh budak-budak Sanherib raja
Asyur untuk menghujat Tuhan serta surat tentang kemenangan-kemenangan
Sanherib dalam menaklukkan Aram dan Palestina.

2. Pesan Firman Tuhan yang disampaikan Yesaya Bin Amos kepada raja
Hizkia
Pesan Firman Tuhan 2 Raja-raja 19:20-31 tentang doa Hizkia yang didengar
oleh Tuhan. Doa itu berupa pesan Tuhan yang menjelaskan bahwa raja
Hizkia tidak boleh takut terhadap penghinaan yang dilakukan Sanherib raja
Asyur kepada Tuhan, sebab Tuhan sendiri akan bertindak melawan dan
menggagalkan segala rencana Sanherib untuk memusnahkan bangsa Israel
seperti bangsa-bangsa lainnya 2 Raja-raja 19:20-28 sedangkan bagi raja
Hizkia dan bangsa Israel akan makan dari apa yang tumbuh sendiri 2 Raja-
raja 19:29.
3. Contoh sikap hidup sebagai saksi Tuhan dengan belajar dari Yesaya Bin
Amos.

73
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Kesaksian Yesaya Bin Amos menunjukan sikap seorang saksi Tuhan yang
memberikan rasa aman, tenteram dan kebahagiaan bagi raja Hizkia dan
bangsa Israel saat mereka sementara berada dalam suasana yang
menegangkan dan menakutkan. Menjadi saksi Tuhan adalah tugas orang
percaya yang harus diwujudkan lewat sikap nyata, baik itu perkataan
maupun perbuatan yang memberikan rasa aman, tenteram, kedamaian dan
kebahagiaan bagi orang lain yang sementara berada dalam suasana
ketegangan dan ketakutan dalam hidupnya.

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Cerita dan Tanya Jawab.
2. Langkah kegiatan :

Kegiatan Kegiatan Pengasuh Kegiatan Anak Asuh


- Memimpin doa - Remaja berdoa
Pembukaan pembacaan Alkita - Membaca secara ber-
- Memandu baca Alkitab giliran
- Menjelaskan materi - Mendengar penjelasan
hari ini - Memberikan
- Tanya jawab,diskusi respon/jawaban
seputar materi - Mencatat rangkuman
- Memberikan materi
Inti
rangkuman materi - Mendengarkan
- Memberikan muatan penjelasan tentang budi
budi pekerti dari materi pekerti dan materi
sajian. sajian.
- Memberikan evaluasi - Menjawab pertanyaan
- Pandu persembahan - Remaja berdoa dan
yang diawali dengan memberi persembahan
doa - Remaja berdoa
Penutup
- Memimpin doa syafaat - Menyanyi bersama
- Mengajak menyanyi - Berdoa
- Meminta berkat Tuhan

3. Ayat Hafalan : “2 Raja-raja 19:29”.

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat : Papan Tulis, Flanel, Alat Tulis.
4.2. Sumber : Alkitab, Kurin, Buku Pengantar dan Pembimbing PL.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan karakter Yesaya Bin Amos dalam 2 Raja-raja 19:20-31?
2. Jelaskan pesan Firman Tuhan yang disampaikan Yesaya Bin Amos kepada
raja Hizkia?

74
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

3. Berikan contoh sikap hidup sebagai saksi Tuhan dengan belajar dari Yesaya
Bin Amos?

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : 5. Saksi Tuhan dalam Alkitab
3. Sub Pokok Bahasan : 5.2. Sadrak, Mesakh dan Abednego
4. Bahan Bacaan / Alkitab : Daniel 3 : 1 - 30
5. Jenjang / Semester : R II / 1
6. Pertemuan Ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 Menit
8. Hari / Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Menyadari makna hidup manusia sebagai saksi.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menyebutkan isi titah raja Nebukadnezar yang harus dipatuhi oleh semua
bangsa.
2. Menjelaskan sikap Sadrak, Mesakh dan Abednego terhadap titah raja
Nebukadnezar.
3. Memberikan penilaian kritis terhadap titah raja Nebukadnezar.
4. Memberikan contoh sikap hidup setia dan taat sebagai saksi Tuhan.

IV. URAIAN MATERI


1. Isi Titah Raja Nebukadnezar.
Raja Nebukadnezar membuat sebuah patung emas yang tingginya 60 hasta
dan lebarnya 6 hasta yang didirikannya didataran Dura di wilayah Babel.
Lalu raja Nebukadnezar mengeluarkan titah yang isinya berbunyi : Hai
orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa demi kamu
mendengar bunyi Sangkakala, Seruling, Kecapi, Rebah, Gambus, Serdam
dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, maka haruslah kamu sujud
menyembah patung yang telah didirikan raja Nebukadnezar. Siapa yang
tidak sujud menyembah akan dicampakan seketika itu juga ke dalam
perapian yang menyala-nyala !

2. Sikap Sadrak, Mesakh dan Abednego.

75
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Sikap yang ditunjukan Sadrak, Mesakh dan Abednego tidak mengindahkan


titah raja dengan tidak memuja dan tidak menyembah patung emas yang
telah didirikan. Sehingga mereka dicampakan ke dalam perapian yang
menyala-nyala.

3. Penilaian kritis terhadap titah raja Nebukadnezar.


Dari titah raja dapatlah dikritisi bahwa secara tidak langsung raja
Nebukadnezar telah menunjukan sifat sebagai seorang yang lalim dan tidak
bertanggung jawab dan bertentangan dengan perintah Allah.

4. Contoh sikap hidup setia dan taat sebagai saksi Tuhan.


Sikap dari Sadrak, Mesakh dan Abednego telah menunjukan sebuah nilai
kesetiaan dan ketaatan kepada Allah, walaupun mereka harus dimasukkan
kedalam perapian yang menyala-nyala. Sikap ini merupakan sifat dan ciri
dari saksi-saksi Tuhan. Perilaku seperti ini perlu menjadi contoh dan teladan
bagi remaja Kristen dalam konteks nyata sekarang ini. Misalnya sebagai
remaja Kristen ia harus setia dan taat beribadah kepada Tuhan, mematuhi
segala perintah orang tua dirumah dan guru disekolah serta belajar dengan
tekun dalam menggapai masa depan yang baik. Sehingga nilai dari sebuah
kesetiaan dan ketaatan mesti dipahami, dimengerti dan dimiliki oleh semua
orang percaya sebagai wujud dari perilaku menjadi saksi Tuhan.

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Cerita dan Tanya Jawab
2. Langkah kegiatan :

Kegiatan Kegiatan Pengasuh Kegiatan Anak Asuh


- Memimpin doa - Remaja berdoa
Pembukaan pembacaan Alkitab - Membaca secara ber-
- Memandu baca Alkitab giliran
- Menjelaskan materi - Mendengar penjelasan
hari ini - Memberikan
- Tanya jawab,diskusi respon/jawaban
seputar materi - Mencatat rangkuman
- Memberikan materi
Inti
rangkuman materi - Mendengarkan
- Memberikan muatan penjelasan tentang budi
budi pekerti dari materi pekerti dan materi
sajian. sajian.
- Memberikan evaluasi - Menjawab pertanyaan
- Pandu persembahan - Remaja berdoa dan
yang di memberi persembahan
- awali dengan doa - Remaja berdoa
Penutup
- Memimpin doa syafaat - Menyanyi bersama
- Mengajak menyanyi - Berdoa
- Meminta berkat Tuhan

76
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

3. Ayat Hafalan : Daniel 3 : 17

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat : Papan Tulis, Flanel, Alat Tulis.
4.2. Sumber : Alkitab, Kurin, Buku Pengantar dan Pembimbing PL.

VI. EVALUASI
1. Sebutkan isi titah raja Nebukadnezar yang harus dipatuhi oleh semua
bangsa?
2. Jelaskan sikap Sadrak, Mesakh dan Abednego terhadap titah raja
Nebukadnezar?
3. Berikan penilaian kritis terhadap titah raja Nebukadnezar?
4. Berikan contoh sikap hidup setia dan taat sebagai saksi Tuhan?

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : 5. Saksi dalam Alkitab
3. Sub Pokok Bahasan : 5.3. Pertolongan Tuhan (Kisah Penyem-
buhan Orang Kusta)
4. Bacaan Akitab : Matius 8 : 1 - 4
5. Jenjang / Semester : R II / 1
6. Pertemuan ke :
7. LamanyaWaktu Belajar : 60 – 90 menit
8. Hari / Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Menyadari makna hidup manusia sebagai saksi

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menjelaskan arti dari pertolongan Tuhan
2. Menjelaskan tujuan pertolongan Tuhan dalam penyembuhan orang Kusta
3. Menjelaskan makna penyembuhan orang Kusta
4. Memberikan contoh saksi Tuhan dengan belajar dari si Kusta

IV. URAIAN MATERI


1. Pertolongan Tuhan / bantuan Tuhan adalah pertolongan atau bantuan yang
asal atau sumbernya dari Tuhan. Pertolongan atau bantuan ingá diberikan

77
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

lepada manusia atas dasar kasih dan kuasa yang dimiliki demi untuk
menghadirkan sebuah keadaan baik dan membahagiakan atas orang – orang
yang membutuhkannya.
Yesus dalam konsep Alkitab Perjanjian Baru adalah sosok yang diagungkan,
dinomor satukan, dikenal sebagai penjelmaan dari Allah yang bereinkarnasi
ke dunia demi sebuah penyataan kasih dan karya selamat bagi manusia dan
dunia.
Yesus adalah sosok yang dipercaya sebagai pembawa damai dan sukacita ;
penebus, pembaharu, pemberi kelepasan/kelegaan bahkan kebebasanm dari
belenggu dosa, penyakit dan kesulitan hidup
Penyembuhan kepada orang kusta adalah bukti fisik dari kemahakuasaan
Yesus yang hanya berlangsung melalui sebuah titah ”Aku mau jadilah
engkau tahir:. Disusul dengan perintah untuk menyatakan kasih dan kuasa
penyembuhan kepada orang lain (Imam) : ”Pergilah, perlihatkan dirimu
kepada imam dan persembahkalnah persembahan yang diperintahkan Musa
sebagai bukti bagi mereka” (Matius 8 : 4b).
2. Pertolongan Tuhan Yesus dalam peristiwa penyembuhan atas orang kusta
bukan sebuah kisah yang biasa sifatnya tetapi adalah sebuah kisah
penyembuhan yang memiliki makna besar dan penting yaitu bahwa Yesus
berkuasa atas manusia dan dunia, diantaranya dengan mengadakan tindakan
penyembuhan atas seorang penderita kusta.
Yesus Anak Allah tidak mencari popularitas diri atas apa yang dilakukan,
tetapi sebaliknya ia hendak menyatakan kuasa kasih Allah atas manusia dan
selanjutnya menjadikan manusia saksi hiduo dari kuasaNya.
Perintah Yesus kepada si kusta (setelah disembuhkan) memiliki makna
tersendiri yaitu bahwa Yesus menghendaki sebuah respons balik sebagai
ungkapan syukur dan puji-pujian atas kasih dan kuasa Allah yang telah
diterima kepada orang lain, khsuusnya imam. Dalam hal inipun Yesus tidak
menghendaki sikap lupa diri atas manusia yang telah dirahmati Allah, tetapi
sebaliknya harus memiliki sikap atau sadar atas kasih dan kuasa yang telah
diterima menjadi bagian hidupnya dan orang lain juga
3. belajar dari si kusta , ada hal atau contoh konkrit yang harus menjadi bagian
hidup orang percaya, yaitu mengimani Yesus dan kuasa-Nya, rendah hati,
selalu menyatakan syukur atas kasih dan kuasa Tuhan yang diterima di
dalam sikap dan perilaku hidup serta menjadi contoh dalam hal berbuat baik
kepada Tuhan dan sesama manusia

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : - Ceramah
- Diskusi / tanya jawab
2. Langkah kegiatan :

Kegiatan Kegiatan Pengasuh Kegiatan Anak Asuh


- Memimpin doa - Remaja berdoa
Pembukaan pembacaan Alkitab - Membaca secara
- Memandu baca Alkitab bergiliran

78
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

- Menjelaskan materi - Mendengar penjelasan


hari ini - Memberikan
- Tanya jawab,diskusi respon/jawaban
seputar materi - Mencatat rangkuman
- Memberikan materi
Inti
rangkuman materi - Mendengarkan
- Memberikan muatan penjelasan tentang budi
budi pekerti dari materi pekerti dan materi
sajian. sajian.
- Memberikan evaluasi - Menjawab pertanyaan
- Pandu persembahan - Remaja berdoa dan
yang diawali dengan memberi persembahan
doa - Remaja berdoa
Penutup
- Memimpin doa syafaat - Menyanyi bersama
- Mengajak menyanyi - Berdoa
- Meminta berkat Tuhan

3. Ayat Hafalan :
Segala penyakit ada dalam kuasa Tuhan……....
percaya dan yakinilah...... Saksikanlah itu kepada
sesamamu !

4. Alat dan Sumber :


1. Alkitab
2. Konkordance
3. Sejarah Kerajaan Allah (PB)

VI. EVALUASI
1. Jelaskan arti dari pertolongan Tuhan
2. Jelaskan tujuan pertolongan Tuhan dalam penyembuhan orang Kusta.
3. Jelaskan makna penyembuhan orang Kusta
4. Berikan contoh saksi Tuhan dengan belajar dari si Kusta

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : 5. Saksi dalam Alkitab
3. Sub Pokok Bahasan : 5.4. Paulus Dihadapan Mahkamah Agama
4. Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 23 : 1 - 11

79
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

5. Jenjang / Semester : R II / 1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 menit
8. Hari / Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Menyadari makna hidup manusia sebagai saksi

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menjelaskan sikap paulus di hadapan Mahkamah Agama
2. Menjelaskan isi kesaksian Paulus
3. Menjelskan dampak dari pemberitaan Paulus bagi orang Farisi dan orang
Saduki
4. memberikan contoh menjadi saksi Tuhan dengan belajar dari Paulus

IV. URAIAN MATERI HARI INI :


Hidup manusia berada sepenuhnya di dalam kendali Allah. Artinya Allah
berperan atas hidup manusia yang dengannya jelas terlihat sikap hidup manusia
yang baik, berani menentang kesalahan dan menyatakan kebenaran, serta
bersikap adil dan jujur juga rendah hati.
1. Paulus (orang yang kecil) orang Yahudi yang lahir di Tarsus di Kilikia (suku
benjamin) adalah satu diantara sekian banyak contoh orang-orang yang
dikuasai atau dipakai Allah sebagai saksi.
Paulus adalah seorang pemberita Injil yang berkenan dipanggl Allah dari
keterpurukan / kegasikan hidup dan dijadikan alat didalam tangan Tuhan
menjadi saksi bagi bangsa-bangsa. Sebagai pemberita firman (saksi Allah)
keberanian dan kesungguhan menyatakan kebenaran Firman Allah adalah
hal pokok/mendasar yang dimiliki Paulus sendiri. Entah di hadapan
masyarakat umum, entah dihadapan imam besarpun dihadapan Mahkamah
Agung.
Kisah Para Rasul 23 : 1 - 11 menyaksikan sikap Rasul Paulus dihadapan
Mahkamah Agama dengan lantang/berani menyatakan kebenaran hidup
sebagai anak Tuhan yang berada di dalam keadaan baik (hidup dengan hati
nurani yang murni dahadapan Allah). Suatu pernyataan/kesaksian yang
diberi imbalan sebuah tamparan oleh Mahkamah Agama dan kata-kata
cercaan dari orang-orang yang tidak sepaham dengan Paulus. Dilanjutkan
dengan bantahan keras Ahli Taurat dan golongan farisi yang tampil
membela Paulus (banding ayat 2, 8).
2. Peulus (mrid Garnaliel) di dalam pemberitaan kesaksiannya khusus di
hadapan Mahkamah Agama menunjukan sikap yang umumnya dimiliki oleh
saksi Tuhan, yaitu berani atau tidak goyah menyaksikan firman Tuhan,
yakin dan percaya pada kebenaran firman Allah, serta memiliki hati nurani
yang murni di hadapan Allah dan sesama. Dengan tidak gentar paulus
bersaksi tentang ”kebangkitan orang mati” yang dengannya menjadi

80
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

pertentangan (pro dan kontra) dari orang Saduki dan Farisi serta terjadi
kekacauan besar di ruang Mahkamah Agama.
3. Kesaksian Rasul Paulus mendatangkan pro dan kontra di kalangan orang
Farisi dan Saduki. Orang Farisi memihak kepada Paulus, sedangkan orang
Saduki tidak. Dalam hal ini persoalan menerima dan menolak sebuah
kebenaran firman Tuhan, persoalan bersaksi atau tidak bersaksi tentang
kebenaran firman Tuhan ada pada masing-masing orang, khususnya orang
percaya. Intinya yaitu bahwa setiap orang percaya (remaja Kristen) mesti
menunjukan sikap positif di dalam pemberitaan Injil. Mesti menjadikan
dirinya saksi-saksi Tuhan di dalam dan melalui seluruh eksistensi hidupnya.
Karena sesungguhnya kita adalah mulut Allah untuk mewartakan
kehendaknya. Kita adalah tangan Allah yang bekerja bnagi kemuliaan Allah.
Kita adalah kaki Allah yang berjalan mencari jiwa-jiwa tersesat untuk
datang kepada Allah. Dan kita adalah biji mata Allah yang melihat sekitar
kita untuk tetap ada di dalam kendali atau kuasa Allah.
4. Belajar dari Paulus, remaja Kristen (orang percaya) dituntut untuk menjadi
contoh dalam hal menjadi saksi Tuhan dengan jalan berlaku tegar, tidak
goyah dalam menyaksikan Firman Tuhan serta utamanya memiliki hatu
murni bersih di hadapan Allah dan sesama atau menjadi contoh dan teladan.

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : - Ceramah
- Dialog / tanya jawab
2. Langkah kegiatan :

Kegiatan Kegiatan Pengasuh Kegiatan Anak Asuh


- Memimpin doa - Remaja berdoa
Pembukaan pembacaan Alkitab - Membaca secara ber-
- Memandu baca Alkitab giliran
- Menjelaskan materi - Mendengar penjelasan
hari ini - Memberikan
- Tanya jawab,diskusi respon/jawaban
seputar materi - Mencatat rangkuman
- Memberikan materi
Inti
rangkuman materi - Mendengarkan
- Memberikan muatan penjelasan tentang budi
budi pekerti dari materi pekerti dan materi
sajian. sajian.
- Memberikan evaluasi - Menjawab pertanyaan
- Pandu persembahan - Remaja berdoa dan
yang diawali dengan memberi persembahan
doa - Remaja berdoa
Penutup
- Memimpin doa syafaat - Menyanyi bersama
- Mengajak menyanyi - Berdoa
- Meminta berkat Tuhan

81
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

3. Ayat Hafalan :
Bersaksilah dengan hati nurani yang murni,
menyaksikan nama Tuhan melalui sikap, tutur kata
dan perilaku yang berkenan di hadapan Allah !
4. Alat dab Sumber :
1. Alkitab
2. Konkordance
3. Sejarah Kerajaan Allah (PB)

VI. EVALUASI
1. Jelaskan sikap Paulus di hadapan Mahkamah Agama
2. Jelaskan isi kesaksian Paulus
3. jelaskan dampak dari pemberitaan Paulus orang saduki dan orang Farisi
4. berikan contoh saksi Tuhan dengan belajar dari Paulus

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : 5. Saksi dalam Alkitab
3. Sub Pokok Bahasan : 5.5. Kesetiaan Bersaksi (Stevanus)
4. Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 7 : 54 - 60
5. Jenjang / Semester : R II / 1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 menit
8. Hari / Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Menyadari makna hidup manusia sebagai saksi

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menjelaskan makna kesetiaan bersaksi
2. Menjelaskan sikap Stefanus menghadapi tantangan
3. memberikan contoh menjadi saksi Tuhan dengan belajar dari Stefanus

IV. URAIAN MATERI HARI INI :


1. Setia, taat atau patuh adalah sikap teguh berpegang atau tidak goyah atau
tegar pada Allah dan kehendakNya. Kesetiaan untuk menyaksikan,
mewartakan, menyatakan firman Allah kepada semua orang dengan tidak
jemu-jemu dan puts asa sampai titik darah penghabisan.
Memiliki ciri perilaku sebagai saksi dalam hal baik maupun tidak baik
(ditantang) yang wajib menjadi bagian setiap orang telah dimiliki oleh

82
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Stefanus yang dierspons dengan sikap tidak goyah pada kebenaran Firman
Allah, sabar, tulus bersaksi bagi Tuhan dngan segala resiko dan
konsekuensinya.
2. Stefanus dalam konteks Kisah para Rasul 7 : 54-60 dikisahkan sebagai salah
satu dari ketujuh orang yang dipilih untuk melayani di Asia Kecil. Seorang
Kristen di Korintus yang mengabadikan hidupnya begi pemberitaan firman
Tuhan, bagi kesaksian / kepujian nama Tuhan. Tantangan dihadapi Stefanus,
yaitu bahwa ada kelompok orang yang tidak sejalan atau menolak
pemberitaannya. Stefanus dalam hal apapun menunjukan sikap luar biasa,
yaitu tetap teguh berpegang pada Allah dan kehendakNya dan siap
menghadapi semua resioko pelayanan dan kesaksiannya.
3. Bukti-bukti kongkrit yang dilakukan Stefanus mesti terjangkit kepada orang
percaya (remaja Kristen) antara lain beriman, berani menyatakan kebenaran
firman Tuhan, tidak goyah dan bertahan sampai akhir. Stefanus menunjukan
sekaligus memberikan sebuah contoh pelayanan sebagai saksi Tuhan yang
tidak segan-sgan menghadapi berbagai liku-liku konsekuensi pelayanan dan
kesaksian dimaksud. Hal mana dapat dicontohi oleh orang – prang
percaya /remaja gereja untuk memiliki sikap tegar dalam menjalani berbagai
tantangan yang menghadang.
Kuncinya adalah bahwa setiap remaja Kristen harus :
1. Berada di dalam kendali Allah
2. memiliki ketegaran atau keteguhan hati
3. Berani berkata ya untuk yang benar dan tidak untuk yang salah
4. dan lain-lain

V. KEGIATAN PENYAJIAN MATERI


1. Metode yang digunakan : - Ceramah
- Diskusi / tanya jawab
2. Langkah kegiatan :

Kegiatan Kegiatan Pengasuh Kegiatan Anak Asuh


- Memimpin doa - Remaja berdoa
pembacaan Alkitab - Membaca secara
Pembukaan
- - Memandu baca bergiliran
Alkitab
- Menjelaskan materi - Mendengar penjelasan
hari ini - Memberikan
- Tanya jawab,diskusi respon/jawaban
seputar materi - Mencatat rangkuman
- Memberikan materi
Inti
rangkuman materi - Mendengarkan
- -. Memberikan muatan penjelasan tentang budi
budi pekerti dari materi pekerti dan materi
sajian. sajian.
- - Memberikan evaluasi - Menjawab pertanyaan
Penutup - Pandu persembahan - Remaja berdoa dan

83
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

yang di memberi persembahan


- awali dengan doa - Remaja berdoa
- -.Memimpin doa - Menyanyi bersama
syafaat - Berdoa
- Mengajak menyanyi
- Meminta berkat Tuhan

3. Ayat Hafalan :
Tantangan atau persoalan hidup harus dihadapi
bersama Tuhan dan bukan dihindari !

4. Alat dan Sumber :


1. Alkitab
2. Konkordance
3. Sejarah Kerajaan Allah (PB)

VI. EVALUASI
1. Jelaskan makna kesetiaan bersaksi !
2. Jelaskan sikap Stefanus menghadapi tantangan !
3. berikan contoh menjadi saksi Tuhan dengan belajar dari Stefanus !

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : GEREEJA
2. Pokok Bahasan : 3. Gerakan Keesaan Gereja
3. Sub Pokok Bahasan : 3.1. Sejarah Munculnya Gerakan Keesaan
Gereja
4. Bahan Bacaan Alkitab : Yohanes 17 : 20 - 23
5. Jenjang / Semester : Remaja II / 1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 – 90 menit
8. Hari, Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Gerakan Keesaan Gereja

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan Remaja Dapat :

84
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

1. Menjelaskan Pengertian Gerakan Keesaan Gereja.


2. Menguraikan Sejarah Gerakan Keesaan Gereja.
3. Menyebutkan Tujuan Gerakan Keesaan Gereja.
4. Mendiskusikan Manfaat Gerakan Keesaan Bagi Kehidupan Gereja.

IV. URAIAN MATERI.


1. Pengertian Gerakan Keesaan Gereja.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :
Gerakan = Usaha, Kegiatan, Kebangkitan (untuk memperjuangkan
perbaikan)
Keesaan = Sifat Yang Satu.
Dari arti kata-kata diatas dapat dirumuskan pengertian gerakan keesaan
gereja adalah usaha kegiatan yang dilakukan untuk mempersatukan gereja-
gereja.
Gerakan ini muncul dijiwai oleh doa Yesus dalam Yohanes 17 : 21.
Gerakan keesaan biasa disebut juga gerakan oikumene, dari kata Yunani =
Oikos = rumah, tempat tinggal. Mineim = tinggal, berdiam.
Oikumene = dunia yang didiami bersama.
Dalam abad I, oikumene berarti = wilayah yang sudah dimasuki injil.

2. Sejarah Gerakan Keesaan Gereja.


Seperti nampak dalam pengertian gerekan keesaan, maka ada usaha dan
kegiatan yang dilakukan oleh badan-badan Pekabaran Injil di abad 19.
Perhatian badan-badan Pekabaran Injil dan kemudian gereja-gereja yang
terlihat dalam badan tersebut, bukan saja ditujukan pada keesaan gereja
semata, tapi juga pada kegiatan-kegiatan dibidang sosial.
Banyak organisasi kristen melibatkan diri dalam aksi sosial pada waktu itu,
ini membuktikan ada timbul kesadaran yang kuat bahwa dalam menghadapi
soal-soal sosial, orang kristen harus bekerja keras. Oleh sebab itu banyak
organisasi mewujudkan kerjasama diantara orang-orang kristen dari
berbagai denominasi. J.H.Wichem (1808-1881) seorang aktifis Pekabaran
Injil, memelopori apa yang sebut kekkristenan prakris; gerakan ini bekerja
pada dua bidang yaitu:
- Bidang sosial ekonomis.
- Bidang perdamaian internasional.
Dibidang sosial ekonomis diusahakan perubahan-perubahan struktural
dalam masyarakat sesuai dengan gagasan Kristen, untuk mengatasi
ketidakadilan sosial ekonomis.
Sedangkan dibidang perdamaian internasional diusahakan untuk
menonjolkan peranan bersama gereja-gereja dalam mencari penyelesaian-
penyelesaian politik.
Dengan semangat menyebarkan injil yang kuat, badan-badan pekabaran injil
yang ada dimana-mana berkumpul untuk membicarakan kebijaksanaan
tentang pekabaran injil di masa depan. Kegiatan ini disebut : Konfrensi
Pekabaran Injil Sedunia berlangsung di Edinburgh (Scotlandia) yang
dipelopori oleh DR. John R. Mott.

85
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Dengan demikian di tahun 1910 Edinburgh merupakan tonggak sejarah


pertama, dan besar artinya bagi perkembangan gerakan keesaan geraja.
Gerekan ini kemudian berkembang tahun 1914 Uskup Agung Gereja
Lutheran di Upsala = Nathan Soderblom (1866-1931) menyebutkan bahwa
keesaan gereja tidak hanya nyata dalam kesepakatan dibidang iman dan tata
geraje, tetapi juga dalam keesaan tindakan dan kesaksian di dalam dan
terhadap dunia, guna mempersatukan serta memperdamaikan manusia dan
mencari penyelesaian masalah-masalah sosial.
Dan dalam usaha ini gereja harus bersatu agar kesaksian kristen bermakna di
dunia. Persoalan-persoalan yang dihadapi dunia terlalu kompleks dan rumit.
Utnuk menunggu terwujudnya keesaan gereja tidak hanya melalui
percakapan tentang iman dan tata gereja.
Pikiran Soderblom seperti di atas, sangat sesuai dengan apa yang dipahami
oleh para pelopor tentang gerakan oikumene; menurut mereka gerakan
oikumene/keesaan bukan saja berusaha menghubungkan kembali gereja-
gereja Tuhan yang terpecah-pecah, tapi juga membantu gereja yang
terpecah-pecah itu menampakan kesatuaan mereka dalam hidup dan
pelayanan agar kesaksian mereka dipercaya orang (Yoh.17).
Kesadaran demikian, terutama kesatuan atau keesaan yang tidak dapat
dipisahkan dari pelayanan gereja yang bersifat praktis bagi dunia,
diwujudkan dalam pembentukan :
- Gerakan Life and work (hidup dan usaha).
- Gerakan ini diketahui oleh Nathan Soderblom. Orientasi gerakan ini
terarah di bidang ekonomi, sosial dan politik.
- Gerakan Faith and aorder (iman dan Tata Gereja). yang berkonprensi di
Lansanc (Swiss) tahun 1927 untuk membicarakan tentang ajaran dan
organisasi gereja.
Setelah mengadakan beberapa kali konfrensi, kedua gerakan ini bergabung
tahun 1948 di Amsterdam-Belanda untuk berkonfrensi, dan menghasilkan
terbentuknya Dewan Gereja Dunia.
Jelas bahwa : gerakan keesaan tidak dapat dipisahkan dari tugas-tugas
kemanusiaan, politik, ekonomi, dan berbagai masalah sosial
kemasyarakatan., sebuah wadah oikumene ditingkat dunia.

3. Tujuan Gerakan Keesaan Gereja.


1. Membentuk gereja kristen yang esa.
2. Mendorong tercapainya kesatuan visi dan pelayanan gereja bagi dunia.

V. AKTIFITAS BELAJAR.
1. Metode yang digunakan : ceramah
2. Langkah kegiatan :

Strategi Penyajian
Kegiatan
Pengasuh Aktif Remaja aktif
Pembukaan - Pengelolaan Kelas - Memimpin doa/ibadah

86
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

- Apresepsi awal
- Mengedarkan absen
Inti - Menguraikan - Aktif mencatat, ber-
pengertian gerakan tanya dan menjawab
keesaan pertanyaan
- Menjelaskan sejarah
gerakan keesaan dan - Berada dikelomok dan
tujuan gerakan keesaan mengajar diri untuk
- Membentuk kelom-pok bekerja dikelompok
kecil terdiri dari dua - Mencatat soal disku-
atau tiga orang si/menerima lemba-ran
- Menyampaikan/memba diskusi dan mulai
gi masalah/lem-baran berdiskusi
diskusi ten-tang - Melaporkan hasil
manfaat gera-kan diskusi
keesaan bagi - Mencatat hasil ke-
perkembangan tugas simpulan yang dibuat
gereja bersama pengasuh
- Mendengarkan lapo-
ran kelompok dan - Mengerjakan evaluasi
membuat simpulan
- Memberikan soal
evaluasi
Penutup - Mengkoordiner - Memungut
pemungutan persembahan
persembahan syukur - Terlibat dalam kegia-
- Berdoa mengakhiri tan akhir (doa dan
kegiatan Ibadah)

3. Ayat Hafalan : ”Bersatu Kita Teguh, bercerai Kita Runtuh”


4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : White Board, Spidol, Lembaran Diskusi
4.2. Sumber : Alkitab, Buku Sejarah Gereja

VI. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian keesaan gereja
2. Uraikan sejarah gerakan keesaan gereja
3. Sebutkanlah tujuan gerakan keesaan gereja.

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : GEREJA
2. Pokok Bahasan : 3. Gerakan Keesaan Gereja

87
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

3. Sub Pokok Bahasan : 3.2. Dewan Gereja Sedunia


4. Bahan Bacaan Alkitab : Galatia 3 : 26 - 28
5. Jenjang / Semester : Remaja II / 1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar :
8. Hari, Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Gerakan Keesaan Gereja.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan Remaja Dapat :
1. Menjelaskan latar belakang terbentuknya Dewan Gereja Dunia (DGD).
2. Menyebutkan Tujuan Dewan Gereja Dunia.
3. Menguraikan Tugas-Tugas Dewan Gereja Dunia.
4. Menjelaskan Peranan Dewan Gereja Dunia dalam mewujudkan perdamaian
dunia

IV. URAIAN MATERI


1. Latar Belakang Terbentuknya Dewan Gereja Dunia.
Lahirnya Dewan Gereja Dunia, (DGD) tidak dapat dipsiahkan dari gerakan
keesaan atau gerakan oikumene.
Dewan Gereja Dunia yang terbentuk di tahun 1948 didahului oleh berbagai
peristiwa oikumene sedunia seperti :
- Terbentuknya dewan pekabaran injil sedunia (international
missionarycouncil) tahun 1910 di edinburgh.
- Gerakan Faith And Order yang berkonfrensi tahun 1927 di Lausane
(Swiss)
- Gerakan Life and Work, (hiduP dan Usaha) yang berkonferensi di
Stockholm (Swedia) tahun 1925.
Dari peristiwa-peristiwa oikumene di atas dirintis pembentukan Dewan
Gereja Dunia tahunn 1948 di bulan Agustus, ada sekitar 351 orang yang
mewakili 147 gereja mengadakan konfrensi di Amsterdam.
Konfrensi ini dibuat di bawah sorotan Thema :
“Kekacauan Manusia dan Rencana Penyelematan Allah”.

Konferensi ini sekaligus dianggap sebagai Sidang Raya DGD yang pertama
selanjutnya Sidang-Sidang Raya DGD yang diadakan adalah sebagai berikut
:

Kegiatan Tahun Tempat Wakil GPM Yang Hadir


Sidang Raya II Evanston
1954 -
DGD/WCC (USA)
Sidang Raya III Upsla Pdt. Dr.P.Tanamal
1961
WCC (Swedia) Drs.Filip Litay

88
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Sidang Raya IV New Dlhi


1968 dt.B.Rahantoknam,S.Th
WCC (India)
Sidang Raya V Nairobi Pdt.Dr.P.Tanamal
1975
WCC (Afrika Utara) Drs.H.J.Pooroe
Sidang Raya VI Van Conver Dr.N.Radjawane
1983
WCC (Canada) Dra.Ny.H.Tanasale
Pdt.A.J.Soplantila,S.Th
Sidang Raya VII Canbera Bpk.E.Sahuburua,SH
1990
WCC (Australia) Dra.Ny.H.Tetelepta/
Huliselan
Sidang Raya Zimbabwe
Pdt.S.P.Titaley,S.Th
VIII 1998 Harere
Dr.Ny.M.M.Hendriks
WCC (Afrika)
Sidang Raya IX Porto Alegre Dr.John Ruhulesin
2006
WCC (Brasil) Dr.Ny.M.M.Hendriks

Dari gambaran di atas, jelas bahwa sampai saat ini Dewan Gereja Dunia /
World Council Chruch beranggotakan lebih dari 200 gereja-gereja
Protestan, Gereja Ortodox Timur, gereja Rusia Ortodox (Kecuali yang
belum bergabung ialah gereja katolik)
Kantor pusat Dewan gereja Dunia berkedudukan di Jenewa

2. Tujuan Dewan Gereja Dunia.


Mewujudkan gereja kristen yang esa diseluruh dunia untuk mencapai
perwujudannya Dewan Gereja Dunia / World Council Chruch menggunakan
logo ini.
Lingkaran bulat yang didalamnya ada gambar perahu, dengan salib yang
tertancap ditengah perahu; perahu ini sementara melayari laut yang
bergelombang
Lambang itu memiliki arti :
Lingkaran = Dunia
Perahu = gereja
Laut Yang Bergelombang = Tantangan dan ancaman Yang di hadapi
Gereja
Maknanya : Sekalipun gereja dalam perjalanannya mengalami
banyak tantangan dan ancaman, tidak tenggelam atau
karam, sebab ada salib Kristus.

3. Tugas-Tugas Dewan Gereja Dunia.


Dari catatan sejarah, ternyata sejak awal dalam gerakan keesaan atau
gerakan oikumene bukan saja aspek keesaan tapi juga aspek pelayanan
kepada dunia telah menjadi fokus kegiatan Dewan Gereja Dunia. Tugas-
tugas sosial, ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan, kemanusiaan yang
kemudian dipecahkan dalam sub-sub program antara lain :
- Partsisipasi gereja-gereja dalam pembangunan
- Persoalan-persoalan internasional

89
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

- Bantuan antar gereja


- Pengungsi dan pelayanan dunia
- Pendidikan
- Perempuan di dalam gereja dan masyarakat
Dari tugas-tugas ini, jelas bahwa DGD/WCC tidak saja mengemban tgas
keesaan gereja tapi juga tugas-tugas kemausiaan. Untuk mengemban tugas
di atas, salah satu wakil GPM yang duduk sebagai pengutus DGD dibidang
perempuan ialah : Pdt. DR. Ny. M. M. Hendriks

4. Peranan Dewan Gereja Dunia Dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia


- Kondisi dunia yang di dalamnya negara-negara adikuasa saling berebut
pengaruh, melahirkan ratusan peperangan di dunia.
- Perlombaan kemampuan pemusnah dari senjata-senjata nuklir sebagai
produk teknologi, menjadi ancaman bagi hidupnya.
- Menghadapi kondisi dunia yang serawut, karena penggunaan kekerasan
yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan kedamaian dunia,
gereja-gereja sedunia melalui DGD ikut berprakarsa.
- Sebagai bukti keprihatinan terhadap kondisi dunia dalam bidang Dewan
Gereja Dunia (WCC) di van Cuover, Canada tahun 1984 : Thema besar
yang ditetapkan ialah :
”Perdamaian, keadilan dan Keutuhan Ciptaan”
Percakapan yang dibangun dari tema besar di atas, membuktikan bahwa gereja-
gereja sedunia prihatin dan karena itu turut menggumuli masalah perdamaian,
ketidakadilan dan hancurnya keutuhan ciptaan.
Masalah perdamaian, keadilan dan keutuhan cipta ini, terus digumuli sampai
tahun 1990, ketika DGD bersidang di Canbera Australia, sidang menegaskan
kembali perjuangan iman demi keadilan dan perdamian serta keutuhan ciptaan,
bahkan di tahun yang sama April 1990 di adakan pertemuan sedunia di Seoul
untuk merujuk lagi keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah
2. Langkah kegiatan :
Strategi Penyajian
Kegiatan
Pengasuh Aktif Remaja aktif
Pembukaan - Pengelolaan Kelas - Memimpin doa/
- Apresepsi ibadah awal
- Mengedarkan absen
- Berrespons

90
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Inti - Menjelaskan materi - Aktif mencatat, ber-


sesuai urutan TKP tanya dan menjawab
- Memberikan soal pertanyaan
evaluasi (lisan atau - Aktif bertanya dan
tertulis) menjawab pertanyaan.

Penutup - Mengkoordiner - Menjawab soal


persembahan evaluasi lisan atau
- Mengkoordiner tertulis.
penutupan kegiatan - Memberi
persembahan
- Memimpin doa/aktif
terlibat berdoa.

3. Ayat Hafalan :
”Barang Siapa tidak Kenal Sejarahnya, akan tetap
menjadi anak kecil (cicero)”

4. Alat dan Sumber : Alkitab, Sejarah gereja, Diktat Tentang DGD

VI. EVALUASI
1. Jelaskan latar belakang terbentuknya DGD
2. Sebutkan tujuan DGD
3. Uraikanlah apa saja tugas-tugas DGD
4. Jelaskanlah, apa peranan DGD dalam mewujudkan perdamaian dunia

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : GEREJA
2. Pokok Bahasan : 3. Gerakan Keesaan Gereja
3. Sub Pokok Bahasan : 3.3 Dewan Gereja Asia
4. Bahan Bacaan Alkitab : Galatia 6 : 1 - 10
5. Jenjang / Semester : Remaja II / 1
6. Pertemuan ke :
7. W a k t u :
8. Hari, Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Gerakan Keesaan Gereja.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan Remaja Dapat :
1. Menjelaskan latar belakang terbentuknya Dewan Gereja Asia

91
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

2. Menyebutkan Tujuan Dewan Gereja Asia.


3. Menguraikan Tugas-Tugas Dewan Gereja Asia.
4. Mendiskusikan Peranan Dewan Gereja Asia bagi Kehidupan di Asia.

IV. URAIAN MATERI HARI INI


1. Latar Belakang Terbentuknya Dewan Gereja Asia.
Untuk melaksanakan tugas panggilan gereja yang sama dan yang satu,
gereja-gereja di Asia, khususnya Asia Tenggara berkumpul di Prapat
Sumatera Utara pada tahun 1957.
Dalam pertemuan itu disepakati berbagai bentuk kerjasama, saling
menghargai dan menghormati keberadaan masing-masing hasil pertemuan
itu ialah mendirikan badan oikumene di Asia dengan nama East Asian
Christian Confrence (khusus Asia Tenggara) kemudian berubah namanya
menjadi Christian Confrence of Asia (CCA). Dengan demikian Prapat
dianggap sebagai tempat lahirnya Dewan Gereja Asia.
Dewan Gereja Asia semula berpusat di Singapura, kemudian berpindah
sekarang di Hongkong. Dalam persekutuan Dewan Gereja Asia , gereja-
gereja di Australia dan Selandia Baru juga terlibat di dalamnya.
Demi mewujudkan persekutuan dan kerjasama, gereja-gereja di Asia
menyelenggarakan Sidang-Sidang Raya sebagai berikut :

Tempat Utusan GPM


Kegiatan Tahun
Kegiatan Yang Hadir
Kuala Lumpur
Sidang Raya II 1959  
(Malaysia)
Bangkok
Sidang Raya III 1964  
(Thailand)
Bangkok
Sidang Raya IV 1864  
(Thailand)
Sidang Raya V 1973 Singapura  
Penang
Sidang Raya VI 1977 Pdt.Dr.P.Tanamal
(Malaysia)
Pdt.F.C.Lewier
Bangelore
Sidang Raya VII 1981 Pdt. A.D.Maelissa
(India)
Nn. Marcela Taihutu
Seoul
Sidang Raya VIII 1988 Pdt A.J.Soplantila,S.Th
(Korea Selatan)
Sidang Raya IX 1996 Hongkong Pdt. S.P. Titaley, S.Th

2. Tujuan Dewan Gereja Asia.


Membentuk gereja kristen yang esa di Asia

3. Tugas-Tugas Dewan Gereja Asia.


1. Melakukan kerjasama antar anggota.
2. Melaksanakan kerjasama dibidang pendidikan bagi calon pendeta.

92
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

3. Ikut serta dalam pembangunan Asia.


4. Memajukan kaum perempuan di Asia.
5. Memecahkan berbagai persoalan yang terjadi di dunia.
6. Untuk memperjuangkan hak-hak anak di Asia

4. Peranan Dewan Gereja Asia Bagi Kehidupan di Asia.


( di diskusikan )

V. AKTIVITAS BELAJAR.
1. Metode yang digunakan : Ceramah
2. Langkah kegiatan :

Strategi Penyajian
Kegiatan
Pengasuh Aktif Remaja aktif
Pembukaan - Pengelolaan Kelas - Memimpin doa/ibadah
- Apresepsi awal
- Mengedarkan absen
- Berrespons
- Menjelaskan latar - Mendengar penjela-san
Inti belakang terben-tuknya mencatat.
Dewan Gereja Asia. - Bertanya dan menja-
- Menyebutkan tuju-an wab pertanyaan
Dewan Gereja Asia. - Berproses di kelompok
- Menguraikan tugas- - Melaporkan hasil
tugas Dewan Gereja diskusi.
Asia. - Menyelesaikan soal..
- Membentuk kelompok
kecil-kecil.
- Menyampaikan
masalah untuk
didiskusikan :
- Apa peranan DGA bagi
kehidupan di Asia.
- Mendengarkan laporan
dan mem-buat
simpulan.
- Memberikan soal
evaluasi
Penutup - Mengkoordiner - Memberikan
- Pemberian persembahan
Persembahan - Memimpin doa/ aktif
- Doa/Ibadah Akhir terlibat berdoa.

3. Ayat Hafalan :
”Satu-satunya orang yang tidak membuat kesalahan
adalah orang yang tidak berbuat apa-apa. Jangan takut

93
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

pada kesalahan, selama anda tidak mengulang


kesalahan yang sama”.
(Roosevelt)”
4. Alat dan Sumber : Alkitab
Sejarah Gereja Dunia
Majalah Berita Oikumene

VI. VI. EVALUASI


1. Jelaskan latar belakang terbentuknya DGA
2. Sebutkan tujuan DGA
3. Uraikanlah apa menjadi tugas DGA
4. Jelaskanlah, apa peranan DGD dalam mewujudkan perdamaian dunia

94
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : GEREJA
2. Pokok Bahasan : 3. Gerakan Keesaan Gereja
3. Sub Pokok Bahasan : 3.4. Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia
(PGI)
4. Bahan Bacaan Alkitab :
5. Jenjang / Semester : Remaja II / 1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar :
8. Hari, Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Gerakan Keesaan Gereja.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan Remaja Dapat :
1. Menguraikan Sejarah Terbentuknya PGI.
2. Merumuskan Tujuan PGI.
3. Menguraikan Tugas-Tugas PGI.
4. Menggambarkan Hubungan GPM dan PGI.
5. Menjelaskan Andil PGI terhadap DGD dan DGA

IV. URAIAN MATERI


1. Sejarah Terbentuknya PGI.
Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) adalah wadah oikumene di
Indonesia. Wadah ini terbentuk 25 Mei 1950 dengan nama Dewan Gereja-
Gereja di Indonesia (DGI).
Antara tahun 1946 – 1950 beberapa tokoh Kristen aktif dalam proses
persiapan pembentukan DGI, mereka itu ialah :
a) Drs. T. S. G. Moelia h) Pdt. Marjo Sir
b) Mr. A. L. Fransz I) Pdt. S. Marantika
c) Ds. W. J. Rumambi j) Pdt. R. M. Luntungan
d) Dr. J. Leimena K) Dr. S. C. Nainggolan
e) Dr. J. E. Siregar L) Pdt. B. A. Supit
f) Pdt. B. Probowinoto m) Pdt. Tjang Tong Ho
g) Pdt. T. Sikombing

Melalui tokoh-tokoh ini, diadakan konprensi pembentukan DGI yang


berlangsung tanggal 21 – 28 Mei 1950 di STT Jakarta
- Tanggal 25 Mei 1950, anggaran dasar dan rumah tangga DGI diterima
dan disahkan, secara resmi DGI terbentuk dengan 29 gereja anggota dan
GPM tercatat sebagai anggota dengan urutan ke 15.
- Waktu pelaksanaan konprensi ini sekaligus dicatat sebagai waktu
pelaksanaan siding raya I DGI. Disidang ini selain ditetapkan dan
disahkan AD/ ART DGI, juga:
 Dibentuk komisi dan badan-badan, menetapkan anggaran keuangan.

95
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

 Diadakan pemilihan badan pekerja DGI periode 1950 – 1953 degan


susunan :
Ketua : Prof. Dr. T. S. G. Moelia
Sekum : Ds. W. J. Rumambi
Bendahara : Nn. Lie Fiet Mien
Anggota-Anggota : Dr. J. Leimena
Mr. A. L. Fransz
Tjong Tong Ho
Dr. S. C. Nainggolan
DGI didirikan sebagai tempat permusayawaratan dan usaha bersama gereja-
gereja di Indonesia menuju gereja Kristen yang esa. Usaha menuju tercapainya
gereja Kristen yang esa dilakukan melalui kegiatan pertemuan antara gereja
yang disebut siding raya DGI yang urutannya berturut-turut :

Kegiatan Waktu Tempat Thema


S.R. I 21-28 Mei 1950 Jakata Pembukaan DGI
Yesus Kristus
S.R. II 20-30 Juni 1953 Jakarta
Pengharapan Dunia
Keesaan Kita Dalam
Yesus Kristus dan
S.R. III 8-17 Juli 1956 Jakarta
Perpecahan Selaku
gereja
Yesus Kristus Terang
S.R. IV 3-13 Juni 1960 Jakarta
Dunia
Yesus Kristus Gembala
S.R. V 3-14 Juni 1964 Jakarta
Yang Baik
29 - 10 s/d Tengoklah Aku Jadikan
S.R. VI Makassar
8 - 11 1967 Semuanya Baru
18-28 April Pematang
S.R. VII Disuruh Kedalam Dunia
1971 Siantar
Yesus Kristus
S.R. VIII 1-12 Juli 1976 Salatiga Membebaskan dan
Mempersatukan
S.R. IX 19-31 Juli 1980 Tomohon Datanglah KerajaanMu
Yesus Kristus Kehidupan
S.R. X 21-31 Okt 1989 Ambon
Dunia
Roh Kudus Memebri
S.R. XI 20-30 Okt 1994 Surabaya
Kuasa Menjadi Saksi
Ya Roh Kudus
S.R. XII 21-30 Okt 1994 Jayapura Baharuilah dan
Persatukanlah Kami
24-31 Maret Carilah Tuhan Maka
S.R. XIII Palngkaraya
2000 Kamu Akan Hidup
29-11 s/d W.Kinasih Berubalah Oleh
S.R. XIV
5-12 2004 (Bogor) Pembaharuan Budimu

96
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

- Dalam S.R. X DGI 21 – 31 Oktober 1984, disepakati perubahan nama


dari DGI menjadi Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI).
Perubahan nama ini merupakan peningkatan bentuk kebersamaan menuju
perwujudan gereja Kristen yang esa di Indonesia. Dalam rangka
peningkatan bentuk kebersaman itu S.R X DGI mensepakati:
1. Lima dokumen keesaan gereja-gereja di Indonesia yang terdiri atas ;
 Pokok-pokok tugas panggilan bersama (PTPB)
 Pemahaman Bersama Iman Kristen (PBIK)
 Tata Dasar PGI
 Kemandirian Theologi, Daya, Dana

2. Terbentuknya majelis pertimbangan


3. perubahan nama badan pekerja lengkap (BPL) menjadi Majelis Pekrja
Lengkap (MPL)

2. Tujuan PGI.
Membangun kebersamaan menuju gereja Kristen yang esa di Indonesia.

3. Tugas-Tugas PGI.
- Memayungi gereja-gereja di indoensia menuju terciptanya gereja Kristen
yang esa
- Bersama badan Kristen lain (MAWI) menyuarakan kepentingan umat
Kristen dalam relasi dengan pemerintah.
- Membina hubungan dan kerjasama dengan semua umat beragama
- Ikut berpartisipasi dan melayani dalam era reformasi

4. Hubungan GPM dan PGI.


- Antara GPM dan PGI terjalin hubungan yang erat, dimana GPM
merupakan salah satu gereja pendukung terbentuknya DGI di tahun 1950
- GPM tetap dan terus berpartsipasi dalam semua kegiatan PGI seperti:
Tuan rumah pertemuan raya wanita tahun 1984
Tuan rumah Sidang Raya X DGI tahun 1984
- Tercatat dalam sejarah perkembangan PGI, tokoh-tokoh GPM yang ikut
mendayung perahu oikumene di Indonesia (PGI) sebagai MPH PGI
seperti :
a. terpilihnya Pdt. Dr. J. M. Pattiasina (almarhum) sebagai sekum PGI
pada S.R. IX
b. Terpilihnya Pdt. Dr. Ny. M. M. Hendriks sebagai salah satu ketua
PGI : tahun 2000 – hingga kini
c. Terpilihnya Pdt Febry Tetelepta S.Ag sebagai salah satu anggota
MPH PGI 2005 - 2009

5. Andil PGI terhadap DGD dan DGA.


PGI sebagai anggota DGD juga DGA tentunya memiliki pera pening bagi
perkembangan DGD dan DGA.

97
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Andil PGI terharap DGD dan DGA seperti:


- PGI turut memfasilitasi kegiatan punya DGD dan DGA:
a. Berpartisipasi dalam S.R. IV DGD di Upsala (Sewdia) tahun 1968
b. Aktif dalam inserivice orietntation I Pebruari 1969 yang membahas
pertukaran personalia antar gereja dan badan sending.
c. Menjadi tuan rumah pelaksanaan asian Church Women Conference
(di Sukabumi) tahun 1970
- Tokoh-tokoh Kristen Indonesia yang mewakili PGI, turut
menyumbangkan visi-visi oikumenis dalam kegiatan DGD dan DGA
seperti :
d. Terpilihnya Dr. T. B. Simatupang sebagai salah seorang presiden
DGD pada S.R. V DGD di Nairobi (Kenya)
e. Terpilihnya 5 (lima) anggota dari Indonesia sebagai anggota Komite
Sentarl DGD dalam S.R. V DGD mereka adalah :
 Dr. S. A. E. Nababan
 Dr. F. Ukur
 Dr. Supit
 Pdt. Ny. C. E. Pattiasina, M.Th
 Ir. Inge Halim
f. Dalam S.R. IX DGD 14 - 23 Februari 2007 Dr.S.A.E.Nababan
terpilihnya menjadi salah satu president DGD dan
Dr.Ny.M.M.Hendriks terpilih menjadi Vice Moderator dari Central
Comite DGD.

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan :
2. Langkah kegiatan :

Strategi Penyajian
Kegiatan
Pengasuh Aktif Remaja aktif
Pengelolaan Kelas - Memimpin doa/ibadah
Pembukaan Apresepsi awal
- Mengedarkan absen
- Menjelaskan materi - Aktif mencatat, ber-
sesuai urutan TKP tanya dan menjawab
- Memberikan soal pertanyaan
Inti
evaluasi

- Mengkoordiner pe- - Mengerjakan evaluasi


mungutan persem- - Memungut
bahan syukur persembahan
Penutup - Berdoa mengakhiri - Terlibat dalam kegia-
kegiatan tan akhir (doa dan
Ibadah)

98
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

3. Ayat Hafalan :
”Gabungkanlah suatu keyakinan dengan seorang
manusia dan sesuatu akan terjadi”
(Adam Clayton Powell)

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat : White Board, Spidol
4.2. Sumber : Alkitab, Sejarah Gereja Indonesia, Buku Oikumene
di Wilayah 1000 Pulau

VI. EVALUASI
1. Uraikanlah Sejarah terbentuknya
2. Rumuskan tujuan PGI
3. Uraikan apa yang menjadi tugas PGI
4. Gambarkanlah hubungan antara antara GPM dan PGI
5. Jelaskan apa andil PGI terhadap DGD dan DGA.

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : GEREJA
2. Pokok Bahasan : 3. Gerakan Keesaan Gereja
3. Sub Pokok Bahasan : 3.5. Persekutuan Gereja Indonesia Wilayah
(PGIW)
4. Bahan Bacaan Alkitab : I Korintus 12 : 12 - 13
5. Jenjang / Semester : Remaja II / 1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 – 90 menit
8. Hari / Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Gerakan Keesaan Gereja

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan Remaja Dapat :
1. Menjelaskan Pengertian PGIW.
2. Menguraikan Sejarah Terbentuknya PGIW Maluku.

99
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

3. Menyusun Program Kesaksian dan Pelayanan Bersama antar Remaja se


PGIW Maluku

IV. URAIAN MATERI HARI INI :


1. Pengertian Gerakan Keesaan Gereja.
Persekutuan gereja-gereja Indonesia wilayah..
Gereja anggota PGI yang tersebar diseluruh Indonesia pada setiap wilayah /
daerah membentuk lembaga di atas lokal yang dikenal dengan nama :
Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia Wilayah.
Seperti contohnya untuk daerah/wilayah Maluku, gereja anggota PGI yang
ada bergabung bersama dalam wadah PGI Wilayah

2. Sejarah Terbentuknya PGI Wilayah Maluku dan Perkembangannya.


Gaung gerakan keesaaan tidak hanya bergema di aras Internasional dan
Nasional, tapi juga di Maluku.
Tanggal 5 Februari 1967 di Ternate GPM bersama beberapa gereja anggota
DGI di Maluku saat itu menyepakati pembentukan wadah oikumene di aras
lokal yang diberi nama waktu itu Dewan Gereja Indonesia Wilayah Maluku
sekarang bernama Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia Wilayah Maluku
disingkat PGIW Maluku.
Selain GPM, saat itu gereja pembentuk PGIW lainnya ialah :
- Gereja Masehi Injili Halmahera (GMIH)
- Gereja Betel Injil Sepenuh (GBIS)
- Gereja Pentakosta Pusat Surabaya (GPPS)

Pada dekade awal pembentukannya, belum banyak kegiatan bermakna yang


dilakukan DGW/PGIW Maluku. Selain kegiatan yang diturunkan oleh PGI
dan dari hasil keputusan bersama, kegiatan masih bersifat terbatas,
mencakup ceramah dan penelaan Alkitab bersama yang diikuti oleh
perempuan dari gereja anggota, pertukaran penghotbah antar gereja anggota
dalam rangka merayakan HUT PGI tiap tanggal 25 Mei, dan
merayakan Natal bersama.
Sekalipun begitu semangat mengesa tetap terpatri dalam kehidupan gereja-
gereja PGIW Maluku, sehingga bukan saja mengembangkan kerjasama
antar gereja-gereja anggota tapi juga kegiatan bersama diadakan dengan
gereja non PGI di Maluku seperti : Gereja Katolik, Gereja Advent, Gereja-
Gereja Pentakosta.
Pelaksanaan kegiatan bersama yang menonjol dapat disebutkan antara lain :
- Ketika PGIW Maluku ditetapkan sebagai tuan rumah pelaksanaan
Sidang Raya X PGI di Ambon tahun 1984. suksesnya event ini karena
keterlibatan semua gereja serta warganya secara positif dan konstruktif
- Di saat Maluku dilanda konflik sosial (1999 – 2004) semua gereja dalam
semangat kerjasama yang tingi berusaha menanggulangi persoalan yang
timbul akibat konflik juga bersama komunitas lain, telah bekerjasama
mengatasi konflik dan terus memelihara perdamaian yang tercipta.

100
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Kini gereja anggota telah bertambah, sebagai bukti semangat oikumene di


Maluku terus meningkat.
Gereja anggota PGI Wilayah Maluku:
- Gereja Protestan maluku – GPM
- Gereja Masehi Injil Injili Halmahera – GMIH
- Gereja Betel Injil Sepenuh – GBIS
- Gereja Pentakosta Pusat Surabaya – GPPS
- Gereja Kristen Kalam Kudus – GKKK
- Bala Keselamatan Korps Ambon – BK
- Gereja Betel Indonesia – GBI
- Gereja Kristen Perjanjian Baru – GKPB
- Gereja Tuhan di Indonesia – GTDI
- Gereja-Gereja Sidang Jemaat Allah – GSJA
- Gereja Suara Ketebusan – GSK
- Gereja Kasih Karunia Allah Indonesia - GEKARI

Tujuan wadah PGIW Maluku dapat disebut sebagai berikut :


1. Membangun kebersamaan sebagai gereja yang mengesa di Maluku
2. Saling menerima dan memahami dalam kepelbagaian

Sesuai kondisi riil yang dihadapi antara lain keterbatasan dana maka
kegiatan PGIW Malaku lebih difokuskan pada peningkatan kualitas Sumber
Daya Manusia Maluku, sebagai sumbangan konkrit bagi pemerintah dalam
mengisi pembangunan nasioanl di Maluku.
Untuk mengemban tugas mempersekutukan gereja-gereja di Maluku yang
tergabung dalam wadah PGIW Maluku, maka dalam sidang Wilayah PGIW
Maluku yang dilaksanakan di Ambon pada tanggal 25-28 Maret 2007 telah
terpilih susunan keanggotaan Majelis Pekerja Harian (MPH) PGIW Maluku
periode 2007-2012 sebagai berikut:

Ketua Umum : Pdt Dr. J. Chr. Ruhulessin, M,Si : GPM


Ketua I : Pdt. P. E. Kembauw : GBIS
Ketua II : Capt. Sugeng Purnomo : BK
Sekretaris Umum : Pdt. Ny. L. Likumahua, M.Th : GPM
Wakil Sekum : Pdt. Ir. S. Taribuka : GKPB
Bendahara : Pdt. NY. D. Pelmelay, Div.Th : GPPS
Wakil Bendahara : Ev. Hendry, S.K : GKKK
Anggota : Pdt Ir. D. F. Souhoka, MP : GBIS
Ev. Ny. Noviana Pattirane : GTDI
Ev. Silas Fermeyanan : GPPS
Majelis Pertimbangan :
Ketua : Pendeta-Pendeta Mantan Ketua PGIW
Wakil : Pdt. J. Pattirane
Sekretaris : Pdt. Drs. L. A. Kembauw. MH
Anggota : Pdt. R. Hitipeuw, S.Th
Bpk. M. Pelmelay

101
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

PGIW Wilayah Maluku juga mempunyai 2 komisi yakni : Komisi Pemuda


dan Komisi Perempuan.
Yang dapat dianggap sebagai badan pembantu yang membantu MPH PGIW
dalam tanggung jawab pelayanan bagi kelompok pemuda dan kelompok
perempuan gereja-gereja anggota

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah
2. Langkah kegiatan :

Strategi Penyajian
Kegiatan
Pengasuh Aktif Remaja aktif
- Pengelolaan Kelas - Memimpin doa/ibadah
Pembukaan - Apresepsi awal
- Mengedarkan absen
- Menjelaskan - Mendengar, menca-tat
pengertian PGIW aktif, bertanya dan
- Menjelaskan seja-rah menjawab pertanyaan
pembentukan PGIW - Berproses di kelom-
Maluku de-ngan pok menyusun laporan
catatan per- - Melaporkan hasil
kembangannya kerja kelompok
- Membentuk kelompok - Menyelesaikan
kerja untuk menyusun evaluasi
program kesaksian
Inti
dan pelayanan
bersama antar remaja
se PGIW.
- Mendengar dan
menerima hasil kerja
kelompok.
- Mengukur kemam-
puan remaja de-ngan
jalan memberikan soal
evaluasi
- Mengkoordiner - Memberi persembahan
pemberian - Memimpin ibadah/doa
Penutup persembahan. penutup.
- Mengelola kegiatan
doa akhir

3. Ayat Hafalan :
”keberhasilan berjalan dari kegagalan ke kegagalan
tanpa kehilangan antusiasme”
(Abraham Lincoln)

102
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

4. Alat dan Sumber : Alkitab


Oikumene dan buah injil di Maluku
Gerakan Oikumene di Indonesia
Keputusan sidang wilayah PGIW Maluku 2007

VI. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian PGIW
2. Uraikan sejarah pembentukan PGIW Maluku
3. Susunlah sebuah program kesaksian dan pelayanan bersama bagi remaja se
PGIW.

103
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : KONTEKS
2. Pokok Bahasan : 4. Hidup etis
3. Sub Pokok Bahasan : 4.1. Pengertian Hidup Etis
4. Bahan Bacaan : Galatia 6 : 1 - 10
5. Jenjang/Semester : Remaja II / 1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 – 90 menit
8. Hari / Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami pentingnya hidup etis

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan pengertian hidup
2. Menjelaskan pengertian etis
3. Menjelaskan pengertian hidup etis
4. Menjelaskan pentingnya hidup etis
5. Memberikan contoh hidup etis

IV. URAIAN MATERI


1. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata hidup berarti lawan dari
mati. Kata hidup tersebut memiliki beberapa pengertian: masih ada atau
masih terns ada, masih bergerak atau masih terus bergerak, masih berjalan
atau masih terns berjalan, dan masih bekerja atau maslb terns bekerja
sebegaimana mestinya. Kata ini biasanya dihubungkan dengan manusia,
binatang dan tumbuhtumbuhan, babkan kata ini Juga dipakal dalam
hubungan dengan roh. Hidup dapat juga diartikan sebagal suatu kesatuan
antara tubuh dan jiwa (pengertian ini lebih ditekankan dalam hubungan
dengan manusia); hidup adalah masa di antara kelahiran dan kematian. Bagi
orang Kristen, sumber hidup adalah Allah yang telah menyatakan Kasih-
Nya kepada Dunia ini melalui Yesus Kristus, Hidup bagi orang Kristen
adalah hidup yang berkualitas. Paulus daiam suratnya kepada Jemaat di
Roma, menasehatkan supaya hidup ataupun mati kita adalah milik Kristus
(Bnd. Rm 14:6 dyb.); Seiuin itu dinyatakan juga bahwa walaupun kita hidup
di bumi ini tetapi hidup kits tersembunyi bersama dengan Kristus (Kol 2:20;
3:3) dan hidup klta adalah sebagal keluarga Allah berdasarkan karunia yang
dlberikan-Nya kepada kita (I Tim 3:15; 4:15). Hidup kita sebagai
pemberian Allah bukanlah berarti pasrah begitu saja kepada panggilan-Nya,
melainkan kits juga dipanggll untuk hidup berbuah di tengah-tengah dunia,
menghasilkan buah terhadap sesama manusia. Artinya, kita bukan
menghindarkan dirt menjadi manusia tertutup tefiadap sesama melainkan
hidup kita adalah menjadl terang dan garam dunia, turut bekerja
merealisasikan rencana Kerajaan Allah di dunia ini, jadi dapat dikatakan
bahwa hidup kita sebagai bangsa Allah, pengikut Kristus, adalah hidup yang
produktif, menghasiikan buah (Bnd. Yoh 15:16).

104
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

2. Kata etis menunjuk pada suatu tindakan atau perbuatan yang sesuai dengan
tanggung jawab moral. Berbicara tentang etis tak dapat dipisahkan dari
etika.
Kata etika berasal dari beberapa kata yunani yang hampir sama bunyinya,
yakni ethos dan e’thos atau ta ethika dan ta e’tilika. Kata ethos berarti
kebiasaan, adat. Sementara ethos dan e'thikos berarti kesusilaan, perasaan
batin atau kecenderungan hati.
Kata etika ka.mudian menjadl Istilah khusus untuk limn pengetahuan yang
menyelldiki persoaian kelakuan dan perbuatan manusia; etika merupakan
suatu limn pengetahuan yang normatif.
Etika merupakan sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan
dengan pelbagai moralitas yang membingungkan. Etika man menimbulkan
suatu keterampilan intelektual, yaitu keterampilan untuk berargumentasi
secara rasional dan kritis. Dikatakan rasional karena mendasarkan diri pada
nalar, pada argumentasi yang bersedia untuk dipersoalkan tanpa
kekecuallan. Sementara kritis berarti bahwa etika ingin mengerti suatu
masalah sampai ke akarakamya, tidak puss dengan pengertian yang dangkal.
Tak heran, jika ada yang berpandangan bahwa etika merupakan suatu
pemikiran rasional, kritis, mendasar dan sistematis tentang ajaran-ajaran
moral. Etika mau mengerti mengapa kita harus mengikuti moralitas tertentu,
atau bagaimana kita dapat megambil sikap yang bertanggung jawab
berhdapan dengan pelbagai morlitas (aturan tentang bagaimana manusia
harus hidup supaya menjadi baik sebagai manusia).

3. Dapatlah dikatakan bahwa, hidup etis adalah suatu tindakan yang sesuai
dengan tanggung jawab moral ; hidup etis Kristiani adalah suatu tindakan
atau perbuatan atau sikap yang berkualitas dan bertanggung jawab di dalam
seluruh aktivitas orang-orang Kristen yang berdasarkan pada kehendak
Allah sehingga hidup kita menghasilkan buah terhadap sesama manusia.
Artinya kita bukan menghindarkan diri menjadi manusia tertutup terhadap
sesama melainkan hidup kita adalah menjadi terang dan garam dunia, turut
bekerja merealisasikan rencana Kerajaan Allah di dunia ini, jadi dapat
dikatakan bahwa hidup kita sebagai bangsa Allah, pengikut Kristus, adalah
hidup yang produktif, menghasilkan buah.

4. Hidup etis penting bagi setiap orang di dunia ini termasuk di dalamnya
orang-orang Kristen. Dengan hidup etis seseorang dapat mengambil sikap
yang wajar dalam suasana kepelbagian moral yang merupakan ciri khas
zaman kita sekarang.

5. Beberapa contoh hidup etis ; memimpin orang dengan lemah lembut, saling
menolong, menerima pengajaran dalam Firman, tidak sesaat, tidak jemu
berbuat baik.

V. AKTIVITAS BELAJAR

105
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

1. Metode yang digunakan :


2. Langkah kegiatan :
2.1. Kegiatan di SM
- Nyanyian Pembukaan
- Doa Pembukaan
- Menyanyi
- Doa Pembaca Alkitab
- Penyajian Materi
- Persembahan
- Doa Syafaat menyanyi
- Berkat

3. Ayat Hafalan : Galatia 6 : 9

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat : Klasikal
4.2. Sumber : Alkitab, Ensikiopedia Alkitab, Kamus Allkitab,
Pengantar Perjanjian Baru, Tafsiran Galatia,
Pengambil Keputusan Etis, Etika Sosial,
Bioteknologi dan Biotekia, Pengantar Biotika,
Perilaku yang Bertanggung Jawab, Etika - Ilmu -
Teknologi, Manusia dan Budaya, dll

VI. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian hidup !
2. Jelaskan pengertian etis !
3. Jelaskan pengertian hidup etis !
4. Jelaskan pentingnya hidup etis !
5. Berikan contoh hidup etis !

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : KONTEKS
2. Pokok Bahasan : 4 Hidup etis
3. Sub Pokok Basahan : 4.2. Peranan Hidup Etis dalam Dunia
Modern
4. Bahan Bacaan : Roma 12 : 2 – 3
5. Jenjang / Semester : Remaja II / 1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar :

106
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

8. Hari / Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


1. Menjelaskan peranan hidup etis dalam dunia modern
2. Menyebutkan ciri hidup etis dalam dunia modem
3. Menjelaskan kendala yang dihadapi dalam mewujudkan bidang etis
4. Menunjukkan contoh hidup etis sebagai remaja

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Memahami pentingnya hidup etis

IV. URAIAN MATERI


1. Dalam pertemuan mnggu lalu, telah dijelaskan tentang pentingnnya hidup
etis. Disadari sngguh bahwa dunia senantiasa mengalami perbuahan dan
waktu ke waktu, hingga saat ini saat dimana orang-orang menyebutnya
dengan dunia modern atau dunia di zaman modern. Pertanyaannya sekarang
adalah hidup etis yang bagaimanakah yang mesti dikembangkan di dalam
dunia modern ini? Peranan Hidup Etis dalam modern sebenarnya hendak
menekann pada bagaimana orang-orang Kristen, termasuk di dalamnya para
remaja, hidp untuk membarui serta mampu mebedakan manakah yang
dikehendaki oleh Allah, apa yang berkenaan kepada Allah dan apa yang
tidak dikehendaki dan tidak berkenaan kepada Allah.

2. Bertolak dan pembacaan kita di hari ini, maka ada tiga hal ini, maka ada
tiga penting yang perlu kita pegang sebagai ciri peranan hidup etis dalam
dunia modern sekarang ini, yakni tidak menjadi serupa dengan dunia,
pembaruan budi, dan penguasaan diri tidak menjadi serupa dengan dunia
berarti hendak menunjuk pada keinginan-keinginan jahat yang bertentangan
dengan kehendak Allah ; pembaruan budi pekerti bahwa sebagai orang-
orang Kristen, kita (para remaja) hendaklah memohon agar Roh Kudus
senantiasa membarui pikiran kita sehingga kita dapat berkata dan betindak
baik, sesuai dengan ajaran-ajaran Kristiani, dalam berbagai suasana,
peguasaan diri itu penting sehingga dapat dengan bijaksana, oleh tuntunan
Roh Kudus, dapat Mengambil keputusan dan sikap yang tepat.

3. Tak dapat disangkal, bahwa hidup dalam dunia modern saat ini bukanlah
hidup yang tanpa persoalan, termasuk didalamnya berbagai kendala dalam
mewujudkan hidup etis, yakni pluralisma moral, perkembangan ilmu dan
teknologi, struktur kebutuhan dan nilai di dala masyarakat, berbagai
teknologi yang menawarkan diri sebagai panutan kehidupan, dimana
masing-masing dengan ajarannya sendiri tentang bagaimana manusia harus
hidup, masalah-masalah etis baru yang tidak disinggung di dalam Alkitab.

4. Contoh-contoh hidup etis sebagai remaja : tolong menolong, saling


mengasihi, pergaulan remaja Kristen yang bertanggung jawab (untuk
rincian dari tema ini, diskusikan dengan para remaja)

107
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah, Tanya Jawab Demonstrasi
2. Langkah kegiatan :

2.1. Kegiatan di SM
- Nyanyian Pembukaan
- Doa Pembukaan
- Menyanyi
- Doa Pembacaan Alkitab
- Pembacaan Alkitab
- Penyajian Materi
- Persembahan
- Doa Syafaat
- Menyanyi
- Berkat

3. Ayat Hafalan :

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat : Klasikal
4.2. Sumber : Alkitab, Ensiklopedia Alkitab, Kamus Alkitab,
Pengantar Perjanjian Baru, Tafsiran Roma,
Pengambilan Keputusan Etis, Etika Sosial,
Bioteknologi dan Bioetika, Pengantar Bioetika,
Perilaku yang Bertanggung Jawab, Etika Iolmu -
Teknologi, Manusia dan Budaya dll.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan peranan hidup etis dalam sunia modern !
2. Sebutkan cm hidup etis dalam dunia modern !
3. Jelaskan Kendala yang dihadapi dalam mewujudkan hidup etis !
4. Tunjukkan contoh etis sebagai remaja !

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : KONTEKS
2. Pokok Bahasan : 4 Hidup etis
3. Sub Pokok Basahan : 4.3. Hidup Jujur, Sabar, Tekuil, Seda Kawan
4. Bahan Bacaan : (Lihat uraian materi)
5. Jenjang / Semester : Remaja II / I
6. Pertemeuan ke :

108
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

7. Lamanya Waktu Belajar : 60 – 90 menit


8. Hari / Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami pentingnya hidup etis

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan pengertian hidup jujur, sabar, tekun, dan setiakawan
2. Mengidentifikasi tokoh Alkitab yang hidup jujur, sabar, tekul, san setia
kawan
3. Mendemontrasikan hidup jujur, sabar, tekun, setia kawan

IV. URAIAN MATERI


1. Pengertian hidup :
Jujur : tulus hati, tidak berbohong, tidak curang
Sabar : tahan menderita sesuatu, tidak cepat marah, tidak cepat
patah hati, tidak cepat putus asa, tenang, tidak tergesa-gesa,
tidak terburu nafsu

Tekun : dengan rajin, bersungguh-sungguh hati


Setia kawan : tetap dan teguh hati dalam persahabatan, perasaan bersatu,
solider.
2. Tokoh-tokoh didalam Alkitab yang hidup :
Jujur : Yusuf (Kej. 45), Daud (I Sam 29 : 6; I Raj 3 : 6), Hizkia ( 2
Taw 31 : 20 ), Ayub (Ayb 1 : 1, 8), Yesus (bnd. Mat 17 :
17 dan parakekny, Paulus ( I Kor 4 : 12; 2 Kor
Sabar : Ayub (Ayb 21 : 3), Yesus ( bnd. Mat 17 : 17 dan
paralelnya, Paulus (1 Kor 4 : 12; 2 Kor 12 : 12)
Tekun : Daud (2 Sam 12 : 16), Ayub 2 : 3), Daniel (Dan 6 : 17),
Yesus (lbr 12 : 2)
Setia Kawan : Yosua (Yos 9 : 15), Daud (2 Sam 10 : 2), Yesus (Yoh 15 :
13)
3. Hari ini, kita telah belajar tentang pengertian hidup jujur, sabar, tekun, dan
setia kawan serta kita juga telah mengidentifikasi beberapa tokoh Alkitab
yang berhubungan dengan hidup jujur, sabar, tekun dan setia kawan. Nah,
ada tertulis bahwa Iman tanpa perbuatan adalah iman yang mati, sebagai
para remaja Kristen, kita tidak boleh menjadi pendengar saja, tetapi kita
harus juga melakukan apa yang kita (orang-orang Kristen) Imani. Oleh
karena itu, tidaklah berarti jika kita hanya megerti tentang hidup jujur,
sabar, tekun dan setia kawan serta megetahui tokoh-tokoh di dalam Alkitab
yang berhubungan dengan hidup jujur, sabar, tekun dan setia kawan. Kita
juga harus mendemosntrasikan apa yang telah kita pelajari hari ini di dalam
seluruh hidup kita, karena itulah yang dikehendaki oleh Allah.

V. AKTIVITAS BELAJAR

109
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

1. Metode yang digunakan : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi,


Demonstrasi
2. Langkah kegiatan :
- Nyanyian Pembukaan
- Doa Pembukaan
- Menyanyi
- Doa Pembacaan Alkitab
- Penyajian Materi
- Persembahan
- Doa Syafaat
- Menyanyi
- Berkat
3. Ayat Hafalan :
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal
4.2. Sumber : Alkitab, Ensiklopedia Alkitb, Kamus Alkitab,
Pengantar Perjanjian Lama, Pengantar Perjanjian
Baru, Tafsiran Alkitab, Pengambilan Keputusan Etis,
Etika Sosial, Bioteknologi dan Bioetika, Pengantar
Bioetika, Perilaku yang Bertanggung Jawab, Etika -
Ilmu - Teknologi, Manusia dan Budaya, dll

VI. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian hidup jujur, sabar, tekun, dan setia kawan !
2. Identifikasilah tokoh-tokoh Alkitab yang hidup jujur, sabar, tekun, dan setia
kawan
3. Demonstrasikanlah hidup jujur, tekun, setiak kawan !

110
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

I. NAHAM PELAJARAN
1. Program Sajian : KONTEKS
2. Pokok Bahasa : 4. Hidup Etis
3. Sub Pokok Bahasa : 4.4. Kebebasan Berekspresi
4. Pembacaan Alkitab : Galatia 5 : 3 - 15 5.
5. Jenjang / Semester : Remaja II / 1
6. Pertemuan Ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 menit
8. Hari / Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN ( TUP )


Agar Remaja dapat memahami pentingnya Hidup Etis

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN ( TKP )


Diharapkan agar Remaja dapat :
1. Menjelaskan pengertian Kebebasan
2. Menjelaskan pengertian erekspresi
3. Menjelaskan pengertian K ebebasan Berekspresi
4. Menjelaskan pentlngnya Kebebasan Berekspresi
5. Memberi contoh sikap Remaja Gereja dalam mewujudkan Komunikasi
Kebebasan berekspresi menurut pandangan Alkitab

IV. URAIAN MATERI


1. Pengertian Kebebasan :
- Kata "kebebasan "apada zaman ini termasuk kata dan semboyan yang
sering dikumandangkan. Suatu kata yang sangat memikat hati dan
menjadi dambaan setiap insan. Rasa - rasanya tidak seorang manusia
atau golongan yang tidak dapat digairahkan atau dimabukkan oleh kata
ini.
- Kebebasan ( berasal dad ka ta bebas ) adalah suatu kondisi, keadaan atau
suasana hidup yang telah berhasil atau tidak lagi berada dibawah
tekanan, ancaman, perbudakan, otoritas atau dengan kata lain, sudah
tidak lagl bergantung kepada suatu kekuatan lain diluar diri.
( Prof. DR. H. Anwar Arifin dalam ilmu Komunikasi )
- Kebebasan adalah suatu kesempatan dapat memilih, memutusk an,
mengambil langkah, mengatur dan menjalankan sendfri kehendak diri.
- Kebebasan adalah suatu gejolak psychys yang identik dengan kata
kemerdekaan.

2. Pengertlan Berekspresl :
- Berekspresi berasal dari kata dasar "ekspresi "; yang artinya " suatu
ungkapan I pernyataan atau penyaluran ide / gagasan / suara hati /
perasaan / gejlak emosi seseorang. Jadi berekspresi artinya " suatu
kemapuan dan kemauan untuk menyatakan / mengungkapkan /
menyalurkan / perasaan atau suara hati sesorang.

111
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

- Ekspresi juga identik dengan " gejolak hati " atau bahkan " luapan
emosional " seseorang.
- Jadi berekspresi adalah suatu upaya mengekspresikan perasaan, suara
hati, idel gagasan, kehendak dan harapan serta gejolak emosi seseorang
agar dapat dipahami, dimengerti dan diterima oleh orang lain.
- Dengan Berekspresi seseorang dapat mengeluarkan / menuangka /
menyatakanI
menyalurkan isi hatinya agar dapat diketahui / dipahami dan dinargai
oleh orang lain.

3. Pengertian Kebebasan Berekspresi :


- Kebebasan Berekspresi adalah suatu situasi, kondisi atau suasana aman,
nyaman, tidak terbeban, tidak tertekan, dimana orang merasa bebas
mengungkapkan suara hatinya.
- Seseorang dapat dengan leluasa menyatakan / mengungkapkan /
meyalurkan/ menuangkan perasaan/ gejolak batin/ luapan emosi dengan
tidak bergantung kepada orang lain tetapi berada dalam kendali Firman
Tuhan dan atau aturan normatif ( undang - undang dan peraturan yang
berlaku di Negara ini ).
4. Pentingnya Kebebasan Berekspresi :
- Berekspresi adalah sebuah ciri kehidupan yang kreatif dan dinamis.
Anugrah yang Tuhan Talentakan kepada seseorang mesti diekspresikan
sebagai sebuah kesaksian. Berekspresi adalah juga sebuah hak azasi
manusia yang solagraciais ( adalah Anugrah Allah )
- Berekspresi adalah sebuah hak azasi manusia yang dilindungi oleh
Undang - Undang ( UUD 1945 pasal 28, UU no 4 tentang Kebebasan
Pers, UU HAM).
- Oleh sebab itu mesti dijamin dengan sebuah kebebasan dalam upaya
melindungi Hak, kesempatan dan kretifitas demi pengembangan Sumber
Daya Manusia. Kebebasan berekspresi mesti mesti dilihat sebagai
perwujudan Panggilan Gereja.

5. Contoh Sikap Remaja Gereja dalam mewujudkan Kebebasan


Berekspresi Menurut Pandangan Alkitab :
- Gunakan Kebebasan Berekspresi dengan penuh tanggung jawab dan rasa
takut akan Tuhan
- Jangan salah dalam mempergunakan Kebebasan Berekspresi. Kebebasan
yang dimaksudkan adalah kebebasan yang terpimpin, terkendali dan
bertanggung jawab.
- Jadikan Kebebasan Berekspresi seagai sarana untuk memuliakan Allah
dan menjadi berkat bagi sesama dan lingkungan.
- Harus tetap berada dalam koridor atau Frame Firman Allah dan
megandalkan peranan Roh Kudus.
- Kebebasan adalah hak azasi tetapi kepatuhan adalah kewajiban moral
yang mesti mengimbanginya ( kaidah hukum dan peraturan normatif
yang berlaku dan diakaui / legal )

112
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

- Contoh - contoh lain yang dapat dikemukakan.

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan :
2. Langkah kegiatan :
Kegiatan Pengasuh Remaja Waktu
Pembukaan - memimpin lagu - Menyanyi
- memimpin - Beroda 5 menit
- memberikan - Menjawab
pertanyaan
apresepsi
Inti - menyajikan / - Mendengar
menguraikan aktif 5 menit
materi susuai
metode - Menjawab
- memberikan
pertanyaan ajakan
Aplikatif
Penutup - memberikan - menerima /
ajakan Aplikatif mendengar 5 menit
- mendoakan - berdoa

3. Ayat Hafalan : Jagalah hatimu dengan kewaspadaan


Karena dari situlah terpancar kehidupan ". ( Amsal
4: 22 )

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat : Klasikal
- Papan tulis / Manila Karton
- Spidol / Kapur

Elektronik
- OHP
- Infocus
4.2. Sumber : - Alkitab
- KURIN
- Ilmu Komunkasi
- UUD 1945
- UU No. 40 tentang Kebebasan Pers
- UU HAM

VI. EVALUASI :
1. Jelaskan Pengertian Kobebasan
2. Jelaskan Pengertian Berekspresi

113
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

2. Jelaskan Pengertian Kebebasan Berekspresi


3. Jelaskan alasan Pentingnya Kebebasan Berekspresi
4. Berikan Contoh sikap remaja Gereja dalam mewujudkan Kebebasan
Berekspresi menurut pandangan Alkitab

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program : KONTEKS
2. Pokok Bahasan : 4. Hidup Etis
3. Sub Pokok Bahasan : 4.5. Etika Berkomunikasi
4. Pembacaan Alkitab : Kolose 4 : 6
5. Jenjang / Semester : Remaja II / 1
6. Pertemuan Ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90
8. Hari / Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Agar Remaja dapat memahami pentingnya Hidup Etis

III. TUJUAN KHSUS PENYAJIAN


Diharapkan agar Remaja dapat :
1. Menjelaskan pengertian Komunikasi
2. Mejelaskan unsur-unsur Komunikasi
3. Menjelaskan Pengertian Etika Komunikasi
4. Menjelaskan ciri-ciri Komunikasi yang Etis
5. Memberi contoh sikap Remaja Gereja dalam mewujudkan Komunikasi
yang Etis menurut pandangan Alkitab

IV. URAIAN MATERI


1. Pegertian Komunikasi
- Sebagai mahkluk sosial, manusia tidak bisa meghindari dari aktifitas
komunikasi. Apaupun yang kita lakukan, kapanpun dan dimanapun juga
kita selalu beraktifitas dengan komunikasi. Komunikasi menjadi bagian
hidup manusia. Ia menjadi perekat dalam hidup bermasyarakat.
Banyak definisi yang dikemukakan pada pakar tentang komunikasi
diantaranya :
 Komunikasi adalah hubungan / relasi (baik langsung maupun tidak
langsungL antara komunikator dengan komunikan (Onong. Uchajana
Effendy , 1945. Ilmu komunikasi teori dan praktek)

114
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

 Komunikasi adalah proses dimana komunikator menyampaikan /


menyalurkan rangsangan untuk mempengaruhi karakter dari
komunikan (Hovland, 1948)
 Komunikasi adalah proses saling membagi atau menggunakan
informasi secara bersama dan berhubungan antara para peserta dalam
proses informasi secara bersama dan berhbungan antara para peserta
dalam proses informasi. (Lawrence Kincaid & Wilbur schrama, 1997)
 Komunikan adalah tingkah laku dan pikiran orang lain. (shannon &
Weaver, 1949)

2. Unsur-unsur Komunikasi :
- Menurut Harold. D. Laswell bahwa komunikasi tidak kan berlagsung
kalau salah satu unsur / komponen terbaikan
- Komponen / unsur-unsur Komunikasi menurut Lasweell adalah :
 Komunikator : orang yang menyampaikan pesan / informasi
 Komunikan : orang yang menerima pesan
 Pesan : Informasi / berita yang disampaikan oleh komunikator
kepada komunikan
 Media : saluran / alat / sarana yang dipilih / digunakan untuk
menyampaikan pesan / informasi / berita.
 Efek : dampak / akibat yang terjadi adanya pesan yang
disampaikan. Dampak bisa positif atau diterima,
bisa negatif atau ditolak.

3. Pengertian Etika Berkomunikasi :


- Seperti yang kita ketahui bersama bahwa menurut
( EnyclopediaBritanica 1965) maupun Encyclopedia Americana (1995).
bahwa etika berasal dari kata bahasa Yunani “ Ethikos “ (Moral ) dan “
ethos” (Character ).Stephen. R. Covery (1994) mengatakan bahwa :
“Taburlah gagasan, tuailah perbuatan
Tabaurlah perbuatan, tuailah kebiasaan
Taburlah kebiasaan, tuailah karakter.”
- Jadi kalau kita berbicara tentang Etika Berkomunikasi, maka kita
berbicara tentang akhlak, moral dan character yang etis dalam
berkomunikasi.
- Akhlak, moral character yang etis (sesuai dengan norma, baik adat
maupun agama dan budaya

4. Ciri - ciri Komunikasi yang Etis (Menurut Sumartono dalam


Kecerdasan komunikasi)
 Santun
Baik bahasa lisan maupun bahasa tubuh mesti mencenninkan sikap
sopan santun.Bila perlu sampaikan kata - kata permohonan maaf apabila
hendak menolak isi pesan.
 Penghargaan
Menganggap semua orang sangat berarti. Jangan meremehkan, jangan

115
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

merendakan bahkan jangan pernah menghina. Memandang dan


memperlakukan orang lain sebagai aset yang sangat berharga. Jangan
pilih kasih dan membeda - bedakan.
 Senyum
Senyuman adalah senjata komunikasi yang mampu memberikan
kekuatan yang dahsyat dan pesona yang luar biasa. Senyum dapat
menjadi sebuah magic perekat hubungan antar manusia.

 Bertumbuh
Apapun bentuk komunikasi yang kita lakukan, mesti bersifat
membangun memberi sebuah pertumbuhan. Mampu merubah karakter
orang lain ke arah positif.
 Wajar
Dalam berkomunikasi, hindarilah sifat omong kosong. Jangan
berlebihan dan menganggap diri serba bisa. Berbicaralah yang penting
saja.
 Interest
Jadilah pendengar yang baik. Sedapat - dapatnya menunjukan sikap
tertarik kepada pesan yang disampaikan, agar timbul rasa bosan dalam
berkomunikasi. Tunjukan sikap bersahabat. Jangan hambar. Tunjukan
lewat suara dan bahasa serta gerak tubuh yang mendukung.
 Akurat
Sampaikanlah informasi / berita yang mengandung kebenaran,
kejujuran, keadilan, fakta dan dapat dipertanggung jawabkan.
 Adaptasi
Belajarlah untuk dapat menyesuaikan diri secara fleksibel antara pesan
yang hendak disampaikan dengan karakter komunikan, waktu dan media
yang digunakan. Oleh sebab itu berusahalah mengenali karakter
komunikan terlebih dahulu. Jangan bersikap otoriter , dictator dan
menggurui.
 Salam
Berikanlah salam diawal dan diakhiri komunikasi sebagai penghangat
komunikasi
 Berpikir Positif dan Optimis
Jangan terlalu cepat menilai negatif atau memberi respon emosional
terhadap pesan yang disampaikan. Berpikirlah positif, kritis dan kreatif
serta solutif. Berpikir matang sebelum mengambil keputusan untuk
membangkitkan motivasi bagi ornag lain.
5. Contoh Sikap Rrmaja Gereja dalam mew -ujudkan Komunikasi yang
Etis menurut pandangan Alkitab :
 Remaja gereja mempraktekkan ciri-ciri komunikasi yanng Etis
Melakukan Komunikasi di atas dasar iman dan kasih
 Lakukan komunikasi yang benar
 Menunjukkan kecerdasan dalam berkomunikasi
 Berani dan bertanggung jawab mengahadapi setiap dampak yang timbul
akibat komunikasi tersebut

116
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

 Jadikanlah komunikasi sebagai sarana kesuksesan, bukan sebaliknya


sebagai penghambat kesuksesan.

V. KEGIATAN PENYAJIAN MATERI


1. Metode yang digunakan : Ceramah Bervariasi
2. Langkah kegiatan :

Kegiatan Pegasuh Remaja Waktu


- memimpin - menyanyi
Pembukaan sebuah lagu - berdoa 5 menit
- memimpin doa - menjawab
- memberikan
pertanyaan
persepsi
- menyanyikan/me - mendengar
Inti nguraikan materi 5 menit
sesuai metode - menjawab
- memberikan -
pertanyaan
evaluatif
Penutup - memberikan - menjawab /
ajakan mendengar 5 menit
- mendoakan ajakan
- berdoa

3. Ayat Hafalan :
"Taburlah gagasan, tuailah perbuatan
Taburlah perbuatan, tuailah kebiasaan
Taburlah kebiasaan, tuailah Karakter".
(Stephen. R. Covey, 1994)
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal
- Papan tulis / Manila Karton
- Spidol / Kapur

Elektronik
- OHP
- Infocus

4.2. Sumber : - Alkitab


- KURIN

117
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

- Etika Kristen
- Ilmu Komunkasi (Prof. DR. H. Anwar Arifin )
- Kecerdasan Komunikasi ( Sumartono )
- Etika Bisnis ( Ketut Rindjin )

VI. EVALUASI
1. Jelaskan Pengertian Komunikasi
2. Jelaskan L nsm -unsur komunikasi
3. Jelaskan Pengertian Etika Berkomunikasi
4. Jelaskan ciri - ciri komunikasi yang- Etis
5. Berikan Contoh Sikap Remaja Gereja dalam meuwujudkan Komunikasi
yang etis menurut Pandangan Alkitab

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program sajian : FIRMAN
2. Pokok bahasan : 7. Karya Roh Kudus
3. Sub pokok bahasan : 7.1 pengertian Roh Kudus
4. Bahan Bacaan / Alkitab : Yesaya 42 : 1, Hagai 2 : 5, 6, Yoel 2 : 28,
Lukas 3 : 21
5. Jenjang/semester : Remaja III / 1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 menit
8. Hari, tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Roh Kudus sebagai kuasa dari Allah

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menjelaskan pengertian Roh Kudus menurut kesaksian Alkiktab.,
2. Mengidentifikasi tanda - tanda kehadiran Roh Kudus.,
3. Menjelaskan makna kehadiran Roh Kudus bagi para Hamba Allah

IV. URAIAN MATERI


1. Pengertian Roh Kudus
Kata roh, diambil dari kata “Ruch” dari terjemahan kata Ibrani “Ruach”.
Kata ini mempunyai 2 (dua) arti dalam Perjanjian Lama yakni :

118
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

- Gerakan udara yang disebabkan nafas karena itu “Ruach” dapat


diterjemahkan dengan “nafas” (Mazmur 33 : 6) atau dengan arti
“nyawa” dan “semangat” (Kejadian 7 : 22 ; Yesaya 42 : 5).
- Gerakan udara yang disebabkan oleh angina. Karena itu kedua kata ini
dapat diterjemahkan dengan “angin”, angin sepoi-sepoi, angin kencang,
angin ribut, badai, tofan (Kejadian 3 : 6, Keluaran 15 : 8 , 10, Mazmur
55 : 9, Yesaya 57 : 13, Yeremia 13 : 26). Dengan demikian menurut
kesaksian Alkitab PL, “ruach” (roh) adalah Allah. Allah yang bernafas,
Allah yang hidup, Allah yang bertindak.

Dalam Perjanjian Baru (PB) “pneuma” mempunyai arti yang sama dengan
“ruach” yaitu nafas, nyawa, angin (Yohanes 3 : 8, Yohanes 20 : 22, Kisa
Para Rasul 2 : 2 – 4, Lukas 1 : 46, 47, Lukas 23 : 46, Kisah Para Rasul 5 :
5). Dengan demikian Roh Kudus adalah roh yang berasal dari Allah, Allah
yang bernafas, Allah yang hidup, Allah yang bertindak dan berasal dari
Yesus yang telah dikasihi, diurapi (Yesaya 42 : 1 – 4; Yesaya 11 : 1 – 5,
Matius 1 : 20, Lukas 2 : 21, 22). Roh Kudus adalah kekuatan kuasa yang
dipakai Allah dalam menjalankan pekerjaan-Nya, kekuatan untuk
menciptakan hal-hal yang baik dan baru. Roh Kudus diartikan pula dalam
terang kehidupan pekerjaan Kristus, sebab Kristus adalah penyataan kuasa
dan kekuatan Allah yang hadir, berbuat memberikan kehidupan bagi orang
percaya untuk masuk dalam keselamatan Allah.

2. Tanda – tanda Roh Kudus.


a. Angin : Mengandung makna
1. Roh Kudus tidak bisa dilihat, dipegang, dibatasi/
dikungkung oleh manusia.
2. Roh Kudus bebas menentukan geraknya, arahnya, dna
tidak diatur oleh manusia
3. Memiliki daya gerak

b. Api : Mengandung makna


1. Menunjukkan pada proses penyucian/pemurnian
2. Memberikan semangat dan gairah bagi hidup manusia

c. Bahasa : Mengandung makna


1. Sarana komunikasi dan pemberitaan Injil
2. Memiliki kuasa untuk mempengaruhi manusia
3. Mengandung bunyi yang dapat memperngaruhi

d. Burung Merpati : Mengandung makna


1. Ketulusan
2. Kesucian
3. Keiklahsan

119
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

3. Makna kehadiran Roh Kudus bagi Hamba Allah.


Menurut bacaan Alkitab pada sub pokok bahasan ini dijelaskan bahwa Allah
hadir dalam diri manusia, hamba – hambanya, baik individu maupun
kolektif, untuk mengerakkan dan menguatkan manusia supaya mampu
melakukan hal – hal yang baik, yang berguna dan berkenan kepada Allah.
Sebelum manusia dipakai Allah untu melaksanakan tugasnya, terlebih dulu
disiapkan, dilengkapi, dibekali dengan kuasa Roh Kudus agar mampu
berkarya sesuai kehendak Allah.
Disini ada hubungan khusus antara Allah dan hamba – hamba-Nya. Karena
itu seseorang tidak akan melaksanakan tugas dengan baik, kalau ia tidak
dilengkapi dan dituntun dengan kekuatan Roh Kudus

4. Arti Roh Kudus sebagai roh yang membarui hidup manusia. Kehadiran
Kristus dalam Roh Kudus memperlihatkan kepada kita bahwa Allah adalah
pembaru hidup manusia. Setelah Yesus naik ke Surga, Ia hadir diantara kita
melalui Roh Kudus. Kehadiran Roh Kudus membawa suasana baru dalam
kehidupan umat manusia yang percaya meninggalkan (Kisah Para Rasul 2 :
33, 9 : 1 - 19a). Roh Kudus memampukan umat pilihan Allah berjalan
menuju kesempurnaan, artinya bebas dari kuasa dosa, hidup dalam
kebebasan sebagai anak-anak Allah, hidup dalam suasana damai bersama-
sama dengan Allah (Yohanes 2 : 28, 29, Roma 8 : 9, Yesaya 44 : 3-5)

5. Arti kehadiran Roh Kudus dalam perjalanan hidup manusia.


(Yesaya 42 : 1) kehadiran Roh Kudus menyatakan hukum kepada bangsa-
bangsa,
(Yoel 2 : 28, 29) Kehadiran Roh Kudus membuat orang akan bernubuat dan
terjadi penglihatan-penglihatan.
(Hagai 3 : 21) kehadiran Roh Kudus menguatkan hati dan menghilangkan
ketakutan manusia.

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Diskusi
2. Langkah kegiatan :

Strategi Penyajian
Kegiatan
Pengasuh Aktif Ramaja Aktif
- Mengecek kehadiran - Memimpin kegiatan
dan kesiapan siswa dengan puji-pujian
Pembukaan
- Motivasi - Mencatat bacaan-
bacaan Alkitab
Inti - Membagi kelas - Berproses dalam
dalam beberapa kelompok diskusi
kelompok - Presentasi
- Membagi materi
diskusi

120
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

- Mendengar hasil
kerja kelompok
- Simpulan 4.3. Mencatat
Penutup - Doa Syukur kesimpulan Akhir
- Nyanyi, berkat

3. Ayat hafalan : Roma 15 : 13


4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat :
4.2. Sumber : Alkitab LAI

VI. EVALUASI
1. Jelaskanlah pengertian Roh Kudus menurut kesaksian Alkitab
2. Identifikasikanlah tanda – tanda kehadiran Roh Kudus
3. Jelaskanlah makna kehadiran Roh Kudus bagi para hamba Allah

121
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program sajian : FIRMAN
2. Pokok bahasan : 7. Karya Roh Kudus
3. Sub pokok bahasan : 7.2 peran Roh Kudus
4. Bahan bacaan / Alkitab : Korintus 2 : 10 - 12; 12 : 1 - 11; 14 : 1 - 25
5. Jenjang/semester : Remaja III / 1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 menit
8. Hari, tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Roh Kudus sebagai kuasa dari Allah

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menentukan peranan Roh Kudus bagi para murid
2. Memberikan contoh tokoh-tokoh Alkitab karena peranan Roh Kudus ada
dalam karya penyelamatan Allah.
3. Menjelaskan peranan Roh Kudus dalam karya penyelamatan Allah di dunia

IV. URAIAN MATERI


1. Peranan Roh Kudus bagi para murid Yesus
- Mengajar para murid tentang apa yang harus dikatakan (Lukas 12 : 12).
- Menyertai dalam tugas pemberitaan injil (Matius 28 : 19 – 20).
- Mengajar dan mengingatkan para murid tentang apa yang sudah
disampaikan (Yohanes 14 : 26)
- Sebagai penolong (Yohanes 14 : 16)
- Memberi kuasa untuk menjadi saksi Yesus (Kisah Para Rasul 1 : 8)
- Memimpin para murid kepada kebenaran (Yohanes 16 : 13).
- Untuk menghibur (Yohanes 15 : 26)

2. Tokoh-tokoh Alkitab yang karena peranan Roh Kudus, ada dalam karya
penyelamatan Allah
- Musa dan ke 70 tua-tua Israel (Bilangan 11 : 16, 17, 24 – 29) untuk
memimpin umat Israel dalam perjalanan dari Mesir ke Palestina
- Bazeleal dan Ahokiab (Keluaran 31 : 1 – 6 ; 35 : 31 – 35)
- Untuk melakukan pembangunan kemah pertemuan dan segala
perabotannya.
Kepada Othniel, Gideon dan Yefta (Hakim-hakim 3 : 9 - 10; 6 - 34; 11 :
29) untuk memerintah dan memimpin Israel dalam peperangan melawan
musuh-musuhnya.
- Saul dan Daud ( I Samuel 10 : 6, 10 ; 16 : 13) sesudah mereka diurapi
untuk memimpin Israel dengan adil dan bijaksana dan membebaskan dari
musuh-musuh.
- Kepada Yesaya dan Mikha untuk dapat menyampaikan Firmah Tuhan
dengan baik (Yesaya 48 : 16, Mikha 3 : 8).

122
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

- Paulus dipenuhi Roh Kudus setelah bertobat (Kisah Para Rasul 9:17).

3. Peranan Roh Kudus dalam karya penyelamatan Allah di dunia jika


kehadiran Roh Kudus sangat penting untuk kelahiran, pelayanan dan
kebangkitan Yesus sebagai anak Allah, maka betapa penting pula kehadiran
Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya. Melalui Roh Kudus, Allah
mau terlibat dan melibatkan kita sebagai rekan kerja-Nya di dunia, sebab api
Roh menyala berkesinambungan melayakan kita mengerjakan kehendak
Allah yang menghidupkan dunia dan manusia (Kisah Para Rasul 1 : 8), Roh
Kudus memandu anak-anak Allah (sebagai pemandu) yang selalu
memimpin, melengkapi dan menampilkan setiap anak-anaknya yang
bersedia dan rindu melakukan pekerjaan penyelamatan Allah di dunia
(Roma 8 : 14 – 21, 26).

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan :
- Inquiri (mencari dan menemukan)
- Cerah pendapat
- Diskusi
2. Langkah kegiatan :

Strategi Penyajian
Kegiatan
Pengasuh Aktif Ramaja Aktif
- Mengecek kehadiran - Memimpin kegiatan
dan kesiapan siswa dengan puji-pujian
Pembukaan
- Motivasi - Mencatat bacaan-
bacaan Alkitab

123
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

- Menjelaskan materi - Mencari dan


yang akan diajarkan menemukan
- Menyampaikan - Membahas hasil kerja
bacaan-bacaan Alkitab kelompok dengan
Inti
yang membahas menyampaikan semua
materi pelajaran yang ditemukan
- Mendapingi anak
dalam kerja
- Simpulan
Penutup - Doa Syukur
- Nyanyi, berkat

3. Ayat hafalan : Mazmur 51 : 13b; Mazmur 143 : 10

4. Alat dan bahan :


4.1. Alat :
4.2. Sumber : Alkitab
Roh Kudus dan pekerjaannya

VI. EVALUASI
1. Tentukanlah peranan Roh Kudus bagi para murid
2. Berikanlah contoh tokoh-tokoh Alkitab yang karena peranan Roh Kudus,
ada dalam karya penyelamatan Allah.
3. Jelaskanlah peranan Roh Kudus dalam karya penyelamatan Allah di dunia.

I. BAHAN PEIAJARAN
1. Program sajian : FIRMAN
2. Pokok bahasan : 7. Karya Roh Kudus
3. Sub pokok bahasan : 7.3. Buah - Buah Roh Kudus (Kasih)
4. Bahan Bacaan / Alkitab : Gal 5: 22-23, I Kor 13: 1-13, Kol 4: 14
5. Jenjang/semaster : R III / 1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar :
8. Hari / Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Roh Kudus sebagai kuasa dari Allah

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat
1. Menjelaskan pengertian Kasih

124
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

2. Menjelaskan janis-jenis Kasih


2. Menunjukkan sikap positif dalam mewujudkan kasih

IV. URAIAN MATERI


1. Pengertian Kasih
Untuk mengerti dan memahami tentang kasih, maka terlebih dahulu
diketahui apa yang dimaksudkan dengan kasih. Menurut Kamus Bahasa
Indonesia, yang dimaksud dengan Kasih adalah : merasa / perasaan sayang,
cinta, suka, terhadap seseorang / sesuatu.
Pengertian di atas jika dikajikan dengan pandangan Alkitab maka yang
dimaksud dengan kasih adalah hubungan yang terjalin antara Allah dengan
umat melalui kehadiran Yesus Kristus. Kasih Kristus itulah yang msmberi
kesanggupan untuk memilih yang baik, yaitu menaati Flrman Tuhan dan
melayani sesama.

2. Jenis - Janis Kasih


Dalarn bahasa Yunani ada 4 (empat) istilah
1) Eros : Cinta birahi yang seksual dan bersifat perasaan. Dominasi
perasaan dan kehangatan wajar tidak stabil, tergantung pada
si kekasih, tergantung kepada yang mengasihi.
2) Storge : Perasaan cinta kasih antara orang tua dan anak ataupun
anggota keluarga yang lebih luas ( berdasarkan
hubungan darah). Orang dapat mengenal hubungan
kekeluargaan.
3) Philia : Perasaan Kasih Sayang antara suami dan istri. Memiliki unsur
kehangatan, wajar lebih stabil.
4) Agape : Kasih yang paling murni, tidak berdasarkan perasaan
melainkan kasih murni yang dicurahkan tanpa syarat. Agape
dipakai untuk menggambarkan kasih Allah kepada manusla
dan dunia. Disini nampak sikap Allah yang paling utama
secara alamiah. Kasih ini tidak dimiliki oleh manusia secara
alamiah. Kasih Agape tidak mengenal betas dan bersifat
universal.
3. Menunjukkan sikap positif dalam mewujudkan Kasih
- Kesabaran, kemurahan, kelemahlembutan, penguasaan diri, kerendahan
hati.
- Menghormati orang tua, berbuat baik terhadap mereka
- Menghargai waktu sebagai anugerah Allah, rela membantu dan
menolong sesame.
Semunya dapat dilakukan, jika Roh Kudus ada dan berkarya dalam diri
manusia sehingga dapat melakukan kasih.

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Diskusi
2. Langkah kegiatan :
Kegiatan Kegiatan Kegiatan

125
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Pengasuh Anak Asuh


Pembukaan Doa Pembukaan Pimpin lagu
Inti Mejelaskan materi Membaca Alkitab
pelajaran Menyimak, membuat
Menyampaikan catatan dan
pertanyaan menjawab pertanyaan

Penutup Doa penutup Memimpin lagu

3. Ayat hafalan :
Kasih berakar dari keinginan untuk memberi
Kasih mengutamakan kepentingan orang lain
Kasih itu pengampunan dan tidak menyimpan dendam
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : papan, tulis, pena, buku tulis
4.2. Sumber : Alkitab LAI, Kurin, Tafsiran Korintus

VI. EVALUASI
1. Jelaskanlah pengertian Kasih
2. Jelaskan jenis - jenis kasih
3. Tunjukkan cara hidup yang tepat dalam kasih

126
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program sajian : FIRMAN
2. Pokok bahasan : 7. Karya Roh Kudus
3. Sub pokok bahasan : 7.4. Buah-Buah Roh (Sukacita) Buah - Buah
Rah ( Damai Sejahtera)
4. Bahan bacaan / Alkitab : Fil. 4 : 4; I Tes 5 : 16; Yoh 14 : 27; I Kor
14 : 33
5. Jenjang / semester : R III / I
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 menit
8. Hari / Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Roh Kudus sebagai kuasa dari Allah

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJLAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menjelaskan Pengertian Sukacita
2. Menjelaskan makna hidup dalam sukacita
3. Menjelaskan pengertian Damai Sejahtera
4. Menjelaskan Makna Hidup dalam Damai Sejahtera
5. Menentukan cara hidup yang tepat di dalam Damai Sejahtera

IV. URAIAN MATERI


1. Pengertian Sukacita
Sukacita adalah salah satu karya Roh Kudus / perbuatan yang dihasilkan
oleh pekerjaan Roh Kudus (Buah Roh). Ini sangat bertentangan dengan
perbuatan-perbuatan kedagingan. Dengan kata lain sukacita menunjuk pada
suasana kogembiraan yang mendalam, yang timbul dad hubungan pribadi
yang mendalam dengan Allah dan terjadi secara sungguh-sungguh bukan
karena paksaan. Hanya karena Roh Kuduslah maka orang percaya dapat
terbebas dari belenggu y-ang mengikat seperti : penderitaan, sakit penyakit,
tantangan hidup, dll.

2. Makna Hidup dalam Sukacita


Dengan demikian, Rasul Paulus mau menegaskan bahwa, sukacita mesti
dinyatakan dalam segala keadaan walaupun dalam keadaan yang sulit.
Sebab sukaata mast menjadi ciri dasar dari kehidupan orang
percaya/Kristen. Sehingga kalau mau hidup dengan penuh Sukacita, hidup
yang penuh dengan rasa syukur, make orang mesti memiliki/mengundang
Roh Kudus hadir dalam kehidupannya.

3. Menjelaskan Pengertian Damai Sejahtera


Untuk mengerti tentang Damai Sejahtera maka perlu diketahui dulu apa
yang dimaksud dengan Damai Sejahtera. Menurut kamus Bahasa Indonesia,

127
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

yang dimaksud dengan damai ialah : Aman, Keadaan tidak perang,


keutuhan, kemakmuran. Dari pengertian itu, didapat arti Damai Sejahtera.
Damai Sejahtera / SYALLOM (Ibrani) ialah : menunjuk pada suatu keadaan
utuh I lengkap, selaras, selamat, bahagia, tertib yang meliputi manusia dari
semua seginya. Semua berfungsi sebagaimana seharusnya.

4. Menjelaskan Makna Hidup dalam Damai Sejahtera


Damai Sejahtera adalah hidup yang dikehendaki uleh Tuhan. Sebab Tuhan
tidak pernah menghendaki kekacauan dalam hidup kita, tetapi Damai
Sejahtera merupakan ketenangan jiwa atau kesejahteraan rohani karena
pengampunan dari Allah. Damai Sejahtera diberikan Allah kepada manusia.
Namun terkadang manusia lebih suka dalam kekacauan, pertengkaran,
perpecahan, dan lain - lain.
Sikap hidup seperti ini, mesti dibuang jauh-jauh dari orang Kristen. Hidup
dalam Damai Sejahtera, meseti menjadi gaya hidup dari setiap manusia.
Terlebih manusia Kristen. Orang Kristen mesti hidup dalam Damai
Sejahtera.Sebab damai Sejahtera diberikan Yesus Kristus kepada manusia.
Damai sejahtera di antara manusia, mengisyaratkan bahwa : Penyelamatan
Allah lewat Yesus Kristus, merupakan babak baru atau zaman baru dimana
Allah bersedia memulihkan kembali hubungan dengan manusia. Itu berarti,
damai dengan Allah sangat mempengaruhi hubungan kita dengan orang lain.

5. Menentukan cara hidup yang tepat di dalam Damai Sejahtera.


Cara hidup yang tepat dalam damai sejahtera, yakni sebagian dari doa
Franciscus dari Asisi, baiklah dimaknai sebagai cara hidup yang mesti
dilakukan oleh orang Kristen, terkhusus Remaja Kristen.

"Ya Tuhan, jadlkanlah aku alat Damai Sejahterah


Supaya dimana ada kebencian.... ku bawa cinfa kasih
Dimana ada dukacita,....ku bawa sukacita
Dimana ada perselisihan,...kubawa maaf
Dimana ada perpecahan,...kubawa persatuan
Dimana ada ketidakpastian,...ku bawa pengharapan
Dimana ada kegelapan,....ku bawa terang`

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Diskusi
2. Langkah kegiatan :

Kegiatan Kegiatan Pengasuh Kegiatan Anak Asuh


Pembukaan Doa Pembukaan Pimpin lagu
Inti Mejelaskan materi Membaca Alkitab
pelajaran Menyimak, membuat

128
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

menyampaikan catatan dan


pertanyaan menjawab pertanyaan

Penutup Doa penutup Memimpin lagu

3. Ayat hafalan :
- Ada rasa bahagia yang luar biasa, bila kita dapat
membuat orang lain bahagia, walau keadaan kita
sendiri tidak demikian.
- Sukacita kita bersumber pada Tuhan

4. Alat dan bahan :


4.1. Alat : Papan Tulis, Pena, Buku tulis
4.2. Sumber : Alkitab, Kurin, Tafsiran Yohanes dan Filipi

VI. EVALUASI
1. Jelaskan pengertiaan sukacita
2. Jelaskan makna hidup dalam sukacita
3. Jelaskan pengertian Damai Sejahtera
4. Jelaskan makna Hidup dalam Damai Sejahtera
5. Tunjukkan cara hidup yang tepat di dalam Damai Sejahtera

129
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : 7. Karya Roh Kudus
3. Sub Pokok Bahasan : 7.6. Buah-buah Roh (Kesabaran)
7.7. Buah-buah Roh (Kemurahan)
4. Bahan Bacaan / Alkitab : Ams 14 : 17; Kol 3 : 12 - 13
5. Jenjang / Semester : R III / 1
6. Pertemuan ke :
7. Waktu :
8. Hari, tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Roh Kudus sebagai Kuasa dari Allah

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menjelaskan makna kesabaran melalui gambar
2. Menyebutkan alasan orang percaya memiliki kesabaran
3. Menjelaskan manfaat memiliki kesabaran
4. Mendefenisikan pengertian kemurahan menurut kesaksian Alkitab
5. MenJelaskan alasan orang percaya memiliki kemurahan
6. Menunjukkan contoh sikap kemurahan remaja Kristen.

IV. URAIAN MATERI


1. Menjelaskan makna kesabaran melalui
gambar

Pada gambar ini terlihat seorang ayah,


Bernado; sangat marah kepada anak laki-
lakinya, Braun yang lebih memilih filsafat
dari pada ilmu hukum.
"Apa yang telah fiisafat lakukan padamu ?
Tanya ayah dengan node yang sangat marah. Braun menjawab Filsafat telah
mengajarku untuk menahan cercahan seorang ayah dengan sabar den
kelembutan".
Bernado memperlihatkan sikap marah kepada anaknya, sikap marah adalah
suatu reaksi emosional yang meluap-luap tanpa sadar menyakiti diri sendiri,
ketika harapan-harapan tidak dipenuhi. Kemarahan dapat memperlihatkan
dirinya dalam segala bentuk kegagalan, ketidakmatangan atau
ketidakberhasilan.
“ Berhentilah marah dan tinggalkan panas hati itu, jangan marah, itu hanya
membawa pada kejahatan (Mzr 37: 8 bnd Mat 5: 21 -22).
Braun, anaknya memperlihatkan sikap sabar, sikap sabar dapat berarti :
- Bersikap tenang. baik pada pikiran maupun perasaan dalam menghadapi

130
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

situasi yang menjengkelkan/ menggoda.


- Tidak lekas marah, tidak lekas putus asa.
- Tidak keburu nafsu
- Tabah menghadapi suatu masalah
Dengan demikian bersikap sabar mengandung makna tabah menghadapi
segala situasi yang menegangkan sehingga dapat memberi orang lain ruang
den waktu untuk hidup serta befajar menemukan did orang lain dalam did
kita sendiri.

2. Alasan Orang Percaya Memiliki Kesabaran Melalui Beberapa Referensi


Referensi : Kel. 34: 6; Bil. 14: 18; Neh. 9: 17; Mzr. 103: 8; Ams. 14: 17
Kol. 3: 12; I Tim. 1:16; II Pet. 3: 9, 20, Rom. 2 : 4; 9: 22
Banyak tempat di Alkitab yang menekankan bahwa orang Kristen harus
bersikap sabar; harus memiliki roh kesabaran terhadap satu sama lain (bnd
Kol.3 : 13: I Tes.S : 14; II Kor 1 1: 20; II Tim. 4: 2). Timbul pertanyaan
mengapa orang Kristen harus bersikap sabar ?
Dari referensi yang ada, terbukti bahwa alasan orang Kristen memiliki
kesabaran, karena Allah telah lebih dahulu bersikap sabar terhadap perilaku
buruk manusla (I Tim. 1 : 16). Panjang sabar Allah adalah kesempatan yang
diberikan untuk bertobat (Rom.2 : 4; 11 Pet 3: 9) den doa dapat
memperpanjang kesempatan ini (Kej 18: 16 - 33; Ke1.32 : 30; 1 Yoh. 5: 6).
Jadi kesabaran Allah itu harus menjadi sumber kesabaran orang percaya.
Ssorang percaya yang sabar terhadap parilaku buruk sesamanya, memaknai
kesabaran Allah dalam dirinya den dalam relasi enter sesama Di dalam Kor.
3 : 12 – 13 ditekankan bahwa tingkah laku orang Kristen harus sesuai/sama
dengan apa yang telah dilakukan oleh kristus.
Dalam Galatia 5:22 kata kesabaran diterjemahkan dari kata Yunani
“makrotumia” adalah semacam sikap tekun den sabar terhadap manusia,
bukan benda-benda ataupun kejadian-kejadian. Bersikap sabar dapat
membawa orang pada kemonangan.
Makrotumia adalah bush bagi orang yang mampu menahan did den tidak
membalas dendam; buah bagi orang yang tidak cepat/tidak bisa marah.
Kesabaran (makrotumia) dalam hubugnan dengan sesama harus juga same
dengan kesabaran (hupomone) deism menghadapi penderitaan dan cobaan ;
seperti penderitaan fisik, diserang penyakit, mengalami kebangkrutan,
kesusahan hidup den laln-lain (Rom. 5: 3; I Kor. 13: 7; Yak. 1: 3; 5: 7 - 11;
Wah.13 :10) kesabaran yang menyerupai kesabaran Yesus ini (ibr.12 : 1 - 3)
adalah karunia liahi (Rom.15 : 5; 11 Tes.3 : 5). Orang Kristen yang
bertahan sampai akhir karena kasabarannya akan selamat dan memperoleh
hidup kekal (Mrk.l3 : 13; Luk. 21:19; Wah. 3: 10).
3. Manfaat Memiliki Kesabaran
Apa manfaatnya jika orang percaya memiliki kesabaran itu? Baik
Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru berbicara tentang manfaat ini.
1) Mencegah kesalahan-kesalahan baser (Pkh. 10:4)
2) Tidak berlaku bodoh (Ams. 14:17)
3) Mencegah perbuatan doss (Mzr. 4: 5; Mat 5:21- 22)

131
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

4) Memadamkan perbantahan (Ams. 15 : 18)


5) Mengerjakan kebenaran dihadapan Allah (bnd Yak 1 :20)
6) Mencegah penyakit-penyakit fisik akibat tekanan emosional (bnd Ams
17:22)
7) Memberi ruang dan waktu bagi orang lain untuk hidup. Kepanjangan
sabar Allah memberi ruang dan waktu bagi manusia hidup (11 Pet 3:9).
Karena kesabaran Daud, ia telah membiarkan Saul hidup (I Sam. 24 : 5)
atau bila kita penuhi point 1 dan 2).
8) Memperoleh selama/hidup (Mrk. 13 : 13)
9) Mampu mengatasi godaan dan kesengsaraan hidup, Ketika Beethoven
menderita tuli, gangguan terbesar bagi seorang musikus dunia, la tidak
patah semangat, malah ia berkata 'Saya akan menyerbu kehidupan Ini'
itulah hupomone
Catalan : Tidak ada salah dengan perasaan marsh; yang merusak adalah
Cara kita mengskspresikan kemarahan. MisaInys dalam
tindakan kekerasan terhadap orang lain, merusak barang-
barang , tidak memaafkan orang lain dan sebagainya. Yang
merusak juga adalah menyembunyikan kemarahan dan
menumpuk dalam diri kita sampai senantiasa hidup dalam
kemarahan.

Tabel 1
Reaksi Kesabaran
A.
Sikap Orang Reaksi
No Komentar
Lain Atas Diri Kesabaran
1. Seorang memukul Saya akan - Tidak memba-
anda tanpa alasan bertanya kenapa ia las dendam
dan anda terluka melakukan hal itu
terhadap saya - Memberitahu-
kan orangtua,
mengobati
lukanya, dll
2. Anda dipukul
…………
karena anda salah
3. Orang tua
memarahi anda
dan menyruh anda
meninggalkan
rumah
4. Seseorang
mencaci-maki
anda

132
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

B.
Sikap Orang Reaksi
No Komentar
Lain Atas Diri Kesabaran
Penyakit yang
1. anda derita/ ………………
orangtua
Keadaan Ekonomi
2. ……………….
keluarga yang
3. ………….. ……………..

4. Pengertian Kemurahan Menurut Kesaksian Alkitab


Perhatikanlah Nas-nas berikut ini :
II Kor. 8: 2; 9: 13; Mat 20: 15; Rom. 2: 4; 9:15; Yak I: 5; bnd Luk. 6:
36;10 :25-37.
Apa kata nas-nas Im tentang kemurahan ? Kemurahan berarti suka
menolong/membantu, baik hat, tidak pelit/sekakar. Dengan kata lain
kemurahan membawah hat kita kepada orang lain.
Untuk kata kemurahan Rasul Pauius mcnggunkan kata Yunani 'Krestos'
yang berarti "baik, sehingga sering diarakan sebagai kebaikan.
Dalam Luk.7 : 36-50 menceritakan bahwa Yesus menunjukan "krestotes"
atau kemurahan hat kepada seseorang perempuan berdosa. Yesus mau
mengampuni dosanya yang banyak. Krestotes dalam Kol. 3: 12; Tit 3 : 4
menunjukan kasih karunla Allah bagl oreng percaya tlmbul clad kemurahan
hatinya.

5. Alasan Orang Percaya Memiliki Kemurahan


Nyatalah bahwa perikop-perikop di atas memperlihatkan kemurahan Tuhan
atas orang-orang berdosa, dan kemurahan Tuhan itu harus ditunjukan orang
berdosa yang telah diampuni kepada sesamanya. Allah lebih dulu
menyatakan kemurahan hatiNya bagi orang percaya, maka kemurahan
Allah itu menjadi sumber kemurahan hari orang percaya kepada sesamanya.
"Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Sapamu adalah murah hati (Luk.
6: 36)

6. Contoh Sikap Kemurahan Sebagai Remaja Kristen


Contoh-contoh sikap kemurahan orang percaja yang dapat diperlihatkan
kepada sesama seperti :
- Suka menolong orang
- Mau memaafkan kesalahan orang lain
- Mau membantu penderitaan orang lain tanpa pamrih
- Suka mendoakan orang lain
- Menjadi berkat bagi orang lain
- Membangun mitra dengan orang lain.

133
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Tabel 2
Kemurahan Hati

Sikap Orang Lain


No Atas Diri Anda Dalam Kasus Apa Alasan
Pernah Tidak
1. Membantu buaya Sebagai orang
pengobatan teman percaya kita harus
yang sakit saling membantu
Percaya kita harus kita di panggil
saling membantu menjadi berkat
bagi orang lain

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan :
2. Langkah kegiatani :
Kegiatan Kegiatan Pengasuh Kegiatan Anak
Pembukaan - Mengajak anak-anak - Bernyanyi dengan sukacita
bernyanyi sambil bertepuk tangan
- Berdoa - Sikap berdoa
- Absensi - Menyatakjan kehadiran
Inti - Apresiasi - Mendengar
- Menyampaikan materi - Menjawab
per TKP - Bertanya
- Memperlihatkan - Mencatat
gambar pada semua - Mengisi Tabel
anak
Penutup - Evaluasi - Menjawab soal-soal
- Doa evaluasi
- Sikap berdoa

3. Ayat Hafalan : Kesabaran adalah rekan kebijaksanaan (Agustinus


dari Hippo)
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Gambar, format kesabaran, kemurahan hati
4.2. Sumber : Alkitab, Pemahaman Alkitab setiap hari, Galatia,
Efesus, William Barclay, kamus Alkitab,

134
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Konkordansi Alkitab.

VI. EVALUASI
1. Sebutkanlah makna kesabaran
2. Sebutkanlah alasan orang percaya memiliki kesabaran
3. Jelaskanlah manfaat memiliki kesabaran
4. Sebutkanlah pengertian kemurahan
5. Jelaskanlah alasan orang percaya memiliki kemurahan
6. Tunjukanlah contoh sikap kemurahan sebagai remaja Kristen

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : 7. Karya Roh Kudus
3. Sub Pokok Bahasan : 7.8. Buah-buah Roh (Kebaikan)
7.9. Buah-buah Roh (Kesetiaan)
4. Bahan Bacaan / Alkitab : Fil 4 : 5 ; Mat 25 : 21 ; I Tim 4 : 12-13
5. Jenjang / Semester : R III / 1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 – 90 menit
8. Hari, tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Roh Kudus sebagai Kuasa dari Allah

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menyebutkan pengertian kebaikan melalui beberapa referensi Alkitab.
2. Mendiskusikan perbedaan antara kemurahan dan kebaikan
3. Menemukan alasan orang percaya memiliki kesetiaan melalui beberapa nas
Alkitab
4. Menjelaskan konsekuensi memiliki kesetiaan

IV. URAIAN MATERI


1. Pengertian kebaikan
Referensi : Kej. 50:20; Ul. 28:11; Mzr. 85:13; Mat. 19:16-22; Kisah. 9:36;
Rom.15:14; Ef. 5:9; Fil. 4:5; 11 Tes. 1:11; Ibr. 12:10.
Kebaikan dapat diartikan sebagai :
- Suatu perbuatan yang menyenangkan
- Suatu perbuatan yang memberi kebahagiaan/kepuasan bagi orang lain
- Perbuatan yang membuat orang lain terbantu dari kesusahan

135
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

- Perbuatan yang baik secara moral


Nampaknya arti kebaikan hampir sama dengan kemurahan hati. Sesuatu
yang “baik” selalu mengandung kualitas jasmani dan moral. Rasul Paulus
menggunakan istilah Yunani untuk “kebaikan” adalah agathosune yang
berarti “kebajikan (lebih dari sekadar baik) yang tersedia dalam segala
perkara”. Orang cederung berbuat baik kepada orang yang telah kita kenal
atau yang pernah berbuat baik kepada kita. Orang yang memiliki
agathosune berbuat baik kepada siapa saja tanpa batas, suku, agama dan
golongan, bahkan kepada musuhnya. Agathosune adalah jiwa atau
semangat kemurahan hati.

2. Perbedaan Antara Kemurahan dan Kebaikan


Sampaikanlah dua cerita singakat dibawah ini, sambil anak-anak
menyimaknya :
1) Seorang ayah namanya Jeck menghukum (mendisiplinkan) anaknya
Jhon karena kesalahannya sendiri.
2) Seorang ayah namanya Tom melihat anaknya Kalvin melakukan
kesalahan (mengambil barang Orang), namun tidak dilarang atau
diberikan sanksi oleh ayahnya.
Timbul pertanyaan, ayah manakah yang dapat disebut ayah yang
“baik”?....... Biarkanlah anak-anak menjawab. Kemudian anak-anak
diajak untuk membaca Ibrani 12: 5-10. Nas-nas ini memperlihatkan
bahwa hajaran dan disiplin Allah, selalu bersumber dari kasihNya dan
selalu bertuiuan demi kebaikan kita.
Walaupun arti kemurahan dan kebaikan hampir sama, namun keduanya
pada hakekatnya berbeda. Khrestotes (kemurahan) hanya berarti suka
menolong atau membantu sedangkan agathosune ( kebaikan ) selain
mengandung unsur kemurahan hati, juga mengandung unsure “marah”
dan “disiplin”.
Apakah tindakan Yesus menyucikan Bait Allah ( Mat. 21:12-17 ) hádala
suatu agathosune ? Ya. Yesus menunjukan kebaikanNya. Kebaikan
Allah bukanlah kesenangan sesaat, melainkan kesejahteraan jangka
panjang bagi umat manusia. Allah baik karena perbuatan- perbuatanNya
itu bagi kesejahteraan dan keselamatan manusia. Baik dalam tujuan dan
dampaknya. Bahkan segala yang baik pada'hakekatnya adalah
pemberian Allah, la adalah sumber kebaikan itu ( Yak. 1: 17).
3) Alasan Orang Percaya Memiliki Kesetiaan
Referensi/nas : Kel. 34:6; Ul. 7:9; Neh.9:33; Mzr. 108:5; 145:13; Mat.
24:45-51; 25:14-30; Luk. 6:10-13, I Kor.1:9; I Tes. 5:24; 11 Tim. 2:13.
Pistis adalah kata Yunani untuk “kesetiaan”, penggunaannya sangat
umum dalam kehidupan sehari-hari. Pistis artinya “layak untuk
dipercaya atau diandalkan”. Dalam kamus Bahasa Indonesia kesetiaan =
keteguhan hati; berpegang pada janji atau ketaatan. Kesetiaan Allah
yang ditampilkan di dalam Alkitab selalu berl:aitan dengan Janji
janjiNya. “ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan

136
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

mengenapinya” (1 Tes. 5:24). Ciri khas orang yang setia adalah orang
yang dapat diandaikan atau yang layak untuk dipercaya.
Kesetiaan Allah yang diperlihatkan kepada umatNya, membuktikan
bahwa Allah patut diandalkan; patut dipercaya, patut diimani. Ada dua
alasan orang percaya memiliki kesetiaan :
a. Kesetiaan Allah kepada umatNya menjadi sumber kesetiaan manusia
kepada Allah dan sesama.
b. Kristus telah memperlihatkan kesetiaanNya dalam mewujudkan
seluruh karya penyelamatan Allah kepada manusia (Fil. 2:8).
Kesetiaan yang la tunjukan kepada Bapa di Sorga, membuktikan
bahwa Kristus patut dipercaya/diandalkan pekerjaan-pekerjaan
penyelamatanNya.
Seperti orang Kristen percaya bahwa Kristus dapat dipercaya/diandalkan,
maka ia pun harus dapat diandalkan/dipecaya dalam hubungan-hubungan
perjanjian dan kebersaman dengan orang lain. Bila ia menjajikan sesuatu, ia
harus menepatinya (Yos. 9:16-21 ; Pkh. 5:4-5)

3. Konsekuensi Memiliki Kesetiaan


Dalam Filipi 2:8 Rasul Paulus mengatakan kesetian Kristus dalam
mengerjakan karya penyelamatan Allah dengan segala konsekuensinya.
Ayat 9-10 merupakan konsekuensi dari kesetiaan Kristus kepada Bapa-Nya
di Surga. Anak-anak diajak membacakan perikop Mat.24:45-51; 25:1-30,
Luk.6:10-13 agar dapat menjelaskan konsekuensi dari kesetiaan.
Konsekuensi dari kesetiaan dapat berupa :
a. Orang yang setia dapat diberi penghargan (kesetiaan kepada bangsa dan
negara, dll)
b. Orang yang setia dapat diberi tanggung jawab yang lebih besar
c. Orang yang setia dapat diandalkan/dipercaya dimana-mana
d. Orang yang setia lebih produktif dalarn kerja .
e. Orang yang setia memperoleh banyak pengalaman kerja

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Diskusi dan Tanya jawab
2. Langkah kegiatan :

Kegiatan Anak
Kegiatan Kegiatan Pengasuh
Asuh
Pembukaan
Inti - Apersepsi
Penutup - Memberikan tugas - Anak mencatat
membuat cerita pen- tugas
dek tentang kesetian - Anak menjawab
dalam tugas anak soal-soal evaluasi
remaja - Sikap berdoa
- Evaluasi
- Doa Penutup

137
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

a. Pendahuluan : Bernyanyi, berdoa, absensi


b. Kegiatan inti :
- Apersepsi
- Penyampaian materi per TKP
Pengasuh membagi anak-anak dalam 3 kelompok (1 kel. 4-5 orang) dan
Membagi pengalan-pengalan kertas yang berisi referensi Alkitab.
Biarkan mereka mengartikan kebaikan (perhitungkan waktu).
- Pengasuh menceritakan sikap dua orang tua terhadap kelakuan
anaknya, proses tanya jawab, penguatan dengan Ibr. 12: 5-10 dan
penjelasan lanjutan
- Pengasuh membagi referensi yang sudah disiapkan, beri waktu untuk
mereka mengartikan kesetiaan (berikan batas waktu). Kemudian
penjelasan lanjutan
- Pengasuh memberi kesimpulan akhir.

c. Penutup:
- Pemberian tugas, membuat cerita pendek tentang kesetiaan dalam
tugas anak Remaja.
- Evaluasi
- Doa Penutup

3. Ayat Hafalan : Kebaikan merupakan hal yang sedemikian sederhana,


selalu hiduplah demi orang lain, jangan pernah
mencari keuntungan diri sendiri (Dag Hammarskjold)
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Gambar, format kesabaran, kemurahan hati
4.2. Sumber : Alkitab, Pemahaman Alkitab setiap hari, Galatia,
Efesus, William Barclay, kamus Alkitab,
Konkordansi Alkitab.

VI. EVALUASI
1. Sebutkanlah pengertian Kebaikan
2. Jelaskanlah perbedaan antara kemurahan dan kebaikan
3. Jelaskanlah orang percaya memiliki kesetiaan
4. Jelaskanlah konsekuensi dari kesetian

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN

138
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

2. Pokok Bahasan : 7. Karya Roh Kudus


3. Sub Pokok Bahasan : 7.10. Buah-buah Roh (Kelemahlem-butan)
7.11. Buah-buah Roh (Penguasaan diri)
4. Bahan Bacaan / Alkitab : Matius 5 : 5; Efesus 4 : 1 - 7
5. Jenjang / Semester : R III / I
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 – 90 menit
8. Hari, tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Roh Kudus sebagai Kuasa dari Allah

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan remaja dapat :
1. Menyebutkan pengertian kelemahlembutan
2. Menyebutkan pengertian penguasaan diri
3. Menyebutkan contoh peran Remaja Kristen dalam kelemahlembutan dan
penguasaan diri.

IV. URAIAN MATERI


1. Pengertian Kelemahlembutan :
Kata kelemahlembutan marupakan akar kata dari kata lemah lembut. Kata
lemah lembut tidak menunjuk pada kuat atau keras sebagai lawan kata
lemah dan lembut. Tapi lemah lembut lebih menunjuk kepada hati yaitu
tidak keras hati, baik hati dan tidak pemarah tapi peramah. Itulah sebabnya
Tuhan Yesus dalam khotbahnya dibukit mengatakan bahwa kebahagiaan itu
akan dimiliki oleh orang yang lemah lembut sebab mereka akan memiliki
bumi Artinya kebahagiaan itu tidak semata diukur dari sisi materi tapi
kebahagiaan itu juga sangat erat kaitannya dengan perasaan hati dalam
hubungan dengan orang lain. Kelemahlembutan itu akan menciptakan
suasana hidup yang penuh dengan kedamain sabab tidak ada kekerasan,
kebencian, kesombongan yang ada hanyalah kerendahan hati, sabar dan
kasih yang menciptakan persekutuan yang harmonis ( bd. Ef. 4 : 1-7)

2. Pengertian Penguasaan Diri.


Kata penguasaan diri menunjuk pada pengertian kemampuan yang dimiliki
oleh setiap orang untuk menguasai atau mengontuol dirinya sendiri dalam
setiap perbuatan (berpikir maupun bertindak). Penguasaan diri dapat
merobah sikap dan perilaku hidup dari yang tidak baik menjadi baik bukan
sebaliknya dari baik menjadi tidak baik. Itu berarti dalam kehidupan sehari-
hari penguasaan diri itu sengat penting dan harus dimilki oleh setiap orang
khususnya sebagai remaja baik dalam berpikir maupun bertindak. Dengan
penguasaan diri setiap orang akan berperan sebagai pembawa damai
sejahtera dalam membangun hidup bersama dengan orang lain.

139
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Diskusi.
2. Lengkah kegiatan :

Strategi Penyajian
Kegiatan
Pengasuh Aktif Remaja Aktif
1. Berdoa 1. Berdoa
2. Membagi kelompok 2. Membentuk kelompok
Pembukaan dengan jumlah dan mengangkat ketua
anggota disesuaikan dan sekretaris
dengan jumlah remaja. kelompok
Menjelaskan tentang : 1. Mencatat penjelasan
1. Pengertian pengasuh.
Kelemahlembutan 2. Diskusi.
Inti 2. Pengertian Penguasaan 3. Mencatat kesimpulan
diri.. diskusi
3. Diskusi tentang sikap
remaja dalam
kehidupan sehari-hari
1. Menyimpulkan hasil 1. Mencatat hasil diskusi
Penutup diskusi. 2. 2. Berdoa.
2. Berdoa

3. Ayat Hafalan :
Seribu teman terlalu sedikit, seorang musuh terlalu
banyak (Pepatah Turki)
4. Alat dan Sumber :
1. Alkitab
2. Kamus Umum Bahasa Indonesia.

VI. EVALUASI
1. Sebutkanlah pengertian kelemahlembutan
2. Sebutkanlah pengertian penguasaan diri
3. Sebutkanlah contoh peran Remaja Kristen dalam kelemah-lembutan dan
penguasaan diri.

140
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : 7. Karya Roh Kudus
3. Sub Pokok Bahasan : 7.12. Buah-buah Roh (Iman dan
Pengharapan)
4. Bahan Bacaan / Alkitab : I Korintus 13:13, Ibrani 11:1
5. Jenjang / Semester : R III / 1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 – 90 menit
8. Hari, tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Roh Kudus sebagai Kuasa dari Allah

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Diharapkan Remaja Dapat :
1. Menjelaskan pengertian iman berdasarkan Ibrani 11 : 1
2. Menjelastkan pengertian pengharapan
3. Menjelaskan hubungan antara iman dan pengharapan
4. Menyebutkan contoh peran remaja Kristen yang hidup dalam iman dan
pengharapan

IV. URAIAN MATERI :


1. Pengertian Iman.
Keselamatan yang kita alami sebagai anugrah dari kasih karunia Allah
hanya dapat diterima oleh manusia melalalui iman. Iman kepada Yesus
Kristus adalah satu-satunya syarat yang diminta Allah untuk keselamatan.
Iman bukan saja suatu pengakuan tentang Yesus, tetapi juga suatu tindakan
yang terbit dari hati orang percaya yang ingin mengikut Yesus sebagai
Tuhan dan Juruselamat.
Itu berarti iman lebih menegaskan pada sikap hidup yang benar tarhadap
Allah. Hal itu lebih ditegaskan dalam Surat Ibrani yang melihat iman
merupakan ciri khas umat Allah. Iman adalah dasar dari segala sesuatu
yang diharapkan dan bukti dari segala yang tidak kita lihat. Yang mau
ditekankan disini ialah iman yang menang dalam situasi yang paling buruk
sekalipun. Iman inilah yang menuntun kepada kebenaran, memiliki
keyakinan akan Firman Allah, mentaati perintaperintahNya, mengatur hidup
sesuai dengan janjiNya, menolak roh jahat zaman sekarang dan tabah dalam
pencobaan. Dengan demikian iman membuang segalakepercayaan pada
sumber-sumber kekuatan diri sendiri serta pasrah menyerahkan diri tanpa
syarat kepada Allah.Iman berati memegang teguh janji Allah di dalam
Kristus dan kepada kekuasaan Roh Kudus.

2. Pengertian Pengharapan
Pengharapan secara umum berarti sesuatu yang diharapkan. Dalam
pengertian Alkitab pengharapan lebih menunjuk kepada adamya keyakinan

141
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

akan Allah yang hidup, yang berprakarsa dan bertindak dan campur tangan
dalam hidup manusia serta dipercaya bahwa Ia akan menepati janjiNya.
Harapan demikian bukanlah tergantung pada tabiat seseorang , juga bukan
disebabkan keadaan yang menguntungkan atau kemungkinan kemungkinan
manusiawi. Harapan tidak tergantung pada apa yang dimiliki sesorang, juga
tidak pada apa yang dapat dibuat oleh orang lain bagi dia. Adanya harapan
ini membuat orang Kristen tidak mungkin puas dengan kesukaan yang fana
tapi sebaliknya harapan itu juga memacu tiap orang menuju kesucian hidup
dan memeberi kekuatan untuk tetap senantiasa ada dalam suka cita dalam
segala hal. Pengharapan itu selalu berkaitan atau tidak dapat dilepaspisahkan
dari kesabaran dan ketekunan atau keteguhan.

3. Hubungan antara Iman dan Pengharapan.


Iman Kristen pada hakekatnya adalah iman di dalam Allah yang
membangkitkan Yesus dari antara orang mati. Allah yang kepadaNya orang
percaya menarih kepercayaannya disebut “Allah sumber pengharapan”.
Itulah sebabnya harapan tidak dapat dipisahkan dari iman. Bukan saja iman
dan harapan tapi juga kasih.. Harapan tidak bisa ada tanpa iman, dan kasih
tidak dapat dipraktekan tanpa harapan. Ketiga hal inilah yang tetap berjalan
bersama – sama dan mencirikan pola hidup orang Kristen. Dengan demikian
menjadi jelas bahwa iman, pengharapan dan kasih tidak dapat dipusah-
pisahkan.

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Diskusi.
2. Lengkah kegaiatan :

Strategi Penyajian
Kegiatan
Pengasuh Aktif Remaja Aktif
1. Berdoa 1. Berdoa
2. Membagi kelompok 2. Membentuk kelompok
Pembukaan dengan jumlah dan mengangkat ketua
anggota disesuaikan dan sekre-taris
deng-an jumlah kelompok
remaja.
Menjelaskan tentang : 1. Mencatat penjelasan
1. Pengertian iman pengasuh.
2. Pengertian 2. Diskusi.
Inti pengharapan.. 3. Mencatat kesimpulan
3. Hubungan iman dan diskusi
pengharapan
4. Diskusi sikap hidup
remaja dalam
mempraktekan
imandan pengharapan,
1. Menyimpulkan hasil 1. Mencatat hasil diskusi

142
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Penutup diskusi. 2. Berdoa.


2. Berdoa

3. Ayat Hafalan :
Jika anda tidak bisa menjadi orang pandai jadilah
orang yang baik

4. Alat dan Sumber :


1. Alkitab
2. Kamus Umum Bahasa Indonesia.
3. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini.

VI. EVALUASI.
1. Jelaskanlah pengertian iman berdasarkan Ibrani 11 : 1
2. Jelaskanlah pengertian pengharapan
3. Jelaskanlah hubungan antara iman dan pengharapan
4. Sebutkanlah contoh peran remaja Kristen yang hidup dalam iman dan
pengharapan

143
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : GEREJA
2. Pokok Bahasan : 5. Dokumen Keesan Gereja
3. Sub Pokok Bahasan : 5.1. Arti, Tujuan dan Isi DKG
4. Bahan Bacaan / Alkitab : Markus 16 : 15, Kis 2 : 5 – 12
5. Jenjang / Semester : R III / 1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 – 90 menit
8. Hari / Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Dokumen Keesaan Gereja (DKG)

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Setelah penyajian materi ini diharapkan Remaja dapat :
1. Menguraikan secara singkat Sejarah lahirnya DKG
2. Menyebutkan Pokok-pokok isi DKG
3. Menjelaskan isi DKG
4. Menjelaskan Tujuan DKG

IV. URAIAN MATERI


Dokumen Keesaan Gereja (disingkat DKG) adalah sejumlah Dokumen yang
memuat kesepakatan Gereja-Gereja di Indonesia dalam rangka “berjalan
bersama” menuju kepada “KEESAAAN” yang benar !
Mengapa sampai muncul kesepakatan seperti ini ? dan apa yang dimaksud
dengan Keesaan yang benar itu ?
Gereja-gereja di Indonesia, termasuk GPM sungguh-sungguh menyadari akan
sebuah prinsip penting bahwa selaku Gereja , dalam melaksanakan missinya
maka tujuan yang harus dicapai yaitu “mengajak orang-orang/ manusia datang
kepada Yesus, bukan mengklaim Yesus sebagai miliknya sendiri atau
mengkungkung Yesus dalam kungkungan gerejanya sendiri.
Gereja baru disebut Gereja ketika Ia hadir untuk menjalankan tugas kesaksian
“memberitakan Kristus” kepada orang lain (Matius 28 : 19-20), sebab hal itu
merupakan Amanat Agung Yesus Kristus kepada setiap pengikutNya termasuk
GPM (seluruh remaja GPM).
Sejak tahun 1950, memang telah ada niat untuk membentuk Gereja yang Esa di
Indonesia, yang terwujud lewat pembentukan Dewan Gereja di Indonesia
(DGI), dan DGI adalah salah satu Induk Persekutuan Gereja-gereja di
Indonesia.
Di Indonesia ini ada 5 Induk Persekutuan Gereja – gereja yaitu :
1. Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI, dulu bernama DGI)
2. Persekutuan Gereja Pentakosta se-Indonesia (PGPI)
3. Persekutuan Injili Indonesia (PII)
4. Gereja Masehi Advent Hari ke Tujuh (GMAHT)
5. Gereja Katholik

144
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Bahwa ada keinginan kuat PGI untuk membentuk Persekutuan Gereja Kristen
yang Esa (GKYE), namun yang terjadi adalah kepentingan hanya
mengutamakan keesaan secara struktural saja ( mis GPM, GMIH, GKJ, GPIB,
GKI, GEKARI, GBI dll) yang sangat kuat meninjol terjadi, sebab masing-
masing gereja ingin mempertahankan identitasnya sendiri-sendiri (ingat sejarah
kita di Indonesia, ketika muncul Yong Ambon, Yong Celebes, Yong Java?)
Lalu apa artinya “Tubuh Kristus yang Satu?” Bukankah yang dibutuhkan
bukan hanya keesaan secara rohani saja? Tapi yang lebih sangat dibutuhkan
yaitu keesaan dalam ujud lembaga yang bersatu, agar keesaan rohani tadi
nampak kepada dunia (Indonesia).
Keesaan yang dimaksudkan di sini bukan sama sekali berarti keseragaman, tapi
bukan pula keterpisahan, tapi “keragaman dalam kebersamaan”
Untuk sampai kepada keragaman dalam kebersamaan itulah maka di Ambon
dalam Sidang Raya DGI X (sekarang PGI) telah lahir apa yang dinamakan
Lima Dokumen Keesaan Gereja (LDKG, sekarang DKG) sebagai acuan /
ramba-ramba kesepakatan bersama itu.

Memang sebelum DKG ini memperoleh bentuknya seperti yang sekarang,


telah terjadi proses yang cukup panjang, antara lain berbagai studi dan
penyelidikan bersama tentang Pengakuan Iman, Tata Gereja, Katekisasi,
Liturgi dll yang digunakan oleh Gereja-gereja di Indonesia hingga di Sidang
Raya X Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI yang sekarang menjadi PGI)
di Ambon tahun 1984, secara resmi lahirlah apa yang disebut saat itu LIMA
DOKUMEN KEESAAN GEREJA (disingkat LDKG)
Selanjutnya LDKG mendapat penyempurnaan lagi di Sidang Raya XI PGI di
Surabaya tahun 1989, dan semakin disempurnakan lagi pada Sidang Raya PGI
XII di Jayapura tahun 1994.
Kemudian dalam Sidang Raya XIII PGI di Palangkaraya tahun 2000, barulah
LDKG berubah nama menjadi DKG setelah diperbaharui kembali dengan
memberikan penekanan isi Dokumen Keesaan Gereja yang terdiri dari :
- Dokumen Pokok-pokok Tugas Panggilan Bersama (PTPB)
- Dokumen Pemahaman Bersama Iman Kristen (PBIK)
- Dokumen Oikumene Gerejawi
- Dokumen Tata Dasar

Dengan demikian maka DKG merupakan Dokumen Keesaan Gereja-gereja


yang bersifat utuh dan menyeluruh, karena didalamnya terkandung seluruh
kekayaan pengalamn beroikumene di Indonesia sejak tahun 1950.

DKG lebih merupakan sebuah Dokumen Keesaan yang memiliki nilai-nilai


teologis-eklesiologis, historis dan misiologis. Dan secara keseluruhan DKG
lebih mencerminkan sebuah pergumulan dalam upaya keesaan yang bertujuan
untuk : membarui, membangun dan mempersatukan gereja-gereja di
Indonesia, serta membangun semangat yg sesungguhnya dari gereja-gereja di
Indonesia untuk berpatisipasi dalam Pembangunan Nasional sebagai
Pengamalan Pancasila menuju abad ke-21.

145
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Diskusi
2. Langkah kegiatan :

Di Ibadah Remaja : Menyanyi,


Doa Pembukaan
Menyanyi
Doa Mohon Roh Kudus
Membaca Alkitab
Diskusi
Menyanyi
Persembahan
Doa Syafaat
Menyanyi
Pengutusan dan Berkat

3. Ayat Hafalan :

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat :
4.2. Sumber :

VI. EVALUASI
1. Ceriterakan secara singkat dan dengan bahasa yg sederhana sejarah
lahirnya LDKG hingga menjadi DKG
2. Sebutkanlah Pokok-pokok isi DKG
3. Jelaskan dengan kalimat sederhana apa isi DKG
4. jelaskan secara singkat dan sederhana Tujuan DKG

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : GEREJA
2. Pokok Bahasan : 5. Dokumen Keesaan Gereja
3. Sub Pokok Bahasan : 5.2. Pokok Tugas Panggilan Bersama
(PTPB)
4. Bahan Bacaan / Alkitab : Mark 10: 4-5, Luk 10 : 25-37,I Kor 12 : 4-7
5. Jenjang / Semester : R III / I
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 – 90 menit
8. Hari / Tanggal :

146
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Dokumen KeesaanGereja (DKG)

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Setelah penyajian materi ini, diharapkan Remaja dapat :
1. Menyebutkan alasan Dokumen PTPB menjadi penting dari seluruh
Dokumen Keesaan Gereja
2. Menyebutkan 3 Tugas Panggilan Gereja yang dirumuskan dalam PTPB
3. Memberikan contoh-contoh yang dapat dilakukan oleh remaja dalam
merealisasikan Dokumen PTPB

IV. URAIAN MATERI


Hal penting yang mau kita bicarakan hari ini adalah tentang apa pokok-pokok
tugas panggilan bersama Gereja itu, dan mengapa Pokok-pokok Tugas
Panggilan Bersama itu menjadi begitu penting di antara sejumlah Dokumen
Keesaan Gereja.

Haruslah diketahui bahwa Gereja di Indonesia mulai lahir itu dilingkungan


suku dan daerah tertentu, dan disebut sebagai gereja - gereja wilayah dengan
karakter dan tata caranya masing-masing sesuai denmgan konteks setempat .
Masing-masing Gereja melaksanakan tugas dan panggilan sesuai dengan
pemahaman serta kebutuhan local (konteks setempat)
Misalnya kita GPM, akan melaksanakan tugas gerejanya sesuai dengan cara
dan bentuk yang paling cocok dan tepat bagi wilayah pelayan GPM.
Ketika ada kenyataan Indonesia tidak bisa terlepas dari tuntutan mengglobal,
Gereja-gereja pun terpanggil untuk tidak hanya berada dalam kotaknya sendiri,
memikirkan dirinya sendiri dan bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri,
tapi mesti melihat tugas-tugas panggilan melayani melewati batas-batas
teritorial dan batas-batas wilayah pelayanannya, walaupun tidak dapat
disangkali bahwa masing-masing tetap ada dalam eksistensi dan konteks di
mana Ia bertumbuh dan melayani!
Indonesia mesti dilihat sebagai wilayah Pelayanan dan Kesaksian bersama bagi
gereja, dan bersama dengan itu Gereja-gereja di Indonesia melihat ASEAN dan
Asia dan seluruh dunia sebagai satu wilayah kesaksian dan pelayanan bersama
bagi gereja-gereja di Indonesia!

Dari latar belakang pijak tadi maka di Kinasih-Bogor dalam Sidang raya XIV
PGI dibawaah sorotan tema: “Berubahlah oleh Pembaruan Budimu”, Gereja-
gereja di Indonesia berusaha dengan sadar dan mampu membaca kesempatan-
kesempatan bagi tugas dan panggilan Gereja.
Bagaiman “Gereja” bisa mengambil bagian penuh dan di perhatikan sebagai
bagian penting dari bangsa ini, menggeluti seluruh usaha mengatasi ancaman
terhadap kelangsungan kehidupan baik di Indonesia dan di dunia.

147
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Dalam kesadaran ini lahir dokumen yang memuat kesepakatan-kesepakatan


dasar tentang pemahaman bersama Gereja-gereja tentang “Misi” bersama itu
dokumen ini memuat potret nyata hidup Gereja di antara kehidupan itu.
Dalam dokumen kesepakatan ini di sepakati 3 tugas panggilan Gereja yaitu:
1. Memberitakan injil kepada segala makhluk ( Mar.16:15 )
2. Menempakan Keesaan seperti Keesaan Tubuh Kristus dengan
3. rupa-rupa karunia tetapi satu roh ( I Kor.12:4 )
4. Menjalankan pelayanan dalam kasih dan usaha menegakkan keadilan ( Mar.
10:45,Luk.4:18.10:25-37,Joh.15:16 )

Diakhir percakapan hari ini dengarlah para remaja sebuah pesan pengutusan:
“Akulah yang memilih kamu (Remaja GPM) supaya kamu pergi dan
menghasilkan buah” ingat di wilayah ini remaja gereja hanya sebagai tubuh,
sebab selain remaja gereja (baca GPM) masih ada remaja Khatolik,
Pentakosta, GBI, Adven,dll. Di luar tembok Gereja ini remaja gereja
akan berbaur dengan sesama remaja GPM tapi juga dengan remaja dari
berbagai denominasi lain, seperti remaja Khatolik, GBI, Pentakosta, Adven
akan membentuk seberkas sinar yang siap menerangi dunia Maluku.
Lakukan lah di atas dasar kasih.

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Diskusi

2. Langkah kegiatan :
Di Ibadah Remaja : Menyanyi,
Doa Pembukaan
Menyanyi
Doa Mohon Roh Kudus
Membaca Alkitab
Diskusi
Menyanyi
Persembahan
Doa Syafaat
Menyanyi
Pengutusan dan Berkat
3. Ayat Hafalan :

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat :
4.2. Sumber :

VI. EVALUASI :
1. Mengapa Dokumen PTPB menjadi penting dari seluruh Dokumen Keesaan
Gereja
2. Sebutkan 3 Tugas Panggilan Gereja yang dirumuskan dalam PTPB

148
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

3. Berikanlah contoh-contoh yang dapat dilakukan oleh remaja dalam


merealisasikan Dokumen PTPB

149
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : GEREJA
2. Pokok Bahasan : 5. Dokumen Keesaan Gereja
3. Sub Pokok Bahasan : 5.3. Pemahaman Bersama Iman Kristen
(PBIK)
4. Bahan Bacaan / Alkitab : Kel 20 : 3, Kis 2 : 38.
5. Jenjang / Semester : R III / I
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 – 90 menit
8. Hari / Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Dokumen KeesaanGereja (DKG)

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Setelah penyajian materi ini, diharapkan Remaja dapat
1. Menyebutkan Pokok-pokok konsep Pemahaman Bersama Iman Kristen
2. Menjelaskan Tujuan PBIK
3. Memberikan contoh salah satu butir Pengakuan Gereja tentang Manusia
(Pokok III)

IV. URAIAN MATERI


Dalam pokok percakapan yang lalu kita bicara tentang mengapa mesti ada
Pokok-pokok Tugas Panggilan Bersama gereja-gereja. Kita juga sepakat
mengapa kita mesti meng-Esa dari keberagaman menjadi sesama Tubuh
Kristus dengan berbagai karunia tapi dalam satu Roh. Salah satu misi
penting kita adalah: memberitakan Injil ( berita sukacita ) kepada seluruh
makhluk.
Untuk menjalani misi ini sangat disadari pula bahwa orang harus memiliki
pandangan hidup beriman yang sama, yang tidak lain pula mesti memiliki
pengakuan Iman yang satu.-
Bahwa gereja-gereja kita telah memiliki, mengakui dan senantiasa
mengikrarkan Pengakuan Iman yang sama. Dalam sejarah bergereja, kita
mengenal Pengakuan Iman Rasuli dan Pengakuan Iman Nicea Kostantinopel
sebagai kesaksian yang benar dan penuh, berdasarkan Alkitab, sekaligus
dengan itu Pengakuan Iman orang percaya (Pengakuan Iman Rasuli dan
Pengakuan Iman Nicea Konstantinopel) menjadi lambang keesaan Gereja
Tuhan di segala tempat dan sepanjang sejarah gereja kita.
Jika semua gereja berikrar tentang : Gereja yang Kudus dan Am ( ekumenis ),
itu berarti dengan sendirinya semua gereja memiliki pandangan yang sama
pula tentang:

1. Tuhan Allah, Bahwa Tuhan Allah itu Esa yang berbicara


kepada manusia mula-mula dengan perantaraan nabi-nabi kemudian melalui
Yesus Kristus yang rela menjembatani jurang karena dosa manusia itu dan
mati, di salib dan karena itu Allah meninggikan Dia dan menganugrahiNya

150
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

nama di atas segala nama, supaya dalam namaNya dunia bertekuk lutut dan
mengakui Yesus Kristus adalah Tuhan, dan kini Allah itu tetap hadir dan
bekerja dalam Gereja melalui Roh Kudus.
2. Penciptaan dan Pemeliharaan. Bahwa alam semesta langit
bumi serta segenap isinya kelihatan maupun tidak kelihatan adalah milik
dan ciptaan Allah. Seluruh ciptaan itu di tempatkan Allah dalam keselarasan
yang saling menghidupkan artinya ciptaannya tidak saling menghancurkan.
Allah memberi mandat kepada manusia untuk memelihara kelestarian
ciptaan Nya itu.
3. Manusia. Bahwa manusia diciptakan Allah menurut gambar /
citraNya. Sebagai laki-laki dan perempuan dengan beban yang sama dan
karena itu harus saling menghargai, manusia kemudian jatuh kedalam dosa,
karena menyalagunakan kebebasannya, tetapi Allah tetap mengasihi
manusia yang telah diciptakan karena Ia tidak menghendaki manusia
binasa, karena itu Ia tetap bekerja demi keselamatan manusia.
4. Penyelamatan. Bahwa Allah tetap mengasihi setiap orang
yang mendambakan keselamatan kekal (Yoh 3 : 16). Yesus menghampakan
diri sampai sama dengan manusia dan mati di kayu salib, kemudian Allah
membangkitkanNya dari antara orang mati, sebab melalui Kristus, Allah
mewujudkan rencana penyelamatanNya. Kegenapan janji selamat itu akan
terjadi melalui kedatangan Yesus, sebagai penggenapan langit baru dan
bumi baru.
5. Kerajaan Allah dan hidup baru. Bahwa karya selamat Allah
itu di peruntukkan bagi dunia dan isinya. Sesungguhnya Kerajaan Allah itu
sudah datang dan nyata dalam kehidupan manusia melalui hadirnya Yeus
Kristus sebagai Juruselamat dunia. Dan untuk menggenapkan janji kerajaan
Allah itu, gereja di panggil untuk melakukan suatu tata kehidupan sesuai
tuntutan kerajaan Allah.
6. Gereja. Bahwa Roh Kudus menghimpun umat-Nya dari
segala bangsa, suku kaum dan bahasa, kedalam satu persekutuan yaitu
gereja yang di dalamnya Kristus adalah Tuhan dan Kepala. Gereja di
tempatkan Tuhan sendiri, untuk melaksanakan tugas panggilan dalam
konteks sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang didalamnya pula Gereja
di Indonesia dipanggil dan ditempatkan Tuhan untuk melaksanakan
tigasnya di tengah gumulan Negara Kesatuan RI.
7. Alkitab, Bahwa Alkitab yang terdiri dari PL dan PB merupakan kesaksian
menyeluruh mengenai Allah yang menyatakan diri melalui karyaNya
kepada seluruh mahkluk

Seluruh satuan pandang di atas adalah landasan pijak sekaligus pengungkapan


bagaimana gereja-gereja di Indonesia memahami imannya di tengah-tengah
kenyataan kehidupan, sekaligus menjawab tantangan nyata hidup bersaksi di
tengah masyarakat dan negara Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika.

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Diskusi

151
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

2. Langkah kegiatan :
Di Ibadah Remaja : Menyanyi,
Doa Pembukaan
Menyanyi
Doa Mohon Roh Kudus
Membaca Alkitab
Diskusi
Menyanyi
Persembahan
Doa Syafaat
Menyanyi
Pengutusan dan Berkat

3. Ayat Hafalan :
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat :
4.2. Sumber :

VI. EVALUASI
1. Sebutkan Pokok-pokok konsep Pemahaman Bersama Iman Kristen
2. Jelaskan secara singkat Tujuan PBIK
3. Berikan contoh salah satu butir Pengakuan Gereja tentang Manusia (Pokok
III)

152
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : GEREJA
2. Pokok Bahasan : 5. Dokumen Keesaan Gereja
3. Sub Pokok Bahasan : 5.4. Oikumene Gerejawi
4. Bahan Bacaan / Alkitab : Roma 8 :1; Kol 2 : 12
5. Jenjang / Semester : R III / 1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 – 90 menit
8. Hari / Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Dokumen KeesaanGereja (DKG)

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Setelah penyajian materi ini, diharapkan Remaja dapat
1. Menjelaskan konsep Dasar Keesaan Gerejawi
2. Memberikan contoh Saling Mengakui dan Saling Menerima
3. Memberikan contoh Saling menopang di bidang daya dan dana dalam
kehidupan bergereja

IV. URAIAN MATERI


Sejak awal kita pelajari, asal mulanya Gereja adalah dari gereja-gereja suku
dan daerah tertentu. Belum lagi dalam satu daerah / satu wilayah telah
bertumbuh dan berkembang beragam denominasi yang juga bervariasi dalam
ajaran-ajaran nya. Hal itu mengakibatkan masing-masing Gereja lalu berjuang
untuk membangun dan mengembangkan Gerejanya sendiri-sendiri, dan terasa
sekali bahwa hal jusrtu berdampak pada menumbuhkembangkan ego gereja
dan semakin menciptakan tembok-tembok kesendirian yang kokoh bagi
Gereja. Keadaan ini benar-benar menjadi kendala mendasar yang
mengaburkan, melemahkan serta menumpulkan kesaksian dan pelayanan
Gereja yang harus Esa.

Gerakan Oikumene Gereja menuju perwujdan Gereja Kristen yang Esa di


Indonesia hampir mustahil bila bukan karena Tuhan yang selalu berkarya di
tengah ketidakmungkinan tadi. Karena itu Gereja berketatapan hati untuk
melekat pada Tuhan demi sebuah penyembuhan dari keterbelahan dan
keterpecahan itu.

Dalam rangka memberi rambu alur berjalan bersama tersebut DKG


menggariskan 12 kesepakatan sikap saling mengakui dan saling menerima
yaitu:
- Keanggotaan Gereja dan Perpindahan / Penerimaan Keanggotaan
- Diakonia
- Pemberitaan Firman
- Pekabaran Injil
- Baptisan Kudus

153
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

- Perjamuan Kudus
- Penggembalaan
- Disiplin Gereja
- Pengajaran pokok-pokok Iman Kristen
- Pemberkatan Pernikahan Gereja
- Pelayan / Pejabat Gereja
- Penguburan / Pengabuan
Dalam seluruh upaya pengembangan pelayanannya tentu masalah teologi, daya
dan dana merupkan hal yang pelik yang dihadapi oleh Gereja-gereja, dan ke-
tiga hal tersebut saling berkaitan erat satu terhadap yang lain.
Hal penting dan utama sebagai pendorong bagi mapan nya sisi ini yaitu
kesadaran untuk saling menopang dalam bidang daya. Dan budaya saling
menopang itu sendiri haruslah merupakan upaya terus menerus untuk
mengembangkan potensi dan pemberian Tuhan secara bebas dan bertanggung
jawab, bagi persekutuan, pelayanan dan kesaksian.
Bahwa bukan mustahil bagi Tuhan Sang pemilik, yang juga adalah pemilik
Gereja di bumi Indonesia ini, untuk mengalirkan berkatNya, melimpahkan
karunia hikmat bagi sumber daya / manusia Gereja. Dalam kebersamaan yang
rukun, maka Dia Sang Kepala Gereja itu telah berjanji : “Apabila Tuhan,
Allahmu memberkati engkau, seperti yang di janjikanNya kepadamu, maka
engkau akan memberi pinjaman kepada bangsa, tetapi engkau sendiri tidak
akan meminta pinjaman; engkau akan menguasai banyak bangsa, tetapi
mereka tidak akan menguasai engkau.” ( Ul.15:6 )

Dapatkah itu diberlakukan dalam kehidupan bergerejamu ?


Diskusikanlah sisi-sisi kuat dan lemah upaya Oikoumene Gerejawi ini

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Diskusi
2. Langkah kegiatan :

Di Ibadah Remaja : Menyanyi,


Doa Pembukaan
Menyanyi
Doa Mohon Roh Kudus
Membaca Alkitab
Pengantar Materi & Diskusi
Menyanyi
Persembahan
Doa Syafaat
Menyanyi
Pengutusan dan Berkat

3. Ayat Hafalan :

154
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat :
4.2. Sumber :

VI. EVALUASI :
1. Sebutkan dengan kalimat sederhana apa itu konsep Dasar Keesaan
Gerejawi
2. Jelaskan dengan contoh arti dari Saling Mengakui dan saling menerima
3. Jelaskan dengan contoh tentang sikap Saling menopang di bidang daya dan
dana dalam kehidupan bergereja

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : GEREJA
2. Pokok Bahasan : 5. Dokumen Keesaan Gereja
3. Sub Pokok Bahasan : 5.5. Peran Remaja Dalam Penjemaatan
DKG
4. Bahan Bacaan / Alkitab : Lukas 4 : 18
5. Jenjang / Semester : R III / 1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 – 90 menit
8. Hari / Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Dokumen KeesaanGereja (DKG)

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Setelah penyajian materi ini, diharapkan Remaja dapat
1. Memberikan alasan pentingnya peran Remaja dalam Penjemaatan DKG
2. Menjelaskan tahap-tahap penjemaatan DKG di kalangan Remaja
3. Menyusun Rencana Tindak lanjut Penjemaatan DKG

IV. URAIAN MATERI


Tiga pekan berturut-turut kita berbicara dan berdiskusi di seputar Dokumen
keesaan Gereja di Indonesia, dan masing-masing Dokumen itu adalah:
1) Pokok-pokok Tugas Panggilan Gereja
2) Pokok-pokok Pemahaman bersama Iman Kristen
3) Oikumene Gerejawi

Ke-3 hal itu dapat dikatakan merupakan bingkai sekaligus rambu-rambu kerja
bagi Gereja termasuk termasuk didalamnya Remaja

155
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Misi ini adalah misinya Gereja-gereja di Indonesia agar sepenuhnya dapat


ikut serta memikul tanggung jawab, serta berperan nyata melalui kehadiran dan
eksistensi diri Gereja itu sendiri, dalam bingkai kebersamaan menuju
masyarakat yang berkeadaban, mandiri, dan yang menghormatai hak-hak
asasi manusia serta menegakan hukum yang berkeadilan.
Remaja / SM adalah bagian utuh dari Gereja sendiri. Bagian umat yang
diharapkan sangat kreatif serta sering tampil secara menakjubkan.

Ketiga Dokumen di atas merupakan dokumen penting dan sangat mendasar


untuk bukan hanya dimengerti dan dipahami, tapi juga harus selalu disadari
untuk diberlakukan dalam kehidupan bergereja di Indonesia, termasuk di
wilayah tinggal Remaja gereja kita.
Karena itu selama 4 pekan ini kalau kita secara terus-menerus berbicara
tentang dokumen-dokumen, yang mungkin saja terasa membingungkan,
karena ruwet, dan penuh dengan bahasa-bahasa yang tidak mudah dipahami
oleh remaja seusia remaja GPM ( baca 15 tahunan) maka itu tidak lain hendak
mengatakan kepada para Remaja bahwa : Gereja-gereja di Indonesia (dalam hal
ini Para Pendeta dan Penatua, Diaken) berkumpul setiap tahun di berbagai
penjuru di Indonesia ini, hanya untuk menyepakati hal-hal mendasar tersebut
untuk diberlakukan secara bersama, dan itu berarti bagi remaja yang nota bene
adalah bagian penting dari gereja juga, diharapkan supaya bisa mengerti tugas
dan peran ini, sebab remaja gereja terpanggil pula untuk membangun diri, di
dalam dan bersama Tuhan, dan untuk Tuhan.
Jika anda ada adalah bagian dari pergumulan dan pertumbuhan gereja-gereja
di Indonesia ini maka sekarang anda diminta untuk mulai membicarakan dan
merancangkan bentuk dan cara untuk mensosialisasikan apa yang telah kalian
pahami selama 4 minggu ini kepada sesame remaja yang lain dalam daya dan
gaya “ Remaja “ di jemaat masing-masing .
Pertanyaan / pernyataan di bawah ini semoga membantu anda menggagas:

- Mulailah dengan Membekali diri ( pengetahuan ) dengan 3 Dokumen di atas


- Mau kerja sendiri atau berkelompok
- Siapa sasaran anda / kelompok – anak, perempuan atau bapak-bapak
- Apa perlu pemandu / orang tua? Pengasuh
- Bagaimana caranya
- Kapan mulai
- Ingatlah target bersama kita adalah menjangkau seluruh keluarga jemaat !

Motto GPM : Aku (Paulus) menanam. Apolos menyiram tetapi Allah yang
memberi pertumbuhan (I Korintus 3 :6)

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Diskusi & Kerja Kelompok

2. Langkah kegiatan :

156
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Di Ibadah Remaja : Menyanyi,


Doa Pembukaan
Menyanyi
Doa Mohon Roh Kudus
Membaca Alkitab
Pengantar Materi & Diskusi

Kerja kelompok
Menyanyi
Persembahan
Doa Syafaat
Menyanyi
Pengutusan dan Berkat
3. Ayat Hafalan :

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat :
4.2. Sumber :

VI. EVALUASI :
1. Berikanlah alasan pentingnya peran Remaja dalam Penjemaatan DKG
2. Jelaskan tahap-tahap penjemaatan DKG di kalangan Remaja
3. Susunlah Rencana Tindak lanjut Penjemaatan DKG

I. B AH AN PE L AJARAN
1. Program Sajian : KONTEKS
2. Pokok Bahasan : 7. Nasionalisme
3. Sub Pokok Bahasan : 7.1. Pengertian dan pentingnya nasionalisme
4. Bahan Bacaan / Alkitab : Galatia 5 : 15, 26; Efesus 4 : 1 - 3.
5. Jenjang / Semester : R III / 1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 Menit
8. Hari / Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN

157
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Memahami dan mempraktekkan nilai-nilai nasionalisme dalam kehidupan


bergereja, bermasyarakat, dan berbangsa.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan istilah nasionalisme secara umum;
2. Menjelaskan konsep nasionalisme dalam dua pendekatan;
3. Menjelaskan perbedaan konsep kehidupan bernegara (state) dan konsep
kehidupan berbangsa (nation);
4. Menjelaskan pentingnya nilai nasionalisme Indonesia bagi remaja Kristen.

IV. URAIAN MATERI :


1. Pengertian nasionalisme secara umum
Secara ethimologis, istilah “nasionalisme” berasal dari kata
“nasional” (Inggris : nation, Belanda : national) yang berarti : “bangsa”; dan
“isme” artinya, aliran, kelompok, ajaran, atau paham. Jadi, istilah
“nasionalisme” bisa diartikan sebagai paham atau ajaran tentang kesadaran
warga bangsa [dan/atau] negara untuk mencintai Tanah Airnya sendiri.
Kesadaran untuk mencintai ini berwujud dalam berbagai bentuk yakni,
merebut, mempertahankan, dan mengabdikan diri sedemikian rupa bagi
keutuhan dan masa depan bangsa dan negaranya. Dengan kata lain,
nasionalisme merupakan suatu paham kebangsaan yang tumbuh karena rasa
cinta pada bangsa dan Tanah Air sendiri, serta keinginan untuk
menempatkan segala kepentingan umum (baca : bangsa) di atas kepentingan
kelompok atau kepentingan yang lainnya.
Istilah bangsa (nation) ~ menunjuk pada suatu kumpulan manusia
yang merasa telah memiliki kesatuan yang utuh dalam aspek keturunan
(silsilah), adat-istiadat, bahasa, sejarah, pemerintahan, dsb., yang
mempunyai asal-usul dan semangatnya yang sama dan biasanya menempati
wilayah tertentu.
Pada sisi lain, istilah nasionalisme juga bisa ditelusuri dari kata
aslinya (dalam bahasa Sansekerta : vamsah = wangsa) yang menunjuk pada
hubungan persudaraan, ras, suku, keturunan, atau hubungan darah, terutama
menyangkut sistem dinasti ~ hubungan para raja tertentu. Istilah “bangsa”
(wangsa) menunjuk pula pada kenyataan adanya hubungan dengan asal-
usul, akar, atau sumber kesatuannya yang asli (semula).
Pengertian ini agak berbeda dari istilah “bangsa” sebagaimana
dimengerti dalam konsep politik. “Bangsa” dalam bahasa Inggris “nation”
bisa dipahami dari kata Latin, “natio” yang berarti “kelahiran baru”, nascor
berarti lahir, atau terjadi. Dalam agama Romawi, “natio” yang dipercaya
sebagai “dewi pelindung kelahiran” (K.Prent,1969:558). Pengertian
etimologis dalam bahasa Latin ini mengisyaratkan, bahwa “bangsa” (nation)
merupakan orang-orang baru (homini novi) yang dilahirkan karena sesuatu
peristiwa luar biasa, sehingga membentuk satu kelompok masyarakat baru.
Jadi, nasionalisme secara umum dimengerti sebagai sebuah paham
atau ajaran yang menuntut penganutnya bisa rela dan tulus menyerahkan
kesetiaan dan ketaatan tertinggi kepada prinsip kebangsaannya.

158
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Nasionalisme ini teramu atas dua unsur, yakni kondisi-kondisi objektif


(nyata) tertentu, dan unsur emosi yang bersifat subyektif : Bahasa, agama,
tradisi, dan sejarah serta letak geografisnya. Kesemuanya adalah kondisi-
kondisi obyektif yang memungkinkan lahirnya nasionalisme. Sedangkan
unsur subyektif dari nasionalisme, adalah kehendak dan kesadaran setiap
individu untuk membentuk negara. Kehendak yang lahir dari sejumlah
individu itu kemudian disatukan dalam apa yang disebut dengan istilah
“kehendak bersama” ~ yang kemudian disebut pula dengan istilah “kontrak
sosial” atau “kesepakatan [perjanjian] nasional” (meminjam istilah Jean-
Jecques Rousseau). Bagi bangsa Indonesia, kesepakatan itu bisa berwujud
antara lain dalam bentuk Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Teks Pancasila,
Teks Proklamasi 17 Agustus 1945, Pembukaan UUD’45, UU, dsb.

2. Pengertian Nasionalisme : Dua Pendekatan.


Munculnya suatu “negara” sering dikaitkan dengan munculnya
sebuah “bangsa” sehingga dikenal adanya pasangan [padanan] kata
“bangsa” (nation) dan “negara” (state), yang kemudian disebut dengan
sebutan negara-bangsa (nation-state). Akan tetapi, sebenarnya kedua istilah
ini secara sosio-politik perlu dipahami dalam dua pendekatan yang berkaitan
dengan munculnya suatu komunitas bangsa.
Pendekatan pertama mengajarkan, bahwa suatu bangsa bisa
muncul ketika ada “kesadaran kolektif” (kesadaran kelompok) yang
berkembang dari “dalam”, yakni bila sekelompok manusia dalam
masyarakat itu mulai menyadari kesatuan, kesamaan, dan kebersamaannya
sebagai satu suku, budaya, bahasa, ikatan sejarah, dsb. Kesadaran ini
membawa kita pada kesadaran akan adanya “identitas” bersama. Dalam
konsep ini, kebangsaan dipahamai sebagai proses kesadaran bersama yang
bertumbuh secara alamiah.
Pendekatan kedua mengajarkan, bahwa munculnya suatu bangsa
yang dibentuk dari “luar” dengan suatu ideologi (cita-cita, harapan
bersama). Ideologi ini menggerakan dan mengangkat kelompok manusia,
entah mereka berasal dari suatu ras, suku, bahasa, budaya, dsb., yang sama
atau (pun) berbeda, tetapi mampu membentuk secara bersama-sama sebuah
negara dengan tuntutan kesetiaan dari orang-orang tersebut. Dengan
demikian, baik pendekatan pertama maupun kedua, memuat inti dari
nasionalisme, yakni kesadaran akan kesatuan sebagai satu bangsa.
Dua pendekatan munculnya “bangsa” ini berpadanan dengan
pengertian yang termuat dalam konsep “bangsa” sebagaimana tampak dari
analisis etimologis. “Bangsa” bisa berarti kesatuan orang-orang yang sama
asal-usul (keturunan), adat, bahasa, perasaan senasib, pengalaman sejarah,
golongan orang yang mempunyai asal-usul dan sifat-sifatnya yang khas dan
sama.
Kelahiran ini bukanlah kelahiran fisik, melainkan roh (semangat,
spirit, harapan) yang menjiwai kesadaran kelompok masyarakat dimaksud
untuk terus memahami pentingnya kesatuan, kesamaan, dan
kebersamaannya. Dengan demikian, ada dua nuansa yang bisa menjelaskan

159
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

pengertian “bangsa”. Yang pertama menunjuk pada ikatan sosial yang


berkaitan dengan adat dan tradisi “masa lalu”, dan yang kedua sebaliknya,
menunjuk pada munculnya suasana baru di “masa depan”. Pemahaman ini
bisa menunjuk pada peristiwa 17 Agustus 1945 yang dianggap sebagai “titik
pijak” ~ yang kemudian membedakan kenyataan kita sebagai satu bangsa.
Keberadaan Indonesia “sebelum 17 Agustus 1945” yang dipahami sebagai
kesadaran kolektif masa lalu; dan “sesudah 17 Agustus 1945” yang
dipahami sebagai kesadaran kolektif (kelompok) dalam pembangunan di
segala bidang (sebuah arah masa depan).
Dengan demikian, konsep nasionalisme mesti dipahami dalam dua
pendekatan atau dua cara berpikir. Yang satu, nasionalisme dipahami
sebagai kesadaran kolektif (kelompok) untuk bersatu dan berjuang melawan
kaum penjajah (sebelum 17 Agustus 1945) ~ konsep masa lalunya, dan
konsep yang lain (yang kedua) mesti dipahami sebagai proses kesadaran
yang lahir kemudian untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan
(pembangunan) ~ konsep masa kini dan masa yang akan datang.

3. Perbedaan konsep kehidupan bernegara (state) dan berbangsa (nation).


Dalam pengalaman sejarah bangsa, nampak adanya kesadaran
bersama sebagai orang-orang atau bangsa “terjajah”. Kesadaran bersama
sebagai orang-orang terjajah itulah yang pertama mendorong (mendesak)
lahirnya “kesadaran baru” masyarakat Indonesia untuk bersatu melawan
pemerintahan kolonial (bangsa Barat) yang ingin menguasai bangsa
(wilayah) Indonesia. Kesadaran bersama ini sekaligus menggugah
“perasaan berbangsa” dari masyarakat Indonesia yang masih cenderung
memperjuangkan nasibnya sendiri-sendiri. Namun, ketika kesadaran para
pemuda bangsa yang tergabung dalam semangat Sumpah Pemuda 28
Oktober 1928 yang lalu itu, maka mulailah muncul sikap nasionalisme
secara bersama yang diwakili para pemuda dari berbagai suku (Yong
Ambon, Yong Java, Yong Sumatera, Yong Selebes, dll) untuk bersatu.
Lahirnya sikap nasionalisme ini patut dipahami sebagai “embrio” (janin)
dari semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Semangat ini kemudian
mendorong para pemuda untuk memperjuangkan masyarakat Indonesia
sebagai negara-bangsa (nation-state) yang merdeka.
Sekalipun demikian, ternyata Sumpah Sakti 28 Oktober itu masih
saja menyisikan persoalan mendalam secara kultural (aspek budaya). Betapa
tidak, dengan munculnya semangat persatuan dan kesatuan itu ternyata lebih
berorientasi secara politis. Mengapa? Karena, dengan adanya semangat
persatuan dan kesatuan itu, apakah sekaligus menjamin adanya “kesadaran
kultural” masyarakat Indonesia? Dengan kata lain, apakah dengan
munculnya persatuan dan kesatuan bangsa, berpeluang melahirkan apa yang
disebut dengan “identitas kultural” kita sebagai bangsa, ataukah hanya
menunjuk pada berdirinya negara secara politis semata? Karena memang,

160
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

konsep hidup bernegara cenderung bersifat politis-kekuasaan, sedangkan


konsep bangsa lebih bersifat sosio-kultural (kebudayaan) masyarakat.
Dengan kata lain, jika “Sumpah Sakti” itu baru merupakan awal
simbolisasi terbentuknya Indonesia yang menjadikan diri “Satu Nusa, Satu
Bangsa, dan Satu Bahasa”; maka semangat persatuan dan kesatuan itu masih
harus ditindaklanjuti. Tentu saja, pembentukan “bangsa” semacam itu
bukanlah hal yang sederhana. Kondisi ini memerlukan proses perjuangan
panjang yang terus berwujud pada kesadaran bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara yang semakin kokoh pula. Jika tidak, semangat persatuan dan
kesatuan bisa menjadi “ancaman” serius bagi kehidupan bersama di masa
yang akan datang.
Fenomena ini bisa terlihat pada konflik sosial yang terjadi dalam
masyarakat. Berbagai konflik yang terjadi dalam kehidupan bangsa kita,
sering dilatari oleh perbedaan suku, agama, ras dan golongan. Bahkan sejak
terbentuknya “negara” Indonesia hingga kini masih saja rentan dengan
konfik sosial di Tanah Air. Di sini, kehidupan bernegara kita secara politis
bisa tercapai, tetapi belum tentu (akan) menjamin keutuhan hidup bangsa
kita secara kultural. Betapa tidak, ternyata kehidupan bernegara boleh
tercapai, tetapi belum tentu secara kultural menjamin kehidupan berbangsa
secara baik dan utuh. Konflik-konflik sosial belakangan ini, sistem otonomi
daerah; antara lain belum juga memperlihatkan “wajah masyarakat”
Indonesia yang sesungguhnya. Wajah Indonesia kita, hingga kini terkesan
memaksakan kehendak secara politis-ideologis dari pihak negara
(pemerintah), dan terkesan mengabaikan proses penghargaan terhadap
martabat (paling tidak nilai kesetaraan dan kesederajatan) setiap warga
bangsa yang telah merdeka dan otonom.

4. Nilai Nasionalisme bagi Remaja Kristen


Kalau kita sepakat bahwa konsep nasionalisme dipahami dari dua
pendekatan di atas, maka nilai nasionalisme Indonesia tidak hanya dipahami
dari semangat kebersamaan masa lalu semata, tetapi juga dimengerti dari
dimensi masa kini dan masa depan sebagai suatu bangsa yang telah
merdeka. Dalam mengisi kemerdekaan ini, peranan Remaja Kristen sebagai
bagian dari regenerasi bangsa, mestinya mampu menunjukan identitas
dirinya sebagai salah satu elemen penting yang punya peranan strategis
dalam memperkokoh nilai dan semangat nasionalisme yang telah dicapai
para pendiri bangsa (the faunding fathers). Semangat nasionalisme yang
dimaksud bukan semata dipahami dalam konsep yang berorientasi pada
semangat kesatuan dan persatuan bahasa, suku, budaya, dan bangsa yang
telah diperjuangkan bagi kepentingan melawan kaum penjajah (kolonial),
tetapi juga menunjuk pada konsep nasionalisme yang terus diperjuangkan
oleh Remaja Kristen adalah, membangun kesadaran bersama sebagai
Remaja Kristen untuk tetap menjaga keutuhan negara dan bangsa dengan
cara bekerja keras, belajar dengan tekun, menghargai perbedaan,
menghargai sesama, mencintai lingkungan, menghargai budaya, dsb.
Semangat dan kesadaran nasionalisme semacam ini mesti menjiwai kegiatan

161
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

atau aktivitas remaja Kristen untuk mengisi pembangunan sebagai salah satu
wujud dari semangat nasionalisme itu sendiri.
Dengan kata lain, Indonesia tanpa semangat nasionalisme dari
semua kalangan ~ termasuk Remaja Kristen ~ maka bangsa Indonesia akan
kehilangan jatidiri atau identitas dirinya sebagai bangsa yang utuh. Betapa
tidak, nasionalisme yang dihadapi oleh Remaja Kristen tidak lagi seperti
para pejuang dan pendiri bangsa yang berhadapan langsung dengan kaum
penjajah. Itu tidak berarti bahwa sifat, semangat dan perilaku yang identik
dengan kaum kolonial tak lagi terjadi (atau tidak nampak) dalam kenyataan
dan aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kita. Sifat,
semangat dan perlaku yang identik dengan kaum kolonial itu selalu saja
berpotensi lahir dan hadir di tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara; yang dilakukan oleh siapa saja ~ yang dalam penilaian
tertentu ~ tidak beda dengan perilaku kaum kolonial/penjajah di masa lalu.
Sifat, semangat, dan perilaku itu bisa berwajah seperti, ingin
mengganti dasar negara Indonesia dengan dasar negara yang lain, atau ada
keinginan dari kelompok (masyarakat) tertentu yang ingin menguasai atau
memaksakan kelompok lain menganut agama tertentu dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dan contoh lain yang sejenis.

V. KEGIATAN PENYAJIAN MATERI :


1. Metode yang digunakan : Peragaan

2. Langkah kegiatan :
Pengasuh menyiapkan sebuah [gambar] peta Indonesia dan
ditempel pada gabus. Kemudian menyediakan bendera merah-
putih kecil dari kertas minyak sebanyak jumlah peserta didik.
Masing-masing mengambil bendera tersebut dan mengundang
peserta penancapkan pada pulau atau tempat kelahirannya.
Khusus konteks jemaat pedesaan bisa dikategorikan dalam jenis
marga (matarumah), unit, atau identitas lainnya. Tapi diingat,
bahwa ada satu lidi yang terdiri dari dua jenis bendera mereh putih
yang sama. Pengasuh menyiapkan bendera itu untuk seorang
peserta. Pada akhir pergaan, peserta diminta berkomentar
berkaitan dengan makna bendera bagi semangat nasionalisme
Remaja. Pengasuh juga akan menyimpulkan/ memaknainya,
bahwa sekalipun peserta didik dilahirkan di desanya, tetapi dia
juga adalah bagian integral dari Indonesia. Ini harus dimaknai
sebagai bagian dari yang namanya “kesadaran berbangsa”.

3. Ayat Hafalan :

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat :
4.2. Sumber :

162
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

VI. EVALUASI :
1. Jelaskan pengertian nasionalisme secara umum.
2. Perbedaan konsep nasionalisme (state) dan konsep kebangsaan.
3. Hubungan konsep nasionalisme dengan konsep kebangsaan.
4. Jelaskan pentingnya nilai nasionalisme Indonesia bagi remaja Kristen

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : KONTEKS
2. Pokok Bahasan : 7. Nasionalisme
3. Pokok Bahasan : 7.2. Bentuk-Bentuk Perilaku Nasionalisme
4. Bahan Bacaan / Alkitab : 1 Petrus. 3 : 8 - 12; Mazmur 133.
5. Jenjang/Semester : R III / 1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 Menit
8. Hari / Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN :


Memahami dan mempraktekkan nilai-nilai nasionalisme dalam kehidupan
bergereja, bermasyarakat dan berbangsa.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN :


1. Mengidentifikasi bentuk-bentuk perilaku nasionalis di Indonesia;
2. Mengemukakan beberapa tokoh nasionalis yang humanis di Indonesia;
3. Mengategorikan ciri-ciri perilaku nasionalis yang berlebihan;
4. Menjelaskan beberapa akibat negatif dari perilaku nasionalis yang
berlebihan;
5. Menyimpulkan pentingnya nasionalisme Indonesia sebagai nilai universal
(umum).

IV. URAIAN MATERI :


1. Bentuk-bentuk Perilaku Nasionalis
Untuk memahami bentuk-bentuk perilaku nasionalis di Indonesia,
sebaiknya dipilah dalam beberapa tingkatan. Namun, konsep perilaku yang
dimaksudkan di sini adalah, suatu tindakan dan sikap yang dilakukan
seseorang atau sekelompok orang yang didorong oleh kesadaran sebagai
suatu bangsa yang pernah memiliki nasib yang sama. Karena itu, bentuk-
bentuk perilaku nasionalis yang dimaksudkan bisa dikategorikan dalam

163
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

beberapa tingkatan. Misalnya, pada tingkat internasional, nasional, lokal,


dan lingkup sosial yang paling kecil (baca : keluarga). Artinya, perilaku
nasionalis itu bisa terjadi kapan dan di mana saja. Bukan cuma di tingkat
internasional, dan nasional, tetapi juga di lingkungan di mana kita berada.
Di tingkat internasional, bisa kita pelajari tentang semangat juang
bangsa Indonesia di bidang olahraga. Para atlit bangsa kita yang penuh
semangat berjuang meraih prestasi demi keharuman nama dan jatidiri
bangsa Indonesia di dunia internasional. Di tingkat nasional, kita bisa
menyaksikan para petinggi bangsa kita yang berjuang bagi kesejahteraan
dan kebahagiaan bangsa, dsb. Yang penting di sini adalah, dibutuhkan sikap,
kesadaran, kerelaan, ketulusan untuk berjuang bagi kepentingan banyak
orang, berjuang bagi kepentingan umum. Tegasnya, kita mesti melakukan
atau mempraktekan prinsip-prinsip hidup yang mencerminkan semangat
juang bagi masa depan orang banyak. Termasuk melakukan nilai kebenaran,
keadilan, menjunjung tinggi semangat hidup berbangsa, dsb. Kesemuanya
itu diharapkan mencerminkan apa yang disebut dengan bentuk-bentuk
perilaku nasionalisme bangsa kita.
Dengan kata lain, sikap atau perilaku di atas tidak hanya
diperjuangkan oleh mereka yang berjuang di salah satu bidang kehidupan
saja (seperti olah raga, atau kesenian), tetapi dalam kenyataan hidup kita
setiap hari. Misalnya, perjuangan kita dalam mengenjar ilmu pengetahuan,
belajar dengan penuh semangat, mengejar prestasi dan berkreasi, hidup
berdisiplin, tidak mementingkan diri sendiri, menghargai perbedaan,
menghargai pendapat orang lain, dsb., yang semuanya memberikan
gambaran kepada kita bahwa sikap dan perlaku seorang nasionalis itu bukan
cuma mereka yang berjuang seperti yang disebutkan di atas, tetapi juga bisa
dalam berbagai bentuk. Yang paling penting dari semuanya itu adalah hasil
perjuangan kita dalam berbagai tingkatan itu selalu berguna bagi
kepentingan bersama.

2. Beberapa Tokoh Nasionalis yang Humanis di Indonesia.


Tokoh-tokoh nasionalis yang bisa kita pelajari dan jadikan sebagai
pola (contoh) yang dapat menyemangati dalam mendorong kehidupan
berbangsan dan bernegara kita, antara lain : Ir. Soekrano, Mr.Moh. Hatta, dr.
Johanis Leimena, Mr. Johanis Latuharhary, Tan Malaka, John Bakker
(penancap pertama bendera merah-putih tanggal 17 Agustus 1945 sebelum
proklamasi dibacakan), dan di zaman kini seperti : Gus Dur, Megawati
Sukarnoputri, Kwik Kian Gie, Munir, Romo Mangun Widjaya, dsb.
(Pengasuh bisa mengembangkan nama-nama tokoh masyarakat yang telah
berjuang bagi kepentingan banyak orang).
Sejumlah tokoh nasionalis yang humanis itu hanya bisa diakui dan
dihargai apabila mereka (atau siapa saja) yang punya semangat dan
kerinduan mendalam untuk berjuang bagi masa depan bangsa Indonesia, dan
bukan cenderung berjuang bagi kepentingan kelompok, atau pribadi.

3. Ciri Perilaku Nasionalis yang Berlebihan.

164
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Pada dasarnya sikap dan perilaku yang menunjuk pada rasa cinta
terhadap Tanah Air sangat perlu dalam rangka menjaga keutuhan dan
kemajuan suatu bangsa. Namun, semangat untuk membela bangsa dan
negara tak sekadar dipahami bahwa segala sesuatu yang kita miliki harus
dikorbankan demi keutuhan dan keharuman bangsa dan negara, sehingga
kita dengan mudah mengorbankan negara atau bangsa lain. Artinya, upaya
menunjukkan sikap dan perilaku nasionalisme itu mesti menempatkan
“martabat” manusia sebagai pusat perjuangan. Sikap nasionalisme akan
bermakna kalau nilai-nilai manusia ditempatkan sebagai “nilai tertinggi”
dalam perjuangan. Dengan kata lain, kita mempertahankan martabat kita
sebagai bangsa harus dipahami “sama dan setara” dengan bangsa lain,
karena mereka juga tentu ingin menjaga dan mempertahankan martabat
bangsanya pula. Karena itu, konsep nasionalisme, pada satu pihak dipahami
sebagai sebuah “reaksi” terhadap sikap penindasan, penjajahan, dsb.; tetapi
di pihak lain, nasionalisme dipahami pula sebagai sebuah kesadaran dan
semangat untuk berjuang merebut masa depan bersama. Itu berarti,
nasionalisme Indonesia harus meletakan “nilai kemanusiaan” sebagai tujuan
dan nilai tertinggi dari sekadar semangat nasionalisme belaka. Di sini,
semangat nasionalisme Indonesia menjadi lebih bermakna. Bukan
sebaliknya, demi nasionalisme, kita berani mengorbankan manusia atau
bangsa lain. Artinya, seolah-olah kehidupan berbangsa dan bernegara adalah
segala-galanya. Padahal, nasionalisme hanya bisa dipahami secara baik dan
benar, apabila nilai-nilai kemunuisaan (seperti harga diri atau martabat
manusia) tetap dihargai dan dijunjung tinggi. Batapa tidak, suatu bangsa
atau negara itu bisa ada, karena adanya manusia. Negara tidak mungkin ada
tanpa manusia atau masyarakat. Bukan sebaliknya, mausia tidak mungkin
ada tanpa negara.
Memang pada dasarnya jatidiri bangsa dan negara perlu
dipertahankan atau dijaga dengan baik, akan tetapi terkadang sifat dan
semangat membela bangsa dan negara itu cenderung membuat kita terlalu
“berlebihan”, sehingga kita lebih mementingkat kepentingan bangsa dan
negara dan mengorbankan hak-hak manusia (baca : masyarakat) di sisi yang
lain. Padahal, semangat untuk membela kepentingan bangsa dan negara
harus diletakan dalam kerangka menjaga nilai dan martabat manusia. Nilai-
nilai kemanusiaan harus diletakan sebagai “nilai dasar” untuk membela dan
mempertahankan kelangsungan bangsa dan negara.

4. Akibat Negatif dari Perilaku Nasionalis.


Istilah nasionalisme tak hanya dimengerti sebagai sebuah konsep
abstrak, tetapi sangat ditentukan oleh apa yang disebut dengan “tindakan”
(perilaku) manusia. Sikap nasionalisme memang sangat perlu dalam kaitan
dengan mempertahankan harga diri sebuah bangsa. Karena itu, orang tidak
segan-segan terlibat dalam kekerasan sekalipun, misalnya dalam perang,
pemberontakan, dan konflik yang terjadi sebagai akibat dari nafsu
kekuasaan; ketika rasa kebangsaan, kekeluargaan yang muncul dalam diri
manusia.

165
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Namun sadar atau tidak, kesadaran atau semangat nasionalisme


telah menyebabkan sejumlah manusia dengan mudah lenyap. Hal ini bisa
terjadi karena perilaku kekerasan dari manusia yang cenderung
menempatkan nasionalisme di atas segala-galanya, bahkan melebihi nilai
atau martabat manusia itu sendiri. Jika kehendak ini terus bertambah, maka
akan semakin bertambah pula perilaku kekerasan terhadap sesama sebagai
bagian dari apa yang disebut dengan “lembaran hitam” kehidupan manusia.
Lembaran hitam ini bisa disebabkan [antara lain] oleh peperangan,
perebutan kekuasaan di tingkat lokal, nasional, dan global. Berbagai
peristiwa hitam yang terjadi di belahan dunia ini, juga disebabkan oleh
perilaku nasionalisme yang terkesan berlebihan sehingga bisa mengingkari
motivasi awal dari semangat nasionalisme, yakni berjuang untuk
mempertahankan harkat dan martabat kemanusiaan dengan tidak mesti
mengorbankan harkat dan martabat bangsa lain atau orang lain.
Disadari, dalam masyarakat modern, nasionalisme merupakan
pikiran dasar (gagasan) untuk menumbuhkan sikap untuk membangun
kesadaran, solidaritas dan soliditas hidup sebagai satu bangsa. Bahakan,
nasionalisme memberikan “kekuatan” terhadap negara dan inspirasi bagi
warganya untuk melibatkan diri dalam kehidupan bernegara. Ia
(nasionalisme) dapat menjadi sumber kreativitas dan pengorbanan bagi
warganya. Ia menjadi “daya penggerak” untuk mendorong aktivitas
(kegiatan) manusia dalam memperkuat kehidupan bernegara, dan bahkan
rela berkorban demi negaranya. Karena itu, kesadaran sebagai satu etnis
(suku) dan kesadaran nasional selalu mengundang banyak perdebatan
hingga kini. Mengapa? Karena gejala yang muncul dalam sikap kekerasan
dan solidaritas sebagai satu etnis bisa mendukung proses pembentukan suatu
negara, dan bahkan sering menimbulkan sikap kekerasan oleh setiap warga
negara, baik terhadap masyarakatnya sendiri maupun terhadap bangsa lain.
Pada sisi lain, gagasan tentang sebuah negara, disadari bahwa
secara alamiah merupakan hasil imajinasi (pikiran) manusia yang dipahami
sebagai suatu konsep, seperti halnya kita berada dalam proses menjadi
komunitas (kelompok) yang memiliki identitas imajinatif lainnya, seperti
menjadi orang Maluku, menjadi orang Kristen, menjadi jemaat A, B, dsb.
Pemikiran ini sempat dikembangkan oleh Benidict Anderson yang mencoba
merenungkan (merefleksikan) tentang asal-muasal dan penyebaran
nasionalisme dalam bukunya yang terkenal : “Imaginet Comunities :
Reflections on the Origin and Spread of Nasionalism (1983). Ia
menggambarkan perkembangan nasionalisme dengan fokus kajian pada
daya tarik psikologis dari apa yang disebut “nasionalisme” itu. Menurutnya,
apa yang membuat orang lebih mencintai negaranya, dan rela mati demi
negaranya, bahkan rela membenci (malah membunuh) atas nama
negaranya?
Menurut Anderson, semuanya berawal dari semangat nasionalisme
yang berbasis material dalam apa yang disebutnya sebagai “kapitalisme
percetakan” (print capitalism) atau percetakan komersial yang berkembang
ke seluruh dunia (Bnd. Peter Burke, 2001:84). Dengan kata lain, faktor

166
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

penting dalam menciptakan “komunitas terbayang” itu adalah, mundurnya


agama dan tumbuhnya bahasa lokal yang didorong oleh kapitalisme
percetakan itu. Menurut Anderson, kapitalisme percetakan inilah yang
menebarkan gagasan-gagasan tentang negara dan paham kebangsaan
(sebuah ideologi nasionalisme) yang tak hanya pada satu negara, tapi
menyebar ke penjuru dunia. Melalui kapitalisme percetakan ini, bahasa
sehari-hari (daerah), diperkuat dengan penerbitan kamus dan bacaan-bacaan
umum, penyebaran pengetahuan umum (sering bersifat propaganda). Dari
sinilah kemudian konsep bangsa itu diimajinasikan (dibayangkan) orang.
Kapitalisme percetakan itu juga telah menciptakan ukuran (standarisasi)
bahasa, membantu pertumbuhan kapitalisme, dan tentu saja bisa menjadikan
negara itu lalu disentralisasikan (dipusatkan). Rasa kebangsaan mulailah
mengalir dari bahasa pendidikan dengan fasilitas percetakan, tetapi
munculnya rasa kebangsaan itu juga bergantung pada aspek-aspek modern
lainnya, seperti berbagai penemuan ilmiah dan penjelajah dunia, bahkan
skarang kecanggihan teknologi pada internet, faximail, henpon (HP), dll.
(Benidict Anderson, 1991:43).
Kenyataan bahwa “kapitalisme cetak” itu ternyata membawa
perubahan mendasar dalam bentuk jaringan informasi global, media
informasi, elektronik, dan media-cyber, yang semuanya berdampak bagi
semua suku bangsa, termasuk Indonesia dengan segala identitasnya.
Kepentingan yang muncul dalam “kapitalisme cetak” dewasa ini sangat
beragam dan bebas isi dan pesannya. Orang pun bebas menerima informasi
dari mana saja, dan seakan tak lagi sekat (batas-batas) identitas masyarakat,
termasuk identitas nasional sekalipun. Era globalisasi seakan telah
menghancurkan waktu dan tempat, sehingga bisa dalam sekejap berbagai
informasi akan menyebar dan diketahui oleh siapa saja.

5. Nasionalisme Indonesia sebagai Nilai Universal.


Setiap warga negara di manapun selalu ingin membela keutuhan
bangsa dan negaranya sebagai salah satu bentuk perilaku nasionalisme.
Namun ketika nilai “kesetaraan” dan “kesederajatan” kemanusiaan yang
bersifat universal telah dijadikan tujuan dan cita-cita perjuangan berbangsa
dan bernegara itu tak lagi menjadi motivasi, maka nilai-niali nasionalisme
itu hanya bisa berguna dan berlaku sebatas negaranya sendiri dan bisa
menjadi ancaman bagi bangsa lain. Padahal, nilai-nilai nasionalisme itu
mestinya berlaku bagi setiap bangsa dan tak bisa dibatasi secara geografis
dan demografis. Nilai dan semangat nasionalisme itu mesti menempatkan
nilai manusia dalam dimensi kesetaraan dan kesederajatan kemanusiaan
universal dan mesti “melampaui” batas-batas nasionalisme atau kebangsaan
suatu negara.
Dengan kata lain, jika cita-cita perjuangan itu adalah wacana
kesetaraan dan kesederajatan kemanusiaan, maka nilai-nilai kesetaraan dan
kesedarajatan kemanusiaan itu tak bisa dibangun hanya karena semangat
nasionalisme semata. Nasionalisme yang dibangun di atas dasar semangat
kesetaraan dan kesederajatan manusia sebagai satu identitas, sesungguhnya

167
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

tak hanya dibatasi oleh semangat nasionalisme yang sempit, melainkan


mesti “melampaui” batas-batas wilayah atau nilai dan semangat
nasionalisme itu sendiri. Sebab, jika nasionalisme adalah sebuah ideologi,
sekaligus merupakan suatu bentuk dari tingkah laku suatu komunitas
negara-bangsa, maka memang sulit membedakan keduanya, karena memang
tingkah laku itu sendiri pada gilirannya bisa menjadi bagian dari ideologi.
Sebagaimana yang terjadi dewasa ini, etnosentrisme (kesatuan suku
dijadikan pusat perjuangan) dan tingkah laku nasionalis, ternyata telah
dijadikan sebagai dorongan terdalam yang menyebabkan nasionalisme
menjadi bagian khusus dari ideologi, dan tingkah laku itu sendiri kemudian
dihubungkan dengan etnosentrisme pula (Ubed Abdilah, 2002:95-120).
Karena itu, dalam wacana kesetaraan dan kesederajatan
kemanusiaan, sebenarnya identitas manusia [yang kebetulan menjadi yang
namanya Indonesia atau sebagai hasil imajisasi para pendiri bangsa ini]
tidak hanya dibatasi oleh dua identitas [John Titaley menyebut kenyataan
Indonesia sebagai “Satu realitas” : Indonesia, dan “Dua Identitas” : Nasional
dan Primordial], tetapi juga lebih, dan bahkan diharapkan bisa
melampauinya. Apalagi dalam era globalisasi ini, sekat-sekat kebangsaan
kita tidak lagi dilihat sebagai suatu “identitas yang terbatas” atau sebagai
suatu “identitas yang final”, melainkan dapat “melampaui” tataran yang
menyeluruh dan mengglobal.
Di sinilah sebenarnya nilai kesetaraan dan kesederajatan
kemanusiaan itu menjadi lebih bermakna. Ia bukan saja bermakna pada
tataran identitas primordial [atau pun nasional], tetapi juga “melampaui”
keduanya. Ia mengglobal, menyeluruh dan universal. Dan tentu saja menjadi
identitas global. Karena itu, identitas manusia [termasuk manusia
Indonesia], mesti menyadari bahwa kita tak hanya memiliki dua identitas :
primordial dan nasional, melainkan juga telah melampaui keduanya.
Identitas yang terlampaui itu adalah identitas manusia Indonesia yang
mengglobal. Menembus sekat ruang dan waktu. Melampaui nasionalisme
Indonesia. Menjadikan manusia Indonesia sebagai manusia yang punya
identitas nasional yang berpihak kepada kemanusiaan. Karena itu, sangat
tepat ketika Hans Khung kemudian menawarkan suatu tatanan sosial yang
memungkinkan seluruh umat manusia ini hidup secara damai dan
manusiawi. Kung menyebutnya sebagai “etika global” bagi manusia dan
kemanusiaan dalam kehidupan kini, dan yang akan datang.

V. AKTIFITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah, dan Diskusi.
2. Langkah kegiatan :
Pengasuh memberikan pengantar sepintas dan kemudian
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan sesuai TIK dan masing-
masing anak diharapkan mengemukakan jawaban sesuai
pengetahuan kognitif dan pengalamannya. Kemudian, pada akhir
pembelajaran pengasuh memberikan kesimpulan.

168
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

3. Ayat Hafalan :
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat :
4.2. Sumber :

VI. EVALUASI :
1. Identifikasikanlah bentuk-bentuk perilaku nasionalisme di Indonesia;
2. Kemukakanlah beberapa tokoh nasionalis yang humanis di Indonesia;
3. Kategorikanlah ciri-ciri perilaku nasionalis yang berlebihan;
4. Jelaskan beberapa akibat negatif dari perilaku nasionalis yang berlebihan;
5. Simpulkan pentingnya nasionalisme Indonesia sebagai nilai universal.

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : KONTEKS
2. Pokok Bahasan : 7. Nasionalisme
3. Pokok Bahasan : 7.3. Peranan Remaja dalam Memperkuat
Wawasan Nasionalisme.
4. Bahan Bacaan / Alkitab : Roma 13 : 1 - 7; Ester 4 : 1 - 14.
5. Jenjang/Semester : R III / 1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 Menit
8. Hari / Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami dan mempraktekkan nilai-nilai nasionalisme dalam kehidupan
bergereja, bermasyarakat dan berbangsa.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan pengertian peranan secara sosiologis;
2. Menjelaskan peranan Remaja Kristen dalam memperkokoh wawasan
Kebangsaan;
3. Menjelaskan pentingnya upaya menumbuhkan wawasan kebangsaan di
kalangan Remaja;
4. Menunjukkan sikap nasionalis yang humanis dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

IV. URAIAN MATERI


1. Pengertian Peranan secara Sosiologis.
Dalam suatu kelompok sosial di mana pun, setiap orang tentu
dituntut untuk bertindak secara baik, tepat, dan benar. Betapa tidak, setiap
tindakan atau perbuatan kita, adalah bagian dari mata rantai yang kemudian
kita sebut sebagai “peran” (role). Namun perlu disadari, bahwa peran
seseorang itu sangat ditentukan oleh apa yang disebut dengan “status”
(posisi) sosial dalam suatu organisasi atau masyarakat.

169
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Dengan kata lain, seseorang diharapkan bisa berperan atau


berfungsi dengan baik dalam suatu kelompok atau masyarakat, apabila dia
memiliki status yang ideal ~ yang sesuai dengan kompetensi atau
kemampuannya. Karena itu, sangat diperlukan dengan apa yang disebut
dengan “pembagian peran”. Jika pembagian peran ini dilakukan atau
dikelola secara baik, benar, dan tepat, maka suatu pekerjaan pasti
mendatangkan hasil yang baik dan banyak.
Pembagian peran ini bisa bersifat individu dan/atau kolektif
(kelompok). Karena itu, ketika seseorang atau kelompok telah menerima
peran dengan baik, maka produktifitas kerja akan semakin baik pula. Di sini,
setiap orang mesti sadar bahwa dia adalah pelaku-pelaku (subyek) dalam
masyarakat di mana dia berada. Maju-mundurnya sebuah masyarakat sangat
ditentukan oleh kesadaran tentang peran kita. Seperangkat peran itu, oleh
George Ritzer (2003) disebut sebagai “pelapisan identitas” yang dikenakan
atau dipercayakan kepada kita.
Dengan demikian, konsep peranan ~ secara Sosiologis ~ adalah
seperangkat harapan yang dikenakan pada individu untuk menempati
kedudukan sosial tertentu. Harapan-harapan tersebut merupakan imbangan
dari norma-norma sosial. Karena itu, peranan tersebut ditentukan oleh
norma-norma di dalam masyarakat. Artinya, kita diwajibkan melakukan hal-
hal baik, benar, dan tepat, yang diharapkan masyarakat sesuai dengan
pekerjaan kita, keluarga kita, gereja kita, masyarakat kita, negara kita, dsb.
(Gross, Mason dan McEachern yang dikutip Paulus Wirutomo, 1983:99).

2. Peranan Remaja Memperkokoh Wawasan Kebangsaan.


Jika kita memahami peranan adalah seperangkat harapan yang
dilakukan oleh seseorang dalam masyarakat, maka sebagai Remaja Kristen,
kita mesti menyadari bahwa kita adalah bagian integral dari kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta bergereja.
Kesadaran ini mesti ada, karena setiap manusia tentu punya banyak
sekali peran yang ditentukan dengan apa yang disebut status sosial itu.
Misalnya seorang yang bernama Nyong Rudi. Dia adalah seorang Ketua
Kelas 3 SMP, serentak dengan itu ~ dia juga seorang sekretaris Kelompok
Ilmiah Remaja (KIR), Ketua klub gawang mini, anak kedua dari Keluarga
Pak Lucky, anggota RT 002 Desa Anggrek, anggota dari sekelompok
remaja gereja, dst. Kesemuanya merupakan seperangkat status dan peran
yang harus dilakukan sesuai norma-norma dalam masyarakat. Dengan kata
lain, setiap posisi sosial selalu menampilkan kesempatan bagi terciptanya
hubungan-hubungan sosial tertentu. Kesemuanya merupakan mata rantai
yang mengikat keseluruhan dari bidang-bidang hubungan sosial kita.
Dengan kata lain, hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat
(seperti Nyong Rudi) tentu mempunyai kedudukan sebagai ketua kelas,
sekretaris klub bola, dsb., diharapkan sesuai dengan seperngkat hubungan
sosial yang dipercayakan anggotanya. Dengan berbagai ragam status itu,
menunjukkan begitu banyak jenis hubungan sosial yang harus diperankan
oleh Rudi. Semua yang dilakukan Rudi itu, kita sebut sebagai “peran”.

170
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Terkait dengan peranan seorang Remaja Gereja memperkokoh


wawasan kebangsaan, tentu merupakan bagian dari tugas dan tanggung
jawabnya sebagai warga bangsa. Betapa tidak, setiap Remaja Gereja adalah
bagian integral dari apa yang disebut dengan Remaja Indonesia atau Pemuda
Indonesia. Karena itu, setiap Remaja Gereja harus menyadari dirinya
sebagai “asset” (kekayaan) bangsa yang diharapkan berperan aktif dalam
menumbuhkan dan memperkokoh wawasan kebangsaan. Mereka adalah
pewaris-pewaris gereja dan bangsa yang akan menerima semangat dan nilai-
nilai kebangsaan dari generasi-generasi sebelumnya.
Dengan kata lain, kokoh-tidanya suatu proses membangun
wawasan kebangsaan kita, sangat ditentukan oleh peran aktif Remaja
Gereja. Artinya, Remaja Gereja juga harus menyadari tugas dan peranannya
sebagai bagian strategis dari upaya menumbuhkan wawasan keabngsaan itu.
Jika tidak, maka suatu ketika bangsa kita akan kehilangan “jatidiri” sebagai
bangsa yang selama ini telah berjuang untuk tetap mengharagai kesatuan
dan kepelbagaian sebagai cirri hidup masyarakat kita.

3. Pentingnya Menumbuhkan Wawasan Kebangsaan


Remaja Gereja tentu merupakan bagian integral dari Generasi
Muda atau kelompok Remaja yang ada di Indonesia. Karena itu, Remaja
Gereja tidak boleh dibiarkan meninggalkan masa remajanya tanpa diberikan
pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya wawasan kebangsaan.
Istilah “wawasan” lebih dipahami sebagai sebuah cara pandang
untuk memahami sesuatu. Cara pandang dimaksud harus dikenakan kepada
seseorang atau sekelompok orang (termasuk bangsa Indonesia) untuk berdiri
pada posisinya sendiri dalam menilai dirinya (termasuk menilai bangsanya
sendiri, dan bukan sekadar menurut cara pandang orang lain yang dianggap
benar dan baik). Cara pandang itu terutama berkaitan dengan cara pandang
(wawasan) tentang bangsanya, dan menilai atau menguji hakekat dirinya
sebagai bangsa Indonesia. Betapa tidak, cara pandang orang lain memang
terkadang mendominasi (lebih berperan) mempengaruhi pemahaman kita
tentang Indonesia. Jika kita hanya berpihak pada salah satu pandangan saja
(baca : pandangan orang lain), maka pandangan atau wawasan kita itu
tidaklah utuh dan sempurna. Karena itu, kita juga membutuhkan wawasan
tentang bangsa kita menurut pandangan kita sendiri. Di sini wawasan
seorang remaja Kristen sangat penting untuk memiliki wawasannya sendiri
tentang bangsanya.
Wawasan kebangsaan Indonesia harus ditumbuhkan karena
wawasan tentang dirinya sendiri adalah sebuah proses menumbuhkan
kesadaran dan pemahaman tentang dirinya sebagai “titik pijak” untuk
mengenal diri sejak awal sebagai warga bangsa. Kesadaran dan pemahaman
awal ini tentu merupakan bagian dari hakekat dirinya sendiri sebagai
Remaja Gereja. Dengan kata lain, wawasan kebangsaan harus dipahami
sebagai proses menemukan jatidiri bangsa dan sekaligus memperkokoh
ketahanan sosial kita sebagai warga bangsa. Artinya, ketika kita telah
mengenal secara utuh dan menyeluruh tentang jatidiri kita, maka apapun

171
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

cara pandang atau cara berpikir orang lain yang terkesan negatif tentang kita
tidak akan tegoyahkan, karena kita telah memiliki cara pandang yang cukup
kokoh, dan tak semudah berubah menurut cara pandang orang lain.
Karenanya, kita mesti menentukan jatidiri sendiri, termasuk jatidiri bangsa
Indonesia sebagai bentuk dari wawasan kebangsaan itu.

4. Sikap Nasionalis yang Humanis


Setiap bangsa atau negara tentu mempunyai pemahaman dan
kesadaran tentang sikap nasionalismenya sendiri-sendiri. Bangsa Indonesia
pun demikian. Namun, salah satu ciri yang membedakan sikap nasionalisme
Indonesia dengan sikap nasionalisme negara lain adalah, bahwa bangsa
Indonesia dalam menunjukkan semangat dan kesadaran nasionalisme, tentu
lebih dimaknai sebagai bentuk nasionalisme yang humanis. Artinya, sikap
nasionalisme Indonesia mesti berorientasi pada nilai dan martabat manusia
(human). Nasionalisme Indonesia tak akan bermakna abadi, kalau
mengingkari nilai dan martabat manusia, harga diri manusia sebagai ciptaan
Tuhan. Karena itu, sikap nasionalisme harus menempatkan manusia di atas
segala-galanya. Manusia menjadi ukuran kesadaran nasionalisme itu.
Manusia sebagai “pusat” kesadaran nasionalisme. Dengan demikian,
nasionalisme Indonesia tak bisa mengorbankan dan menghancurkan
martabat manusia lain. Jika nasionalisme Indonesia sengaja menghancurkan
nilai dan martabat manusia lain, maka itu sama dengan kita telah
menghianati nasionalisme Indonesia yang humanis seperti yang telah
diperjuangkan oleh pendiri bangsa ini. Tegasnya, manusia harus
ditempatkan sebagai “jiwa/roh” dari semangat nasionalisme itu. Jika tidak,
maka Indonesia bukan lagi Indonesia yang sesungguhnya. Karena itu, tak
salah jika para pendiri bangsa ini sepakat untuk memilih nilai kemanusian
yang adil dan beradab sebagai sila kedua Pancasila yang adalah Dasar
Negara kita.

V. KEGIATAN PENYAJIAN MATERI


1. Metode yang digunakan : Diskusi Kelompok
2. Langkah kegiatan :
Pengasuh diharakan menjelaskan secara rinci masing-masing
TIK dan kemudian memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengemukakan pertanyaan bila ada hal yang belum jelas
menurut pemahaman Anak Remaja.

3. Ayat Hafalan :

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat :
4.2. Sumber :

172
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

VI. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian peranan secara sosiologis;
2. Jelaskan peranan Remaja Kristen dalam memperkokoh wawasan
Nasionalisme-Kebangsaan (nation-state) Indonesia;
3. Jelaskan pentingnya upaya menumbuhkan wawasan kebangsaan di kalangan
Remaja Kristen;
4. Tunjukkan sikap nasionalis yang humanis dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : KONTEKS
2. Pokok Bahasan : 8.Masyarakat Majemuk
3. Sub Pokok Bahasan : 8.1. Pengertian Masyarakat Majemuk
(Pluralisme); Kemajemukan
(Pluralisme) Agama.
4. Bahan Bacaan / Alkitab : Ef. 2 : 11 - 22; Rut 1 : 16.
5. Jenjang / Semester : R III / 1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 Menit
8. Hari / Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN :


Mem aham i m akna hi dup dal am m asyarak at m aj em uk.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN :


1. Menjelaskan pengertian tentang masyarakat majemuk;
2. Menjelaskan konsep kemajemukan masyarakat Indonesia sebagai fakta
(kenyataan) sosial;
3. Mengidentifikasi berbagai nilai religius masyarakat Indonesia sebagai modal
sosial;
4. Menunjukkan perilaku saling menghargai dalam kehidupan beragama di
Indonesia.

IV. URAIAN MATERI :


1. Pen gert i an Masyarakat Maj em u k.
Sebelum memahami istilah majemuk (kemajemukan), sebaiknya
terlebih dahulu kita memahami apa itu masyarakat. Masyarakat (society),

173
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

secara sederhana adalah kumpulan individu (manusia) yang hidup dan


berkembang dalam suatu kesatuan wilayah tertentu dan memiliki norma atau
nilai sosial tertentu pula.
Setiap masyarakat di mana saja pasti punya sejarah dan
kepentingan serta kebutuhan-kebutuhan hidup yang berbeda dan unik.
Dengan kata lain, masyarakat di mana pun selalu memiliki karakter
hidupnya sendiri sesuai permasalahan konteksnya. Misalnya : masyarakat
Indonesia memiliki Pancasila dengan nilai dan pandangan hidup tersendiri,
bila dibandingkan dengan bangsa lain dunia. Masyarakat Maluku tentu
punya nilai-nilai budaya berbeda dengan daerah lain di Indonesia, dsb.
Khusus memahami konteks masyarakat yang majemuk, tentu harus
dimulai dengan sebuah “kesadaran diri”, bahwa setiap orang pasti memiliki
keunikan dan perbedaan serta karakter hidup atau idenitasnya diri masing-
masing.
Jadi, yang dimaksud dengan kemjemuakan (pluralisme) adalah,
suatu ajaran atau paham yang memandang segala sesuatu yang “ada” di
dunia ini sebagai sebuah kenyataan (fakta) sosial dengan sejumlah
keberadaannya yang relatif banyak (lebih dari satu). Karena itu, pemahaman
atau kesadaran bahwa segala sesuatu itu selalu bersifat ganda (jamak :
banyak), maka apa pun yang ada di dunia ini jarang hanya terdiri dari satu
hal. Misalnya, yang “ada” adalah manusia. Manusia itu tentu terdiri dari
perempuan dan laki-laki, anak-anak, pemuda, orang dewasa dsb. Contoh
yang lain, seperti : air. Yang ada adalah air asin dan ada air tawar, dsb. Ada
juga pasir atau batu-batuan dengan segala jenisnya. Contoh lain, seperti
benda-benda mati dan/atau makhluk hidup lainnya. Prinsipnya, segala
sesuatu yang “ada” di dunia ini selalu banyak (plural – majemuk). Ini
kemudian membuat kelompok (aliran) Pluralisme menganggap bahwa
kesadaran tentang kemajemukan harus dijadikan sebagai apa yang disebut
dengan “cara berpikir atau cara pandang”. Cara berpikir ini tidak boleh
diabaikan begitu saja dari pemikiran rasional manusia.
Secara sederhana bisa kita lihat apa saja yang “ada” di sekeliling
kita. Semuanya tentu banyak! Itu berarti yang “ada” adalah banyak (plural –
majemuk). Jika kesadaran bahwa segala sesuatu yang “ada” di dunia ini
tentu lebih dari satu, maka di dalam masyarakat pun pasti ada sejumlah
individu, kelompok sosial dengan cara pandang dan potensi dirinya.
Misalnya, yang ada bukan cuma budaya, tetapi budaya-budaya. Yang ada
bukan cuma manusia, tetapi manusia-manusia. Yang ada bukan cuma pulau,
tetapi pulau-pulau. Yang ada bukan cuma gereja, tetapi gereja-gereja. Yang
ada bukan cuma masyarakat, tetapi masyarakat-masyarakat. Yang ada bukan
cuma agama, tetapi agama-agama. Yang ada bukan cuma nilai, tetapi nilai-
nilai. Yang ada bukan cuma kebenaran, tetapi kebenaran-kebenaran,
dsb.dsb.
Semuanya harus lahir dari kesadaran bersama tentang segala
sesuatu yang “ada” sebagai hasil ciptaan Tuhan yang harus dihargai dan
dipelihara oleh manusia. Dengan kata lain, cara pandang pluralisme sebagai
kenyataan sosial ini bisa dimengerti, bahwa Allah menciptakan segala

174
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

sesuatu yang ada sekaligus bisa memberikan gambaran bagi kita bahwa
kasih Tuhan itu sungguh tak habis-habisnya kita lukiskan satu per satu.
Kepelbagaian kasih karunia itu harus dihargai dan diakui sebagai bentuk
karya Allah yang tak bisa dibatasi oleh siapa pun termasuk manusia sendiri

2. K em aj em u kan In don esi a : S ebu ah F akt a S osi al


Disadari bahwa yang disebut “ada” itu adalah segala sesuatu yang
kita amati dan alami di sekeliling kita. Itu berarti, segala sesuatu yang “ada”
harus dipahami sebagai suatu kenyataan [fakta] sosial, atau sering
diistilahkan dengan apa yang disebut dengan “realitas sosial”.
Istilah “realitas sosial” di sini tak sekadar menyangkut hal-hal
bersifat material atau fisik, tetapi juga menunjuk pada nilai-nilai sosial,
norma-norma sosial, kesadaran sosial, kemiskinan, keadilan, kebenaran,
interaksi, keluarga, agama, negara, pendidikan, dsb., yang dihasilkan oleh
manusia dan turut membentuk manusia itu sendiri dalam masyarakat (Bnd.
F.Budi Hardiman, 2003:13-20).
Indonesia sebagai suatu negara-bangsa, sesungguhnya amat kaya ~
baik dari aspek suku, agama, bahasa, budaya, geografis, potensi sumber
daya hayati dan non-hayati, dsb. Semuanya adalah kenyataan atau fakta
sosial yang harus dipelihara dan dikelola secara baik sehingga pada akhirnya
bisa berguna bagi masa depan bersama. Sebaliknya, jika kemajemukan
sebagai kenyataan sosial ini tidak dikelola secara baik, maka akan
berpotensi melahirkan benturan [konflik] sosial dan bahkan ancaman sosial
bagi integrasi (keutuhan) bangsa Indonesia sendiri.
Kemajemukan (kepelbagaian) sebaiknya tidak dipahami sebagai
sesuatu yang kemudian memisakan kita. Tegasnya, perbedaan merupakan
sebuah kenyataan (fakta) sosial. Ia tidak bisa kita hindari. Perbedaan mesti
dipahami sebagai “realitas” (kenyataan) yang mendorong kita untuk saling
menopang satu dengan yang lain, dan bukan untuk memisakan atau saling
melecehkan satu dengan yang lain.
Karena itu, kemajemukan bangsa Indonesia tidak bisa dihindari
begitu saja. Betapa tidak, pada satu pihak kemajemukan adalah suatu
kenyataan [fakta] sosial yang memberikan peluang bagi bangsa Indonesia
untuk membangun masyarakatnya; dan pada pihak lain jika kemajemukan
itu tidak segera dikelola secara baik, maka akan perpotensi menjadi
“ancaman serius” bagi bagi masa depan bangsa kita sendiri. Di sini sangat
dibutuhkan kesadaran, kecerdasan, dan kearifan setiap warga masyarakat
untuk mau mengelola kemjemukan yang ada sebagai suatu “kekuatan”, dan
bukan sekadar sebuah ancaman belaka.
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; kita
kurang menyadari kenyataan kemjemukan ini sebagai sebuah fakta sosial
yang tidak bisa dihindari. Betapa tidak, kemajemukan itu adalah kekayaan
yang dianugerakan Tuhan kepada bangsa kita. Karena itu kemajemukan
yang dimiliki bangsa Indonesia mesti dikelola secara baik untuk melayani
dan membangun kesejahteraan bagi masa depan bangsa Indonesia sehingga
semakin baik dan sejahtera. Betapa tidak, kemjemukan yang dianugerahkan

175
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Tuhan kepada bangsa Indonesia patut diyakini sebagai pengejewantahan


(gambaran) dari kasih Tuhan yang tak bisa diukur dan dihitung jumlahnya.

3. B erbagai Ni l ai R el i giu s : S ebu ah Modal Sosi al


Sebelum kita memahami tentang berbagai nilai religius
(kepercayaan) yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai suatu “modal sosial”,
sebaiknya terlebih dahulu kita memahami apa itu nilai. Nilai, secara
sederhana dimaksudkan sebagai sesuatu yang bermakna, sesuatu yang
berharga, sesuatu yang bermutu, sesuatu yang menjadi bagian hakiki dalam
kehidupan manusia. Dalam kaitan dengan nilai religius bangsa Indonesia,
sesuangguhnya telah dimiliki oleh bangsa kita sudah sejak lama, jauh
sebelum bangsa kita mencapai kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus
1945.
Menurut Semuel A. Patty (1999:1-2), istilah “religius” [Inggris :
religion, Latin : relegare artinya, mengikat], memang terkesan sangat cocok
untuk menjelaskan sistem kepercayaan atau keyakinan suatu kelompok
masyarakat sebagai salah satu bentuk fenomena beragama dalam
masyarakat kita. Betapa tidak, menurutnya, istilah “religi” mencakup semua
sistem kepercayaan atau keyakinan yang dimiliki oleh pelbagai masyarakat
manusia di dunia, baik masyarakat maju maupun masyarakat yang sedang
berkembang. Karena itu, istilah ini perlu “dibedakan” dengan istilah agama,
terutama dalam konteks masyarakat yang multi-plural seperti Indonesia.
Istilah agama, menurut Andrew Shanks (200:3-5) lebih bermakna
formal atau institusional (kelembagaan) ketimbang bersifat nilai religius.
Karena itu, kini beberapa ahli seperti Amin Abdullah (teolog Islam) yang
juga mengartikan “religi” (religion) sebagai perasaan, tindakan dan
pengalaman seseorang dalam hubungan dengan sesuatu yang dianggap
berkuasa. Karena itu, konsep nilai religius yang dimiliki bangsa Indonesia,
tak sekadar difokuskan pada pengertian agama (formal) seperti yang sering
dipahami orang, yang cenderung membatasi hanya pada 6 jenis agama yang
dimiliki bangsa Indonesia. Misalnya, pemerintah Indonesia sengaja
mengemukakan beberapa prasyarat sebagai kategori untuk menyebutkan
suatu agama [yang kemudian diakui sebagai agama resmi/formal], yang
antara lain memiliki : 1) nabi; 2) kitab suci; 3) tempat ibadat; 4) tata cara
ibadat; dan 5) komunitas umat.
Namun, bila ditelusuri lebih jauh, sebenarnya nilai-nilai religius
yang dimiliki bangsa Indonesia sudah sejak lama ada dan berkembang
dalam setiap masyarakat kita, jauh sebelum pemerintah RI menetapkan
prasyarat itu. Artinya, jauh sebelum kita merdeka, masyarakat Indonesia
sudah memiliki kepercayaan, keyakinan (religius) terhadap sesuatu yang
dianggap memiliki kuasa, antara lain misalnya : Komunitas Agama [Aliran]
Kebatinan di Jawa, Agama Adam Marifat di Jawa Tengah, Agama Asli di
Balikpapan, Haji Umar di Ambon, Agama Suci di Surabaya, Perbegu di
Sumatera Utara, Kaharingan di Pulau Kalimantan, Marapu di Pulau Sumba,
Aluk Ta’dolo di Toraja, Islam Tua di Kepulauan Sangihe Talaut, dsb.; yang
kemudian disebut sebagai agama lokal [rakyat] atau agama suku (volk

176
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

religion) itu (Lih. Rahchmat Subagya, 1976:130-131). Di samping itu, ada


juga agama resmi yang lebih menunjuk pada agama-agama yang diakui
secara formal oleh pemerintah Indonesia seperti : Islam, Katolik, Protestan,
Hundu, Buddha, dan Khong Fu Tsu.
Yang menarik adalah, Indonesia sebagai salah satu negara
berkembang yang memiliki kemajemukan baik suku, ras, budaya, religi,
(termasuk agama), dsb., juga mesti dipahami sebagai sebuah “realitas
sosial”. Betapa tidak, jika realitas sosial ~ terutama nilai-nilai religius
masyarakat ini ~ tidak dipahami sebagai bagian dari kekayaan (modal
sosial) bangsa, maka akan berpotensi melahirkan “kegelisahan medalam”
berbagai pihak, terutama penganut komunitas agama tersebut. Dengan kata
lain, ketika sistem nilai religius yang telah tumbuh subur dan menjadi
bagian integral dari masyarakat ini tak dihargai dan dihormati sebagai
bagian dari realitas sosial bangsa kita, maka pada waktunya bisa
menimbulkan “benturan sosial” dalam masyarakat kita, terutama dalam
membangun kemajemukan kehidupan beragama kita.

4. Peri l aku S ali n g Men gh argai A nt ar-u m at B eragam a di


In don esi a.
Bila kita memahami kenyataan Indonesia dalam kaitan dengan
nilai-nilai religius yang dimiliki bangsa kita, maka yang dimaksud dengan
nilai-nilai religius itu bukan semata dibatasi oleh hanya 6 jenis agama
seperti yang sering dikatakan orang. Karena itu, kita patut menyadari bahwa
dari aspek religius (kepercayaan) kepada Tuhan, tidak hanya dibatasi pada
enam jenis agama resmi.
Di sini sangat jelas bagi kita, bahwa nilai-nilai religius itu
merupakan suatu kenyataan kemajemukan yang tidak bisa dihindari.
Kemjemukan kepercayaan ini harus dihargai sebagai “modal sosial” atau
kekayaan bangsa yang sedang tumbuh subur dan berkembang dalam
masyarakat kita. Karena itu, kita tidak boleh memaksakan keyakinan kita
pada kelompok agama lain.
Yang mesti dilakukan adalah, kemajemukan kepercayaan dan
keagamaan yang ada dalam masyarakat, kita mesti menghargai dan
memeliharanya secara baik sehingga bisa tercipta sikap dan perilaku saling
menghormati, saling menghargai, dan saling mencintai satu dengan yang
lain. Betapa tidak, semua agama di manapun di dunia ini tidak pernah
mengajarkan atau menghendaki hal-hal yang bertentangan dengan kehendak
Tuhan.
Sebagai bangsa Indonesia, terutama sebagai remaja Kristen, kita
harus menyadari bahwa ada satu prinsip kepercayaan yang universal, yang
kini telah diterima oleh semua agama di mana pun. Bahwa “apa yang kamu
tidak ingin orang lain melakukan kepadamu, jangan lakukan pada orang
lain. Sebaliknya, apa yang ingin kamu lakukan untuk dirimu sendiri,
laukanlah pada orang lain”. Inilah yang harus menjadi norma dasar yang
tidak bisa diganggu gugat, ia berlaku universal bagi semua wilayah
kehidupan, keluarga, dan komunitas, ras, bangsa, dan agama-agama.

177
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Karen itu sangat dibutuhkan suasana dialog inter-umat beragama


(misalnya, hubungan GPM dengan Gereja-gereja Saudara), antar-umat
beragama (misalnya, antara institusi-institusi agama yang ada), dan antara
umat beragama (misalnya, institusi agama-agama dengan institusi lain
seperti : pemerintah, atau institusi swasta lainnya). Suasana dialogis ini terus
dikembangkan karena salah satu tugas agama-agama adalah menghadirkan
perdamaian, keadilan, dan kebenaran bagi sesama. Dengan kata lain,
suasana atau perilaku perdamaian, keadilan dan kebenaran suatu masyarakat
tidak akan tercapai dengan baik tanpa perdamaian antar-umat beragama.
Asumsi ini pernah dipertegas oleh salah satu teolog Kristen, Hans Kung
dengan semboyannya yang terkenal dalam buku “Etika Global” (2000),
bahwa “Tidak ada perdamaian dunia, tanpa perdamaian antaragama”.
Itu berarti, kehidupan yang harmonis, dan kehidupan yang damai,
bisa tercipta; apabila masing-masing warga agama menyadari hakekat
dirinya sebagai bagian dari warga dunia yang mesti memberlakukan nilai-
nilai religius dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsan dan bernegara. Di
sini sangat membutuhkan peranan seorang Remaja Kristen yang harus mulai
melakukan semua yang dikatakan di atas.

V. KEGIATAN PENYAJIAN MATERI :


1. Metode yang digunakan : Diskusi
2. Langkah kegiatan :
Pengasuh diharakan memberikan pengantar, kemudian
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
TIK, dan diharapkan ada tanggapan dari peserta didik sehingga
suasana diskusi bisa berjalan secara dialogis.

3. Ayat Hafalan :

4. Alat dan Sumber :


4.1. Al at :
4.2. S um ber :

VI. EVALUASI :
1. Jelaskan pengertian tentang masyarakat majemuk.
2. Jelaskan konsep kemajemukan masyarakat Indonesia sebagai fakta sosial.
3. Identifikasikanlah berbagai nilai religius masyarakat Indonesia sebagai
modal sosial.
4. Tunjukkan perilaku saling menghargai antar-umat beragama di Indonesia.

178
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : KONTEKS
2. Pokok Bahasan : 8.Masyarakat Majemuk
3. Pokok Bahasan : 8.3. Kemajemukan (Pluralisme) Sosio-
Budaya
4. Bahan Bacaan / Alkitab : Galatia 3 : 26 - 29.
5. Jenjang/Semester : R III / 1
6. Pertemuan ke :
7. Lamanya Waktu Belajar : 60 - 90 Menit
8. Hari / Tanggal :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami makna hidup dalam masyarakat majemuk.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan pengertian kemajemukan sosio-budaya masyarakat;
2. Mengidentifikasi nilai-nilai sosio-budaya yang dimiliki masyarakat
Indonesia, terutama masyarakat setempat;
3. Menjelaskan makna kemajemukan sosio-budaya sebagai modal sosial
masyarakat;
4. Menunjukkan sikap saling menghargai kemajemukan sosio-budaya dalam
hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

IV. URAIAN MATERI :


1. Pengertian Kemajemukan Sosio-Budaya
Seperti sudah dijelaskan pada bagian terdahulu (subpokok bahasan
8.1 dan 8.2), bahwa kemajemukan masyarakat lebih dimaknai sebagai
sebuah kesadaran tentang berbagai kenyataan yang kita sebut istilah “ada”.
Yang dimaksud adalah, segala sesuatu yang “ada” di lingkungan di mana
kita berada, dan selalu bersifat plural (banyak, majemuk). Namun, harus
disadari pula bahwa yang disebut banyak itu mungkin kita bisa membatasi
konsep atau pengertiannya, terutama dalam kaitan dengan kemajemukan
yang terdapat dalam setiap masyarakat, apalagi masyarakat Indonesia secara
menyeluruh. Memang keberadaan masyarakat Indonesia sangat hetrogen
(kemajemukan) dari aspek suku, agama, ras, dan antara golongan (SARA).
Dengan kata lain, batasan tentang kemajemukan di sini lebih
berorientasi (berfokus) pada aspek sosial-budaya (sosbud) masyarakat
Indonesia. Pemahaman tentang aspek sosio-budaya ini sebaiknya terlebih
dahulu kita bedakan, tapi jangan sekali-kali dipisahkan. Sebab, apabila kita
memisahkan keduanya, maka aspek sosial tidak akan bermakna apa-apa,
begitu pula sebaliknya. Keduanya ibarat mata uang logam yang terdiri dari
dua sisi yang tak bisa dipisahkan. Jadi, yang menyangkut aspek sosial,
antara lain : misalnya posisi-posisi sosial yang dikategorikan dalam
kelompok masyarakat (ada kelompok mata rumah (marga), ada kelompok
soa, ada unit, sektor, kelompok anak, kelompok remaja, orang dewasa,
dsb.), ada komunikasi sosial (komunikasi antarindividu, komunikasi

179
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

antarkelompok, komunikasi antarmasyarakat, dsb.), ada nilai-nilai dan


norma-norma sosial, ada kesadaran-kesadaran sosial, dsb. Sedangkan aspek
atau nilai budaya, antara lain berkaitan dengan : nilai-nilai tradisi atau
kebiasaan-kebiasaan hidup masyarakat (memberikan salam pada waktu
bertemu, bertutur kata yang sopan, menghormati orang tua, dsb.), nilai
budaya yang mengikat kesatuan hidup masyarakat (hubungan pela dan
gandong, sasi, budaya perkawinan, dsb.). Keduanya (baca : aspek sosio-
budaya) tidak bisa dipisahkan karena keduanya tetap menjadi bagian dari
hakekat hidup manusia. Manusia tidak mungkin ada tanpa kebudayaan.
Sebaliknya, kebudayaan tidak mungkin ada tanpa manusia. Bahkan manusia
adalah makhluk berbudaya (animal symbolicum/cultur). Artinya, manusia
dan budaya (kebudayaan) memiliki hubungan yang sangat erat dan tak bisa
dipisahkan begitu saja. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk
berbudaya, dan kebudayaan pada hakekatnya adalah proses manusiawi atau
“proses menjadi” manusia yang utuh itu.
Dalam proses menjadi itu, pasti manusia menghasilkan berbagai
hal sebagai bagian dari hasil berpikir dan bertindaknya. Artinya, manusia
pasti menciptakan berbagai hal sebagai kenyataan dari kemajemukan sosial-
budaya dimaksud. Hasil dari imajinasi berpikir dan bertindaknya itu kita
sebut sebagai kemajemukan sosio-budaya. Kita bisa bayangkan saja, kalau
satu orang ~ paling sedikit ~ menghasilkan satu hal saja dalam satu
kelompok masyarakat, maka sudah berapa banyak hal yang telah dihasilkan
oleh kelompok masyarakat tersebut. Itu cuma “satu hal” dari hasil
berpikirnya, belum lagi dalam bentuk hasil karya dan hasil cipta yang lain.
Dan kita bisa bayangkan, kalau kita berupaya “menjadi” manusia yang
mendekati kesempurnaan hidup, sudah berapa banyak yang dihasilkan
manusia kelak? Karena itu, kemajemukan sosial-budaya dalam setiap
masyarakat, termasuk masyarakat Indonesia, tentu ada ratusan atau ribuan,
bahkan jutaan aspek atau nilai sosial budaya yang masyarakat ciptakan atau
hasilkan selama ini. Ya, tentu banyak.

2. Kategori Nilai Sosio-Budaya Masyarakat


Masyarakat Indonesia merupakan salah satu kesatuan masyarakat
yang paling majemuk di dunia. Kemajemukan itu bisa kita telusuri dari
berbagai aspek, misalnya dari aspek suku, ras, budaya, bahasa, agama, status
sosial, jenis pekerjaan, usia, potensi sumber daya alam, jenis kelamin
(gender), letak geografis, sistem pemerintahan negeri, sistem pemerintahan
adat, sistem perkawinan, status pendidikan, status ekonomi, motivasi kerja,
dsb. Kesemuanya adalah gambaran dari ciri dan kenyataan masyarakat
Indonesia yang amat sangat hetrogen (majemuk). Misalnya, dari aspek
bahasa, selain kita memiliki bahasa Indonesia, masing-masing daerah juga
memiliki bahasa dan dialeg (logat) yang beraneka ragam. Ada bahasa Jawa,
Bahasa Batak, Bahasa, Makassar, ada bahasa Minang, ada Bahasa Kupang,
ada Bahasa Ambon, dsb. Bahkan khusus dalam konteks wilayah Maluku,
kita bisa temukan ada bahasa Seram (Seperti Wemale dan Alune), Asilulu,
Kei, Buru, Aru, Ambon, Tanimbar, Selaru, Fordata, Luang, Leti, Kisar, dsb.

180
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

Jumlahnya sangat banyak. Antropolog seperti H. W. Bachtiar menyebut


kurang lebih 250 bahasa dan dialek yang dimiliki masyarakat Indonesia. Eka
Darmaputera menyebut kurang lebih terdapat 300 kelompok etnis dengan
berbagai jenis budaya yang berbeda. Dari aspek agama, hampir semua jenis
agama di dunia, kecuali Yudaimse, kita temukan di Indonesia.
Dengan demikian, bangsa kita ini pada awalnya berdiri sendiri-
sendiri. Tapi atas kesadaran para pendiri bangsa (founding fathers), setiap
perbedaan yang dimiliki masing-masing daerah itu bertekat untuk
“menyatu” membentuk satu Negara, yang disebut Indonesia. Namun,
sebelum menjadi bangsa Indonesia, sudah ada sejumah kelompok
masyarakat yang tersebar di Nusantara ini punya pengalaman sejarah,
bahasa, dan budayanya sendiri-sendiri. Karena itu, perbedaan bangsa
Indonesia ini tidak bisa menjadi perjuangan akhir bangsa Indonesia. Namun,
perbedaan itu harus dipersatukan agar bisa menjadi satu kekuatan bangsa.
Itu berarti proses menjadi sebuah negara “baru” yang namanya Indonesia
itu, namun pada dasarnya kita ini terdiri atau berasal dari sejumlah
masyarakat “lama” dengan tradisi dan pengalaman sejarah masing-masing,
dan apabila dipadukan dalam satu tekat membangun bangsa, maka kita akan
menjadi bangsa yang besar. Sebab, bangsa yang besar adalah bangsa yang
menghargai perbedaan. Dan perbedaan itu hanya bisa dihargai apabila
perbedaan itu dipersatukan lagi. Artinya, masyarakat Indonesia ini terdiri
dari berbagai ragam kebudayaan, bahasa, etnis, agama, tradisi, dsb. Jadi,
kalau ada istilah nation (bangsa) dikenakan kepada semua jenis suku,
misalnya nation (bangsa) Jawa, Sunda, Batak, Maluku, Minangkabau,
Tanimbar, Seram, Ambon, Kei, Babar, Saparua, Geser, Banda, dsb. Masing-
masing suku bangsa dengan budaya dan bahasa serta kekayaan sosial-
budayanya, sangat diharapkan bisa memperkokoh jatidiri bangsa Indonesia
sebagai bangsa yang besar dan kaya akan nilai-nilai budaya bangsa. Ini
harus kita banggakan, karena tidak semua Negara di dunia memiliki
kekayaan budaya sama seperti bangsa Indonesia.

3. K em aj em u kan S osi o- bu daya : S ebu ah Modal S osi al .


Kemajemukan (kepelbagaian) dan kesatuan merupakan ciri khas
bangsa Indonesia. Karena itu, semboyan bangsa kita : “Bhineka Tunggal
Ika” yang artinya, biar berbeda-beda tapi satu jua, adalah suatu kenyataan
sosial bangsa kita, sekaligus harapan dan cita-cita yang patut diwujudkan.
Namun, patut diingat bahwa keaneka-ragamana maupun kesatuan Indonesia,
sesungguhnya merupakan sebuah kondisi sosial sekaligus modal social yang
dimiliki bangsa kita. Oleh karena itu, kondisi sosial yang telah menjadi
“modal” ini harus diperjuangkan agar bisa menghasilkan sesuatu bagi masa
depan bersama. Jika tidak, keaneka-ragaman yang kita banggakan ini bisa
menjadi persoalan/benturan atau tantangan, bahkan ancaman tersediri bagi
bangsa kita. Itulah sebabnya, masing-masing nilai sosio-budaya yang
dimiliki masyarakat harus dipelihara sehingga bisa bermanfaat bagi kita
semua. Contoh sederhana, misalnya : seorang siswa akan mendengarkan
dengan baik ketika guru menjelaskan pelajaran, atau akan menyapa dengan

181
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

sopan ketika bertemu dengan guru di suatu tempat di luar sekolah. Ada
nilai-nilai yang membimbing seseorang dalam melakukan atau tidak
melakukan suatu tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang anak tidak
akan membuat gaduh ketika orang tuanya tengah menerima tamu. Bila siswa
bertemu ke rumah teman, ia akan menyapa orang tua teman yang didatangi
dengan sopan, dsb. Sistem nilai yang mencakup konsep-konsep abstrak
(yang dicita-citakan) itu diharapkan bisa menjadi ukuran atau norma social
yang dapat menuntun kita.
Seperti papatah mengatakan “lain lubuk lain ikannya, lain ladang
lain belalang”. Pepatah ini menggambarkan bahwa setiap daerah memiliki
nilai-nilai yang berbeda dengan daerah lain. Misalnya, kita bertemu dengan
orang lain yang punya adat-istiadat yang berbeda, tentu kita harus saling
menghargai satu sama lain. Betapa tidak, semuanya memang merupakan
kekayaan bangsa kita. Misalnya, di Daerah Miang (Sumatera Barat),
perbuatan tidak menjamah suguhan makan atau minuman, biasanya
diartikan sebagai sikap yang tidak menghargai. Perbedaan nilai bukan hanya
terdapat pada berbagai daerah, tetapi juga pada individu-individu. Misalnya,
ada individu yang berpendapat bahwa menjadi kaya lebih baik daripada
mempertahankan nama baik. Akan tetapi ada pula sebagian orang yang
berpendapat bahwa mempertahankan nama baik dengan risiko hidup pas-
pasan, lebih bernilai dari pada menjadi kaya dengan mengorbankan nama
baik. Perbedaan nilai ini bisa terjadi, karena banyak aspek yang membentuk
nilai itu, antara lain : nilai budaya yang berlaku pada lingkungan tempat
seseorang menerima nilai-nilai sosial itu. Pasti nilai-nilai budaya kita saling
mempengaruhi dan saling membentuk dalam pergaulan kita masing-masing.
Dengan demikian, ketika ada norma dalam masyarakat, sebenarnya
adalah bentuk nyata dari nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Misalnya,
nilai menghormati dan mematuhi orang tua, diperjelas dan dikonkritkan
dengan norma-norma dalam bersikap dan berbicara kepada orang tua. Nilai
sopan santun di sekolah dipertegas dengan tata aturan dalam bentuk cara
berbicara, bertindak, dan berkarya. Norma merupakan patokan-patokan atau
pedoman untuk bertindak dan berperilaku di dalam masyarakat. Fungsi
norma ialah mengatur interaksi sosial supaya terjadilah apa yangdisebut
dengan “tertib social” dalam masyarakat. Norma-norma itu kemudian
berkembang sejalan dengan berkembangnya kebutuhan masyarakat dalam
menjaga keteraturan, ketertiban, dan keberadaan masyarakat.

4. Sikap saling menghargai kemajemukan sosio-budaya


Menyadari kemajemukan nilai sosio-budaya masyarakat Indonesia
sebagai sebuah kenyataan social saja, sesungguhnya belum cukup. Apalagi,
kemjemukan social-budaya itu masih sebatas “ucapan” di bibir kita. Karena
itu, kita tentu membutuhkan suatu sikap keterbukaan (inklusif) dan
kesadaran tersediri terhadap kemajemukan itu.
Dengan kata lain, kemajemukan social-budaya itu bisa diyakini ada
dalam masyarakat kita, apabila masing-masing orang mesti memiliki
kesadaran dan sikap saling menghargai di antara kita. Artinya, kita harus

182
BUKU AJAR REMAJA Umur 13-15 th

saling menghargai satu dengan yang lain, terutama dalam kaitan dengan
nilai-nilai atau tradisi-tradisi hidup yang dimiliki masing-masing komunitas
masyarakat. Itu berarti hanya dengan kesadaran dan penghargaan terhadap
setiap orang dengan nilai budayanya, kita bisa tiba pada pengakuan bahwa
nilai social-buadaya dalam masyarakat kita itu sungguh amat banyak.
Sikap saling terbuka, dan saling mengakui kelebihan dan
kekuarangan kita itulah bisa memungkinkan kita untuk “belajar” dari orang
lain, dan kita sama-sama saling mengisi satu dengan yang lain. Jika tidak
demikian, maka kemjemukan sosia-budaya yang kita miliki itu akan segera
hilang dan tidak berguna apa-apa bagi masa depan masyarakat itu sendiri.
Contoh, nilai kasih-sayang antara kakak dan adik. Jika nilai cinta kasih ini
tidak dihargai dan ditunjukkan dalam kehidupan keluaraga, dan hidup
bermasyarakat, maka suatu ketika nilai persaudaraan itu akan lenyap dari
sikap dan gaya hidup kita. Lalu, secara perlahan nilai-nilai yang lain akan
saling mempengaruhi sehingga pada waktunya akan saling menghancurkan
dan saling menindasa satu dengan yang lain. Lalu apa lagi yang patut kita
banggakan? Atau dengan kata lain, apalagi yang patut kita sebut sebagai
kemajekukan itu? Padahal Tuhan telah melimpahkan begitu banyak
kekayaan yang tersedia di dunia ini bagi kita. Tinggal kita kelola dengan
baik sehingga mendatangkan berkat bagi masa depan kita dan bagi semua
ciptaan.

V. KEGIATAN PENYAJIAN MATERI


1. Metode yang digunakan : Ceramah, dan Diskusi.
2. Langkah kegiatan :
Pengasuh memberikan pengantar sepintas dan kemudian
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan sesuai TIK dan masing-
masing anak diharapkan mengemukakan jawaban sesuai
pengetahuan kognitif dan pengalamannya. Kemudian, pada akhir
pembelajaran pengasuh memberikan kesimpulan

3. Ayat Hafalan :

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat :
4.2. Sumber :

VI. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian kemajemukan sosio-budaya masyarakat;
2. Bandingkan nilai-nilai sosio-budaya yang dimiliki masyarakat Indonesia;
3. Jelaskan makna kemajemukan sosio-budaya masyarakat Indonesia sebagai
modal sosial;
4. Tunjukkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan sosio-budaya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

183

Anda mungkin juga menyukai