Makalah Musik Krumpyung
Makalah Musik Krumpyung
Makalah Musik Krumpyung
“Musik Krumpyung”
Disusun oleh:
- Jeanette
- Jennifer Aileen Leticia
- Marcella Anggatama
Ucapan syukur kami panjatkan kepada kehadiran Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Seni Budaya (paduan
suara) semester genap. Laporan ini juga bertujuan untuk memberikan informasi mengenai
musik tradisional, yaitu musik Krumpyung kepada pembaca.
Penulis menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan dalam penulisan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar penulis
dapat menjadikan laporan ini lebih baik lagi.
Semoga laporan hasil observasi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat memberikan
motivasi kepada pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui sejarah perkembangan Musik Krumpyung.
1.3.2 Untuk mengetahui kegunaan Musik Krumpyung.
1.3.3 Untuk mengetahui alat musik yang digunakan dalam Musik Krumpyung.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada masa itu musik Krumpyung merupakan kesenian rakyat yang dipertunjukkan dalam acara
hajatan warga setempat dan acara upacara adat. Tidak hanya itu saja, musik Krumpyung juga
dipergunakan sebagai pengiring tarian tradisional.
Pada masa pendudukan Jepang, musik Krumpyung sempat menghilang hingga kemudian
muncul kembali pada tahun 1973 atas prakarsa seorang warga setempat bernama Sumitro yang
menghidupkan lagi kesenian ini.
Pada mulanya Sumitro memiliki seorang anak penyandang tuna netra bernama Witra Purbadi
yang memohon untuk dibuatkan alat musik Gamelan Jawa, dikarenakan pada saat itu Witra
Purbadi memiliki kegemaran terhadap seni karawitan yang sering ia dengarkan melalui siaran
radio. Atas dasar tersebut, Sumitro mulai mencoba membuat alat musik untuk memenuhi
permintaan sang anak.
Dengan berbagai keterbatasan untuk membuat alat musik Gamelan Jawa yang terbuat dari
bahan logam, maka Sumitro kembali teringat akan kesenian musik Krumpyung yang pernah
ada di Desa Hargowilis pada waktu masa kecilnya. Para pendahulu di wilayah tersebut pernah
membuat suatu kesenenian musik dengan alat musik dari bambu yang dibuat identik dengan
Gamelan Jawa.
Pada saat itu Sumitro mulai membuat alat musik dengan bahan baku yang berasal dari bambu.
Apa yang dilakukan Sumitro tidak hanya sebatas membuat alat musik saja, tetapi juga
mengajak warga sekitar untuk ikut serta memainkan alat musik buatannya. Upaya tersebut
mendapatkan respon yang baik dari masyarakat sekitar, shingga musik Krumpyung yang
sempat menghilang telah berhasil dihidupkan kembali oleh Sumitro.
Istilah “Krumpyung” dipakai karena alat musik yang digunakan berasal dari bambu dan
masyarakat setempat mengatakan apabila alat musik tersebut dimainkan maka akan
menghasilkan suara “pating krumpyung” atau “krum-pyung krum-pyung” di telinga
pendengarnya.
Dalam penyajian musik Krumpyung menceritakan tentang kisah Raden Panji Asmorobangun
yang sedang mengadakan gladi perang untuk persiapan perang menghadapi musuh dari Bantar
Angin yang dikomandani oleh Patih Singo Lodra dan Bantheng Wulung. Pihak Kraton
Jenggolo di bawah komando Panji Asmorobangun yang diikuti oleh Bancak dan Doyok (Bejer
dan Penthul). Keduanya memang saling bermusuhan, sehingga peperangan pun terjadi. Pada
akhirnya, Kerajaan Bantar Angin kalah dan menyerah. Oleh Panji Asmorobangun kedua orang
ini diberi tugas untuk menjaga pintu gerbang kerajaan Jenggolo.
Selain itu ada pula instrumen vokal yang dalam kesenian ini biasa disebut sebagai sinden atau
penyanyi wanita, sehingga total pemain dalam kesenian musik Krumpyung berjumlah 9 orang.
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Musik Krumpyung adalah salah satu musik tradisional Indonesia yang berasal dan berkembang
di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Musik Krumpyung memiliki sangat banyak fungsi,
seperti untuk pengungkapan emosional, sarana hiburan, sarana komunikasi, pengiring tari,
norma sosial, pengiring ritual, pelestarian budaya, kontribusi integrasi sosial, sarana
pendidikan, dan sarana ekonomi. Penyajian musik Krumpyung dilakukan dengan beberapa alat
musik, seperti krumpyung, saron, demung, bonang, gambang, kempul, gong, dan kendang.
3.2 Saran
Sebaiknya, kita sebagai masyarakat Indonesia patut bangga terhadap musik Krumpyung
sebagai salah satu keunikan dan keberagaman negara kita. Selain itu, kita juga harus turut ikut
melestarikan musik Krumpyung agar dapat tetap dikenal banyak orang. Beberapa cara yang
dapat kita lakukan untuk melestarikan musik tradisional adalah dengan cara mengenalkan
musik tradisional, mempelajari sejarah serta seluk beluk musik tradisional, belajar cara
memainkan musik tradisional, dan masih banyak lagi upaya yang dapat kita lakukan untuk
melestarikan musik Krumpyung.