Fakta Menarik Ka’bah

ka'bah

Ka’bah, bangunan berbentuk kubus di tengah Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi, merupakan pusat ibadah umat Islam di seluruh dunia. Selain itu, sebagai kiblat bagi lebih dari 1,9 miliar Muslim, Ka’bah memiliki sejarah panjang dan sejumlah fakta menarik. Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang Ka’bah :

ka'bah

Bangunan Tertua di Dunia yang Menjadi Tempat Ibadah

Ka’bah di yakini sebagai bangunan tertua yang khusus untuk penyembahan kepada Allah. Selanjutnya, dalam Al-Qur’an, di sebutkan bahwa Ka’bah pertama kali di bangun oleh Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail. Akhirnya, bangunan ini telah menjadi tempat ibadah utama bagi umat Islam sejak ribuan tahun lalu.

Di bangun Ulang Berkali-Kali

Meskipun pertama kali di bangun oleh Nabi Ibrahim, telah mengalami banyak renovasi dan rekonstruksi akibat kerusakan alami maupun peristiwa tertentu. Renovasi besar terakhir pada abad ke-7 di bawah pemerintahan Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Struktur yang kita lihat sekarang adalah hasil dari renovasi tersebut, dengan beberapa tambahan modern untuk melindungi bangunan dari cuaca ekstrem.

Bukan Kubus yang Sempurna

Meski berbentuk kubus, sebenarnya memiliki sisi yang tidak sepenuhnya sama panjang. Bentuknya sedikit tidak simetris, tetapi hal ini tidak mengurangi keindahan atau maknanya sebagai simbol keimanan.

Selimut Kain Kiswah Berlapis Emas

Setiap tahun, Ka’bah di selimuti kain baru yang di sebut *Kiswah*. Kiswah ini terbuat dari sutra hitam dan di hiasi bordiran ayat-ayat Al-Qur’an menggunakan benang emas. Proses pembuatan Kiswah memakan waktu berbulan-bulan dan melibatkan para ahli seni kaligrafi.

Hajar Aswad

Salah satu bagian paling terkenal dari Ka’bah adalah *Hajar Aswad* (Batu Hitam) yang terletak di sudut timur bangunan. Batu ini di yakini berasal dari surga dan awalnya berwarna putih. Namun, dosa manusia membuatnya berubah menjadi hitam. Jamaah yang melaksanakan tawaf biasanya berusaha mencium atau menyentuh batu ini, meskipun tidak di wajibkan.

Sebagai Kiblat

Menjadi arah kiblat bagi umat Islam dalam melaksanakan salat. Sebelum di tetapkan, umat Islam pada masa awal kenabian Nabi Muhammad SAW sempat menghadap Baitul Maqdis di Yerusalem. Perubahan arah kiblat ke Ka’bah terjadi sekitar 17 bulan setelah hijrah ke Madinah.

Banjir Pernah Melanda

Makkah pernah di landa banjir besar yang menyebabkan air menggenangi area sekitar Ka’bah. Salah satu banjir terbesar terjadi pada tahun 1941, dan foto-fotonya menunjukkan Ka’bah yang sebagian terendam air. Berkat renovasi dan pengelolaan modern, Masjidil Haram kini dilengkapi sistem drainase yang canggih untuk mencegah banjir.

Multazam

Multazam adalah area di antara pintu Ka’bah dan Hajar Aswad yang diyakini sebagai tempat mustajab untuk berdoa. Banyak jamaah haji dan umrah berusaha menyentuh bagian ini dan memanjatkan doa dengan penuh harap.

Berada di Tengah Dunia

Secara geografis, Ka’bah berada di Mekah, yang dianggap oleh sebagian ulama sebagai pusat dunia. Ini menjadi simbol spiritual bahwa umat Islam dari segala penjuru dunia bersatu dalam ibadah kepada Allah SWT.

Di kelilingi oleh Masjid Terbesar di Dunia

Ka’bah terletak di dalam Masjidil Haram, yang merupakan masjid terbesar di dunia. Masjid ini mampu menampung jutaan jamaah selama musim haji. Setiap tahun, Masjidil Haram terus diperluas untuk mengakomodasi jumlah jamaah yang semakin meningkat.

Tidak Ada Jemaah yang Boleh Memunggungi Ka’bah

Ketika berada di sekitar Ka’bah, ada adab untuk tidak memunggunginya saat sedang duduk atau berdiri. Umat Islam menghormatinya sebagai rumah Allah, sehingga sikap tersebut menjadi bentuk penghormatan.

Pernah Dijarah

Pada tahun 930 M, pernah diserang oleh kelompok Qarmatian. Dalam peristiwa ini, mereka mencuri Hajar Aswad dan membawanya ke Bahrain. Batu itu baru kembali setelah 22 tahun dengan kondisi retak. Kini, Hajar Aswad terdiri dari beberapa pecahan kecil yang terbingkai perak.

Langit Selalu Terbuka

Ada keyakinan bahwa langit di atas Ka’bah selalu terbuka sebagai simbol bahwa doa yang dipanjatkan di sana langsung sampai kepada Allah. Meskipun ini adalah keyakinan yang bersifat spiritual, banyak jamaah merasa mendapatkan ketenangan dan kedamaian saat berdoa di sekitar Ka’bah.

Teknologi Modern

Untuk menjaga keamanan dan jamaah yang beribadah, area Masjidil Haram terlengkapi dengan teknologi modern seperti kamera pengawas, sistem pencahayaan canggih, dan manajemen keramaian berbasis teknologi.

Tawaf di Sekitar

Tawaf adalah ritual mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali oleh jamaah haji dan umrah. Ritual ini melambangkan penghormatan kepada Allah dan meneladani Nabi Ibrahim yang membangun Ka’bah sebagai pusat ibadah.

Ka’bah bukan hanya sebuah bangunan fisik, tetapi juga simbol persatuan dan keimanan bagi umat Islam di seluruh dunia. Setiap fakta menunjukkan keistimewaannya sebagai pusat spiritual yang telah menginspirasi umat manusia selama ribuan tahun. Semoga kita semua dapat mengunjunginya dan merasakan kedamaian yang ada di sana.

Masjid Niujie, Masjid Terbesar dan Tertua di Beijing China

masjid niejui

Masjid Niujie, yang terletak di Distrik Xicheng, Beijing, adalah salah satu landmark Islam yang paling bersejarah di China. Masjid ini dibangun pada tahun 996 Masehi selama Dinasti Liao dan telah mengalami berbagai renovasi sepanjang sejarahnya. Nama “Niujie” berasal dari kawasan tempat masjid ini berdiri, yang secara harfiah berarti “Jalan Sapi,” mencerminkan tradisi komunitas Muslim di kawasan tersebut yang menghindari konsumsi daging babi dan lebih memilih daging sapi halal.

Pada awal pendiriannya, Masjid Niujie dirancang untuk melayani komunitas Muslim di Beijing, yang sebagian besar adalah Hui, salah satu dari 56 kelompok etnis yang diakui di China. Hingga saat ini, masjid ini tetap menjadi pusat kehidupan religius dan sosial komunitas Muslim di ibu kota China.

masjid niejui

Arsitektur dan Desain Masjid

Arsitektur Masjid Niujie adalah perpaduan unik antara gaya tradisional Tiongkok dan elemen khas Islam. Hal ini terlihat dari struktur masjid yang menyerupai kuil Tiongkok, namun dihiasi dengan kaligrafi Arab yang indah dan simbol-simbol Islam.

1. Bangunan Utama

Masjid Niujie memiliki aula utama untuk shalat yang mampu menampung ratusan jamaah. Aula ini di dekorasi dengan kayu berukir, tulisan Arab, dan warna-warna yang khas seperti hijau, merah, dan emas.

2. Menara dan Minaret

Masjid ini tidak memiliki menara seperti masjid-masjid tradisional di Timur Tengah, melainkan menara bergaya Tiongkok yang berbentuk pagoda. Fungsi menara ini tetap sama, yaitu untuk mengumandangkan azan.

3. Halaman

Masjid ini di kelilingi oleh halaman luas yang di penuhi dengan tanaman dan pohon tua. Halaman ini di rancang untuk menciptakan suasana tenang dan damai, sesuai dengan tradisi Islam dan budaya Tiongkok.

Peran Masjid Niujie dalam Komunitas Muslim

masjid niejui

Masjid Niujie bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat pendidikan dan sosial bagi komunitas Muslim di Beijing. Selama berabad-abad, masjid ini telah menjadi tempat belajar agama, bahasa Arab, dan hukum Islam bagi generasi muda Muslim.

1. Pusat Kebudayaan Islam

Masjid ini sering di gunakan untuk mengadakan acara-acara keagamaan, seperti perayaan Idul Fitri dan Idul Adha, serta pengajian rutin.

2. Pusat Edukasi

Masjid Niujie juga menjadi tempat pengajaran ilmu-ilmu Islam. Banyak ulama besar dari komunitas Hui memulai pendidikan mereka di masjid ini sebelum melanjutkan ke lembaga-lembaga Islam lainnya.

3. Pusat Pertemuan

Selain itu, masjid ini juga menjadi tempat pertemuan bagi para pedagang Muslim dari berbagai penjuru China dan negara-negara lain yang berkunjung ke Beijing.

Renovasi dan Pelestarian

Masjid Niujie telah mengalami banyak renovasi sejak pertama kali di bangun. Renovasi besar di lakukan pada masa Dinasti Ming (1368–1644) dan Dinasti Qing (1644–1912). Pemerintah China juga mengambil langkah-langkah pelestarian untuk memastikan masjid ini tetap berdiri kokoh sebagai warisan budaya Islam di China.

Era Modern

Menjadi salah satu destinasi wisata religi paling populer di Beijing. Masjid ini menarik perhatian tidak hanya dari umat Muslim, tetapi juga wisatawan dari berbagai latar belakang yang ingin mengenal lebih jauh tentang sejarah Islam di China.

Simbol keberagaman dan harmoni budaya di Beijing. Sebagai masjid tertua dan terbesar di kota ini, Masjid Niujie tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga saksi bisu perjalanan panjang komunitas Muslim di China.

Bagi siapa pun yang berkunjung ke Beijing, Masjid Niujie adalah destinasi yang wajib di kunjungi untuk mengenal lebih dalam perpaduan unik antara budaya Tiongkok dan tradisi Islam.

PT Mustaka Multi Tehnik – Corporate Social Responsibility

pt mustaka

PT Mustaka Multi Tehnik, sebagai produsen kubah masjid yang berbasis di Pati, menunjukkan komitmennya terhadap tanggung jawab sosial melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Pada Selasa, 10 Oktober 2023, perusahaan ini mengambil inisiatif untuk membantu warga Desa Ronggo, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati, yang terdampak kekeringan akibat kemarau panjang.

Dalam aksi sosial tersebut, PT Mustaka Multi Tehnik mendistribusikan air bersih ke wilayah yang mengalami kesulitan pasokan air. Bantuan ini di sambut dengan antusias oleh masyarakat setempat, mengingat air bersih merupakan kebutuhan utama yang sangat mendesak, terutama di tengah kondisi sulit akibat musim kemarau berkepanjangan.

pt mustaka

Kekeringan dan Dampaknya pada Masyarakat

Kemarau panjang yang melanda wilayah Pati telah menyebabkan banyak desa mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Desa Ronggo, salah satu wilayah terdampak, menghadapi kondisi kritis akibat minimnya sumber air. Air bersih yang seharusnya menjadi kebutuhan pokok harian sulit di akses, sehingga mengganggu aktivitas rumah tangga, pertanian, dan kebutuhan lainnya.

Melihat kondisi tersebut, PT Mustaka Multi Tehnik merasa terpanggil untuk turun tangan membantu. Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), perusahaan mengirimkan armada pengangkut air bersih langsung ke desa tersebut. Bantuan ini merupakan bentuk nyata dari upaya perusahaan dalam meringankan beban masyarakat yang terdampak.

pt mustaka

Aksi Nyata yang Membawa Harapan

Pengiriman air bersih ini di sambut dengan antusias oleh masyarakat Desa Ronggo. Para warga merasa sangat terbantu dengan adanya pasokan air bersih yang di berikan. Aksi ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi kebutuhan sehari-hari warga. Tetapi juga memberikan harapan baru bahwa masih banyak pihak yang peduli terhadap nasib masyarakat di tengah bencana kekeringan.

Warga desa setempat menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada PT Mustaka Multi Tehnik atas bantuan ini. “Bantuan ini sangat berarti bagi kami. Di saat kondisi sulit seperti ini, kepedulian PT Mustaka Multi Tehnik adalah bukti nyata bahwa perusahaan memiliki hati untuk masyarakat kecil,”

Komitmen PT Mustaka Multi Tehnik terhadap Tanggung Jawab Sosial

PT Mustaka Multi Tehnik selalu percaya bahwa kesuksesan bisnis tidak hanya di ukur dari keuntungan finansial, tetapi juga dari seberapa besar perusahaan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu, program CSR menjadi pilar penting dalam strategi perusahaan. Dalam setiap aksinya, PT Mustaka Multi Tehnik selalu berusaha untuk mendukung terciptanya kesejahteraan masyarakat, baik melalui bantuan langsung seperti distribusi air bersih maupun inisiatif lainnya.

pt mustaka

Langkah PT Mustaka Multi Tehnik dalam membantu masyarakat terdampak kekeringan di Desa Ronggo adalah bukti bahwa perusahaan berkomitmen untuk membangun masa depan yang lebih baik. Tidak hanya untuk lingkungan sekitar.

Bantuan ini di harapkan dapat menjadi inspirasi bagi perusahaan lain untuk turut mengambil bagian dalam membantu masyarakat yang membutuhkan. Dengan semangat gotong royong, di harapkan masalah sosial seperti kekeringan dapat di atasi bersama-sama.

Melalui program CSR ini. Mustaka ingin menyampaikan bahwa kepedulian terhadap sesama adalah tanggung jawab semua pihak, baik individu maupun institusi. Dengan bersinergi, berbagai masalah sosial dapat di atasi, dan masyarakat dapat merasakan manfaat dari kehadiran perusahaan di tengah-tengah mereka.

Dengan semangat membantu, Mustaka akan terus hadir sebagai mitra masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang lebih sejahtera dan berdaya. Dari pembangunan kubah masjid hingga aksi sosial serta perusahaan ini berkomitmen untuk memberikan yang terbaik.

Produksi Kubah Masjid di Penekukan

produksi kubah

Produksi Kubah Masjid di Penekukan adalah proses pembentukan material, terutama zincalume, dengan menekuknya pada sudut tertentu untuk mendapatkan bentuk dan struktur tertentu. Proses ini penting dalam industri konstruksi kubah, di mana lembaran zincalume dibentuk menjadi panel melengkung yang kemudian dirakit menjadi bentuk kubah.

produksi kubah

Prinsip Dasar Penekukan

Penekukan melibatkan aplikasi gaya pada material hingga mencapai sudut dan bentuk yang diinginkan. Gaya ini bisa diterapkan dengan berbagai cara, tergantung pada jenis zincalume, ketebalannya, dan desain yang ingin dicapai. Dalam industri kubah, keakuratan dan presisi dalam penekukan sangat penting untuk memastikan setiap panel dapat saling mengunci dan membentuk struktur kubah yang kokoh dan estetis.

Jenis Proses Penekukan
1. Bending

Bending adalah penekukan dasar menggunakan mesin bending, yang menekuk lembaran logam pada sudut tertentu. Proses ini cocok untuk membuat sudut tajam atau lengkungan sederhana. Mesin bending memiliki cetakan yang bisa diatur sesuai sudut yang diinginkan, sehingga cocok untuk panel dengan lengkungan minimal.

2. Roll Bending

Roll bending menggunakan mesin dengan tiga rol untuk menekuk pipa secara bertahap, membentuk lengkungan melingkar atau silindris. Mesin ini sering berguna untuk membuat pipa yang akan membentuk rangka kubah, karena dapat menghasilkan lengkungan halus dan seragam. Roll bending memungkinkan material di bentuk menjadi silinder atau bahkan lingkaran penuh, ideal untuk konstruksi kubah besar.

3. Press Brake Bending

Dalam press brake bending, mesin menekan panel zincalume ke dalam cetakan dengan sudut tertentu. Metode ini memungkinkan penekukan yang sangat akurat, bahkan pada sudut tajam, dan sangat efektif untuk membuat bentuk kubah yang membutuhkan lengkungan yang berbeda-beda dalam satu panel.

Faktor yang Mempengaruhi Proses Penekukan

– Ketebalan Material : Material tebal membutuhkan lebih banyak gaya untuk mencapai sudut penekukan, sementara material yang lebih tipis cenderung lebih fleksibel tetapi rentan terhadap retak.

– Jenis Material : Setiap jenis zincalume memiliki karakteristik unik dalam hal kelenturan dan ketahanan, seperti aluminium yang lebih mudah di bandingkan baja. Memilih material yang tepat akan memengaruhi hasil akhir.

– Sudut Penekukan : Sudut yang menentukan kekuatan gaya yang harus di terapkan, terutama pada zincalume. Semakin tajam sudutnya, semakin besar gaya yang di perlukan.

– Alat dan Teknologi : Mesin dan teknologi dalam proses penekukan juga memainkan peran penting. Mesin yang lebih canggih mampu menghasilkan penekukan yang lebih presisi, dengan tingkat kesalahan minimal.

Aplikasi Penekukan dalam Pembuatan Kubah

Proses penekukan dalam pembuatan kubah untuk membentuk panel melengkung yang menyatu membentuk struktur kubah. Dalam konstruksi kubah, penekukan harus dengan sangat akurat, agar setiap panel saling mengunci dengan sempurna, memberikan stabilitas struktural, dan menciptakan bentuk estetis.

Kubah-kubah ini mungkin menggunakan berbagai jenis penekukan, tergantung pada desain dan bahan. Proses ini bisa memakan waktu karena membutuhkan perhitungan dan presisi tinggi, terutama untuk kubah yang membutuhkan bentuk setengah lingkaran.

Keuntungan Proses Penekukan dalam Industri Produksi Kubah

– Presisi Bentuk : Penekukan memungkinkan pembuatan bentuk lengkung yang presisi, memastikan setiap panel sesuai dengan desain.

– Kekuatan Struktural : Bentuk kubah memiliki stabilitas struktural yang kuat, dan penekukan yang tepat membantu memastikan integritas strukturalnya.

– Fleksibilitas Desain : Dengan berbagai teknik penekukan, desain kubah dapat bervariasi dari yang sederhana hingga yang rumit.

– Penghematan Material : Penekukan yang efisien meminimalkan pemborosan material dan mengurangi biaya produksi.

Dengan perkembangan teknologi, proses penekukan semakin presisi dan efisien. Teknologi otomatisasi, seperti mesin CNC, semakin umum di pergunakan, memungkinkan penekukan dengan kontrol yang lebih tinggi. Di masa depan, penggunaan material ramah lingkungan dan teknologi cetak 3D mungkin akan semakin mendominasi industri ini, memungkinkan desain yang lebih kompleks dan unik.

Masjid Raya Xi’an Tiongkok

masjid raya

Masjid Raya Xi’an adalah salah satu masjid tertua dan paling bersejarah di Tiongkok, terletak di kota Xi’an, yang dahulu merupakan pusat perdagangan di Jalur Sutra. Berbeda dengan masjid di negara lain. Sebaliknya Masjid Raya Xi’an tidak menampilkan ciri arsitektur khas Timur Tengah. Meskipun itu, gaya tradisional Tiongkok menjadikannya desain unik dalam sejarah Islam dunia.

masjid raya

1. Sejarah Masjid Raya Xi’an
  • Asal Usul Pendirian : Masjid ini diperkirakan didirikan pada masa Dinasti Tang (sekitar tahun 742 M), ketika pedagang Muslim dari Asia Tengah tiba melalui Jalur Sutra.
  • Perkembangan Dinasti Ming : Masjid ini kemudian mengalami renovasi besar-besaran pada zaman Dinasti Ming dan Qing. Singkatnya di mana banyak struktur bangunan ditambahkan.
  • Pengaruh Jalur Sutra : Kota Xi’an sebagai pusat perdagangan memungkinkan terjadinya pertukaran budaya, termasuk penyebaran agama Islam oleh pedagang dari Persia dan Arab.
  • Masjid ini telah bertahan selama lebih dari 1.200 tahun, menjadikannya salah satu peninggalan arsitektur Islam tertua dan paling dihormati di Tiongkok.
2. Arsitektur Masjid Raya Xi’an

masjid raya

  • Perpaduan Gaya Tiongkok dan Islam : Masjid ini memadukan arsitektur Tiongkok dengan elemen Islam. Menggunakan atap melengkung, pagoda, dan gerbang yang megah.
  • Tata Letak : Masjid memiliki lima halaman yang berurutan menuju ruang utama, dan di kelilingi oleh bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai tempat shalat, ruang pertemuan, dan tempat tinggal imam.
  • Kaligrafi dan Hiasan: Masjid ini di hiasi kaligrafi Arab dan Tiongkok yang indah, menambahkan keunikan dalam seni Islam dan budaya Tiongkok.
3. Fungsi Sosial dan Religius Masjid Raya Xi’an
  • Pusat Kegiatan Keagamaan : Masjid ini menjadi pusat kegiatan ibadah dan dakwah bagi komunitas Muslim lokal.
  • Wisata Religi dan Sejarah : Masjid ini menarik wisatawan dari berbagai negara yang ingin melihat perpaduan budaya dan belajar tentang sejarah Islam di Tiongkok.
4. Perawatan dan Pelestarian Masjid
  • Renovasi dan Pemeliharaan : Pemerintah Tiongkok mengelola pelestarian masjid ini dengan hati-hati agar tetap mempertahankan nilai sejarah dan budaya.
  • Peran Komunitas Muslim : Komunitas Muslim lokal juga turut berperan dalam merawat masjid ini, menjaga fungsi ibadah dan tradisi keagamaan.
5. Nilai Budaya dan Spiritualitas
  • Simbol Toleransi : Masjid Raya Xi’an menjadi simbol toleransi dan keberagaman budaya yang mencerminkan perjalanan sejarah Islam di wilayah Tiongkok.
  • Sumber Pengetahuan Islam : Banyak teks dan manuskrip kuno Islam yang di simpan di sini. Memberikan kesempatan bagi pelajar dan peneliti untuk mempelajari sejarah Islam dan hubungannya dengan budaya Tiongkok.
6. Daya Tarik Wisata Religi dan Budaya
  • Masjid ini menarik banyak wisatawan lokal dan internasional yang ingin mempelajari sejarah Islam di Tiongkok. Serta menikmati keindahan arsitekturnya yang unik.
  • Keindahan bangunan dan keunikannya dalam menggabungkan budaya Tiongkok dan Islam. Masjid Raya Xi’an sebagai situs yang wajib di kunjungi bagi wisatawan.
7. Situs Warisan dan Pelestarian yang Di pertahankan
  • Masjid ini di lindungi sebagai bagian dari situs bersejarah di Tiongkok. Dan di pelihara dengan baik untuk mempertahankan keasliannya.
  • Pemerintah dan komunitas lokal terus melakukan renovasi dan pemeliharaan agar masjid tetap kokoh dan terjaga keindahannya.

Masjid Raya Xi’an adalah cerminan nyata bagaimana Islam berkembang dan berasimilasi dengan budaya lokal di Tiongkok. Sebagai salah satu masjid tertua dan terunik. Masjid ini menghubungkan masa lalu dengan masa kini, memperkaya pemahaman akan sejarah agama, budaya, dan toleransi di Tiongkok.

Masjid Agung Moskwa

masjid agung moskwo

MMasjid Agung Moskwa, atau yang dikenal sebagai Moscow Cathedral Mosque. Adalah salah satu masjid paling ikonik di Eropa dan merupakan simbol penting bagi komunitas Muslim di Rusia. Terletak di pusat kota Moskwa, masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah. Tetapi juga menjadi simbol persatuan dan keragaman di Rusia.

masjid agung moskwo

Sejarah Pendirian dan Renovasi Masjid Agung Moskwa

Masjid Agung Moskwa pertama kali dibangun pada tahun 1904. Pada masa itu, masjid ini merupakan salah satu dari sedikit masjid di Moskwa. Menjadi pusat kehidupan keagamaan bagi komunitas Muslim yang tinggal di kota tersebut. Meskipun ukurannya relatif kecil dibandingkan dengan masjid lain di Dunia. Masjid ini memiliki makna yang besar bagi umat Islam di Rusia.

Pendirian masjid ini pada awal abad ke-20 mencerminkan kebutuhan akan tempat ibadah bagi umat Muslim di Moskwa. Rusia pada masa itu adalah negara dengan populasi Muslim yang signifikan, terutama di wilayah-wilayah seperti Tatarstan, Bashkortostan, dan Kaukasus. Namun, di Moskwa sendiri, umat Muslim masih menghadapi tantangan dalam menemukan tempat ibadah yang memadai.

Masjid ini dibangun dengan dana yang dikumpulkan oleh komunitas Muslim di Moskwa dan didesain oleh arsitek Rusia, Nikolay Zhukov. Gaya arsitektur awal masjid ini mencerminkan pengaruh arsitektur Timur Tengah dan Asia Tengah. Dengan elemen-elemen seperti kubah dan menara yang khas. Masjid ini menjadi pusat penting bagi komunitas Muslim di Moskwa, yang terus berkembang meskipun menghadapi berbagai tantangan politik dan sosial.

Revolusi

Setelah Revolusi Bolshevik pada tahun 1917 dan berdirinya Uni Soviet, banyak tempat ibadah di Rusia mengalami penindasan dan penutupan. Namun, Masjid Agung Moskwa berhasil bertahan sebagai salah satu dari sedikit masjid yang tetap berfungsi selama periode Soviet. Meskipun mengalami tekanan dari pemerintah, masjid ini tetap menjadi tempat ibadah yang penting bagi komunitas Muslim di Moskwa.

Pada masa ini, masjid mengalami penurunan kondisi karena kurangnya pemeliharaan dan perhatian dari pemerintah. Namun, masjid tetap berfungsi sebagai pusat kehidupan keagamaan bagi umat Islam di kota tersebut. Banyak Muslim dari seluruh penjuru Rusia yang datang ke Moskwa. Menghadiri shalat Jumat dan perayaan keagamaan lainnya di masjid ini.

Setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, Rusia mengalami kebangkitan spiritual dan agama, termasuk di kalangan umat Muslim. Pada awal abad ke-21. Pemerintah Rusia dan komunitas Muslim setempat menyadari bahwa Masjid Agung Moskwa memerlukan renovasi besar-besaran. Memenuhi kebutuhan umat Muslim yang terus berkembang di Moskwa.

Pada tahun 2005, keputusan untuk merenovasi dan memperluas masjid ini akhirnya diambil. Proyek renovasi ini melibatkan pembongkaran sebagian besar struktur asli masjid dan pembangunan kembali dengan desain yang lebih besar dan lebih megah. Arsitek Rusia yang terkenal, Ilyas Tazhiyev, ditunjuk untuk memimpin proyek ini, dengan tujuan untuk menciptakan masjid yang tidak hanya fungsional tetapi juga estetis.

Proses renovasi memakan waktu satu dekade penuh dan melibatkan berbagai tantangan teknis dan logistik. Namun, hasil akhirnya adalah sebuah masjid yang dapat menampung hingga 10.000 jamaah, menjadikannya sebagai masjid terbesar di Eropa. Masjid ini dibuka kembali secara resmi pada tanggal 23 September 2015, dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, dan pemimpin Muslim lainnya dari seluruh dunia.

masjid agung moskwo

Arsitektur dan Desain Masjid Agung Moskwa

Masjid Agung Moskwa memiliki arsitektur yang menggabungkan elemen-elemen tradisional Islam dengan sentuhan modern. Desain masjid ini mencerminkan perpaduan antara arsitektur klasik Timur Tengah dengan pengaruh lokal Rusia, menciptakan sebuah bangunan yang unik dan mengesankan.

Eksterior

Eksterior Masjid Agung Moskwa menampilkan keindahan arsitektur Islam dengan dua menara yang menjulang tinggi dan kubah besar yang berwarna hijau dengan aksen emas. Kubah utama masjid ini memiliki diameter 46 meter dan ketinggian sekitar 50 meter, membuatnya menjadi salah satu kubah terbesar di Rusia. Warna hijau pada kubah ini melambangkan Islam, sementara aksen emas mencerminkan kemuliaan dan kebesaran Tuhan.

Dua menara masjid ini memiliki ketinggian masing-masing 72 meter, yang membuatnya terlihat dari berbagai penjuru kota Moskwa. Menara ini di gunakan untuk mengumandangkan azan, panggilan untuk shalat, dan juga menjadi simbol kehadiran Islam di ibu kota Rusia.

Interior

Interior Masjid Agung Moskwa di rancang dengan sangat hati-hati untuk menciptakan suasana yang khusyuk dan damai bagi para jamaah. Ruang shalat utama masjid ini dapat menampung ribuan jamaah sekaligus, dengan lantai yang di lapisi karpet tebal dan dinding yang di hiasi dengan kaligrafi Arab yang indah.

Langit-langit masjid ini di hiasi dengan ornamen geometris dan bunga-bunga yang terinspirasi oleh seni Islam tradisional. Lampu-lampu kristal besar menggantung dari langit-langit, memberikan cahaya yang lembut dan menciptakan suasana yang sakral. Mihrab, tempat imam memimpin shalat, di dekorasi dengan marmer putih dan ornamen emas, menjadi pusat perhatian di dalam ruang shalat.

Di dalam masjid, terdapat pula ruang khusus untuk wanita, yang terletak di lantai atas dan di lengkapi dengan fasilitas yang sama dengan ruang shalat utama. Desain ini memastikan bahwa semua jamaah, baik pria maupun wanita, dapat beribadah dengan nyaman dan khusyuk.

Fasilitas Tambahan

Masjid Agung Moskwa tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan budaya bagi komunitas Muslim di Moskwa. Di dalam kompleks masjid, terdapat ruang-ruang kelas, perpustakaan, dan auditorium yang di gunakan untuk berbagai kegiatan keagamaan dan pendidikan. Masjid ini juga menjadi tuan rumah bagi berbagai acara dan perayaan keagamaan, seperti peringatan Maulid Nabi Muhammad dan perayaan Idul Fitri dan Idul Adha.

Perpustakaan masjid ini menyimpan koleksi buku-buku keagamaan, sejarah Islam, dan literatur Islam dalam berbagai bahasa, termasuk Arab, Rusia, dan Tatar. Fasilitas ini terbuka untuk umum dan sering di gunakan oleh mahasiswa, peneliti, dan siapa saja yang tertarik untuk mempelajari Islam.

Peran dan Signifikansi Masjid Agung Moskwa

Masjid Agung Moskwa memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan Muslim di Rusia, tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat sosial, pendidikan, dan budaya. Berikut ini adalah beberapa aspek penting dari peran dan signifikansi masjid ini.

Pusat Keagamaan dan Ibadah

Sebagai masjid terbesar di Moskwa dan salah satu yang terbesar di Eropa, Masjid Agung Moskwa menjadi pusat ibadah utama bagi umat Muslim di ibu kota Rusia. Setiap hari, ribuan jamaah datang ke masjid ini untuk melaksanakan shalat lima waktu, shalat Jumat, dan shalat tarawih selama bulan Ramadan. Masjid ini juga menjadi tempat pelaksanaan shalat Idul Fitri dan Idul Adha, yang di hadiri oleh puluhan ribu umat Muslim.

Masjid ini juga sering menjadi tuan rumah bagi acara-acara keagamaan besar, seperti peringatan Maulid Nabi dan kegiatan keagamaan lainnya. Selain itu, masjid ini juga menyediakan layanan untuk pernikahan, pemakaman, dan acara-acara keagamaan lainnya, menjadikannya sebagai pusat kehidupan keagamaan bagi komunitas Muslim di Moskwa.

Pusat Pendidikan dan Pengajaran Islam

Masjid Agung Moskwa memiliki peran penting dalam pendidikan dan pengajaran Islam di Rusia. Di dalam kompleks masjid, terdapat madrasah yang menawarkan pendidikan agama bagi anak-anak dan remaja, serta kelas-kelas untuk orang dewasa yang ingin mempelajari Al-Qur’an, hadis, dan fiqh (hukum Islam). Program-program pendidikan ini membantu membina generasi Muslim yang memahami ajaran Islam dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, masjid ini juga sering mengadakan seminar, ceramah, dan diskusi tentang berbagai topik keagamaan dan sosial, yang di hadiri oleh ulama dan cendekiawan Islam dari Rusia dan luar negeri. Acara-acara ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang Islam dan menjawab berbagai tantangan yang di hadapi oleh komunitas Muslim di Rusia.

Pusat Budaya dan Komunitas

Masjid Agung Moskwa juga berfungsi sebagai pusat budaya dan komunitas bagi umat Muslim di Moskwa. Menjadi tempat pertemuan bagi berbagai kelompok etnis Muslim yang tinggal di Moskwa, termasuk Tatar, Bashkir, Chechen, dan banyak lainnya. Masjid ini memainkan peran penting dalam mempromosikan kerukunan antarumat beragama dan etnis di kota ini.

Selain itu, masjid ini juga menjadi tempat bagi berbagai acara budaya, seperti pameran seni Islam, konser musik, dan festival budaya yang menampilkan kekayaan tradisi dan warisan Islam. Acara-acara ini tidak hanya di hadiri oleh umat Muslim, tetapi juga oleh masyarakat umum, yang ingin mengetahui lebih banyak tentang Islam dan budaya Muslim.

Sejarah Masjid Al-Furqon Lendah, Kulonprogo

sejarah masjid

Sejarah Masjid Al-Furqon Lendah, Kulonprogo – Nama Al Furqon baru di berikan pada tahun 1980-an. Sebelum itu, sejak didirikan pada tahun 1860, bangunan ini belum memiliki nama dan di kenal oleh masyarakat sebagai Masjid Lendah. Seiring waktu, bangunan tersebut mengalami beberapa kali pembangunan dan renovasi, dan bentuk yang kita lihat sekarang merupakan hasil renovasi pada tahun 1996. Sebelumnya, masjid ini terletak di tengah area pemakaman, yang memberikan kesan angker karena ukurannya yang kecil dan rendah. Namun, pada tahun 1996, makam-makam tersebut di pindahkan ke pemakaman umum, dan area sekitar masjid di ubah dengan menambahkan taman bermain dan lapangan futsal untuk anak-anak, sehingga menciptakan suasana yang lebih nyaman.

sejarah masjid

Bangunan ini berdiri di atas lahan seluas hampir 2.000 meter persegi dengan luas bangunan sekitar 325 meter persegi. Lokasinya yang berada di tanah Sultan Ground membuat banyak orang mengaitkan masjid ini dengan Masjid Patok Nagari. Terutama karena kemiripan arsitekturnya. Menurut Pak Sutirto, masjid ini memiliki ikatan dengan Kraton Ngayogyakarta dan telah terdaftar secara administratif di Kraton, termasuk marbotnya yang akan mendapatkan kekancingan dari Kraton.

Sejarah Masjid Al-Furqon Lendah, Kulonprogo.

sejarah masjid

Tempat ibadah ini berada di dekat kompleks makam Kyai Landoh, tokoh penting dalam perkembangan Islam di Lendah. Meskipun terdapat perbedaan waktu antara masa hidup Kyai Landoh pada tahun 1600-an dan pembangunan masjid ini pada tahun 1860. Tidak ada catatan sejarah yang menghubungkan keduanya secara langsung. Namun, terdapat kesamaan antara mustoko atau kubah yang ada di masjid ini dengan yang ada di makam Kyai Landoh, yang sejak awal tidak pernah di ganti. Kubah ini terbuat dari keramik atau tanah liat, sehingga hingga kini kondisinya masih baik, seperti saat pertama kali di pasang. Selain kubah, bagian lain yang masih tersisa dari bangunan lama adalah tembok pagar dan beberapa kayu blandar yang ada di bangunan utama.

sejarah masjid

Renovasi masjid ini melibatkan kontribusi besar dari masyarakat sekitar. Proses renovasi di lakukan secara bertahap hingga mencapai kondisi yang ada saat ini. Sejak awal, sebagian besar biaya dan tenaga berasal dari swadaya masyarakat. Batu pondasi berasal dari sumbangan salah satu warga yang memberikan gunung batu. Pasir di ambil dari sungai Progo secara gotong royong, kayu berasal dari pohon yang di sumbang oleh masyarakat sekitar. Batu bata di buat secara bersama-sama di tanah kas Desa Jatirejo. Besarnya partisipasi masyarakat inilah yang membuat mereka merasa memiliki tanggung jawab untuk memakmurkan tempat ibadah ini.

Sumber : LENDAH – Al Furqon, Masjid Tertua dan Bersejarah di Lendah (kulonprogokab.go.id)

Masjid Agung Djenne

Masjid Agung Djenne

Masjid Agung Djenne adalah salah satu bangunan paling ikonik di dunia, terkenal sebagai masjid terbesar di dunia yang di bangun dari tanah liat. Terletak di kota Djenne, Mali, masjid ini merupakan contoh luar biasa dari arsitektur Sahel dan menjadi pusat spiritual dan budaya bagi masyarakat lokal. Masjid ini tidak hanya penting dari segi keagamaan, tetapi juga sebagai simbol sejarah dan identitas budaya di Afrika Barat.

Sejarah

Kota Djenne memiliki sejarah panjang sebagai salah satu pusat perdagangan dan budaya di Afrika Barat. Sebelum kedatangan Islam, Djenne sudah menjadi kota yang penting di wilayah tersebut, dengan penduduk yang terlibat dalam perdagangan emas, garam, dan barang-barang lainnya. Islam di perkenalkan ke wilayah ini pada abad ke-13, dan dengan cepat menjadi agama dominan di Djenne.

Masjid pertama di Djenne di yakini di bangun pada tahun 1200-an oleh Sultan Koi Konboro, seorang penguasa lokal yang masuk Islam dan memutuskan untuk membangun masjid besar di pusat kota sebagai simbol pengabdiannya kepada agama baru ini. Namun, masjid yang kita lihat hari ini tidak sepenuhnya sama dengan yang di bangun oleh Koi Konboro. Masjid Agung Djenne yang sekarang adalah hasil dari beberapa kali rekonstruksi, dengan rekonstruksi terbesar di lakukan pada tahun 1907.

Rekonstruksi dan Perubahan

Masjid Agung Djenne

Pada akhir abad ke-19, Masjid Agung Djenne mengalami kemunduran dan hampir runtuh. Pemerintah kolonial Prancis, yang pada saat itu menguasai Mali, memutuskan untuk membangun kembali masjid ini pada tahun 1907. Rekonstruksi ini di lakukan oleh arsitek lokal yang menggunakan teknik tradisional, dengan mempertahankan gaya dan bahan aslinya.

Pembangunan kembali ini melibatkan seluruh komunitas Djenne, yang bekerja bersama-sama untuk membangun masjid menggunakan metode tradisional. Proses rekonstruksi ini berlangsung selama beberapa tahun dan menghasilkan masjid yang kita kenal hari ini, yang di anggap sebagai simbol kekuatan dan ketahanan budaya lokal di tengah perubahan politik dan sosial.

Arsitektur

Masjid Agung Djenne adalah contoh luar biasa dari arsitektur Sahel, yang di kenal dengan penggunaan tanah liat sebagai bahan utama bangunan. Arsitektur masjid ini mencerminkan keahlian masyarakat lokal dalam menggunakan bahan-bahan alam yang tersedia di lingkungan mereka, serta kemampuan mereka untuk menciptakan struktur besar yang tahan lama dan fungsional.

Masjid Agung Djenne memiliki panjang sekitar 75 meter dan lebar 50 meter, menjadikannya sebagai salah satu bangunan tanah liat terbesar di dunia. Dinding-dinding masjid ini di bangun dari bata lumpur yang dikenal sebagai “ferey,” yang dibuat dari tanah liat yang dicampur dengan jerami dan air, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari.

Salah satu ciri khas masjid ini adalah tiga menara besar yang menjulang di bagian depan bangunan. Menara-menara ini berbentuk persegi dengan puncak meruncing, dihiasi dengan potongan kayu yang menonjol dari dinding, yang disebut “toron.” Toron ini tidak hanya berfungsi sebagai elemen dekoratif, tetapi juga digunakan sebagai penopang saat diperlukan perbaikan pada dinding.

Kubah-kubah kecil yang menghiasi atap masjid juga merupakan bagian integral dari desain arsitektur. Kubah-kubah ini membantu menjaga suhu di dalam masjid tetap sejuk, serta memberikan tampilan yang harmonis dan elegan.

Masjid Agung Djenne sangat sederhana namun mengesankan. Ruang shalat utama terdiri dari ruang besar yang mampu menampung ribuan jamaah. Ruang ini dipenuhi dengan tiang-tiang yang menopang atap, menciptakan rasa keteraturan dan ketenangan.

Lantai masjid ditutupi dengan tikar anyaman, dan tidak ada ornamen yang rumit atau dekorasi berlebihan di dalam masjid, sesuai dengan prinsip kesederhanaan dalam arsitektur Islam. Cahaya masuk ke dalam ruangan melalui jendela-jendela kecil yang ditempatkan tinggi di dinding, menciptakan suasana yang teduh dan penuh kontemplasi.

Penggunaan Bahan dan Teknologi Tradisional

Masjid Agung Djenne

Keunikan Masjid Agung Djenne tidak hanya terletak pada desainnya, tetapi juga pada teknik dan bahan yang digunakan dalam pembangunannya. Masyarakat Djenne menggunakan tanah liat sebagai bahan utama karena ketersediaannya yang melimpah dan sifatnya yang cocok untuk iklim Sahel yang panas dan kering.

Tanah liat yang di gunakan untuk membangun masjid di ambil dari dasar sungai dan di campur dengan jerami. Air untuk membuat bata lumpur yang kemudian di keringkan sinar matahari. Dinding-dinding masjid dibuat tebal untuk menjaga suhu dalam ruangan tetap sejuk, sementara atapnya dirancang untuk menahan air hujan agar tidak merusak struktur bangunan.

Perawatan Tahunan

Salah satu aspek yang paling menarik dari Masjid Agung Djenne adalah perawatan tahunannya. Melibatkan seluruh komunitas dalam sebuah festival yang di sebut “Crepissage.” Setiap tahun, setelah musim hujan berakhir, penduduk Djenne berkumpul untuk melapisi ulang dinding masjid dengan plester tanah liat yang baru, memastikan bahwa bangunan tetap kokoh dan terlindungi dari kerusakan.

Festival ini adalah bagian penting dari kehidupan sosial dan budaya di Djenne, serta mencerminkan solidaritas komunitas dalam menjaga warisan mereka. Crepissage adalah momen yang penuh semangat, dengan musik, tarian, dan perayaan yang mengiringi pekerjaan kolektif ini. Ini adalah contoh nyata dari bagaimana tradisi dan arsitektur dapat bersatu dalam membentuk identitas komunitas.

Simbol Identitas Budaya dan Warisan Dunia

Selain perannya sebagai pusat keagamaan, Masjid Agung Djenne juga merupakan simbol identitas budaya bagi masyarakat Djenne. Bangunan ini mencerminkan keahlian dan kreativitas masyarakat lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk membangun struktur yang tahan lama dan fungsional.

Pada tahun 1988, Masjid Agung Djenne diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, bersama dengan kota tua Djenne. Pengakuan ini menggarisbawahi pentingnya masjid ini sebagai warisan budaya yang perlu di lestarikan untuk generasi mendatang. Statusnya sebagai Situs Warisan Dunia juga telah membantu meningkatkan kesadaran global akan pentingnya melestarikan arsitektur dan tradisi unik dari wilayah ini.

Perubahan Iklim dan Lingkungan

Masjid Agung Djenne

Salah satu ancaman terbesar terhadap Masjid Agung Djenne adalah perubahan iklim. Perubahan pola curah hujan dan peningkatan suhu di wilayah Sahel telah mempengaruhi kondisi lingkungan di sekitar Djenne. Musim hujan yang lebih singkat dan intens dapat menyebabkan erosi tanah, yang berdampak pada kestabilan fondasi masjid.

Selain itu, kekeringan yang berkepanjangan dapat mempengaruhi ketersediaan bahan baku. Seperti tanah liat dan jerami, yang di gunakan untuk pemeliharaan masjid. Untuk mengatasi tantangan ini, masyarakat Djenne perlu mengembangkan strategi adaptasi. Memperhitungkan perubahan iklim, termasuk teknik baru dalam pengelolaan sumber daya alam.

Pelestarian Berkelanjutan

Pelestarian berkelanjutan dari Masjid Agung Djenne memerlukan pendekatan yang komprehensif dan inklusif. Ini mencakup tidak hanya pemeliharaan fisik bangunan, tetapi juga pelestarian teknik tradisional dan pengetahuan budaya yang terkait dengan masjid.

Program pelatihan untuk generasi muda dalam teknik konstruksi tanah liat dan pengelolaan warisan budaya. Dapat membantu memastikan bahwa pengetahuan ini tidak hilang. Selain itu, kerjasama dengan organisasi internasional, seperti UNESCO, dapat membantu menyediakan sumber daya dan keahlian yang di perlukan untuk mendukung upaya pelestarian.

Mengapa Kubah Berbentuk Bulat ?

kubah masjid

Ketika kita melihat sebuah masjid megah, seringkali yang menarik perhatian pertama kali adalah kubahnya. Dengan bentuknya yang melengkung dan menjulang, seolah-olah menghubungkan bumi dengan langit. Di banyak kebudayaan, kubah tidak hanya menjadi bagian penting dari arsitektur, tetapi juga simbol spiritualitas, kekuatan, dan kemuliaan. Tapi, apakah pernah terlintas di benak kita mengapa kubah hampir selalu berbentuk bulat?.

Sejarah Kubah

Jejak awal dapat ditelusuri kembali ke zaman prasejarah, ketika manusia pertama kali menemukan bentuk melengkung dalam gua-gua alami. Bentuk melengkung ini memberikan perlindungan dari cuaca dan ancaman luar, menciptakan ruang aman bagi manusia purba. Bangsa Sumeria di Mesopotamia mungkin adalah yang pertama kali menggunakan kubah buatan dalam bangunan mereka, menggunakan batu bata lumpur untuk membangun struktur sederhana.

Masjid Baitul Izzah

Ketika peradaban berkembang, begitu juga teknik konstruksi kubah. Bangsa Romawi membawa teknik ini ke tingkat yang lebih tinggi dengan inovasi mereka, seperti penggunaan beton. Pantheon di Roma, yang dibangun pada abad ke-2 M, adalah salah satu contoh paling awal dari kubah besar yang dibangun tanpa penopang internal. Kubah Pantheon, dengan oculusnya yang terbuka, masih berdiri kokoh hingga hari ini, membuktikan kehebatan teknik Romawi.

Penggunaan dalam Arsitektur Islam

Dengan munculnya Islam pada abad ke-7, kubah mendapatkan dimensi baru sebagai simbol keagamaan. Arsitektur Islam menggunakannya untuk menghiasi masjid, memperkuat kesan keagungan dan kehadiran Ilahi. Masjid Kubah Batu (Dome of the Rock) di Yerusalem adalah salah satu contoh paling awal dari kubah dalam arsitektur Islam, yang dibangun pada akhir abad ke-7. Kubah emasnya yang mengkilap seolah memanggil umat untuk memandang ke arah surga, melambangkan hubungan antara bumi dan langit, antara manusia dan Tuhan.

Masjid Mustaka

Menjadi simbol kebesaran dalam arsitektur istana dan bangunan publik di dunia Islam, dari Alhambra di Spanyol hingga Taj Mahal di India. Di berbagai belahan dunia Islam, berkembang dalam berbagai bentuk dan gaya, mencerminkan keragaman budaya dan seni.

Fungsi dan Manfaat Kubah Berbentuk Bulat :
Distribusi Beban yang Efisien

Dalam dunia arsitektur, kekuatan seringkali berasal dari kesederhanaan. Bulat adalah contoh sempurna dari prinsip ini. Secara teknis, bentuk bulat memungkinkan distribusi beban yang merata ke seluruh bagian struktur. Ketika beban, seperti berat material atau tekanan dari luar, didistribusikan secara merata, risiko runtuhnya bangunan menjadi lebih kecil.

Teknik distribusi beban ini memungkinkan arsitek kuno untuk membangun bangunan besar dan luas tanpa perlu menggunakan banyak pilar atau penopang tambahan. Inilah yang membuatnya ideal untuk digunakan dalam bangunan yang membutuhkan ruang besar dan terbuka, seperti katedral, masjid, atau basilika.

Kemampuan Menahan Tekanan Eksternal

kubah masjid

Bentuk bulat juga memberikan keuntungan besar dalam menahan tekanan eksternal. Dalam menghadapi angin kencang atau gempa bumi, struktur berbentuk kubah memiliki ketahanan yang lebih baik di bandingkan bentuk persegi atau datar. Tekanan dari angin, misalnya, akan mengalir di sepanjang permukaan tanpa memberikan tekanan langsung pada satu titik tertentu. Hal ini mengurangi risiko kerusakan yang disebabkan oleh angin.

Dalam konteks gempa bumi, juga memiliki keunggulan karena distribusi beban yang merata dan bentuknya yang aerodinamis, yang meminimalkan titik lemah dalam struktur bangunan. Ini menjelaskan mengapa banyak bangunan bersejarah yang masih berdiri tegak setelah berabad-abad, meskipun menghadapi berbagai bencana alam.

Teknik Konstruksi Kubah :
Material yang Digunakan

artikel mustaka tips mencari spesialis kubah masjid

Material yang di gunakan untuk membangunnya telah berevolusi seiring dengan kemajuan teknologi dan ketersediaan sumber daya. Pada awalnya, batu bata dan batu alam adalah material utama. Bangsa Romawi memperkenalkan penggunaan beton, yang memungkinkan mereka untuk menciptakannya dengan diameter lebih besar dan lebih kuat.

Seiring berjalannya waktu, material seperti baja dan kaca mulai di gunakan dalam konstruksi kubah. Ini memungkinkan desain yang lebih modern dan inovatif, seperti kubah kaca di Reichstag di Berlin atau kubah baja di US Capitol di Washington, D.C.

Teknik dan Teknologi Konstruksi

Pembangunan kubah memerlukan keterampilan dan pengetahuan teknik yang mendalam. Pada zaman dahulu, cetakan kayu di gunakan sebagai penopang sementara selama pembangunan. Teknik ini sangat menantang dan memerlukan ketelitian yang luar biasa.

kubah masjid

Di era modern, teknologi digital telah merevolusinya. Desain menggunakan komputer memungkinkan arsitek untuk merancang dengan presisi yang belum pernah ada sebelumnya. Selain itu, teknologi seperti pencetakan 3D dan material komposit modern memungkinkan pembangunan yang lebih cepat, efisien, dan dengan bentuk yang lebih kompleks.

Variasi Bentuk Kubah :
Setengah Bola dan Bersusun

Meskipun setengah bola adalah bentuk yang paling umum, ada banyak variasi desain yang telah di kembangkan selama berabad-abad. Kubah bersusun atau “onion dome”, yang sering di temukan di Rusia dan Asia Tengah, memberikan karakter yang lebih dinamis dan estetis pada bangunan. Bentuk ini juga meningkatkan fungsi insulasi bangunan, membantu menjaga suhu di dalam ruangan.

Kubah Ogival dan Geodesik

mengapa kubah

Ogival, yang memiliki bentuk lebih lonjong atau runcing, populer dalam arsitektur Gothic. Bentuk ini memungkinkan bangunan untuk mencapai ketinggian yang lebih besar dan memberikan kesan lebih anggun. Sementara itu, geodesik, yang di perkenalkan oleh arsitek Buckminster Fuller, menawarkan kekuatan struktural yang luar biasa dengan menggunakan material yang lebih sedikit. Kubah ini sering di gunakan dalam bangunan eksperimental dan struktur modern, seperti biosfer atau pusat penelitian.

Atap Masjid As-Salam di Cirebon Ambruk

berita kubah

Berita Kubah – Masjid As-Salam di Kelurahan Larangan, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon tiba-tiba roboh, mengejutkan para jamaah dan warga sekitar. Ketua DMK Masjid As-Salam. Cecep Suhardiman, menjelaskan bahwa sebelum kejadian, ada tanda-tanda berupa serpihan debu yang jatuh dari bagian atas bangunan.

Kronologi

Pada Minggu (1/9/2024). Cecep menceritakan bahwa saat jamaah Masjid As-Salam melaksanakan salat Magrib. Sudah ada tanda-tanda berupa debu tembok dan abu yang jatuh dari lantai dua. Pada saat itu, sekitar dua puluh jemaah, yang terdiri dari anak-anak, ibu-ibu, dan orang dewasa, sedang melaksanakan salat Magrib. Setelah melihat debu tembok yang berjatuhan semakin banyak, imam segera meringkas zikir, dan para jemaah langsung keluar dari masjid.

berita kubah

 

Meski nyaris tertimpa atap masjid, tidak ada korban jiwa dalam insiden robohnya Masjid As-Salam. Tidak sampai satu menit setelah mereka keluar, masjid langsung roboh. Kejadiannya sangat cepat, sekitar pukul 18:15 WIB. Cecep menjelaskan bahwa penyebab robohnya atap Masjid As-Salam. Karena hembusan angin yang kencang, di tambah beban berat di bagian atap masjid. Ia juga menambahkan bahwa jumlah jamaah masjid, terutama pada hari Jumat, bisa mencapai 300 orang, sehingga meminta dukungan dari pemerintah kota.

berita kubah

Pihak terkait telah berkoordinasi dengan Pj Wali Kota Cirebon mengenai robohnya masjid, yang telah di respons dengan baik. Pada Minggu lalu, pihak dari Kabag Kesra telah melakukan peninjauan. Selain itu, pihak terkait juga menyampaikan terima kasih kepada masyarakat di sekitar RW 19, luar RW 19, serta para donatur yang telah berinfaq dan bersedekah. Banyak bantuan telah di terima, dan ajakan untuk berinfaq dan bersedekah telah di sebarkan. Dukungan dari Pj Wali Kota, At-Taqwa Center, Dewan Masjid Kota Cirebon, serta masyarakat sangat di apresiasi dalam upaya pembangunan kembali masjid tersebut. Dikarenakan masjid belum dapat dipergunakan sebagaimana mestinya, ia menghimbau kepada warga untuk sementara waktu agar beribadah ke masjid atau musholla terdekat.

Sumber berita : Cerita Detik-detik Ambruknya Masjid As-Salam Cirebon & Angin Kencang Robohkan Kubah Masjid As Salam Larangan Kota Cirebon – Kabar Cirebon (pikiran-rakyat.com)