100% found this document useful (1 vote)
103 views6 pages

Pengaruh Onset Laktasi Terhadap Praktik Pemberian Asi Pada Neonatus Di Kota Palangka Raya

- Multipara - Primipara 36 14 60 28 40 72 Metode Persalinan - Normal - SC 39 11 48,15 44 42 14 51,85 56 Overweight maternal - Tidak - Ya 36 14 48 45,16 39 17 52 54,84 Inisiasi Menyusu Dini - Ya - Tidak 26 24 59,09 38,71 18 38 40,91 61,

Uploaded by

Ryan TOgz
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
100% found this document useful (1 vote)
103 views6 pages

Pengaruh Onset Laktasi Terhadap Praktik Pemberian Asi Pada Neonatus Di Kota Palangka Raya

- Multipara - Primipara 36 14 60 28 40 72 Metode Persalinan - Normal - SC 39 11 48,15 44 42 14 51,85 56 Overweight maternal - Tidak - Ya 36 14 48 45,16 39 17 52 54,84 Inisiasi Menyusu Dini - Ya - Tidak 26 24 59,09 38,71 18 38 40,91 61,

Uploaded by

Ryan TOgz
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 6

22 Jurnal Teknologi Kesehatan, Volume 10, Nomor 1, Maret 2014, hlm.

22-27

PENGARUH ONSET LAKTASI TERHADAP PRAKTIK PEMBERIAN ASI


PADA NEONATUS DI KOTA PALANGKA RAYA
Erina Eka Hatini1, Djaswadi Dasuki2, Tunjung Wibowo3
1

Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Palangka Raya, Jl Obos No 30, Palangka Raya, 73211, Kalimantan Tengah,
herinaeka@yahoo.com
2
Bagian Obstetri dan Ginekologi, RSUP dr. Sardjito, Jl Kesehatan No 1, Yogyakarta.
3
Bagian Pediatrik, RSUP dr. Sardjito, Jl Kesehatan No 1, Yogyakarta.

ABSTRACT
In 2008, the coverage of exclusive breastfeeding in Palangkaraya was very low, it was 9.84% and in 2009 increased to 12,82%,
however, the national target of breastfeed coverage is 80%. Exclusive breastfeeding is influenced by early initiation breasfeeding,
whereas the data doesnt exist. Several studies show that lactation onset plays important roles in pre-lacteal feeding or formula
milk feeding. The objective of this studies is to know the effect of lactation onset towards breastfeeding on neonates. This studies
was prospective cohort studies, in Palangkaraya in 2011. The sample was 106 maternal whom had baby aged 0-1 month. The
independent variable was lactation onset, while the dependent variable was breastfeeding and the extraneous variables were
parity, childbirth method, maternal overweight andearly initiation breasfeeding. Data was collected with conducting from baby born
until 28 days. Data was analyzed using chi-square test chi-square test, and multivariable analysis with logistic regression using
Stata Version 11.1. The multivariable result with modeling shows that theres a significant relationship between lactation onset and
breastfeeding on neonates (RR=1,9; 95%CI=1,05-3,49) by controlling the variables of parity, childbirth method, and early initiation
breasfeeding that could contribute 8% towards breastfeeding on neonates. Predominant breastfeeding occurred more in multipara
women, normal childbirth pervaginam and women who performed early initiation breasfeeding .
Key words : lactation onset, breastfeeding, predominant breastfeeding.

ABSTRAK
Pada tahun 2008 cakupan ASI eksklusif di Kota Palangkaraya masih sangat rendah hanya 9,84% dan pada tahun 2009 naik
menjadi 12,82%, padahal target nasional cakupan ASI eksklusif sebanyak 80%. ASI eksklusif dipengauhi oleh inisiasi menyusu
dini, padahal data ini tidak ada. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa onset laktasi berperan dalam pemberian makanan
prelakteal ataupun susu formula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh onset laktasi terhadap pemberian ASI pada
neonatus. Penelitian ini adalah penelitian kohort prospektif, di Kota Palangkaraya pada tahun 2011. Sampel adalah 106 ibu yang
mempunyai bayi usia 0-1 bulan. Variabel bebas adalah onset laktasi, variabel terikat adalah pemberian ASI sedangkan variabel
luar adalah paritas, metoda persalinan, dan maternal overweight dan inisiasi menyusu dini. Data dikumpulkan dengan mengikuti
subjek sejak bayi dilahirkan sampai berusia 28 hari. Data dianalisis dengan uji chi-square, serta multivariabel menggunakan
regresi logistik dengan program Stata versi 11.1. Hasil analisis multivariabel dengan permodelan menunjukkan hubungan yang
bermakna antara onset laktasi dengan pemberian ASI pada neonatus (RR=1,9; 95%CI=1,05-3,49) dengan mengontrol variabel
paritas, metode persalinan dan inisiasi menyusu dini dapat memberikan kontribusi sebesar 8% terhadap pemberian ASI pada
neonatus. Pemberian ASI predominant lebih banyak terjadi pada ibu multipara, persalinan normal pervaginam dan yang dilakukan
inisiasi menyusu dini.
Kata Kunci: onset laktasi, pemberian ASI, predominant breastfeeding.

PENDAHULUAN
Pemberian ASI pada masa-masa awal sangat
dianjurkan karena memberikan manfaat kesehatan
untuk ibu dan bayi. Pada masa tersebut, ibu dan bayi
belajar menyusui.1 Pada 1 jam pertama bayi akan belajar
menyusu atau membiasakan menghisap puting susu dan
mempersiapkan ibu memproduksi ASI kolostrum.2
Pemberian ASI hari pertama akan menyelamatkan
16% kematian neonatal dan menyusu dini 1 jam
pertama akan menyelamatkan 22% kematian balita
pertahun.3 Manfaat pemberian ASI dini adalah untuk
keberlangsungan pemberian ASI eksklusif, kekebalan

tubuh, mencegah hipotermia, refleks isapan puting


susu ibu, dan pengeluaran hormon oksitosin akan
merangsang produksi ASI.2, 4
Proses menyusui awal tidak selalu berjalan mulus,
ada berbagai kendala menghalangi atau menyulitkan
proses menyusui, terutama jika pengalaman pertama ibu
primigravida usia masih muda dan tingkat pengetahuan
rendah.5-6 Penyebab lain adalah ibu persalinan dengan
metode seksio sesarea onset menyusui lebih lambat
dibandingkan persalinan pervaginam,7 dan persepsi
ibu tentang onset laktasi >3 hari, 24% ibu memilih tidak
menyusui bayinya.8 Onset menyusui yang lebih lambat

Hatini, dkk, Pengaruh Onset Laktasi terhadap Praktik.... 23

berhubungan dengan persepsi ibu bahwa ASI tidak


mencukupi kebutuhan bayi, kehilangan kepercayaan diri
dan usia ibu yang masih muda serta pendidikan yang
rendah berhubungan dengan pemberian ASI singkat.9
Di Indonesia implementasi tentang peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 240/
Menkes/Per/V/85 tentang pengganti air susu ibu tidak
berjalan dengan semestinya. Hasil Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 melaporkan bayi
yang lahir di fasilitas pelayanan kesehatan mendapatkan
prelacteal feeding sekitar 70,1%.10
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
onset laktasi dan faktor lain yang mempengaruhi praktik
pemberian ASI pada bulan pertama meliputi: paritas,
metode persalinan, maternal overweight dan inisiasi
menyusu dini.
METODE
Penelitian ini observasional menggunakan
rancangan kohort prospektif dengan pendekatan
kuantitatif, yaitu melihat pengaruh onset laktasi dan
terhadap pemberian ASI.11 Penelitian ini dilakukan di
wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya pada
bulan Desember 2010 sampai Maret 2011. Populasi
penelitian adalah semua ibu yang mempunyai bayi
berusia 0-1 bulan saat penelitian dan melahirkan di
tempat pelayanan kesehatan dan bertempat tinggal
di kota Palangkaraya. Subjek penelitian adalah ibu
memenuhi kriteria inklusi: riwayat persalinan cukup
bulan dan bayi tunggal hidup, sedangkan kriteria
eksklusinya: bayi mengalami kelainan kongenital,
berat lahir <2,500 gram, grande multipara, riwayat
perdarahan postpartum serta ibu tidak bersedia.
Dalam penelitian ini besar sampel dihitung
menggunakan software PASS (Power Analysis and
Sample Size). Perhitungan dilakukan dengan mengetahui
proporsi onset laktasi 3 hr PP dengan pemberian ASI
pada 1 bulan pertama=0,76 dan proporsi waktu onset
laktasi >3 hr PP pada pemberian ASI pada 1 bulan
pertama=0,52,12 dengan kekuatan uji ()=80% dan
=0,05. Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh
besar sampel yaitu 48 orang sampel, penelitian terdiri
2 kelompok yaitu kelompok terpapar dan kontrol maka
besar sampel minimal yaitu 96 orang. Untuk menghindari
lost follow-up maka ditambah 10% sehingga total sampel
secara keseluruhan berjumlah 106 orang. Sampel
ditentukan dengan purposive sampling.13
Variabel dalam penelitian ini meliputi: variabel
bebas yaitu onset laktasi, variabel terikat ialah pemberian
ASI pada usia 1 bulan pertama, dan variabel luar terdiri
dari paritas, metoda persalinan, maternal overweight dan
inisiasi menyusu dini. Sumber data penelitian diambil dari
data primer dari responden dan diukur langsung oleh
peneliti dengan menggunakan kuesioner.

Analisa yang digunakan ialah univariabel, bivariabel,


stratifikasi, dan multivariabel. Uji statistik yang digunakan
chi-square (X2), Mantel Haenzel (MH), dan uji regresi
binomial dengan tingkat kemaknaan p<0,05 dengan
Convident Interval 95%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar bayi yang mendapatkan ASI predominant yaitu
47,17% dan ibu onset laktasi 3 hari PP 51,89%. Dari
status paritas ibu diperoleh sebagian ibu status multipara
sebesar 56,60%. Mayoritas riwayat metode persalinan
responden adalah persalinan normal 76,42% dan
70,75% ibu tidak mengalami overweight serta bayi tidak
dilakukan IMD sebesar 58,49%.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Subjek Penelitian
Variabel
Pemberian ASI
- Predominant
- Parsial
Onset Laktasi
- 3 hari PP
- > 3 hari PP
Paritas
- Multipara
- Primipara
Metode persalinan
- Normal
- SC
Overweight maternal
- Tidak overweight
- Overweight
Inisiasi Menyusu Dini
- Ya
- Tidak

n = 106

50
56

47,17
52,83

55
51

51,89
48,11

60
46

56,6
43,4

81
25

76,42
23,58

75
31

70,75
29,25

44
62

41,51
58,49

Analisis pengaruh onset laktasi terhadap pemberian


ASI menunjukkan dari 55 responden yang onset laktasinya
3 hari PP terdapat 61,82% bayi yang mendapatkan ASI
predominant, diantara 51 responden onset laktasinya
>3 hari PP hanya sekitar 31,37% yang mendapatkan
ASI predominant. Ada hubungan positif antara onset
laktasi dengan pemberian ASI predominant yaitu ibu
onset laktasi 3 hari PP memberikan ASI predominant
1,9 kali lebih tinggi, dan hubungan ini bermakna secara
praktis dan statistik. Secata detail pada Tabel 2.
Hasil analisis pengaruh paritas, metode persalinan,
overweight maternal, inisiasi menyusu dini terhadap
pemberian ASI pada neonatus menunjukkan bahwa
status paritas bermakna secara statistik maupun praktis
dengan pemberian ASI predominant. Ibu multipara
mempunyai peluang 1,6 kali lebih tinggi memberikan
ASI predominant pada bayinya dibandingkan dengan
ibu primipara. Riwayat metode persalinan juga

24 Jurnal Teknologi Kesehatan, Volume 10, Nomor 1, Maret 2014, hlm. 22-27

Tabel 2. Hasil Analisis Pengaruh Onset Laktasi terhadap Pemberian ASI


Variabel
Onset Laktasi
3 hari PP
> 3 hari PP
-

Pemberian ASI
Predominant
Parsial
n
%
n
%
34
16

61,82
31,37

21
35

38,18
68,63

RR

95% CI

9,84

1,9

1,24 - 3,10

Tabel 3. Hasil Analisis Pengaruh antara Paritas, Metode Persalinan, Overweight maternal,
Inisisasi Menyusu Dini terhadap Pemberian ASI pada Neonatus
Pemberian ASI
Predominant
Parsial
n
%
n
%

Variabel
Paritas
- Multipara
- Primipara
Metode persalinan
- Normal
- SC
Overweight maternal
- Tidak overweight
- Overweight
Inisiasi Menyusu Dini
- Ya
- Tidak

RR

95% CI

34
16

56,67
34,78

26
30

43,33
65,22

5,00

0,025

1,6

1,03-2,56

44
6

54,32
24,00

37
19

45,68
76,00

7,05

0,008

2,2

1,09-4,47

38
12

50,67
38,71

37
19

49,33
61,29

1,26

0,262

1,3

0,79-2,14

27
23

61,36
37,10

17
39

38,64
62,90

6,08

0,014

1,6

1,10-2,46

Tabel 4. Hasil Analisis Hubungan antara Paritas, Metode Persalinan, Overweight Maternal dan Inisiasi
Menyusu Dini terhadap Onset Laktasi
Variabel
Paritas
Multipara
Primipara
Metode persalinan
Normal
SC
Overweight maternal
Tidak overweight
Overweight
Inisiasi Menyusu Dini
Ya
Tidak

Onset Laktasi
>
3 hari PP
3 hari PP
n
%
n
%

RR

95% CI

29
26

48,33
56,52

31
20

51,67
43,48

0,70

0,403

0,85

0,59-1,23

42
13

51,85
52,00

39
12

48,15
48,00

0,00

0,989

0,99

0,64-1,53

41
14

54,67
45,16

34
17

45,33
54,84

0,79

0,372

1,2

0,78-1,87

27
28

61,36
45,16

17
34

38,64
54,84

2,71

0,100

1,3

0,94-1,94

bermakna statistik maupun praktis dengan pemberian


ASI predominant. Ibu yang riwayat persalinan normal
2,2 kali lebih besar memberikan ASI predominant pada
bayinya dibandingkan ibu dengan persalinan sectio
secarea.
Pada riwayat inisiasi menyusu dini juga menunjukkan
adanya hubungan bermakna statistik dan praktis dengan
pemberian ASI eksklusif. Ibu yang melakukan inisiasi
menyusu dini 1,6 kali lebih besar memberikan ASI
predominant pada bayinya dibandingkan dengan ibu
yang tidak dilakukan inisiasi menyusu dini, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa maternal overweight tidak


bermakna secara statistik maupun praktis. (Tabel 3)
Analisis hubungan antara paritas, metode
persalinan, overweight maternal dan Inisiasi Menyusu
Dini terhadap onset laktasi dilakukan untuk melihat
hubungan antara variabel luar (paritas, metode
persalinan, overweight maternal dan inisiasi menyusu
dini) dengan variabel bebas (onset laktasi). Secara detail
hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.
Hasil analis menunjukkan hubungan tidak bermakna
antara variabel luar paritas, metode persalinan,

Hatini, dkk, Pengaruh Onset Laktasi terhadap Praktik.... 25

Tabel 5. Analisis Regresi Binomial Pengaruh Onset Laktasi terhadap Pemberian ASI Predominant
Setelah Dikontrol oleh Paritas, Metode Persalinan dan IMD
Variabel

Model 1
RR
95% CI

Onset Laktasi
3 hari PP
1,9*
> 3 hari PP
1,24-3,10
Paritas
Multipara
Primipara
Metode persalinan
Normal
SC
Inisiasi Menyusu
Dini
Ya
Tidak
R2
0,03
Deviance
169,8
Keterangan: * Signifikan p < 0,05

Model 2
RR
95% CI

Model 3
RR
95% CI

Model 4
RR
95% CI

Model 5
RR
95% CI

Model 6
RR
95% CI

1,9*
1,27-3,07

1,7*
1,14-2,75

2,0*
1,13-3,72

1,8*
1,00-3,33

1,9*
1,05-3,49

1,7
0,94-3,12
2,2
1,12-4,61

0,05
165,47

overweight maternal dan inisiasi menyusu dini dengan


variabel bebas yaitu onset laktasi.
Analisis pemodelan pada Tabel 5, menjelaskan
bahwa model 6 merupakan model yang paling
berpengaruh terhadap pemberian ASI predominant
setelah variabel onset laktasi, paritas, metode persalinan
dan IMD dimasukkan, dimana ibu yang onset laktasinya
3 hari PP akan memberikan ASI predominant 1,9 kali
lebih tinggi dibandingkan yang onset laktasinya >3 hari
PP dan model 6 dapat memprediksi terhadap pemberian
ASI predominant sebesar 8%.
Hasil analisis bivariabel bahwa onset laktasi
mempengaruhi pemberian ASI predominant dan
multivariabel setelah dimasukkan variabel paritas,
metode persalinan dan IMD menunjukkan hubungan
onset laktasi dengan pemberian ASI predominant. Hasil
penelitian ini didukung pendapat bahwa wanita yang
merencanakan menyusui bayinya, pada wanita yang
onset laktasinya >3 hari PP atau ASInya yang terlambat
keluar cenderung lebih cepat menghentikan pemberian
ASI pada bayinya dibandingkan dengan yang onset
laktasinya lebih dini atau 3 hari PP.14
Onset laktasi berhubungan dengan produksi
ASI dan pengenalan atau pemberian pengganti ASI
sebelum ASI keluar. Ibu yang kurang memahami proses
pembentukan ASI dan mengalami onset laktasinya
terlambat atau >3 hari PP akan kehilangan kepercayaan
diri untuk memproduksi ASI lebih banyak, sehingga
mereka tidak yakin bayinya dapat bertahan dengan
pengeluaran kolostrum yang sangat sedikit pada hari
pertama setelah lahir. Kehilangan kepercayaan tersebut
akan semakin memperlambat onset laktasi sehingga
meningkatkan risiko untuk memberikan prelakteal

2,4
1,03-5,71

1,5
1,06-2,27
0,04
167,76

0,04
166,42

1,6
0,92-2,85
0,07
162,65

1,6
0,92-2,85
0,08
160,15

dengan susu formula atau makanan berbahan cair


lainnya. Pemberian prelakteal tersebut akan mengurangi
frekuensi dan durasi bayi mengisap payudara ibunya
dan meningkatkan risiko penghentian dini pemberian
ASI pada bayi.9
Penelitian di Spanyol mengungkapkan bahwa
dengan pemberian ASI dari donor akan menurunkan
pemberian susu formula pada 28 hari pertama kehidupan
neonatus sekitar 37% pada tahun 2008, dibandingkan
tahun 2006 sekitar 60% neonatus yang menerima susu
formula pada hari pertama kehidupan.15
Pelaksanaan donor ASI atau bank ASI Di Indonesia
belum dilaksanakan, sehingga ibu yang belum keluar
ASI-nya akan memberikan cairan pengganti ASI ataupun
susu formula untuk bayinya dan itu merupakan suatu
kegagalan yang menghambat dalam keberlangsungan
pemberian ASI eksklusif.
Hasil analisis bivariabel dan multivariat bermakna
secara praktis maupun statistik bahwa status paritas
mempengaruhi pemberian ASI predominant. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian pada ibu
multipara, yang mempunyai periode lebih panjang
dalam memberikan ASI untuk bayinya dibandingkan
dengan ibu primipara.16 Pemberian pengganti ASI tanpa
alasan medis berhubungan dengan kepercayaan diri ibu
untuk memberikan ASI pada bayinya, ibu merasa tidak
yakin bahwa produksi ASI dapat mencukupi kebutuhan
bayinya. Hasil ini menjelaskan bahwa pemberian
pengganti ASI akan menurunkan durasi pemberian
ASI, dan pemberian penganti ASI berhubungan dengan
praktek di tempat persalinan.
Pemberian pengganti ASI pada hari pertama
disebabkan oleh onset laktasi yang terhambat atau ASI

26 Jurnal Teknologi Kesehatan, Volume 10, Nomor 1, Maret 2014, hlm. 22-27

belum keluar,9 selain itu pada ibu multipara mempunyai


pengalaman dalam mengasuh bayinya dibandingkan
dengan ibu primipara, dan tentunya sangat berpengaruh
terhadap pemberian ASI.17
Dari analisis univariabel diperoleh riwayat
metode persalinan juga mempengaruhi pemberian
ASI predominant, demikian juga hasil multivariat juga
menunjukkan hasil bermakna baik secara praktis
maupun statistik. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian yang sudah dilakukan.18
Metode persalinan sectio secarea merupakan
faktor risiko terhadap pemberian ASI pada bulan
pertama. Hal ini akibat dari kurangnya dukungan untuk
mencegah berakhirnya pemberian ASI pada waktu dini
pada ibu dengan riwayat persalinan sectio secarea dan
saat setelah ibu keluar dari rumah sakit. Persalinan
dengan metode sectio secarea berhubungan dengan
interval yang panjang antara proses persalinan dengan
inisiasi menyusu atau waktu pertama kali bayi menyusu,
serta efek dari penggunaan anastesi juga memperlambat
keluarnya ASI.
Stres pada ibu dan neonatus pada masa persalinan
dengan metode sectio secarea merupakan faktor
risiko yang memperlambat produksi ASI. Stres akan
menghambat hormon oxytocin sehingga menghambat
keluarnya ASI.
Hasil analisis bivariabel menunjukkan bahwa status
maternal overweight mempengaruhi pemberian ASI
predominant. Ibu yang overweight akan mengalami onset
laktasi >3 hari sangat berpengaruh terhadap lamanya
pemberian ASI eksklusif.19
Tidak ada hubungan signifikan antara nilai
Body Mass Index (BMI) dengan onset laktasi, namun
terdapat hubungan signifikan negatif antara BMI
dengan pemberian ASI eksklusif.20 Dari hasil analisis
multivariat tidak menunjukkan hubungan yang bermakna,
hal ini dimungkinkan karena prevalensi ibu yang
mengalami kegemukan jumlahnya sedikit. Hasil analisis
univariabel dan multivariabel menunjukkan bahwa
variabel IMD bermakna secara praktis dan statistik
terhadap pemberian ASI predominant. Bayi yang diberi
kesempatan IMD memiliki kemungkinan lebih besar
untuk menyusu ASI secara eksklusif dibandingkan
bayi tidak diberi kesempatan IMD.18 Satu jam pertama
merupakan periode emas yang akan menentukan
keberhasilan seorang bayi untuk menyusui secara
optimal, membangun reflek menghisap yang baik pada
bayi.21 Isapan bayi akan membuat payudara terangsang,
otak akan mengeluarkan hormon oksitosin dan hormon
prolaktin, di payudara hormon oksitosin merangsang
sel-sel otot untuk berkontraksi, dan kontraksi ini akan
menyebabkan ASI terdorong mengalir melalui pembuluh
darah. ASI diproduksi berdasarkan kebutuhan, jika
diambil banyak akan diberikan banyak, semakin sering

disedot bayi, semakin banyak ASI yang diproduksi. Jika


bayi berhenti menyusui maka payudara akan berhenti
memproduksi ASI.22
Pelaksanaan IMD masih terdapat kendala baik dari
tempat persalinan, penolong maupun ibu serta kurangnya
dukungan keluarga sehingga proses menyusu pada awal
kehidupan neonatus menjadi terhambat dan ini akan
mempengaruhi produksi ASI. Produksi ASI tidak lancar
sehingga menurunkan keyakinan diri ibu untuk menyusu
bayinya karena rasa khawatir bahwa ASI yang diberikan
tidak mencukupi kebutuhan bayinya.
Berdasarkan hasil analisis multivariabel, setelah
mengikut sertakan seluruh variabel didapatkan hasil
onset laktasi bermakna secara statistik dan secara
praktis. Hasil tersebut membuktikan bahwa pemberian
ASI predominant bukan hanya disebabkan onset laktasi,
melainkan juga dipengaruhi faktor lain, seperti paritas,
metode persalinan dan inisiasi menyusu dini.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: Pemberian
ASI predominant pada neonatus lebih tinggi pada ibu
onset laktasinya <3 hari postpartum dibandingkan
dengan ibu onset laktasinya >3 hari postpartum,
sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi onset
laktasi terhadap pemberian ASI predominant adalah
paritas, metode persalinan dan inisiasi menyusu
dini. Ada hubungan bermakna antara onset laktasi
dengan pemberian ASI pada neonatus (RR=1,9; 95%
CI=1,05-3,49) dengan mengontrol variabel paritas,
metode persalinan dan inisiasi menyusu dini dapat
memberikan kontribusi 8% terhadap pemberian ASI
pada neonatus.
Perlu upaya pendekatan komunikasi, informasi
dan edukasi (KIE) bagi ibu sejak awal kehamilan
dalam antenatal care tentang proses laktasi dan cara
menyusui yang benar terutama ibu primigravida dan
perlu adanya regulasi yang ketat dari Dinas Kesehatan
mengenai pelaksanaan IMD dan pemberian susu
formula di fasilitas kesehatan, juga perlu pemikiran
lanjut mengenai program donor ASI dan bank ASI untuk
mendukung program ASI eksklusif di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dewey, KG., Rivers, LAN., Heinig, MJ., Cohen,
RJ.(2003). Risk factor for suboptimal infant
breastfeeding behaviour, delayed onset of lactation,
and excess neonatal weight loss. American academy
of pediatrics.112:607-19.
2. Gupta, A. (2007).Initiating breastfeeding within in one
hour of birth. World Breastfeeding Week (WBW);
3. Edmond, M., Zandoh, C., Quigley, AM., Etego,
AS., Agyei, OS., Kirkwood,B.(2006). Delayed

Hatini, dkk, Pengaruh Onset Laktasi terhadap Praktik.... 27

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

breastfeeding initiation increased risk of neonatal


mortality. Pediatrics. 117:380-6.
Gartner, L., Morton, J., Lawrence, R. (2005).
Breastfeeding and the Use of Human Milk. American
Academy of Pediatrics. 115(2):496-506.
Dewan, N., Wood, L., Maxwell, S., Cooper, C., Brabin
B.(2002).Breast-feeeding knowledge and attitudes
of teenage mothers in Liverpool. Hum Nutr Dietet.
15:33-7.
Yanikkerem, E., Tuncer, R., Yilmaz, K., Aslan, M.,
Karadeniz, G. (2009) Breast- feeding knowledge
and practices among mothers in Manisa, Turkey.
Midwifery, Science direct. 25:19-32.
Dewey, KG. (2001) Maternal and fetal stress are
associated with impaired lactogenesis in humans.
The Journal of Nutrition. 3012-5.
Chapman, DJ. & Escamilla, R.P.(1999) Does delayed
perception of the onset lactation shorten breastfeeding
duartion? Journal of Human Lactation.15(2):107-11.
Hruschka, D.J., Sellen, D.W., Stein, A.D., Martorell,
R.,(2003). Delayed onset of lactation and risk of
ending full breastfeeding early in rural Guatemala.
The Journal of Nutrition. 2592-9.
BPS, Macro International.(2008). Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia 2007. Calverton, Maryland,
USA: BPS dan Macro International;
Gordis, L.(2004). Epidemiologi Third Edition.
Pennsylvania: W.B. Elsevier Saunders; 12.
Rivers, L.A.N., Mastergeorge, A.M., Hansen, R.L,
Cullum, A.S., Dewey,K.G.(2009). Doula care,
early breastfeeding, and breastfeeding status at 6
weeks postpartum among low-income primiparae.
The Association of Women Health, Obstetric and
Neonatal Nurses. 38:157-73.

13. Murti,B.(2003).Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi.


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
14. Chapman, D.J. & Escamilla, R.P.(2000) Maternal
perception of the onset of lactation is a valid, public
health indicatornof lactogenesis stage II. The Journal
of Nutrition. 2972-80.
15. Torres,M., Lopes, C., Roman, S., Diaz. C., Rojo,
J., Cooke, E., Alonso, C.(2010). Does opening a
milk bank in a neonatal unit change infant feeding
practices? A before and after study. International
Breastfeeding Journal . 5:4
16. Ekstrom, A., Widstrom , A.M., Nissen, E. (2003)
Duration of breastfeeding inSwedish primiparaous
and multiparaous women. J Hum Lact.19(2):172-8.
17. Sakha, K. & Behbahan, A.G.G.(2005). The onset
time of lactation after delivery. Medical Journal of
The Islamic Republic of Iran. 19(2):135-9. 18. Chien,
L.Y.,& Tai, CJ (2007). Effect of delivery method and
timing of breastfeeding initiation on breastfeeding
outcome in Taiwan. BIRTH.34(2):123-30.
19. Rivers, L.A.N., Chantry, C.J., Peerson, J.M., Cohen,
R.J., Dewey, K.G. (2010).Delayed onset of lactogenesis
among first-time mothers is related to maternal obesity
and factors associated with ineffective breastfeeding.
Am J Clin Nutr. 92:574-84.
20. Scott, J.A., Binns, C., Oddy, W.H.(2007). Predictor of
delayed onset of lactation. Maternal & Child Nutrition.
3(3):186-93.
21. Moore, E.R. & Anderson, G.C. (2007).Randomized
controlled trial of very early mother-infant skin-toskin contact and breastfeeding status. Journal of
Midwifery Womens Health. 52(2):116-25.
22. Roesli, U.(2008) Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI
Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda.

You might also like