PENGEMBANGAN BASIS DATA PROGRAM KELUARGA BERENCANA
TINGKAT PUSKESMAS
       The Development of Data base Model Comprehensive Emergency Neonatal
                                and Obstetric Service
                              Sujud Mardi Raharja1, Santi Martini2
                             1 2 Departemen Epidemiologi FKM UA
                               Email : sujudraharja@gmail.com
                                             Abstract
Family planning (FP) is a program that can reduce the rate of infant and maternal mortality.
The purpose of this study was to develop a database model for family planning programs in
Primary Health Care (Puskesmas). The scope of the data base development includes the
service planning program at Puskesmas working area. This type of research was an action
research. Subjects in this study were the management of family planning programs in the
province, district, health centers and family planning implementer program in the village.
The result of analysis system for recording and reporting of family planning programs in
Puskesmas were found some problems: unstandardized format registers, duplicate records,
manual storage of data, unautomated processing of the reports, and limited produced of
information. The result of this study was a prototype of database family planning programs
in the health center based on the information needs of managers of family planning
programs. The developed database program for family planning at the health center can be
generated based on the information needed by family planning programs managers
therefore it can be utilized to monitor and evaluate the performance of the family planning
program in the health center.
Keywords: database, family planning, recording and reporting system
                                              Abstrak
Keluarga berencana (KB) adalah program yang dapat mengurangi tingkat kematian ibu
dan bayi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model basis data program
KB di Puskesmas. Ruang lingkup pengembangan basis data program KB meliputi
pelayanan program KB diwilayah kerja Puskesmas. Jenis penelitian ini adalah Action
Research. Subjek pada penelitian ini yaitu pengelola programKB di Provinsi, Kabupaten,
Puskesmas dan pelaksana program KB di desa. Analisis sistem pencatatan dan pelaporan
program KB di Puskesmas ditemukan beberapa masalah yaitu format register yang tidak
seragam, duplikasi pencatatan, penyimpanan data yang masih manual, pengolahan
laporan yang belum otomatisasi serta informasi yang dihasilkan masih terbatas. Hasil
penelitian ini yaitu prototype Basis Data program KB di Puskesmas berdasarkan
kebutuhan informasi pengelola program KB. Basis data program KB di Puskesmas yang
dikembangkan dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh pengelola dan
pelaksana program KB sehingga dapat dimanfaatkan guna monitoring dan evaluasi kinerja
program KB di Puskesmas.
Kata kunci : basis data, keluarga berencana, sistem pencatatan dan pelaporan
1.   Sujud Mardi Raharja adalah Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
     Airlangga
2.   Santi Martini adalah Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
                                                 1
2     Jurnal IKESMA Volume 11 Nomor 1 Maret 2015
PENDAHULUAN                                        (kurang dari 2 tahun) dan kehamilan
                                                   pada usia terlalu tua merupakan faktor
        Program       kesehatan      ibu           risiko pada ibu hamil (Rochjati, 1976
merupakan salah satu program yang                  dalam Rochjati,1990). Adanya 4T pada
menjadi tujuan pembangunan kesehatan               ibu hamil akan meningkatkan risiko
di Indonesia.Indikator utama yang                  terjadi         perdarahan         dan
digunakan untuk mengukur kinerja                   preeklampsia/eklampsia (PE/E).
program kesehatan ibu antara lain                          Perdarahan           merupakan
adalah angka kematian ibu (AKI) per 100            penyebab kematian ibu sebesar 21,81 %
ribu kelahiran hidup, proporsi kelahiran           sedangkan PE/E merupakan penyebab
yang ditolong oleh tenaga kesehatan                kematian ibu sebesar 36,29 % (Dinas
terlatih, angka pemakaian kontrasepsi              Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2013).
(KB aktif) cara modern pada wanita usia            Raharja (2013) menyatakan bahwa Pada
15-49 tahun, angka kelahiran pada                  kasus kematian ibu tahun 2012 di
remaja (per 1000 perempuan usia 15-49              provinsi Jawa Timur, usia dibawah 20
tahun), cakupan pelayanan antenatal (K1            tahun berisiko 1,16 kali meninggal
dan K4) dan unmet need KB                          karena          preeklampsia/eklampsia
(Kementerian      PPN/Bappenas,     BPS,           dibandingkan usia diatas 20 tahun,
2011).                                             sedangkan usia diatas 35 tahun risiko
        Program Keluarga Berencana                 kematian      karena     preeklampsia/
merupakan salah satu strategi untuk                eklampsia      sebesar     1,12    kali
mengurangikematian ibu khususnya ibu               dibandingkan dengan usia dibawah 35
dengan kondisi terlalu muda untuk                  tahun, sementara usia 20–35 tahun
melahirkan (di bawah usia 20tahun),                risiko kematian karena preeklampsia/
terlalu sering melahirkan, terlalu dekat           eklampsia      sebesar     0,87    kali
jarak melahirkan, dan terlalu tua                  dibandingkan kelompok usia diluar 20 –
melahirkan (diatas usia 35 tahun) atau             35 tahun (Raharja, 2013). Sehingga usia
lebih dikenal dengan istilah 4T                    ideal untuk hamil (20 – 35 tahun)
(Kemenkes, 2014). Menurut penelitian               mempunyai efek pencegahan meninggal
telah diketahui bahwa umur reproduksi              karena preeklampsia/eklampsia. Data
sehat pada seorang wanita berkisar                 Laporan Kematian Ibu (LKI) di Provinsi
antara 20-30 tahun, artinya bahwa                  Jawa Timur tahun 2012 – 2014
melahirkan setelah umur 20 tahun jarak             menunjukkan bahwa proporsi kematian
persalinan sebaiknya 2-3 tahun dan                 ibu dengan 4T pada kasus kematian ibu
berhenti melahirkan setelah umur 30                di Provinsi Jawa Timur menunjukkan
tahun. Berarti anak cukup 2-3 orang.               kecenderungan yang terus meningkat
Telah dibuktikan bahwa kelahiran ke                seperti pada gambar 1.
empat       dan     seterusnya      akan
meningkatkan kematian ibu dan janin
(Roeshadi,2004).Kehamilan pada usia
terlalu muda, jumlah anak yang terlalu
banyak (lebih dari 3 anak), jarak
kelahiran anak yang terlalu dekat
                                    Sujud Mardi Raharja : Pengembangan Basis Data Program Keluarga …..                                    3
 Gambar 1. Tren Kematian Ibu dengan 4T di Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2014
             (Sumber: Analisa Lanjut LKI 2012-2014 Dinkes Prov Jatim).
        Gambar 1 menunjukkan bahwa             dengan kabupaten di sekitarnya Angka
proporsi kematian ibu dengan 4T                usia perkawinan di bawah 17 tahun di
meningkat dari 19,93 % pada tahun              Kabupaten Tulungagung sebesar 21,66
2012 menjadi 38,45 % pada tahun 2014.          %, Kabupaten Blitar sebesar 20,66 %,
         Salah satu indikator cakupan          Kabupaten Kediri 16,48 % dan
program KB adalah Pasangan Usia Subur          Kabupaten Trenggalek 23,83 % % (BPS
(PUS) dengan 4T ber KB. Tahun 2010             Prov Jatim & Bappeda Prov Jatim,
angka kelahiran pada perempuan usia            2014).Usia perkawinan di bawah 17
15-19 tahun sebesar 34,1 sedangkan             tahun merupakan potensi terjadinya
pada tahun 2012 sebesar 34,6 % (BPS            kehamilan pada usia yang terlalu muda
Prov Jatim & Bappeda Prov Jatim, 2014).        dan diperlukan program KB untuk
Perempuan usia 15-19 tahun merupakan           menunda kehamilan.
kelompok yang termasuk dalam kategori                   Studi pendahuluan Sistem
4T dalam program KB yaitu kelompok             pencatatan dan pelaporan berbasis
terlalu muda untuk hamil. Peningkatan          komputer di Kabupaten Tulungagung
angka kelahiran pada kelompok ini              terdapat file yang digunakan untuk
berpotensi      untuk    mempengaruhi          merekam data hasil pendataan PUS di
kejadian kematian ibu.                         tingkat desa (gambar 2)dan file yang
        Kabupaten           Tulungagung        digunakan    untuk      merekam   hasil
merupakan kabupaten di Jawa Timur              pelayanan program KB (gambar 3).
yang angka usia perkawinan di bawah 17
tahunnya relatif tinggi dibandingkan
                                  Nama PUS                   Pus Gakin      Anak                     Pus dengan
                                                                                              Pus                            Tempat
                                                                            Usia                   Anemia/lila <23,5 Metode
                    No                                Umur                            Jrak dengan                           Pelayanan
                            Suami          Istri          Ya Tidak Jumlah Anak                       cm/penyakit      KB
                                                                                    Kelahiran 4T                               KB
                                                                          (Th, bln)               kronis/IMS (SLKI)
                     1 Juri            Sartih          48      √     2 16 Th 9 Th              √           -         Suntik Polindes
                     2 Makin           Trik            31      √     1 12 Th            -      -           -           -        -
                     3   Agus          Leli Alifiah    30          √     1    1 Th       -      -           -         Suntik   Polindes
                    28   Sumen         Siti Ks         45          √     2    20 Th    6 Th     √           -           Pil    Polindes
                    29   Sumeh         Anis            37    √           -       -       -      -           -            -         -
                    30   gunawi        Pida            21          √     1     2 Th      -      -           -         Suntik   Polindes
              Gambar 2. Form Pendataan PUS di Kabupaten Tulungagung
Gambar 2. menunjukkan bahwa form            umur. Salah satu kriteria penting basis
pendataan PUS digunakan untuk               data adalah data dalam basis data dapat
mengumpulkan data sasaran program           berkembang dengan mudah, baik volume
KB. Form tersebut mempunyai variabel        maupun strukturnya (Sutanta, 2011).
4     Jurnal IKESMA Volume 11 Nomor 1 Maret 2015
Penggunaan variabel umur dalam kedua                      File yang digunakan untuk
form pendataan diatas menyebabkan                  merekam hasil pelayanan program KB
data dalam basis data tidak bisa                   (gambar 3) merupakan pemindahan
berkembang dengan mudah. Pada saat                 format buku register kohort yang berada
terjadi pergantian tahun, data umur                di    Puskesmas      dan     jaringannya
menjadi tidak sesuai. Variabel tanggal             (Puskesmas) dalam bentuk file. Register
lahir lebih tepat untuk kemudahan                  kohort    merupakan      register yang
berkembang. Penggunaan tanggal lahir               digunakan    untuk     mencatat     hasil
akan     memudahkan      mendapatkan               pelayanan kontrasepsi pada peserta KB
informasi umur setiap saat tanpa                   lama dan baru setiap hari pelayanan
terpengaruh ada tidaknya pergantian                (Kemenkes, 2012).
tahun.
                      Gambar 3. Register Kohort KB di Puskesmas
Form register kohort pada gambar 3            warna kuning di lingkaran hitam) dan
mempunyai beberapa kolom sesuai               dinyatakan karena amenore (kode DO 1
variabel   yang    dibutuhkan.    Hasil       pada lingkaran hitam). Informasi
pelayanan dicatat pada kolom tahun            tersebut menunjukkan bahwa PUS
yang terdiri dari 12 sub kolom yang           nomer 151 tidak lagi menggunakan alat
merujuk jumlah bulan dalam 1 tahun.           kontrasepsi. Pada nomer register 204,
       Gambar 3menunjukkan terdapat           PUS mempunyai anak 3 dan ber KB
nama PUS dengan alamat yang sama              dengan metode suntik 1 bulan (kode
terekam dalam register dengan nomer           K/S/1 warna biru di lingkaran hitam).
yang berbeda yaitu nomer 151 dan                      Rangkaian informasi dari kedua
nomer 204 (lingkaran merah). Pada             nomer register tersebut adalah sebagai
kolom jumlah anak (lingkaran biru)            berikut. PUS nomer 151 dan nomer 204
terdapat perbedaan data jumlah anak.          adalah PUS yang sama. Pada saat PUS
Nomer register 151 jumlah anak 2              nomer 151 berkunjung ke sarana
dengan usia anak terkecil 6 tahun,            pelayanan kesehatan, PUS dinyatakan DO
sedangkan pada register nomer 204             dengan alasan amenore. Kemudian PUS
jumlah anak 3 dengan usia anak terkecil       datang lagi ke sarana pelayanan
3 bulan.                                      kesehatan dan dicatat dengan nomer
       Perbedaan terjadi karena PUS           register 204. Pada saat itu PUS telah
dengan nomer register tercatat 2 kali.        melahirkan dengan usia anak 3 bulan
Pada nomer register 151, PUS                  dan mengikuti program KB dengan
mempunyai anak 2 dan ber KB dengan            metode suntik periode 1 bulan.
metode Implan 2 tahun (kode K/I/2
                         Sujud Mardi Raharja : Pengembangan Basis Data Program Keluarga …..   5
Dampak dari pencatatan tersebut selain            METODE
duplikasi     data     adalah    adanya
ketidakkonsistenan     data.   Penyebab                  Jenis penelitian ini merupakan
utama adanya data yang tidak konsisten            penelitian         pengembangan.Peneliti
adalah karena adanya duplikasi atau               melakukan pengamatan terhadap sistem
kerangkapan data (Sutanta, 2011).                 pencatatan dan pelaporan program KB
        Penggunaan basis data akan                yang sedang berjalan, melihat masalah
membantu mengatasi permasalahan                   dan hambatan yang ada kemudian
tersebut. Prayitno dalam penelitiannya            menyusun model sistem manajemen
tentang aplikasi sistem informasi                 basis data baru untuk menyelesaikan
surveilans epidemiologi menyatakan                masalah.Desain basis data yang baru
bahwa basis data dalam sistem informasi           akan dilakukan ujicoba kemudian
laporan mingguan ini telah dibuat                 dilakukan perbaikan sehingga akan
sedemikian rupa sehingga file-file                diperoleh model sistem manajemen basis
menjadi terstruktur dan terorganisir              data program KB yang siap digunakan.
dengan baik, sehingga menjadi efisien                    Rancang bangun dalam penelitian
serta akan mempermudah dalam                      ini adalah action research berupa
memanggil dan meng-update data                    pengembangan model sistem manajemen
(Prayitno,           2005).Permasalahan           basis data. Penelitian ini difokuskan pada
ketepatan dan kelengkapan           data          pengembangan sistem manajemen basis
berkaitan dengan proses pencatatan dan            data program KB. Metode kualitatif
perekaman data. Pengembangan basis                digunakan untuk membantu proses
data bertujuan untuk meningkatkan dan             identifikasi pada setiap tahapan dalam
mengefisienkan sistem pencatatan dan              metodologi pengembangan model sistem
perekaman data serta mengurangi                   manajemen basis data program KB yang
penggunaan form-form/arsip dalam                  terdiri dari :
ukuran besar (Robby dan Frans, 2009).               1. Analisis Sistem
        Berdasarkan beberapa data dan                       Penelitian     ini    merupakan
uraian diatas dapat diketahui adanya                   pengembangan dari sistem yang
permasalahan basis data di sistem                      telah berjalan, karena itu perlu
pencatatan program KB di Puskesmas di                  dikaji masalah yang dihadapi
Kabupaten Tulungagung. Permasalahan                    petugas pencatatan dan pelaporan
yang terjadi adalah adanya duplikasi                   program       KB      untuk      dicari
data       dan        ketidakkonsistenan               pemecahannya pada sistem yang
data.Penelitian perlu dilakukan untuk                  baru. Masalah yang sedang dihadapi
mengidentifikasi kebutuhan data dan                    pada sistem yang berjalan dicari
informasi sehingga perancangan basis                   dengan      wawancara       mendalam
data dapat memenuhi kebutuhan                          terhadap petugas yang berkaitan
pengguna, memudahkan manajemen                         dengan kegiatan program KB di
data dan menghasilkan informasi yang                   bidang kesehatan dari tingkat
akurat.                                                Provinsi hingga Puskesmas dan
Tujuan      Penelitian     ini    adalah               jaringannya. Studi dokumentasi
mengembangkan sistem manajemen                         dilakukan       terhadap      formulir
basis data program KB di Kabupaten                     pencatatan dan pelaporan program
Tulungagung khususnya basis data untuk                 KB di tingkat Provinsi hingga
menghasilkan informasi PUS dengan 4T .                 Puskesmas        dan      jaringannya.
                                                       Dokumen yang ditelaah terdiri dari
6        Jurnal IKESMA Volume 11 Nomor 1 Maret 2015
       Laporan Program KB di Provinsi,                April 2015 sampai dengan bulan Juli
       Kabupaten, dan Puskesmas, buku                 2015.Informan dalam penelitian ini
       register kohort KB, PWS KB, form               sebanyak 14 orang yang terdiri dari
       pencatatan hasil layanan KB. Hasil             pengelola program KB Dinas Kesehatan
       wawancara mendalam dan studi                   Provinsi Jawa Timur,penanggung jawab
       dokumentasi akan dipergunakan                  data KB BKKBN Provinsi Jawa Timur,
       untuk menentukan komponen input,               Kepala Seksi KB Kespro dan pengelola
       proses dan output model sistem                 Program KB Dinas Kesehatan Kabupaten
       manajemen basis data yang akan                 Tulungagung, Kepala Puskesmas, Bidan
       dikembangkan.                                  koordinator program KB Puskesmas dan
    2. Perancangan Model                              bidan wilayah pelaksana program KB di
            Berdasarkan analisis sistem,              Puskesmas.
       dibuat suatu pemodelan secara logic
       maupun fisik sebagai alternatif                HASIL     PENELITIAN                DAN
       pemecahan masalah. Kegiatan yang               PEMBAHASAN
       dilakukan meliputi :
       a. Membuat bagan alur sistem basis                    Ruang lingkup sistem pencatatan
          data                                        dan pelaporan program KB di Kabupaten
       b. Membuat diagram konteks                     Tulungagung     berada      di    tingkat
       c. Membuat Data Flow Diagram                   Puskesmas. Kegiatan pencatatan dan
       d. Perancangan basis data yang                 pelaporan    program      KB     meliputi
          meliputi empat tahap yaitu                  keseluruhan proses pendataan sasaran
          normalisasi, menyusun hubungan              dan pelayanan program KB di wilayah
          antar tabel, dan menentukan                 kerja Puskesmas Tunggangri.
          spesifikasi perangkat lunak dan                    Beberapa permasalahan yang
          keras serta pembuatan kamus                 dihadapi dalam sistem Pencatatan dan
          data.                                       Pelaporan Program KB di Puskesmas
    3. Uji Coba dan Evaluasi                          Tunggangri adalah sebagai berikut :
            Uji coba dilakukan dengan                  1. Masalah Input
       tujuan      memastikan         bahwa                     Bidan desa sebagai petugas
       komponen dalam sistem telah                        pencatatan dan pelaporan merasa
       berfungsi    dengan     baik.    Cara              tidak      menguasai        teknologi
       melakukan      uji   coba     dengan               informasi.      Hasil      observasi
       melakukan       pemasukkan       data              menunjukkan bahwa petugas cukup
       program KB pada software basis                     mampu       untuk      menggunakan
       data yang baru. Uji coba ditindak                  komputer. Persepsi yang kurang
       lanjuti dengan perbaikan apabila                   sesuai tentang teknologi informasi
       ada     kendala     dalam      proses              mungkin       sebagai      penyebab
       pemasukkan data dan output                         munculnya        perasaan       tidak
       informasi yang dibutuhkan. Evaluasi                menguasai teknologi informasi. Hal
       dilakukan dengan cara melakukan                    ini terbukti dengan usulan untuk
       wawancara       kepada     pengguna                dilakukan pelatihan lebih dahulu
       software basis data yang baru.                     sebelum       sistem       informasi
                                                          diterapkan       dan       kesediaan
   Lokasi penelitian adalah Puskesmas                     penggunaan sistem pencatatan dan
Tunggangri diKabupaten Tulungagung.                       pelaporan berbasis sistem informasi.
Waktu penelitian diawali pada bulan
                         Sujud Mardi Raharja : Pengembangan Basis Data Program Keluarga …..   7
           Menghilangkan PUS yang                          informasi yang belum bisa
      menopause dari penghitungan                          dihasilkan tetapi diperlukan
      secara   otomatis    merupakan                       untuk pemantauan di tingkat
      masalah yang dihadapi oleh                           Puskesmas.
      Dinas kesehatan Kabupaten.
      Status PUS yang menopause yang                   Berdasarkan      hasil   wawancara
      tidak otomatis hilang dapat                 dengan Puskesmas dan Dinas Kesehatan
      menyebabkan      ketidaktepatan             Kabupaten      Tulungagung      terdapat
      penghitungan cakupan KB Aktif.              beberapa kebutuhan informasi yang
                                                  belum terpenuhi. Salah satu informasi
   2. Masalah Proses                              yang dibutuhkan adalah PUS dengan 4T.
      Pemindahan format buku register             Informasi PUS dengan 4T dari hasil
      kohort KB dari bentuk hardcopy              observasi form yang ada bisa dihasilkan
      ke dalam softcopy menyebabkan               dari sumber data yang telah digunakan
      proses pembuatan laporan tidak              selama ini. Proses yang dibutuhkan
      berjalan     secara     otomatis.           untuk menghasilkan informasi tersebut
      Penggunaan yang sama untuk                  berasal dari hasil pendataan dan untuk
      beberapa      variabel    dengan            memperbarui         informasi      harus
      penggunaan tanda “/” sebagai                penghitungan secara manual. Berikut
      pemisah merupakan salah satu                adalah hasil petikan wawancara terkait
      penyebabnya.      Petugas    juga           PUS dengan 4T :
      merasa terlalu banyak data atau             “wah data PUS dengan 4T ini banyak
      kolom     yang     harus    diisi.          kosongnya, dapatnya ya dari hasil
      Banyaknya kolom yang harus                  pendataan padahal pendataan sasaran
      diisi merupakan konsekwensi                 tidak tiap tahun dilakukan” (pengelola
      dari pemindahan buku register               program KB dinkes).
      kohort KB ke dalam file dengan
      format yang sama.                                Basis data program KB yang
                                                  dikembangkan adalah basis data
   3. Masalah Output                              kegiatan program KB yang mampu
      Output yang dihasilkan menurut              menghasilkan       informasi yang
      hasil wawancara masih sangat                dibutuhkan menegnai program KB di
      terbatas    untuk    memenuhi               tingkat Puskesmas.
      Indikator cakupan program KB.               Hasil
      Masih     terdapat    beberapa
Pengembangan basis data menggunakan database mysql dengan hasil sebagai berikut:
                            Gambar 4. Tampilan Menu Utama
8      Jurnal IKESMA Volume 11 Nomor 1 Maret 2015
       Gambar 4 adalah gambar                       data yang dibutuhkan digunakan terlebih
tampilan basis data sistem pencatatan               dahulu adalah menggunakan login pada
dan pelaporan program KB yang telah                 fasilitas akses.
dikembangkan. Pada tampilan ini ada                          Data penduduk dimasukkan
beberapa fasilitas yang terdiri dari akses,         melalui form entry data penduduk.
data dan KB. Untuk memasukkan input
Variabel umur pada penduduk dirubah menjadi variabel tanggal lahir.
                   Gambar 5. Tampilan menu entry data penduduk
Primary key yang dipergunakan adalah         tingkat Posyandu akan memudahkan
nomer induk kependudukan (NIK).              penggerakan kader dalam pemantauan
Disarankan menggunakan NIK yang              PUS.      Manfaat    lainnya    adalah
terdapat dalam KK meskipun NIK               memudahkan penggabungan dengan
apapun bisa dimasukkan.                      program gizi dan KIA dalam hal
        Data     KK     diisi     dengan     kunjungan anak ke Posyandu. Form
mengidentifikasi dan mengelompokkan          penduduk dan form KK merupakan form
data penduduk ke dalam Keluarga. Form        data dasar penduduk.
ini penting untuk menentukan jumlah                  Pelayanan Program KB dicatat
PUS yang ada di wilayah tersebut.            pada form data dasar peserta KB dan
Identifikasi       KK         disarankan     data pelayanan KB
dikelompokkan hingga tingkat Posyandu.
Keuntungan pengelompokkan hingga
Data dasar peserta KB berfungsi untuk melakukan skrining bagi PUS yang baru pertama
kali mengikuti program KB.
                      Gambar 6. Tampilan menu data dasar peserta KB
Data dasar ini juga mempunyai fungsi                membutuhkan pelayanan KB akan
yang mirip dengan loket. PUS yang                   dimasukkan terlebih dahulu dalam data
                           Sujud Mardi Raharja : Pengembangan Basis Data Program Keluarga …..    9
dasar tersebut bagi PUS yang baru. PUS              akan diberikan pelayanan                dengan
yang pernah mendapatkan pelayanan KB                menekan fasilitas periksa.
hanya akan dicari datanya dan kemudian
Form laporan saat ini mempunyai 4 fasilitas yaitu fasilitas keluaran hasil kegiatan KB,
keluaran PUS dengan 4T, keluaran PUS yang terancam dan keluaran PUS yang harus
melakukan kunjungan ulang.
                          Gambar 7. Tampilan menu laporan KB
Dengan menu tersebut petugas dapat                  melahirkan, dan terlalu tua melahirkan
melakukan       pemantauan    wilayah               (diatas usia 35 tahun) atau lebih dikenal
setempat (PWS) KB dengan lebih mudah.               dengan istilah 4T (Kemenkes, 2014).
Mengidentifikasi PUS dengan 4T secara                     Pencatatan dan pelaporan program
spesifik berdasarkan nama dan alamat                KB di tingkat Puskesmas merupakan
secara otomatis.                                    sumber data yang cukup penting untuk
                                                    program KB. Pencatatan dan pelaporan
PEMBAHASAN                                          di tingkat Puskesmas tidak hanya
                                                    mencatat hasil pendataan tetapi juga
      Program Keluarga Berencana (KB)               hasil pelayanan program KB d wilayah
menurut Undang-undang no 52 tahun                   Puskesmas dan jaringannya.
2009        tentang       perkembangan                    Puskesmas        sebagai     sarana
kependudukan       dan      pembangunan             pelayanan        kesehatan       ditingkat
keluarga merupakan salah satu strategi              kabupaten mempunyai kewajiban untuk
pengendalian      kuantitas      penduduk           melaksanakan pelayanan progam KB. UU
(Sekretariat    Negara       RI,    2009).          No     52      tahun     2009     tentang
Kemeterian Kesehatan memandang                      perkembangan        kependudukan      dan
Program Keluarga Berencana merupakan                pembangunan keluarga dalam pasal 23
salah satu strategi untuk mengurangi                ayat 1 dan 2 menyebutkan bahwa
kematian ibukhususnya ibu dengan                    pemerintah       termasuk      pemerintah
kondisi terlalu muda untuk melahirkan               daerah wajib meningkatkan akses dan
(di bawah usia 20 tahun), terlalu sering            kualitas      informasi,      pendidikan,
melahirkan,     terlalu    dekat     jarak          konseling, dan pelayanan kontrasepsi.
10    Jurnal IKESMA Volume 11 Nomor 1 Maret 2015
Rincian dari kewajiban tersebut diatur                    Penggunaan                 komputer
dengan     peraturan     menteri    yang           memungkinkan terjadinya pencatatan
bertanggung jawab di bidang kesehatan.             dengan format yang berbeda tanpa
Tugas meningkatkan akses dan kualitas              mengurangi informasi yang dibutuhkan.
informasi, pendidikan, konseling dan               Variabel umur misalnya, pada kohort KB
pelayanan kontrasepsi membutuhkan                  berbasis kertas dipergunakan untuk
data yang berkualitas baik.                        menghasilkan informasi PUS dengan 4T
      Sistem pencatatan dan pelaporan              dalam kategori terlalu tua atau terlalu
program KB di Kabupaten Tulungagung                muda. Untuk menghasilkan informasi
telah menggunakan pencatatan berbasis              tersebut petugas harus memilah satu per
komputer. Penggunaan komputer masih                satu PUS yang tercatat dan kemudian
terbatas      pada      pemindahancara             dikategorisasikan ke dalam kelompok
pencatatan dari buku register kohort KB            terlalu muda atau terlalu tua. Proses
dalam bentuk buku menjadi file di dalam            berikutnya dilakukan penghitungan
komputer. Data diolah menjadi informasi            manual atau dengan melidi untuk
dengan proses manual yaitu menghitung              mendapatkan informasi PUS 4T dalam
satu per satu indikator dan infromasi              kategori terlalu tua dan terlalu tua.
yang dibutuhkan tanpa menggunakan                         PUS di suatu wilayah diperkirakan
pemakaian rumus yang didukung oleh                 adalah sebesar 17% dari jumlah
komputer. Data yang dicatat dalam                  penduduk (Kemenkes,2014). Puskesmas
register kohort KB berasal dari data               idealnya mempunyai jumlah penduduk
pelayanan program KB di wilayah                    sekitar 30 ribu jiwa. Rumus PUS 17 %
Puskesmas.Data lain yang dipergunakan              jumlah penduduk akan menghasilkan
dalam sistem pencatatan dan pelaporan              jumlah PUS diwilayah Puskesmas sekitar
adalah data hasil pendataan PUS. Hasil             5 ribu PUS. Angka tersebut cukup besar
pendataan     salah    satunya    adalah           untuk dikategorikan secara manual.
dipergunakan      untuk     memperoleh                    Komputer memungkinkan variabel
informasi PUS 4T.                                  umur dirubah menjadi variabel tanggal
      Penggantian register kohort KB               lahir untuk menghasilkan informasi 4T.
yang berbasis kertas menjadi dalam                 Proses menghasilkan informasi 4T
bentuk file pada dasarnya tidak banyak             dilakukan      secara    otomatis      oleh
merubah     sistem     pencatatan    dan           komputer dengan jalan menghitung
pelaporan yang ada karena penggantian              umur PUS melalui pengurangan tanggal
tersebut tidak disertai perubahan tata             saat ini dengan tanggal lahir dan
cara penulisan data. Masukan (input)               kemudian        dibandingkan        dengan
merupakan awal dimulainya proses                   persyaratan umur dibawah 20 tahun
informasi, bahan mentah dari informasi             atau diatas 35 tahun. Proses tersebut
adalah data dan hasil dari sistem                  dilakukan dengan penggunaan rumus
informasi tidak lepas dari data yang               dalam pemrograman komputer.
dimasukkan (Jogianto, 2005). Format                       Seorang ibu PUS dengan umur 19
dan tata cara penulisan data yang sama             tahun pada tahun ini akan dikategorikan
menyebabkan proses yang harus                      sebagai PUS dengan 4T. Tahun
dilakukan     oleh     petugas     untuk           berikutnya ibu tersebut tidak lagi masuk
menghasilkan        informasi       yang           dalam kategori PUS dengan 4T secara
dibutuhkan tidak berubah. Dampaknya                otomatis oleh komputer jika variabel
duplikasi pencatatan, penghitungan data            yang      digunakan      tanggal      lahir.
agregat masih bersifat manual.                     Penghitungan manual harus dilakukan
                          Sujud Mardi Raharja : Pengembangan Basis Data Program Keluarga …..   11
setiap tahun apabila variabel yang                 antar data dalam basis data kepada
digunakan adalah variabel umur.                    pengguna secara logik. Diagram untuk
       Sebuah basis data adalah tempat             menggambarkan           model         Entitiy-
penyimpanan file data dimana pengguna              Relationship     ini    disebut       Entitiy-
harus menjalankan aplikasi untuk                   Relationship Diagram, ER Diagram, atau
mengakses data dari basis data dan                 ERD (Kroenke, 2005). Diagram ERM
menyajikannya dalam bentuk informasi               tersusun atas 3 bgian yaitu entitas,
yang dimengerti (Simarmata, 2007).                 atribut, dan relasi antar entitas.
Basis data dikembangkan berdasarkan                       Normalisasi      data       dilakukan
analisis      kebutuhan       informasi.           sebelum       pengembangan            Entitiy-
Perancangan diawali dengan membuat                 Relationship Diagram.Tahap normalisasi
diagram konteks dengan entitas yang                data terdiri dari empat tahap yaitu
dibutuhkan.       Tahap      selanjutnya           bentuk normalisasi tidak normal, bentuk
merumuskan Data Flow Diagram (DFD)                 normal kesatu yang memiliki ciri
yaitu gambaran yang memperlihatkan                 pembentukan data dalam satu record,
aliran data dan proses kerja pada suatu            bentuk normal kedua dan bentuk normal
aplikasi (Kuswandi, 2012). DFD juga                ketiga yang sudah tertuang dalam bentuk
merupakan representasi grafik dari                 Entitiy-Relationship                Diagram
sebuah sistem. DFD merupakan alat                  (Simarmata, 2007).
perancangan sistem yang berorientasi                      Hasil proses pengembangan basis
pada alur data dengan konsep                       data adalah dihasilkannya sistem
dekomposisi yang dapat digunakan                   pencatatan dan pelaporan yang lebih
untuk penggambaran analisa maupun                  sederhana. Pemasukan data secara rutin
rancangan sistem, sehingga dengan                  dilakukan dengan mengisi form data
merancang DFD dapat mempermudah                    dasar KB yang terdiri dari 2 form. Form
menyusun       program     basis    data           pertama berupa form data dasar KB dan
(Pressman, 2010).Tahap berikutnya                  form KB merupakan form periksa.
yaitu menyusun Logical Design (desain                     Form data dasar KB diisi untuk
logika) yaitu desain pemodelan data                klien KB baru baik yang baru pertama
konseptual yang harus diubah menjadi               kali ber-KB maupun yang pernah
pemodelan data logika. Data hasil desain           Berhenti KB atau berganti cara KB. Form
logika ini akan diimplementasikan ke               periksa dipergunakan untuk klien yang
dalam database (model data logika).                telah ber-KB dan melakukan kunjungan
Pada tahap transformasi ini dapat terjadi          ulang. Form data dasar KB dan periksa
kombinasi dan pengintegrasian model                adalah modifikasi dari form rekam medik
data konseptual menjadi model data                 yang      digunakan      petugas       dalam
logika. Keadaan ini memungkinkan                   memberikan        pelayanan.     Modifikasi
terjadinya proses penambahan informasi             dilakukan dengan penambahan beberapa
yang dibutuhkan selama dilakukannya                variabel seperti rawat inap untuk
perubahan desain model data logika.                menfasilitasi kebutuhan data indikator
Dalam aplikasinya, pada tahap inilah               komplikasi KB dari BKKBN serta variabel
proses normalisasi database dilakukan              kegagalan untuk kebutuhan indikator
(Roger S, 2012).                                   program KB di sektor kesehatan.
      Model basis data yang digunakan                     Variabel        kegagalan           KB
pada basis data program KB adalah                  didefinisikan sebagai peserta KB
Entity Relationship Model (ERM).ERM                tersebut mengalami kehamilan. Definisi
digunakan untuk menjelaskan hubungan               ini menyebabkan variabel kegagalan
12    Jurnal IKESMA Volume 11 Nomor 1 Maret 2015
merupakan       pintu    masuk     untuk                 Sistem pencatatan dan pelaporan
menggabungkan pencatatan pelaporan                 berbasis komputer ini menghilangkan
program KB dan Kesehatan Ibu dan Anak              penggunaan register kohort KB. Register
dalam satu aplikasi.                               kohort KB pada dasarnya adalah
      Form-form lain selain form data              digunakan         untuk        melakukan
dasar KB dan form periksa seperti form             pemantauan       program      KB     dan
penduduk, kartu keluarga, desa ,                   memudahkan pengolahan data dari
posyandu, puskesmas dan lainnya diisi              rekam medik menjadi informasi yang
hanya     sekali    saat   akan     mulai          dibutuhkan. Fungsi register kohort KB
menggunakan sistem atau bila terjadi               diwakili oleh form laporan (Gambar 7).
pertambahan penduduk dan PUS.                            Hilangnya fungsi register KB dalam
Pengisian data dilakukan melalui 2 cara.           sistem pencatatan dan pelaporan akan
Cara pertama dengan melalui form yang              mengurangi proses pencatatan dan
disediakan sistem sedangkan cara kedua             pelaporan yang harus dilakukan petugas.
dilakukan melalui metode import.                   Sistem pencatatan dan pelaporan
      Metode import bisa dilakukan                 berbasis kertas mewajibkan petugas
dengan menggunakan format file yang                untuk mengisi rekam medik kemudian
telah disediakan sebagai suplemen diluar           melakukan kategorisasi, koding dan
aplikasi. variabel dalam file untuk                pencatatan di register kohort dan
metode import juga bisa dipergunakan               selanjutnya melakukan pengolahan data
sebagai format untuk pendataan PUS.                untuk menghasilkan informasi dan
Metode import hanya berlaku untuk data             pelaporan.
penduduk dan kartu keluarga.                             Sistem pencatatan dan pelaporan
      Form          data       penduduk            hasil pengembangan basis data hanya
memungkinkan        sistem   mempunyai             mewajibkan petugas untuk mengisi
semua data penduduk tidak hanya                    rekam medik atau form data dasar dan
terbatas pada PUS sebagai sasaran                  form periksa secara rutin. Menu rekap
program KB. Tersedianya semua data                 KB dalam form laporan merupakan
penduduk akan memudahkan apabila di                menu yang dirancang sesuai format
kemudian hari sistem pencatatan dan                pelaporan program KB yang dibuthkan
pelaporan       progam      KB      akan           oleh Dinas Kesehatan Kabupaten dan
dikembangkan menjadi sistem yang lebih             Provinsi. Format yang dihasilkan oleh
lengkap seperti pencatatan pelaporan               menu rekap KB dirancang kompatibel
program Gizi, pengobatan dan program–              dengan program pengolahan data
progam lainnya.                                    berbasis     komputer     yang     umum
      Form data KK memungkinkan                    digunakan. Keuntungannya adalah Dinas
sistem untuk mengidentifikasi jumlah               Kesehatan Kabupaten tidak mengalami
keluarga. Keluarga dalam sistem ini                kesulitan    melakukan      rekap   data
terdiri dari suami, istri dan anak.                pelaporan apabila Puskesmas di wilayah
Keluarga dalam sistem ini juga                     kerjanya belum semuanya menerapkan
merepresentasikan PUS. Penggunaan                  sistem pencatatan dan pelaporan
variabel umur menyebabkan PUS dalam                program KB berbasis komputer.
sistem bersifat dinamis. PUS yang sudah                  Fungsi pemantauan dalam sistem
masuk kategori menopause akan atau                 pencatatan berbasis kertas diperoleh
berusia diatas 49 tahun akan otomatis              dengan menggunakan register kohort
tidak hitung sebagai PUS oleh sistem.              KB. Sistem pencatatan dan pelaporan
                                                   berbasis komputer yang dikembangkan
                         Sujud Mardi Raharja : Pengembangan Basis Data Program Keluarga …..   13
menyediakan menu pemantauan dalam                 terjadinya kehamilan pada sasaran
form laporan. Menu-menu tersebut                  berisiko tinggi bila terjadi kehamilan.
adalah menu PUS terancam , menu                         Hasil ujicoba pada 5 responden
jadwal kunjungan ulang PUS dan menu               yang semuanya adalah bidan wilayah
daftar PUS 4T.                                    menyatakan bahwa sistem pencatatan
      Menu PUS terancam dirancang                 dan pelaporan KB cukup sederhana.
sebagai peringatan dini bagi petugas              Kelima responden juga menyatakan
untuk mencegah terjadinya . adalah PUS            bahwa variabel yang ada sudah cukup
peserta KB yang tidak lagi mengikuti              mewakili kebutuhan informasi.
program KB dengan berbagai alasan.                      Hasil ujicoba tersebut sesuai
Keluaran menu berupa daftar nama PUS              dengan penelitian penerapan sistem
peserta KB yang belum melakukan                   informasi juga dilakukan di unit rekam
kunjungan ulang selama 2 periode                  medis RSUD Pacitan. Hasil penelitian
kunjungan. Daftar tersebut merupakan              tersebut menyimpulkan bahwa sistem
bahan bagi petugas untuk melakukan                informasi      rekam      medis    mampu
kunjungan rumah atau melakukan                    mengurangi terjadinya nomer rekam
penggerakan masyarakat agar PUS dapat             medis ganda pada pasien, waktu
dilayani.                                         pencarian status rekam medis pasien
      Menu jadwal kunjungan ulang PUS             menjadi lebih cepat dan terbantunya
adalah sebuah daftar nama PUS peserta             proses diagnosa, terapi dan perawatan
KB yang sudah waktunya melakukan                  pasien oleh dokter dan paramedis
kunjungan ulang. Penentuan waktu                  (Susanto dan Sukadi, 2012).
kunjungan ulang berdasarkan data                        Penelitian lain yang dilakukan oleh
variabel tanggal kembali pada form                Yulianti (2012) menyatakan bahwa
periksa.     Menu      tersebut    akan           penerapan Sistem BKKBN Bengkulu
memudahkan petugas untuk memantau                 menggunakan aplikasi komputer dapat
dan mengorganisir pelayanan yang harus            meningkatkan efektifitas waktu dan
dilakukan.                                        efektifitas kerja dengan hasil pengolahan
      Menu daftar PUS 4T adalah daftar            data yang sesuai dengan aturan yang
PUS 4T yang tidak ber-KB maupun yang              berlaku di LPJK. Sistem BKKBN Bengkulu
ber-KB. Daftar PUS 4T berguna untuk               merupakan sistem pendukung keputusan
mengetahui sasaran PUS 4T yang tidak              peserta KB teladan yang dibuat untuk
ber-KB. PUS 4T diharapkan mengikuti               mengurangi         subyektifitas     dalam
program KB karena PUS dengan kategori             pemilihan KB Teladan di BKKBN
4T     memiliki    risiko     mengalami           Bengkulu.
komplikasi atau kematian lebih besar
bila terjadi kehamilan. Raharja (2013)            SIMPULAN DAN SARAN
menyatakan bahwa pada kasus kematian              Simpulan
ibu tahun 2012 di Provinsi Jawa Timur,
usia dibawah 20 tahun berisiko 1,16 kali                Model basis data program KB di
meninggal                        karena           tingkat Puskesmas yang dikembangkan
preeklampsia/eklampsia dibandingkan               mampu menghasilkan informasi PUS
usia diatas 20 tahun. Daftar tersebut             dengan 4T secara otomatis dengan
akan memudahkan petugas dalam                     memperhitungkan usia PUS, jarak
melakukan penggerakan masyarakat,                 kelahiran anak dan jumlah anak yang
pemetaan dan upaya-upaya lain yang                dimiliki PUS. Kemampuan tersebut
harus dilakukan untuk mencegah                    memungkinkan       pengguna    untuk
14    Jurnal IKESMA Volume 11 Nomor 1 Maret 2015
mendapatkan informasi PUS dengan 4T                7.    Hatta, Gemala R. 2008.Pedoman
secara periodik dan terkini.                             Manajemen Informasi Kesehatan di
      Identitas petugas pengguna yang                    Sarana      Pelayanan    Kesehatan.
unik akan mencegah terjadinya duplikasi                  Penerbit Universitas Indonesia,
data    karena     perilaku      pencarian               Jakarta
pelayanan     kesehatan      klien   yang          8.    Jogiyanto HM. 2005.Analysis dan
berpindah-pindah. Identitas petugas                      Disain Sistem Informasi. Penerbit
akan menyebabkan penggabungan data                       Andi, Yogyakarta
klien yang mencari pelayanan program               9.    Kementerian       Kesehatan      RI.
KB di petugas manapun dapat terekam.                     2012.Pedoman Sistem Pencatatan
                                                         dan Pelaporan Pelayanan Keluarga
Saran                                                    Berencana. Jakarta
      Melihat manfaat yang dapat                   10.   Kendall&Kendall.       2006.Analisis
dihasilkan oleh Basis Data program KB                    Perancangan Sistem Informasi. PT
yang telah dikembangkan,, diharapkan                     Prenhallindo, Jakarta
sistem pencatatan dan pelaporan                    11.   Kroenke David M. 2005.Database
program KB bisa diterapkan di tingkat                    Processing Dasar-Dasar, Desain dan
Puskesmas.Sarana yang dibutuhkan                         Implementasi, Penerbit Erlangga,
minimal satu unit komputer dengan                        Jakarta
printer    dan    pengaturan     waktu             12.   Mc Leod Raymond, Jr dan George P.
pemasukan data oleh tim manajemen                        Schell. 2008. Sistem Informasi
Puskesmas.                                               Manajemen Penerbit Salema Empat,
                                                         Jakarta
                                                   13.   Raharja, S.M. 2013.Risiko Kematian
DAFTAR RUJUKAN                                           Ibu menurut Usia pada Kasus
                                                         Kematian Ibu dengan Preeklampsia
1.   Dinkes Prov Jatim.2011.Laporan                      di Provinsi Jawa Timur tahun 2012,
     Kematian Ibu tahun 2010.Surabaya                    Prosiding      seminar      nasional
2.   Dinkes Prov Jatim. 2012.Laporan                     Kependudukan, FKM Universitas
     Kematian Ibu tahun 2011. Surabaya                   Jember.
3.   Dinkes Prov Jatim. 2013.Laporan               14.   Raharja,S.M.    2016.Pengembangan
     Kematian Ibu tahun 2012. Surabaya                   Sistem Manajemen Basis Data
4.   Dinkes Prov Jatim, 2014, Laporan                    Program KB Tingkat Puskesmas di
     Kematian Ibu tahun 2013. Surabaya                   Kabupaten Tulungagung, Tesis, FKM
5.   Date C.J. 2005.Pengenalan Sistem                    Universitas Airlangga
     Basis Data. PT Indeks Kelompok                15.   Simarmata Janer. 2007.Perancangan
     Gramedia, Jakarta                                   Basis    Data,     Penerbit    ANDI
6.   Fathansyah.     2012.Basis    Data.                 Yogyakarta
     Penerbit Informatika Bandung