Ilmu dan Budaya Volume 43, Nomor 1, Tahun 2022
pISSN : 0126-2602
eISSN : 2798-6160
PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA DAN EFIKASI
DIRI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR
SISWA SMK NEGERI
Maslikhah1*, Dede Rahmat Hidayat1, Happy Karlina Marjo1
1
Magister Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Jakarta.
Email: maslikhah_bk18s2@mahasiswa.unj.ac.id, dederhidayat@unj.ac.id,
happykarlina.unj2005@gmail.com.
*Korespondensi : maslikhah_bk18s2@mahasiswa.unj.ac.id
(Submission 05-01.2022 , Revissions 11-01-2022 , Accepted 12-01-2022 )
Abstract
This study aims to examine the effect of family support and self-efficacy on the of making
career decisions, either partially or simultaneously. The subjects in this study were 131 of
the 10th grade students of SMK Negeri in the 2021/2022 academic year. Data analysis used
in this research is Product Moment Correlation Analysis of Person. The result of the
correlation between the variables of family support and career decision making show a
correlation coefficient of -0.414, which means that when family support is high, the of
making career decision will be low and vice versa. The result of the correlation between self-
efficacy and career decision-making variables show a correlation coefficient of -0.614,
which means that when self-efficacy is high, the of making career decisions will be low and
vice versa. The results of the correlation between the variable of self-efficacy and career
decision making show a correlation coefficient of -0.637, which means that family support
and self-efficacy are high, the of making decisions will be low and vice versa
Keywords: decision making, self-efficacy, family support, state vocational high
school students, north jakarta.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh dukungan keluarga dan efikasi diri
terhadap kesulitan pengambilan keputusan karier baik secara parsial maupun simultan.
Subjek pada penelitian ini berjumlah 131 siswa kelas 10 SMK Negeri 4 Jakarta Tahun
Pelajaran 2021/2022. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis
Korelasi Product Moment dari Person. Hasil korelasi antara variabel dukungan keluarga dan
pengambilan keputusan karier menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar -0.414 yang
artinya saat dukungan keluarga tinggi maka kesulitan pengambilan keputusan karier akan
rendah begitu pun sebaliknya. Hasil korelasi antara variabel efikasi diri dan pengambilan
keputusan karier menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar -0.614 yang artinya saat
efikasi diri tinggi maka kesulitan pengambilan keputusan karier akan rendah begitu pun
sebaliknya. Hasil korelasi antara variabel efikasi diri dan pengambilan keputusan karier
menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar -0.637. yang artinya saat dukungan keluarga
ILMU DAN BUDAYA | 33
Ilmu dan Budaya Volume 43, Nomor 1, Tahun 2022
pISSN : 0126-2602
eISSN : 2798-6160
dan efikasi diri tinggi maka kesulitan pengambilan keputusan karier akan rendah begitu pun
sebaliknya
Kata Kunci: kesulitan pengambilan keputusan karir, efikasi diri, dukungan
keluarga, siswa smk negeri, jakarta utara.
PENDAHULUAN
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga formal
dalam sistem pendidikan nasional memiliki tujuan mempersiapkan siswa untuk
keterampilan dalam bidang tertentu (Widarto, 2015). Sekolah kejuruan secara
khusus bertujuan untuk menyiapkan siswa agar dapat bekerja secara mandiri
(wirausaha) ataupun berkarir dalam bidang pekerjaan yang telah tersedia di dunia
kerja. Siswa dilatih agar memiliki karir, ulet dan gigih dalam bersaing dan bisa
mengembangkan sikap profesionalisme dalam bidang yang diminati. Selain itu
siswa diberi bekal ilmu pengetahuan agar mampu mengembangkan diri melalui
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Pengambilan keputusan karir, menurut (Hartono, 2016) adalah suatu proses
dinamis dan berkelanjutan untuk membuat pilihan karir dari beberapa alternatif
pilihan karir yang ada di masyarakat, berdasarkan hasil pemahaman diri dan
pemahaman karir. Sedangkan menurut Conger (dalam Suban, 2016) adalah usaha
menemukan dan melakukan pilihan diantara berbagai kemungkinan yang timbul
dalam proses pemilihan karir.
Berdasarkan data yang diperoleh tim Conselor Detection pada September
sampai Oktober 2013, terdapat 164 peserta didik sekolah menengah di Yogyakarta
yang mengalami kesulitan dan kebimbangan dalam menentukan pilihan program
studi yang sesuai dengan minat dan keinginan diri sendiri (Ardiyanti & Alsa, 2015).
Rata-rata dari mereka menyatakan masih belum memiliki gambaran karir yang pasti
untuk dirinya setelah lulus dari SMK dan mengalami kebimbangan akan keputusan
yang ingin dijalankan setelah lulus dari pendidikan sekolah menengah. Hal ini akan
memicu permasalahan ketika seseorang mencari pekerjaan dan dapat berdampak
pada status pengangguran. Reardon, Lenz, Sampson, & Peterson dalam Kidd (2006)
menjelaskan bahwa seseorang dalam memecahkan masalah karir dan membuat
keputusan karir yang tepat membutuhkan pertimbangan yang kompleks, yaitu
keluarga, social, ekonomi, dan organisasi yang mempengaruhi perkembangan karir
seseorang.
Moesono dalam Sarwono (2005) menjelaskan bahwa ternyata siswa sekolah
menengah tidak pernah benar-benar tahu apa yang diinginkannya dan tidak terbiasa
tertantang menggali informasi sampai tuntas, tetapi hanya sekedar bermodal
informasi yang hanya 40%, petunjuk orangtua dan keberanian beresiko. Diperlukan
kepercayaan diri dan keyakinan diri yang baik pada diri seorang remaja supaya
dapat terdorong untuk melakukan aktivitas tertentu dan terbantu menilai diri sendiri
terkait keinginan serta kemampuannya dalam menjalankan sebuah perilaku tertentu,
baik mengatasi hambatan dan persoalan lain dalam proses mencapai suatu tujuan
yang diinginkan (Pajares, 1996; Bandura, 1997; Ormrod dalam Widyaningrum &
Hastjarjo, 2016). Remaja yang mampu mengambil keputusan dengan baik terhadap
ILMU DAN BUDAYA | 34
Ilmu dan Budaya Volume 43, Nomor 1, Tahun 2022
pISSN : 0126-2602
eISSN : 2798-6160
karirnya menandakan bahwa mereka sudah mampu mengembangkan konsep diri
dan identitas dirinya, sehingga mereka akan menjadi pribadi yang lebih bertanggung
jawab atas karir yang dipilihnya (Furhman dalam Conger, 1991). Kendati demikian,
masih banyak remaja yang kesulitan dalam mengambil sebuah keputusan untuk
karirnya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesulitan pengambilan keputusan
karir, yang dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Salah
satu faktor internal adalah efikasi diri. Penelitian yang dilakukan Sawitri (2009),
menyebutkan bahwa individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi untuk
melakukan penilaian diri, pencarian informasi pekerjaan, melakukan pemilihan
tujuan karier, membuat perencanaan karier, dan memecahkan masalah seputar
karier, diprediksi memiliki tingkat kesulitan rendah dalam mengambil keputusan
karier. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji hubungan antara efikasi
diri dan kesulitan pengambilan keputusan karir.
Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya juga memiliki hasil yang
beragam. Widyastuti dan Pratiwi (2013), memperoleh hasil dari penelitiannya
bahwa efikasi diri lebih berpengaruh terhadap kemantapan pengambilan keputusan
karir daripada dukungan sosial keluarga, dengan kontribusi sebesar 30,8%. Hasil
serupa menyatakan bahwa efikasi diri memiliki hubungan yang positif dengan
pengambilan keputusan karir (Peilouw & Nursalim, 2013; Dewi, 2017; Flores,
Ojeda, & Yu-Ping, 2006; Bozgeyikli, Eroandğlu, & Hamurcu, 2009; Appelbaum &
Harre, 2010; Ningrum & Ariati, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Setiobudi
(2017) menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara efikasi diri
dengan kemantapan pengambilan keputusan karir. Hasil tersebut menyatakan,
efikasi diri tinggi yang dimiliki siswa/i pada dasarnya akan membantu diri mereka
dalam menghadapi permasalahan karir dan dapat membantu menentukan
keberhasilan pengambilan keputusan karir di masa depan. Selain itu Kurniasari,
Dariyo, Idulfilastri (2018) dalam hasil penelitiannya menyebutkan bahwa hasil
analisis data diketahui terdapat hubungan negatif signifikan antara self-efficacy
dengan pengambilan keputusan karier.
Di sisi lain, terdapat pula faktor eksternal yang memengaruhi pengambilan
keputusan karier. Menurut Lopez & Andrews (dalam Gordon, 2007), keraguan
mengambil keputusan karier merupakan hasil dari serangkaian interaksi antara
individu dengan keluarganya. Dukungan sosial keluarga tersebut memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kemantapan pengambilan keputusan karier remaja. Baron
dan Byrne (2005) menyatakan bahwa dukungan sosial adalah kenyamanan secara
fisik dan psikologis yang diberikan oleh teman atau anggota keluarga. Beberapa
penelitian telah dilakukan untuk menguji hubungan antara efikasi diri dan
pengambilan keputusan karir.
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya memiliki hasil yang
beragam. Guan et al., (2016) dalam hasil penelitiannya menyebutkan bahwa seluruh
dimensi pengambilan keputusan karir memiliki hubungan positif dengan dukungan
orangtua. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ghosh & Fouad (2017) dalam
hasilnya menyatakan bahwa dukungan orangtua tidak berpengaruh secara signifikan
pada pengambilan keputusan karir.
ILMU DAN BUDAYA | 35
Ilmu dan Budaya Volume 43, Nomor 1, Tahun 2022
pISSN : 0126-2602
eISSN : 2798-6160
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa SMK sebagai remaja yang segera
akan dihadapkan dunia kerja, sehingga mereka harus segera membuat keputusan
karir. Responden dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas 10 SMK Negeri 4
Jakarta Tahun Pelajaran 2021/2022. Peserta didik kelas X dipilih karena masih
belum praktik di perusahaan dan belum mengenal situasi dan kondisi perusahaan.
SMK Negeri 4 Jakarta dipilih karena permasalahan tentang karir yang kompleks
yang dialami oleh siswa. Beberapa siswa yang masuk ke SMK Negeri 4 Jakarta
mengakui terpengaruh oleh temannya waktu duduk di SMP, dan sebagian orangtua
siswa SMK Negeri 4 Jakarta tidak mengetahui anaknya ingin melanjutkan ke
sekolah mana, apakah akan masuk SMA atau SMK. Orangtua baru mengetahui
sekolah anaknya setelah mendapatkan undangan dari sekolah dalam rangka rapat
kerja sekolah, sehingga sulit disebutkan apakah orangtua mendukung anaknya agar
dapat sekolah dengan baik dan mengambil keputusan yang tepat dalam pengambilan
keputusan karir.
METODE
Penelitian ini dilaksanakan selama delapam bulan dimulai bulan Maret 2020
hingga Oktober 2020. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan
pendekatan kuantitatif. Analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel. Teknik korelasi digunakan
untuk mengukur kadar pengaruh antara dukungan keluarga dan efikasi diri dengan
pengambilan keputusan karier Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 4 Jakarta baik
secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Konstelasi penelitian ini dibuat
sebagai berikut:
X1 Y
X2
Gambar 1. Diagram Jalur
Keterangan:
Y : Pengambilan Keputusan Karier
X1: Dukungan Kelaurga
X2: Efikasi Diri
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas 10 SMK Negeri 4
Jakarta Tahun Pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 500 siswa. Penelitian ini
menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 92.5%, oleh karenanya batas kesalahan
yang digunakan sebesar 7.5%. Apabila dilakukan perhitungan menggunakan rumus,
maka jumlah minimum sampel yang diperoleh adalah:
ILMU DAN BUDAYA | 36
Ilmu dan Budaya Volume 43, Nomor 1, Tahun 2022
pISSN : 0126-2602
eISSN : 2798-6160
Alasan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proportional random
sampling karena proporsi populasi pada masing masing sekolah relatif sama, maka
proporsi pembagian sampel dialokasikan secara rata. Adapun rincian sampel yang
digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Data Siswa kelas 10 SMK Negeri 4 Jakarta
NO. KOMPETENSI KEAHLIAN KLS 10
1. Konstruksi Gedung Sanitasi dan Perawatan 18
2. Teknik Instalasi Tenaga Litrik 18
3. Teknik Pemesinan 18
4. Teknik Pengelasan 8
5. Teknik Kendaraan Ringan Otomotif 18
6. Teknik Audio Video 9
7. Teknik Elektronika Industri 18
8. Teknik Mekatronika 8
9. Teknik Komputer Jaringan 8
10. Desain Interior dan Teknik Furniture 8
JUMLAH 131
Siswa yang dijadikan sampel penelitian berada di kelas 10 tahun pelajaran
2021/2022 yang masih belum praktik di perusahaan dan belum mengenal situasi dan
kondisi perusahaan. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner yang menerapkan
skala sikap likert. Kuesioner berisi sejumlah pernyataan yang dikembangkan dari
kisi-kisi instrumen. Skala pengukuran pengambilan keputusan karir yang digunakan
adalah instrumen Career Decision-Making Difficulties Questionnaire (CDDQ) yang
terdiri dari 34 item dan menerapkan skala likert 1-9. Skala pengukuran dukungan
orangtua yang digunakan adalah instrumen Career Related Parent Support Scale
(CRPS) yang terdiri dari 27 item dan menerapkan skala likert 1-5. Sedangkan skala
pengukuran dukungan efikasi diri yang digunakan adalah instrumen Career
Decision Selfefficacy Scale (CDSES) yang terdiri dari 18 item dan skala likert 1-9.
Analisis data pada penelitian ini, yaitu dengan Analisis Korelasi Product
Moment dari Pearson sehingga akan didapatkan koefisien korelasi antar variabel.
Koefisien korelasi adalah nilai yang menunjuukan kuat atau tidaknya hubungan
antar dua variabel. Koefisien korelasi dilambangkan dengan huruf r.
Makna/interpretasi dari masing-masing nilai koefisien korelasi tercantum dalam
Tabel 2.
ILMU DAN BUDAYA | 37
Ilmu dan Budaya Volume 43, Nomor 1, Tahun 2022
pISSN : 0126-2602
eISSN : 2798-6160
Tabel 2. Makna Koefisien Korelasi.
Nilai Koefisien Korelasi Interpretasi/Makna
0.00-0.10 Korelasi dapat diabaikan
0.10-0.39 Korelasi lemah
0.40-0.69 Korelasi sedang
0.70-0.89 Korelasi kuat
0.90-1.00 Korelasi sangat kuat
HASIL PENELITIAN
Analisis Deskriptif
1) Dimensi yang memiliki peran paling besar dalam kesulitan pengambilan
keputusan karier (Y) adalah Lack of Readiness.
2) Tingkat Dukungan Keluarga yang terjalin antara keluarga dan siswa
kelas 10 SMK Negeri 4 Jakarta adalah sedang / cukup baik. Dimensi yang
memiliki peran paling besar dalam dukungan keluarga adalah Pemodelan
terkait karir
3) Tingkat Efikasi Diri atau keyakinan individu siswa kelas 10 SMK
Negeri 4 Jakarta adalah sedang/cukup baik. Dimensi yang memiliki peran
paling besar dalam Efikasi Diri adalah accurate self-appraisal
Analisis Data
1) Hubungan Dukungan Keluarga dan Kesulitan Pengambilan Kepustusan
Karier.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi
sebesar -0.414 dan nilai signifikansi sebesar 0.000. Karena nilai sig. 0.000 <
0.05 maka H1 diterima dan H0 ditolak. Oleh karenanya dapat disimpulkan
bahwa dengan tingkat kepercayaan 95%, terdapat hubungan yang negatif
dan signifikan antara dukungan keluarga (X1) dengan pengambilan
keputusan karier (Y) pada siswa kelas 10 SMK Negeri 4 Jakarta. Hubungan
negatif antara dukungan keluarga (X1) dengan kesulitan pengambilan
keputusan karier (Y) mengindikasikan bahwa saat dukungan keluarga tinggi
maka pengambilan keputusan karier akan rendah begitu pun sebaliknya.
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian Febriana (2019) yang
bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara dukungan sosial
keluarga dan efikasi diri pengambilan keputusan karir pada siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Sayung Demak. Analisis data yang digunakan menggunakan
metode statistik Spearman-rho, hasil analisis menunjukkan koefisien
korelasi sebesar rxy = 0,491 dengan tingkat signifikansi p = 0,000 (p<0,05),
artinya terdapat hubungan positif yang signifikan antara variabel dukungan
sosial keluarga dan efikasi diri pengambilan keputusan karir pada siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Sayung Demak, yang berarti hipotesis diterima.
Penelitian oleh Guan et al., (2016) terhadap 731 mahasiswa di China
menunjukkan bahwa dukungan orang tua berpengaruh secara signifikan
pada adaptabilitas karier. Dukungan orang tua memiliki kontribusi yang
ILMU DAN BUDAYA | 38
Ilmu dan Budaya Volume 43, Nomor 1, Tahun 2022
pISSN : 0126-2602
eISSN : 2798-6160
penting guna membantu individu untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas
serta mengeksplorasi karier guna mendorong pengembangan kepedulian,
pengendalian, keingintahuan, dan keyakinan karier. Dengan demikian,
terdapat bukti empiris yang menunjukkan bahwa dukungan orangtua mampu
mempengaruhi adaptabilitas karier pada individu.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Zulaikhah dan
Taufik (2014) yang bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan
antara dukungan orang tua dengan pengambilan keputusan studi lanjut siswa
SMA. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa ada hubungan positif
dan signifikan antara dukungan orang tua dengan pengambilan keputusan
studi lanjut siswa SMA. Sumbangan efektif total yang diberikan oleh
variabel bebas kepada variabel tergantung adalah sebesar 59,4% sedangkan
sisanya 40,6% dipengaruhi oleh faktor lain.
Dukungan keluarga yang paling besar pengaruhnya dalam
mengurangi tingkat kesulitan pengambilan keputusan karir pada siswa kelas
10 SMK Negeri 4 Jakarta adalah pemodelan terkait karir. Pemodelan terkait
karir yang dimaksud adalah bekal yang diberikan orangtua kepada anak
mengenai contoh-contoh perilaku yang biasa terjadi di tempat mereka
bekerja. Dengan adanya penjelasan terkait dunia karir dari keluarga akan
memudahkan siswa dalam penentuan karirnya.
Hasil dari penelitian dapat dijadikan masukan untuk konselor dalam
upaya untuk menurunkan kesulitan pengambilan keputusan karir pada siswa
dengan mengajak keluarga untuk ikut andil dalam pemilihan karir siswa.
Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan memberikan gambaran dunia
karir (pekerjaan) pada siswa sehingga dapat meyakinkan siswa dalam
pemilihan karir. Selain itu keluarga juga dapat memberikan ceirta terkait
pengalaman yang dapat dibagikan kepada siswa yang masih berhubungan
dengan perkembangan pendidikan dan karier anak tersebut.
2) Hubungan Efikasi Diri dan Kesulitan Pengambilan Kepustusan Karier.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi
sebesar -0.614 dan nilai signifikansi sebesar 0.000. Karena nilai sig. 0.000 <
0.05 maka H1 diterima dan H0 ditolak. Oleh karenanya dapat disimpulkan
bahwa dengan tingkat kepercayaan 95%, terdapat hubungan yang negatif
dan signifikan antara efikasi diri (X2) dengan kesulitan pengambilan
keputusan karier (Y) pada siswa kelas 10 SMK Negeri 4 Jakarta. Hubungan
negatif antara efikasi diri (X2) dengan kesulitan pengambilan keputusan
karier (Y) mengindikasikan bahwa saat efikasi diri tinggi maka kesulitan
pengambilan keputusan karier akan rendah begitu pun sebaliknya.
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Widyastuti & Pratiwi (2013) yang menggunakan analisis regresi untuk
menguji pengaruh efikasi diri dan kemantapan pengambilan keputusan karir.
Hasil analisis uji t antara variabel self efficacy dengan kemantapan
pengambilan keputusan karir diperolah besarnya nilai t hitung sebesar 5,442
> t tabel yaitu 1,658 dengan taraf signifikasi sebesar 0,000 yang berarti p
ILMU DAN BUDAYA | 39
Ilmu dan Budaya Volume 43, Nomor 1, Tahun 2022
pISSN : 0126-2602
eISSN : 2798-6160
value < 0,05 menunjukkan bahwa ada pengaruh secara signifikan antara self
efficacy dengan kemantapan pengambilan keputusan karir semakin tinggi
self efficacy maka semakin tinggi kemantapan dalam pengambilan
keputusan karir siswa dan semakin rendah self efficacy maka semakin
rendah pula kemantapan siswa dalam pengambilan keputusan karirnya.
Hasil dari penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Yosafat
(2009) yang mengatakan ada hubungan antara career self efficacy dengan
pengambilan keputusan karier (rxy= 0,812 (p = 0,000; p < 0,05) sehingga
penambahan tingkat career self efficacy diikuti dengan penambahan tingkat
pengambilan keputusan karier atau penurunan tingkat career self efficacy
akan diikuti dengan penurunan tingkat pengambilan keputusan karier.
Peningkatan career self efficacy dapat dilakukan dengan cara memberikan
bimbingan karier secara intensif kepada para siswa.
Hasil dari penelitian sejalan dengan Kurniasari, Dariyo, Idulfilastri
(2018) yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy
dengan pengambilan keputusan karier pada mahasiswa tingkat akhir
Fakultas Psikologi di Jakarta Barat. Peneliti melakukan uji korelasi dengan
menggunakan Pearson Correlation. Uji korelasi tersebut menunjukkan hasil
r = -0,409, p = 0,000 < 0,01. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis
diterima karena terdapat hubungan negatif yang signifikan antara self-
efficacy dengan pengambilan keputusan karier. Semakin tinggi self-efficacy
mahasiswa, maka semakin rendah (tidak sulit) kesulitan pengambilan
keputusan karier, sehingga mahasiswa tersebut memiliki kemampuan
pengambilan keputusan karier yang tinggi. Sebaliknya, semakin rendah self-
efficacy mahasiswa, maka semakin tinggi kesulitan pengambilan keputusan
karier, sehingga mahasiswa tersebut memiliki kemampuan pengambilan
keputusan karier yang rendah.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sawitri (2009) yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh langsung
yang negatif signifikan antara efikasi diri dengan kesulitan pengambilan
keputusan karier. Hasil tersebut menyatakan bahwa seseorang yang
memiliki keyakinan yang tinggi memiliki keraguan yang semakin rendah
dalam pengambilan keputusan karier, sedangkan seseorang yang memiliki
keyakinan yang rendah memiliki keraguan yang semakin tinggi dalam
pengambilan keputusan karier.
Dimensi efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir paling
besar pengaruhnya pada siswa adalah accurate self-appraisal, artinya jika
ingin menurunkan kesulitan dalam pemilihan karir maka siswa harus
meingkatkan penilaian pada diri sendiri dalam minat karir, keterampilan dan
tujuan karir. Menurut Bandura (1997), dalam proses membuat keputusan
mengenai pilihan karir, individu harus mempertimbangkan ketidakpastian
akan kemampuannya terhadap bidang yang diminati, kepastian dan prospek
karirnya di masa depan dan identitas diri yang dicarinya. Siswa harus
memahami kelebihan dirinya dibandingkan dengan orang lain sehingga
siswa jadi lebih yakin dengan pilihan karir yang mereka pilih. Selain itu
ILMU DAN BUDAYA | 40
Ilmu dan Budaya Volume 43, Nomor 1, Tahun 2022
pISSN : 0126-2602
eISSN : 2798-6160
siswa juga harus memiliki tujuan karir yang jelas agar mengurangi kesulitan
dalam pemilihan karir.
Hasil dari penelitian dapat dijadikan masukan untuk konselor agar
lebih meyakinkan siswa dengan pilihan karir sesuai dengan keahlian masing
masing. Selain itu konselor juga harus mengadakan kegiatan-kegiatan yang
membuat siswa dapat menonjolkan keahliannya, seperti : lomba debat untuk
melatih cara berbicara dan juga bernegosiasi atau lomba keterampilan
menghitung untuk melatih kemampuan menghitung.
3) Hubungan Dukungan Keluarga dan Efikasi Diri terhadap Kesulitan
Pengambilan Kepustusan Karier.
Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar -0.637
dan nilai signifikansi sebesar 0.000. Karena nilai sig. 0.000 < 0.05 maka H1
diterima dan H0 ditolak. Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa dengan
tingkat kepercayaan 95%, terdapat hubungan yang negatif dan signifikan
antara dukungan keluarga (X1) dan efikasi diri (X2) dengan kesulitan
pengambilan keputusan karier (Y) pada siswa kelas 10 SMK Negeri 4
Jakarta. Hubungan negatif antara dukungan keluarga (X1) dan efikasi diri
(X2) dengan kesulitan pengambilan keputusan karier (Y) mengindikasikan
bahwa saat dukungan keluarga dan efikasi diri tinggi maka kesulitan
pengambilan keputusan karier akan rendah begitu pun sebaliknya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Widyastuti (2013) yang
menghasilkan hasil analisis data menunjukkan nilai F hitung sebesar 22,959.
Dengan F tabel sebesar 3,09 pada taraf 5% .Oleh karena F hitung lebih
besar daripada F dengan taraf signifikasi 0,000 yang berarti p value < 0,05
menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara faktor self efficacy dan
dukungan sosial keluarga dengan kemantapan pengambilan keputusan karir.
Sehingga dapat disimpulkan adanya hubungan simultan antara faktor self
efficacy dan dukungan sosial keluarga dengan kemantapan pengambilan
keputusan karir. Dengan R squared sebesar 0,321 berarti self efficacy dan
dukungan sosial keluarga memiliki kontribusi sebesar 32,1% terhadap
kemantapan pengambilan keputusan karir.
Pengaruh gabungan antara dukungan keluarga (X1) dan efikasi diri
(X2) akan memberikan pengaruh yang lebih kuat dalam menurunkan tingkat
kesulitan pengambilan keputusan karir terbukti dari nilai koefisien yang
lebih besar dibanding dengan pengaruh individu dari X1 terhadap Y atau X2
terhadap Y. Sehingga jika ingin didapatkan pengaruh yang lebih signifikan
pada penurunan tingkat kesulitan pengambilan keputusan karir maka
program bimbingan konseling perlu mengajak keluarga siswa untuk
berpartisipasi aktif untuk memberikan dukungan terkait karir pada siswa.
Diagram pengaruh dari masing-masing variabel dapat dilihat pada Gambar
2.
ILMU DAN BUDAYA | 41
Ilmu dan Budaya Volume 43, Nomor 1, Tahun 2022
pISSN : 0126-2602
eISSN : 2798-6160
Dukungan
Keluarga (X1)
r = -0.414
Kesulitan
r = -0.637
Pengambilan
Keputusan
Karier (Y)
r = -0.614
Efikasi Diri (X2)
Gambar 2. Diagram Jalur beserta Koefisien Korelasi
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kesimpulan merujuk dari hasil penelitian, secara khusus yang dapat
disimpulkan adalah sebagai berikut: Pertama, hubungan negatif antara dukungan
keluarga (X1) dengan pengambilan keputusan karier (Y) mengindikasikan bahwa
saat dukungan keluarga tinggi maka pengambilan keputusan karier akan rendah
begitu pun sebaliknya; Kedua, hubungan negatif antara efikasi diri (X2) dengan
kesulitan pengambilan keputusan karier (Y) mengindikasikan bahwa saat efikasi diri
tinggi maka pengambilan keputusan karier akan rendah begitu pun sebaliknya; dan
ketiga, hubungan negatif antara dukungan keluarga (X1) dan efikasi diri (X2)
dengan pengambilan keputusan karier (Y) mengindikasikan bahwa saat dukungan
keluarga dan efikasi diri tinggi maka pengambilan keputusan karier akan rendah
begitu pun sebaliknya.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat
diberikan atas penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, dengan mengetahui
dimensi yang paling tinggi pada kesulitan dalam pengambilan keputusan karir
adalah Lack of Readiness maka konselor harus lebih meningkatkan kesiapan siswa
dalam menghadapi dunia karier seperti membuat program magang ke perusahaan
perusahaan yang sesuai dengan bakat dan minat dari siswa; Kedua, dengan
mengetahui dimensi yang paling rendah pada dukungan keluarga adalah Bantuan
Instrumental artinya bentuk dukungan orangtua yang diberikan kepada siswa berupa
benda atau instrumen yang berkaitan dengan dunia karir masih kurang. Maka orang
tua perlu menyediakan benda atau instrumen sesuai dengan kebutuhan karir siswa;
dan ketiga, dengan mengetahui dimensi yang paling rendah pada efikasi diri adalah
Problem Solving. Artinya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang ada
masih kurang. Maka konselor dan orang tua perlu bekerja sama memberikan study
case yang sekiranya akan dihadapi pada saat berkarir. Dengan adanya hal tersebut
ILMU DAN BUDAYA | 42
Ilmu dan Budaya Volume 43, Nomor 1, Tahun 2022
pISSN : 0126-2602
eISSN : 2798-6160
diharapkan kemampuan problem solving siswa akan terlatih dan semakin siap dalam
memilih pekerjaan.
Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian yang sama dengan
penelitian ini namun dengan lingkup penelitian yang lebih luas, misalnya : dalam 1
kota dan 1 provinsi.
DAFTAR PUSTAKA
Appelbaum, S.H., and Harre, A. (2010). Self-efficacy as a mediator of goal setting
and performance some human resource applications. Journal of Managerial
Psychology, 11(3), 33-47.
Bandura, A. (1997). Self-efficacy: The exercise of control. New York: W.H.
Freeman and Company.
Baron, R.A. dan Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial. Edisi Kesepuluh: Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Dewi, R.P. (2017). Hubungan efikasi diri dengan pengambilan keputusan karir
pada mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana
Yogyakarta. Insight. 19 (2). 87-99.
Hartono. (2016). Bimbingan Karier. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.
Kurniasari, R. I., Dariyo, A., & Idulfilastri, R. M. (2018). Hubungan Antara Self-
Efficacy dengan Pengambilan Keputusan Karier pada Mahasiswa Tingkat
Akhir Fakultas Psikologi: (Studi Kasus Pada Universitas).
Ningrum, S.K., & Ariati, J. (2013). Hubungan antara efikasi diri dengan
pengambilan keputusan karir pada mahasiswa semester akhir di Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Jurnal Empati, 2(4). 1-9.
Pajares, F., & Schunk, D. (2001). The development of academic self-efficacy.
Development of achievement motivation. United States.
Peilouw, F.J., & Nursalim, M. (2013). Hubungan antara pengembilan keputusan
dengan kematangan emosi dan self-efficacy pada remaja. Jurnal Character.
1 (2).
Setiobudi, J. (2017). Pengaruh efikasi diri terhadap pengambilan keputusan karir
pada siswa kelas XII SMA Negeri Kalasan. E-Journal Bimbingan dan
Konseling. 6 (1). 98-111.
ILMU DAN BUDAYA | 43
Ilmu dan Budaya Volume 43, Nomor 1, Tahun 2022
pISSN : 0126-2602
eISSN : 2798-6160
Widarto, Amzar Yulianto. (2015). Pengaruh Keaktifan Siswa Berorganisasi
Terhadap Peningkatan Soft Skills dan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal
Pendidikan Vokasional Teknik Mesin UNY, Vol 3. No 5. 2015.
Widyastuti, & Pratiwi. (2013). Pengaruh self-efficacy dan dukungan sosial keluarga
terhadap kemantapan pengambilan keputusan karir siswa. Jurnal BK
UNESA, 3(1), 231-238.
ILMU DAN BUDAYA | 44