REVIEW JURNAL
Judul                       ANALISIS SENYAWA METABOLIT SEKUNDER
                              DARI BATANG Spatholobus ferrugineus(Zoll &
                              Moritzi) Benth
                              YANG BERFUNGSI SEBAGAI ANTIOKSIDAN
  Jurnal                      Jurnal penelitian
  Download
  Volume danHalaman           Volume 1, no. 1 halaman 23-29
  Tahun                       2007
  Penulis                     Eva Marliana
  Reviewer                    Silvia Nindy Pratiwi
  Tanggal                     27 november 2016
 TujuanPenelitian     Jurnal ini bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder
                      dari batang Spatholobus ferrugineus(Zoll &
                      Moritzi) Benth yang bersifat antioksidatif.
                      Menentukan persentase aktivitas antioksidan dari
                      ekstrak metanol batang Spatholobus ferrugineus
                      (Zoll & Moritzi) Benth dengan peredaman radikal
                      DPPH secara spektrofotometri.
 SubjekPenelitian     Senyawa metabolit sekunder
                      dari batang Spatholobus ferrugineus(Zoll &
                      Moritzi) Benth yang bersifat antioksidatif.
 Assesment Data       Jumlah tumbuhan berkhasiat obat di Indonesia
                      diperkirakan sekitar 1.260 jenis tumbuhan. Ada 150.000 metabolit
                      sekunder yang sudah diidentifikasi dan ada 4000
 Metode penelitian    -Sampel penelitian adalah batang Spatholobus ferrugineus(Zoll &
                      Moritzi) Benth yang diambil dari taman Hutan Raya Bukit
                      Soeharto.
                      - Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah
                      proanalisis buatan Merck dan Sigma, yaitu; metanol,
                      asam askorbat, DPPH, ferri klorida, etil asetat, asam
                      sulfat pekat (96-97%), anisaldehid, bismut nitrat,
                    kalium iodida, asam asetat glasial 100%, amonia
                    pekat (25%), asam formiat, kloroform, n-heksan, n-butanol, silicon
                    grease, yohimbin 1%, rutin 0,05%
                    dan aquadest.
                    Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah; bejana
                    maserasi,peralatan gelas, neraca analitik, oven dan lain-lain
LangkahPenelitian        Ekstraksi
                    Sampel yang telah dihaluskan sebanyak 1.233 g direndam dengan
                    metanol kemudian disimpan di tempat yang terlindung cahaya
                    matahari lima harisambil sekali-sekali dishaker. Selanjutnya filtrat
                    metanol dipisahkan dengan cara filtrasi. Filtrat metanol diuapkan
                    dengan rotary evaporator, sehingga diperoleh ekstrak metanol,
                    ekstrak ini dimasukkan di toplesskecil yang telah dilapisi
                    alumunium foil dan ditempatkan di desikator.
                         Skrining fitokimia dengan metode KLT
                    Fase diam yang digunakan dalam skrining ini adalah Silika gel
                    F254ukuran 20x20 cm2
                    yang kemudian dipotong sesuai kebutuhan, sedangkan fase gerak
                    dan penampak noda yang digunakan sebagai berikut.
                         Identifikasi senyawa golongan alkaloid Fase gerak: Etil
                           asetat-metanol-air (6:4:2) Penampak noda:
                           Pereaksi Dragendorff Jika timbul warna coklat atau jingga
                           setelah penyemprotan pereaksi Dragendorff menunjukkan
                           adanya alkaloid dalam ekstrak. Bila tanpa pereaksi kimia, di
                           bawah lampu UV 365 nm, alkaloid akan berfluoresens biru,
                           biru-hijau atau ungu.
                         Identifikasi senyawa golongan flavonoid Fase gerak:
                           Butanol-asam asetat glasial-air (4:1:5). Fase gerak ini biasa
                           disebut BAW (Butanol, Acetic acid, Water) dan terdiri dari
                           2 lapisan. Lapisan atas diambil dan dipakai sebagai fase
                           gerak.
                    Penampak noda: Uap amonia Jika timbul warna kuning atau
                    kuning-coklat setelah pemberian uap amoniak menunjukkan
                    adanya
                    flavonoid dalam ekstrak. Bilatanpa pereaksi kimia, di bawah lampu
                    UV365 nm, flavonoid akan berfluoresens biru, kuning atau hijau,
                    tergantung dari strukturnya.
                         Identifikasi senyawa golongan polifenol Fase gerak :
                           Kloroform-etil asetat-asam formiat (0,5:9:0,5) Penampak
                           noda: pereaksi FeCl310% Jika timbul warna hitam setelah
                           penyemprotan pereaksi FeCl 10% menunjukkan adanya
                           senyawa       polifenol    dalam     ekstrak.    Identifikasi
                           terpenoid/steroid Fase gerak : n-heksan-etil asetat (4:1)
                            Penampak noda: Anisaldehid asam sulfat Jika timbul warna
                            ungu-merah atau ungu setelah penyemprotan pereaksi
                            anisaldehid     asam     sulfat    menunjukkan       adanya
                            terpenoid/steroid dalam ekstrak
HasilPenelitian     Pada penelitian ini, 1.233 g batang Spatholobus ferrugineus(Zoll &
                    Moritzi) Benth yang telah dihaluskan dimaserasi dengan metanol.
                    Ekstrak metanol yang diperoleh dari dua kali adalah 26,5719g
                    ,berbentuk cairan kental dan berwarna coklat kemerah-merahan.
                    Tehadap ekstrak ini dilakukan skrining fitokimia dan antioksidan
                    untuk senyawa alkaloid, flavonoid, polifenol dan terpenoid/steroid
                    dengan metode KLT. (Tabel 1). Setelah itu dilakukan uji aktivitas
                    antioksidan dengan peredaman radikal DPPH, sebagai kontrol
                    positif diuji pula asam askorbat
KelebihanPenelitian Dari hasil penelitian, penelitian ini memiliki kelebihan yaitu
                    melakukan penelitian secara langsung, bertahap ataupun secara
                    berutut sesuai prosedur kerja maka hasilnya akan lebih baik.
KelemahanPenelitian Penelitian ini memiliki banyak nama ilmiah yang sulit dimengerti
                    atau banyak terdapat nama2 senyawa dari kimia. .
                    Dan untuk abstrak menggunakan bahasa inggris jadi reviever harus
                    mengubah nya terlebih dahulu kedalam bahasa Indonesia.
Kesimpulan          Dari penelitian ini dapat disimpulkan Batang            Spatholobus
                    ferrugineus(Zoll & Moritzi) Benth mengandung senyawa metabolit
                    sekunder berdasarkan analisis kualitatif, yaitu alkaloid, flavonoid,
                    polifenol dan terpenoid/steroid, tetapi dalam penelitian ini hanya
                    senyawa alkaloid dan flavonoid yang bersifat antioksidatif.
                    Berdasarkan uji peredaman radikal DPPH secara spektrofotometri
                    diperoleh AA% dari ekstrak metanol batang Spatholobus
                    ferrugineus(Zoll & Moritzi) Benth yang tertinggi yaitu 77,095%
                    (16 ppm).