Fisika Dasar-1
Fisika Dasar-1
Fisika Dasar-1
PENDAHULUAN
Mengukur adalah membandingkan antara dua hal, dengan salah satunya menjadi
pembanding atau alat ukur, yang besarnya harus distandarkan. Ketika mengukur jarak antara
dua titik, kita membandingkan jarak dua titik tersebut dengan jarak suatu standar panjang,
misalnya panjang tongkat meteran. Ketika mengukur berat suatu benda, kita membandingkan
berat benda tersebut dengan berat benda standar. Singkatnya, dalam mengukur kita
membutuhkan suatu standar sebagai pembanding besar sesuatu yang akan diukur.
Standar tersebut kemudian dinyatakan memiliki nilai satu dan dijadikan sebagai acuan
satuan tertentu. Walaupun standar ukur dapat ditentukan sesuai dengan keinginan kita, standar
tersebut tetap tidak ada artinya bila standar yang digunakan tidak sama di seluruh dunia.
Karena hal tersebut, perlu ditetapkan standar internasional agar manusia dapat saling
berkomunikasi dalam “bahasa satuan standar yang sama”. Pembuatan standar harus bersifat
praktis dan mudah diproduksi ulang dimanapun di dunia ini serta tidak bergantung pada
kondisi atau keadaan lingkungan tertentu. Sistem standar internasional untuk ukuran saat ini
sudah ada dan dikenal dengan Sistem Internasional (SI).
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari melakukan praktikum pengukuran adalah untuk mengukur besaran
panjang dengan berbagai alat ukur panjang.
BAB II
DASAR TEORI
2.1.2 Satuan
Satuan adalah nama unik yang ditetapkan untuk ukuran kuantitas. Sebagai contoh,
satuan meter (m) untuk besaran panjang. Standar sesuai dengan persis 1,0 satuan besaran.
Seperti yang kita lihat lihat, standar untuk panjang, yang berkorelasi bereaksi tepat 1,0 m,
adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa selama sepersekian detik tertentu.
Kita dapat mendefinisikan sebuah unit dan standarnya dengan cara apapun . Namun, yang
penting adalah melakukannya sedemikian rupa sehingga para ilmuwan di seluruh dunia akan
setuju bahwa definisi yang di buat masuk akal dan praktis. Setelah kita menetapkan standar,
untuk panjangnya kita harus mengerjakan prosedur dengan durasi berapa pun panjangnya,
baik itu jari-jari atom hidrogen, wheelbase skateboard, atau jarak ke bintang, dapat dinyatakan
dalam standar. Penggaris, yang mendekati standar panjang kita, memberi kita satu seperti itu
prosedur pengukuran panjang.(Halliday dan Resnick 2011).
Satuan adalah nama yang kita tetapkan untuk mengukur besaran tersebut. Sebagai contoh,
untuk mengukur jarak antara dua titik, kita membandingkan jarak itu dengan satuan jarak
standar, misalnya meter. Hasil pengukuran suatu jarak tertentu "15 meter" berarti bahwa jarak
itu 15 kali panjang meter satuan. Artinya, meter standar tepat atau sesuai dengan jarak itu
sebanyak 15 kali. Nilai suatu besaran fisika biasanya diungkapkan sebagai hasil kali antara
suatu nilai numerik dengan satuan.
Satuan adalah suatu besaran fisika khusus yang telah didefinisikan dan disepakati untuk
dibandingkan dengan besaran lain dari jenis yang sama dalam berbagai pengukuran. Satuan
panjang tidak harus meter, satuan massa tidak harus kilogram, satuan luas juga tidak harus
hektar. Satuan ditetapkan berdasarkan kesepakatan. Tentu saja selalu ada konversi dari satu
satuan ke satuan yang lain untuk besaran yang sama sehingga tidak menghambat komunikasi.
Setiap besaran pokok memiliki satuan. Saat ini, sedang dilaksanakan penyeragaman sistem
satuan.
Generasi sebelum kita sering menggunakan satuan yang mungkin kita masih mengenalnya,
satuan panjang misalnya, ada jengkal, hasta, depa, dan lain-lain. Satu hasta adalah panjang
dari siku sampai ujung jari tengah jika tangan direntangkan lurus. Sementara satu depa adalah
panjang antara kedua ujung jari jika kedua tangan dibentangkan lurus ke samping. Adapula
ukuran panjang dim, yang diserap dari bahasa belanda "dium" yang artinya jempol. Jadi, satu
dim ini sama dengan panjang ibu jari yang kemudian dibakukan ke satuan inggris dan dikenal
dengan inch (inci). Satu inci tersebut eksak nilainya, yaitu sama dengan 2,54 cm. (Salim
Astuti,2018)
Ketidakpastian hasil pengukuran bukan disebabkan oleh kurang teliti instrument (alat
ukur) atau bukan juga disebabkan oleh kurang tepat metode atau tekhik pengukuran.
Ketidaktepatan hasil pengukuran lebih disebabkan oleh sifat ganda (dualisme) yang
diperlihatkan oleh partikel partikel elementer. Prilaku sifat ganda tersebut merupakan sesuatu
keadaan yang tidak pernah kita amati dalam kehidupan sehari-hari. Kita tidak dapat
bayangkan bagaimana sebuah benda tiba-tiba memperlihatkan sifat gelombang dan sesaat
kemudian dapat menunjukkan sifat partikel kembali. (Halim A,Fitri Herliana ,2022)
1. Mikrometer Sekrup
Putar batang thimble secara perlahan (jangan berlebihan) sampai anvil dan spindle
saling bersentuhan. Lalu Putar Ratchet sampai berbunyi “tik”. Putar ratchet 2-3 kali
sampai diperoleh penekanan yang cukup kuat. Kunci Spindle dengan Lock Nut agar
tidak bergeser.
2. Jangka Sorong
Bukalah sekrup pengunci jangka sorong dengan cara memutar sekrup pengunci
tersebut. Caranya dengan berlawanan searah jarum jam sampai dengan longgar.
Kemudian, doronglah rahang geser sampai menyentuh rahang tetapnya. Kamu harus
tetap memperhatikan pada angka 0 di skala nonius.
BAB III
METODOLOGI
Gambar 1 Mistar
3.1.5 Buku
Sebagai objek benda yang akan diukur ketebalannya menggunakan mistar centimeter
dan jangka sorong .
Untuk mengukur ketebalan sebuah buku menggunakan jangka sorong dapat diketahui
dengan langkah-langkah berikut: sebelum meletakkan buku untuk diapit oleh jangka sorong
,pastikan terlebih dahulu bahwa kedua rahang jangka sorong tertutup dan skalanya masih
berada pada angka nol,kemudian kendurkan baut pengunci dan tarik rahang geser ke kanan
(tarik sampai buku yang ingin diukur bisa pas ditempatkan diantara 2 rahang jangka sorong
tersebut.
Kemudian letakkan buku diantara kedua rahang,tarik rahang geser kekiri sampai
mengapit buku ,dan lakukan perhitungan hasil pengukuran yang diperoleh dengan cara :
perhatikan angka pada skala utama yang berdekatan dengan angka 0 pada skala nonius
(perhatikan garis nonius yang berhimpit dengan skala utama,setelah hasilnya diketahui
tuliskan pada tabel data. Lakukan pengukuran 5 kali berulang dengan orang yang berbeda.