0% found this document useful (0 votes)
126 views10 pages

Hubungan Antara Konsep Diri Dan Internal Locus of Control Dengan Kematangan Karir Siswa SMA

This study examines the relationship between self-concept, internal locus of control, and career maturity in high school students. It found: 1) There is a significant positive relationship between self-concept, internal locus of control, and students' career maturity. 2) There is no relationship between self-concept and career maturity. 3) There is a positive and significant relationship between internal locus of control and students' career maturity. 4) Self-concept and internal locus of control contribute 15.3% to students' career maturity, while other unexamined variables contribute the remaining 74.7%.

Uploaded by

Akhmad Jailani
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
126 views10 pages

Hubungan Antara Konsep Diri Dan Internal Locus of Control Dengan Kematangan Karir Siswa SMA

This study examines the relationship between self-concept, internal locus of control, and career maturity in high school students. It found: 1) There is a significant positive relationship between self-concept, internal locus of control, and students' career maturity. 2) There is no relationship between self-concept and career maturity. 3) There is a positive and significant relationship between internal locus of control and students' career maturity. 4) Self-concept and internal locus of control contribute 15.3% to students' career maturity, while other unexamined variables contribute the remaining 74.7%.

Uploaded by

Akhmad Jailani
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 10

Persona, Jurnal Psikologi Indonesia

September 2014, Vol. 3, No. 03, hal 213 - 222

Hubungan Antara Konsep Diri Dan Internal Locus Of Control


Dengan Kematangan Karir Siswa SMA

Beny Dwi Pratama Suharnan


Magister Psikologi Universitas Darul Ulum
Univ. 17 Agustus 1945 Surabaya Jombang
e-mail: Arsene_ben@yahoo.co.id e-mail: Prof_Suharnan@yahoo.com

Abstract, This study aims to determine the relationship of self-concept and internal locus of
control with the career maturity of senior high school students YPM 2 Sukodono Sidoarjo.
Subjects were students of class X and class XI senior high school students YMP 2
Sukodono Sidoarjo 2013/2014 school year. The sampling method in this study using
probability sampling and non-sampling technique using total sampling technique, with a
total population of 118 students. Data were collected through a self-concept scale
proposed Brooks & Emmert (2004), internal locus of control scale proposed Rotter (2011),
career maturity scale proposed by Super (2013). Data were analyzed using multiple
regression and correlation techniques. Results obtained by regression analysis with
significance calculated F 10,761 0,000 <001, it can be concluded there is a significant
positive relationship between self-concept and internal locus of control with students'
career maturity. From the analysis of the correlation between self-concept of career
maturity obtained r = 0.033 and 0.736 significant level> 0.01, there is no relationship
between self-concept of career maturity of students. whereas the correlation between
internal locus of control with career maturity obtained r = 0, 392 and a significant level of
0.000 <0.01, there is a positive and significant relationship between internal locus of
control with students' career maturity. While effective contribution between self-concept
and internal locus of control on student career maturity of 15.3%, while the remaining
74.7% is influenced by other variables not included in the study.
Keywords: Self-Concept, Internal Locus of Control, Career Maturity

Intisari, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsep diri dan internal
locus of control dengan kematangan karir pada siswa SMA YPM 2 Sukodono Sidoarjo.
Subyek penelitian adalah siswa kelas X dan kelas XI SMA YPM 2 Sukodono Sidoarjo
tahun pelajaran 2013/2014. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan non probability sampling dan teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik total sampling, dengan jumlah populasi sebanyak 118 siswa. Data dikumpulkan
melalui skala konsep diri yang dikemukakan Brooks & Emmert (2004), skala internal
locus of control yang dikemukakan Rotter (2011), skala kematangan karir yang
dikemukakan oleh super (2013). Analisis data menggunakan teknik regresi ganda dan
korelasi. Hasil analisi regresi diperoleh F hitung 10,761 dengan signifikansi 0,000 < 001,
dapat disimpulkan ada hubungan positif yang signifikan antara konsep diri dan internal
locus of control dengan kematangan karir siswa. Dari hasil analisis korelasi antara konsep
diri dengan kematangan karir diperoleh r = 0,033 dan taraf signifikan 0,736 > 0,01, tidak
terdapat hubungan antara konsep diri dengan kematangan karir siswa. sedangkan korelasi
antara internal locus of control dengan kematangan karir diperoleh r = 0, 392 dan taraf
signifikan 0,000 < 0,01, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara internal locus
of control dengan kematangan karir siswa. Sedangkan sumbangan efektif antara konsep diri
dan internal locus of control terhadap kematangan karir siswa sebesar 15,3%, sedangkan
sisanya sebesar 74,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini.
Kata Kunci : Konsep Diri, Internal Locus of Control, Kematangan Karir

213
Hubungan Antara Konsep Diri Dan Internal Locus Of Control Dengan Kematangan Karir Siswa SMA

Masa sekolah menengah atas (SMA) meru- menunjukan ketidakmampuan individu untuk
pakan masa transisi menuju ke masa dewasa, memilih atau menyatakan pendapat terhadap
dan ini berarti merupakan masa menuju dunia tindakan tertentu dalam menghasilkan pilihan
pekerjaan atau karir yang sebenarnya (Newman pekerjaan yang akan dimasukinya. Kebanyakan,
& Newman, dalam Hanifan dan Tarmidi, 2012). persiapan baru dilakukan setelah lulus sekolah
Pekerjan merupakan salah satu aspek terpenting menengah atas, SMK atau bahkan setelah
dalam kehidupan manusia dewasa yang sehat, kuliah. Padahal mulai dari siswa lulus SMP
di mana pun dan kapan pun mereka berada sudah dihadapkan pada pilihan jurusan untuk
(Zein, 2007). Pekerjaan seseorang memiliki masuk ke jenjang SMK/SMA yang menga-
konsekuensi yang besar bagi diri dan meru- rahkan pada bidang tertentu. Winkel (dalam
pakan inti dari dasar dan tujuan hidup sese- Tyas, 2010), mengungkapkan faktor internal
orang, oleh karenanya ketepatan memilih dan yang mempengaruhi kematangan karir siswa
menentukan pilihan karir menjadi titik penting adalah nilai-nilai kehidupan (values), taraf
dalam perjalanan hidup manusia (Santohadi inteligensi, bakat khusus, minat, sifat/ciri kepri-
dalam Hanifan dan Tarmidi, 2012). badian, dan pengetahuan. Faktor eksternal yang
Pada kehidupan nyata, sering terjadi ber- mempengaruhi kematangan karir siswa adalah
bagai permasalahan yang dihadapi para siswa lingkungan sosial budaya tempat siswa dibesar-
yang tidak dapat diatasi oleh dirinya sendiri kan, status sosial ekonomi keluarga, pengaruh
sehingga siswa membutuhkan bantuan dari dari keluarga, pendidikan sekolah, pergaulan dengan
pihak lain. Permasalahan karir yang terjadi pada teman sebaya dan tuntutan yang melekat pada
remaja biasanya berkaitan dengan pemilihan pekerjaan.
jenis pendidikan, yang mengarah pada pemi- Faktor internal yang mempengaruhi kema-
lihan jenis pekerjaan di masa depan, perencana- tangan karir adalah konsep diri. Konsep diri
an karir masa depan, pengambilan keputusan adalah pandangan atau penilaian individu atas
tentang karir masa depan, dan informasi tentang dirinya sendiri, baik yang bersifat fisik, sosial
kelompok kerja yang ada dengan persyaratan dan psikologis yang diperoleh dari pengalaman
yang harus dimiliki. dan interaksinya dengan lingkungan. Konsep
Permasalahan ini penting untuk diperhatikan diri berkembang ketika anak berkemampuan
sehubungan dengan banyaknya kebingungan untuk mengobservasi fungsi dirinya seperti apa
yang dialami siswa SMA dalam menentukan yang dilihatnya pada orang lain. Konsep diri ini
arah karirnya ke depan. Tidak hanya itu, kebim- sebagai kesan terhadap diri sendiri secara
bangan karir pada siswa SMA akan berakibat keseluruhan, di mana hal tersebut mencakup
pada pencapaian kematangan karir siswa tentang pendapat akan dirinya sendiri, penda-
(Leksana,dkk, 2013). patnya tentang gambaran dirinya di mata orang
Pada usia 15 samapai 18 tahun, siswa telah lain, dan pendapatnya tentang hal-hal yang
menyadari pentingnya penentuan sekolah bagi diperolehnya baik karier atau pekerjaannya.
pengembangan karirnya. Siswa mengetahui Konsep diri penting dimiliki siswa, karena
bahwa mereka dapat menentukan masa depan dengan keyaiknan bahwa semua pencapaian
dan perlu membuat tindakan saat itu, meski jika ditentukan oleh usaha, ketrampilan dan kemam-
tidak segera. Pada periode ini, Ginzberg puan, maka siswa akan berusaha meningkatkan
(Hanifan dan Tarmidi, 2012) mengatakan siswa kemampuan dan ketrampilan yang menjadi
melalui tahap realistik yang sesuai juga dengan persyaratan karir. Kematangan karir juga sangat
teori Super (Hanifan dan Tarmidi, 2012) ten- penting dimiliki oleh siswa SMA agar mereka
tang masa eksplorasi, bahwa tahap perkem- dapat membuat pilihan karir yang tepat setelah
bangan karir pada siswa SMA berada dalam lulus.
tahap eksplorasi kristalisasi (15-24 tahun). Faktor lainnya adalah internal locus of
Tahap ini remaja sudah mulai berfikir bidang control, yang merupakan salah satu faktor pre-
pekerjaan apa yang diinginkan dan sanggup diktor internal dalam proses kematangan karir
dijalani untuk kehidupan di masa depannya. siswa. Locus of control menggambarkan sebe-
Keragu-raguan dalam membuat pilihan karir rapa jauh individu memandang hubungan antara

214
Beny Dwi Pratama dan Suharnan

perbuatan yang dilakukannya dengan akibat Lavinson, Ohler, Caswell, dan Kiewra (da-
atau hasilnya. Jika dikaitkan dengan pemilihan lam Yunia, 2012) mendefinisikan kematangan
karir, dapat diartikan seberapa jauh individu karir sebagai kemampuan individu dalam
memberdayakan potensi dirinya agar dapat membuat suatu pilihan karir yang realistik dan
memperoleh hasil terbaik dalam proses kema- stabil dengan menyadari akan apa yang di-
tangan karir seseorang. butuhkan dalam membuat pilihan karir. Kema-
Siswa SMA yang mempunyai internal locus tangan karir menurut Savickas (1999, dalam
of control ketika di hadapkan dengan kema- Creed dan Patton, 2002) adalah kesiapan indi-
tangan karir, maka akan melakukan usaha untuk vidu dalam membuat informasi, keputusan karir
mengenali diri, mencari tahu tentang pekerjaan sesuai dengan usaha menyelesaikan tugas-tugas
dan langkah-langkah pendidikan serta berusaha perkembangan terkait dengan karir.
mengatasi masalah yang berkaitan dengan Dalam penjelasan diatas maka dapat disim-
pemilihan karir. Tidak sedikit juga siswa SMA pulkan kematangan karir adalah suatu konsep
dalam membuat keputusan pemilihan karir kemampuan dan kapasitas individu untuk mem-
karena pengaruh teman, orang tua, keberhasilan buat suatu pilihan karir yang stabil dan realistik,
teman dan tanpa memperhatikan kemampuan- serta menyelesaikan tugas-tugas perkembangan
nya sendiri. terkait dengan karir dengan menyadari hal-hal
yang dibutuhkan dalam membuat suatu kepu-
Kematangan Karir tusan karir.
Karir didefinisikan sebagai serangkaian
sikap, aktivitas atau perilaku yang diasosiasikan Konsep Diri
dengan peran pekerjaan sepanjang kehidupan Istilah dari (self) dalam psikologi mempunyai
seseorang (Athur dan Lawrence 1984 dalam dua arti, yaitu :
Yunia, 2012). Decenzo dan Robbins (dalam 1. Sikap dan perasaan seseorang terhadap diri-
Yunia, 2012) berpendapat bahwa karir adalah nya sendiri. Disini pengertian self sebagai
sebuah bentuk hubungan antara pekerjaan obyek, karena pengertian itu menunjukan
dengan pengalaman yang akan dicapai individu sikap, perasaan pengamatan dan penelitian
sepanjang kehidupannya. Sedangkan kematang- seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai
an karir (career maturity) didefinisikan sebagai obyek.
kesiapan dan kapasitas individu dalam mena- 2. Suatu keseluruhan proses psikologis yang
ngani tugas-tugas perkembangan terkait dengan menguasai tingkah laku dan penyesuaian
keputusan karir (Super dalam Yunia, 2012). diri. Dalam hal ini self sebagai proses. Self
Crites (dalam Setyowati, 2012) kematangan adalah suatu kesatuan yang terdiri dari
karir adalah kesesuaian antara perilaku karir proses-proses aktif seperti berfikir, mengi-
individu yang nyata dengan perilaku karir yang ngat, dan mengamati (Suryabrata, 2003 :
diharapkan pada usia tertentu disetiap tahap. 246).
Kesesuaian perilaku individu terhadap rang- Sedangkan pengertian konsep diri sendiri ada-
sangan dari lingkungan yang berkaitan dengan lah :
karir yaitu rangkain sikap dan kompetensi
1. William D. Brook (Rakhmat, 2003) mendefi-
individu yang berkaitan dengan tingkat pendi- nisikan konsep diri sebagai “those phsycal,
dikan, pengalaman dan aktivitas kerja selama social, and phsychological perceptions of
rentang waktu kehidupan seseorang dengan ourselves that we have derived from expe-
rangkaian aktivitas pendidikan dan kerja yang riences and our interaction with other”. Jadi
terus kerkelanjutan, dengan demikian karir konsep diri adalah pandangan dan perasaan
seorang individu melibatkan rangkaian pilihan kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini
dari berbagai macam kesempatan yang diharap- dapat bersifat psikologis, social, dan fisik
kan dapat sesuai pada usia-usia tertentu yang
yang diperoleh dari pengalaman dan interak-
berkaitan dengan proses tahap perkembangan sinya dengan lingkungan.
karir.

215
Hubungan Antara Konsep Diri Dan Internal Locus Of Control Dengan Kematangan Karir Siswa SMA

2. Anita Taylor, dkk, (Rakhmat, 2003) mende- Sementara itu, internal dan eksternal adalah
finisikan konsep diri sebagai “all you think istilah yang digunakan oleh Heider (dalam
and feel about you, the entire complex of Ikhsan, 2005) untuk menggambarkan jenis-jenis
beliefs and attitudes you hold about yourself atribusi. Atribusi internal adalah sebab-sebab
“. Dengan demikian terdapat dua komponen tingkah laku yang berkaitan dengan disposisi
konsep diri yaitu komponen kognitif dan pribadi individu. Atribusi internal yang paling
komponen afektif. Dalam psikologi sosial, umum adalah kemampuan dan usaha. Atribusi
komponen kognitif disebut citra diri (self- eksternal berkaitan dengan faktor-faktor di luar
image) dan komponen afektif disebut harga diri individu, atribusi eksternal yang paling
diri (self-esteem). umum adalah tingkat kesulitan tugas dan nasib.
3. Menurut Burn (Pujijogyangti, 2000) konsep Dengan demikian, arti locus of control internal
diri adalah hubungan antara sikap dan keya- menunjukan tempat kendali atas kejadian-
kinan tentang diri kita sendiri. kejadian dan tingkah laku adalah didalam diri
4. Sedangkan Cawagas (Pujijogyangti, 2000) orang tersebut, yakni kemampuan dan usaha,
menjelaskan konsep diri mencakup seluruh sedangkan locus of control eksternal berarti
pandangan individu akan dimensi fisiknya, tempat kendali ada diluar diri, yakni tingkat
karakteristik pribadinya, motivasinya, kele- kesulitan tugas dan nasib.
mahannya, kepandaiannya, kegagalannya, Menurut Lefcourt (dalam Smet, 1994) inter-
dan lain sebagainya. nal locus of control adalah keyakinan individu
5. C. R. Rogers (Kaplan, 2005) menyatakan mengenai peristiwa-peristiwa yang berpengaruh
bahwa konsep diri terdiri dari asumsi-asumsi dalam kehidupannya akibat tingkah lakunya
seseorang mengenai dirinya sendiri yang sehingga dapat dikontrol. Lau (1988) mengarti-
telah terorganisir dan relatif konstan. kan locus of control sebagai kontrol diri yang
berkaitan dengan hal-hal yang menyangkut
Dari definisi konsep diri diatas dapat disim-
masalah perilaku dari individu yang bersang-
pulkan bahwa konsep diri adalah pandangan
kutan. Individu dengan kontrol diri yang tinggi
atau penilaian individu atas dirinya sendiri, baik
akan melihat bahwa ia mampu mengontrol
yang bersifat fisik, psikologis, dan sosial yang
perilakunya (locus of control internal). Penda-
diperoleh dari pengalaman dan interaksinya
pat tersebut didukung oleh Sarafino (dalam
dengan lingkungan.
Aji,2010) yang menyatakan, individu dengan
Internal Locus Of Control internal locus of control yakin bahwa kesuk-
sesan dan kegagalan yang terjadi dalam hidup
Pervin (dalam Ikhsan, 2005) menjelaskan tergantung pada diri sendiri. Karakteristik indi-
bahwa konsep locus of control adalah bagian vidu yang mempunyai locus of control internal
dari Social learning theory, yang menyangkut antara lain: kontrol (individu mempunyai keya-
kepribadian dan mewakili harapan umum me- kinan bahwa peristiwa hidupnya adalah hasil
ngenai masalah faktor-faktor yang menentukan dari faktor internal/kontrol personal), mandiri
keberhasilan reward dan punishmen dalam (individu dalam usahanya untuk mencapai suatu
kehidupan seseorang. Lau (dalam Ikhsan, 2005) tujuan atau hasil, percaya dengan kemampuan
menyatakan bahwa locus of control adalah dan ketrampilannya sendiri), tanggung jawab
derajat dimana individu memandang peristiwa- (individu memiliki kesediaan untuk menerima
peristiwa dalam kehidupannya sebagai kon- segala sesuatu sebagai akibat dari sikap atau
sekuensi perbuatan-perbuatannya, dengan demi- tingkah lakunya sendiri, serta berusaha mem-
kian dapat dikontrol (internal control) atau perbaiki sikap atau tingkah lakunya agar men-
sebagai sesuatu yang tidak berhubungan dengan capai hasil yang lebih baik lagi), ekspektansi
perilakunya sehingga di luar kontrol (external (individu mempunyai penilaian subyektif atau
control). keyakinan bahwa konsekuensi positif akan
Dari segi istilah, locus berarti tempat, diperoleh pada situasi tertentu sebagai imbalan
sedangkan control adalah kendali. Jadi secara tingkah lakunya).
harafiah, locus of control adalah tempat kendali.

216
Beny Dwi Pratama dan Suharnan

Berdasarkan beberapa pengertian di atas 3. Kompetensi Informasional: Individu dengan


dapat disimpulkan bahwa internal locus of con- kompetensi yang berkembang dengan baik
trol adalah keyakinan individu bahwa sumber memiliki pengetahuan yang cukup untuk
penentu dari peristiwa atau kejadian dalam menggunakan informasi tentang karir yang
hidupnya dipengaruhi oleh usaha dan tingkah dimiliki untuk dirinya, serta mulai mengkris-
lakunya sendiri. talisasikan pilihan pada bidang dan tingkat
pekerjaan tertentu.
Hipotesis 4. Pengambilan Keputusan: Individu mengeta-
1. Hipotesis mayor: Ada hubungan yang positif hui apa yang harus dipertimbangkan dalam
antara konsep diri dan internal locus of membuat pilihan pendidikan dan karir,
control dengan kematangan karir siswa kemudian membuat pilihan pekerjaan yang
SMA. sesuai dengan minat dan kemampuan (Super
2. Hipotesis minor: dalam Intan, 2013).
a. Ada hubungan yang positif antara konsep Variabel konsep diri ini ditunjukan dengan
diri dengan kematangan karir siswa SMA. komponen konsep diri positif yang terdiri dari
b. Ada hubungan yang positif antara internal beberapa indikator, yaitu :
locus of control dengan kematangan karir 1. Individu yakin akan kemampuannya menga-
siswa SMA. tasi masalah.
Subyek 2. Individu merasa setara dengan orang lain.
3. Individu menerim apujian tanpa rasa malu.
Teknik pengambilan sampel menggunakan 4. Individu menyadari, bahwa setiap orang
teknik total sampling, yaitu teknik penentuan mempunyai berbagai perasaan keinginan dan
sampel dengan mengambil seluruh anggota perilaku yang tidak seluruhnya disetujui
populasi sebagai responden atau sampel (Sugi- masyarakat.
yono, 2009). Sampel penelitian dipilih melalui 5. Individu mampu memperbaiki dirinya karena
total sampling (sampel jenuh) yaitu, metode ia merasa sanggup mengungkapkan aspek-
pengambilan sampel dengan mengikutsertakan aspek kepribadian yang tidak disenanginya
semua anggota populasi sebagai sampel pene- dan berusaha mengubahnya (Hamaheck da-
litian (Arikunto, 2003). Hal ini dikarenakan lam Rakhmat, 2004).
jumlah populasi yang tidak terlalu besar.
Dengan demikian, maka peneliti mengambil Variabel internal locus of control. Pandang-
subyek dari seluruh siswa kelas X dan siswa an individu terhadap kemampuan menentukan
kelas XI. Jumlah subyek dalam penelitian ini nasib sendiri (internal locus of control), dengan
adalah 118 siswa. indikator sebagai berikut:
1. Segala yang dicapai individu hasil dari usaha
Alat Ukur sendiri.
2. Yakin kemampuan sendiri.
Dalam pengembangan alat ukur pada vari- 3. Keberhasilan individu karena kerja keras.
able ini menggunakan skala kematangan karir. 4. Segala yang diperoleh individu bukan karena
Variabel kematangan karir ini ditunjukan keberuntungan.
dengan komponen sebagai berikiut: 5. Kemampuan individu dalam menentukan
1. Perencanaan Kesadaran: Individu bahwa kejadian dalam hidup.
dirinya harus membuat pilihan pendidikan 6. Kehidupan individu ditentukan oleh tin-
dan karir serta mempersiapkan diri untuk dakannya.
membuat pilihan tersebut. 7. Kegagalan yang dialami individu akibat
2. Eksplorasi Individu: Secara aktif mengguna- perbuatan sendiri (Rotter, dalam Wiriani,
kan berbagai sumber untuk memperoleh 2011).
informasi mengenai dunia kerja umumnya
dan untuk memilih salah satu bidang peker-
jaan khususnya.

217
Hubungan Antara Konsep Diri Dan Internal Locus Of Control Dengan Kematangan Karir Siswa SMA

HASIL antara konsep diri dengan kematangan karir


siswa kelas X SMK T dan 1 Kristen salatiga,
Hipotesis pertama menyatakan bahwa ada yang menunjukan hasil konsep diri yang positif
hubungan antara konsep diri dan internal locus memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
of control dengan kematangan karir siswa kematangan karir siswa SMA.
SMA. Berdasarkan hasil uji regresi ganda Konsep diri dipengaruhi oleh usia, terbentuk-
(multiple regression) diperoleh F hitung sebesar nya secara bertahap. Semakin bertambah usia
10,761 dengan taraf signifikan 0,000 < 0,05. seseorang maka semakin berkembang pula
Dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam konsep dirinya. Konsep diri masa kanak-kanak
penelitian ini terbukti, artinya ada hubungan dipengaruhi oleh teman sebaya dan lingkungan
antara konsep diri dan internal locus of control keluarga. Pada masa remaja konsep diri
dengan kematangan karir. Semakin tinggi dipengaruhi oleh kelompok teman sebaya dan
konsep diri dan internal locus of control siswa masa dewasa lebih ditentukan oleh pengalaman
semakin tinggi kematangan karir pada siswa. pribadi, lingkungan pekerjaan dan status sosial.
Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada hu- Konsep diri pada usia lanjut dipengaruhi oleh
bungan antara konsep diri dengan kematangan perubahan fisik, perubahan psikologis, dan
karir siswa SMA. Untuk menguji hipotesis perubahan social (Loevingger dalam Anastasi,
kedua, digunakan analisis korelasi yang diper- 1997).
oleh r = 0,033 dan taraf signifikan 0,736 < 0,05. Dalam penelitian ini siswa kelas X dan XI
Dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam termasuk dalam tahap perkembangan karir
penelitian ini tidak terbukti, konsep diri tidak eksplorasi yaitu pada usia 15-25 tahun (Super
memiliki hubungan yang positif dan signifikan dalam Nugraheni, 2013). Pada tahap eksplorasi,
dengan kematangan karir. Semakin tinggi kon- remaja mulai menyadari pentingnya membuat
sep diri siswa artinya tidak diikuti kematangan keputusan karir, mendapatkan informasi yang
karir pada siswa. relevan mengenai pekerjaaan, dan kristalisasi
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa ada konsep diri karir (termasuk minat, kemampuan,
hubungan antara internal locus of control dan kesadaran menyesuaikan dengan kesempat-
dengan kematangan karir siswa SMA. Untuk an karir). Pada periode eksplorasi (usia 17-18
menguji hipotesis ketiga, digunakan analisis tahun), remaja melakukan pencarian yang
korelasi yang diperoleh r = 0, 392 dan taraf intensif untuk memperoleh pengetahuan dan
signifikan 0,000 < 0,05. Dapat disimpulkan pemahaman mengenai pilihan karir. Pada tahap
bahwa hipotesi dalam penelitian ini terbukti, eksplorasi ini siswa SMA termasuk dalam
internal locus of control memiliki hubungan periode kristalisasi (usia 15-18 tahun). Pada
yang positif dan signifikan dengan kematangan periode kristalisasi, remaja semestinya mulai
karir. Semakin tinggi internal locus of control mengidentifikasikan kesempatan dan tingkat
siswa artinya semakin tinggi kematangan karir pekerjaan yang sesuai, serta membentuk aspira-
pada siswa. si karir dengan mempertimbangkan kebutuhan,
minat, kapasitas, dan nilai pribadi.
PEMBAHASAN Konsep diri yang diperoleh dari (penga-
laman, pemahaman, kemampuan, serta minat)
Hasil analisis menunjukan tidak terdapat siswa yang terbentuk karena lingkungan lebih
hubungan antara konsep diri dengan kema- besar, dan belum terbentuk secara matang serta
tangan karir sebesar 0, 033 dan taraf signifikan pada tahap perkembangan karir ini siswa hanya
0,736 > 0,01. Temuan ini menunjukan bahwa sekedar lebih menekankan pada memperoleh
konsep diri tidak memiliki hubungan dengan pengetahuan tentang karir yang sesuai dimasa
kematangan karir siswa SMA. Artinya, semakin depannya sehingga dalam penelitian ini tidak
tinggi konsep diri siswa tidak diikuti dengan terdapat hubungan antara konsep diri dengan
kematangan karir pada siswa. Hal ini berbeda kematangan karir siswa SMA.
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Konsep diri penting dimiliki siswa, karena
Setyowati (2012) dengan judul Hubungan dengan keyakinan bahwa semua pencapaian

218
Beny Dwi Pratama dan Suharnan

ditentukan oleh usaha, ketrampilan dan kemam- wa hidupnya adalah hasil dari faktor internal/
puan, maka siswa akan berusaha meningkatkan kontrol personal), mandiri (individu dalam
kemampuan dan ketrampilan yang menjadi usahanya untuk mencapai suatu tujuan atau
persyaratan karir. Dengan demikian seorang hasil, percaya dengan kemampuan dan ketram-
anak cenderung memiliki orientasi untuk me- pilannya sendiri), tanggung jawab (individu
ngambil keputusan karir sesuai konsep diri yang memiliki kesediaan untuk menerima segala
diinginkan. Dalam hal ini tentunya konsep diri sesuatu sebagai akibat dari sikap atau tingkah
menyumbang aspek kematangan karir sebesar lakunya sendiri, serta berusaha memperbaiki
1,6%. sikap atau tingkah lakunya agar mencapai hasil
Dari hasil analisis lainya menunjukan bahwa yang lebih baik lagi), ekspektansi (individu
ada hubungan antara internal locus of control mempunyai penilaian subyektif atau keyakinan
dengan kematangan karir siswa SMA. analisis bahwa konsekuensi positif akan diperoleh pada
korelasi diperoleh r = 0, 392 dan taraf signifikan situasi tertentu sebagai imbalan tingkah laku-
0,000 < 0,01. Dapat disimpulkan bahwa nya). Internal locus of control menggambarkan
hipotesis dalam penelitian ini terbukti, internal seberapa jauh individu memandang hubungan
locus of control memiliki hubungan yang antara perbuatan yang dilakukannya dengan
positif dan signifikan dengan kematangan karir. akibat atau hasilnya. Jika dikaitkan dengan
Semakin tinggi internal locus of control siswa pemilihan karir, dapat diartikan seberapa jauh
artinya semakin tinggi kematangan karir pada individu memberdayakan potensi dirinya agar
siswa. Hal ini memperkuat oleh penelitian yang dapat memperoleh hasil terbaik dalam proses
dilakukan oleh Anita Zulkaida dkk (2007) kematangan karir seseorang. Dalam hal ini
dengan judul Pengaruh locus of control dan internal locus of control terhadap kematangan
efikasi diri terhadap kematangan karir siswa karir sebesar 13,7%.
SMA, yang menunjukan hasil efikasi diri Berdasarkan uji regresi ganda antara konsep
tentang pemilihan karir dan locus of control diri dan internal locus of control dengan kema-
secara bersama-sama berpengaruh secara signi- tangan karir siswa SMA, diperoleh F hitung
fikan terhadap kematangan karir siswa SMA. sebesar 10,761 dengan taraf signifikan 0,000 <
Internal locus of control merupakan salah 0,01. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam
satu orientasi dari locus of control di mana penelitian ini terbukti, artinya ada hubungan
individu menganggap bahwa peristiwa yang antara konsep diri dan internal locus of control
dialami terjadi karena tindakan individu itu dengan kematangan karir. Semakin tinggi
sendiri. Menurut Lefcourt (dalam Smet, 1994) konsep diri dan internal locus of control siswa
internal locus of control adalah keyakinan indi- semakin tinggi kematangan karir pada siswa.
vidu mengenai peristiwa-peristiwa yang berpe- Secara bersama-sama kedua faktor tersebut
ngaruh dalam kehidupannya akibat tingkah perlu menjadi perhatian bagi pihak sekolah
lakunya sehingga dapat dikontrol. Lau (1988) karena memiliki sumbangan total 15,3%.
mengartikan locus of control sebagai kontrol Dalam kematangan karir individu harus
diri yang berkaitan dengan hal-hal yang me- disesuaikan dengan minat dan kemampuan dari
nyangkut masalah perilaku dari individu yang siswa itu sendiri. Selain itu ada beberapa hal
bersangkutan. Individu dengan kontrol diri yang yang sangat mempengaruhi proses kematangan
tinggi akan melihat bahwa ia mampu mengon- karir, seperti kepribadian diri siswa, ketram-
trol perilakunya (locus of control internal). pilan yang dimiliki serta pengetahuan tentang
Pendapat tersebut didukung oleh Sarafino (da- dunia kerja. Selain dipengaruhi oleh faktor
lam Aji,2010) yang menyatakan, individu internal, faktor eksternal juga sangat mempe-
dengan internal locus of control yakin bahwa ngaruhi, seperti faktor social, ekonomi keluar-
kesuksesan dan kegagalan yang terjadi dalam ga, orang tua juga masyarakat sekitar.
hidup tergantung pada diri sendiri. Salah satu faktor internal yang mempe-
Karakteristik individu yang mempunyai ngaruhi kematangan karir adalah konsep diri,
locus of control internal antara lain: kontrol yang mana konsep diri itu berarti pan-dangan
(individu mempunyai keyakinan bahwa peristi- atau penilaian individu atas dirinya sendiri, baik

219
Hubungan Antara Konsep Diri Dan Internal Locus Of Control Dengan Kematangan Karir Siswa SMA

yang bersifat fisik, psikologis, dan sosial yang locus of control siswa semakin tinggi kema-
diperoleh dari pengalaman dan interaksinya tangan karir pada siswa. Sedangkan secara
dengan lingkungan. Konsep diri penting di- keseluruhan sumbangan efektif total variabel
miliki siswa, karena dengan kenyakinan bahwa konsep diri dan internal locus of control
semua pencapaian ditentukan oleh usaha, terhadap kematangan karir sebesar 15,3%.
ketrampilan dan kemampuan, maka siswa akan 2. Tidak ada hubungan antara konsep diri
berusaha meningkatkan kemampuan dan ke- dengan kematangan karir siswa SMA. Dapat
trampilan yang menjadi persyaratan karir. disimpulkan bahwa hipotesis dalam peneli-
Dengan begitu kematangan karir yang dimiliki tian ini tidak terbukti, konsep diri tidak
siswa mempunyai peranan yang penting agar memiliki hubungan dengan kematangan
mereka dapat membuat pilihan karir yang tepat karir. Semakin tinggi konsep diri siswa
setelah lulus. artinya tidak diikuti kematangan karir pada
Sementara internal locus of control meru- siswa. Berdasarkan hasil perhitungan di-
pakan faktor internal yang kedua, internal locus dapatkan hasil bahwa sumbangan efektif
of control menunjukan tempat kendali atas variabel konsep diri terhadap kematangan
kejadian-kejadian dan tingkah laku adalah karir sebesar 1,6%.
didalam diri orang tersebut, yakni kemampuan 3. Ada hubungan antara internal locus of
dan usaha, sedangkan external locus of control control dengan kematangan karir siswa
berarti tempat kendali ada diluar diri, yakni SMA. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis
tingkat kesulitan tugas dan nasib. Internal locus dalam penelitian ini terbukti, internal locus
of control menggambarkan seberapa jauh indi- of control memiliki hubungan yang positif
vidu memandang hubungan antara perbuatan dan signifikan dengan kematangan karir.
yang dilakukannya dengan akibat atau hasilnya. Semakin tinggi internal locus of control
Jika dikaitkan dengan pemilihan karir, dapat siswa artinya semakin tinggi kematangan
diartikan seberapa jauh individu member- karir pada siswa. Sedangkan sumbangan
dayakan potensi dirinya agar dapat memperoleh internal locus of control terhadap kema-
hasil terbaik dalam proses pengambilan kepu- tangan karir sebesar 13,7%.
tusan karir.
Dengan demikian, kematangan karir siswa, B. Saran
pada penelitian ini akan lebih memperhatikan 1. Bagi Siswa : Bagi siswa yang memiliki
faktor konsep diri dan internal locus of control. konsep diri positif dan internal locus of
Dua hal tersebut merupakan faktor internal control tinggi disarankan untuk memper-
karena kedua faktor tersebut memiliki hubung- tahankannya dengan cara antara lain lebih
an yang cukup erat dengan kematangan karir berusaha sendiri, yakin kemampuan sendiri,
siswa. Siswa yang memiliki keyakinan di dalam kerja keras, segala yang diperoleh individu
dirinya bahwa keberhasilan karir di masa bukan karena keberuntungan, menekankan
depannya dipengaruhi oleh kematangan karier- bahwa kehidupan siswa ditentukan oleh
nya di saat sekarang, akan membuat siswa tindakannya, salah satunya dengan mening-
mengarahkan perilakunya untuk mempersiap- katkan prestasi belajar. Peningkatan prestasi
kan proses kematangan karir kedepannya. belajar dapat dilakukan dengan meningkat-
kan usaha dalam belajar, salah satunya
KESIMPULAN dengan mengatur waktu sebaik-baiknya,
serta menjalin komunikasi dengan seluruh
1. Ada hubungan antara konsep diri dan inter- warga disekolah khususnya kepada guru
nal locus of control dengan kematangan karir sehingga bisa memberikan dorongan siswa
siswa SMA. Dapat disimpulkan bahwa untuk berprestasi secara maksimal.
hipotesis dalam penelitian ini terbukti, arti- 2. Orangtua : Disarankan kepada orangtua
nya ada hubungan antara konsep diri dan untuk dapat menjaga hubungan yang hangat
internal locus of control dengan kematangan dalam keluarga dengan cara saling meng-
karir. Semakin tinggi konsep diri dan internal hargai, pengertian, dan penuh kasih sayang

220
Beny Dwi Pratama dan Suharnan

serta tidak bertengkar di depan anak, sehi- Ikhsan. (2005). Hubungan Antara Locus of
ngga dapat dipersepsi anak sebagai keluarga Control Dan Dukungan Sosial Dengan Moti-
yang harmonis. vasi Belajar. Tesis, tidak diterbitkan, Univer-
3. Pihak Sekolah : Pihak sekolah disarankan sitas 17 Agustus 1945 Surabaya
dapat membantu siswa untuk mengenali Intan, N. (2013). Hubungan Antara Pusat
potensi-potensi yang dimiliki agar dapat Kendali Internal Dengan Kematangan Karir
meningkatkan konsep diri siswa dan internal
Pada Siswa Kelas XII SMK Kristen 1 Klaten.
locus of control, serta dapat meminimalisir Diakses Pada Tanggal 19 Januari 2014 di
penggunaan kata-kata atau sikap yang dapat http://journal.uad.ac.id/index.php/EMPATH
menurunkan konsep diri dan internal locus of Y/article/view/1538/876.
control pada siswa.
4. Bagi peneliti selanjutnya : Untuk penelitian Kaplan, R. M. & Saccuzzo, D. P. (2005). Psy-
selanjutnya yang berminat untuk mengang- chological Testing. Belmont U.S.A: Thom-
kat tema yang sama diharapkan mempertim- son Wadsworth.
bangkan variabel-variabel lain yang lebih Leksana, D. M., dkk. (2013). Pengembangan
mempengaruhi kematangan karir siswa Modul Bimbingan karir Berbaris Multimedia
seperti self efficacy, self control, Problem Interaktif Untuk Meningkatkan Kematangan
solving, kepercayaan diri, dan disarankan Karir Siswa. Jurnal Bimbingan Konseling
juga untuk menggunakan alat ukur yang Vo.2 No.1 2013.
memiliki reliabilitas yang lebih tinggi. Hal
lain yang perlu diperhatikan adalah menggu- Lau, R. (1988). Belief About Control and Health
nakan data tambahan seperti observasi dan Behavior. New York : Plenum Press.
wawancara agar hasil yang didapat lebih Pudjijogyanti, C. R. (2000). Konsep Diri Dalam
mendalam dan sempurna, karena tidak Pendidikan. Jakarta: Arcan.
semua hal dapat diungkap dengan skala.
Rakhmat, J. (2004). Psikologi Komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosda-
karya.
Aji, R., dkk. (2010). Hubungan Antara Locus of Setyowati. (2012). Hubungan Antara Konsep
Control Internal Dengan Kematangan Karir Diri Dan Kematangan Karir Siswa Kelas X
Pada Siswa Kelas XII SMKN 4 Purwokerto. SMK1 Kristen Salatiga. Diakses Pada
Diakses Pada Tanggal 19 Januari 2014 dari Tanggal 19 Januari 2014 di http://repository.
http://eprints.undip.ac.id/24802/1/LOC_inter library.uksw.edu/bitstream/handle/12345678
nal_dan_Kematangan_Karir.pdf/journal.html 9/1792/T1_132007058_BAB%20II.pdf?sequ
Arikunto, S. (2003). Prosedur Penelitian Suatu ence=3.
Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta :
Cipta. Grasindo.
Creed, P. A. & Patton, W. A. (2002). Predicting Sugiyono. (2009). Statistik Untuk Penelitian.
Two Components of Career Maturity In Bandung. Alfabeta.
School Based Adolescent. Journal of Career
Suryabrata, S. (2000). Metode Penelitian.
Development. 29 (4), 277-209.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hanifan dan Tarmidi. (2012). Kecenderungan
Tyas, M. (2010). Hubungan Locus of Control
Pemilihan Karir Berdasarkan Gaya Belajar
Dan Persepsi Peran jenis Kelamin Dengan
Pada Siswa SMA Kelas XII. Diakses Pada
Keputusan Pemilihan Karir Siswa Kelas X
Tanggal 19 Januari 201 pada http://fpsi.
SMA Negeri 6 Semarang. Diakses Pada
mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/
Tanggal 19 Januari 2014 di http://
uploads/2012/06/Hanifan-Akbar-dan-
ikippgrimadiun.ac.id/ejournal/sites/default/fil
Tarmidi-Kecenderungan-Pemilihan-
es/.pdf.
Karir.ok_.pdf.

221
Hubungan Antara Konsep Diri Dan Internal Locus Of Control Dengan Kematangan Karir Siswa SMA

Yunia, E. R. (2012). Hubungan Antara Self Zein, S. (2008). Perlunya Perencanaan Karir
Efficacy Dengan Kematangan Karir Pada Sejak Dini. Diakses Pada Tanggal 19 Januari
Mahasiswa Tingkat Awal Dan Tingkat Akhir 2014 di http://smpn2ransel.wordpress.com/
Di Universitas Surabaya. Calyptra: Jurnal 2008/03/15.
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Zulkaida, A.,dkk. (2007). Pengaruh Locus of
Vol.1 No.1 2012. Control dan Efikasi Diri terhadap Kema-
Wiriani, W. (2011). Efek Moderasi Locus of tangan Karier Siswa Sekolah Menengah Atas
Control Pada Hubungan Pelatihan dan (SMA). Proceeding PESAT. Vol. 2. 21-22
Kinerja Pada Bank Perkreditan Rakyat Agustus 2007.
Kabupaten Badung. Tesis, tidak diterbitkan,
Universitas Udayana Denpasar.

222

You might also like