A. Kecemasan: Bab Ii Tijauan Teori
A. Kecemasan: Bab Ii Tijauan Teori
Tijauan Teori
A. Kecemasan
1. Definisi
Kecemasan adalahperasaan takut yang tidak jelas dan tidak di
dukung oleh situasi. Gangguan kecemasan adalah sekelompokkondisi
yang member gambaran penting tentangansietas yang berlebihanyang
disertai respon perilaku, emosional dan fisiologis individu yang
mengalami gangguan ansietas.(Videback, 2008: 307).
Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar
karena ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai respon (penyebab
tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu). Perasaan takut dan
tidak menentu sebagai sinyal yang menyadarkan bahwa peringatan
tentang bahaya akan datang memperkuat individu mengambil tindakan
menghadapi ancaman.
Kejadian dalam hidup seperti menghadapi tuntutan, persaingan, serta
bencana dapat membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan
psikologis. Salah satu contoh dampak psikologis adalah timbulnya
kecemasan atau ansietas. (AH. Yusuf,2015:89)
2. Faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan
Menurut (Savitri Ramaiah, 2003: 11) ada beberapa faktor ynag
menunjukkan reaksi kecemasan, diantaranya yaitu:
a. Lingkungan atau sekitar tempat tinngal mempengaruhi cara berpikir
individu tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini di sebabkan
karena adanya pengalaman yang tidak menyenangkan pada individu
dengan keluarga, sahabat, ataupun rekan kerja. Sehingga individu
tersebut merasa tidak aman terhadap lingkungannya.
b. Emosi yang ditekan, kecemasan bisa terjadi jika individu tidak
mampu menemukan jalan keluar untuk perasaannya sendiri dalam
hubungan personal ini, terutama jika dirinya menekan rasa marah
atau frustasi dalam jangka waktu yang sangat lama.
c. Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan.
Memnurut (Zakiah Daradjat dan Kholi Lur Romchman, 2010: 167)
mengemukakan beberapa penyebab dari kecemasan yaitu:
a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang
mengancam dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut,
karena sumbernya terlihat jelas didaam pikiran.
b. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-
hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.
c. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa
bentuk. Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan
tidak berhubungan dengan apapun yang terkadang disertai dengan
perasaan takut yang mempengaruhi kesehatan kepribadian
penderitanya.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kecemasan
(Stuart, 2007). Faktor faktor tersebut antara lain :
a. Teori psikoanalitik
Menurut teori psikoanalitik Sigmund Freud, kecemasan timbul
karena konflik antara elemen kepribadian yaitu id(insting) dan super
ego (nurani ). Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif
seseorang sedang superego mencerminkan hati nurani seseorang dan
dikendalikan norma budayanya. Ego berfungsi menengahi tuntutan
dari dua elememen yang bertentangan dan fungsi kecemasan adalah
mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
b. Teori interpersonal
Menurut teori ini kecemasan timbul dari perasan takut terhadap tidak
adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Kecemasan Juga
berhubungan dengan perpisahan dan kehilangan yang menimbulkan
kelemahan spesifik.
c. Teori behavior
Kecemasan merupakan produk frustrasi yaitu segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
d. Teori perspektif keluarga
Kecemasan dapat timbul karena pola interaksi yang tidak adaptif
dalam keluarga.
e. Teori perspektif biologi
Fungsi biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor
khusus Benzodiapine. Reseptor ini mungkin membantu mengatur
kecemasan. Penghambat asam amino butirik-gamma neuro regulator
(GABA) juga mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme
biologis berhubungan dengan kecemasan sebagaimana endomorfin.
Selain itu telah dibuktikan bahwa kesehatan umum seseorang
mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi terhadap kecemasan.
Kecemasan dapat disertai gangguan fisik dan menurunkan kapasitas
seseorang untuk mengatasi stressor.
3. Jenis-jenis kecemasan
Kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati, perubahan didalam
dirinya sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya rangsanagan dari
luar. Membagi kecemasan menjadi tiga jenis kecemasan yaitu:
a. Kecemasan rasional merupakan suatu ketakuatan akiabat adanya
objek yang memang mengancam, misalnya ketika menunggu hasil
ujian. Ketakuatan ini dianggap sebagai suatu unsure poko normal
dari mekanisme pertahanan dasar kiat.
b. Kecemasan irrasional yang bebrati bahawa mereka mengalami
emeosi ini dibawah kedalam keadaan spesifik yang biasanya tidak
dipandang mengancam.
c. Kecemasan fundamental merupakan suatu pertanyaan tentang siapa
dirinya, untuk apa hidupnya, dan akan kemanakah kelak hidupnya
berlanjut. Kecemasan ini di sebut sebagi kecemasan eksistensial
yang mempunyai peran funda mental bagi kehidupan manusia
(Mustamir Pedak, 2009:30).
4. Klasifikasi Kecemasan
Ada empat tingkat kecemasan, yaitu ringan, sedang, berat dan
panik (Stuart & Sundeen, 1998, pp.175-176).
a. Kecemasan RinganKecemasan ringan berhubungan dengan
ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan
seseorang menjadi waspada dan meningkatkan persepsi atas keadaan
yang dialaminya. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah
kelelahan, iritabel, lapang persepsi meningkat, kesadaran tinggi,
mampu untuk belajar, motivasi meningkat dan tingkah laku sesuai
situasi.
b. Kecemasan Sedang
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada masalah yang
penting dan mengesampingkan yang lain sehingga seseorang
mengalami perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu
yang terarah. Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu
kelelahan meningkat, kecepatan denyut jantung dan pernapasan
meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume
tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar namun tidak
optimal, kemampuan konsentrasi menurun, perhatian selektif dan
terfokus pada rangsangan yang tidak menambah ansietas, mudah
tersinggung, tidak sabar, mudah lupa, marah dan menangis.
c. Kecemasan Berat
Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang dengan
kecemasan berat cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang
terinci dan spesifik, serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Orang
tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan
pada suatu area yang lain. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini
adalah mengeluh pusing, sakit kepala, nausea, tidak dapat tidur
(insomnia), sering kencing, diare, palpitasi, lahan persepsi
menyempit, tidak mau belajar secara efektif, berfokus pada dirinya
sendiri dan keinginan untuk menghilangkan kecemasan tinggi,
perasaan tidak berdaya, bingung, disorientasi.
d. Panik
Panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror karena
mengalami kehilangan kendali. Orang yang sedang panik tidak
mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Tanda dan
gejala yang terjadi pada keadaan ini adalah susah bernapas, dilatasi
pupil, palpitasi, pucat, diaphoresis, pembicaraan inkoheren, tidak
dapat berespon terhadap perintah yang sederhana, berteriak,
menjerit, mengalami halusinasi dan delusi
5. Rentang respon
Rentang respon kecemasan dapat dikonseptualisasikan dalam rentang
respon. Respon ini dapat digambarkan dalam rentang respon adaptif
sampai maladaptif. Reaksi terhadap kecemasan dapat bersifat konstruktif
dan destruktif. Konstruktif adalah motivasi seseorang untuk belajar
memahami terhadap perubahan-perubahan terutama perubahan terhadap
perasaan tidak nyaman dan berfokus pada kelangsungan hidup.
Sedangkan reaksi destruktif adalah reaksi yang dapat menimbulkan
tingkah laku maladaptif serta disfungsi yang menyangkut kecemasan
berat atau panik (Suliswati, 2005, pp.108-113). Rentang respon
kecemasan dapat terlihat pada gambar.
b. Faktor prespitasi
Faktor prespitasi adalah semua ketgangan dalam kehidupan yang
dapat mencetuskan timbulnya kecemasan. Stressor prespitasi
kecemasan di kelompokkan menjadi du abagian, yaitu:
1) Ancaman terhadap integritas kulitketegangan yang mengancam
integritas fisik yang meliputi:
a) Sumber internal meliputi kegagalan mekanisme fisisologis
sistem imun, regulasi suhu tubuh, perubhan biologis normal
b) Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus
dan bakteri, polusi lingkunag, kecelakaan, kekuranagan
nutrisi, tidakadekuatnya tempat tinggal
8. Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan merupakan suatu gangguan yang memiliki ciri
kecemasan atau ketakutan yang tidak realistik, juga irrasional, dan tidak
dapat secara intensif ditampilkan dalam cara-cara yang jelas. Fitri
Fauziah & Julianty Widuri (2007:77) membagi gangguan kecemasan
dalam beberapa jenis, yaitu :
a. Fobia Spesifik
Yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan karena kehadiran atau
antisipasi terhadap obyek atau situasi yang spesifik.
b. Fobia Sosial
Merupakan suatu ketakutan yang tidak rasional dan menetap,
biasanya berhubungan dengan kehadiran orang lain. Individu
menghindari situasi dimana dirinya dievaluasi atau dikritik, yang
membuatnya merasa terhina atau dipermalukan, dan menunjukkan
tanda-tanda kecemasan atau menampilkan perilaku lain yang
memalukan.
c. Gangguan Panik
Gangguan panik memiliki karakteristik terjadinya serangan panik
yang spontan dan tidak terduga. Beberapa simtom yang dapat
muncul pada gangguan panik antara lain ; sulit bernafas, jantung
berdetak kencang, mual, rasa sakit didada, berkeringat dingin, dan
gemetar. Hal lain yang penting dalam diagnosa gangguan panik
adalah bahwa individu merasa setiap serangan panik merupakan
pertanda datangnya kematian atau kecacatan.
d. Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder)
Generalized Anxiety Disorder (GAD) adalah kekhawatiran yang
berlebihan dan bersifat pervasif, disertai dengan berbagai simtom
somatik, yang menyebabkan gangguan signifikan dalam kehidupan
sosial atau pekerjaan pada penderita, atau menimbulkan stres yang
nyata.
Sedangkan Sutardjo Wiramihardja (2005:71) membagi gangguanb
kecemasan yang terdiri dari :
a. Panic Disorder
Panic Disorder ditandai dengan munculnya satu atau dua serangan
panik yang tidak diharapkan, yang tidak dipicu oleh hal-hal yang
bagi orang lain bukan merupakan masalah luar biasa. Ada beberapa
simtom yang menandakan kondisi panik tersebut, yaitu nafas yang
pendek, palpilasi (mulut yang kering) atau justru kerongkongan tidak
bisa menelan, ketakutan akan mati, atau bahkan takut gila.
b. Agrophobia
Yaitu suatu ketakutan berada dalam suatu tempat atau situasi dimana
ia merasa bahwa ia tidak dapat atau sukar menjadi baik secara fisik
maupun psikologis untuk melepaskan diri. Orang-orang yang
memiliki agrophobia takut pada kerumunan dan tempat-tempat
ramai.
9. Dampak Kecemasan
Rasa takut dan cemas dapat menetap bahkan meningkat meskipun
situasi yang betul-betul mengancam tidak ada, dan ketika emosi-emosi
ini tumbuh berlebihan dibandingkan dengan bahaya yang
sesungguhnya, emosi ini menjadi tidak adaptif. Kecemasan yang
berlebihan dapat mempunyai dampak yang merugikan pada pikiran
serta tubuh bahkan dapat menimbulkan penyakit-penyakit fisik
(Cutler, 2004:304).
Yustinus Semiun (2006:321) membagi beberapa dampak dari
kecemasan kedalam beberapa simtom, antara lain :
a. Simtom suasana hati
Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya
hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu
yang tidak diketahui. Orang yang mengalami kecemasan tidak bisa
tidur, dan dengan demikian dapat menyebabkan sifat mudah marah.
b. Simtom kognitif
Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan pada
individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin
terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah real
yang ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar secara
efektif, dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas.
c. Simtom motor
Orang-orang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak
tenang, gugup, kegiatan motor menjadi tanpa arti dan tujuan,
misalnya jari-jari kaki mengetuk-ngetuk, dan sangat kaget terhadap
suara yang terjadi secara tiba-tiba. Simtom motor merupakan
gambaran rangsangan kognitif yang tinggi pada individu dan
merupakan usaha untuk melindungi dirinya dari apa saja yang
dirasanya mengancam. Kecemasan akan dirasakan oleh semua
orang, terutama jika ada tekanan perasaan ataupun tekanan jiwa.
Menurut Savitri Ramaiah (2005:9) kecemasan biasanya dapat
menyebabkan dua akibat, yaitu :
a. Kepanikan yang amat sangat dan karena itu gagal berfungsi secara
normal atau menyesuaikan diri pada situasi.
b. Gagal mengetahui terlebih dahulu bahayanya dan mengambil
tindakan pencegahan yang mencukupi.
28 – 41 = Kecemasan berat
e. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubunganya
dengan kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai
problem kehidupan yang merupakan stresor psikososial.
B. Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi merupakan penyakit kelainan jantung yang ditandai oleh
meningkatnya tekanan darah dalam tubuh. Seseorang yang terjangkit
penyakit ini biasanya berpotensi mengalami penyakit-penyakit lain
seperti stroke, dan penyakit jantung (Rusdi dan Nurlaela, 2009).
Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu
gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan
nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkan. Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap
(Silent Killer), karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai
dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya
(Lanny Sustrani, dkk, 2004).
2. Klasifikasi
Beberapa klasifikasi hipertensi:
a. Klasifikasi Menurut Joint National Commite 7
Komite eksekutif dari National High Blood Pressure Education
Program merupakan sebuah organisasi yang terdiri dari 46
professionalm sukarelawan, dan agen federal. Mereka
mencanangkan klasifikasi JNC (Joint Committe on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure) pada
tabel 1, yang dikaji oleh 33 ahli hipertensi nasional Amerika Serikat
(Sani, 2008).
Tabel 1
Klasifikasi Menurut JNC (Joint National Committe on Prevention,
Detection, Evaluatin, and Treatment of High Blood Pressure)
3. Patofisiologi
Aktivitas kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks
(Anggraini, 2008).
Renin
Angiotensin I
Angiotensin II
Mengentalkan
↑ Konsentrasi NaCl
di pembuluh darah
Menarik cairan intraseluler → ekstraseluler
↑ Tekanan darah
↑ Volume darah
↑ Tekanan darah
masing penentu tekanan darah ini dipengaruhi oleh interaksi dari berbagai
bagan.
Gambar 3: Beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah
(Sumber: Kaplan, 1998 dalam Sugiharto, 2007)
4. Pengobatan hipertensi
Kelas obat utama yang digunakan untuk mengendalikan tekanan darah
adalah :
a. Diuretik
Diuretik menurunkan tekanan darah dengan menyebabkan diuresis.
CO) dan tekanan darah pada akhirnya. Penurunan curah jantung yang
mengatasi efek dari peningkatan volume dan natrium tersebut. Hal ini
tekanan darah dengan cara memobilisasi natrium dan air dari dinding
dan efek inotropik jantung dan inhibisi pelepasan renin dan ginjal.
f. Atenolol, betaxolol, bisoprolol, dan metoprolol merupakan
dosis tinggi.
g. Acebutolol, carteolol, penbutolol, dan pindolol memiliki aktivitas
reseptor β.
h. Inhibitor Enzim Pengubah Angiotensin (ACE-inhibitor)
ACE membantu produksi angiotensin II (berperan penting dalam
jaringan dan ada pada beberapa tipe sel yang berbeda tetapi pada
ACE) dan jalur alternatif yang digunakan untuk enzim lain seperti
negative.
Verapamil menurunkan denyut jantung, memperlambat konduksi
curah jantung, dan pelepasan renin. Oleh karena itu efek hipotensi
darah.
g. Cokelat pekat (dark chocolate)
Karena kandungan flavonoid dalam cokelat dapat membantu
meningkat.
h. Avokad
Asam oleat dalam avokad, dapat membantu mengurangi kolesterol.
Selain itu, kandungan kalium dan asam folat, sangat penting untuk
kesehatan jantung