Praktikum Fisika Dasar
Praktikum Fisika Dasar
Praktikum Fisika Dasar
Disusun Oleh :
Nama : Catur Yuditya Febri Andhika
NIM : 03041381823069
Kelas Bukit
Fakultas Teknik
Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya
2018
MATERI BESARAN DAN SATUAN
1. Besaran
A. Pengertian Besaran
Besaran adalah suatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka dan
nilai yang memiliki satuan. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu
dapat dikatakan sebagai besaran harus mempunyai 3 syarat yaitu
1. dapat diukur atau dihitung
2. dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai
3. mempunyai satuan
bila ada satu saja dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi maka sesuatu itu tidak
dapat dikatakan sebagai besaran.
2. Gaya
Gaya adalah besaran yang diperoleh dari hasil kali massa
suatu benda yang bergerak dengan percepatan gerakannya. Gaya
memiliki satuan N atau Newton, namun ia juga bisa dituliskan
dengan satuan kg.m/s2. Gaya termasuk contoh besaran vektor karena
nilainya dipengaruhi ke arah mana gaya tersebut bergerak.
3. Tekanan
Tekanan adalah besaran yang menyatakan gaya yang bekerja
dalam satu satuan luas. Tekanan juga termasuk contoh besaran
vektor. Alasannya adalah karena tekanan dapat bergerak ke segala
arah, sehingga perlu diketahui ke arah mana gaya pada tekanan
tersebut bergerak. Tekanan kerap dinyatakan dalam satuan pascal
atau Pa untuk menghormati Blaise Pascal, seorang ilmuan fisika
yang telah banyak menyumbangkan ilmunya dalam kemajuan
teknologi fluida.
1. Besaran Pokok
a) Panjang
Satuan Panjang = Meter (m)
Panjang merupakan jarak antara dua titik di dalam
ruang. Dalam SI satuan panjang yaitu meter(m). Meter
merupakan satuan panjang internasional yang pertama, yang
terbuat dari campuran bahan platina iridium dan disimpan di
The International Bureau Of Weinght and Measure.
b) Waktu
Satuan Waktu = Detik/Sekon (S)
Waktu awalnya didefinisikan sebagai 1/86.400 waktu
satu hari yang didasarkan pada waktu perputaran bumi pada
porosnya, dalam SI satuan waktu yaitu sekon(s). Untuk
mendapatkan suatu pengukuran waktu yang lebih teliti,
sekarang orang lebih memilih menggunakan jam atom. Jam ini
diatur oleh suatu gerakan atom tertentu misalnya cesium,
dimana 1 detik ialah 9.192.631.770 periode getaran atom
cesium-133.
c) Massa
Satuan Massa = Kilogram (kg)
Massa suatu benda adalah banyak zat yang dikandung
benda tersebut. Menurut satuan SI, satuan massa adalah
kilogram (kg). Dalam kehidupan sehari hari, kita sering
menggunakan istilah berat. Misalnya, berat badan Budi 55 kg.
Menurut fisika ungkapan tersebut tidak tepat, karena 55 kg
adalah massa badan Budi. Berat dalam fisika memiliki
pengertian yang berbeda dengan berat dalam kehidupan sehari
hari.
d) Arus listrik
Satuan Arus Listrik = Ampere (A)
Saat arus listrik mengalir lewat suatu kabel, maka
bidang magnet akan berada di sekeliling kabel. Ampere
didefinisikan pada 1948 dari kekuatan tarik-menarik dua kabel
yang berarus listrik. 1 ampere adalah arus listrik konstan
dimana jika terdapat dua kabel dengan panjang tak terhingga
dengan circular cross section?? yang dapat diabaikan,
ditempatkan dengan jarak 1 meter pada ruang hampa, akan
menghasilkan gaya 2 x 107 newton per meter.
f) Jumlah Zat
satuan Jumlah Zat = Mol (Mol)
Mol adalah istilah yang digunakan sejak 1902, dan
merupakan kependekan dari “gram-molecule”.1 Mol adalah
jumlah zat yang mengandung zat elementer sebanyak atom
yang terdapat pada 0.012 kg karbon – 12. saat istilah mol
digunakan, zat elementernya harus dispesifikasikan, mungkin
atom, molekul, electron, atau partikel lain. Kita dapat
membayangkan satu mol sebagai jumlah atom dalam 12 gram
karbon 12. bilangan ini disebut bilangan Avogadro, yaitu
6.0221367 x 1023.
g) Intensitas Cahaya
satuan Intensitas Cahaya = Candela (C)
Satuan intensitas cahaya diperlukan untuk menentukan
brightness (keterangan) dari suatu cahaya. Sebelumnya, lilin
dan bola lampu pijar digunakan sebagai standar. Standar yang
digunakan saat ini adalah sumber cahaya monokromatik(satu
warna), biasanya dihasilkan oleh laser, dan suatu alat bernama
radiometer digunakan untuk mengukur panas yang ditimbulkan
saat cahaya tersebut diserap.1 candela adalah intensitas cahaya
pada arah yang ditentukan, dari suatu sumber yang
memancarkan radiasi monokromatik dengan frekuensi 540 x
1012 per detik, dan memiliki intensitas radian pada arah
tersebut sebesar (1/683) watt per steradian.
2. Besaran Turunan
Perpindahan
Kecepatan m/s
Waktu
kecepatan
Percepatan m/s2
waktu
massa
Massa jenis kg/m3
volume
gaya
Tekanan kg/m s2 (Pa)
luas
Usaha gaya x perpindahan kg m2/s2 (J)
usaha
Daya kg m2/s3 (W)
waktu
C. Dimensi Besaran
A. Pengertian Dimensi Besaran
Dimensi suatu besaran ialah penggambaran atau cara penulisan suatu
besaran dengan menggunakan simbol “lambang” besaran pokok. Hal ini berarti
dimensi suatu besaran menunjukkan cara besaran itu tersusun dari besaran-
besaran pokok.
Pada sistem satuan internasional “SI” ada tujuah besaran pokok yang
berdimensi, sedangkan dua besaran pokok tambahan tidak berdimensi, cara
penulisan dimensi dari suatu besaran dinyatakan dengan lambang huruf tertentu
dan diberiu kurung persegi. Berikut tabel besaran pokok beserta dimensinya:
Tabel 1.1
B. Fungsi Dimensi
Jika dipahami dengan seksama, dapat diambil kesimpulan beberapa fungsi
dari dimensi yaitu:
1. Analisis Dimensional
Analisis dimensional ialah suatu cara untuk menentukan satuan
dari suatu besaran turunan, dengan cara memperhatikan dimensi besaran
tersebut. Salah satu manfaat dari konsep dimensi ialah untuk
menganalisis atau menjabarkan benar atau salahnya suatu persamaan
“fungsi dimensi”, metode penjabaran dimensi atau analisis dimensi
menggunakan aturan:
Contoh:
Sebuah benda yang bergerak diperlambat dengan perlambatan a
yang tetap dari kecepatan vodan menempuh jarak sebesar s maka akan
berlaku hubungan vo2=2aS. Buktikan kebenaran persamaan itu dengan
analisa dimensional..!!!
2. Satuan
Satuan adalah suatu pembanding dalam pengukuran atau membandingkan
besaran dengan yang lain yang dipakai oleh patokan. Satuan merupakan salah satu
komponen besaran yang menjadi standar dari suatu besaran. Adanya berbagai macam
satuan untuk besaran yang sama akan menimbulkan kesulitan. Kalian harus melakukan
penyesuain-penyesuaian tertentu untuk memecahkan persoalan yang ada.
Dengan adanya kesulitan tersebut para ahli untuk menggunakan satu sistem
satuan, yaitu menggunakan satuan standar Sistem Internasional, disebut Systeme
Internationale d’Unites (SI).
Satuan Internasional adalah satuan yang diakui penggunaanya secara
internasional serta memiliki standar yang sudah baku. Satuan ini dibuat untuk
menghindari kesalahpahaman yang timbul dalam bidang ilmiah karena adanya
perbedaan satuan yang digunakan. Pada awalnya, Sistem Internasional disebut sebagai
Metre-Kilogram-Second (MKS). Selanjutnya pada konferensi Berat dan Pengukuran
pada tahun 1948, tiga satuan yaitu Newton(N),Joule(J) dan Watt (W) ditambahkan
kedalam SI. Akan tetapi, pada tahun 1960, tujuh Satuan Internasional dari Besaran
Pokok telah ditetapkan yaitu meter,kilogram,sekon,ampere,kelvin,mol dan kandela.
Sistem MKS menggantikan sistem metrik, yaitu suatu sistem satuan desimal
yang mengacu pada meter,gram yang didefinisikan sebagai massa satu sentimeter kubik
air, dan detik. Sistem itu juga disebut sistem Centimeter-Gram-Secon (CGS). Satuan
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu satuan tidak baku dan satuan baku. Satuan tidak
baku tidak sama disetiap tempat, misalnya jengkal dan hasta. Sementara itu, standar
satuan baku telah ditetapkan disetiap tempat.
1. Satuan Baku
KONVERSI SATUAN
Dengan adanya sistem satuan, maka diperlukan pengetahuan untuk dapat
menentukan perubahan satuan dari satusistem ke sistem yang lain yang dikenal
dengan istilah konversi satuan. Berikut ini diberikan konversi satuan-satuan
penting yangbiasa digunakan.
Panjang Volume
1 yard = 3ft = 36 in 1 liter = 10-3 m3 Waktu
1 in = 0,0254 m = 2,54 cm 1 ft3 = 2,832 x 10-2 m3 1 hari = 24 jam
1 mile = 1609 m 1 gallon (UK) = 4,546 liter 1 jam = 60 menit
1 mikron = 10-6 m 1 gallon (US) = 3,785 liter 1menit= 60 sekon
1 Angstrom = 10-10 m 1 barrel (UK) = 31, 5 gallon
1 barrel (US) = 42 gallon
Tekanan Energi Daya
1 atm = 76 cm Hg 1 BTU = 1055 J = 252 kal 1 hp = 745,4 W
= 1,013 x 105 N/m2 1 kal = 4, 186 J 1kW = 1,341 hp
= 1013 millibar 1 ft lb = 1, 356 J 1BTU/jam=0,293 W
= 14,7 lb/in2 1 hp jam = 2, 685 x 106 J 1 kal/s = 4,186 W
1 Pa = 1 N/m2 1 erg = 10-7 J
1 bar = 106 dyne/cm2
= 105 Pa
3. Pengukuran
A. Pengertian Pengukuran
Maksud dari definisi tersebut adalah misalkan kita sedang mengukur panjang buku
menggunakan penggaris, berati kita sedang membandingkan panjang buku dengan
panjang penggaris tersebut dimana penggaris adalah alat ukur besaran panjang
yang sudah ditetapkan sebagai satuan (di dalam penggaris terdapat skala m, cm,
atau inch). Jadi, Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran
yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.
B. Jenis-Jenis Pengukuran
A. Pengukuran Langsung
Pengukuran langsung adalah proses pengukuran dengan
memakai alat ukur langsung dimana hasil pengukuran langsung
terbaca pada alat ukur tersebut. Contohnya ketika kita
mengukur panjang buku dengan mistar, berarti kita melakukan
pengukuran langsung karena hasil pengukuran panjang buku
terbaca langsung pada skala mistar tersebut.
B. Pengukuran Berulang
Pengukuran berulang adalah pengukuran yang dilakukan
berkali-kali. Pengukuran tunggal dilakukan karena:
C. Alat ukur
1. Mistar
Mistar/penggaris biasanya digunakan untuk mengukur
panjang benda yang tidak terlalu panjang. Misalnya untuk
mengukur panjang meja, buku, pensil dan sebagainya. Tingkat
ketelitian mistar adalah 0,5 mm.
Gambar Mistar
2. Rollmeter
Rollmeter merupakan alat ukur panjang yang dapat
digulung dengan panjang 25-50 meter. Rollmeter ini biasanya
dipakai oleh tukang bangunan atau pengukur jalan. Ketelitian
pengukuran dengan rollmeter adalah 0,5 mm.
Gambar Rollmeter
3. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk
mengukur panjang, kedalaman, tebal, kedalaman lubang, dan
diameter baik diameter luar maupun diameter dalam suatu
benda. Jangka sorong memiliki tingkat ketelitian 0,1 mm
Gambar Jangka Sorong
4. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur ketebalan
benda yang relatif tipis seperi kertas, seng dan karbon.
Mikrometer sekrup memiliki tingkat ketelitian
sebesar 0,01 mm.
Gambar Mikrometer sekrup
3. Neraca Ohauss
Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda atau
logam dalam praktek laboratorium. Beban maksimal yang
mampu ditimbang menggunakan neraca ini adalah 311 gram.
Batas ketelitian neraca Ohauss adalah 0,1 gram
4. Neraca Pegas
Neraca pegas sering disebut dinamometer berfungsi
untuk mengukur massa dan atau berat benda. Neraca ini
memiliki dua skala, yaitu skala N (newton) untuk mengukur
berat dan skala g (gram) untuk mengukur massa.
1. Arloji
Pada umumnya alat ukur waktu ini memiliki tingkat
ketelitian 1 detik
Gambar arloji
2. Stopwatch
Stopwatch biasanya digunakan untuk mengukur waktu
dalam kegiatan olahraga atau dalam praktik penelitian.
Tingkat ketelitian alat ukur ini adalah 0,1 detik
Gambar Stopwatch
Gambar Amperemeter
Gambar thermometer
a. Termometer Celcius
Titik bawah diberi angka 0 dan titik atas diberi angka
100. Diantara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 100
skala.
b. Termometer Reamur
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas
diberi angka 80. Diantara titik tetap bawah dan titik tetap atas
dibagi menjadi 80 skala.
c. Termometer Fahrenheit
Titik tetap bawah diberi angka 32 dan titik tetap atas
diberi angka 212. Suhu es yang dicampur dengan garam
ditetapkan sebagai 00F. diantara titik tetap bawah dan titik
tetap atas dibagai 180 skala.
d. Termometer Kelvin
Pada termometer kelvin, titik terbawah diberi angka
nol. Titik ini disebut suhu mutlak, yaitu suhu terkecil yang
dimiliki benda ketika energi total partikel benda tersebut nol.
Kelvin menetapkan suhu es melebur dengan angka 273 dan
suhu air mendidih dengan angka 373. Rentang titik tetap
bawah dan titik tetap atas termometer kelvin dibagi 100 skala.
1. Ketidakpastian Sistematik
Ketidakpastian sistematik bersumber dari alat ukur yang digunakan
atau kondisi yang menyertai saat pengukuran. Bila sumber ketidakpastian
adalah alat ukur, maka setiap alat ukur tersebut digunakan akan memproduksi
ketidakpastian yang sama. Yang termasuk ketidakpastian sistematik antara
lain:
Ketidakpastian Alat
Ketidakpastian ini muncul akibat kalibrasi skala penunjukkan
angka pada alat tidak tepat, sehingga pembacaan skala menjadi tidak
sesuai dengan yang sebenarnya. Misalnya, kuat arus listrik yang
melewati suatu beban sebenarnya 1,0 A, tetapi bila diukur
menggunakan suatu Ampermeter tertentu selalu terbaca 1,2 A. Karena
selalu ada penyimpangan yang sama, maka dikatakan bahwa
Ampermeter itu memberikan ketidakpastian sistematik sebesar 0,2
A.Untuk mengatasi ketidakpastian tersebut, alat harus di kalibrasi
setiap akan dipergunakan.
Kesalahan Nol
Ketidaktepatan penunjukan alat pada skala nol juga melahirkan
ketidakpastian sistematik. Hal ini sering terjadi, tetapi juga sering
terabaikan. Sebagian besar alat umumnya sudah dilengkapi dengan
sekrup pengatur/pengenol. Bila sudah diatur maksimal tetap tidak
tepat pada skala nol, maka untuk mengatasinya harus diperhitungkan
selisih kesalahan tersebut setiap kali melakukan pembacaan skala.
3. Ketidakpastian Pengamatan
Ketidakpastian pengamatan merupakan ketidakpastian pengukuran
yang bersumber dari kekurangterampilan manusia saat melakukan kegiatan
pengukuran. Misalnya: metode pembacaan skala tidak tegak lurus (paralaks),
salah dalam membaca skala, dan pengaturan atau pengesetan alat ukur yang
kurang tepat.