Unzu Marietta, Djoko Sampurno: Diponegoro Journal of Management
Unzu Marietta, Djoko Sampurno: Diponegoro Journal of Management
unzu_marietta@yahoo.com
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone: +622476486851
ABSTRACT
PENDAHULUAN
.
Dalam era globalisasi saat ini perkembangan bisnis yang sangat pesat dibutuhkan
ketepatan dalam mengambil keputusan, yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan bagi pihak
manajemen perusahaan, untuk mengurangi kemungkinan risiko dan ketidakpastian yang akan
terjadi. Alokasi laba merupakan salah satu faktor penentu dari sebuah investasi.
Teori kebijakan dividen yang optimal diartikan sebagai rasio pembayaran dividen yang
ditetapkan dengan memperhatikan kesempatan menginvestasikan dana serta berbagai preferensi
yang dimiliki para investor mengenai dividen dari pada capital gain (Husnan, 1998). Brigham dan
Gapenski (1999) beranggapan setiap perubahan dalam kebijaksanaan pembayaran dividen akan
1
Corresponding author
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 2
memiliki dua dampak yang berlawanan. Apabila dividen akan dibayarkan semua, kepentingan
cadangan akan terabaikan.
Salah satu ukuran dari rasio likuiditas adalah Cash Ratio yang merupakan kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya melalui sejumlah kas yang dimiliki oleh
perusahaan. Brigham (2001) menyatakan semakin tinggi Cash Ratio menggambarkan kemampuan
kas suatu perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Pembayaran dividen
merupakan arus kas keluar, sehingga semakin kuat posisi kas perusahaan maka semakin besar
kemampuan suatu perusahaan membayarkan dividen nya.
Lintner dalam Sunarto & Kartika (2003) mengemukakan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba merupakan salah satu indikator utama dari kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen sehingga profitabilitas merupakan faktor penentu terhadap dividen. Parthington
(1989) menunjukan bahwa profitabilitas (earning after tax dan asset) merupakan variabel penting
sebagai dasar pertimbangan para manajer perusahaan dalam menentukan kebijakan dividen.
Meningkatnya profitabilitas yang dicapai oleh suatu perusahaan akan meningkatkan harapan
investor untuk memperoleh pendapatan dividen yang tinggi.
Semakin besarnya perusahaan akan menjadikan free cash flow yang ada semakin besar
pula. Hal ini akan membuat manajemen berfikir lebih keras untuk pengalokasian dividen yang
mereka dapatkan. Baiknya system pengalokasian dividen ini, akan berpengaruh juga dengan
growth opportunity perusahaan tersebut. Besarnya growth opportunity sebuah perusahaan, akan
berpengaruh pada jumlah dana yang dibutuhkan untuk investasi dll, yang berpengaruh pada
besaran DPR yang dialokasikan oleh perusahaan.
Firm Size sebagai aspek dasar sangat dicermati dalam keputusan melakukan investasi.
Besarnya perusahaan, maka semakin mudah akses informasinya, dengan kata lain kemungkinan
perusahaan untuk memperoleh dana lebih besar ketimbang perusahaan yang hanya memiliki
informasi yang tergolong lebih sedikit. Hatta (2002) menyatakan perusahaan dengan ukuran yang
lebih besar diperkirakan memiliki kemampuan untuk menghasilkan earning yang lebih besar
sehingga dapat membayar Dividend yang besar sebaliknya dengan perusahaan kecil.
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
leverage (penggunaan utang) perusahaan. DER merupakan rasio total hutang terhadap total Aktiva
atau menghitunh presentasi total dana yang disediakan kreditur (Brigham, 1999). Financial
leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Perusahaan
yang tidak mempunyai leverage berarti menggunakan modal sendiri 100% (Sartono, 2001).
Marlina dan Clara, (2009) mengungkapkan peningkatan hutang akan mempengaruhi besar kecilnya
laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk deviden yang diterima karena
kewajiban untuk membayar hutang lebih diutamakan daripada pembagian deviden.
Berdasarkan dari hasil uraian diatas terdapat inkonsistensi yang ditemukan, oleh karena itu
penelitian ini mencoba meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan Dividend perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2008-2011, apakah terdapat
pengaruh Cash Ratio, Return On Assets, Growth, Firm Size, Debt to Equity Ratio terhadap
kebijakan dividend.
2
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 3
cash ratio pada suatu perusahaan menunjukan kemampuan kas perusahaan untuk membayarkan
kewajiban jangka pendeknya.
Brittain (1966) dan Partington (1989) dalam Usman (2006) berpendapat bahwa
ketersediaan uang kas menunjukkan tingkat dividen yang akan dibagikan. Merupakan sebuah ide
yang diterima secara umum bahwa ketika perusahaan akan menghadapi masalah keuangan
(kekurangan uang), manajer dapat membatasi pertumbuhan dividennya.
H1 : Cash Ratio berpengaruh positif terhadap Dividen Payout Ratio
kemampuan perusahaan untuk menciptakan hutang atau menarik investor untuk menanamkan
modalnya. Dengan adanya dana baru perusahaan dapat membayarkan kewajibanya termasuk juga
membayar dividend kepada pemegang saham.
Dari penelitian-penelitian terdahulu Gugler dan Yurtoglu (2007) menemukan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen, menunjukkan perusahaan besar
cenderung memberikan dividen yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang berskala kecil hal
yang sama juga diungkapkan oleh Nishat dan Bilgrami (1994) serta Eriotis (2005) dan Al-Malkawi
(2007) dalam Imran (2011), sehingga dapat diambil hipotesis sebagai berikut :
H4 : Size berpengaruh positif terhadap Dividen Payout Ratio
Berdasarkan pada tujuan penelitian, tinjauan pustaka, hasil penelitian sebelumnya, dan
permasalahan yang telah ada dikemukakan sebagai dasar perumusan hipotesis, maka dibuat suatu
kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut :
Kerangka Pemikiran
H1 (+)
ROA (%)
GROWTH (%)
H3 (-)
H 5 (-)
DER (%)
Sumber : Mollah et al (2000), Jensen, Solberg dan Zorn (1992), Chang dan Rhee (1990),
Hexter (1998), Prihantoro (2003), Syahbana (2007), Puspita (2009) yang dikembangkan
untuk penelitian ini.
4
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 5
METODE PENELITIAN
Cash Ratio (CR) adalah salah satu rasio likuiditas yang bertujuan untuk mengukur
kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva
lancarnya (current assets). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut perbandingan
cash+cash equivalent dengan current liabilities (Brigham, 1983).
Ukuran perusahaan adalah skala besar kecilnya perusahaan yang ditentukan oleh
berdasarkan hal diantara lain total penjualan, total aktiva dan rata rata tingkat penjualan
perusahaan. Dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan natural logaritma dari net
sales (Chen and Dhiensiri, 2009).
Menurut Ang (1997) DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat Leverage terhadap total Shareholders Equity yang dimiliki perusahaan.Faktor ini
5
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 6
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi berganda
untuk pengujian hipotesis. Analisis regresi berganda ini selain mengukur kekuatan
hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukan arah hubungan antara variabel
dependen dengan variabel variabel independen (Ghozali, 2006). Uji asumsi klasik
dilakukan untuk memastikan apakah model yang digunakan normal atau data terdistribusi
normal dan tidak mengandung gejala multikolinearitas, autokorelasi, dan
heterokedastisitas. Kemudian dilakukan uji hipotesis untuk melihat pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Berikut ini merupakan model regresi berganda
pada penelitian ini :
Analisis Deskriptif dalam penelitian ini berjumlah 108 data dengan pengamatan
dari tahun 2008-2011. Pada variabel Dividend Payout Ratio menunjukan nilai minimum
0.10 % yaitu pada perusahaan Multi Bintang Indonesia Tbk. pada tahun 2010 dan nilai
maksimum sebesar 111.94% yaitu pada perusahaan Hanjaya Mandala Sampurna Tbk.
Pada tahun 2010. Nilai rata-rata dari variabel DPR selama tahun 2008-2011 sebesar
39,51% dengan standar deviasi sebesar 23,67 %. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata
perusahaan membagikan dividen sebesar 39,51% dari laba yang diperoleh perusahaan.
Variabel rasio kas menunjukan nilai minimum 0,01% yaitu pada perusahaan
Sepatu Bata Tbk. pada tahun 2009 dan nilai maksimum diperoleh perusahaan Lion Metal
Tbk. Sebesar 5,18% di tahun 2010. Nilai rata-rata dari variabel rasio kas sebesar 0,84%
dengan standar devisiasi sebesar 1,11%. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata kemampuan
kas perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya sebesar 0,84% selama
periode 2008-2011.
Variabel profitabilitas yang diukur oleh ROA menunjukan nilai minimum sebesar
1,27% yang diperoleh perusahaan Sumi Indo Kabel Tbk. pada tahun 2010, sedangkan nilai
maksimum sebesar 56.92% yaitu perusahaan Sepatu Bata Tbk pada tahun 2008. Dalam
penelitian ini nilai rata-rata ROA sebesar 17.74% dengan standar deviasi sebesar 13.13%.
Hal tersebut menyatakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atas pengelolaan
asset sebesar 17.74%.
6
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 7
Variabel Growth memiliki nilai minimum sebesar -50,59% yang dimiliki oleh
perusahaan Tunas Ridean Tbk pada tahun 2009, sedangkan nilai maksimum terdapat pada
perusahaan Intraco Penta Tbk. pada tahun 2011 sebesar 128.63%. Nilai rata-rata dalam
penelitian ini sebesar 15,39% dengan standar deviasi sebesar 19,23%. Hal ini berarti
pertumbuhan asset dalam penelitian ini sebesar 15,39% dalam satu periode.
Variabel Size merupakan simbol dari ukuran perusahaan, nilai minimum yang
diperoleh dalam penelitian ini adalah sebesar Rp 11,73 juta terdapat pada perusahaan Lion
Mesh Tbk. pada tahun 2009, sedangkan nilai maksimum pada variabel Size sebesar Rp
18,90 juta yaitu perusahaan Astra International Tbk. pada tahun 2011. Nilai rata-rata
dalam penelitian ini sebesar Rp 15,05 juta dengan standar deviasi sebesar Rp 1,17 juta.
Variabel DER memiliki nilai minimum sebesar 0,10 kali terdapat pada perusahaan
Mandom Indonesia Tbk. pada tahun 2010 serta nilai maksimum sebesar 8.44 kali yaitu
pada perusahaan Multi Bintang Indonesia Tbk. pada tahun 2009. Rata-rata DER dalam
penelitian ini sebesar 1,12 kali dengan nilai standar deviasi sebesar 1,17 kali. Hal ini
mencerminkan bahwa rata-rata perusahaan memiliki hutang sebesar 1,13 kali dari modal
sendiri.
Analisis berikutnya adalah analisis regresi linear berganda, Imam Ghozali (2006)
menyatakan bahwa model regresi yang baik seharusnya memenuhi semua uji asumsi klasik
(uji normalitas, uji multikolineritas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas). Setelah
dilakukan proses pengujian, data pada penelitian ini dinyatakan terbukti bebas dari semua
pengujian tersebut. Berikut adalah hasil pengujian hipotesis serta penjelasan dari kedua
sektor manufaktur yang dijadikan sampel :
Perusahaan Manufaktur
a
Coefficients
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Statistics
B Std. Error Beta Toleranc VIF
e
(Constant) -23.967 19.242 -1.246 .216
CASH RATIO 2.877 1.960 .136 1.467 .145 .848 1.179
1 ROA .665 .164 .369 4.060 .000 .879 1.137
GROWTH -.044 .115 -.036 -.384 .702 .834 1.199
SIZE 2.941 1.292 .214 2.277 .025 .822 1.216
DER 4.994 1.847 .248 2.704 .008 .860 1.163
a. Dependent Variable: DPR
F Hitung /
7,170/0,000
Probabilitas
2
R/ R 2,60/2,24
Sumber : Output SPSS 20.
Berdasarkan pada tabel, nilai F hitung sebesar 7,170 dengan probabilitas 0.000, hal ini
berarti semua variable independen secara simultan mempengaruhi variable dependen, sedangkan
nilai R diperoleh 0,224 artinya besar pengaruh variabel independen yaitu Cash Ratio, Return On
Assets, Growth,Firm Size, Debt to Equity terhadap variabel dependen DPR dapat diterangkan oleh
persamaan ini sebesar 22,4%. Sedangkan sisanya sebesar 77,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak dimasukkan dalam model regresi. Uji parsial T-test diperoleh model regresi sebagai berikut :
DPR = -23,967 + 2,877 Cash Ratio + 0,005 Return On Assets- 0,044 Growth +2,941
Size +4,994 DER
Dari hasil pengujian pada hipotesis pertama menunjukan bahwa cash ratio berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap kebijakan dividen, hipotesis 1 ditolak. Hasil penelitian ini
memiliki nilai koefisien regresi untuk variabel Cash Ratio sebesar 2,877 dengan nilai signifikasi
sebesar 0,145, dimana nilai ini tidak signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 karena lebih besar
7
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 8
dari 0,05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa Cash Ratio berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio tidak dapat diterima. Hal ini dibuktikan dari fakta
empiris yang menyatakan bahwa variabel Cash Ratio memiliki standar deviasi 1,11692 yang lebih
besar dari nilai rata-ratanya yaitu sebesar 0,8456. Hasil penelitian yang tidak signifikan pada
penelitian disebabkan adanya fluktuasi nilai Cash Ratio dimana terdapat perusahaan yang memiliki
nilai Cash Ratio rendah sebesar 0,01 (rendah) namun membagikan dividen dalam rasio yang tinggi.
Hal tersebut menjelaskan bahwa keberadaan kas menjadi pertimbangan yang tidak begitu besar
bagi manajemen dalam menentukan jumlah dividen yang dibayarkan, karena perubahan kas hanya
berpengaruh kecil terhadap DPR. Hasil temuan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Syahbana (2007) dan tidak mendukung hasil penelitian Partington (1989).
Dari hasil pengujian pada hipotesis kedua menunjukan bahwa ROA berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kebijakan dividen, hipotesis 2 diterima. Return on asset (ROA)
dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap DPR, hasil temuan ini konsisten dengan penelitian
sebelumnya penelitian Kumar (2007), Syahbana (2007) dan Sugiharto (2007). Adanya pengaruh
positif variabel ROA terhadap DPR menjelaskan bahwa tingkat profitabilitas perusahaan akan
berdampak pada peningkatan pembagian dividen yang dilakukan perusahaan. Perusahaan yang
memiliki laba besar cenderung akan membagikan dividend kepada pemegang saham yang lebih
besar. Hasil penelitian ini kontradiktif dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Jensen et al.,
1992; Sutrisno, 1999, dan Sunarto dan Kartika, 2003). Menurut Ang (1997), ROA digunakan untuk
mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan cara memanfaatkan
aktiva yang dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio yang terpenting di antara rasio rentabilitas yang
ada. Rasio ini dapat memberikan indikasi tetang baik buruknya manajemen dalam malaksanakan
kontrol biaya ataupun pengelolaan hartanya. Semakin tinggi nilai ROA berarti semakin tinggi pula
dividen yang dapat dibayarkan.
Dari hasil pengujian pada hipotesis ketiga menunjukan bahwa Growth berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap kebijakan dividen, hipotesis 3 ditolak. Hasil penelitian serupa dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Chang dan Rhee (1990); Jensen et al., (1992) dan Nugrahini,(
2002), bahwa Growth tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Growth
dinyatakan tidak berpengaruh signifkan terhadap DPR namun kontradiktif dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Hatta (2002) yang menunjukkan adanya pengaruh positif Growth terhadap
DPR, Tanda positif dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa peningkatan asset berorientasi
pada pengembangan usaha atau ekspansi yang memerlukan dana yang besar tidak mengurangi
dividen yang dabagikan kepada pemegang saham, dibuktikan dengan adanya data empiris ditahun
2011 pada perusahaan Intraco growth memiliki nilai sebesar 128,63 dengan pembagian dividend
sebesar 80,86.
Dari hasil pengujian pada hipotesis keempat menunjukan bahwa Size berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kebijakan dividen, hipotesis 4 diterima. Perusahaan dengan ukuran yang
relative besar lebih memiliki kemampuan untuk menghasilkan laba yang besar sehingga dapat
membayar dividend kepada para investor. Selain itu perusahaan besar merupakan salah satu aspek
dasar dalam melakukan investasi dikarenakan mudahnya akses informasi yang didapat dipasar
modal investor akan mudahmenanamkan modalnya. Size dinyatakan tidak berpengaruh signifkan
terhadap DPR (Jensen et al., 1992; Nugrahini, 2002, dan Hatta, 2002), namun kontradiktif dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Chang dan Rhee (1990) dan Harjono (2002) yang
menunjukkan adanya pengaruh positif Size terhadap DPR, dan artinya terdapat pengaruh antara
perusahaan besar maupun perusahaan kecil dalam melakukan kebijakan dividen, hal ini
dikarenakan perusahaan besar lebih mudah berekspansi untuk memperluas pasar dibandingkan
perusahaan kecil.
Dari hasil pengujian pada hipotesis kelima menunjukan bahwa DER berpengaruh positif
signifikan terhadap kebijakan dividen, hipotesis 5 ditolak. Financial leverage menunjukan proporsi
atas penggunaan utang untuk membiayai investasinya, peningkatan hutang akan mempengaruhi
besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham. Terdapatnya pengaruh positif
DER terhadap DPR menjelaskan bahwa beban hutang perusahaan yang tinggi tidak berarti
pembagian dividend juga akan rendah. Hal tersebut terjadi karena perusahaan tidak memiliki dana
internal yang cukup untuk melakukan investasi sehingga menahan dividend guna melakukan
perluasan ekspansi sehingga memicu hutang untuk membayarkan dividend kepada pemegang
8
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 9
saham, karena dividend yang dibagikan tinggi tersebut bertujuan untuk menarik investor
menanamkan modalnya kedalam perusahaan. Hasil signifikan pada penelitian ini dibuktikan
adanya data empiris dimana terdapat perusahaan dengan DER tinggi sebesar 8,44 namun
membagikan dividend rasio sebesar 99,95. Penelitian yang dihasilkan oleh Sutrisno ini juga
mendukung Chang dan Rhee (1990) dan teori-teori yang mendasarinya yang telah dikaji dalam
telaah literatur sebelumnya. Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap DPR. Hal ini
disebabkan karena penentu dividen payout ratio secara teoritis sangat erat berhubungan dengan
jumlah kewajiban hal ini mengindikasikan bahwa dengan hutang yang besar dapat menambah
jumlah modal perusahaan, dengan modal yang besar membuat perusahaan lebih leluasa dalam
menempatkan dananya kedalam proyek-proyek investasi yang menguntungkan sehingga dengan
modal yang besar maka kemungkinan untuk memperoleh keuntungan juga besar.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uji t, pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2008-2011 terdapat hasil sebagai berikut variable Return On Assets, Firm Size,
DER berpengaruh positif terhadap DPR. Sedangkan variabel Cash Ratio memiliki hasil positif
tidak signifikan, variabel Growth negatif dan tidak signifikan. Berdasarkan hasil uji F menunjukkan
semua variabel independen atau variabel bebas yang dimasukkan kedalam model penelitian
berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen diperoleh hasil nilai F hitung
sebesar 7,170 dengan probabilitas 0,000 karena probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi Dividend perusahaan manufaktur yang terdftar di
Bursa Efek Indonesia. Untuk hasil uji koefisien determinasi (R2) perusahaan manufaktur, memiliki
hasil sebesar 0,224. Artinya besar pengaruh variabel independen yaitu Cash Ratio, ROA, Growth,
Size, DER terhadap variabel dependen DPR dapat diterangkan oleh persamaan ini sebesar 22,4%.
Sedangkan sisanya sebesar 77,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam
model regresi.
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan hasil menyebutkan
bahwa Cash Ratio dan tidak menunjukan adanya pengaruh yang signifikan terhadap terhadap
Dividen Payout Ratio (Nadjibah, 2008). Prihantoro (2003) menyebutkan bahwa profitabilitas
memiliki pengaruh yang tidak signifikan. Sedangkan variabel Growth berhubungan positif terhadap
DPR (Sutrisno, 2001), dari hasil yang dilakukan oleh Sudarsi (2002) menyatakan bahwa DER
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Payout Ratio. Hasil penelitian sebelumnya
menyatakan bahwa Cash Ratio menunjukan adanya pengaruh yang signifikan terhadap DPR
(penelitian oleh Nadjibah, 2008) namun hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menyatakan
bahwa Cash Ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Prihantoro (2003) dalam penelitiannya
menyebutkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang tidak signifikan, hasil dalam penelitian
ini menunjukan bahwa profitabilitas yang dijelaskan oleh variabel ROA memiliki pengaruh
signiikan terhadap DPR. Sedangkan variabel Growth berhubungan positif terhadap DPR (Sutrisno,
2001) dalam penelitian ini Growth berhubungan negatif terhadap DPR.
Saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah Bagi investor
diharapkan secara cermat memeriksa rasio kas, ROA, Ukuran Perusahaan, Growth, dan rasio DER.
Karena berdasarkan hasil penelitian variabel-variabel yang berpengaruh terhadap DPR yang
menunjukkan hasil signifikan adalah ROA, Size, DER. Dimana variabel ROA memiliki koefisien
paling besar, sehingga Return On Assets (ROA) dapat menjadi pertimbangan utama dalam
menanamkan modal pada perusahaan. Sedangkan bagi Manajemen perusahaan diharapkan sebelum
melakukan kebijakan membagikan dividen memperhatikan dan mengkaji terlebih dahulu faktor-
faktor yang mempengaruhi besar kecilnya pembagian dividen seperti variabel DER, size, dan
profitabilitas karena akan berpengaruh terhadap besar kecilnya pembagian dividen sehingga dalam
pelaksanaannya nanti akan saling menguntungkan antara pihak perusahaan dan investor, karena
tidak semua investor hanya menginginkan keuntungan dari dividen saja. Untuk Akademisi
disarankan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan periode yang lebih lama dan
menggunakan variabel independen yang lebih banyak yang mencakup komponen mekanisme
Dividend Payout Ratio. Selain itu penelitian selanjutnya perlu mempertimbangkan jumlah sampel
yang lebih besar agar mendapatkan kesimpulan dan cakupan yang lebih luas.
9
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 10
REFERENSI
Arilaha, Muhamad Asril. 2009. Pengaruh free Cash flow, Proitabilitas, Likuiditas, dan Leverage
Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol. 13, No. 1. Januari.
hlm. 78-87.
Ang, R, 1997, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Mediasoft, Jakarta.
Brigham, Eugene, and Houston, J.F, 2004, Fundamentals of Financial Management (terjemahan),
Salemba Empat, Jakarta.
Chang, R.P, and Rhee, S.G, 1990, Tax and Dividends: The Impact of Personal, Tax on Corporate
Dividen Policy and Capital structure Decisions, Financial Manajemen/Summer, p21-31.
Damayanti,S dan Achyani,F (2006). Analisis Pengaruh Investasi, Likuiditas, Profitabilitas,
Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Payout
Ratio. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.5 No.1 April. p.51-62.
Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,
Semarang : BP Undip,.
Gujarati, Damodar,2003, Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Handoko, Jessica, 2002, Pengaruh Agency Costs terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan-
perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta, Jurnal
Jensen et al, 1992, Simultaneous Determination of Insider Ownership, Debt, and Dividend
Policies, Journal of Financial and Quantitative Analysis Vol 27 No 2. 247- 263.
Jensen, C and Meckling, H. 1976. Theory of The Firm : Manajerial Behavior, Agency Cost and
Ownership Structur. Journal of Financial Economics, Vol.3, No. 4 : p. 305-360
Jogiyanto, H, 1998, Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE Universitas Gajah
Mada.
Marlina, Lisa dan Clara Danica.2009. Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio dan
Return On Asset Terhadap Dividend payout Ratio . Jurnal Manajemen Bisnis. Vol.2,
No.1, Hal.1-6.
Mollah, A., Sobur and Keasen, K (2000), The Influence of Agency Cost on Dividend Policy in an
Emerging Market: Evidence from The Dhaka Stock Exchange, Bagnani, Strock Bagnani,
Nikolaos T. Milonas, Anthony Saunders and Nickolaos G Travlos, (1994), Managers,
Owners, and The Pricing of Risk Debt: An Empirical Analysis, The Journal of Finance,
Vol, XLIX, Juni, pp.453-475.
Parthington, Graham H, 1989, Variables Influencing Dividend Policy In Australia : Survey
Results, Jurnal of Business Finance and Accounting, 16 (2).
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE
Sartono, Agus, 2001, Kepemilikan Orang Dalam (Insider Ownership), Utang, dan Kebijakan
Dividen: Pengujian Empirik Teori Keagenan (Agency Theory), JAAI No 6 Vol 2.
Sharaks, Adel, (2005), Dividend Policy and Future Cash Flows, Finance India, Vol XIX, No.3,
Seprtember, pp.901-913.
Sudarsi, Sri. 2002. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Devident Payout Ratio pada
Industri Perbankan yang Listed Di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal Bisnis dan Ekonomi.
Vol.9, No.1, Maret. Hal. 76-88.
Suherli,M dan Harahap,S,S (2004). Studi Empiris terhadap Faktor Penentu Kebijakan Jumlah
Dividen. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol.4 No.3 Desember. p. 223-
245.
Sunarto dan Andi Kartika (2003). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dividen Kas di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. Maret, 2003. Hal 67-82.
Syahbana, Andi. 2007, Faktor-faktor yang berpengaruh Terhadap Kebijakan Dividen Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ Periode 2003-2005. Tesis Program Pasca
Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).
Usman,B (2006). Variabel Penentu Keputusan Pembagian Dividen pada Perusahaan yang Go
Publik di Indonesia Periode 2000-2002 (Tinjauan terhadap Signaling Theory). Media
Riset Bisnis & Manajemen Vol.6 No.1 April. p.23-46
10
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 11
Yuniningsih (2002). Interdependensi antara Kebijakan Dividen Payout Ratio, Financial Leverage,
dan Investasi pada Perusahaan Manufaktur yang Listed
di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol.9 No.2 September. p. 164-182
-------- (http//:www.google.co.id)
-------- (http//:www.idx.co.id)
--------2008. Indonesian Capital Market Directory
--------2009. Indonesian Capital Market Directory
--------2010. Indonesian Capital Market Directory
--------2011. Indonesian Capital Market Directory
11