Fisika Farmasi Kelompok 2
Fisika Farmasi Kelompok 2
Fisika Farmasi Kelompok 2
DISUSUN OLEH:
1. HOTMARISI SIHOMBING
2. ODALIGO BAINE
3. ROSALINA BR SINAGA
4. ROSNELLY SRIWAHYUNI BR SITOMPUL
5. RUSMELIANA LUMBAN RAJA
Kelompok : 2 ( Dua)
Kelas :IG
Dosen pengajar : Anggi Marwina
Keterangan :
Titik A : adalah titik awal ( titik tangkap ) vektor
Titik B : adalah arah vektor
Panjang AB merupakan panjang atau besar
vektor
2. Pengertian Skalar
Skalar dapat didefinisikan secara lengkap oleh bilangan tunggal dengan satuan yang
sesuai. Skalar juga dapat diartikan sebagai bilangan yang memiliki nilai satuan tanpa arah.
Contoh panjang, massa, waktu, suhu, massa jenis, volume, enegi potensial, usaha, potensial
listrik, energi listrik dan lain sebagainya.
Pada saat anda menghitung luas sebuah bidang bujur sangkar, maka anda hanya
menyebut angka (nilai) nya saja, Demikian pula, saat anda membeli dan menimbang satu
keranjang buah mangga, maka pada timbangan tertera angka yang
menunjukkan massa mangga tersebut. Pada contoh tersebut diatas, besaran Luas bujur
sangkar dan Massa mangga merupakan besaran skalar, yaitu besaran yang hanya
memiliki besar (nilai) saja dan tidak memiliki arah.
Sebuah vektor digambarkan dengan sebuah anak panah yang terdiri dari pangkal (titik
tangkap), ujung dan panjang anak panah. Panjang anak panah menyatakan nilai dari vektor
dan arah panah menunjukkan arah vektor.
Notasi (simbol) sebuah vektor dapat juga berupa huruf besar atau huruf kecil,
biasanya berupa huruf tebal, atau berupa huruf yang diberi tanda panah di atasnya atau huruf
miring.
Contoh :
Vektor A →(Berhuruf tebal)
Vektor A →(Huruf dengan tanda panah di atasnya)
Vektor A →(Huruf miring)
Untuk penulisan harga (nilai) dari vektor dituliskan dengan huruf biasa atau dengan
memberi tanda mutlak dari vektor tersebut.
Contoh : Vektor A. Nilai vektor A ditulis dengan A atau A
Ada beberapa hal yang perlu diingat mengenai besaran vektor.
1. Dua buah vektor dikatakan sama jika mempunyai bila besar dan arah sama.
2. Dua buah vektor dikatakan tidak sama jika :
a. Kedua vektor mempunyai nilai yang sama tetapi berlainan arah
b. Kedua vektor mempunyai nilai yang berbeda tetapi arah sama
c. Kedua vektor mempunyai nilai yang berbeda dan arah yang berbeda
B C E
Besar (nilai) vektor A, B, C, dan D sama besarnya. Nilai vektor C lebih kecil dari vektor D.
Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa:
A = C artinya : nilai dan arah kedua vektor sama
A = - B artinya : nilainya sama tetapi arahnya berlawanan
Vektor A tidak sama dengan vektor D (Nilainya sama tetapi arahnya berbeda)
Vektor D tidak sama dengan vektor E (Nilai dan arahnya berbeda)
Penulisan simbol atau lambang vektor tersebut juga bisa dilakukan dengan 2 cara
antara lain sebagai berikut:
1. Vektor tersebut disimbolkan dengan dua huruf besar atau dengan satu huruf namun di
atasnya diberikan tanda anak panah, yaitu:
2. Vektor tersebut disimbolkan dengan dua huruf besar atau juga satu huruf yang ditebalkan
juga:
Jika kita menggunakan dua buah huruf, maka pada huruf pertama yang (A) adalah
merupakan titik asal vektor, atau disebut juga dengan sebutan pangkal vektor. Huruf di
belakang (B) adalah arah vektor atau titik terminal atau dapat disebut juga dengan sebutan
ujung vektor.
Di dalam ilmu fisika, macam-macam vektor itu terdapat dua macam, yaitu: vektor sejajar
atau serta juga vektor berlawanan. Untuk lebih jelas mengenai kedua macam vektor tersebut,
silakan kalian perhatikan gambar dibawah berikut ini:
a. Vektor Sejajar
Vektor sejajar adalah dua vektor atau lebih yang mempunyai arah serta juga besar
yang sama. Pada gambar di atas, contoh dari vektor sejajar adalah pada vektor b dan
c.
b. Vektor Berlawanan
Vektor berlawanan adalah dua atau lebih vektor yang mempunyai atau memiliki suatu
besar yang sama namun arahnya yang berlawanan. Apabila dilihat pada gambar di
atas, maka contoh vektor berlawanan adalah vektor c dan d.
Sifat-Sifat Vektor
Vektor mempunyai atau memiliki sifat-sifat antara lain ialah sebagai berikut :
Dapat dipindahkan dengan syarat nilai atau besar serta arahnya itu tidak berubah
Dapat dijumlahkan
Dapat dikurangkan
Dapat diuraikan
Dapat dikalikan
Mencari resultan dari beberapa buah vektor, berarti mencari sebuah vektor baru yang
dapat menggantikan vektor-vektor yang dijumlahkan (dikurangkan)
Untuk penjumlahan atau pengurangan vektor, ada beberapa metode, yaitu:
1. Metode jajaran genjang
2. Metode segitiga
3. Metode poligon (segi banyak)
4. Metode uraian
Cara menggambarkan vektor resultan dengan metode jajaran genjang adalah sebagai
berikut.
Penjumlahan dan pengurangan 2 buah vektor A dan B yang satu sama lain
membentuk sudut α dapat di lihat pada gambar berikut ini:
Dari gambar gambar (p) penjumlahan vektor A+B dan gambar (q) adalah
pengurangan vektor A-B mempunyai persamaan:
Dari gambar (q) : pengurangan vektor A-B menghasilkan resultan vektor R dengan
persamaan/rumus tanda (+) dan (-) yang berbeda.
Catatan :
1. Jika vektor A dan B searah, berarti α = 0° : R = A + B
2. Jika vektor A dan B berlawanan arah, berarti α = 180° : R = A - B
3. Jika vektor A dan B saling tegak lurus, berarti α = 90° : R = 0
Untuk pengurangan (selisih) vektor R = A – B, maka caranya sama saja, hanya vector
b. Metode Segitiga
Bila ada dua buah vektor A dan B akan dijumlahkan dengan cara segitiga maka tahap-
tahap yang harus dilakukan adalah:
R=A+B
Langkah–langkah :
1. Gambar vektor A
2. Gambar verktor B dengan cara meletakkan pangkal vektor B pada ujung vektor A
Jika dinyatakan R= A-B, maka caranya sama saja, hanya vektor B digambarkan
berlawanan arah dengan yang di ketahui
c. Metode poligon
Pada metode ini, tahapannya sama dengan metode segitiga, hanya saja
metode ini untuk menjumlahkan lebih dari dua vektor.
Contoh :
B C
Jawab:
R
B
A
d. Metode Uraian
Ax A
θ
Ay X
Besar vektor R :
R = R = RX2+RY2
Arah vektor R terhadadap sunbu X positif :
RY
tgθ =
R
X
Catatan :
Jika vektor A dinyatakan dengan vektor-vektor satuan i dan j maka, secara
matematis vektor A dapat ditulis dengan
A = i Ax + j Ay
Atau A = Ax + Ay
Nilai vektor A :
A = A X 2+A2
Jika dua vektor vektor A dan B dijumlahkan, seperti pada gambar di bawah:
Vektor A dan B
Maka dengan metode segitiga penjumlahan tersebut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu;
Dari kedua cara dapat disimpulkan bahwa A+B = B+A. Inilah yang dimaksud dengan sifat
komutatif
Jika terdapat tiga vektor, misal vektor A, B, dan C, seperti terlihat dari gambar di bawah:
Vektor A, B, dan C
Maka jika penjumlahan tersebut dilakukan dengan penjumlahan metode segitiga, yaitu
menjumlahkan dua vektor terlebih dahulu baru kemudian resultannya ditambahkan dengan
satu vektor yang tersisa, dapat dilakukan dengan dua cara seperti berikut ini:
Dari cara di atas dapat disimpulkan bahwa (A+B)+C=A+(B+C). Inilah yang disebut dengan
sifat asosiatif.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yakni
1. Perbedaan besaran scalar dan besaran vektor adalah, besaran vektor memiliki arah
sedangkan besaran scalar tidak memiliki arah.
2. Perbedaan vektor satuan dan vektor komponen adalah vektor satuan merupakan vektor yang
bernilai satu satuan pada koordinat kartesian, sedangkan vektor komponen adalah vektor
uraian atau proyeksi tegak lurus suatu vektor pada sumbu xyz koordinat kartesian.
3. Cara menetukan vektor resultan ada 2 cara, yakni metode jajar genjang untuk 2 vektor, dan
metode vektor komponen untuk 2 atau lebih vektor.
4. Untuk menentukan arah resultan vektor terhadap salah satu vektor penyusunnya dapat
menggunakan persamaan sisnus, Perkalian titik dua buah vektor jika hasil kali titik dari dua
buah vektor menghasilkan bilangan skalar, dan Perkalian silang dari dua buah vektor yang
akan menghasilkan sebuah vektor baru.
5. Vektor merupakan salah suatu metode yang bermanfaat bagi kehidupan sehari – hari, seperti :
Bermain layang - layang, bermain jungkat - jungkit, panahan, terjun payung, perahu
menyebrangi sungai berarus.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah perlunya pengaplikasian dari
pengetahuan tentang vektor ini di masyarakat luas, untuk memudahkan pekerjaan
masyarakat, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan taraf hidup bangsa dan
negara.
DAFTAR PUSTAKA