Showing posts with label Traditional. Show all posts
Showing posts with label Traditional. Show all posts

Saturday, March 15, 2014

Rawon Daging (with recipe)

Rawon

Orang mengira kalau bisa bikin cake, pasti pintar masak. Tidak selalu benar, sodara2. Karena walaupun punya orang tua yang pernah bisnis katering, kepintaran memasakku hanya dua tingkat lebih tinggi dari menggoreng tempe dan bikin ayam masak kecap *menangispilu. Kalau ditanya mengapa, aku agak bingung menjawabnya. Mungkin justru karena sejak lahir aku selalu bersama orang yang jago memasak, maka aku tidak pernah benar2 berusaha untuk mencoba memproduksi makanan dari awal hingga akhir.

Semasa SD, tugasku antara lain menguliti kacang tanah yang sudah direndam air panas, mengupas dan membersihkan udang, kadang merajang bawang merah / putih / prei, mengiris dadu kentang dan wortel, membulat-bulati adonan bakso udang (mudah tapi enak), mengocok telur, membalur dengan tepung roti, menggoreng, mengaron nasi (waktu itu belum zamannya magic com), mengukus beras aron untuk bikin nasi, kadang bikin mi rebus, menghangatkan lauk, cuci peralatan masak dan berbagai pekerjaan pendukung memasak. Karena itu meskipun terbiasa pegang pisau dan berada di dalam dapur, yang kukuasai sebatas pekerjaan helper saja.

Sewaktu SMP aku mengikuti pelajaran tata boga dan mengalami kejadian yang memalukan. Aku tidak bisa membedakan mpon2 alias bumbu dapur! Bayangkan, anaknya ibu katering nggak bisa membedakan bumbu! Apa bedanya butiran merica dan ketumbar, lengkuas dan jahe, kunci dan kencur, aku nggak tahu. Kalau kunyit mudah, karena warnanya kuning. Kalau jahe asal segar masih bisa dicium aromanya yang khas, tapi kalau sudah kering baunya jadi samar dan membingungkan. Untung sekarang ketrampilan dasar itu sudah kukuasai. Kalau enggak malu sama suami dan anak :p

Bawang Merah Bawang Putih 

Bagaimana dengan sekarang? Lumayanlah (kalau nggak pede, buka aja catatan resep). Ndilalah aku ini kok beruntung selalu dapat asisten2 yang jago masak. Pulang kantor di meja sudah ada lauk matang tersedia (asisten rumah bekerja setengah hari, pukul 3 sore sudah pulang). Bukan hanya ketrampilan memasaknya yang aku hargai tapi juga database resep yang ada di ingatannya. Beberapa masakan yang tadinya aku tidak tahu, jadi tahu. Beberapa tanaman yang sering kami gunakan seperti daun jeruk, sereh, pandan, cabe kini tersedia di belakang rumah. Membaca resep dan menggunakan timbangan digital juga mahir. Benar2 memudahkan.

Resep yang akan aku share ini adalah resep dari salah satu asistenku. Mudah-mudahan cocok dengan selera Anda. (st)

RAWON
:: Sumber: Suningsih Dapur Solia 

Bahan2:
500 gram  Daging rawon
1500 ml Air untuk merebus
100 ml Air panas untuk merendam kluwek
Opsional:
1 buah Labu siam (manisa), belah dua, gosok2 untuk mengurangi getahnya, cuci bersih, kupas dan potong dadu agak besar

Bumbu halus:
8 buah (= 50 gr)  Bawang merah, kupas dan rajang kasar (boleh ditambah sesuai selera)
4 buah  (= 20 gr)  Bawang putih, kupas dan rajang kasar
1 buah Cabe merah besar, buang bijinya, rajang kasar
2 buah Kluwek, pecahkan kulitnya, ambil isinya
*jika jelek / putih / berjamur jangan dipakai, ganti dengan yang bagus

Kluwek
2 batang  Sereh, dikupas, ambil bagian bawahnya yang berwarna putih, geprek
3 lembar  Daun jeruk
1 cm (= 5 gr) Kunyit, pilih yang tua, bersihkan kulitnya
1 cm (= 5 gr) Jahe, bersihkan kulitnya
4 butir (= 12 gr) Kemiri yang sudah digoreng
1 sdm (= 5 gr)  Ketumbar butiran
Sejumput jinten (1/8 sdt atau kurang)
3/4 - 1 sdm Garam (atau sesuai selera)

5 sdm  Minyak goreng untuk menumis

Opsional:
Kaldu bubuk (Masako atau Royco, jika suka)
Bawang goreng untuk taburan
Bumbu Rawon
Bumbu-bumbu siap diulek

Cara Membuat:
1) Cuci daging (biarkan utuh), masukkan ke panci presto, beri air 1500 ml. Tutup panci presto, pasang  katup pengamannya, rebus selama 15-20 menit supaya setengah empuk. Jika sudah, matikan api, biarkan sampai uapnya habis (tidak mendesis), buka panci prestonya, sisihkan.
2) Rendam isi kluwek di air panas, biarkan.
3) Siapkan bumbu halus, ulek hingga lembut (tidak termasuk sereh dan daun jeruk). Beri sedikit garam kasar supaya menguleknya lebih mudah / tidak licin. Tiriskan kluwek (air rendamannya jangan dibuang), ulek bersama bumbu halus, ratakan dengan spatula.

Bumbu Halus
Bumbu halus dan kluwek yang telah diulek
4) Tiriskan daging rebus, potong dadunya. Simpan kaldunya.
5) Panaskan minyak goreng di wajan, tumis bumbu halus, masukkan sereh dan daun jeruk, aduk2 supaya tidak gosong. Pastikan supaya bumbu matang agar tidak terasa mentah. Setelah matang, masukkan air rendaman kluwek. Aduk-aduk, sisihkan.

Rawon
Tumis semua bumbu halus
6) Panaskan air kaldu, masukkan bumbu halus, masukkan daging yang telah dipotong kotak2. Beri garam. Menjelang mendidih, masukkan labu siam yang sudah dipotong kotak2.
7) Cicipi kuah rawon, sesuaikan rasanya (tambahkan garam dan kaldu bubuk, jika suka), biarkan mendidih selama beberapa saat supaya bumbu lebih merasuk dan kuahnya agak berkurang. Matikan api.
8) Siap dihidangkan. Beri pelengkap kecambah pendek, krupuk, telur asin, dan sambal terasi sesuai selera.

Rawon
Sambal Terasi
Sambal terasi

Paiton, 15 Maret 2014

Thursday, June 6, 2013

Empek-empek Adaan (with Recipe)

Hubby iseng beli ikan tenggiri lumayan besar, jadilah hari libur nasional ini kami bisa menikmati empek-empek adaan yang lezat. Resepnya hasil browsing di internet, kuah cukonya dari koleksi resep NCC.  

Empek-empek Adaan

Setelah difillet, ternyata dapatnya cuman 380 gram. OK nggak masalah, bikinnya 3/4 resep aja. Ternyata enakk, teksturnya empuk puk puk nggak pake alot. Rajangan bawang merahnya juga terasa banget, bikin gurih. Naomi dan teman-temannya juga suka, bolak-balik ke meja makan nyomotin sampai kekenyangan dan nggak kuat lagi makan nasi. Kalau emaknya sih dimakan sama nasi anget dan abon cabe hehe.

Empek-empek Adaan

Tertarik? Ini resepnya ya. (st)


EMPEK-EMPEK ADAAN
:: Resep: Ny. Liem

Empek-empek Adaan

Bahan:
500 gr Ikan tenggiri fillet (tanpa tulang),
100 ml Santan kental,
100 gr Bawang merah iris halus,
1 butir Telur,
2 buah Kuning telur,
15 gr Garam,
5 gr Penyedap rasa,
¼ sdt Merica bubuk,
250 ml Santan kental,
150 gr Sagu tani,
50 gr Tepung terigu

Cara Membuat:
1) Campur ikan tenggiri dan santan menjadi satu, kocok dengan mikser (bisa pake blender atau food processor) hingga rata dan lembut selama 5 menit.

Empek-empek Adaan

2) Masukkan bawang merah, telur, garam, penyedap rasa dan merica, kocok sambil tuang santan hingga tercampur rata
3) Masukkan sagu dan tepung terigu sedikit demi sedikit sambil diaduk rata.
4) Adonan dibentuk bulat-bulat (bagi yang nggak mau tangannya kotor bisa menggunakan dua buah sendok makan) lalu goreng dgn minyak panas sedang sampai kecoklatan.

Empek-empek Adaan

Kuah Cuko
:: Sumber: NCC

Bahan: 
1 kg Gula aren
2 ltr Air
10 bh Bawang putih
100 gr Cabe rawit
40 gr Garam
5 sdm Cuka (atau sesuai selera)
200 gr Asam jawa

Cara Membuatnya:
Masak semua bahan menjadi satu. Kemudian saring.
Catatan: untuk cukonya, bikin 1/4 resep saja sudah jadi banyak.


Empek-empek Adaan

Selamat menikmati!

Paiton, 6 Juni 2013

Friday, May 24, 2013

Jajan Baki

Biasanya produk ini dikenal sebagai "Kue Tampah" yaitu kumpulan jajanan yang ditata cantik di atas tampah. Berhubung ini diletakkan di atas baki, kita namai Jajan Baki saja ya.

Jajan Baki

Jajan Baki

Terima kasih kepada Bu Henny yang sudah memesan jajan baki ini untuk memeriahkan ultah putrinya yang tercinta.
Jajan Baki

Paiton, 24 Mei 2013

Saturday, November 24, 2012

Wingko (dengan Resep)

Lukie adalah salah satu "pejuang" penganan tradisional Indonesia. Yang paling aku ingat ketika ada teman yang bertanya bahan-bahan apa yang harus disubstitusi supaya rerotian aman dikonsumsi oleh anak-anak berkebutuhan khusus (autis), komentar Lukie adalah, "Wes digawekno jajan pasar ae (sudah, dibuatkan jajanan pasar aja)." Kalau dipikir-pikir memang benar sekali, banyak jajanan tradisional Indonesia yang dibuat dari tepung non terigu / gluten sehingga lebih bersahabat untuk diet anak-anak berkebutuhan khusus.

Wingko

Terakhir makan wingko babat sudah lama sekali sampai nggak ingat. Nah, tahu-tahu Lukie pasang foto di grup blackberry. Promonya, "iki guampang pol." Kalau yang gampang-gampang, ai juga suka hehehe.

Dibandingkan dengan wingko yang biasa dijual, wingko ala Lukie ini penampilannya lebih pucat karena dimatangkan dengan menggunakan oven. Jika mau penampilannya lebih gosong / coklat, bisa dibantu dengan wajan teflon dan dibolak-balik sehingga coklat di kedua sisi.

Karena di percobaan pertama, rasa kelapanya kurang "nonjok", resep aslinya aku modifikasi sedikit. Monggo dicoba. (st)

WINGKO
:: Resep asli: Lukie Koentjahjo

Wingko
Bahan: 
200 gram  Tepung ketan (aku pake beras ketan diblender halus dan diayak)
30 gram  Tepung kanji
175 gram  Gula pasir
250 gram  Kelapa diparut memanjang (aku tambahi sampai 300 gram)
½ sdt  Garam
50 gram  Butter/ mentega, dicairkan
250 cc  Santan kental
1 butir  Telur utuh, kocok lepas

Cara Membuat: 
1. Campur tepung ketan, tepung kanji, gula pasir, kelapa parut, garam, aduk hingga rata.
2. Masukkan santan kental, aduk hingga rata.
3. Masukkan butter dan telur kocok, aduk hingga rata.
4. Tuang adonan ke loyang ukuran 25 x 20 cm (atau yang setara) yang sudah diberi kertas roti dan dipoles lemak (bisa pakai margarin atau carlo).
Tips dari Bunda Iin: jika ingin mendapatkan wingko yang lebih coklat / gosong, tidak usah pakai kertas roti tapi poles loyang dengan lemak dan beri taburan tepung. Jika ingin yang rasa keju, masukkan cream cheese 75 gram ke adonan.
5. Oven suhu 170 °C selama ± 45 menit, keluarkan dari oven, oles dengan kuning telur (egg wash), beri taburan wijen.
Tips dari Bunda Iin:  beri parutan keju.
Tips dari Mbak Juli: beri almond iris.

6. Oven lagi selama 4 menit, keluarkan dari oven.
7. Dinginkan lalu potong-potong
Opsional: setelah dipotong2, bisa digosongkan sebentar di wajan teflon.

Untuk 20 potong

Paiton, 24 November 2012

Sunday, January 22, 2012

Rendang Triwungan

Sebelum melanjutkan membaca, perlu aku peringatkan bahwa resep di bawah ini bukan resep asli Sumatera Barat. Bumbu2nya biasa saja seperti yang ada di masakan sehari-hari hanya saja diolah seperti rendang padang. Asistenku yang bernama Mbak Sih yang memperkenalkannya. Ide awalnya bermula dari sebuah buku resep yang tertinggal di toko tempat Mbak Sih dulu bekerja. Dasar jodoh, sekali dipraktekkan dan dimodifikasi langsung sukses, dan masakan itu menjadi signature dish-nya Mbak Sih.

Setelah merasakan rendang masakan kakak iparku, ownernya Rendang Cendana, memang ekspektasiku terhadap rendang padang langsung naik beberapa level. Seluruh keluarga sudah mengakuinya. Makanya aku agak keder juga waktu bawa Rendang Triwungan (kunamai begitu karena Triwungan adalah nama desa tempat tinggal Mbak Sih) ke Pekanbaru sebagai buah tangan. Di luar dugaan keluarga suamiku suka juga. Bahkan mertua spesial mencari rendang ini (yang saat itu aku bekukan di freezer) saat akan makan. Mungkin karena rasanya yang tidak terlalu tajam itu malahan cocok di lidah orang yang sudah berumur dan anak2 yang tidak tahan pedas.

Mbak Sih menambahkan 1 sendok makan gula pasir sebagai penguat rasa. Kalau aku prefer gulanya diskip dan lomboknya pake cabe keriting biar pedas. Hmmm.

OK ini aku share resepnya ya. (st)

RENDANG TRIWUNGAN
:: Resep: Suningsih

Bahan2:

1 kg  Daging sapi bagian paha / gandik, dipotong 4 x4 cm tebal 3 cm (dikira2 saja, nggak perlu pake penggaris)
2½ liter  Santan dari 2 butir kelapa
2 batang  Serai, dimemarkan
1 lembar  Daun kunyit
1 cm  Lengkuas, dimemarkan
1 potong  Asam gandis
Garam sesuai selera
1/4 kg Cabe giling (bisa kombinasi cabe besar + cabe rawit atau lombok keriting)  -- untuk anak2 bisa dikurangi

Bumbu Halus:
20 butir Bawang merah
5 siung Bawang putih
1 cm Jahe
1 cm Kunyit

Cara Membuat:
1. Siapkan wajan. Taruh potongan daging, asam, bumbu halus, serai, daun kunyit, dan santan lalu dimasak.
2. Kalau santan sudah mengental, kecilkan api sambil diaduk2 sampai berwarna coklat kehitam2an.

Catatan:
Kelapa harus yang kering dan tidak usah dikupas supaya lebih berminyak. Lama memasak kira-kira 4 jam.

Monday, November 14, 2011

Puding Kuah Bir Pletok Penuh Kenikmatan

Hiyaaaa. Ini judulnya apaan sih. Ngggak, nggakk. Ini nggak ada alkoholnya, tenang sodara-sodara.

Gara-gara cuaca mendung melulu jadi pengen minum yang hangat2. Kebetulan Widya Hidayat nge-tag resep Primarasa yang judulnya Puding Susu Kedelai. Kayaknya enak nih, mirip dengan tahua/ tahwa tapi versi elit karena pake taburan kacang almond. Tapinya eh, kok juga pengen nyoba bikin bir pletok ya, karena keingetan bir pletoknya Rumah Makan Tempo Doeloe. Akhirnya dibikinlah versi hibrid dari kedua resep di atas. Atau malah mirip ronde minus bola2 kacangnya ya?

Sudah kebayang enaknya nyruput wedang jahe hangat di cuaca mendung sambil latihan bareng FM di rumahnya Inna. Lha cuaca di Surabaya kok bikin hati dongkol sodaraaa. Bukannya mendung tapi panas terik yang kudapat olalaa. Untunglah potluck-ku ini laku juga. Pssst, ini manjur untuk menangkal nyeri tenggorokan kalau mau kena flu lho. Jadi setelah sruput es sana-sini, tutuplah dengan secangkir puding kuah bir pletok yang penuh kenikmatan ini (halah).

Yang aku foto di bawah ini cuman bir pletoknya doang ya. Ke mana puding sutranya? Itu dia. Keburu habis sebelum difoto, maapkeun ya. (st)

PUDING KUAH BIR PLETOK
Resep: Widya Hidayat, Primarasa, eresep.com
Modifikasi: Shirley Theresia
Bahan-bahan:
- Puding Sutra
1 pak (=7 gram) Agar-agar putih
1000 ml Susu cair (aku pake Ultra, boleh diganti susu kedelai)
1000 ml Air putih (kalau mau lebih kenyal boleh dikurangi menjadi 800 ml)
150 gram Gula pasir 

- Bir Pletok
4200 ml Air (sengaja pakai banyak air karena akan direbus lama)
400 gram Jahe, bersihkan, bakar, geprak / memarkan
12 cm Kayu manis utuh (bisa diganti dengan kayu manis bubuk)
6 batang Serai, bersihkan, sisakan bagian yang putih, digeprak
15 butir Cengkeh utuh
15 gram Serutan kayu secang / Caesalpinia sappan (aku skip, nggak nemu)
15 lembar Daun Jeruk, buang tulang daunnya
9 lembar Daun Pandan wangi, cuci lalu ikat
3/4 - 1 butir Pala, memarkan
450-500 ml Gula merah cair (dibuat dari 500 gram gula merah, dikukur, dicampur air, dijerang hingga larut, saring)
25 gram Gula putih

- Taburan
50 gram Kacang tanah, panggang / sangrai sebentar, cincang
50 gram Kacang mente, panggang / sangrai sebentar, cincang
* mau ditambahi kacang2an lain silakan aja, sesuai selera

Cara Membuat:
- Puding Sutra
Campur semua bahan, jerang di atas api hingga mendidih sambil terus diaduk2 supaya tidak gosong, cetak di cetakan agar2 (aku pake rantang biasa). Biarkan dingin,lalu masukkan kulkas supaya lebih keras. 

- Bir Pletok
1) Siapkan panci besi besar, didihkan air
2) Kecilkan api, masukkan semua rempah2 dan gula merah
3) Biarkan mendidih dan air agak menyusut, masukkan gula putih sesuai selera
4) Cicipi apakah manisnya sudah pas. Matikan api.
5) Saring, tempatkan dalam wadah yang bersih dan tertutup.

Cara Menyajikan:
- Puding sutra: kerok melebar seperti degan, susun di mangkok / gelas
- Bir pletok: biarkan supaya suhunya dari panas menjadi hangat, tuang ke mangkok
- Sajikan dengan taburan kacang + mente cincang

Tips:
- Supaya kacangnya tidak mudah gosong, memanggangnya bisa pake cara ini. Panaskan oven sampai suhu 200 °C, setelah suhu stabil, matikan oven. Masukkan loyang berisi kacang (satu loyang untuk satu macam kacang). Biarkan sampai dingin. Keluarkan lalu cincang.
- Bir pletok enaknya disajikan tanpa letek (=ampas). Jika hanya menggunakan rempah2 yang digeprak, bisa digunakan saringan teh. Kalau sampai banyak ampas, gunakan saringan dari kain.

Hasil: 25 cangkir

Friday, July 8, 2011

Kue Tampah

Pernah dengar "kue tampah"? Itu adalah kumpulan jajan / snack yang disusun cantik di atas tampah (alat untuk menampi beras) atau mika bentuk baki. Biasanya ukuran per buahnya lebih kecil daripada isian snack box. Warnanya diatur sedemikian rupa supaya cantik dan serasi sehingga layak dijadikan hantaran lamaran, arisan maupun untuk coffee break.
Kue Tampah

Ini adalah orderan kue tampah pertamaku. Setelah konsultasi garis besarnya dengan Cik Yuli dan BuCit, aku pun buka harga ke calon pelanggan. Ternyata proposal disetujui. Tanya2 lagi ke teman2 mengenai manajemen waktu. Ternyata kue tampah ini termasuk tipe proyek roro jonggrang, maksudnya nggak bisa dicicil dan harus dibuat dadakan. Sempat keringat dingin juga sih. Setelah rundingan dengan orang rumah, akhirnya sepakat dikerjakan malam dan subuh mulai pukul 3. Satu tampah isi 6 macam: kue lumpur, lapis beras, kue mangkok, mini black forest, talam ebi dan soes ragout. Satu tampah ukuran 40cm ini diisi 70 buah snack.

Berhubung ini proyek pertama, adalah kekurangan di sana sini. Hiasan daun pisang sempat dibongkar dan dibuatkan baru karena yang batch pertama layu dan kurang rapi (melipat daun pisang nggak usah pake acara "menyetrika" daun supaya daun tetap segar dan cantik meski dibiarkan semalaman). Setelah diulang ternyata memang jadinya lebih ok -- thanks to hubby yang sudah bantu prakarya pagi-pagi buta. Kue mangkoknya kurang mekrok, sepertinya kurang cairan (terlalu banyak cairan yang menguap waktu mencairkan gula pasir, plus adonan di cetakan kurang penuh). Talam ebinya kurang asin dikiiiiit (ketutup sih dengan rasa ebinya, tapi kalo dimakan tanpa topping jadi kurang nendang). Kue lumpur panggangan pertama bawahnya terlalu hitam, untunglah yang berikutnya lancar jaya. Lapis beras ok (ternyata bikinnya gampang, mirip dengan dagangan ibuku "pepe tapioka". Tiap lapisannya dikukus sebentar saja -- asal keras, supaya lapisan tidak terlalu kering, keras dan misah. Mirip kayak bikin puding berlayer). Soes ragout dan mini black forest nggak masalah karena sudah sering bikin.

Dipikir2 bikin jajan tradisional ini nggak ribet kok. Bahan2nya mudah didapat seperti santan, tepung beras, gula. Satu kali ngukus dengan klakat, bisa 3 macam kue masuk secara paralel. Cuman ya itu. Harus dadakan. Jadi harus belajar manajemen waktu kalo nggak kepengen stress. Aku memilih menggunakan santan cair olahan upaya kuenya tidak mudah basi. Tadinya mau pake Kara tapi ternyata nggak masuk budget, akhirnya aku beralih ke santan dari label Carrefour. Ternyata ok.

Senang sekali bikin orderan kue tampah ini. Semoga dapat kesempatan bikin kayak gini lagi.

Catatan: buat yang mau order, berikut pilihannya ya.

- Ukuran kecil - isi 70 buah
- Ukuran sedang - isi 100 buah
- Ukuran besar - isi 120 buah

Harga menyesuaikan pada waktu order. Hubungi Dapur Solia di 081 135 4270 atau email di dapur.solia@gmail.com.

Paiton, 8 Juli 2011

Thursday, February 3, 2011

Saksang ~ Masakan Khas Batak Toba

Ini resep saksang juara, kalo menurutku. Yang ngasih resep teman di persekutuan doa. Daging yang dipakai bisa daging kerbau atau daging B2, sama enaknya. Sudah dites orang2 punguan dan lolos! Katanya nggak kalah dengan masakan yang dibuat di kampung.

Buat teman2 yang di rantau, asal punya andaliman dan bumbu2nya, silakan dicoba untuk bikin. (st)

SAKSANG
:: Recipe by Mak Siska br. Sihombing ::


Bahan2:
1 kg  Daging B2 atau kerbau yang ada lemaknya, potong dadu (kecil2 ± 0.5 cm)
400 cc  Gota yang sudah dicampur dengan
- 7.5 gram (= 1/2 sdm) gram
- air jeruk dari 1 atau 2 buah jeruk nipis
Minyak goreng untuk menumis

Bumbu2:
10 buah  Bawang merah utuh, digongsong (goreng tanpa minyak sampai ada bekas2 gosongnya)
7 buah  Bawang putih utuh, digongsong
2 cm  Jahe, potong kecil2 (sebesar permen pastiles), digongsong
5cm  Laos / Lengkuas, potong kecil2, digongsong
3 batang  Serai, ambil bagian yang putih, potong kecil2, digongsong
2 cm  Kunyit tua, potong kecil2, digongsong
1 sdm  Ketumbar, digongsong hingga harum
5 buah  Cabe merah besar, diiris2 kasar, giling / blender hingga menjadi pasta
10 buah  Cabe rawit (boleh ditambah jika suka pedas), digiling halus
6 lembar  Daun jeruk, biarkan utuh
2 sdm  Andaliman (atau sesuai selera), tidak perlu digongsong, giling halus
1½ sdt  Garam (atau sesuai selera)

Cara Membuat:
1) Giling / ulek satu per satu hingga halus/ lembut benar: bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, serai, kunyit, dan ketumbar. Berikutnya masukkan cabe merah dan cabe merah yang telah halus. Aduk semua bumbu giling, masukkan daun jeruk utuh, sisihkan.
2) Panaskan minyak goreng, tumis bumbu giling hingga harum dan betul-betul matang.
3) Masukkan daging yang sudah diiris kecil2. Aduk rata supaya daging matang dan berubah warna. Tidak diperlu ditambah air.
4) Setelah matang, masukkan gota. Aduk2 rata.
5) Masukkan garam. Cicipi dan koreksi rasanya (tambahkan garam atau air jeruk nipis).
6) Matikan api dan angkat.


Catatan:
- Saksang biasanya dihidangkan dalam jumlah besar untuk acara arisan atau pesta. Siapkan bumbu giling, daging yang sudah diiris2 dan gota 1 hari sebelumnya. Simpan dalam lemari pendingin. Keesokan harinya, baru dimatangkan dengan api.
- Konon gota bisa disubstitusi dengan 500 gram kelapa parut + 100 gram ketumbar giling yang disangrai dan ditumbuk hingga mengeluarkan minyak. Aku sendiri belum pernah mencoba yang versi ini.


Paiton, 3 Februari 2011

Thursday, December 23, 2010

[PROMO] Rendang Cendana - Telp. 021-9633 6988

Minggu depan Dapur Solia libur dulu, mau menikmati Natal dan Tahun Baru bersama keluarga dan teman2. 

Sebelum libur, aku menyempatkan untuk promo rendang wenak hasil karya kakak ipar. Ceritanya kakak iparku tersayang ini menikah dengan abang yang asli Minang (Bukit Tinggi). Neneknya abang ini dulu punya rumah makan yang rendangnya terkenal wenak gila. Konon kalau Bapak Proklamator kita Soekarno datang ke Bukit Tinggi, selalu menyempatkan untuk mencicipi menu rendang sang nenek. Nahhhh, beruntung resep ini diwariskan ke kakak ipar. Jadilah ini produk unggulan dia. Komentar yang beli, "Duh, enak banget. Bumbunya lain, beda dengan rendang biasa" (ini sambil ngomong sambil ngences nih .... kebayang oleh2 rendang kapan hari). 

Nuff said.
Untuk yang butuh RENDANG CENDANA, bisa menghubungi (a) Ibu Florence - 021-9633 6988, (b) Ibu Eritha - 081 180 2929. Menerima pesan antar. Pembayaran dengan BCA, Mandiri atau Paypal. Bisa add di Facebook: Rendang Cendana. Atau buka webnya:
Pilihannya ada rendang daging, rendang hati, rendang paru dan rendang suwir. Beli 1/2 kg boleh. Buat yang Natalan / Tahun Baru / bepergian, jangan lupa beli Rendang Cendana. Dipak rapat dan higienis. Awwettt, cocok buat oleh2 (udah dicoba kirim ke Surabaya, ternyata bisa banget). 

Beli yang banyak ya. Biar adek2nya yang di Surabaya kebagian oleh2 rendang lagi hehehe.
Makasih semuanya.

Paiton, 23 Dec 2010
*I'm-so-readddyyy-for-holiday

Sunday, December 12, 2010

Ayam Gota a.k.a. Ayam Pinadar ~ Masakan Khas Batak Toba


Ini adalah salah satu masakan favorit keluarga besar suamiku. Bahkan Naomi juga menggemarinya meskipun rasanya sangat pedas. Jika omong2 di telepon dengan oppungnya, dia selalu menyelipkan pesan: "Pung, kalo ke sini nanti masak ayam hitam ya." Jika kami menghadiri arisan orang Batak, namboru2nya dibuat terheran2. Saat anak2 sebayanya makan mie atau sop, Naomi akan duduk di pojok sambil mengunyah2 potongan ayam gota yang berbumbu ini.

Gota artinya darah. Di kota kelahiranku, Malang, ada pelengkap pecel yang cukup populer, yaitu dedeh. Dedeh terbuat dari darah yang dibiarkan membeku dalam wadah, dipotong2 kemudian digoreng. Rasanya cukup lezat. Gota yang dipakai dalam masakan khas Batak Toba diolah dengan cara yang berbeda. Darah ayam ini justru dicegah supaya tidak membeku dengan cara diberi garam dan perasan jeruk nipis.

Di perantauan ini seringkali kami harus puas menikmati ayam gota berbumbu ketumbar. Tetapi ayam gota yang benar2 nikmat dibuat dengan bumbu andaliman. Ada juga yang menyebutnya sebagai sichuan pepper. Andaliman memiliki citarasa antara merica dan ketumbar dan jika dimakan dalam jumlah banyak menimbulkan rasa kebas di ujung lidah.

Untuk bisa membuat masakan ini, Anda harus memiliki keahlian memotong ayam hidup. Hal ini dikarenakan darah ayamnya harus dimasukkan ke dalam masakan. Perhatikan bahwa pisau yang dipakai untuk memotong harus sangat tajam, benar2 bersih dan tidak tercemar (terlebih oleh noda jeruk nipis). Pisau yang tidak bersih akan membuat aliran darah yang keluar dari tubuh ayam berhenti.

Mertuaku punya ritual kecil yang dia ucapkan ketika menyembelih ayam. Jika diterjemahkan bebas, doanya kurang lebih begini: "Tuhan, memang bukan kami yang memelihara ayam ini tetapi kami yang membelinya. Berbahagialah mereka yang memeliharanya dan juga kami yang menyantapnya. Engkau menciptakan hewan-hewan untuk dimanfaatkan manusia. Ya Tuhan, biarlah nyawa hewan ini berlalu bersama dengan hembusan angin."

Ayam yang sudah disembelih, diberi air panas untuk dibului, kemudian dibakar supaya seluruh bulu2 halusnya hilang. Baru kemudian dipotong2, dilumuri sedikit margarin dan dipanggang atau dioven (tanpa bumbu) sampai matang. Pemberian bumbu dilakukan di tahap selanjutnya.

Mertua sangat yakin jika pengolahan secara manual (mengiris dan menggiling dengan tangan) akan mengeluarkan aroma dan rasa yang terbaik dari bumbu-bumbu. Karena itu untuk membuat masakan ini (mulai dari proses mencari & menyiapkan ayam sampai masakan ini siap dinikmati) membutuhkan waktu tidak kurang dari 6 sampai 8 jam untuk 2 ekor ayam. Akhir2 ini dikarenakan faktor usia, beliau mulai mau menggunakan alat2 modern seperti chopper dan blender, namun tetap saja sebelum itu beliau akan memotong kecil2 semua bumbu2 dengan pisau. Karena itu bumbu masakan ayam gota mertuaku ini memiliki tekstur yang sangat lembut dan tidak berserat meskipun menggunakan banyak jahe, lengkuas dan serai.

Ada lagi satu kepercayaan yang unik jika masakan ayam gota ini akan dihidangkan untuk orang yang kita cintai. Saat memasak, juru masak atau siapa pun tidak boleh mencicipi masakan ini. Orang --kepada siapa masakan ini dibuat-- harus menjadi yang pertama yang mencicipinya. Bagaimana mengecek apakah masakan ini sudah cukup asin / pedas? Mertuaku biasa menuangkan sedikit kuah / bumbu dari masakan ini ke kuku jempolnya. Katanya masakan yang sudah cukup asin memiliki penampilan khas dan akan memberikan sensasi tertentu ke kulitnya. Wah, ini sudah ilmu kelas tinggi :)

Masalah penataan dan penyajian, mertuaku memiliki kebiasaan untuk "menyusun hidup". Artinya ayam itu disusun / direkonstruksi ulang seperti ketika hidupnya. Kepala di utara, sayap dan paha di barat dan timur, brutu di selatan, dada di tengah.

Sedikit daging dari tulang dada dikerat dan disajikan terpisah bersama garam, potongan bawang merah, jahe dan cabe rawit. Ini disebut dengan "sirapege" (artinya harafiahnya: garam dan jahe).

Bagian tulang leher yang biasanya tidak dimakan dicincang lembut, dicampur dengan sedikit bumbu dan disajikan dalam daun pisang yang dilipat.


Saat makan bersama, setelah doa makan, anggota keluarga yang menerima kehormatan dipersilakan memilih bagian ayam yang paling dia sukai -- sebanyak yang dia inginkan. Rasa ayam gota yang spicy (asin, pedas, penuh bumbu) diharapkan memberi semangat kepada yang bersangkutan untuk menempuh suatu fase hidupnya. Baru setelah itu anggota keluarga yang lain boleh mengambil sisanya.

Masakan ini bisa dibuat tanpa darah (di salah satu blog ada yang mencoba mengganti dengan hati ayam diblender dengan sedikit air). Jangan lupa untuk menambahkan garam dan air jeruk nipis. Menurut yang pernah mencicipi, rasanya menjadi agak mirip dengan gule / kare tetapi tanpa santan. (st)

AYAM GOTA
:: Recipe by Ibu ST boru Sihotang, Op. Imanuel Boru ::

Ayam Masak Gota Disusun Hidup

Bahan2:
1 kg  Ayam kampung, disembelih, dibului, potong2, bakar tanpa bumbu hingga matang
Darah dari 1 ekor ayam, campur dengan:
- 1 sdt Garam
- 2 buah  Jeruk nipis, peras, ambil airnya saja

Bumbu Halus:
15 gram  Sereh, dipotong2 kecil, disangrai
20 gram  Lengkuas, dipotong2 kecil, disangrai
10 gram  Jahe, dipotong2 kecil, disangrai
15 gram  Kunyit, potong2 kecil, disangrai

30 gram  Bawang putih, sangrai
65 gram  Bawang merah, sangrai
10-15 buah  Cabe rawit (atau secukupnya), digiling (buang bijinya jika tidak ingin terlalu pedas)

50 gram  Kemiri, disangrai, digiling
8 gram  Ketumbar, disangrai, digiling
8 gram  Andaliman, digiling (tidak perlu disangrai, buang ranting2 kecilnya)

1500 ml Air matang
1-1½ sdt  Garam (sesuai selera)

Cara Membuat:
1) Blender semua bumbu halus sampai menjadi pasta.

2) Panaskan air hingga mendidih. Masukkan bumbu halus, aduk rata.
3) Masukkan potongan ayam panggang, rendam dengan bumbu. Biarkan selama ± 10-15 menit hingga kuah mengental. Tutup wajan dengan tutup panci (jika ada).

4) Beri garam. Aduk2, masak hingga matang. Matikan api.
5) Segera kucurkan darah ayam yang sudah digarami. Aduk hingga benar2 rata dan darah matang.
6) Sajikan.

Paiton, 12 Desember 2010

Thursday, November 18, 2010

KBB # 20: Bangket Imlek (a.k.a. Chinese New Year Kuih Bangkit)


Seumur-umur aku nggak pernah tahu, makan apalagi bikin kuih bangkit (atau lebih sering disebut bangket di milis NCC). Makanya waktu Riana Ambarsari menyerukan ajakan Bangket Week terus terang jadi keder juga. Berhubung ini juga merupakan tantangan dari Klub Berani Baking, berarti sudah ada dua alasan mengapa proyek bikin bangket ini harus dijalankan. OK deh, just do it.

Nah, sekarang masalah resep. Setelah 20 hari Bangket Week berjalan, sudah banyaaaaak banget yang laporan bangket susu, bangket kacang dan bangket jahe. Singkat cerita aku pengen sesuatu yang lain nih. Setelah browsing, aku putuskan untuk mencoba resep bangket jadul dari situs Citrus and Candy. Kalau di situs itu, dikatakan bahwa kuih bangkit adalah kue kering tradisional yang biasa tersedia saat Imlek di Malaysia dan Singapura. Kukis ini banyak dirindukan oleh orang China-Malaysia yang merantau ke Amerika & Eropa karena sulit diperoleh di perantauan.

Dari resep aslinya, tepung tapioka (kanji) aku ganti dengan sagu. Step by step aku ikuti dengan teliti kecuali step untuk menyangrai tepung selama 1¼ jam. Soalnya dengan disangrai selama 30 menit aja pandannya sudah jadi kering sekali dan berubah warna jadi putih (entah karena klorofilnya rontok atau mengering atau ketutupan warna putihnya tepung). Step lain yang tidak aku ikuti adalah membiarkan tepung selama 2 hari (udah nggak sabar, pengen cepat tahu hasilnya gimana).

Ditilik dari adonan dan hasil panggangan, kayaknya semua sudah benar. Adonan gampang dipulung, nggak kemepyar. Sudah ada retak2nya dikit. Waktu panas-panas dites Naomi kelihatannya juga enak banget. Pas aku yang nyicipin, hmmmmm ... kok kurang lumer ya. Harus digoyang2 sedikit dengan lidah supaya hancur. Manis dan gurihnya sudah cukup pas. Hubby ngasih komentar kalau yang di Medan biasanya mudah lumer dan ada sensasi kelapa parut kering saat digigit. Hmmm, berarti masih perlu disempurnakan lagi. Mungkin tepungnya tetap pake kanji aja ya, nggak diganti sagu.

All in all, my first experience making these cookies was not as sensational as I thought. Perhaps I should try Nadrah Shahab and Daniar's recipes first before I make up my mind whether these cookies are my kind of cookies. (st)

KUIH BANGKIT
:: Sumber: Citrus and Candy, dimodifikasi oleh Shirley ::

Bahan2:
550 gram  Tepung tapioka, disangrai-- aku ganti dengan sagu
(setelah disangrai ambil 420 gram untuk adonan, sisanya untuk menaburi cetakan supaya nggak lengket)
8 lembar  Daun pandan, potong jadi 3 bagian
2 buah  Kuning telor (kalo ditimbang sekitar 40 gram)
170 gram  Gula halus
140 - 160 ml  Santan (disesuaikan kekeringan tepung)
1/8 sdt  Garam
Pewarna merah & tusuk gigi untuk menghias

Cara Membuat:
1) Sangrai tepung bersama dengan potongan2 daun pandan dalam wajan selama 75 menit menggunakan api kecil, hingga tepung menjadi sangat ringan, tepung sedikit menguning dan daun pandan menjadi crispy. Dinginkan.


2) Alasi loyang pendek dengan kertas roti atau silpat. Panaskan oven di suhu 160 °C.
3) Kocok kuning telor hingga mengembang, masukkan gula halus dan tambahkan 70-80 ml santan. Kocok hingga rata.


4) Ayak tepung ke atas baskom bersih. Masukkan adonan telor & gula halus.

5) Secara bertahap, masukkan sisa santan, aduk dengan tangan sampai adonan menjadi homogen dan cukup kokoh untuk dicetak, tidak terlalu kering ataupun terlalu basah.

6) Beri sedikit tepung pada cetakan (bisa menggunakan kuas), ambil segumpal adonan, masukkan ke dalam cetakan dengan diberi tekanan secukupnya saja (jika terlalu padat, kukis akan menjadi keras, lengket dan susah dikeluarkan dari cetakan). Dengan bantuan sebuah pisau, buang kelebihan adonan. Ketukkan cetakan ke atas loyang sehingga adonan terlepas. Rapikan. Ulangi sampai semua adonan habis.

Catatan: jika takut adonan menjadi terlalu kering, tutupi dengan serbet bersih yang sudah dilembabkan dengan sedikit air.

8) Panggang selama ± 25 menit (bergantung ketebalan kukis). Dinginkan di rak kawat. Setelah dingin, beri sedikit pewarna merah untuk hiasan.  Simpan dalam toples yang tertutup rapat.




Catatan dari penulis resepnya (diterjemahkan bebas):
1) Jika tidak punya cetakan khusus untuk bangket, gilas adonan setebal 1 hingga 1,5 cm lalu cetak dengan cookies cutter. Semakin tebal, waktu panggang semakin lama.
2) Sisakan sedikit santan dan tambahkan ketika adonan menjadi kering (saya menyisakan 10 ml untuk batch yang terakhir, selain juga dengan menutupkan serbet lembab di atas adonan).
3) Jangan mengurangi waktu sangrai supaya rasa "mentah" dari tepung benar2 hilang (oops, me bad!)
4) Beda oven beda perilaku. Gauli oven Anda. Tes kukis dengan menggigitnya. Kalo belum matang, lanjutkan memanggang sebentar, lalu cek lagi. Bagian dalamnya harus matang benar tanpa ada bagian yang masih empuk (adonan yang belum matang).


Update per 19 November 2010:
Ahhh, ternyata laporanku diterima oleh para host KBB # 20 yang ceria. Di bawah ini tanda lulusnya. Terima kasih banyak yaaaa.


Paiton, 18 November 2010

Saturday, November 13, 2010

Ihutilinanga - A Dish from Gorontalo

This morning hubby browsed through our Yasaboga recipe book and pointed one specific dish: Ihutilinanga. Never tried this before, but eggplant has always been our favorite.

I browsed the internet and found that this dish is a specialty of Gorontalo. The main ingredients are eggplant (of course), coconut milk and chilly. The taste is somewhere between balado and scramble egg. Very greasy, yet sinfully yummy. Oh my my....

Since the eggplant will become tender, you can easily strip the meat from the skin and hide it in the egg. The kids won't even notice :)  Our professional tester, Naomi, tasted this and decided that she loved it :)) (st)

IHUTILINANGA
:: Original recipe by Yasaboga ::


 
Ingredients:
4 each  Eggplant (terong), diagonally sliced about 2-3 cm
2 each  Tomatoes (tomat), cut in small cubes
2 each  Eggs (telur), whisk lightly
4 each  Red cayenne peppers (cabe keriting), sliced thin
6 each  Peeled Shallots (bawang merah kupas), sliced thin
200 ml  Thick coconut milk (santan kental) -- substitute: Kara 4 tbs + plain water until 200 ml
Cooking oil (minyak goreng)
1 tsp  Salt
Optional: 
1 tsp  Sugar
1 cube  Chicken bouillon (kaldu bubuk)

Ground:
3 each  Bird's eye chillies (cabe rawit)
1-2 each  Red cayenne peppers (cabe keriting) 

Directions:
(1) Deep fry eggplants until golden brown. Put them on kitchen towel to reduce the amount of oil. Then, transfer them to a plate.
(2) Heat 3 tbs of cooking oil, toast shallots and sliced chillies until fragrant (be prepared, the hot steam and smell may make you cry!).
(3) Add ground chillies, tomatoes, salt, sugar and chicken bouillon. Stir well.
(4) Add eggs, wait until it has thicken, that add coconut milk. Wait until boiled.
(5) Pour on the eggplants.

Cara Membuat (in Bahasa):
(1) Goreng terong hingga matang. Taruh di atas tissue (atau serok) supaya minyaknya turun. Pindahkan / tata di atas piring datar.
(2) Panaskan 3 sdm minyak goreng, tumis bawang merah dan cabe iris sampai harum & layu (awas, uapnya bisa membuat air mata bercucuran!)
(3) Masukkan cabe giling, tomat, garam, gula dan kaldu bubuk. Aduk2.
(4) Masukkan telur, biarkan mengental, masukkan santan. Biarkan mendidih.
(5) Tuang telur ke atas terong yang sudah disusun. Siap dihidangkan.

Paiton, 13 November 2010

Friday, October 16, 2009

Rendang Daging Perdana



Rendang adalah masakan resmi hari raya untuk kakak iparku yang di Jakarta (abang iparku adalah pria Minang so wajar sekali kalo rendang bikinan kakak top banget) dan ibu mertua di Pematang Siantar (di kampung beliau, rendang dimasak dengan santan yang diperas dari buah pohon kelapa milik sendiri, dimasak di atas tungku kayu bakar). Jika makan di warung padang, ketimbang disiram kuah santan aku lebih suka nasi dibubuhi bumbu rendang plus sambel ijo, sayur nangka dan rebusan daun singkong. Hmmm.... rendang memang top!

Memang aku lebih suka baking daripada cooking tapi sekali-kali memasak asyik juga. Apalagi kalo yang dimasak adalah menu kesukaan keluarga. Pilihanku kali ini adalah: rendang daging.
Resep di bawah ini aku contek dari blognya Dewi Anwar (thanks ya Uni). I have complete faith pada resep2 yang disharing oleh para subo NCC karena dari pengalaman rasa tidak pernah mengecewakan.

Proses memasaknya kusengaja menggunakan cara manual tanpa alat (kecuali saat menggiling bumbu karena takut tangan jadi kepanasan kena cabe). Tanpa blender untuk membuat santan, tanpa panci presto. Kayaknya lebih afdol kalau kali pertama dibuat dengan cara manual, biar lebih "menderita" hehehe. Aku perlu waktu 1 jam hanya untuk mengukur kelapa, plus 3 jam untuk mengaduk-aduk rendang sampai santannya mengeluarkan minyak dan mengering. Benar2 labor intensive ya hehe. Wajan nggak pernah kutinggal lama-lama karena takut dagingnya jadi gosong dan lengket ke kuali.

Hasilnya: sekilo rendang daging yang enakk. Memang tidak pedas karena di bumbunya tidak aku masukkan cabe rawit. Hubby dan Naomi sibuk mencuil-cuili rendang ini tiap kali berjalan mendekat ke meja makan. Asisten yang kuminta mencicipi matanya membesar ketika mengunyah sepotong daging rendang. "Enak, Bu."

Buat yang pengen ikut mencoba, silakan lihat resepnya di bawah ini ya. (st)


RENDANG DAGING
:: Resep: Dewi Anwar ::




Bahan2:

1 kg Daging gandik tanpa lemak, potong menjadi 25-28 bagian, cuci bersih dan tiriskan
3 butir Kelapa tua, buat santan kental (2-3 kali perasan dengan air hangat kuku, kira-kira 1800 cc)

Bumbu A - dihaluskan:

20 butir Bawang merah
10 butir Bawang putih
Seibu jari (= 6cm) Jahe
1 ons Cabe merah besar giling
1 sdt Merica putih
Jika suka pedas, tambahkan beberapa buah cabe rawit

Bumbu B:

Seibu jari lengkuas (laos), digeprek
3 batang Sereh, geprek bagian putihnya
3 buah Bunga pekak (bunga lawang, bentuknya seperti bintang)
5 lembar Daun jeruk
3 lembar Daun salam
2 lembar Daun kunyit, disobek2
Paling bagus jika menggunakan bumbu-bumbu yang masih segar, belum kering

Bumbu C - pelengkap:

1 sdm Kelapa serundeng (kelapa diparut memanjang, digongseng tanpa minyak sampai coklat, giling halus sampai keluar minyaknya)
1 sdm (kira2 25 gram) Hati sapi rebus, giling halus --> wajib ada
1 sdm Air asam
2 sdt Garam (atas sesuai selera)
1 sdm Gula (atau sesuai selera)

Cara membuat:

1) Ungkep daging dengan bumbu A (beri air sedikit saja), biarkan hingga air daging keluar. Terus ungkep sampai air kering (gunakan api kecil).

2) Tuang santan, masukkan bumbu B, aduk rata. Aduk santan dengan gerakan menimba hingga mendidih, jaga supaya tidak pecah. Gerakan menimba akan mencegah santan pecah.

Catatan: ketika mulai mengungkep daging, di panci terpisah aku merebus santan dengan api yang kecil sekali. Santan terus diaduk-aduk dan dibubuhi seujung sendok teh garam. Dari pengalaman, santan mentah rawan sekali menjadi kecut. Dengan cara ini rasa santan tidak berubah dan tidak mudah pecah ketika dimasak. Setelah santan mendidih, lanjut ke langkah 2.

3) Kecilkan api, masak hingga santan mengeluarkan minyak (warnanya kuning seperti mentega leleh atau minyak goreng di masakan bali).

4) Masukkan bumbu C termasuk garam dan gula. Cicipi dan koreksi sampai rasanya pas.

5) Masak terus sambil sekali-sekali diaduk supaya tidak lengket sampai rendang berdedak dan berwarna coklat (kira-kira 1 jam untuk 1 kg daging).

Selamat mencoba!

Paiton, 16 Oktober 2009

Tuesday, July 7, 2009

Lumpia Basah Isi Rebung ala Semarang

Dulu sewaktu pelanggan minta dibuatkan lumpia, aku sempat menolak dengan alasan susah mencari rebungnya. Ketika pelanggan yang sama meminta dibuatkan lumpia di kesempatan yang berbeda, masak mau ditolak lagi. OK deh, aku buatkan.

Mencari resep lumpia yang bisa diandalkan terus terang bikin deg-degan. Referensinya sedikit, keakuratan juga masih diragukan. Soalnya kalo ternyata nggak enak, stok rebungnya minim so harus nyari rebungnya lagi di tempat yang jauhhh. Di pasar tradisional dekat rumah bambu muda ini tidak selalu ada, jadi kalau mau beli harus pesan ke pasar di Probolinggo yang jaraknya 45 km. Tiba-tiba aku ingat Hanna, teman NCCer Surabaya yang koleksi buku masakannya rapi dan lengkap banget. Pasti dia tahu resep lumpia yang enak, lha wong Semarang asli jeh.

Ternyata betul. Malahan ini salah satu produk andalan beliau. Ibu yang baik hati ini memberi bocoran resep lengkap dengan tips dan triknya. Berkat semua sharing ilmu itu, proses pembuatan berjalan dengan lancar. Misalnya tentang cara bagaimana menghilangkan bau pesing pada rebung. Ternyata nggak rumit kok sodara2, cukup gunakan tawas, rebus, bilas. Hasilnya, rebung yang masih memiliki aroma khas rebung minus bau pesingnya. Hebat yaa!

Karena Hanna biasa pakai adonan kulit jadi dari Toko Chiko, untuk kulitnya aku browsing lagi dan nemu resep dari blognya Astri Nugraha. Atli, pamit mengutip resep kulit lumpia dan saos tauco manisnya ya. Kulit lumpia ala Astri ini warnanya lebih kuning dibanding kulit yang dijual di pasar/ toko dan lebih lama empuknya.

Ada kecelakaan kecil waktu menaruh adonan isi, ujung2 rebung yang masih tajam bikin beberapa kulit jadi sobek, padahal adonan isi sudah didinginkan benar sesuai dengan pesan Hanna. Akhirnya adonan rebung dirajang lagi supaya potongannya lebih kecil-kecil. Beres deh, selamat semua sampai lipatan lumpia yang terakhir.

Bagaimana hasil akhirnya? Yuhui, endang gulindang alias enak pol! Ada beberapa buah yang digoreng juga, ternyata sama enaknya dengan yang lumpia basah. Rasa udang dan ebinya berpadu dengan rebung yang enak kres-kres, dimakan dengan saos coklat dan ceplusan lombok, mmmmh. Ini sambil ngetik ngiler sendiri sampe keyboard jadi basah hehe.

Dengan seizin yang empunya, aku sharing resep lumpia basahnya di bawah ini. (st)


LUMPIA BASAH
Original recipe by Hanna Keluarga Cinta
Modified by Shirley Dapur Solia




Bahan-bahan:

Bahan Kulit:

220 gram Tepung terigu protein rendah
120 gram Tepung beras
200 gram Telur utuh (kurang lebih 4 butir, memanfaatkan sisa stok putih telur juga bisa)
700 ml Air
150 ml Minyak goreng
1 sdt Garam
1 sdt Kaldu ayam bubuk

Bahan Isi:

1 kg Rebung, rajang halus / cincang kasar, rebus dengan tawas, bilas, rebus dengan air bersih 2 kali sampai bau pesingnya hilang, tiriskan
5 buah Bawang putih, cincang
3 buah Telur ayam utuh, beri garam sedikit, jadikan scrambled egg
100 gram Dada ayam, rebus, cincang halus
200 gram Udang utuh, bersihkan, potong tiap ekor menjadi 2-3 bagian
25-30 gram Ebi, rendam dengan air panas, ules halus
4 sdm Kecap manis
2 sdt Garam (atau sesuai selera)
2 sdm Gula pasir (atas sesuai selera)
1 sdt Merica (atau sesuai selera)
1-2 sdm Saos tiram
4 sdm Minyak goreng
Air sedikit

Bahan Saos:

* Versi I menggunakan gula merah cair saja


Gula merah
Air
Bawang putih cincang
Garam
Maizena

* Versi II menggunakan tauco

1 sdm Minyak goreng
5 siung Bawang putih, haluskan
10 sdm Tauco manis, haluskan
2 sdm Saos tomat
2 sdt Gula pasir
1/2 sdt Merica bubuk
1/2 sdt Garam
250 ml Air
2 sdm Maizena, larutkan dengan 4 sdm air

Lain-lain:
Lombok rawit
Bawang daun yang kecil batangnya, bersihkan


Cara Membuat:
Kulit:
1) Campur terigu, tepung beras dan telur hingga agak rata. Masukkan air, garam, kaldu bubuk, minyak goreng, aduk sampai tercampur dan halus. Saring jika ada grindilan yang tidak diinginkan.
2) Panaskan wajan dadar teflon ukuran 20cm, masukkan 1 sendok sayur adonan, buat menjadi dadar yang tipis.

Isi:
3) Tumis bawang putih dan merica dengan sedikit minyak hingga harum.
4) Masukkan ebi, udang dan ayam cincang, masak hingga berubah warna.
5) Masukkan rebung.
6) Bumbui dengan kecap, garam, gula. Masukkan air (sedikit saja, ± 1/2 cup, supaya tidak gosong dan lengket ke wajan dan membantu bumbu meresap).
7) Masukkan scrambled egg
8) Tambahkan saos tiram (sengaja saos tiram dimasukkan belakangan karena jika kena minyak goreng terlalu lama akan ada aroma sangit)
9) Aduk rata, tutupi dengan tutup wajan / panci, biarkan. Sesekali buka tutupnya dan aduk2. Tes cicip. Biarkan sampai air habis dan bumbunya meresap, matikan kompor.
10) Dinginkan sebelum dipakai (jika dipakaikan dalam keadaan panas, kulit lumpia akan pecah/ robek)

Saos:
Versi I:
11) Hancurkan gula merah, beri sedikit air hingga gula mencair. Saring.
12) Jerang lagi gula merah cair, masukkan cincangan bawang putih, bubuhi garam sampai asinnya pas sesuai selera
13) Kentalkan dengan maizena.

Versi II:
- Panaskan minyak, tumis bawang putih sampai harum, masukkan tauco, saos tomat, gula pasir, merica, garam sampai mendidih. Masukkan larutan maizena, aduk hingga mengental

Penyelesaian:
14) Masukkan 2-3 sdm adonan isi, lipat kulit lumpia seperti amplop (dari pengalaman, paling bagus lipat sisi kiri dan kanannya, lalu gulung)
15) Hidangkan dengan cabe rawit, saos coklat dan bawang daun yang sudah dibersihkan
16) Jika memungkinkan, simpan sisa lumpia yang belum dimakan di wadah yang agak berhawa supaya tidak keringatan (misal di besek)

Catatan (revised on 8 Jul 2009):
Satu kilo rebung bisa menghasilkan 25-28 buah lumpia ukuran besar (adonan isi = 2 sdm munjung), atau 35 buah lumpia ukuran mini. Jika akan dijual, timbang adonan isi terlebih dahulu untuk menentukan berapa berat adonan isi yang diinginkan. Jika kurang dari kebutuhan, tambahkan scrambled egg.

Sumber ide:
1) Resep Keluarga Cinta
2) Resep Keluarga Nugraha


Paiton, 7 Juli 2009
Shirley
Email: dapur.solia@gmail.com
YM: shirleythe_24may1975
Google Talk: shirley.theresia
Phone: 0811354270

* only hours from the election day

Saturday, June 20, 2009

Sosis Solo

Pertama dengar istilah sosis solo dari milis. Sempat mikir, kayak apa sih tampangnya. Lalu sewaktu menjaga hubby sewaktu sakit, aku mencoba nasi pecel di pecel di depan RS. Eh, ada susu kedelai dan sosis solo hangat. Enak ya ternyata!

Resep di bawah ini dipopulerkan oleh Pak Sahak Pribadi, seorang praktisi kuliner di Jakarta. Belum pernah bertemu langsung, cuman pernah bertukar email sewaktu menanyakan tips membuat kulit amris yang oke. Konon resep ini sudah banyak menjadi andalan NCCer, khususnya mereka yang membuka cafe atau menerima pesanan penganan kecil.

Sosis solo ini pengerjaannya menyerupai risoles hanya saja kulitnya tidak dibalur dengan tepung panir, cukup kocokan telur saja. Untuk membuat kulit sosis yang cukup tipis, pastikan adonannya tidak terlalu kental (tambahkan santan cair sedikit2 -- tiap 2 sdm -- jika adonan terlalu kental). Kulit yang tebal akan menyulitkan kita dalam proses pelipatan karena mudah robek.

Resep berikut sudah dicoba dan menuai pujian dari penikmatnya. Isi akhir pekan Anda dengan membuat sosis solo ini. Masukkan sosis solo yang belum digoreng ke dalam freezer, sebagai cadangan jika sewaktu2 ada tamu datang bertandang, tahan hingga satu minggu. (st)


SOSIS SOLO
:: Recipe by Sahak Pribadi ::




Bahan-bahan:
Bahan Kulit:

300 gram Tepung terigu protein rendah
4 butir Telur utuh
30 gram Margarin, cairkan
1 sdm Gula
400 cc Santan cair (kurang lebih, penggunaan sesuai kekentalan adonan)

Bahan Isi:
300 gram Ayam giling
2 buah Bawang merah, haluskan
1 buah Bawang putih, haluskan
½ sdt Merica
2 sdm Gula pasir
1 sdt Garam
2 buah Chicken powder / Maggi blok
1 sdm Margarin (untuk menumis)
100 cc Santan cair

Bahan untuk Penyelesaian:
2 butir Telur, kocok lepas (bisa juga memanfaatkan sisa putih telur)
Minyak goreng secukupnya

Cara Membuat:
- Isi
1) Tumis bawang putih hingga harum, cemplungkan bawah merah, lalu masukkan ayam.
2) Bumbui dengan merica, garam, gula, chicken powder, dan santan hingga matang dan mengering.

- Kulit

3) Campur telur, tepung, garam, gula, aduk hingg rata
4) Masukkan santan cair sampai diaduk hingga halus (jika perlu, saring untuk menghilangkan gerindilan)
5) Tuang mentega cair, lalu aduk hingga licin
6) Dadar (lihat tips di bawah)

- Penyelesaian
7) Ambil selembar dadar, isi dengan adonan isi sebanyak 1 sdm, lalu gulung (jika dikerjakan dalam keadaan kulit masih hangat, kita tidak memerlukan putih telur untuk "mengelem")
8) Simpan dalam kulkas selama 1 jam
9) Celup dalam kocokan telur
10) Goreng hingga matang.
Hasil: 25 buah


Tips: - Gunakan wajan dadar teflon diameter 12 cm untuk menghasilkan sosis solo yang kecil. Gunakan wajan dengan diameter yang lebih besar (16cm) jika ingin menghasilkan sosis solo seukuran risoles. - Selalu panaskan wajan terlebih dahulu, baru tuang adonan. Jika panasnya cukup, maka adonan tersebut akan langsung mengulit. Jika terlalu panas, angkat dulu dari api sambil tetap diputar2 supaya adonan memenuhi seluruh dasar wajan baru kembalikan ke atas kompor untuk mematangkan. - Gunakan sendok sayur yang sama untuk menghasilkan kulit dengan lebar yang konsisten. Sosis kecil = 3/4 sendok, sosis besar = 1 sendok penuh.

Paiton, 20 Juni 2009

Sunday, May 10, 2009

Itak Gurgur


Rasanya biasa saja. Bahannya pun super sederhana. Namun cara membuat dan bentuk akhirnya yang istimewa. Coba deh perhatikan gambar di atas. Nggak perlu bertanya-tanya bentuk cetakannya karena kita cukup menggunakan cetakan alami: tangan.


Kata gurgur terjemahan bebasnya adalah "mendidih". Itak gurgur ini disajikan mentah dan dimaksudkan sebagai makanan untuk menyemangati si penerimanya. Mau coba? Resepnya adalah sebagai berikut.


ITAK GURGUR
:: Dituturkan oleh Oppung Imanuel boru Sihotang ::




Bahan:

2 gelas Beras putih
¼ butir Kelapa yang agak muda, diparut
100 gram Gula pasir (atas sesuai selera)

Cara membuat:

1) Rendam beras dengan air selama 1-2 jam, tiriskan & keringkan, lalu tumbuk dengan lesung & alu, ayak.
2) Campur tepung beras dengan kelapa parut dan gula.
3) Kepal-kepal membentuk cap tangan. Hasil jadi: 12-14 potong.
4) Jika tidak habis, kukus sisa itak di dandang lalu makan apa adanya atau dengan parutan kelapa.

Paiton, 10 Mei 2009
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...